0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan10 halaman
Bab II membahas pengertian dan ciri-ciri membaca komprehensif. Membaca komprehensif adalah proses memahami isi bacaan secara menyeluruh dengan menghubungkan pengetahuan sebelumnya. Ciri-ciri membaca komprehensif meliputi mampu memahami ide pokok dan pendukung serta fakta dan opini dalam bacaan.
Bab II membahas pengertian dan ciri-ciri membaca komprehensif. Membaca komprehensif adalah proses memahami isi bacaan secara menyeluruh dengan menghubungkan pengetahuan sebelumnya. Ciri-ciri membaca komprehensif meliputi mampu memahami ide pokok dan pendukung serta fakta dan opini dalam bacaan.
Bab II membahas pengertian dan ciri-ciri membaca komprehensif. Membaca komprehensif adalah proses memahami isi bacaan secara menyeluruh dengan menghubungkan pengetahuan sebelumnya. Ciri-ciri membaca komprehensif meliputi mampu memahami ide pokok dan pendukung serta fakta dan opini dalam bacaan.
Samsu Somadayo (2011: 11) menyatakan membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami isi bacaan/teks secara menyeluruh. Menurut Syafi’ie (Samsu Somadayo, 2011: 9) membaca pemahaman adalah suatu proses membangun pemahaman wacana tulis. Proses ini terjadi dengan cara menjodohkan atau menghubungkan skemata pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan isi informasi dalam wacana. Pengetahuan dan pengalaman tersebut nantinya akan memudahkan pembaca dalam membentuk pemahaman terhadap wacana yang dibaca. Membaca pemahaman menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 58) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. Smith (Samsu Somadayo, 2011: 9) berpendapat, membaca pemahaman adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pembaca untuk menghubungkan informasi baru dengan informasi lama dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Selain menghubungkan informasi dengan pengetahuan baru pada bacaan, pembaca juga melakukan kegiatan memahami bacaan yang dapat diklasifikasikan menjadi pemahaman literal, interpretasi, kritis, dan kreatif. Nurhadi (1995: 340) menyatakan bahwa secara umum orang menyatakan membaca adalah suatu interpretasi simbol-simbol tertulis atau membaca adalah menangkap makna dari rangkaian huruf tertentu. Membaca adalah mengidentifikasikan simbol-simbol dan mengasosiasikannya makna. Membaca juga dapat diterjemahkan sebagai proses mengidentifikasi dan komprehensi yang menelusuri pesan yang disampaikan melalui sitem bahasa tulis. Aminuddin (2010: 15) mengemukakan bahwa membaca disebut sebagai kegiatan memberikan reaksi karena dalam membaca seseorang terlebih dahulu melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai representasi bunyi ujaran maupun tanda penulisan lainnya. Reaksi itu lebih lanjut terjadi kegiatan rekognisi, yakni pengenalan bentuk dalam kaitannya dengan makna yang dikandungnya serta pemahaman yang keseluruhannya masih harus melalui tahap kegiatan tertentu. Membaca bila dilihat berdasarkan keterampilan pembacanya diklasifikasikan menjadi membaca pemahaman, membaca ekstensif, dan membaca cepat. Sedangkan secara praktis, membaca juga dapat dibedakan menjadi membaca lisan dan membaca dalam hati (Aleka A dan Achmad, H.P 2010: 77). Dalam memahami suatu bacaan yang paling tepat adalah menggunakan membaca dalam hati (H.G. Tarigan, 1985: 10). Membaca dalam hati sendiri dapat diklasifikasikan seperti berikut. 1. Membaca ektensif Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas, bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan singkat dan cepat. Broughton (H.G. Tarigan, 1985: 31) menyebutkan yang termasuk dalam membaca ekstensif adalah membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. 2. Membaca intensif Membaca intensif merupakan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. Membaca intensif dibagi menjadi membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi itu sendiri terbagi menjadi membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide (H.G. Tarigan, 1985: 39). Membaca telaah bahasa sendiri meliputi membaca bahasa asing dan membaca sastra. Rubin (Samsu Somadayo, 2011: 7) mengungkapkan bahwa membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Pendapat ini memandang bahwa dalam membaca pemahaman, secara simultan terjadi konsentrasi dua arah dalam pikiran pembaca dalam melakukan aktivitas membaca, pembaca secara aktif merespon dengan mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Untuk itu, pembaca dituntut untuk dapat mengungkapkan makna yang terkandung di dalam teks yakni mekna yang ingin disampaikan oleh penulis Pemahaman terhadap bacaan terjadi melalui proses penjodohan atau interaksi antara pengetahuan dalam skemata pembaca dengan konsep atau pengertian atau fakta yang terdapat dalam bahan bacaan. Pemahaman terhadap suatu bahan bacaan tidak hanya bergantung pada apa yang terdapat dalam bacaan saja, melainkan juga bergantung pada pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki pembaca. Proses seperti inilah pembaca secara aktif membangun pemahamannya terhadap bacaan. Syafi‟ie (Samsu Somadayo, 2011: 9) menyatakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses membangun pemahaman wacana tulis. Proses ini terjadi dengan cara menjodohkan atau menghubungkan skemata pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan isi informasi dalam wacana sehingga membentuk pemahaman terhadap wacana yang dibaca. Smith (Samsu Somadayo, 2011: 9) menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pembaca untuk menghubungkan informasi baru dengan informasi lama dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Di samping menghubungkan informasi dan mendapat pengetahuan baru, aktivitas yang dilakukan oleh pembaca dalam memahami bahan bacaan dapat diklasifikasi menjadi pemahaman literal, pemahaman interpretasi, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif. Turner (Samsu Somadayo, 2011: 10) mengungkapkan bahwa seorang pembaca dikatakan memahami bahan bacaan secara baik apabila mendapatkan sebagai berikut: 1. Mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya. 2. Mengetahui makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan. 3. Memahami seluruh makna secara kontekstual. 4. Membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalamaan membaca.
Ada tiga hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki tentang topik, menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan teks yang akan dibaca, dan proses memperoleh makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan yang bertujuan siswa dapat mengetahui dan memahami isi keseluruhan bahan bacaan yang dibacanya.
B. Ciri-ciri Membaca Komprehensif
Anderson (Sabarti Akhadiah, dkk., 1992: 23-24) menjelaskan bahwa ada lima ciri membaca yaitu membaca adalah proses konstruktif, membaca harus lancar, membaca harus dilakukan dengan strategi yang tepat, membaca memerlukan motivasi, serta membaca merupakan keterampilan yang harus dikembangkan secara berkesinambungan. Dalam memahami dan menafsirkan bacaan memerlukan bantuan latar belakang pengetahuan dan pengalaman pembaca. Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 23) menjelaskan bahwa pemahaman pembaca mengenai suatu tulisan merupakan hasil pengolahan berdasarkan informasi yang terdapat dalam tulisan itu dipadukan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Di samping itu Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 23) juga menjelaskan bahwa kelancaran membaca ditentukan oleh kesanggupan pembaca mengenali kata-kata. Artinya, pembaca harus dapat menghubungkan tulisan dengan maknanya. Dari hasil penelitian ternyata konteks yang bermakna dapat mempercepat pengenalan itu. Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 23-24) menyampaikan bahwa pembaca yang terampil dengan sendirinya akan menyesuaikan strategi membaca dengan taraf kesulitan tulisan, pengenalannya tentang topik yang dibaca, serta tujuan membacanya. Pembaca akan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya berkenaan dengan topik tersebut dan memantau pemahamannya tentang bacaan yang dihadapinya, serta menyesuaikan strateginya bila ia tidak berhasil memahaminya. Selanjutnya, Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 24) menjelaskan bahwa membaca memerlukan motivasi. Motivasi merupakan kunci keberhasilan dalam membaca. Membaca pada dasarnya adalah sesuatu yang menyenangkan. Akan tetapi pembelajaran membaca mungkin membosankan terutama pada siswa yang sering menemukan kegagalan. Untuk itu siswa harus diberi motivasi dalam berlatih membaca. Hal itu berhubungan dengan keterampilan membaca tidak dapat diperoleh secara mendadak. Keterampilan membaca diperoleh melalui belajar, tahap demi tahap dan terus menerus. Ada beberapa perbedaan yang khas antara jenis membaca satu dengan jenis membaca yang lainnya. Romo (2010) menyebutkan membaca pemahaman memiliki ciri-ciri antara lain: 1. Mampu memahami ide pokok dalam bacaan. 2. Mampu memahami ide pendukung dalam bacaan. 3. Mampu memahami fakta dan opini dalam bacaan. 4. Mampu menyimpulkan isi dalam bacaan.
Kesimpulan dari pendapat di atas yaitu seorang pembaca
dikatakan memahami apabila mampu menemukan inti sari dari bacaan baik berupa gagasan maupun unsur-unsur yang tersirat ataupun tersurat di dalam bacaan. Pemahaman tentang isi bacaan ini dapat digunakan untuk mengoreksi, menilai, ataupun menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan tersebut. C. Contoh Membaca Komprehensif
Beberapa ahli mengemukakan definisi membaca pemahaman yang
secara umum mempunyai arti yang hampir sama, yaitu memahami informasi secara langsung yang ada dalam teks bacaan itu dan memahami informasi yang tidak secara langsung dalam teks. Webster Collegiate Dictionary menawarkan definisi membaca pemahaman sebagai kapasitas pemikiran untuk memahami dan mengerti. Membaca pemahaman, maka, akan menjadi kapasitas untuk menerima dan memahami makna yang disamapaikan oleh teks. Pendapat-pendapat yang mendukung definisi itu di antaranya adalah: Rubin (1993: 194) mendefinisikan bahwa membaca pemahaman adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan.
Membangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith
dalam Rubin (1993:195) bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif. Hal itu diperkuat oleh Burns (1996:255) bahwa membaca pemahaman terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension) dan pemahaman kreatif (creative comprehension).
Smith dalam Tarigan (1987: 32) mengartikan pemahaman sebagai
penafsiran atau penginterpretasian pengalaman, menghubungkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kognitif dalam bacaan. Pendapat yang sama diungkapkan Grellet (1981: 3) bahwa membaca pemahaman merupakan kemampuan menyimpulkan informasi yang diperlukan dari bacaan. Kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan memberikan makna pada sebuah teks. Melalui proses membaca pemahaman aset pengetahuan seseorang bertambah, dan juga meningkatkan daya berpikir. Membaca berupaya menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan informasi yang disampaikan penulis, sehingga dapat merumuskan suatu kesimpulan.
Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau
mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks. Sedangkan pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Membaca pemahaman (reading for understanding) yang di maksudkan di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
1) standar atau norma-norma susastra (letery standards)
2) resensi kritis (critical review) 3) drama tulis (printed drama) 4) pola-pola fiksi (patterns of fiction)
Sebagai contoh, dari perumpamaan susunan kalimat memobilisasi
pengetahuan saja bisa menghasilkan sekian model bacaan yang akan menjadi sekian sudut pandang dan sudah jelas akan menjadi bahan keputusan untuk bertindak. Dalam hal ini menciptakan pemahaman adalah bagaimana anda merefleksikan pengetahuan yang sifatnya generally applicable di atas menjadi specifically applicable dengan setting persoalan mikro: anda dengan wilayah operasi dan konsentrasi. Pemahaman inilah yang akan menikahkan antara apa yang anda ketahui dari materi tangible dan materi intangible yang bekerja di lapangan.
Pemahaman bacaan merupakan komponen penting dalam suatu
aktivitas membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman atas bacaan dapat meningkatkan keterampilan atau kepentingan membaca itu sendiri maupun untuk tujuan-tujuan tertentu yang telah ditentukan atau hendak dicapai. Ahli bahasa mengemukakan bahwa pemahaman merupakan kemampuan untuk membaca dan memahami tulisan (Palawija, 2008: 1). Hal ini dapat dimaklumi karena pemahaman merupakan esensi dari kegiatan membaca. Dengan demikian, apabila seseorang setelah melakukan aktivitas membaca dapat mengambil pesan dari bacaan, maka proses tersebut dikatakan berhasil. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang setelah melakukan kegiatan membaca tetapi belum dapat mengambil pesan yang disampaikan oleh penulis, maka proses tersebut belum berhasil.
Goodman, et al. dalam Slamet (2003: 78) mengungkapkan bahwa
membaca pemahaman merupakan suatu proses merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca yang mana proses merekonstruksi pesan itu berlapis, interaktif, dan terjadi proses- proses pembentukkan dan pengujian hipotesis. Artinya pada saat membaca seseorang melakukan proses penggalian pesan dari teks. Kemudian dengan berinteraksi dengan makna yang terdapat di dalam teks tersebut, pembaca membuat dan menguji hipotesis. Hasil dari pengujian hipotesis tersebut dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan mengenai pesan yang disampaikan oleh penulis.
Devine dalam Nurhadi, (2004: 1) memberikan definisi membaca
pemahaman adalah proses menggunakan informasi sintaks, semantik, dan retoris yang terdapat dalam teks tertulis yang tersusun dalam pikiran pembaca dengan menggunakan pengetahuan umum yang dimiliki, kemampuan kognitif, dan penalaran. Selanjutnya pembaca merumuskan hipotesis sebagai perwujudan dari pesan yang tersurat dari teks. Definisi Nurhadi, 2004 tersebut menjelaskan bahwa dalam memahami bacaan, pembaca membangun pengetahuan baru dengan menghubungkan penalaran dan pengetahuan yang telah diketahui.
Agustinus Suyoto (2008: 1) berpendapat bahwa membaca
pemahaman atau komprehensi ialah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca dengan menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian serta mengingat bahan yang dibacanya.
Orang sering merasa bahwa pengetahuannya tidak berguna karena
tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan padahal yang belum diperoleh adalah pemahaman. Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun
dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari beberapa aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahas adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan membaca.
Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah
kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu, bukan sekedar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987). Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan teknik skema merupakan salah satu upaya tepat karena dengan teknik skema yang harus menghubungkan pengalamannya dengan pengalaman yang ada dalam buku teks. Membaca pemahaman menurut Tarigan ( 1986:56 ) merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan ( literary standards ), resensi kritis ( critical review ), drama tulis (primed drama ), serta pola-pola fiksi ( pattenrs of fiction ).
Kemampuan membaca pemahaman sebagai kesanggupan atau
kemampuan siswa memahami dan memaknai, menyeleksi fakta, gagasan, serta menarik kesimpulan dari informasi-informasi dalam teks secara menyeluruh. Aktivitas membaca pemahaman melibatkan proses mental seperti penilaian, penalaran, pertimbangan, penghayalan, dan pemecahan masalah. Dalam kegiatan membaca pemahaman, pembaca harus melibatkan diri secara aktif dalam bacaan, mengolah informasi visual dan nonvisual, merekonstruksi isi yang tersurat dan tersirat dalam bacaan. Membaca pemahaman melibatkan beberapa kemampuan, seperti penguasaan diksi, penalaran, perseptual, kompetensi semantik, dan psikologi.