Anda di halaman 1dari 19

MODUL BAHASA INDONESIA

Materi:
Keterampilan Membaca

DISUSUN OLEH
KHUSNUL FATONAH, M.PD.

POLITEKNIK STMI JAKARTA


2021
MODUL 9
KETERAMPILAN MEMBACA

PENDAHULUAN
Dalam modul 9 ini, mahasiswa akan memperoleh informasi yang berkaitan
dengan keterampilan membaca. Beberapa hal yang akan dijelaskan dalam modul ini
adalah hakikat membaca, tujuan dan manfaat membaca, jenis-jenis membaca, serta
proses penyusunan sintesis bacaan. Membaca merupakan aktivitas yang juga
melibatkan kemampuan, berpikir, memahami, dan mengingat apa yang sedang dibaca.
Perlu dipahami kembali bahwa dalam keterampilan berbahasa, membaca
merupakan keterampilan yang bersifat reseptif yang juga berkaitan erat dengan ketiga
jenis keterampilan berbahasa lainnya. Sama halnya dengan keterampilan menyimak,
berbicara, atau menulis, keterampilan membaca hanya dapat dikuasai dengan baik jika
intensitas kegiatan membaca itu tinggi dan banyak berlatih.
Keterampilan membaca memegang peranan penting dalam aktivitas
komunikasi tertulis. Aktivitas membaca menjadi bagian dari kebutuhan aktivitas
sehari-hari. Aktivitas membaca dilakukan untuk berbagai keperluan, baik itu untuk
memperoleh informasi maupun kepentingan hiburan. Bahkan, membaca juga
diperlukan untuk memperoleh informasi secara khusus hingga kepentingan studi dan
pendalaman disiplin ilmu.
Sumber bacaan tidak hanya berasal dari buku cetak, tetapi juga buku elektronik
(e-book), surat kabar, internet, atau media sosial. Perkembangan teknologi saat ini
seyogyanya dapat meningkatnya minat baca, khususnya bagi mahasiswa. Diharapkan
setelah membaca modul ini, motivasi mahasiswa dalam membaca akan meningkat.
Dengan membaca, pengetahuan mahasiswa akan bertambah. Hal itu akan memudahkan
mahasiswa untuk menguasai banyak ilmu pengetahuan.

Selamat membaca dan belajar!


1. Hakikat Keterampilan Membaca
Tarigan (1984) menjelaskan bahwa membaca adalah proses yang dilakukan
serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis
melalui media tulis. Lebih lanjut, Tarigan juga menjelaskan bahwa dari segi linguistik,
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembahasan sandi (a recording
and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan
penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral
language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang
bermakna.
Sementara itu, Flech, Gagne, dan Gorgh (dalam Nafi’ah, 2018) mengatakan
bahwa membaca merupakan terjemahan lambang dan grafik ke dalam bahasa lisan.
Fleg juga berpendapat bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam
kombinasi huruf-huruf tertentu. Penerjemahan lambang dan grafik ini juga sesuai
dengan konsep membaca yang dikemukakan Mulyati (dalam Nafi’ah, 2018) yang
menjelaskan bahwa membaca merupakan proses pengubahan lambang visual menjadi
lambang bunyi. Pengertian ini menyiratkan makna membaca yang paling dasar yang
terjadi pada kegiatan membaca permulaan. Pada tahap ini, kegiatan membaca lebih
ditujukan pada pengenalan lambang-lambang bunyi yang belum menekankan aspek
makna arau informasi. Sasarannya adalah melek huruf.
Cox (dalam Nafi’ah, 2018) mendefinisikan bahwa membaca adalah proses
psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan,
gerak mata, pembicara batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat
dipahami, dan pengalaman pembacanya. Sementara menurut Tampubolon (1987)
membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar.
Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi
kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat
menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang dimilikinya.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan dan informasi yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Membaca melibatkan dua kemampuan, yakni kemampuan
visual dan kemampuan kognisi. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk memberikan
lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan menjadi bermakna bagi pembaca.
Karena membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, dapat
dipahami pula bahwa keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan yang
kompleks karena terdiri atas beberapa komponen yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Komponen utama yang tercakup dalam keterampilan membaca antara lain,
pengenalan terhadap aksara, kata-kata, serta tanda baca yang biasanya dipelajari pada
kelas permulaan dan pemahaman terhadap kata, kelompok kata, serta kalimat untuk
kemudian menafsirkannya sebagai suatu makna.
Membaca sebagai keterampilan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni
keterampilan mengenal kata, keterampilan pemahaman, dan keterampilan belajar.
Keterampilan mengenal kata dipelajari di kelas-kelas permulaan sekolah dasar. Pada
pokoknya keterampilan ini berupa keterampilan membaca kata-kata dasar,
keterampilan membaca kata-kata berimbuhan, keterampilan membaca kata-kata
majemuk, dan keterampilan membaca kelompok kata. Keterampilan pemahaman
adalah keterampilan yang mengembangkan kemampuan bahasa, sedangkan
keterampilan belajar pada “membaca” dikenal sebagai keterampilan fungsional. Pada
umumnya membaca pada pokok masalah tertentu lebih sulit daripada membaca yang
dilakukan sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, secara garis besar, keterampilan
membaca berkaitan dengan pemahaman terhadap keterampilan-keterampilan
keterampilan dasar dan mendapatkan arti dari konteks, keterampilan menafsirkan, serta
keterampilan evaluasi.
2. Tujuan dan Manfaat Membaca
Anderson (1972) menjelaskan bahwa tujuan membaca adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Sementara
Santosa (dalam Nafi’ah, 2018) mengungkapkan bahwa tujuan membaca adalah
memahami bacaan yang dibacanya. Dengan demikian, pemahaman merupakan faktor
yang amat penting dalam membaca.
Rahim (2007) menjelaskan bahwa tujuan utama dalam membaca adalah
mendapatkan informasi yang tepat dan benar.dari teks. Membaca dengan tujuan
cenderung lebih memahami dibandingkan dengan yang tidak mempunyai tujuan. Hal
serupa juga dijelaskan Tarigan (2008) yang mengemukakan bahwa tujuan utama dalam
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami
makna, arti (meaning) yang erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan atau
intensif kita dalam membaca. Lebih lanjut, Tarigan (1994) menjelaskan bahwa tujuan
utama dalam membaca adalah sebagai berikut.
a. Memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
b. Memperoleh ide-ide utama
c. Mengetahui urutan atau susunan suatu bacaan
d. Menyimpulkan
e. Mengelompokkan
f. Menilai dan mengevaluasi
g. Membandingkan atau mempertentangkan

Tujuan akhir membaca adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna


dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk narasi, teks bebas, atau puisi yang dapat
disimpulkan dalam suatu karya tulis atau pun tidak tertulis. Pada konteks yang lebih
umum, tujuan membaca menurut Nurhadi (1987) adalah untuk mendapatkan informasi,
mendapatkan pemahaman, dan mendapat kesenangan. Sementara itu, tujuan membaca
secara khusus dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Mendapatkan informasi faktual
b. Mendapatkan keterangan khusus dan problematis
c. Memberi penilaian kritis pada karya tulis seseorang
d. Mendapatkan kenikmatan emosi
e. Mengisi kegiatan waktu luang.

Waples (dalam Nurhadi, 1987) menuliskan beberapa tujuan membaca sebagai


berikut.
1) Sebagai alat atau cara praktis untuk mengatasi masalah
2) Mendapatkan hasil prestise yaitu mendapat rasa lebih bila dibandingkan dengan
orang lain lingkungan pergaulannya
3) Memperkuat nilai kepribadian atau keyakinan
4) Mengganti pengalaman estetika yang sudah kuno.
5) Menghindari diri dari berbagai kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu

Hal menarik yang disampaikan oleh Nurhadi tersebut menjelaskan bahwa tujuan
membaca dapat memengaruhi pemahaman bacaan. Hal ini berarti semakin kuat tujuan
seorang untuk membaca, semakin meningkat pula kemampuan orang itu untuk
memahami bacaannya.
Tujuan membaca lainnya dapat disesuaikan dengan penggolongan membaca
berdasarkan tujuan dan bahan yang digunakan sebagai berikut.
1) Membaca untuk mendapatkan pengetahuan (informasi)
Jenis membaca yang cocok untuk untuk keperluan ini adalah membaca dalam hati.
Bacaan yang dapat dipergunakan adalah laporan (peristiwa, perjalanan,
pertandingan), berita dalam koran, serta buku-buku pelajaran.
2) Membaca untuk memupuk perkembangan keharuan dan keindahan.
Jenis membaca yang cocok untuk keperluan ini adalah membaca teknis/nyaring,
dapat pula membaca dalam hati untuk jenis-jenis tertentu seperti prosa-fiksi. Bahan
bacaan yang cocok untuk tujuan membaca seperti ini adalah puisi, sajak, prosa
berirama, dan prosa-fiksi biasa.
3) Membaca untuk mengisi waktu luang.
Jenis membaca yang dipergunakan tidaklah terikat pada jenis tertentu, demikian
pula bahan bacaanya. Yang penting perlu ditanamkan kepada pembaca adalah
bagaimana dapat mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca


adalah mendapatkan informasi dari bacaan sesuai dengan tujuan masing-masing
pembaca. Membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai tujuan dalam membaca. Selain itu, membaca akan
memudahkan pembaca untuk memperoleh banyak pengetahuan tentang isi, makna, arti
dari suatu bahan bacaan.
Selain tujuan, membaca juga memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan sehari-
hari sebagai berikut.
a. Membaca membangun fondasi yang kuat untuk dapat mempelajari dan memahami
berbagai disiplin ilmu sekaligus mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Senang membaca meningkatkan kecerdasan verbal dan lingusitik karena membaca
memperkaya kosa kata dan kekuatan kata-kata.
c. Membaca mencegah rabun mata karena membaca melatih dan mengaktifkan otot-
otot mata.
d. Membaca mencegah kepikunan karena melibatkan tingkat konsentrasi lebih
besar,mengaktifkan, dan menyegarkan pikiran.
e. Kegemaran membaca membantu meningkatkan kecerdasan, serta meningkatkan
daya kreativitas dan imajinasi.
f. Membaca membantu memperbaiki rasa percaya diri, mengembangkan
kemampuan memanajemen emosi, dan meningkatkan kemampuan melakukan
interaksi sosial positif di mana pun dan kapan pun.
g. Membaca membentuk karakter dan kepribadian, sampai-sampai ada pepatah yang
mengatakan, “Apa yang kita baca sekarang, seperti itulah kita 20 tahun yang akan
datang”.
h. Membaca menjadikan kita lebih dewasa, lebih arif dan bijaksana dalam menjalani
kehidupan.
i.
Dalam dunia kesehatan, seperti dikutip iNews.id dari Bustle (2017), membaca
juga memiliki banyak manfaat sebagai berikut.

a. Mencegah Alzheimer
Membaca rupanya berpengaruh pada daya ingat. Pasalnya, menurut Presiden dan
Direktur Riset dari Laboraturium Haskins Yale, aktivitas membaca akan berpengaruh
pada bagian otak untuk bekerja. Orang yang membaca lebih banyak memiliki otak yang
kompleks. Artinya, aktivitas membaca mampu menjaga memori Anda tetap tajam. Hal
inilah yang membantu untuk mencegah dari penyakit Alzheimer. Selain itu,
berdasarkan penelitian dari Rush University Medical Center di Chicago menunjukkan,
bahwa dengan semakin banyak membaca, otak Anda akan semakin terangsang dan
dapat membantu menjaga ingatan tetap tajam.

b. Mengurangi Stres
Berdasarkan riset yang dilakukan Mindlab International di Universitas Sussex
mengatakan, bahwa membaca selama enam menit dapat mengurangi kadar stres
sebesar 68 persen. Studi tersebut menemukan bahwa para partisipan yang membaca
setelah memiliki kadar stres yang tinggi, bisa lebih rileks setelah membaca daripada
mereka yang mendengarkan musik atau berjalan kaki.

c. Meningkatkan Fungsi Otak


Mempertajam daya ingat bukanlah satu-satunya fungsi membaca bagi otak Anda.
Berdasarkan studi di Emory University yang dipublikasikan di Brain Connectivity,
membaca bisa meningkatkan kinerja dan fungsi otak. Studi tersebut juga menemukan
bahwa orang yang membaca fiksi memiliki tingkat empati lebih tinggi. Membaca buku
jenis fiksi mampu membantu pembaca meningkatkan fungsi visualisasi seperti
berimajinasi.

d. Meningkatkan Fokus
Dalam kehidupan yang modern ini, kita kerap terganggu dengan berbagai macam
distraksi yang membuat manusia memiliki tingkat fokus yang rendah. Namun, studi
Baroness Susan Greenfield menunjukkan bahwa membaca bisa meningkatkan fokus
Anda. Apalagi jika kegiatan membaca tersebut diterapkan pada anak-anak. Studi
tersebut menyebut, membaca bisa membuat otak anak dapat memproses lebih cepat
dan membuat mereka dapat berpikir jernih, serta memiliki tingkat fokus yang panjang.

e. Panjang Umur
Membaca bisa membuat Anda awet muda. Menurut Panduan Kesehatan Mental dari
Harvard Medical, efek membaca sama dengan aktivitas merangsang mental lainnya.
Sebab, membaca membantu Anda membangun "cadangan" sel yang bisa berguna
ketika terjadi hilangnya sel otak di kemudian hari. Membaca di sebuah klub buku dapat
membantu Anda berumur panjang bagi orang-orang yang sudah berada di usia pensiun.
Pasalnya, di sinilah Anda dapat menjaga hubungan sosial dan mampu meningkatkan
kualitas hidup yang lebih baik.

3. Jenis-Jenis Membaca
Dalam kajian membaca dikenal banyak jenis membaca. Berdasarkan jenjang,
membaca terbagi atas membaca permulaan dan membaca lanjut.
a) Membaca permulaan
Membaca permulaan ialah kegiatan membaca yang mampu melafalkan huruf
dengan benar dan memperoleh informasi. Kemampuan membaca permulaan ditandai
oleh kemampuan melek huruf, yakni kemampuan mengenali lambang-lambang tulis
dan membunyikannya dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi bacaan belum begitu
tampak karena orientasi pembaca lebih ke pengenalan lambang bunyi bahasa.

b) Membaca lanjut
Membaca lanjut adalah keterampilan membaca yang dapat dilakukan apabila
pembaca sudah bisa membaca teknik atau membaca permulaan. Kemampuan membaca
lanjut ditandai oleh kemampuan melek wacana. Artinya, pembaca bukan hanya sekadar
mengenali lambang tulis, bisa membunyikannya dengan lancar, melainkan juga dapat
memetik isi/ makna bacaan yang dibacanya. Penekanan membaca lanjut terletak pada
pemahaman isi bacaan, bahkan pada tingkat tinggi harus disertai dengan kecepatan
membaca yang memadai.

Sementara itu, jika ditinjau dari segi terdengar tidaknya suara si pembaca pada
waktu membaca, membaca dapat dibagi atas membaca dalam hati serta membaca
bersuara atau membaca nyaring. Membaca nyaring merupakan proses
mengomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan
utamanya mengomunikasikan isi bacaan, si pembaca bukan hanya dituntut harus
mampu melafalkan dengan suara nyaring lambang-lambang bunyi bahasa saja,
melainkan juga dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan
atau muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang bunyi bahasa tersebut
dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang mendengarnya.
Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, membaca dapat digolongkan ke
dalam membaca ekstensif dan membaca intensif.
a. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Membaca
ekstensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara tidak begitu detail.
Kegiatan membaca ekstensif ditujukan untuk mendapatkan informasi yang bersifat
pokok-pokok penting dan bukan hal yang sifatnya terperinci. Berdasarkan informasi
pokok tersebut, kita sudah dapat melihat atau menarik kesimpulan mengenai pokok
bahasan atau masalah utama yang dibicarakan. Membaca ekstensif dapat digunakan
ketika membaca beberapa teks yang memiliki masalah utama sama. Kita dapat menarik
kesimpulan mengenai teks yang memiliki masalah utama yang sama, meskipun
pembahasan detailnya berbeda.
Membaca ekstensif memiliki beberapa teknik membaca di antaranya
1) Teknik Baca – Lompat (Skipping)
Teknik membaca ini dilakukan dengan cara melompati bagian bacaan atau buku
yang di anggap tidak berisikan informasi yang diperlukan oleh pembaca.
2) Teknik Baca – Pilih (Selecting)
Teknik membaca ini dilakukan dengan cara memilih bagian dari suatu bacaan atau
buku yang berisi informasi yang diperlukan serta tidak harus membaca bacaan
atau buku tersebut secara keseluruhan.
3) Teknik Baca – Tatap/ Memindai (Scanning)
Teknik membaca ini merupakan teknik membaca yang sekilas dan cepat,
tetapi teliti. Teknik membaca ini dilakukan guna mengetahui informasi khusus
dalam sebuah bacaan seperti mencari arti atau makna kata dalam kamus, mencari
istilah dalam ensiklopedia dan yang lain sebagainya.
4) Teknik membaca sekilas (skimming)
Teknik membaca sekilas (skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau
bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar
dapat menemukan infromasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua
informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah
mewakili informasi yang ingin diketahui.
5) Teknik membaca cepat
Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata
secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi baris. Teknik
membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan cepat.
Dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung kecepatan
membaca. Rumus tersebut adalah:
KB: Jumlah kata dalam bacaan x 100%
Waktu yang ditempuh
Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca

b. Membaca Intensif
Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara
saksama, hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada.
Program membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan
mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Membaca intensif adalah teknik membaca yang dapat diterapkan dalam upaya
mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk
mencari informasi sebagai bahan diskusi. Membaca intensif, disebut juga membaca
secara cermat. Membaca dengan cermat akan memperoleh sebuah pokok persoalan
atau perihal menarik dari suatu teks bacaan untuk dijadikan bahan diskusi. Salah satu
jenis dari membaca intensif adalah membaca kritis.

Membaca Kritis
Membaca kritis adalah jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, mendalam,
evaluatif, dan analisis. Membaca kritis berkaitan dengan kegiatan membaca untuk
memberikan reaksi terhadap bacaan secara personal berupa pertimbangan-
pertimbangan terhadap kualitas bacaan, ketepatan dan ketelitian bacaan, serta logika
yang dikatakan oleh penulis. Dalam hal ini, pembaca tidak saja menginterpretasikan
maksud penulis, tetapi juga menyampaikan penilaian terhadap apa yang ditulis oleh
penulis. Pemahaman kritis ditandai oleh kemampuan mengolah bahan bacaan secara
kritis untuk menemukan keseluruhan makna bacaan, baik makna tersirat maupun
makna tersurat, melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis dan
menilai. Mengolah secara kritis artinya dalam proses membaca seseorang tidak hanya
menagkap makna yang tersurat tetapi menemukan makna antar baris dan makna dibalik
garis.
Ciri-ciri dari pembaca kritis di antaranya a) tidak begitu saja menerima apa yang
dikatakn pengarang, b) membaca kritis adalah usaha mencari kebenaran yang hakiki,
c) membaca kritis selalu terlibat dalam permasalah mengenai gagasan, d) embaca kritis
adalah mengolah bahan bacaan bukan mengingat dan menghafal, d) hasil membaca
untuk dingat dan diterapkan bukan dilupakan.
Salah satu cara membaca secara kritis yang dapat dipraktikkan adalah SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite/Recall, Review). Singkatan tersebut menunjukkan
proses membaca yang terdiri atas lima langkah, yaitu mempersiapkan diri (survey),
bertanya (question), membaca (read), mempelajari ulang isi teks (recite/ recall),
mengkaji ulang hasil bacaan (review). Dengan melakukan kelima langkah tersebut,
pokok-pokok pikiran dalam buku dapat ditemukan dan mempermudah untuk
menyusun makalah.

c) Penyusunan Sintesis Bacaan


Dalam penulisan karya ilmiah, sintesis berkaitan dengan proses berpikir penulis
yang tidak sekadar hasil “suntingan” penulis. Dengan kata lain, sintesis suatu bacaan
bukan merupakan proses salin-tempel tulisan atau pemikiran orang lain dari berbagai
teori tanpa ada suatu benang merah pemikiran yang mengikat berbagai kutipan
tersebut.
Penyusunan sintesis adalah merangkum berbagai pengertian atau pendapat dari
sumber rujukan sehingga menjadi suatu tulisan baru yang mengandung kesatuan yang
selaras dengan kebutuhan penulis. Khusus dalam penulisan karya ilmiah, sintesis
merupakan rangkuman berbagai sumber rujukan yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian si penulis.
Sintesis dilakukan setelah penulis karya ilmiah membaca beberapa sumber. Dalam
menyusun sebuah sintesis, penulis harus menguasai teknik membuat kutipan dan
sistem rujukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sintesis
(Utorodewo dkk., 2011).
(1) Penulis harus tetap objektif dalam membaca pendapat ahli yang akan
dikutipnya.
(2) Penulis tetap bersikap kritis terhadap sumber rujukan yang dibacanya
(3) Penulis harus membentuk dan mempertajam sudut pandangnya
(4) Penulis harus mencari kaitan mendasar antara satu bacaan dan bacaan lain.
(5) Penulis harus mencari bagian bacaan yang akan menekankan kepentingan karya
ilmiahnya.

Lebih lanjut, Utorodewo dkk menjelaskan bahwa sintesis merupakan tahap terakhir
dan langkah yang paling penting dalam proses membaca kritis. Sintesis yang dilakukan
oleh penulis akan menciptakan sudut pandang baru dari perpaduan sumber bacaan.
Sintesis dibangun berdasarkan kutipan-kutipan yang dikumpulkan oleh penulis dan
pemahamannya atas kutipan tersebut. Dengan kata lain, sintesis merupakan simpulan
penulis berdasarkan pemahamannya atas berbagai sumber.

LATIHAN
Kerjakan soal latihan berikut dengan baik dan benar!
1. Jelaskan manfaat membaca kritis!
2. Tuliskan contoh penyusunan sintesis dari beberapa bahan bacaan yang sudah
dibaca. Sintesis yang akan ditulis dapat berkaitan dengan topik karya ilmiah yang
pernah dibuat.
RANGKUMAN
Membaca adalah proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan dan informasi yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Membaca melibatkan dua kemampuan, yakni kemampuan
visual dan kemampuan kognisi.
Tujuan membaca menurut Anderson (1972) adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Sementara
menurut Tarigan (1994) tujuan utama dalam membaca adalah memperoleh perincian-
perincian atau fakta-fakta, memperoleh ide-ide utama, mengetahui urutan atau susunan
suatu bacaan, menyimpulkan, mengelompokkan, menilai dan mengevaluasi, serta
embandingkan atau mempertentangkan.Selain tujuan, membaca juga memiliki
beberapa manfaat dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya membaca dapat
menambah pengetahuan, meningkatkan kecerdasan, mencegah rabun mata, mencegah
kepikunan, meningkatkan daya kreativitas dan imajinasi, memperbaiki rasa percaya
diri, mengembangkan kemampuan memanajemen emosi, serta membentuk karakter
dan kepribadian.
Berdasarkan jenjang, membaca terbagi atas membaca permulaan dan membaca
lanjut. Sementara itu, jika ditinjau dari segi terdengar tidaknya suara si pembaca pada
waktu membaca, membaca dapat dibagi atas membaca dalam hati serta membaca
bersuara atau membaca nyaring. Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca,
membaca dapat digolongkan ke dalam membaca ekstensif dan membaca intensif.
Membaca ekstensif memiliki beberapa teknik membaca di antaranya teknik baca –
lompat (skipping), teknik baca – pilih (selecting), teknik baca – tatap/ memindai
(scanning), teknik membaca sekilas (skimming), dan teknik membaca cepat.
Salah satu jenis dari membaca intensif adalah membaca kritis. Membaca kritis
berkaitan dengan kegiatan membaca untuk memberikan reaksi terhadap bacaan secara
personal berupa pertimbangan-pertimbangan terhadap kualitas bacaan, ketepatan dan
ketelitian bacaan, serta logika yang dikatakan oleh penulis. Ciri-ciri dari pembaca kritis
di antaranya a) tidak begitu saja menerima apa yang dikatakn pengarang, b) membaca
kritis adalah usaha mencari kebenaran yang hakiki, c) membaca kritis selalu terlibat
dalam permasalah mengenai gagasan, d) embaca kritis adalah mengolah bahan bacaan
bukan mengingat dan menghafal, d) hasil membaca untuk dingat dan diterapkan bukan
dilupakan.Salah satu cara membaca secara kritis yang dapat dipraktikkan adalah SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite/Recall, Review).
Dalam penulisan karya ilmiah, membaca kritis berkaitan dengan dengan cara
menyintesiskan sebuah bacaan. Sintesis merupakan tahap terakhir dan langkah yang
paling penting dalam proses membaca kritis. Sintesis yang dilakukan oleh penulis akan
menciptakan sudut pandang baru dari perpaduan sumber bacaan. Sintesis dibangun
berdasarkan kutipan-kutipan yang dikumpulkan oleh penulis dan pemahamannya atas
kutipan tersebut. Dengan kata lain, sintesis merupakan simpulan penulis berdasarkan
pemahamannya atas berbagai sumber.
TES OBJEKTIF
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang benar!
1. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan khusus dari membaca menurut Nurhadi
(1987) adalah...
A. Mendapatkan informasi faktual
B. Memberi penilaian kritis pada karya tulis seseorang
C. Mendapatkan kenikmatan emosi
D. Mengisi kegiatan waktu luang
E. Memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta

2. Keterampilan berbahasa berikut yang bersifat reseptif adalah...


A. Berbicara
B. Bercakap-cakap
C. Membaca
D. Menulis
E. Menggambar

3. Kegiatan membaca yang dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang
bersifat detail disebut...
A. Membaca cepat
B. Membaca ide
C. Membaca kreatif
D. Membaca ekstensif
E. Membaca intensif

4. Keterampilan membaca yang dapat dilakukan apabila pembaca sudah bisa membaca
teknik atau membaca permulaan disebut…
A. Membaca cepat
B. Membaca scanning
C. Membaca ekstensif
D. Membaca lanjut
E. Membaca intensif

5. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan dari membaca adalah…


A. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
B. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama
C. Membaca untuk memperoleh pengetahuan atau informasi
D. Membaca memacu kreativitas dalam berpikir
E. Membaca untuk menilai sikap dan perilaku orang lain
6. Keterampilan yang terlibat dalam proses berpikir kritis di antaranya adalah…
A. Menganalisis
B. Mendefinisikan
C. Menghafal teori
D. Menyebutkan
E. Menjelaskan

7. Kegiatan membaca yang melibatkan keterampilan berpikir kritis untuk mengungkap


kedalaman makna sekaligus memberikan penilaian terhadap teks yang dibaca
disebut…
A. Membaca nyaring
B. Membaca kritis
C. Membaca ilmiah
D. Membaca skimming
E. Membaca ekstensif

8. Berikut adalah faktor-faktor internal yang memengaruhi kesulitan dalam membaca


kecuali…
A. Motivasi
B. Minat
C. Kemampuan dasar intelektual
D. Bahasa ibu
E. Lingkungan

9. Simpulan penulis yang ditulis berdasarkan pemahamannya atas berbagai sumber


bacaan disebut…
A. Sintesis
B. Saran
C. Kesimpulan
D. Analisis
E. Hipotesis

10. Berikut yang bukan merupakan teknik-teknik dalam membaca ekstensif adalah…
A. Skipping
B. Selecting
C. Scanning
D. Skimming
E. Skemata
DAFTAR PUSTAKA
Ermanto dan Emidar. 2019. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Depok: Raja Grafindo Persada.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
Nafi’ah, Siti Anisatun. 2018. Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nur Priyatni, Endah Tri dan Nurhadi. 2017. Membaca Kritis dan Literasi Kritis.
Tangerang: Tira Smart.
Nurhadi. 2016. Teknik Membaca. Jakarta: Bumi Aksara.
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Suandi, I Nengah dkk. 2018. Keterampilan Berbahasa Indonesia Berorientasi
Integrasi Nasional dan Harmoni Sosial. Depok: Raja Grafindo Persada.
Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahan Kursus Pendalaman
Materi
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Membaca. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.
Bandung: Percetakan Angkasa.
Utorodewo, Felicia N. 2011. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai