Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ANSIETAS ( KECEMASAN)

Disusun Oleh

Kelompok 1

1. Angga Yudandi 6. Jovani Agustina


2. Dani Novianto 7. Riska Anggraeni
3. Dola Nanda 8. Syaza
4. Iffa Nisrinitya 9. Zulhikmah Awalia
5. Ira Mariam

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN D-IV KEPERAWATAN

TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji& syukur kita haturkan kepada Allah Ta’ala,semesta alam. Shalawat dalam
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.,
kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang baik hingga hari hisab. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ANSIETAS(KECEMASAN)” ini guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Keperawatan Jiwa.

Makalah ini merupakan latihan dalam proses pembelajaran mahasiswa untuk


membiasakan menyusun makalah yang baik dan benar. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya dan saran tetap kami harapkan guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini, karena kami yakin makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.

Bandar Lampung

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ansietas ...................................................................................................... 3

2.2 Tanda dan Gejala Ansietas ........................................................................................... 3

2.3 Tingkatan Ansietas ........................................................................................................ 4

2.4 Faktor Predisposisi ......................................................................................................... 7

2.5 Faktor presipitasi ............................................................................................................ 8

2.6 Sumber Koping dan mekanisme koping ..................................................................... 9

2.7 Penatalaksanaan Ansietas............................................................................................. 10

2.8 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ansietas ................................................. 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada saat Anda merawat pasien seringkali pasien Anda mengeluh dada berdebar-debar,
keluar keringat dingin, tidak dapat tidur dan mengatakan tidak napsu makan. Pada saat
pemeriksaan fisik Anda mendapatkan tanda-tanda vital meningkat. Melihat kondisi
demikian tentu Anda dapat menyimpulkan bahwa pasien Anda pasti sedang mengalami
ansietas. Selanjutnya tentu Anda berfikir apa yang harus saya lakukan untuk membantu
pasien saya agar ansietasnya menurun?

Banyak ahli mendefinisikan mengenai ansietas. Berikut ini adalah salah satu definisi
dari ansietas seperti pengertian ansietas dari Stuart dan Laraia (2005) yang mengatakan
bahwa ansietas memiliki nilai yang positif. Karena dengan ansisetas maka aspek positif
individu berkembang karena adanya sikap konfrontasi (pertentangan), antisipasi yang
tinggi, penggunaan pengetahuan serta sikap terhadap pengalaman mengatasi
kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan
seseorang. Definisi lain tentang ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-
samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons. Seringkali
sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu.Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan terjadi
sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ansietas merupakan sinyal yang
menyadarkan/memperingatkan akan adanya bahaya yang akan datang dan membantu
individu untuk bersiap mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu ansietas ?
b. Bagaimana tanda dan gejala ansietas ?
c. Apa fakto presdiposisi dan prestipisasi pada ansietas?
d. Bagaimana penataklaksanaan ansietas?
e. Seperti apa asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas

1.3 Tujuan.
a. Memahami pengertian itu ansietas
b. Memahami apa saja tanda dan gejala ansietas
c. Mengetahui faktor presdiposisi dan prestipisasi pada ansietas
d. Mengetahui penataklaksanaan ansietas
e. Mengetahui seperti apa asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ansietas


Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi
(Videbeck, 2008). Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang
spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal
(Suliswati,2005).
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai
gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999). Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah respons emosi tanpa objek, berupa
perasaan takut dan kekhawatiran yang tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai
gejala sumatif yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
penderitaan yang jelas bagi pasien.
2.2 Tanda dan Gejala Ansietas

Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas


(Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.

3
2.3 Tingkatan Ansietas

Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik
individu melakukan koping terhadap ansietas.Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008)
ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan
panik.

1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu
memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak,
merasakan, dan melindungi diri sendiri.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut
a. Respons fisik
1) Ketegangan otot ringan
2) Sadar akan lingkungan
3) Rileks atau sedikit gelisah
4) Penuh perhatian
5) Rajin
b. Respon kognitif
1) Lapang persepsi luas
2) Terlihat tenang, percaya diri
3) Perasaan gagal sedikit
4) Waspada dan memperhatikan banyak hal
5) Mempertimbangkan informasi
6) Tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional
1) Perilaku otomatis
2) Sedikit tidak sadar
3) Aktivitas menyendiri
4) Terstimulasi
5) Tenang

4
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik :
1) Ketegangan otot sedang
2) Tanda-tanda vital meningkat
3) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
4) Sering mondar-mandir, memukul tangan
5) Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
6) Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
7) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif
1) Lapang persepsi menurun
2) Tidak perhatian secara selektif
3) Fokus terhadap stimulus meningkat
4) Rentang perhatian menurun
5) Penyelesaian masalah menurun
6) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional
1) Tidak nyaman
2) Mudah tersinggung
3) Kepercayaan diri goyah
4) Tidak sabar
5) Gembira
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut
a. Respons fisik
1) Ketegangan otot berat
2) Hiperventilasi
3) Kontak mata buruk
4) Pengeluaran keringat meningkat
5) Bicara cepat, nada suara tinggi
6) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan

5
7) Rahang menegang, mengertakan gigi
8) Mondar-mandir, berteriak
9) Meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif
1) Lapang persepsi terbatas
2) Proses berpikir terpecah-pecah
3) Sulit berpikir
4) Penyelesaian masalah buruk
5) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
6) Hanya memerhatikan ancaman
7) Preokupasi dengan pikiran sendiri
8) Egosentris
c. Respons emosional
1) Sangat cemas
2) Agitasi
3) Takut
4) Bingung
5) Merasa tidak adekuat
6) Menarik diri
7) Penyangkalan
8) Ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
1) Flight, fight, atau freeze
2) Ketegangan otot sangat berat
3) Agitasi motorik kasar
4) Pupil dilatasi
5) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
6) Tidak dapat tidur
7) Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
8) Wajah menyeringai, mulut ternganga

6
b. Respons kognitif
1) Persepsi sangat sempit
2) Pikiran tidak logis, terganggu
3) Kepribadian kacau
4) Tidak dapat menyelesaikan masalah
5) Fokus pada pikiran sendiri
6) Tidak rasional
7) Sulit memahami stimulus eksternal
8) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional
1) Merasa terbebani
2) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
3) Lepas kendali
4) Mengamuk, putus asa
5) Marah, sangat takut
6) Mengharapkan hasil yang buruk
7) Kaget, takut
8) Lelah

2.4 Faktor Predisposisi Kecemasan (Ansietas)


Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan
tersebut dapat berupa:
1. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis
yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara
realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang
berdampak terhadap ego.
5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.

7
6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola
mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons individu
dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat menekan neurotransmiter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang
bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

2.5 Faktor presipitasi Ansietas (kecemasan)


Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan
timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik yang
meliputi :
a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi
suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
a. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan tempat
kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas
fisik juga dapat mengancam harga diri.
b. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status
pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

8
2.6 Sumber Koping dan mekanisme koping
1. Sumber koping
Individu dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan menggunakan atau
mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal dan
interpersonal. Sumber koping diantaranya adalah aset ekonomi, kemampuan
memecahkan masalah, dukungan sosial budaya yang diyakini. Dengan integrasi
sumber-sumber koping tersebut individu dapat mengadopsi strategi koping yang
efektif (Suliswati, 2005).

2. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan
faktor utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu
sedang mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau
meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan
ringan, mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan,
tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan
orang lain, membatasi diri pada orang lain (Suliswati, 2005).

Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik


membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati (2005), mekanisme koping yang
dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu :
1) Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin
dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi
kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk
mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk
memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan
personal seseorang.

9
2) Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu
sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk
melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya
mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk
menilai penggunaan makanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak
adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut :
a. Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan
klien.
b. Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya
terhadap disorganisasi kepribadian.
c. Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan
klien.
d. Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.

2.7 Penatalaksanaan Ansietas

Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan


terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup
fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya
seperti pada uraian berikut :

1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :


a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka.
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-
obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka
yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.

10
3. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat
dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan
somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang
bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai
bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re-
konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan
untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika
kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi
stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan
dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan
stressor psikososial.

11
2.8 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ansietas
1. Pengkajian

Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala
atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan. Menurut Stuart dan
Sundeen (1995), data fokus yang perlu dikaji pada klien yang mengalami ansietas
adalah sebagai berikut :

a. Perilaku Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan


fisiologis dan perilaku yang secara tidak langunsg melalui timbulnya gejala atau
mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.
b. Faktor predisposisi
c. Faktor presipitasi
d. Sumber koping
e. Mekanisme koping

2. Diagnosa Keperawatan

Ansietas termasuk diagnosa keperawatan dalam klasifikasi The North American


Nursing Diagnosis Association (NANDA) (Nurjannah, 2004), faktor yang
berhubungan :
a. Terpapar racun
b. Konflik yang tidak disadari tentang nilai-nilai utama atau tujuan hidup.
c. Berhubungan dengan keturunan atau hereditas.
d. Kebutuhan tidak terpenuhi
e. Transmisi interpersonal
f. Krisis situasional atau maturasional
g. Ancaman kematian
h. Ancaman terhadap konsep diri
i. Stress
j. Substance abuse
k. Perubahan dalam : status peran, status kesehatan, pola interaksi.
l. Fungsi peran
m. Lingkungan status ekonomi

12
Sedangkan menurut Suliswati (2005), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada klien dengan ansietas adalah :
a. Panik berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan gagal
mengambil keputusan.
b. Kecemasan berat berhubung dengan konflik perkawinan.
c. Kecemasan sedang berhubungan dengan tekanan finansial.
d. Ketidakefektifan koping individu berhubung dengan kematian saudara.

3. Intervensi

Untuk menetukan intervensi keperawatan, maka terlebih dahulu disusun NOC


(Nursing Outcome Classification) dan NIC (Nursing Intervensi Classification),
adapun NOC dan NIC untuk ansietas, adalah sebagai berikut:

NOC (Nursing Outcome Classification)


Nursing Outcome Classification (NOC) pada ansietas terdiri dari ansietas kontrol dan
mekanisme koping, yaitu sebagai berikut :
Ansietas kontrol, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
sering, konsisten), dengan indikator :
a. Monitor intensitas kecemasan
b. Menyikirkan tanda kecemasan
c. Mencari informasi untuk menurunkan kecemasan
d. Merencanakan strategi koping
e. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan
f. Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas
g. Melaporkan tidak adanya manifestasi fisik dan kecemasan
h. Tidak adaa manifestasi perilaku kecemasan
Koping, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering,
konsisten), dengan indikator :
a. Menunjukkan fleksibilitas peran
b. Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya
c. Melibatkan angoota keluarga dalam membuat keputusan
d. Mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosional
e. Menunjukkan strategi penurunan stress

13
NIC (Nursing Intervensi Classification)
Nursing Intervensi Classification (NIC) pada klien yang mengalami ansietas, terdiri
dari penurunan kecemasan dan peningkatan koping, seperti pada uraian berikut :
Penurunan kecemasan
a. Tenangkan klien
b. Berusaha memahami keadaan klien
c. Berikan informasi tentang diagnosa prognosis dan tindakan
d. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.
e. Gunakan pendekatan dan sentuhan
f. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan penurunan rasa takut
g. Sediakan aktifitas untuk menurunkan ketegangan
h. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas
i. Dukung penggunaan mekanisme defensive dengan cara yang tepat
j. Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan
k. Intruksikan kemampuan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
l. Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
Peningkatan koping
a. Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit
b. Hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi
c. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan
d. Sediakan informasi actual tentang diagnosa, penanganan dan prognosis
e. Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
f. Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat
g. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
h. Bantu pasien untuk mengidentifikasi startegi postif untuk mengatasi keterbatasan
dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran.

Tujuan Tindakan Keperawatan


1) Klien dapat mengenal ansietas

2) Klien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi

3) Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk


mengatasi ansietas.
4) Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun

14
Tindakan Keperawatan :
1) Membina hubungan saling percaya

2) Membantu klien mengenal ansietas


3) Mengajarkan teknik nafas dalam
4) Mengajarkan relaksasi otot
5) Melatih pasien prosedure hipnosis 5 jari
6) Memasukan kejadwal kegiatan harian klien

4. Evaluasi
1. Pasien dapat mengenal ansietas
2. Pasien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi:tarik nafas dalam dan
distraksi lima jari
3. Pasien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi
ansietas.
4. Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ansietas adalah kebingungan, ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi dengan
penyebab yang tidak jelas yang dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak
berdaya.Definisi ansietas menurut Stuart dan Laraia (2005) memiliki nilai yang positif,
karena individu akan berkembang karena adanya sikap konfrontasi (pertentangan),
antisipasi yang tinggi, penggunaan pengetahuan serta sikap terhadap pengalaman
mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu
kehidupan seseorang. Ansietasterbagi atas tiga tingkatan yaitu ringan, sedang, berat dan
panik. Ansietas ringan ditandai dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,
menyebabkan seseorang menjadi waspada, meningkatkan lapangan persepsi (persepsi
meluas), motivasi dan kreatitifas meningkat, mampu belajar dan memecahkan masalah
secara efektif.

Sementara tanda dan gejala kecemasan sedang adalah penerimaan rangsang dari luar
menurun, sangat memperhatikan hal yang menjadi pusat perhatiannya, lapangan persepsi
menyempit, dan belajar dengan pengarahan orang lain. Pada kecemasan berat ditandai
dengan lapangan persepsi sangat menyempit, pusat perhatian pada detail yang kecil
(spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain, perilaku bertujuan untuk meminta
pertolongan, dan memerlukan pengarahan yang lebih banyak untuk memfokuskan pada
area yang lain. Pada panik akan dijumapai tanda dan gejala individu sangat kacau, tidak
mampu bertindak, berkomunikasi, dan berfungsi secara efektif, aktivitas motorik
meningkat, kemampuan berhubungan dengan orang lain sangat menurun, individu tidak
dapat mengerjakan sesuatu tanpa pengarahan, dan tidak mampu berpikir secara rasional

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Diagnosa Keperawatan NANDA NIC-NOC (terjemahan)


2. Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
3. Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Aesculapius.
4. Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses
Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Yogyakarta : Penerbit
MocoMedia
5. Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta :
EGC.
6. Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC.
7. Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC

17

Anda mungkin juga menyukai

  • SAP Batuk
    SAP Batuk
    Dokumen5 halaman
    SAP Batuk
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kel. 3
    Makalah Kel. 3
    Dokumen15 halaman
    Makalah Kel. 3
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Prosdok 1
    Prosdok 1
    Dokumen32 halaman
    Prosdok 1
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Isi 2
    Isi 2
    Dokumen14 halaman
    Isi 2
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • KKN Bu Tum
    KKN Bu Tum
    Dokumen7 halaman
    KKN Bu Tum
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kel. 7
    Makalah Kel. 7
    Dokumen12 halaman
    Makalah Kel. 7
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Diet Metbolisme
    Diet Metbolisme
    Dokumen11 halaman
    Diet Metbolisme
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Wa0005
    Wa0005
    Dokumen10 halaman
    Wa0005
    Ayu Dima Cintia II
    Belum ada peringkat
  • LP Sistem Persarafan
    LP Sistem Persarafan
    Dokumen11 halaman
    LP Sistem Persarafan
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Konsep Manajemen Dan Kepemimpinan
    Konsep Manajemen Dan Kepemimpinan
    Dokumen31 halaman
    Konsep Manajemen Dan Kepemimpinan
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • (Fix) Pembagian Mentor PPSM Jurusan Keperawatan
    (Fix) Pembagian Mentor PPSM Jurusan Keperawatan
    Dokumen1 halaman
    (Fix) Pembagian Mentor PPSM Jurusan Keperawatan
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • LP Sistem Persarafan
    LP Sistem Persarafan
    Dokumen11 halaman
    LP Sistem Persarafan
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Mater
    Mater
    Dokumen46 halaman
    Mater
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Spia 2019-1
    Spia 2019-1
    Dokumen21 halaman
    Spia 2019-1
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Tipu Daya Butum
    Tipu Daya Butum
    Dokumen41 halaman
    Tipu Daya Butum
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • (Fix) Susunan Acara PPSM Jurusan Keperawatan Tahun 2019
    (Fix) Susunan Acara PPSM Jurusan Keperawatan Tahun 2019
    Dokumen2 halaman
    (Fix) Susunan Acara PPSM Jurusan Keperawatan Tahun 2019
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Aspek Pengkajian Keluarga
    Aspek Pengkajian Keluarga
    Dokumen8 halaman
    Aspek Pengkajian Keluarga
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Farmakologi
    Farmakologi
    Dokumen23 halaman
    Farmakologi
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Cover Psiko
    Cover Psiko
    Dokumen1 halaman
    Cover Psiko
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Diet Metbolisme
    Diet Metbolisme
    Dokumen11 halaman
    Diet Metbolisme
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Dwi Dewi Masitoh
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • SP RPK
    SP RPK
    Dokumen13 halaman
    SP RPK
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Jiwa
    Dokumen Jiwa
    Dokumen8 halaman
    Dokumen Jiwa
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Sap DBD
    Sap DBD
    Dokumen9 halaman
    Sap DBD
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Diet Metbolisme
    Diet Metbolisme
    Dokumen11 halaman
    Diet Metbolisme
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Frak Tur
    Frak Tur
    Dokumen16 halaman
    Frak Tur
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Biokimia Kelompok 4
    Biokimia Kelompok 4
    Dokumen25 halaman
    Biokimia Kelompok 4
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen24 halaman
    Kelompok 5
    Fadilla Yuwantri
    Belum ada peringkat