Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KETERAMPILAN MEMBACA

HAKIKAT MEMBACA BAHASA DAN TAHAPAN MEMBACA BAHASA

Disusun Oleh :

Kelompok 12

1. Reby firmansyah (201230034)


2. Shelly Septa Diningsih (201230020)
3. Dela Antika Safitri (201230076)

Kelas: 1.A

Dosen Pengampu: Inda Puspita Sari M.pd.

PROGARAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FALKUTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI LUBUK LINGGAU

2023
KATA PENGANTAA

Segala puji atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya,
penyusunan makalah ini bisa dilakukan dengan lancar dan tepat waktu.Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Keterampilan Membaca ibu Puspita Sari
M.pd. atas bimbingannya dalam penyusunan makalah ini.

Makalah berjudul “Hakikat Membaca Bahasa dan Tahapan Membaca Bahasa” ini
disusun sebagai tugas mata kuliah Keterampilan Membaca. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Terima kasih kepada seluruh teman-teman dan keluarga yang mendukung untuk
membuat makalah ini. Kami menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaanmakalahini.

Lubuk Linggau,12 November 2023

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Hakikat Membaca Bahasa.......................................................................................2


B. Tahapan Membaca Bahasa......................................................................................4

BAB III PENUTUP...........................................................................................................7

A. Kesimpulan..............................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkomunikasi merupakan salah satu sarana belajar bahasa. Belajar bahasa
sangat penting untuk meningkatkan keterampilan bahasa. Keterampilan berbahasa ini
terdapat 4 aspek, yaitu Keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis. Pada buku ajar ini hanya fokus pada
keterampilan membaca.
Membaca merupakan kegiatan atau proses menerapkan sejumlah keterampilan
mengolah teks bacaan dalam rangka memahami isi bacaan (Dalman, 2013:1).
Membaca merupakan aukegiatan memperoleh informasi yang disampaikan oleh
penulis dalam bentuk bahasa tulis. Oleh karena itu, pembaca harus memahami teks
bacaan, baik secara literal, kritis, maupun kreatif.
Membaca merupakan proses memperoleh informasi dengan menggunakan
teknik tertentu. Sebelum melakukan kegiatan membaca, seorang pembaca harus
menentukan tujuan membaca agar informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan
membaca. Oleh karena itu, membaca harus sesuai dengan tujuan membaca.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud hakikat membaca bahasa?
2. Bagaimana tahapan membaca bahasa?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hakikat membaca bahasa.
2. Untuk mengetahui tahapan dalam membaca bahasa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Membaca Bahasa


Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang
bersifat reseptif. Dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu
pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui
bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikir,
mempertajam pandangan dan memperluas wawasannya. Hakikat membaca
merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu.
Menurut Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui bahasa tulis. Sedangkan menurut Somadoyo (2011: 1), membaca merupakan
kegiatan interaktif untuk memetik dan memahami makna yang terkandung dalam
bahan tertulis. Lebih lanjut, dikatakan bahwa membaca merupakan proses yang
dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan
oleh penulis.
Pemahaman lain tentang membaca menurut Nuriadi (2008: 29), membaca
adalah proses yang melibatkan aktivitas fisik dan mental. Salah satu aktivitas fisik
dalam membaca adalah saat pembaca menggerakkan mata sepanjang baris-baris
tulisan dalam sebuah teks bacaan. Membaca melibatkan aktivitas mental yang dapat
menjamin pemerolehan pemahaman menjadi maksimal. Membaca bukan hanya
sekadar menggerakkan bola mata dari margin kiri ke kanan tetapi jauh dari itu, yakni
aktivitas berpikir untuk memahami tulisan demi tulisan. Dengan demikian, kegiatan
membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju
dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki
istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan
sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan
produktif dalam kehidupan sehari-hari (Amir, 1996:26).Pembelajaran membaca
mempunyai peranan penting sebab melalui pembelajaran membaca, guru dapat
mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, dan kualitas anak didik
(Akhadiah, 1992:29).
Membaca bukanlah sekadar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa
mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami

2
3

atau tidak, melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis
membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II merupakan
pembelajaran membaca permulaan (tahap awal). Kemampuan membaca yang
diperoleh siswa kelas I dan kelas II akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut.
Oleh sebab itu, pembaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru supaya
dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga pada tahap membaca lanjut siswa sudah
memiliki kemampuan membaca yang memadai. Di sekolah dasar membaca dan
menulis merupakan factor utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca dan
menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran di segala bidang. Tidak
hanya dalam pembelajaran bahasa saja.
Pada hakikatnya, aktifitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca
sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada
aktifitas fisik dan mental, sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada
konsekuensi dari aktifitas yang dilakukan pada saat membaca. Proses membaca
sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktifitas, baik berupa kegiatan
fisik maupun kegiatan mental.
Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbolsimbol tertulis,
2. Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpresentasikan apa yang
dilihat sebagai simbol,
3. Aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan
struktur pengetahuan yang telah ada,
4. aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi
yang dipelajari, dan
5. aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang
berpengaruh terhadap kegiatan membaca.

Syafi’ie (1999:6–7) menyebutkan, hakikat membaca adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata,


kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami
secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
2. Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris
tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata
dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan.
3. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan
makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang telah dipunyai.
4. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami
informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
5. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam
bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang
relevan dengan informasi tersebut.
6. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinyasesuai dengan sistem tulisan
yang digunakan.
7. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegatan
membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan
menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa membaca pada


hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang berupa
fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis
dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang
berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai
ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat
kesadaran melalui sistem syaraf. Proses decoding gambar-gambar bunyi dan
kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses
decoding berlangsung dengan melibatkan knowledge of the world dalam skemata
yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan
dalam gudang ingatan.

B. Tahapan Membaca Bahasa


Jeanne Chall, seorang ahli teori pendidikan, dalam bukunya Stages of Reading
Development mengungkapkan tahapan belajar membaca adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pre Reading (Pra Membaca)
Pre Reading (Pra Membaca) disebut juga tahap pattern recognition (memahami
pola), adalah tahapan yang ditandai dengan anak berpura-pura membaca. Anak dapat
mulai menunjukkan perkembangan ini sejak mulai usia 6 bulan hingga 6 tahun. Untuk
stimulasi kemampuan pra membaca, orang tua bisa mulai membacakan buku, bahkan
sejak anak belum memahaminya. Pada tahapan ini anak mulai mengenal huruf, kata

4
5

dan simbol setelah dibacakan oleh orang lain. Anak-anak bisa menebak kata dari
simbol yang biasa dibacakan untuknya walaupun terkadang masih belum tepat.
Contohnya anak melihat papan toko minimarket dan orang tua biasa menyebut
nama tempat tersebut, anak akan menghubungkan warna dan bentuk tulisan nama toko
dengan nama tersebut, sehingga bisa jadi anak menyebut Indomaret dengan Alfamart
atau sebaliknya, karena keduanya mempunyai ciri simbol yang mirip. Pada tahap ini
juga anak-anak dapat menceritakan ulang cerita yang dibacakan kepadanya sesuai
gambar-gambar pada buku yang dilihatnya.
2. Tahap Decoding Stage (Tahap Decoding)
Decoding Stage (Tahap Decoding) adalah tahapan membaca sesungguhnya yang
terjadi antara usia 6-7 tahun. Pada tahap ini anak menemukan bahwa huruf dan
bunyinya (fonologi) mempunyai hubungan, misalnya huruf i-b-u dibaca “ibu” dan
merujuk pada sosok ibu atau orang tua perempuannya.
Anak juga mulai bisa membaca teks singkat yang mengandung kata-kata
sederhana. Pada akhir tahap ini, anak biasanya sudah dapat memahami 4.000 kata
yang didengarnya dan 600 kata yang dibacanya.
3. Tahap Confirmation & Fluency (Menghubungkan dan Kefasihan)
Pada umumnya pada tahap ini dicapai sewaktu anak berusia 7-8 tahun. Ketika
anak mulai cukup lancar membaca, anak menjadi penasaran pada bacaannya dan ingin
membaca lebih banyak lagi. Pada tahap ini anak belajar menghubungkan teks bacaan
dengan pengucapan, bahkan dari teks ke pemikiran baru.
Kemampuan decoding-nya telah berkembang dan kecepatannya dalam membaca-
pun meningkat. Ketepatannya dalam membaca juga ikut meningkat dan semakin
lancar. Pada tahap ini anak sudah mampu memberi atensi pada arti dan teks
bacaan. Di akhir tahap ini biasanya anak sudah mampu memahami 9.000 kata yang
didengarnya dan 3.000 kata yang dibacanya.
4. Tahap Reading for Learning The New (Membaca untuk Belajar)
Ini adalah tahapan yang terjadi antara usia 9-14 tahun. Pada tahap ini motivasi
untuk membaca berubah dari “learning to read” (belajar membaca) menuju “reading
to learn” (membaca untuk belajar). Pada umumnya anak sudah mampu menguasai
informasi dari materi tertulis yang dapat ditelaah dalam buku pelajarannya. Pada tahap
ini, bagi anak membaca teks adalah untuk memperoleh informasi sehingga
perbendaharaan kata mereka berkembang pesat. Untuk mengembangkan kemampuan
di tahap ini, orang tua bisa meminta anak membuat ringkasan buku yang dibacanya.
5. Tahap Taking Multiple View During Reading
Kemampuan ini muncul pada usia 15-17 tahun. Karakteristik tahapan ini adalah
kemampuan untuk membandingkan dua atau lebih sudut pandang berdasarkan
perbandingan artikel yang dibaca. Untuk mengembangkan kemampuan ini, orang tua
dan guru perlu memberikan latihan berpikir komparatif , diskusi dan analisa.
6. Tahap Reading for Building and Testing Personal Theory
Tahapan akhir ini umumnya dicapai pada usia 18 tahun dan
seterusnya. Kemampuan membaca pada tahap ini dimanifestasikan melalui berbagai
tulisan hasil penelitian. Pada tahap ini anak mulai memasuki usia dewasa. Mereka
membaca dengan tujuan membuat formula dan atau menetapkan posisi pendapatnya
mengenai suatu fenomena, serta melakukan konsolidasi atas apa yang telah dibacanya
sambil membaca, sekaligus melakukan konstruksi teori pribadi.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan
psikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual
dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut
dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan
terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Proses decoding gambar-
gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi
makna. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan knowledge of the world
dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang
tersimpan dalam gudang ingatan.
Adapun beberapa tahapan membaca bahasa adalah sebagai berikut
yaitu :Tahap 0: Pre Reading (Pra Membaca), Decoding Stage (Tahap
Decoding),Confirmation & Fluency (Menghubungkan dan Kefasihan),Reading for
Learning The New (Membaca untuk Belajar),Multiple View (Sudut Pandang Jamak),dan
Reading for Building and Testing Personal Theory.
B. Saran
Semoga materi ini dapat menjadi acuan agar kita lebih memahami tentang
hakikat membaca bahasa dan tahapan membaca bahasa. Kami menyadari jika
makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan
pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan
dalam makalah ini Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan
dalam makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Keterampilan Membaca. (2012). Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik.

Tahapan Belajar Membaca Menurut Jeanne Chall. (2022, Februari 10). Retrieved November
12, 2023, from rumahinspirasi.com: https://rumahinspirasi.com/tahapan-belajar-
membaca-menurut-jeanne-chall/

Pandawa, N., Hairudin, & Sakdiyah, M. (2009). Pembelajaran Bahasa. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai