Mahasiswa mempunyai tugas besar yang harus diembannya, yaitu ikut andil dalam
mencerdaskan masyarakat. Mahasiswa merupakan sekelompok siswa yang tingkatannya
lebih tinggi dikarenakan mahasiswa berperan penting dalam perubahan di masyarakat.
Berbeda dengan siswa, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif di dalam ruang pembelajaran
untuk menginterpretasikan apa yang diketahuinya melalui opini yang di sampaikan. Sesuai
dengan julukan mahasiswa sebagai agent of changes, sepatutnya mahasiswa mampu memberi
perubahan untuk sekitarnya. Dalam suatu perubahan yang dibawa oleh mahasiswa,
budaya literasi tidak pernah lepas darinya.
Budaya literasi sangatlah penting diterapkan dalam lingkup pendidikan terutama lingkup
kampus yang pemikirannya sudah masuk dalam taraf kematangan. Dalam KBBI, literasi
merupakan kemampuan menulis dan membaca. Kemampuan tersebut harus diasah sejak dini.
Namun melihat perkembangan teknologi yang pesat, membuat mahasiswa sekarang menjadi
tersisihkan oleh suatu bacaan maupun tulisan. Mereka menganggap budaya literasi
merupakan budaya kuno atau yang mereka sebut dengan jadul.
Literasi bagi mahasiswa bermanfaat untuk penyusunan tugas akhir baik skripsi, tesis,
maupun disertasi. Tanpa kita membiasakan berliterasi kita akan kesulitan dalam penyusunan
tugas akhir tersebut dan akan membutuhkan seorang pendamping. Maka dari itu budaya
literasi dalam ranah mahasiswa sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup
mahasiswa dalam menempuh pendidikan.
Tingkat literasi pada suatu negara berpengaruh penting dalam wawasan suatu masyarakat
di negara tersebut dan berpengaruh untuk membangun kualitas suatu bangsa. Kualitas suatu
bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuannya, sedangkan kecerdasan dan
pengetahuan dihasilkan oleh seberapa ilmu pengetahuan yang didapat, sedangkan ilmu
pengetahuan didapat dari informasi yang diperoleh dari lisan maupun tulisan.
Indonesia termasuk dalam negara yang tingkatan literasinya rendah, itu terbukti bahwa
generasi sekarang lebih menyukai menonton televisi atau gadget daripada membaca buku.
Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) di 2006 menunjukkan 85,9 persen
masyarakat memilih menonton televisi daripada mendengarkan radio (40,3 persen) dan
membaca koran (23,5 persen). Dalam lingkup kampus, mahasiswa harus mempunyai
kemampuan berliterasi. Tanpa budaya literasi yang tidak ditumbuhkan dalam diri serasa sop
tanpa bumbu. Karena dengan literasi kita bisa mendapatkan pengetahuan lebih. Seperti
pepatah tanpa pengetahuan hidup serasa mati, tak tahu arah tujuan. Dengan adanya budaya
literasi, mahasiswa mampu mengasah daya kritis akan suatu masalah yang timbul di
lingkungan sekitar.