Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN
“Alat Penilaian Proses”

Dosen Pengampu :
Dhini Mufti, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
1. Vina Fitra Pratama (221186206153)
2. Fadillah Ilhamna Safitri (221186206146)
3. Desi Saniati (221186206141)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melinpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari Allah SWT
sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Ibu Dhini Mufti, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu dan
teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bungo, 28 April 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Masalah Rumusan ......................................................................... 2

C. Tujuan Penlulisan .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

A. Pengertian Penilaian Proses .......................................................... 3

B. Karakteristik Penilaian ................................................................. 6

C. Tahap Penyusunan Penilaian ........................................................ 8

D. Pengembangan Penilaian Proses Pembelajaran ............................ 9

BAB III PENUTUP................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................. 12

B. Saran ........................................................................................... 12

Daftar Pustaka .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan
dan psikologi. Setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban
atau ketentuan yang dianggap benar. Tes dapat diklasifikasikan menurut
bentuk, tipe dan ragamnya (Asmawi Zainul, dkk :1997). Pengukuran adalah
pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh orang, hal atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.
Karakteristik dari pengukuran adalah penggunaan angka atau skala tertentu dan
menggunakan aturan atau formula tertentu (Asmawi Zainul, dkk :1997).
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik
yang menggunakan instrumen tes atau non tes. Dengan kata lain, penilaian
adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu.
Keterkaitan antara tes, pengukuran dan penilaian adalah penilaian hasil
belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. Kegunaan tes, pengukuran dan penilaian dalam
pendidikan antara lain adalah untuk seleksi, penempatan, diagnosa, remedial,
umpan balik, memotivasi dan membimbing, perbaikan kurikulum, program
pendidikan serta pengembangan ilmu. Perencanaan dalam pengujian sangat
penting karena tes baru akan berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang
menguji tujuan yang penting dan mewakili ranah pengetahuan, kemampuan
dan keterampilan secara representatif. Ada enam hal yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan tes yaitu: pengambilan sampel dan
pemilihan butir soal, tipe tes yang akan digunakan, aspek yang akan diuji,
format butir soal, jumlah butir soal dan distribusi tingkat kesukaran butir soal
(Asmawi Zainul, dkk :1997)

1
Kelemahan butir soal tidak terletak pada bentuk atau tipe butir soal,
tetapi lebih banyak ditentukan oleh butir soal yang dikonstruksi dengan baik
atau tidak baik. Butir soal obyektif akan sama baiknya dengan butir soal uraian
untuk mengukur keberhasilan belajar yang dikonstruksi secara baik. Bahkan
dalam beberapa hal butir soal uraian jauh lebih besar resikonya daripada butir
soal obyektif. Hal ini disebabkan mutu butir soal uraian tidak hanya terletak
pada kemampuan siswa untuk menjawab soal tersebut, tetapi lebih banyak
ditentukan oleh kemampuan dan obyektifitas pembuat soal dalam memberikan
skor pada hasil tes tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan tersebut adalah :
1. Bagaimana pengertian penilaian proses?
2. Apa saja karakteristik penilaian?
3. Bagaimana tahap penyusunan penilaian?
4. Bagaimana pengembangan penilaian proses pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian proses
2. Untuk mengetahui karakteristik penilaian
3. Untuk mengetahui tahap penyusunan penilaian
4. Untuk mengrtahui pengembangan penilaian proses pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Proses
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
autentik (authentic assement) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan
hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian autentik
dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial),
pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian
autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan standar penilaian pendidikan. Evaluasi proses
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat
angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1. Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan
mengacu pada indikator kompetensi dasar tiap mata pelajaran.
2. Mengkoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian
akhir sekolah.
3. Menyelenggarakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta didik
dari ujian sekolah sesuai dengan pos ujian sekolah.
4. Menentukan kriteria kenaikan kelas.
5. Melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan atau tingkat kompetensi
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor.
6. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada
dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait.

3
7. Melaporkan hasil ujian tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta
didik dan dinas pendidikan.
8. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
guru sesuai dengan kriteria:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan
kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan
kompetensi pengetahuan serta keterampilan minimal sama dengan KKM
yang telah ditetapkan;
c. Lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
d. Lulus ujian nasional
9. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap
peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara ujian nasional.
10. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
Assessment dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa, baik menyangkut kurikulum, program
pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan sekolah. Pendapat serupa juga
disampaikan oleh Akhmad Sudrajad, penilaian atau Assessment adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) peserta didik. Menurut Ign. Masidjo, penilaian adalah
suatu kegiatan membandingkan hasil pengukuran sifat suatu objek dengan
suatu acuan yang relevan sehingga diperoleh kuantitas suatu obbjek yang
bersifat kualitatif.Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup
semua metode yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau
kelompok peserta didik (Elis, 2015:24).
Pembelajaran tidak semata-mata menyampaikan materi sesuai dengan
target kurikulum, tanpa memperhatikan kondisi siswa, tetapi juga terkait
dengan unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

4
saling mempengaruhi demi mencapai tujuan pembelajaran. jadi, pembelajaran
adalah interaksi antara guru dan siswa, serta teori dan praktik (Sitiatava,
2013:17).
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa penilaian dalam proses dalam pembelajaran adalah
kegiatan membandingkan atau menerapkan hasil pengukuran untuk
memberikan nilai terhadap objek dalam konteks pembelajaran.
Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung.
Penilaian proses merupakan penilaian yang menitik beratkan sasaran Penilaian
pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian
tujuan pengajaran. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian
terhadap guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan
proses belajar mengajar. Penilaian proses belajar berkaitan dengan paradigma
bahwa dalam kegiatan belajar kegiatan utama terletak pada siswa, siswa yang
secara dominan berkegiatan belajar mandiri dan guru hanya melakukan
pembimbingan. Dalam konteks ini guru harus memantau berbagai kesukaran
siswa dalam proses tersebut setiap pertemuan.
Minimal terdapat 6 tujuan penilaian dalam kaitannya dengan belajar
mengajar (Sukardi, 2008: 9) yaitu:
1. Menilai ketercapaian tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode
penilaian, dan cara belajar siswa. Cara penilaian biasanya akan menentukan
cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode
evaluasi yang digunakan oleh siswa.
2. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar
dikategorikan sebagai kognitif, psikomotoris, dan afektif. Batasan tersebut
umumnya dieksplisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan dan sikap/nilai.
Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang tepat.
3. Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. Setiap
siswa masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing, serta
karakteristiknya. Guru perlu mengetahui keadaan siswanya agar guru dapat
berangkat dari pengalaman siswa yang beragam dalam memulai

5
pembelajarannhya. Guru perlu mengetahui dan memperhatikan kekuatan,
kelemahan dan minat siswa sehingga mereka termotivasi untuk belajar atas
dasar apa yang telah mereka miliki dan mereka butuhkan.
4. Memotivasi belajar siswa. Penilaian juga harus dapat memotivasi belajar
siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik memotivasi
siswa.Hasil penilaian akan menstimulasi tindakan siswa. Dengan
merencanakan secara sistematik sejak pretes sampai ke postes, guru dapat
membangkitkan semangat siswa untuk tekun belajar secara kontinu.
5. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. Informasi
diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, informasi
yang berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan, kualitas
pribadi, kemampuan bersosialisasi dan skor hasil belajar.
6. Menjadikan hasil evaluasi dan penilaian sebagai dasar perubahan
kurikulum. Hasil evaluasi siswa, pengalaman kerja siswa, analisis
kebutuhan masyarakat, dan analisis pekerjaan merupakan teknik
konensional yang sering digunakan untuk mengubah kurikulum.
B. Karakteristik Penilaian
1. Belajar
Tuntas Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan
substansi dan ketuntasan belajar dalam kurun waktu belajar. Pada
kompetensi sikap (KI-1 dan KI-2), pemberian umpan balik dan pembinaan
sikap dilakukan secara langsung ketika perilaku peserta didik tidak
mencapai kriteria baik. Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar pada KI-3 dan KI-4, perlu diberi kesempatan untuk remedi, dan
peserta didik tidak diperkenankan melanjutkan pembelajaran kompetensi
selanjutnya sebelum kompetensi tersebut tuntas. Dalam belajar tuntas
peserta didik diharapkan mencapai kriteri ketuntasan yang ditentukan.
Kriteria ketuntasan dijadikan acuan oleh guru untuk mengetahui
kompetensi yang sudah atau belum dikuasai peserta didik. Melalui cara
tersebut, guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik sehingga

6
pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.
Kriteria ketuntasan tidak perlu dicantumkan dalam buku rapor, hanya
menjadi catatan guru.
2. Autentik
Memandang penilaian dan pembelajaran sebagai dua hal yang saling
berkaitan. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata,
bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik
(kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta
didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh
peserta didik.
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang
dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran
berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dengan menggunakan
berbagai bentuk penilaian.
4. Menggunakan bentuk penilaian yang bervariasi
Penilaian pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
menggunakan berbagai bentuk penilaian yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi yang akan diukur atau dinilai. Berbagai bentuk penilaian yang
dapat digunakan antara lain tes tertulis, tes lisan, penilaian produk,
penilaian portofolio, unjuk kerja, projek, dan pengamatan atau observasi.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
menggunakan acuan kriteria. Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap
ketuntasan yang ditetapkan. Idealnya, kriteria ketuntasan ditetapkan oleh
satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi

7
dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik
peserta didik.
C. Tahap Penyusunan Penilaian
Pengaturan mengenai penilaian pendidikan perlu disesuaikan dengan
perkembangan dan kebutuhan dalam penilaian hasil belajar. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
1. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a. Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran.
b. Mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan.
c. Menindaklanjuti hasil pengamatan
d. Mendeskripsikan perilaku peserta didik.
2. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. Menyusun perencanaan penilaian.
b. Mengembangkan instrumen penilaian
c. Melaksanakan penilaian.
d. Memanfaatkan hasil penilaian
e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
3. Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a. Menyusun perencanaan penilaian
b. Mengembangkan instrumen penilaian
c. Melaksanakan penilaian
d. Memanfaatkan hasil penilaian.
e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik
dilakukan dengan urutan:

8
1. Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun.
2. Menyusun kisi-kisi penilaian.
3. Membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian.
4. Melakukan analisis kualitas instrument.
5. Melakukan penilaian.
6. Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian.
7. Melaporkan hasil penilaian; dan h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
Tahapan serta prosedur yang telah ditentukan baiknya diaplikasikan
oleh pendidik dalam proses penilaian proses dan hasil penilaian agar rangkaian
pembelajaran serta tujuan dapat diukur sudah sesuai ataukah belum dengan
perencanaan yang sudah dibuat.
D. Pengembangan Penilaian Proses Pembelajaran
Ada tiga faktor yang perlu dipahami oleh seorang guru dalam proses
pembelajaran. Tiga faktor itu memiliki posisi strategis guna membawa siswa
dapat mencapai satu tahapan mampu melakukan perubahan perilaku. Ketiga
faktor yang dimaksud, yaitu metode evaluasi, cara belajar, dan tujuan
pembelajaran. Dalam PBK (Penilaian Berbasis Kelas) dibedakan antara
penilaian (assessment) dan penilaian (evaluation). Assessment merupakan
kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan
belajar siswa, dan mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Evaluation kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu
sistem pendidikan secara keseluruhan, termasuk kurikulum, assessment,
pelaksanaannya, pengelolaannya, dll. Maka evaluasi lebih luas ruang
lingkupnya daripada penilaian (assessment) Seorang guru perlu memahami
metode evaluasi dan penilaian. Yang dimaksudkan dengan metode evaluasi
yaitu cara-cara evaluasi yang digunakan oleh seorang guru agar memperoleh
informasi yang diperlukan.
Dari pemahaman bermacam-macam metode evaluasi tersebut,
kemudian dipilih yang paling tepat untuk dapat diterapkan kepada para siswa.
Tugas guru dalam melakukan evaluasi dan penilaian adalah membantu siswa

9
dalam mencapai tujuan dari pendidikan yang telah ditetapkan. Agar tercapai
tujuan pendidikan yang dimaksud, seorang guru perlu bertindak secara aktif
dalam membantu setiap langkah dalam proses pembelajaran.
PBK merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten
sebagai akuntabilitas publik. Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan
kegiatan-kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu disebut penilaian berbasis
kelas (PBK). PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio),
hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performen), dan tes tertulis.
Guru menilai kompetensi dan hasil belajar berdasarkan tingkat pencapaian
prestasi siswa. Seperti telah disebutkan di muka bahwa dalam PBK dibedakan
antara penilaian (assessment) dan penilaian (evaluation). Assessment
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan
kemajuan belajar siswa, dan mengefektifkan penggunaan informasi tersebut
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Evaluation kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu
sistem pendidikan secara keseluruhan, termasuk kurikulum, assessment,
pelaksanaannya, pengelolaannya, dll. Maka evaluasi lebih luas ruang
lingkupnya daripada penilaian (assessment) PBK mencakup kegiatan-kegiatan
sbb: a) pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa; b)
pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi
tersebut. Kriteria yang perlu diperhatikan dalam penilaian, antara lain:
1. Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan atau non tes.
2. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.
3. Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar sedang
berlangsung, misalnya observasi, memberikan tes, mengamati hasil ekrja
siswa, dll.
4. Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan
pembelajaran.

10
5. Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya untuk kenaikan kelas.
6. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas
siswa, misalnya tes uraian, dll.
7. Mengacu pada prinsip diferensiasi, yakni memberikan peluang kepada
siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami dan mampu
dilakukannya.
8. Tidak bersifat diskriminasi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dimensi penilaian proses belajar-mengajar berkenaan dengan
komponen-komponen proses belajar-mengajar seperti tujuan pengajaran,
metode, bahan pengajaran, kegiatan belajar oleh murid, kegiatan mengajar
guru, dan penilaian . Kriteria yang digunakan dalam menilai proses belajar
mengajar antara lain ialah konsitensi kegiatan belajar mengajar dengan
kurikulum, keterlaksanaan oleh guru, keterlaksanaanya oleh siswa, motivasi
belajar siswa, keaktifan siswa, interaksi guru siswa, kemampuan atau
ketrampilan guru, kualitas hasil belajar siswa. Dimensi penilaian proses
belajar-mengajar berkenaan dengan komponen-komponen hasil pembelajaran
seperti Masukan baku/pasar (peserta didik), Masukan instrumental
(kurikulum, metode mengajar, sarana dan guru), Masukan lingkungan
(lingkungan sosial dan lingkungan bukan manusia), dan Keluaran (hasil
output) dari pembelajaran. Sedangkan kriteria penilaian hasil pembelajaran
antara lain dikembangkan dengan mengacu pada tiga aspek yaitu
pengetahuan, keterampilam dan sikap, menggunakan berbagai cara
didasarkan pada tuntutan kompetensi dasar, mengacu pada tujuan dan fungsi
penilaian (sumatif, formatif), mengacu kepada prinsip diferensiasi, dan tidak
bersifat diskriminatif.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.

12
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasonal Pendidikan. Permendikbud nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidilan.

Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, CV Pustaka Setia,


Bandung, 2015, hlm. 24

Sitiatava Rizena Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, Diva
Press, Jogjakarta, 2013, hlm. 17

Sukardi. (2008). Evaluasi pendidikan. Prinsip & operasionalnya.Jakarta: Bumi


Aksara

13

Anda mungkin juga menyukai