BAHASA INDONESIA
“Keterampilan Membaca”
Dosen Pengampu :
Refril Dani, M.Pd
Disusun Oleh:
Dian Juniati
221186206202
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melinpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari
Allah SWT sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Bapak REFRIL DANI, M.Pd selaku dosen
pengampu dan teman teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
B. Masalah Rumusan.............................................................................2
C. Tujuan Penlulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
A. Hakikat Membaca............................................................................3
B. Tujuan Membaca.............................................................................5
C. Proses Membaca..............................................................................8
A. Kesimpulan .....................................................................................9
B. Saran ...............................................................................................9
Daftar Pustaka..............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu bentuk kompetensi kebahasaan yang di
dalamnya memiliki beberapa jenjang, yaitu membaca literal, membaca kritis
dan membaca kreatif. Membaca adalah bentuk kemampuan yang kompleks di
mana di dalam prosesnya melibatkan berbagai aspek kemampuan seseorang
guna memahami makna yang ingin disampaikan oleh penulis melalui gagasan
yang tertuang di dalam bahan bacaan. Jadi, kegiatan membaca bukan sekedar
memahami lambang tertulis saja, tetapi dituntut pula kemampuan pembaca
dalam berpikir kritis. Proses berpikir kritis di dalam kegiatan membaca
berguna untuk memahami makna tersirat yang disampaikan penulis di dalam
suatu bacaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nurhadi (2013:143) yang
menyatakan sebagai berikut, “Sikap-sikap kritis di dalam kegiatan membaca
meliputi beberapa kemampuan pembaca untuk: (1) Menginterpretasi secara
kritis, (2) Menganalisis secara kritis, (3) Mengorganisasi secara kritis, (4)
menilai secara kritis, (5) Menerapkan konsep secara kritis.” terhadap kualitas
isi dan style teks yang dibaca berdasarkan kriteria yang dapat
dipertanggungjawabkan. Tarigan (2005:89) mengungkapkan bahwa,
“Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tenggang hati, mendalam evaluatif, serta analitis dan bukan hanya
mencari kesalahan.”
Sementara itu menurut Sigalingging (2015:128), “Membaca kritis adalah
salah satu strategi membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian
terhadap suatu karya tulis dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke
dalam bacaan itu dan membuat analisis yang dapat diandalkan.” Berdasarkan
pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca kritis adalah suatu
proses membaca yang bertujuan untuk menemukan makna teks secara
keseluruhan baik tersirat ataupun tersurat, kemudian memberikan penilaian
terhadap bahan bacaan tersebut.
1
2
3
4
pemaduan makna baru kedalam sistim kognitif dan afektif yang telah dimiliki
pembaca. Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerahkan
sejumlah tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan
pengertian dan hayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kompleks
maksudnya adalah membaca tidak hanya suatu proses pengenalan
lambanglambang fonetis dan proses penafsiran tentang makna dari lambang-
lambang fonetis tersebut tapi membaca juga melibatkan daya hayal atau imaji.
Membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti
dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal
pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi,
tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk
sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca.
Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk
koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan.
Membaca adalah suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi
dengan diri kita sendiri dan terkadang dengan oran lain yaitu
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambanglambang tertulis. Komunikasi di sini adalah proses bagaimana kita
mencerna dan memberikan referensi kata demi kata yang tertulis dalam bahan
bacaan sehingga dapat menemuan imformasi yang disampaikan. Membaca
menurut Dalman adalah kegiatan yang melibatkan analisis terhadap bahan
bacaan. Membaca tidak sekedar mengeja huruf demi huruf tetapi lebih dari itu,
membaca adalah menemukan makna tentang apa yang dibaca dan apa maksud
yang terkandung dari bacaan tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan apa yang
kita pahami selama ini, bahwa membaca hanya sekedar mengeja dan
menerjemahkan referensi dari setiap kata. Selanjutnya, Dalman menyebutkan
bahwa membaca adalah proses berfikir.
Hal ini tentu berguna dalam proses menemukan informasi dan
penyampaian pesan dari penulis terhadap pembaca. Membaca menurut Dendi
Sugono adalah melihat, mengeja atau melafalkan bunyi-bunyi bahasa,
mengetahui, memperhitungkan dan memahami isi dari apa yang tertulis. Lebih
5
jelasnya membaca adalah sebuah proses yang dimulai dari pengenalan terhadap
huruf-huruf yang dilakukan dengan cara melihat huruf dengan seksama.
Seorang yang tidak mengenal huruf tentunya tidak bisa membaca. Penganalan
terhadap huruf dilanjutkan dengan mengeja dan melafalkan susunan-susunan
huruf yang terbentuk dalam sebuah bacaan dan dilanjutkan dengan aktivitas
berfikir untuk mengetahui, memperhitungkan dan memahami isi dari apa yang
tertulis. Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa membaca
adalah suatu proses pemahaman terhadap bahan bacaan yang melibatkan
aktivitas visual yang secara cermat mengamati dan mengikuti alur wicara
lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna guna memperoleh
pemahaman dan informasi yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Anderson (Akhadiah 1991: 23-24), mengemukakan lima ciri
membaca :
1) Membaca adalah proses konstruktif Pengertian atau pemahaman pembaca
mengenai suatu tulisan merupakan hasil pengolahan berdasarkan informasi
yang terdapat dalam tulisan itu dipadukan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki.
2) Membaca harus lancar Kelancaran membaca ditentukan oleh kesanggupan
pembaca mengenai kata-kata. Artinya pembaca harus dapat menghubungkan
tulisan dengan maknanya. Dari hasil penelitian ternyata bahwa konteks yang
bermakna dapat mempercepat pengenalan.
3) Membaca harus dilakukan dengan strategi yang tepat Pembaca yang
terampil dengan sendirinya akan menyesuaikan srtategi membaca dengan
taraf kesulitan tulisan, pengenalannya tentang topik yang dibaca, serta
tujuan membacanya. Pembaca yang terampil dengan cepat akan dapat
menangkap jika ada kalimat atau informasi yang tidak relevan dalam
bacaannya, sedangkan pembaca yang belum terampil tidak dapat
melihatnya.
4) Membaca memerlukan motivasi Motivasi merupakan kunci keberhasilan
dalam belajar membaca. Membaca pada dasarnya adalah sesuatu yang
menyenangkan.
6
setiap bagian suatu cerita, tentang apa yang terjadi mula-mula pertama,
kedua, dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu
masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian buat dramatisasi.
4) Membaca untuk menyimpulkan atau referensi (reading for inference)
Membaca bertujuan untuk menemukan serta mengetahui mengapa para
tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitaskualitas yang dimiliki para toko yang membuat mereka berhasil
atau gagas.
5) Membaca untuk mengklasifikasikan. Membaca bertujuan untuk
menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, apakah cerita itu
benar atau tidak benar.
6) Membaca manilai,membaca mengevaluasi Membaca bertujuan untuk
menemukan sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran
tertentu,apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh,
atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
7) Membaca untuk memperbandingkam atau mempertentangkan Membaca
bertujuan untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh
berubah,bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupanya yang kita
kenal,bagaimana dua cerita mempunyai persamaan,dan bagaimana sang
tokoh menyerupai pembaca.
Disamping tujuan membaca yang telah diuraikan di atas, menurut
Waples (Tarigan 1994:13) tujuan membaca itu meliputi :
1) Membaca bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat praktis.
2) Membaca dengan tujuan ingin mendapat rasa lebih pengetahuannya
dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulanya.
3) Memperkuat nilai-nilai pribadi atau keyakinan.
4) Mengganti pengalaman estetik yang sudah usang.
9
12) Membaca itu pertama-tama terdiri atas perolehan pikiran pengarang dari
bahasa yang tertulis atau tercetak; kedua ialah pemberian ekspresi lisan
terhadap pikiran tersebut dalam bahasa pengarang sehingga pikiran yang
sama dapat disampaikan kepada pendengar (Farnham, 1905).
13) Arti membaca yang paling luas menurut Spencer ialah proses menafsirkan
rangsangan pemahaman dan mengadaptasikan perilaku seseorang yang
sesuai dengan tafsir tersebut (Gray & Rogers (1956).
14) Makna lain yang tertera dalam kamus, membaca itu berarti pengujian dan
penafsiran data yang simbolis seperti membaca termometer; membaca
bahan apa pun seperti bacaan yang diwajibkan oleh seorang dosen;
menderas seperti membaca Al-Qur'an.
D. Jenis-Jenis Membaca dan Tahap-Tahapan Membaca
1. Jenis-Jenis Membaca
Membaca terdiri atas dua jenis yaitu membaca nyaring dan membaca
senyap.
a) Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan
suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan
suara yang cukup keras. Membaca nyaring ini bertujuan agar pembaca
menyuarakan tulisan yang dibaca dengan ucapan dan intonasi yang tepat
agar informasi yang disampaikan dapat ditangkap sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam penafsiran makna. Kesalahan dalam penafsiran makna
ini akan berakibat fatal dan menyebabkan kesalahan dalam penerimaan
informasi.
b) Membaca Senyap
Membaca senyap adalah membaca yang sangat bertolak dengan
membaca nyaring. Membaca senyap adalah kegiatan membaca tampa
mengeluarkan suara, bahkan lebih dari itu membaca senyap adalah
membaca tampa menggerakkan bibir, tampa gerakan kepala, tampa
berbisik dan tampa menggunakan alat tunjuk meskipun dengan jari
telunjuk. Kegiatan membaca senyap ini akan memberikan pemahaman
13
d. Tahap membaca lancar Pada tahap ini anak sudah dapat membaca lancar
berbagai jenis buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung
berhubungan dengan kehidupan seharihari.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Akhadiah (1991/1992: 25-26), menggemukakan beberapa faktor yang
mempengaruhi membaca diantaranya seagai berikut:
1. Motivasi Otivasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap
kemampuan membaca. Motivasi untuk membaca dapat dibedakan
berdasarkan sumbernya. Dalam hal ini ada motivasi yang bersifat intrinsik,
yaitu yang bersumber pada membaca itu sendiri,dan informasi ekstrinsik
yang sumbernya terletak diluar membaca itu. Contoh motifasi yang intrinsik
ialah keinginan atau dorongan untuk mendapatkan penghargaan, atau untuk
mendapatkan imbalan. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi atau kuat,
tanpa didorong atau disuruh membaca atau giat belajar membaca;
sedangkan yang tidak bermotivasi atau motivasinya rendah, tentunya
enggan membaca. Faktor motivasi juga dipengaruhi oleh berbagai hal
seperti kondisi ekonomi orangtua, lingkungan keluarga, teman sebaya,
lingkungan sekolah, dan lain sebagainya.
2. Lingkungan Keluarga orang tua yang memiliki kesadaran akan pentingnya
kemampuan membaca akan berusaha agar anak-anaknya memiliki
kesempatan untuk belajar membaca. Kebiasan orangtua membacakan cerita
untuk anak-anak yang masih kecil merupakan usaha yang besar sekali
artinya dalam menumbuhkan minat baca maupun perlusan pengalaman serta
pengetahuan anak.
3. Bahan Bacaan Bahan bacaan akan mempengaruhi minat maupun
kemampuan memahaminya. Bahan bacaan yang terlalu sulit untuk
seseorang akhirnya akan mematahkan selera untuk membacanya.
Menurut Tarigan (1979). terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
membaca antara lain sebagai berikut :
16
A. Kesimpulan
Kemampuan membaca memiliki hubungan dengan kemampuan
memproduksi atau menulis seseorang. Keterampilan membaca kritis tersebut
dapat diterapkan untuk 3 menulis artikel ilmiah populer. Artikel ilmiah
populer merupakan karangan faktual yang membahas tentang suatu masalah
yang diungkapkan secara lengkap, menarik dan menumbuhkan minat
pembaca untuk membaca artikel tersebut sampai selesai.
Karya ilmiah yang memenuhi kaidah ilmiah adalah yang memenuhi unsur
kebenaran. Studi filsafat ilmu memandang bahwa kebenaran yang berkaitan
dengan kualitas pengetahuan, kebenaran ini bersifat subjektis, relatif, absolut-
intersubjektif dan kebenaran yang bersifat dogmatif/absolut. Kebenaran yang
dikaitkan dengan sifat sifat/karakteristik dari berbagai cara atau dengan cara
penginderaan atau ratio, intuisi atau dengan keyakinan. Kebenaran ini harus
dibuktikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan tadi yaitu
apabila seseorang membangunnya melalui indera, maka ia membuktikan
kebenaran itu harus melalui indera pula, tidak bisa dengan yang lainnya.
Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan, artinya nilai kebenaran itu
amat tergantung pada subyek dan obyek yang memiliki pengetahuan itu.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Harras K.A. Membaca Minat Baca Masyarakat Kita dalam jurnal Mimbar Bahasa
dan Seni, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1995), hal. 104
Harjasujana, A. Materi Pokok Membaca, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1988),
hal. 98
Harja sujana, (dkk). Materi Pokok Membaca. (Jakarta: Universitas Terbuka,
1988), hal. 104
Harjasujana, A. dan Vismaia Damianti. Membaca Dalam Teori Dan Praktik,
(Bandung: Penerbit Mutiara, 2003), hal. 126
Nurhadi. Meningkatkan Kemampuan Membaca. (Bandung: CV Sinar Baru,
1989), hal.
Suharianto. Membina Keterampilan Membaca, (Makalah untuk Penataran Guru-
guru Bahasa Indonesia, 1980), hal. 12 1
soedarso. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. (Jakarta: Gramedia, 1988), hal. 15
Tarigan, (dkk). Membaca Dalam Kehidupan. (Bandung: Angkasa, 1989), hal. 120
Tampubolon, D.P. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif Dan Efisien.
(Bandung: Angkasa, 1989), hal. 58
Titik Harsiati. Tingkat Keterbacaan Buku Teks Membaca Siswa Sekolah Dasar se
Kodya Malang. (Malang: Lembaga Penelitian IKIP Malang, 1993), hal.
94
18