Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan : 04 ( Jumat, 14 Oktober 2022 )

Modul : 04

Rangkuman
Membaca untuk Menulis

Nama : Veronica Yohana Kezia

NIM : 121221128

Jurusan : AKUNTANSI Malam

Dosen : Kordia Habsah, M.Pd


PENGERTIAN MEMBACA
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan
lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri.
Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu:
•Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.
•Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal.
•Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.
Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis”.
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang
tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan
tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan
berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai
alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

/
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and
decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah
aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral
language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca
merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses
pembacaan sandi (decoding process).
Pengertian membaca dari berbagai pakar di Indonesia :
1. Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan
maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua”.
2. Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar
tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan
mengingat-ingat”.
3. DP. Tampubolon berpendapat bahwa “Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang
menjadi suatu kebiasaan”.

/
HAKIKAT dan PROSES MEMBACA
1. Hakikat Membaca
Bagi masyarakat yang hidup dalam babakan pasca industri, atau yang lazim disebut era sumber daya manusia, atau era
sibermatika, seperti sekarang ini, kemahiran membaca dan menulis atau yang lazim disebut literacy memang telah dirasakan
sebagai conditio sine quanon alias prasyarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sebagai sebuah bukti, konon para
ahli ekonomi telah membuat prakiraan bahwa kehidupan perekonomian mendatang akan menemukan sumber kekuatannya
pada kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan suatu sumber daya yang hanya ada pada manusia, yakni daya nalarnya. Sebab
daya nalar tersebut merupakan sumber utama yang dimiliki oleh manusia untuk berkreasi dan beradaptasi agar mereka
mampu memacu kehidupan dalam jaman teknologi yang semakin canggih dan berkembang ini. Hingga saat ini cukup
banyak pengertian atau definisi yang telah dikemukakan oleh para pakar tentang membaca. Dari berbagai pengertian dan
definisi membaca tersebut kita dapat mengklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Pengertian membaca yang ditarik sebagai interpretasi pengalaman membaca itu bermula dengan penemuan waktu dan
berawal dengan pengelolaan tanda-tanda berbagai benda (membaca itu berawal dengan tanda dan pertanda).
2. Definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari interpretasi lambang grafis; membaca merupakan upaya memperoleh
makna dari untaian huruf tertentu.
3. Definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari keduanya, yakni membaca merupakan perpaduan antara pengalaman
dan upaya memahami lambang-lambang grafis atau dari halaman bercetakan. Jika dihubungkan dengan masalah
pembelajarannya, setiap definisi-definisi membaca tersebut sudah barang tentu senantiasa berimplikasi. Sebagai seorang
guru atau calon guru kita perlu memahami implikasi-implikasi tersebut.
/
2. Membaca sebagai Proses
Membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu sintesis berbagai proses yang tergabung ke dalam
suatu sikap pembaca yang aktif. Proses membaca yakni membaca sebagai proses psikologi, membaca sebagai proses sensori,
membaca sebagai proses perseptual, membaca sebagai proses perkembangan, dan membaca sebagai proses perkembangan
keterampilan. Sebagai proses psikologi membaca itu perkembangannya akan dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya psikologi
pembaca, seperti intelegensi, usia mental, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, bahasa, ras, kepribadian, sikap, pertumbuhan
fisik, kemampuan persepsi, tingkat kemampuan membaca. Di antara faktor-faktor tersebut menurut Harris (1970), bahwa faktor
terpenting dalam masalah kesiapan membaca yaitu intelegensi umum.
Membaca sebagai proses sensoris mengandung pengertian bahwa kegiatan membaca itu dimulai dengan melihat. Stimulus
masuk lewat indra penglihatan mata. Setelah dilakukan pemaknaan atau pengucapan terhadapnya.
Membaca sebagai proses perseptual mengandung pengertian bahwa dalam membaca merupakan proses mengasosiasikan makna
dan interpretasi berdasarkan pengalaman tentang stimulus atau lambang, serta respons yang menghubungkan makna dengan
stimulus atau lambang tersebut.

/
JENIS – JENIS MEMBACA
1. Membaca berdasarkan Terdengar Tidaknya Suara Pembaca
Ditinjau dari terdengar dan tidaknya suara si pembaca pada waktu membaca, kita dapat membagi membaca menjadi dua
jenis yakni membaca dalam hati (silent reading) dan membaca nyaring atau membaca bersuara (oral reading or aloud
reading). Membaca nyaring merupakan proses pengkomunikasian isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain
(pendengar). Sedangkan membaca dalam hati merupakan proses membaca tanpa mengeluarkan suara. Yang aktif bekerja
hanya mata dan otak atau kognisi saja. Untuk menanamkan kemahiran kedua jenis membaca ini diperlukan adanya
proses latihan secara terencana dan sungguh-sungguh di bawah asuhan guru-guru profesional.
2. Membaca berdasarkan Cakupan Bahan Bacaan
Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, secara garis besar membaca dapat kita golongkan menjadi dua,
yaitu :
 Membaca ekstensif (extensive reading) program membaca secara luas, baik jenis maupun ragam teksnya dan
tujuannya sekadar untuk memahami isi yang penting- penting saja dari bahan bacaan yang dibaca dengan
menggunakan waktu secepat mungkin. Ada tiga jenis membaca, yakni membaca survei (survei reading), membaca
sekilas skimming), membaca dangkal (superficial reading).
 Membaca intensif (intensif reading) merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama.
Dalam membaca ini, Secara garis besar membaca intensif terbagi dua, yakni membaca telaah isi (content study
reading) dan membaca telaah bahasa I (linguistik study reading). Membaca telaah isi dibagi lagi menjadi membaca
telaah teliti (close reading), membaca pemahaman (reading for understanding). Membaca kritis (outical reading) dan
membaca ide (reading for ideas). Membaca telaah bahasa dibagi menjadi membaca bahasa asing (foreign language
reading) dan membaca sastra (literary reading).
ASPEK – ASPEK MEMBACA
1. Aspek sensori yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis Dalam membaca, pembaca harus harus
mampu menangkap sejumlah simbol tertulis yang dibaca dan menginterpretasikan simbol-simbol atau kata-kata yang
dibaca,dan di harapkan mampu memahami simbol bahasa yang berupa huruf, kelompok huruf dan kata Membaca
sebagai proses sensoris mengandung pengertian bahwa kegiatan membaca itu dimulai dengan melihat. Stimulus masuk
lewat indra penglihatan mata. Setelah dilakukan pemaknaan atau pengucapan terhadapnya. Pernyataan “membaca
sebagai proses sensoris” tidak berarti bahwa membaca merupakan proses sensoris semata-mata. Banyak hal yang
terlibat dalam proses membaca dan ketidakmampuan membaca bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang bisa bekerja
sendiri-sendiri atau secara serempak
2. Aspek afektif atau aspek emosi merupakan konsep yang menampakan aspek kognitif dari minat di tampilkan dari
sikap terhadap aktifitas yang diminati akan terbangun seperti aspek kognitif. aspek afektif dari pengalaman pribadi,
sikap orang tua, guru dan kelompok yang mendukung terhadap aktifitas yang diminati.seseorang yang memiliki minat
membaca yang tinggi akibat dari kepuasan dan manfaat yang didapat maka seseorang tersebut akan sangat fokus
terhadap aktifitas membacanya
3. Aspek skemata salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan membaca adalah skemata. Secara umum,
skemata dimaknai sebagai pengetahuan awal yang telah tersimpan dalam memori seseorang. Skemata merupakan
struktur pengetahuan abstrak yang disimpan secara hirarkis dalam otak (Pratiwi, 2001).
4. Aspek perseptual Membaca sebagai proses perseptual mengandung pengertian bahwa dalam membaca merupakan
proses mengasosiasikan makna dan interpretasi berdasarkan pengalaman tentang stimulus atau lambang, serta respons
yang menghubungkan makna dengan stimulus atau lambang tersebut.
MEMBACA CEPAT
Membaca cepat adalah kegiatan membaca yang mengutamakan kecepatan membaca dengan tidak mengabaikan
pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan.
Strategi membaca cepat dilakukan dengan tujuan untuk memahami intisari bacaan, bukan bagian-bagian
rinciannya yang detail.
Manfaat membaca cepat adalah sebagai berikut.
1. Untuk mencari informasi yang dibutuhkan dari sebuah bacaan secara cepat dan efektif
2. Menelusuri bahan/halaman buku dalam waktu yang singkat
3. Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu memerhatikan atau membaca bagian yang tidak
diperlukan.

Dua teknik dasar dalam membaca cepat yakni :


1. Menangkap dan mengenali kata
Dalam proses membaca, mata bertindak sebagai indra yang menangkap kata-kata dalam bahan bacaan. Kata-kata
tersebut kemudian dikirim ke otak untuk dikenali sebagai sebuah kosa kata, kelompok kata, maupun pemahaman
sebuah kalimat.
2. Mempercepat Gerakan Mata
Setelah Anda melatih kecepatan mengenali kata dengan akurat, sekarang kita akanmulai berlatih mempercepat
gerakan mata.
TERIMA KASIH
...

Anda mungkin juga menyukai