DISUSUN OLEH :
NAMA : Syaza
NIM : 1714301044
1
2019/2020
1. KONSEP FARMAKOLOGI
1.1 Perbedaan Farmakologi dan Terapi Obat
Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara obat dengan
makhluk hidup. Sedangkan terapi obat atau pengobatan adalah remediasi
masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis..Orang yang melakukan terapi
disebut sebagai terapis.
2
reseptor. Ada juga pemberian obat inhalasi melalui hidung dan secara setempat
seperti melalui kulit atau mata.
1.7 Peran Kolaborasi Dokter, Apoteker, Asisten Apoteker dalam Prinsip Pemberian
Obat
Kolaborasi dokter dan apoteker sangat penting dalam suatu pemberian pengobatan
kepada pasien.Kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang
memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.Agar hubungan kolaborasi dapat
optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
b. Tablet : Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa
cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan
mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan.
Sifat : Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.Tidak tepat untuk :
Obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan, Obat yang
bersifat iritatif.
4
5. Tablet hipodermik. Tablet yang diproduksi dengan bahan-bahan yang
mudah larut dalam air. Contoh: atropin sulfat.
6. Tablet sublingual. Tablet yang diminum dengan cara diletakan dibawah
lidah. Contoh: nitrogliserin.
7. Tablet bukal. Tablet yang diminum dengan cara meletakan obat di antara
pipi dan gusi. Contoh: progesteron.
8. Tablet salut,
9. Tablet effervescent. Sediaan obat berbentuk tablet yang akan berbuih jika
terkena cairan, biasanya disimpan ditempat tertutup untuk menjaga
kelembabannya. Contoh: Redoxon.
10. Tablet diwarnai coklat. Bentuk sediaan obat yang dilapisi dengan oksida
besi, warna coklat ini didapatkan dari oksida besi. Contoh: Sangobion.
11. Chewable tablet. Tablet yang cara pemakaiannya harus dikunyah agar
meninggalkan efek enak di rongga mulut. Contoh: Antasida, fitkom.
12. Tablet hisap. Bentuk sediaan tablet yang diminum dengan cara dihisap
untuk pengobatan di rongga mulut dan tenggorokan. Contoh: FG Troches,
Ester C, dan lain-lain.
c. Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat
dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang
umumnya terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari
isinya.
Cara mengenal kerusakan : Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat
dari adanya perubahan warna, berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet
pecah/retak, timbul kristal atau benyek.
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang
sejuk dan terlindung dari sinar matahari.
Ada 2 jenis kapsul :
1) Kapsul Lunak (Soft Capsule): Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan
obat dalam minyak.
2) Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan obat yang kering.
6
b. Injeksi : Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan
atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
c. Vaginal Dosage Form : Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat,
setengah padat yang cara penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat
khusus) dimasukkan kedalam liang vagina sedalam-dalamnya.
d. Suppositoria : Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
mengandung obat, cara penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah
satu rongga tubuh. Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria
rectal dan bertujuan untuk efek lokal atau sistemik, sedang yang dimasukkan
vagina disebut ovula, untuk efek local.
7
semprot hidung obat narkotik kokain, biasanya digunakan dengan cara
mengisap.
3) Intratekal/intraventrikular
4) Topikal: Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat
diinginkan untuk pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk
krem secara langsung pada kulit.
5) Transdermal
3.3 Rute Pemberian Obat Ditentukan Oleh Efek Sistemik dan Lokal
Disamping faktor formulasi, cara pemberian obat turut menentukan kecepatan dan
kelengkapan resorpsi. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemis
(diseluruh tubuh) atau efek lokal (setempat), keadaan pasien dan sifat-sifat fisiko-
kimiawi obat dapat dipilih banyak cara untuk memberikan obat.
1. Efek sistemis (diseluruh tubuh)
a. Oral : obat yang di masukan dari mulut
b. Sublingual : obat yang dikonsumsi dengan obat di letakan di bawah lidah
c. Bucal : obat yang dikonsumsi dengan letakan obat dirongga pipi.
d. Injeksi : Subkutan (hipodermal);Intrakutan;intramuscular;Intravena;Intra-
arteri;Intralumbal
e. Implantasi subkutan
2. Efek lokal(setempat)
a. Intranasal
b. Intra-okuler atau intra-aurikuler (dalam mata dan telinga)
c. Inhalasi (intrapulmonal)
d. Intravaginal
e. Kulit (topical)
8
Sublingual 1. Pemakaian bisanya hanya
(SL) untuk seseorang yang
1. Proses absorpsi cepat, langsung pingsan
pada vena mukosa 2. Dapat merangsang mukosa
2. Bentuk kecil tidak ribet diletakkan mulut
pada bawah lidah atau pipi 3. Harus larut lemak
4. durasi kerja obat singkat
9
Inhalasi 1. Harus berupa gas, vapor,
atau aerosol.
1. Kerja segera pada paru dan saluran 2. Obat dimaksudkan pada
10
kanal hidrofilik bersama air.Kini telah ditemukan kanal selektif untuk ion-ion
Na,K,Ca.
Transport obat melintasi endotel kapiler terutama melalui celah-celah antar
sel,kecuali di susunan saraf pusat(SSP).Celah antar sel endotel kapiler demikian
besarnya sehingga dapat meloloskan semua molekul yang berat molekulnya kurang
dari 69.0000(BM albumin).Yaitu semua obat bebas termasuk yang tidak larut dalam
lemak dan bentuk ion sekalipun.Proses ini berperan dalam absorpsi obat setelah
pemberian parental dan dalam filtrasi lewat membran glomerulus di ginjal
Efek samping beberapa obat dapat timbul jika dikonsumsi dalam jangka waktu
yang lama. Contohnya penggunaan parasetamol dosis tinggi pada waktu lama
akan menyebabkan hepatotoksik atau penggunaan kortikosteroid oral pada jangka
waktu lama juga dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius seperti
moonface, hiperglikemia, hipertensi, dan lain-lain.
Penatalaksanaan
Tindakan emergensi:
14
1. Airway: Bebaskan jalan nafas, kalau perlu dilakukan intubasi.
2. Breathing :Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontan
atau pernapasan tidak adekuat.
3. Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi
jaringan.
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan
harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 6 benar, yaitu:
1. Benar Klien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis Obat
15
4. Benar Waktu Pemberian
5. Benar Cara Pemberian (rute)
6. Benar Dokumentasi
6.2 Peran Kolaboratif Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi
Tujuan pengorganisasian farmakologi adalah agar dokter dan perawat dapat
memiliki dan menggunakan obat secara rasional dengan memperhatikan kemanjuran
dan keamanannya. Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang
aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis
yang diberikan diluar batas yang direkomendasikan.
Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling
penting, karena :
1. Perawat merupakan mata rantai terkhir dalam proses pemberian obat pada
pasien.
2. Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa
obat itu benar di minum oleh pasien.
3. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap
pengobatan. Misalnya : pasien sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum
obat tertentu.
4. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien
16
10. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat pada
tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.
11. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar
dengan mata.
12. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
13. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan kepada
yang bertanggung jawab.
14. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.
17