Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN
“Tingkat dan Jenis Profesi Kependidikan”

Dosen Pengampu :
Ratih Juwita Novalia, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Yulia Agustin (221186206158)
2. Ilham Syaputra (221186206114)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melinpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari Allah SWT
sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Ibu Ratih Juwita Novalia, M.Pd selaku dosen pengampu
dan teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bungo, 28 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................1

B. Masalah Rumusan.............................................................................2

C. Tujuan Penlulisan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Tingkat Profesi Kependidikan.........................................................3

B. Jenis Profesi Kependidikan


.........................................................................................................
5

BAB III PENUTUP......................................................................................9

A. Kesimpulan .....................................................................................9

B. Saran ...............................................................................................9

Daftar Pustaka..............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru sebagai ujung tombak pendidikan itu sendiri memiliki tugas yang sangat
besar dalam membangun nilai-nilai karakter peserta didiknya dan
memgembangkan potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didiknya.
Dalam mewujudkan hal ini tentunya seorang guru juga harus dituntut
mempunyai karakter serta nilai-nilai moral yang baik agar dapat memberikan
contoh bagaimana menerapkan nilai-nilai karakter kepada peserta didiknya.
Guru sebagai figure bagi peserta didik yang sejak dini menanamkan nilai –
nilai etika, moral dan norma dalam menjalankan tugasnya, bahkan dalam setiap
denyut kehidupannya, menjadi indikator dalam keberhasilannya mengajar dan
mendidik. Pandangan masyarakat, guru selalu menjunjung tinggi etika dan
moral, guru selalu benar, digugu dan ditiru, menjadi suri tauladan dan mereka
selalu memposisikan sebagai pejuang nilai, etika dan moral di tengah – tengah
masyarakat. Sebagai cara untuk menyiapkan calon guru yang berkarakter di
masa depan maka pendidikan guru di perguruan tinggi harus
diimplementasikan secara baik.
Upaya untuk menerapkan nilai-nilai karakter pada calon guru adalah
melalui mata kuliah Etika dan Profesi Kependidikan. Mata kuliah ini
merupakan mata kuliah yang membekali mahasiswa calon guru mengenai
ajaran moral untuk memperoleh orientasi kritis sebagai bekal mahasiswa untuk
menumbuhkan pemahaman moral, perasaan moral dan tindakan moral terkait
dengan profesi guru dan profesi tenaga kependidikan lainnya. Harapannya
mahasiswa bukan sekedar mengetahui tugas-tugas seorang guru seperti apa,
tetapi membawa mereka untuk lebih mengetahui tugas dan tanggung jawab
yang mereka harus jalankan ketika menjadi seorang guru nantinya. Guru
dihrapkan bukan hanya mampu memberikan ilmu pengetahuan saja tetapi juga
mampu memberikan contoh perilaku yang akan menjadi pedoman bagi peserta
didiknya dan lingkungan sekitarnya. Guru yang professional bukan berarti guru
yang mengandalkan materi semata, namun kualitas moral dan menjunjung

1
tinggi nilainilai kode etik profesi. Dengan demikian professional guru
merupakan sebuah sikap loyalitas kepada bangsa dan negara untuk
mencerdaskan tunas-tunas bangsa berdasarkan nilai-nilai, etika dan norma
perundang-undangan yang diatur khusus untuk guru.
Oleh karena itu, seorang yang berprofesi sebagai guru harus memiliki
etika. Seorang guru juga harus memilliki watak kerja yang professional, guru
yang memiliki jiwa profesionalisme adalah guru yang memiliki pandangan,
sikap, selalu berpikir, bekerja dengan sungguh – sungguh, bekerja kelas,
sepenuh waktu, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi untuk menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas guru dalam menceerdaskan
bangsa harus memiliki kecerdasan yang tinggi, namun sampai disini guru harus
memiliki jiwa yang halus, karakteristik yang baik dalam memberikan
bimbingan, pengajaran dan pengiring cita – cita anak bangsa. Dedikasi dan
nilai pengabdian yang tinggi dengan kehalusan jiwa yang mengkristal
disanubari guru yang akan memujudkan tujuan pendidikan nasional.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan tersebut adalah :
1. Bagaimana tingkat profesi kependidikan?
2. Apa saja jenis profesi kependidikan?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat profesi kependidikan
2. Untuk mengetahui jenis profesi kependidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tingkat Profesi Kependidikan
Istilah profesi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Guru, dokter,
polisi, tentara merupakan beberapa contoh sebutan untuk sebuah profesi. Guru
harus menjalani proses pendidikan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas
profesionalannya. Antara profesi, profesional, proesionalisme, profesionalitas
dan profesionalisme mempunyai pengertian yang saling berkaitan satu sama
lain. Djam’an Satori (2007: 1.3-1.4) menyatakan bahwa “Profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya”. Artinya, suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Orang yang menjalankan suatu profesi harus mempunyai keahlian khusus dan
memiliki kemampuan yang ddapat dari pendidikan khusus bagi profesi
tersebut. Menurut Djam’an Satori (2007: 1.4), “Profesional menunjuk pada dua
hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya, “Dia seorang
profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya
yang sesuai dengan profesinya. Menurut Djam’an Satori (2007: 1.4),
menyebutkan “Profesionalisme menunjuk pada komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalannya dan terus 10
menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya”.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Tenaga kependidikan, bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Tenaga pendidik,
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

3
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
Tingkat profesi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal
yang telah dicapai (kualifikasi akademik). Berdasarkan jenjang kualifikasi
akademik tingkat profesi dibedakan menjadi beberapa kelompok:
1. Pra Profesional
Orang yang tugasnya membantu profesional. Pendidikan pra
profesional lebih rendah dari seorang profesional. Pendidikan pra
profesional hanya sampai program diploma I-III. Contoh, paramedis
(perawat) yang tugasnya membantu tenaga medis (dokter).
2. Profesional
Yaitu orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan minimal
sarjana dan mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi.
Disamping lulus pendidikan sarjana dalam bidangnya juga harus mengikuti
pendidikan profesi (diklat khusus profesi). Misalnya diklat calon hakim dan
pengawas. Dengan cara demikian profesional dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. Selain diklat yang bersifat khusus, sebagai profesi biasanya
juga mengikuti pendidikan dan latihan yang berkaitan dan menunjang tugas
keprofesian.
Pendidikan dan pelatihan dimaksud berupa pengalaman dalam
mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan
atau peningkatan kopetensi dalam melaksanakan tugas sebagai profesi, baik
pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun
internasional.
3. Profesional spesialis
Yaitu tingkat tertinggi dalam dunia profesional. Profesional spesialis
adalah mereka yang pendidikannya minimal pascasarjana (Master, S2)
atau graduate study. Selain jenjang strata 2, dewasa ini beberapa profesi
tertentu semisal profesi dosen, mensyaratkan kualifikasi akademik minimal
doctor (S3), Khususnya diperuntukkan bagi para dosen yang akan
mengampu jenjang pendidikan bagi program magister dan program doktor

4
sendiri. Hal yang sama untuk profesi dokter dewasa ini juga dituntut untuk
memiliki kualifikasi akademik spesialis yaitu suatu jenjang yang setingkat
dengan doktor (S-3). Dengan demikian semakin tinggi jenjang kualifikasi
akademik seseorang (profesi), maka semakin pula tingkat profesionalisasi
profesi tersebut. Dengan kata lain, bahwa jenjang profesionalisasi profesi
berbanding lurus dengan tingkat kualifikasi akademik (Trianto, 2010).
B. Jenis Profesi Kependidikan
Jenis profesi dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5)
menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Selanjutnya pada ayat (6) dijelaskan pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instructor, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
1. Tenaga Kependidikan
Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses
pendidikan, diantaranya:
a. Kepala Satuan Pendidikan, yaitu orang yang diberi wewenang dan
tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala
Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya
sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala
Satuan Pendidikan adalah:
b. Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pada sebuah sekolah dan
merupakan manajer tingkat atas pada sebuah organisasi pendidikan
(khususnya SD, SMP, SMA atau SMK). Kepala sekolah mempunyai dua
peran utama, pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan
kedua memberikan pimpinan dalam manajemen

5
c. Rektor dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pimpinan lembaga
perguruan tinggi. Di dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional
2009 (UU SISDIKNAS), Rektor adalah pimpinan tertinggi perguruan
tinggi yang berkewajiban memajukan ilmu pengetahuan di masing-
masing institusi melalui pendidikan dan penelitian, serta memberikan
kontribusi maksimal kepada hal layak luas.
d. Wakil/Kepala Urusan, umumnya pendidik yang mempunyai tugas
tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan
Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut.
Contoh: Kepala Urusan Kurikulum
e. Tata Usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang
administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola
diantaranya;
f. Administrasi surat menyurat dan pengarsipan,
g. Administrasi Kepegawaian,
h. Administrasi Peserta Didik,
i. Administrasi Keuangan,
j. Administrasi Inventaris dan lain-lain.
k. Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat
dan bahan di Laboratorium
l. Pustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan membantu
orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain.
m. Pelatih ekstrakurikuler,
n. Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainya.
2. Tenaga Pendidik
Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah
tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik
mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:

6
a. Guru Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I
Pasal 1, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
b. Dosen Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I
Pasal 1, Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
c. Konselor Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan
Konselor adalah pendidik dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2005 mengemukakan Konselor adalah
pelaksana pelayanan konseling di sekolah.
d. Pamong Belajar Menurut Permenpan dan RB (Peraturan Menteri
Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi) No. 15 Tahun 2012, Pamong
Belajar adalah pendidik dengan tugas utama melakukan kegiatan belajar
mengajar, pengkajian program, dan pengembangan model pendidikan
nonformal dan informal (PNFI) pada unit pelaksana teknis (UPT) atau
unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan PNFI. Pamong belajar
merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang
yang telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil. PNFI sekarang berganti
nama menjadi PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan
Informal)
e. Widyaiswara adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diangkat sebagai
pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung
jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih pegawai
negeri sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat)
pemerintah.

7
f. Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi
proses pembelajaran di kelompok belajar (Chairudin Samosir, 2006:15).
Tutor merupakan pembimbing dan pemotivasi peserta didik untuk
mempelajari sendiri materi ajar yang tersaji dalam modul
pembelajarannya. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih,
pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru
untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. (Hamalik
dalam Abi Masiku, 2013).
g. Instruktor adalah orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus
memberikan latihan dan bimbingannya; pengajar; pelatih; pengasuh
(KBBI online)
h. Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang
memahami tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat
rencana guna mencapai tujuan. Tugas fasilitator dalam sebuah proses
pembelajaran pada hakikatnya mengantarkan peserta didik untuk
menemukan sendiri isi atau materi pelajaran yang ditawarkan atau yang
disediakan melalui atau oleh penemuannya sendiri.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tingkat profesi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal
yang telah dicapai (kualifikasi akademik). Berdasarkan jenjang kualifikasi
akademik tingkat profesi dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu : Pra
Profesional, Profesional, dan profesional spesialis. Adapun Jenis profesi
dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5) menyebutkan bahwa
tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada
ayat (6) dijelaskan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktor,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Secara garis besar
guru memiliki beberapa tugas dan tanggungjawab, yaitu sebagai
pengajar, sebagai pembimbing, dan sebagai administrator. Berdasarkan tugas
dan tanggungjawabnya, Profil guru profesional adalah sebagai guru
memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan sebuah generasi
yang cerdas, berilmu pengetahuan, juga berakhlak mulia.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R. (2018). Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Telaah Terhadap


Pendidik dan Tenaga Kependidikan). (Amiruddin, Ed.). Medan: Lembaga
Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia.

Febrialismanto. (2017a). Analisis Kompetensi Profesional Guru PAUD


Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal PG PAUD Trunojoyo, 4(2), 82–170.

Laelasari. (2013). Upaya Menjadi Guru Yang Profesional. Jurnal Ilmiah


Pendidikan Ekonomi, 1(2), 152–159.

Suyanto, S. (2012). Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini. Jurnal


Pendidikan Anak, 1(1).

Utami, I. H., & Hasanah, A. (2019). Kompetensi Profesional Guru dalam


Penerapan Pembelajaran Tematik di SD Negeri Maguwoharjo 1
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Pionir, 8(2)

10

Anda mungkin juga menyukai