Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Tipe Penilaian”

Dosen Pengampu :
Dr. Apdoludin, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 7:


1. Yulia Agustin (221186206158)
2. Ririn Setyowati (221186206160)
3. Nurkhafizah (221186206145)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melinpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari Allah SWT
sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. Apdoludin, S.Pd.I., M.Pd.I selaku dosen
pengampu dan teman teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bungo, 19 April 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................1

B. Masalah Rumusan.............................................................................2

C. Tujuan Penlulisan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Portofolio.........................................................................................3

B. Penilaian Teman Sejawat


.........................................................................................................
7

C. Penilaian Diri
.........................................................................................................
8

D. Rubrik
.........................................................................................................
11

BAB III PENUTUP......................................................................................13

A. Kesimpulan .....................................................................................13

B. Saran ...............................................................................................13

Daftar Pustaka..............................................................................................14

ii
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan
dan psikologi. Setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban
atau ketentuan yang dianggap benar. Tes dapat diklasifikasikan menurut
bentuk, tipe dan ragamnya (Asmawi Zainul, dkk :1997). Pengukuran adalah
pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh orang, hal atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.
Karakteristik dari pengukuran adalah penggunaan angka atau skala tertentu dan
menggunakan aturan atau formula tertentu (Asmawi Zainul, dkk :1997).
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik
yang menggunakan instrumen tes atau non tes. Dengan kata lain, penilaian
adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu.
Keterkaitan antara tes, pengukuran dan penilaian adalah penilaian hasil
belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. Kegunaan tes, pengukuran dan penilaian dalam
pendidikan antara lain adalah untuk seleksi, penempatan, diagnosa, remedial,
umpan balik, memotivasi dan membimbing, perbaikan kurikulum, program
pendidikan serta pengembangan ilmu. Perencanaan dalam pengujian sangat
penting karena tes baru akan berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang
menguji tujuan yang penting dan mewakili ranah pengetahuan, kemampuan
dan keterampilan secara representatif. Ada enam hal yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan tes yaitu: pengambilan sampel dan
pemilihan butir soal, tipe tes yang akan digunakan, aspek yang akan diuji,
format butir soal, jumlah butir soal dan distribusi tingkat kesukaran butir soal
(Asmawi Zainul, dkk :1997)

1
Kelemahan butir soal tidak terletak pada bentuk atau tipe butir soal,
tetapi lebih banyak ditentukan oleh butir soal yang dikonstruksi dengan baik
atau tidak baik. Butir soal obyektif akan sama baiknya dengan butir soal uraian
untuk mengukur keberhasilan belajar yang dikonstruksi secara baik. Bahkan
dalam beberapa hal butir soal uraian jauh lebih besar resikonya daripada butir
soal obyektif. Hal ini disebabkan mutu butir soal uraian tidak hanya terletak
pada kemampuan siswa untuk menjawab soal tersebut, tetapi lebih banyak
ditentukan oleh kemampuan dan obyektifitas pembuat soal dalam memberikan
skor pada hasil tes tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan tersebut adalah :
1. Bagaimana penilaian portofolio?
2. Bagaimana penilaian teman sejawat?
3. Bagaimana penilaian diri?
4. Bagaimana penilaian rubrik?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui portofolio
2. Untuk mengetahui penilaian teman sejawat
3. Untuk mengetahui penilaian diri
4. Untuk mengrtahui penilaian rubrik

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa terangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Portofolio adalah
koleksi/kumpulan dari berbagai keterampilan ide, minat dan kebersihan atau
prestasi peserta didik selama jangka waktu tertentu. Koleksi tersebut
memberikan gambaran perkembangan peserta didik setiap saat. Portofolio
merupakan suatu asesmen alternatif berdasarkan pada sampel karya peserta
didik yang dipilih secara saksama yang mendokumentasikan pertumbuhan dan
kemajuan peserta didik dari waktu ke waktu.
Portofolio dapat membantu guru mengakses perkembangan peserta
didik, memetakan evolusi pemahaman peserta didik terhadap suatu mata
pelajaran, dan mendokumentasikan prestasi dan keterampilan mengakses
tujuan-tujuan kurikuler, dan berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua.
Portofolio menyediakan alternatif autentik pada asesmen tradisional yang
menghubungkan membaca, menulis, dan keterampilanketerampilan berpikir.
Portofolio memungkin peserta didik memiliki rekaman teratur tentang
pembelajaran dan hasil belajar akademik, terlibat dalam asesmen-diri, dan
melakukan refleksi atas kemajuan mereka. Portofolio menumbuhkan pada diri
peserta didik suatu rasa menanamkan investasi dalam pembelajaran mereka
dan rasa memiliki karya mereka. Pada saat peserta didik secara sungguh-
sungguh merenungkan karya mereka sendiri. Portofolio dapat membantu
tumbuhnya suatu perasaan bangga dan berprestasi. Dengan mengevaluasi suatu
kumulasi karya mereka, peserta didik dapat mengidentifikasi pembelajaran
yang berhasil, kesulitankesulitan yang masih dirasakan dan arah untuk karya di
masa depan.

3
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat
berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik
oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau informasi lain yang relevan
dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau
mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya
peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran
tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meskipun dapat juga oleh
peserta didik sendiri. Berikut Langkah-Langkah dalam Penilaian Portofolio:
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang
akan dibuat.
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam
penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain sebagai berikut:
1. Karya merupakan asli karya dari peserta didik itu sendiri. Guru melakukan
penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian
portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh
peserta didik itu sendiri.
2. Saling percaya antara guru dan peserta didik. Dalam proses penilaian guru
dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan,

4
dan saling membantu, sehingga terjadi proses pendidikan yang berlangsung
dengan baik.
3. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik. Kerahasiaan hasil
pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan
baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan,
sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan.
4. Milik bersama antara peserta didik dan guru. Guru dan peserta didik perlu
mempunyai rasa memiliki berkas portofolio, sehingga peserta didik akan
merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya
terus meningkatkan kemampuannya.
5. Kepuasan. Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti
yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
6. Kesesuaian. Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai
dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
7. Penilaian proses dan hasil. Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses
dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru
tentang kinerja dan karya peserta didik.
8. Penilaian dan pembelajaran. Penilaian portofolio merupakan hal yang tak
terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai
diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan
kekurangan peserta didik.
Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map
atau folder masing-masing atau loker masing-masing di sekolah. Berilah
tanggal pembuatan pada setiap bahan untuk informasi perkembangan peserta
didik, sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para
peserta. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Mintalah
peserta didik, bagaimana cara menilai karyanya secara berkesinambungan.
Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan
memberikan keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta
bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas

5
portofolio. Contoh instrumen (lembar observasi) pelaksanaan pembelajaran
yang dikutip dari buku pedoman penyusunan portofolio guru adalah sebagai
berikut:

No. Indikator/Aspek yang Diamati Skor


I Pra Pembelajaran
Mempersiapkan peserta didik untuk belajar 12345
Melakukan kegiatan apersepsi 12345
II Kegiatan Inti Pembelajaran 12345
A Penguasaan materi pelajaran 12345
Menunjukan penguasaan materi pelajaran 12345
Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan 12345
Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan 12345
hierarki
belajar dan karakteristik peserta didik
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 12345
B Pendekatan/strategi pembelajaran 12345
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi 12345
(tujuan)
yang akan dicapai dan karakteristik peserta didik
Melaksanakan pembelajaran secara runtut 12345
menguasai kelas 12345
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 12345
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 12345
tumbuhnya
kebiasaan positif
Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan alokasi 12345
waktu
yang direncanakan
C Pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran 12345
Menggunakan media secara efektif dan efisien 12345
Menghasilkan pesan yang menarik 12345
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media 12345
Pembelajaran yang memicu dan memelihara 12345
keterlibatan
peserta didik
Menunjukan sikap terbuka terhadap respon peserta didik 12345
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik 12345
dalam
belajar
Penilaian proses dan hasil belajar 12345

6
Guru dapat mengembangkan alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran
yang lebih sederhana dari contoh lembar observasi di atas. Data evaluasi
pelaksanaan pembelajaran dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil evaluasi
ini dapat menjadi umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
B. Penilaian Teman Sejawat
Penilaian teman sejawat adalah suatu teknik penilaian yang melibatkan
siswa untuk mengevaluasi pekerjaan (kinerja) satu sama lain berkaitan dengan
proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dikuasainya, yang didasarkan
atas kriteria yang obyektif yang telah ditetapkan. Keuntungan penggunaan
penilaian teman sejawat antara lain, dapat meningkatkan keterlibatan siswa di
dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan terjadinya interaksi-interaksi
sosial dan saling percaya antara satu siswa dengan lainnya dan interaksi antara
siswa dan guru, dan siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap proses
pembelajaran di samping produk (hasil). Selain itu, manfaat dari penerapan
penilaian teman sejawat dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa karena
mereka diberi kepercayaan untuk terlibat dalam proses penilaian. Siswa dapat
menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya sebagai akibat adanya umpan balik
yang diterima, serta dapat mendorong dan melatih siswa untuk berbuat jujur,

karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Penilaian sejawat adalah proses mutual antara peserta didik. Penilaian


sejawat merupakan sarana di mana peserta didik menilai performa sesamanya
secara kualitas maupun kuantitas. Penilaian tersebut dapat menstimulus peserta
didik untuk merefleksi, mendiskusikan, dan mengolaborasikan (Strijbos dan
Sluijsmans 2010:3). Selama beberapa dekade, penilaian sejawat terus
berkembang penggunaannya dalam pendidikan sebagai alat asesmen (Gielen et
al. 2011, 5). Penilaian sejawat bertujuan untuk mentransformasikan proses
belajar yang dahulunya diisi dengan menghafal dan mendengarkan guru,
menjadi sebuah proses belajar yang aktif dan partisipatif, penuh interaksi dan
eksplorasi, dan mendorong berpikir kritis (Alzaid 2017, 162).

7
Partisipasi peserta didik dalam memberikan komentar terhadap
pekerjaan sesamanya dapat meningkatkan kemampuan membuat keputusan
intelektual dan memberikan penilaian. Demikian juga, ketika peserta didik
menerima saran dari yang lain turut meluaskan cakrawala berpikir dan ide
mereka serta membantu mengembangkan kemampuan belajar mereka
(Thomas, Martin, dan Pleasants 2011, 2).
Penerapan penilaian sejawat pada pembelajaran menunjukkan hasil
yang positif. Sebagaimana penelitian Landry dkk (2015, 50) yang berjudul
”Effective Use of Peer Assessment in a Graduate Level Writing Assignment: a
Case Study” menunjukkan hasil bahwa 90% responden menyatakan bahwa
pembelajaran dengan penilaian sejawat adalah pengalaman yang sangat
bermanfaat dan bernilai. Ini menunjukkan bahwa penilaian sejawat sangat baik
diterapkan pada pembelajaran di segala tingkatan pendidikan karena dampak
positif yang ditimbulkannya. Dalam penilaian sejawat, peserta didik terdorong
untuk peduli dan perhatian terhadap rekannya. Dengan menilai temannya,
peserta didik turut menjadikan sebuah refleksi bagi dirinya sehingga pada
akhirnya mampu mengevaluasi dirinya sendiri.
C. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian dimana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya atau berbagai hal. Teknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif,
dan psikomotor. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik
diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Selanjutnya, peserta
didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta
didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah
dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian-diri merupakan asesmen yang dilakukan peserta didik di
mana peserta didik mengevaluasi kinerja mereka sendiri, kekuatan dan

8
kelemahan, sikap dan minat, dan kebutuhan untuk perbaikan. Evaluasi-diri
memberi peserta didik kesempatan untuk menelaah dan melakukan refleksi
terhadap kerja mereka sendiri. Refleksi, seperti itu melengkapi peserta didik
dengan ide-ide tentang topik-topik yang ingin mereka dalami di kemudian hari.
Refleksi-diri juga membantu peserta didik mengembangkan keterampilan-
keterampilan kognitif yang diperlukan untuk belajar secara efektif. Peserta
didik termotivasi oleh asesmen-diri karena asesmen itu memberi mereka suatu
perasaan pengendalian-diri terhadap kerja mereka dan suatu rasa tanggung
jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri. Peserta didik yang tidak
berpengalaman membutuhkan latihan asesmen diri. Pada awalnya, peserta
didik mungkin terlalu mencemaskan pekerjaan mereka. Bersama waktu dan
pengalaman, mereka akan menjadi cukup nyaman dengan evaluasi diri untuk
secara jujur mengevaluasi prestasi mereka akan menjadi cukup nyaman dengan
evaluasi diri untuk secara jujur mengevaluasi prestasi mereka dan
membutuhkan perbaikan, dan pertimbangan mereka akan menjadi lebih akurat.
Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
1. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2. Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
3. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat
jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian.
Teknik Penilaian Diri Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria
yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di
kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian.

9
4. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
5. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong
peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan
objektif.
6. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Untuk menentukan pencapaian kompetensi tertentu, penilaian diri
perlu digabung dengan teknik lain. Berikut adalah contoh format penilaian diri:

10
D. Rubrik
Rubrik adalah alat bagi guru untuk menetapkan kriteria penilaian
untuk tugas. Tidak hanya berguna bagi para guru, alat ini juga bermanfaat bagi
siswa. Rubrik mendefinisikan secara tertulis apa yang diharapkan dari siswa
untuk mendapatkan nilai tertentu pada suatu tugas. Penggunaan rubrik sebagai
alat penilaian dapat membantu guru dalam hal berikut:
1. Menilai tugas secara konsisten dan obyektif antar siswa.
2. Menghemat waktu dalam penilaian, baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
3. Berikan umpan balik yang efektif, tepat waktu, dan promosikan
pembelajaran siswa secara berkelanjutan.
4. Memperbaiki metode pengajaran dengan cara mengevaluasi hasil rubrik.
Berdasarkan Stevens & Levi (2013) yang dimuat dalam
teaching.berkeley.edu, rubrik paling tidak harus berisi empat fitur penting,
yaitu:
1. Deskripsi tugas atau judul deskriptif dari tugas yang diharapkan dihasilkan
atau dilakukan siswa
2. Skala (dan skor) yang menggambarkan tingkat penguasaan (misalnya
melebihi harapan, memenuhi harapan, tidak memenuhi harapan);
3. Komponen / dimensi yang harus diperhatikan siswa dalam menyelesaikan
tugas / tugas (misalnya Jenis keterampilan, pengetahuan); dan
4. Deskripsi kualitas kinerja (deskriptor kinerja) dari komponen / dimensi
pada setiap tingkat penguasaan.
Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria
yang diinginkan dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil kinerja
belajar mahasiswa. Rubrik terdiri dari dimensi yang dinilai dan kreteria
kemampuan hasil belajar mahasiswa ataupun indikator capaian belajar
mahasiswa. Contoh 3 macam rubrik, yakni:
1. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan
keseluruhan atau kombinasi semua kriteria.

11
2. Rubrik deskriptif memiliki tingkatan kriteria penilaian yang dideskripsikan
dan diberikan skala penilaian atau skor penilaian
3. Rubrik skala persepsi memiliki tingkatan kriteria penilian yang tidak
dideskripsikan namun tetap diberikan skala penilaian atau skor penilaian.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan dalam pengujian sangat penting karena tes baru akan
berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan yang penting dan
mewakili ranah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan secara
representatif. Ada enam hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
tes yaitu: pengambilan sampel dan pemilihan butir soal, tipe tes yang akan
digunakan, portofolio, pemilaian teman sejawat, penilaian diri dan rubrik.
Jadi jelaslah bahwa dibutuhkan adanya alat yang dapat dipercaya untuk
mengukur apakah alat ukur (butir soal) yang digunakan memang dapat
dijadikan dasar untuk menentukan keputusan yang bijaksana. Inilah peran
yang harus dimainkan oleh analisis butir soal, yaitu mengukur butir soal yang
akan digunakan. Butir soal yang ternyata terlalu lemah, akan sukar
dipertanggungjawabkan untuk dijadikan sebagai dasar penentuan keputusan,
terutama keputusan yang sifatnya individual.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alzaid, Jawaher Mohammed. 2017. “The Effect of Peer Assessment on the


Evaluation Process of Students.” International Education Studies 10, no. 1:
159-173.

Gielen, Sarah, Filip Dochy, Patrick Onghena, Katrien Struyven, dan Stijn Smeets.
2011. “Goals of Peer Assessment and Their Associated Quality Concepts.”
Studies in Higher Education - STUD HIGH EDUC 36 (September): 1–17.

Landry, Ashley, Shoshanah Jacobs, dan Genevieve Newton. 2015. “Effective Use
of Peer Assessment in a Graduate Level Writing Assignment: A Case
Study.” International Journal of Higher Education 4 (January): 38–51.

Strijbos, Jan-Willem, dan Dominique Sluijsmans. 2010. “Unravelling Peer


Assessment: Methodological, Functional, and Conceptual Developments.”
Learning and Instruction, Unravelling Peer Assessment, 20 (4): 265–69.

Thomas, Glyn, Dona Martin, dan Kathleen Pleasants. 2011. “Using Self- and
PeerAssessment to Enhance Students’ Future-Learning in Higher
Education.” Journal of University Teaching and Learning Practice 8, no. 1.

14

Anda mungkin juga menyukai