Anda di halaman 1dari 2

 

kedudukan pragmatik

Cruse (2000: 16) dalam Cummings (2007) mendefinisikan pragmatik sebagai


berikut:

Pragmatik dapat dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi (dalam


pengertian yang paling luas) yang disampaikan melalui bahasa yang (a)
tidak dikodekan dan konvensi yang diterima secara umum dalam bentuk-bentuk
linguistik yang digunakan, namun yang (b) juga muncul secara alamiah dari dan
tergantung pada makna-makna yang dikodekan secara konvensional
dengan konteks tempat penggunaan bentuk-bentuk tersebut [penekanan
ditambahkan].
Kemudian berikut merupakan definisi pragmatik berdasarkan ruang lingkup dibagi
menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

 Pragmatik merupakan studi tentang maksud penutur. Makna yang disampaikan


penutur dan ditafsirkan oleh pendengar.
 Pragmatik merupakan studi tentang makna kontekstual (siapa, di mana, kapan
dan bagaimana).
 Pragmatik merupakan studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang
disampaikan/ dikomunikasikan daripada yang dituturkan (studi pencarian
makna yang tersamar).
 Pragmatik merupakan studi tentang ungkapan dari jarak hubungan (kedekatan/
keakraban).
Selanjutnya, untuk melihat kedudukan pragmatik dalam linguistik, dapat dilihat
dari hubungan antara sintak, semantik dan pragmatik. (1) Sintak adalah studi
tentang hubungan antara bentuk-bentuk kebahasaan, bagaimana menyusun bentuk-
bentuk kebahasaan itu dalam suatu tatanan dan tatanan mana yang tersusun dengan
baik. (2) Semantik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik
dengan entitas di dunia, yaitu bagaimana hubungan kata-kata dengan sesuatu
secara harfiah. Semantik mengkaji makna (sense) kalimat yang bersifat abstrak dan
logis, selain itu semantik juga terikat pada kaidah (rule–governed). (3) Pragmatik
adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai
bentuk-bentuk itu. Pragmatik mengkaji hubungan antara makna ujaran dan daya
(force) pragmatiknya dan terikat pada prinsip (principle–governed).
Dengan kata lain, semantik mengkaji makna ujaran yang dituturkan, sedangkan
pragmatik mengkaji makna ujaran yang terkomunikasikan atau dikomunikasikan.
Selanjutnya, kaidah berbeda dengan prinsip berdasarkan sifatnya. Kaidah bersifat
deskriptif, absolut atau bersifat mutlak, dan memiliki batasan yang jelas dengan
kaidah lainnya, sedangkan prinsip bersifat normatif atau dapat diaplikasikan secara
relatif, dapat bertentangan dengan prinsip lain, dan memiliki batasan yang
bersinggungan dengan prinsip lain.
Selain kedudukan di atas pragmatik dan semantik memiliki hubungan yang unik.
Ketika posisi pragmatik sebagai ilmu, maka semantik (makna harfiah) berposisi di
bawah pragmatik atau semantik bagian dari pragmatik yang
disebut pragmatisisme. Dan apabila pragmatik menjadi bagian dari semantik
disebut semantisisme.
 

Sumber :

Chummings, Louise. Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner. Alih bahasa


oleh Eti Setiawati, dkk.   Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Dan catatan kuliah.

Anda mungkin juga menyukai