Anda di halaman 1dari 11

KETERAMPILAN BERBAHASA “MEMBACA INTENSIF”

Oleh
Destia Ramadanti Putri
destiap95@students.uns.ac.id

1. Keterampilan Berbahasa
Kemampuan berbahasa (language art, languageskill) mencakup empat segi,
yaitu kemampuan menyimak (listening skill), kemampuan berbicara (speaking skill),
kemampuan membaca (reading skill), dan kemampuan menulis (writing skill),
Andyani dkk (2017) Dalam empat keterampilan tersebut antara satu dengan yang lain
akan saling terhubung misalnya dalam proses untuk berbahasa hal yang perlu
dilakukan pertama adalah menyimak yang kemudian akan berbicara mengenai
informasi yang didapatkan dari hasil menyimak kemudian akan membaca dari
beberapa referensi yang nantinya akan menulis informasi yang didapatkan
menggunakan bahasa sendiri.
Keempat aspek berbahasa tersebut sangat berperan penting dalam pengajaran
suatu bahasa di sekolah, Cahyaningrum dkk (2018). Salah satu keterampilan
berbahasa yang sangat penting dikuasai oleh siswa adalah membaca, Warsiman
(2018: 2) memberikan pengertian bahwa bagi pendidik sendiri harus menyadari
betapa pentingnya membaca yang kemudian disebut sebagai keterampilan dasar bagi
siswa. Selain itu pendidik juga harus memahami bahwa membaca memiliki
keterampilan yang kompleks dan mellibatkan keterampilan kecil yang lain, Tarigan
(2008)
Keterampilan membaca juga merupakan salah satu aspek dari keterampilan
berbahasa dimana sebuah kemampuan dasar yang memiliki sifat strategis dengan
aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan, Soedarso
(2002) dalam Agustawan (2014: 2).

2. Pengertian Membaca
Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki semua orang,
Indriani (2006) dalam Bunadi (2014: 2). Membaca adalah suatu proses berpikir,
menilai, memutuskan, mengimajinasikan, memberi alasan, dan memecahkan
masalah, Zinte ( 1975: 8) dalam (Ahmad & Alex, 2016). Membaca merupakan
aktivitas yang kompleks dengan beberapa tindakan, Soedarso (2002: 4). Tindakan-
tindakan tersebut adalah guna memahami informasi yang tersirat dan tersurat seperti
yang dipaparkan oleh Anderson (1972: 214) dalam (Ahmad & Alex, 2016) karena
membaca merupakan proses untuk memahami yang tersirat didalam yang tersurat.
Dengan kata lain, melihat pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang tertulis.
Membaca merupakan serangkaian kegiatan yang kompleks untuk dapat mengetahui
informasi tersirat dan tersurat.
Tahap-tahap membaca dibedakan menjadi tiga yaitu sebelum, saat, dan
sesudah, Widodo (2009: 6). Widodo menjelaskan bahwa dalam tahap membaca ada
tiga yaitu sebelum membaca, saat membaca, dan sesudah membaca. tahap pra-bacaan
dimaksudkan untuk memberikan transisi yang lebih mulus bagi siswa ke tahap
membaca. Kedua, tahap sambil membaca memungkinkan siswa untuk membaca
dalam hati untuk informasi tertentu dan pemahaman global teks. Terakhir, tahap
pasca membaca dirancang untuk memperluas pemahaman siswa belajar pada tahap
pra-membaca dan sambil-membaca ke dalam tugas-tugas pembelajaran.

3. Manfaat Membaca
Kegiatan membaca selain untuk menemukan informasi juga memiliki
berbagai manfaat yang bisa diambil, Sudiana (2007) dalam, Bunadi (2014: 2) yang
memaparkan bahwa kegiatan membaca adalah upaya untuk mengembangkan diri
karena dengan adanya kegiatan membaca kita memiliki keterbukaan terhadap suatu
hal dan paham mengenainya. Kemudian dengan membaca kita dapat menggali
berbagai ilmu dan pengetahuan yang didapatkan agar bisa diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat. Selanjutnya membaca memiliki manfaat yang diambil
yaitu memperluas cakrawala karena dengan membaca kita akan mengetahui
pengetahuan yang luas dan umum. Yang terakhir adalah dalam membaca tentu kita
akan mendalaminya dan mengambil berbagai manfaat yang bisa diambil dari kegiatan
membaca tersebut.

4. Fungsi Membaca
Fungsi membaca salah satunya adalah melatih otak kita untuk memusatkan
pikiran agar dapat mencerna informasi yang diterima. Hakikat membaca memiliki
beberapa fungsi yang ada dalam kegiatan membaca yaitu, fungsi intelektual dimana
fungsi ini untuk meningkatkan daya nalar kita, fungsi pemacu kreativitas karena
dalam membaca akan mendorong kita untuk berkarya, fungsi praktis memiliki arti
bahwa dengan membaca akan memperoleh pengetahuan yang praktis, fungsi rekreatif
artinya bahwa membaca kadang memiliki fungsi sebagai penghibur hati, fungsi
informatif adalah dimana dengan banyak membaca kita dapat memperoleh berbagai
informasi, fungsi religius yang kadang-kadang timbul ketika untuk meningkatkan dan
membina iman, fungsi sosial dengan fungsi ini akan membangun rasa sosial dan
peduli terhadap sesama, fungsi pembunuh sepi yaitu terkadang membaca dilakukan
hanya sekadar untuk membunuh sepi, Cahyaningrum dkk (2012).
Fungsi membaca yang lain adalah membuka jendela pengetahuan menjadi
lebih luas dan bertambah pengalaman yang didapatkan. Hal ini karena membaca
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan otak sehingga akan lebih cepat menerima
informasi yang didapatkan dengan begitu otak akan terasah dengan adanya
kemampuan membaca dan ontak akan secara cepat merespon bentuk bacaan apapun
yang ada karena membaca berfungsi untuk meningkatkan kemampuan otak.

5. Tujuan Membaca
Seseorang dalam membaca akan memiliki tujuan mengapa ia membaca
bacaan tersebut Anderson (1972: 214) dalam (Ahmad & Alex, 2016) telah
merangkumnya menjadi tujuh tujuan membaca yaitu membaca untuk menemukan
fakta-fakta yang ada (reading for details or fact), membaca untuk memperoleh
gagasan utama (reading for main ideas), membaca untuk menemukan urutan atau
struktur cerita (reading for squance ora organitation), membaca untuk menyimpulkan
(reading for inference), membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classifi),
membaca untuk mengevaluasi (reading for evaluation), dan membaca untuk
membandingkan (reading for compare). Tujuan-tujuan tersebut biasanya akan
ditetapkan oleh pembaca sebelum mulai membaca bahan bacaan. Hal ini karena,
untuk membaca haruslah memiliki tujuan yang jelas agar tercapai. Tujuan-tujuan
tersebut dapat tercapai apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

6. Jenis-jenis Membaca (Membaca Intensif)


Membaca dalam konteks ilmiah merupakan sesuatu yang tidak bisa
ditinggalkan, karena bisa mengembangkan potensi intelektual dan bakat, serta
mengaktualisasi diri dan memasuki proses sosialisasi yang sebaik-baiknya. Karena
membaca merupakan kunci utama dalam memasuki bidang ilmu, dan berperan
sebagai landasan keterampilan dalam berbahasa. Dalam ilmu pengetahuan terdapat
beberapa macam jenis membaca yang dirasa cukup penting. Yang pertama adalah
membaca intensif, membaca intensif ini dianggap kunci utama karena penekanannya
adalah persoalan pemahaman yang mendalam, pemahaman ide-ide naskah dari ide
pokok hingga ide penjelas. Yang kedua adalah membaca kritis, membaca ini dirasa
harus memiliki keterampilan yang tinggi karena informasi yang ingin didapatkan
harus se detail mungkin. Selanjutnya adalah membaca cepat, membaca ini sangat
berguna apabila kita ingin memperoleh informasi secara cepat dan tepat. Keempat
adalah membaca apresiatif yang mana dalam tujuannya adalah memperoleh perasaan
oleh penulis yang didapatkan dari kegiatan membaca. Terakhir adalah membaca
teknik, yaitu sebuah keterampilan membaca dengan menerapkan teknik-teknik yang
ada.

7. Pengertian Membaca Intensif


Pentingnya membaca intensif yang merupakan kunci utama dalam sebuah
kegiatan membaca, karena menekankan aspek-aspek secara detail untuk menemukan
informasi. Lalremruati (2019: 2) menegaskan bahwa membaca intensif adalah jenis
bacaan yang mengharuskan pembaca untuk membaca dengan intens
konsentrasi. Jenis bacaan ini selalu memiliki tujuan tertentu. Tujuannya adalah untuk
mencapai spesifik informasi dari teks yang sedang dibaca. Dapat dibandingkan
dengan bacaan yang luas, dimana pembaca membaca untuk kesenangan dan
kesenangan. 
Membaca intensif adalah membaca untuk tingkat yang lebih tinggi
pemahaman dan retensi untuk jangka waktu yang lama. Menurut Tarigan (1986: 35)
membaca intensif membutuhkan bacaan yang singkat selain itu juga menuntut adanya
suatu pemahaman yang mendalam serta terperinci terhadap suatu bahan bacaan.
Tarigan membagi kegiatan intensif menjadi dua bagian. Pertama, membaca telaah isi,
yakni kegiatan pemahaman yang dilakukan setelah menemukan bahan bacaan yang
menarik ketika membaca sekilah sehingga mendorong kita untuk mengetaui isi
bacaan secara mendalam.
Membaca telaah isi menuntut adanya ketelitian, pemahaman, kekritisan,
berpikir, serta keterampilan untuk menangkap ide-ide yang tersirat di dalam bacaan.
Kedua, membaca telaah bahasa, yakni suatu kegiatan membaca yang menuntut
adanya pemahaman yang mendalam terhadap bahasa yang membangun bacaan.
Brown (2001:297) menambahkan bahwa membaca intensif analog dengan
mendengarkan intensif,.yang memerlukan konsentrasi tinggi. Yang termasuk dalam
membaca intensif adalah membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca
telaah hahasa meliputi membaca bahasa dan membaca sastra. Adapun membaca
telaah isi meliputi membaca teliti, pcmahaman, kritis, ide, dan membaca kreatif.

8. Jenis-jenis Membaca Intensif


Membaca intensif yaitu membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa,
selanjutnya membaca telaah isi tersebut terdiri atas jenis membaca teliti, membaca,
pemahaman membaca kritis, dan membaca ide. Berikutnya membaca telaah bahasa
terdiri atas membaca bahasa dan membaca sastra. Keterampilarn membaca dalam hati
tidak secara ketat mengikuti sitematika yang dikemukakan oleh Tarigan (1933)
tersebut,tetapi berdasarkan tingkat kepentingan untuk dikuasai. Membaca teliti
merupakan penjabaran dari membaca intensif dimana kegiatan yang dilakukan
dibutuhkan ketelitian yang tinggi, kemudian membaca pemahaman dimana membaca
ini ditujukan agar memperoleh informasi yang didapatkan, selanjutnya membaca
kritis ini merupakan tingkat membaca yang paling tinggi, terakhir membaca ide untuk
menemukan ide-ide pokok yang terkandung. Membaca telaah bahasa yang dimaksud
adalah untuk menganalisis segi bahasa dan nilai-nilai sastra.

9. Proses Membaca Intensif


Membaca yang baik adalah membaca dengan sikap mental dan nalar yang
baik, sikap disik yang baik, bahan yang baik, bahan yang banyak dan beraneka ragam
dan jenis yang sesuai dengan tujuan dan kepentingan pembaca, Saddhono (2012: 99).
Membaca intensif membutuhkan beberapa pemahaman agar bisa mendapatkan tujuan
atau informasi yang diinginkan, ada tiga proses yang terjadi saat kita membaca
intensif yaitu pemahaman arti, pemahaman interpretasi, dan pemahaman kritis.
Pemahaman arti memiliki makna bahwa dalam membaca tentu yang kita butuhkan
adalah pemahaman akan bacaan tersebut agar bisa menerima informasi yang
diinginkan. Selanjutnya adalah pemahaman interpretasi yaitu saat membaca kita akan
memberikan kesan terhadap suatu bacaan seperti reaksi-reaksi yang diharapkan
apabila kita membaca informasi tersebut. Terakhir adalah pemahaman kritis dimana
kita harus memiliki pemikiran yang kritis agar bia menyerap informasi yang
dibutuhkan secara cepat dan tepat, Tarigan (2008:37)
10. Tujuan Membaca Intensif
Tujuan utama dari dari membaca intensif adalah yang pertama untuk
memperoleh pemahaman yang diperoleh dari bacaan teks yang dibaca, seseorang
membaca pasti mempunyai tujuan yaitu untuk memahami infomasi yang ingin
didapatkan. Selanjutnya tujuan seseorang membaca intensif adalah dapat menemukan
pola-pola teks secara terstruktur, apabila seseorang memiliki pengetahuan mengenai
struktur teks pastinya jika membaca secara intensif akan langsung mengetahui
struktur teks yang dibaca. Selanjutnya adalah engan membaca intensif bisa juga kita
dapat mengetahui maksud dan tujuan pengarang membuat teks bacaan tersebut buakn
hanya secara tersurat namun secara tersirat juga. Yang terakhir adalah tujuan
membaca intensif adalah sarana linguistik untuk mencapai tujuan, linguistik dikaji
dalam beberapa pokok seperti mempelajari tentang bahasa, kalimat, frasa, dll. Hal ini
merupakan sarana untuk menganalisis struktur linguistik yang ada, Tarigan (2008:40)

11. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Membaca Intensif


Pada hakikatnya yang terpenting dalam membaca ada tiga hal yang harus
diperhatikan yaitu, membaca dengan jeli, persiapan diri, dan mempertimbangkan
referensi, Saddhono (2012: 104). Dalam membaca intensif ada tiga hal yang harus
diperhatikan yaitu, membaca dengan jeli, persiapan diri, dan mempertimbangkan
referensi. Yang pertama adalah membaca dengan jeli hal ini dimaksudkan agar tidak
adanya kesalahpahaman dalam informasi yang ingin disampaikan atau
ketidaklengkapan informasi yang didapatkan karena tidak membaca secara jeli.
Karena seringkali apabila sedang membaca buku atau referensi seseorang tidak
pernah jeli alhasil infromasi yang dibaca tidak didapatkan secara maksimal, karena
membaca ini termasuk dalam membaca intensif untuk itu sangat perlu membaca
secara jeli agar informasi didapatkan dengan benar. Faktor selanjutnya adalah
persiapan diri merupakan hal yang penting karena membaca tapi tidak dengan
persiapan diri yang matang akan banyak kekurangan yang didapatkan. Kemungkinan
kita harus siap secara mental menerima infomasi yang ada apabila belum siap
informasi yang akan didapatkan tidak akan maksimal. Yang terakhir adalah
mempertimbangkan referensi, dalam membaca kita membutuhkan banyak referensi
agar dapat memahami bacaan secara tepat, Tarigan (2008: 43)

References
Ahmad, and Alex. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi: Substansi Kajian dan
Penerapannya. Jakarta: PT GELORA AKSARA PRATAMA, 2016.

Agustawan, Oka., Ida Bagus Sutresna., dan Yasa. 2014. Penggunaan Teknik Mind
Mapping untuk Meningktakan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Fakta
dan Opini pada Tajuk Rencaa Bali Post di Kelas XI IPA 2. Jurnal Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.2. 1-12.
https://doi.org/10.23887/jppsh.v2i2.15971

Austin, C. R., Vaug1hn, S., & Mcclelland, A. M. 2017. Intensive Reading


Interventions for Inadequate Responders in Grades K – 3 : A Synthesis.
Internal Journal of Instruction, 113-115.
https://doi.org/10.1177/0731948717714446

Andyani, Nurkamto., Saddhono, Kundharu., & Mujiyanto, Yant. 2017. Peningkatan


Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi dengan Menggunakan Media
Audiovisual pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Basastra, 4, 161-174.
https://doi.org/10.12973/iji.2018.1129a

Cahyaningrum, Fitria., Andayani., Saddhono, Kundharu. 2018. Peningkatan


Keterampilan Menulis Argumentasi Melalui Model Think Pair Share dan
Media Audiovisual Pada Siswa Kelas X-10 Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kebakkaramat. Basastra. https://doi.org/10.12973/iji.2018.1129a

Darmuki, Agus., Andyani, Nurkamto, J., Saddhono, Kundharu. 2018. The


Development and Evaluation of Speaking Learning Model by Cooperative
Approach. Internal Journal of Instruction, 11(2), 115-128.
https://doi.org/10.12973/iji.2018.1129a

Harsono, Amiliya., Fuady, Amir., Saddhono, Kundharu. 2012. Pengaruh Strategi


Know What toLearn ( KWL ) dan Minat Membaca Terhadap Kemampuan
Membaca Intensif Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di
Temanggung. K, Basastra 1(3), 53–64. https://doi.org/10.12973/iji.2018.1129a

Ghazali, A. Syukur. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan


Komunikatif Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama, 2013.

Harjasujana, A. Materi Pokok Membaca. . Jakarta: Universitas Terbuka., 1988.

Harjasusana , A., dan Damaianti, Vismaia. Membaca dalam Teori dan Praktik.
Bandung: Penerbit Mutiara, 2013.

Kaya, M. F. 2019. Skills and Enriching Activities : Digital Stories and Games 1,
12(1), 555–572. List of Journal Serial Numbers.
https://doi.org/10.29333/iji.2019.12136a
Lalremruati. 2019. Graphic Novels as Substitutions of Traditional Books to Improve.
India’s Higher Education Authority UGC Approved. List of Journals Serial
Number 19:1. 1-5.

Miciak, J., Roberts, G., Taylor, W. P., Ahmed, Y., Vaughn, S., & Fletcher, J. M.2017.
The Effects of One versus Two Years of Intensive Reading Intervention
Implemented with Late Elementary Struggling Readers, 33(1), 24–36. https://
doi.org/10.1111/ldrp.12159

Mundziroh, S., Sumarwati., Saddhono, Kundharu. 2013. Peningkatan Kemampuan


Menulis Cerita dengan Menggunakan Metode Picture and Picture pada
Siswa Sekolah Dasar.
Basastra, 1, 318-327. https://doi.org/10.12973/iji.2018.1129a

Ngalimun, and Noor Alfulaila. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.


Yogyakarta: Aswaja Press Indo, 2014.

Oka , Gusti Ngurah. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha


Nasional, 1983.

Roberts, G., Denton, C. A., Fletcher, J. M., & Vaughn, S. 2015. The Impact of
Intensive Reading Intervention on Level of Attention in Middle School
Students, 44(6), 942–953. https://doi.org/10.1080/15374416.2014.913251

Saddhono, Kundharu, dan St. Y Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa


Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati, 2012.

Tarigan, Hendry Guntur. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Penerbit Angkasa Bandung, 2008.
Vaughn, S., Roberts, G., Capin, P., Miciak, J., Cho, E., & Fletcher, J. M. 2019. How
Initial Word Reading and Language Skills Affect Reading Comprehension
Outcomes for Students With Reading Difficulties. Internal Journal of
Instruction, 10(1), 12-125. .https://doi.org/10.1177/0014402918782618

Anda mungkin juga menyukai