Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN
“Subjek dan Objek Pendidikan”

Disusun Oleh:
1. M. Ikhsan (231186206087)
2. Nisa Ulfitri (231186206105)
3. Nurul Fazilah (2311886206113)

Dosen Pengampu :
ZULQOIDI R. HABIBIE, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MUARA BUNGO
2023
A. Subjek Pendidikan
Pendidikan yang baik tentunya dapat menyesuaikan setiap perubahan
zaman dan mampu beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Indonesia yang saat ini sedang mengembangkan dan memajukan
kualitas pendidikan, tentunya menjadi sebuah tantangan sekaligus tanggung
jawab bagi para pelaku pendidikan khususnya pendidik sebagai subjek dalam
pendidikan. Subjek pendidikan sangat berpengaruh sekali kepada keberhasilan
atau gagalnya pendidikan. Subjek pendidikan adalah orang ataupun kelompok
orang yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi
yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan.
Subjek pendidikan yang dipahami kebanyakan para ahli pendidikan adalah
Orang tua, guru-guru di institusi formal (disekolah) maupun non formal dan
lingkungan masyarakat yang kita kenal dengan pendidik. sedangkan
pendidikan pertama ( tarbiyatul awwal) yang kita pahami selama ini adalah
rumah tangga (orang tua) .
Guru merupakan faktor penting dan utama dalam proses pendidikan,
karena guru adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik terutama di sekolah, untuk mencapai
kedewasaan peserta didik sehingga ia menjadi manusia yang paripurna dan
mengetahui tugas-tugasnya sebagai manusia. Kualitas guru dipandang sebagai
penentu kualitas sekolah baik kualitas proses berupa kualitas proses
pembelajaran maupun kualitas output berupa kualitas lulusan. Oleh sebab itu,
dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, tidak dapat
dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi pendidik itu
sendiri. Jadi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas pelayanan
pendidikan, diperlukan pendidik-pendidik ideal dan pendidik-pendidik
berkualitas yang mampu mendidik dan mengajar sekaligus menghasilkan siswa
dan lulusan berkualitas yang sesuai dengan tuntuntan perkembangan zaman
dan peradaban
Dari paparan di atas jelas bahwa Guru sebagai subjek pendidikan
merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. Begitu juga dengan

1
peserta didik, yang sesungguhnya pendidik dan peserta didik haruslah saling
bersinergi untuk pencapaian tujuan pendidikan. Perlu difahami bahwa peserta
didik, ia tidak hanya sekedar objek pendidikan, tetapi pada saat-saat tertentu ia
akan menjadi subjek pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa posisi peserta
didik pun tidak hanya sekedar pasif laksana cangkir kosong yang siap
menerima air kapan dan dimanapun. Akan tetapi peserta didik harus aktif,
kreatif dan dinamis dalam berinteraksi dengan gurunya, sekaligus dalam upaya
pengembangan keilmuannya.
Konsep pendidik dan peserta didik sebagai subjek pendidikan dalam
perspektif pendidikan Islam memiliki karakteristik tersendiri yang sesuai
dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik ini akan
membedakan konsep pendidik dan peserta didik dalam pandangan pendidikan
lainnya. Hal itu juga dapat ditelusuri melalui tugas dan persyaratan ideal yang
harus dimiliki oleh seorang pendidik dan peserta didik.
B. Objek Pendidikan
Ilmu pengetahuan memiliki ciri- ciri yang salah satu di antaranya
adalah mempunyai objek atau lapangan pem- bahasan yang jelas sehingga
dapat di- pisahkan dengan objek ilmu lain. Pada dasarnya, tulis Hendrizal
(2017:47-58), setiap ilmu pengetahuan memiliki objek yang dapat dibedakan
kepada objek material dan objek formal. Objek material merupakan objek yang
dilihat dari wujud bendanya, sedangkan objek formal adalah objek yang dilihat
dari apa yang dibahas dalam ilmu itu sendiri. Objek material ilmu pengetahuan
adalah hal atau bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan,
sedangkan objek formal ilmu pengetahuan adalah sudut pembahasan suatu
ilmu pengetahuan. Objek material merupakan sasaran yang dipelajari dalam
ilmu pengetahuan, se- dangkan objek formalnya merupakan sudut pembahasan
berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Atas dasar itu dapat dipahami bahwa
lapangan ilmu pengetahuan sangat luas sehingga untuk dapat membedakan
antara satu bidang ilmu pengetahuan dengan lainnya adalah dengan melihat
objek material dan objek formal ilmu pengetahuan tersebut.

2
Adapun implikasi dari objek material dan objek formal yang
ditemukan dalam bidang ilmu pengetahuan antara lain:
1. Sejauh mana batas-batas atau ruang lingkup yang menjadi wewenang
masing-masing ilmu khusus itu, dari mana ilmu khusus itu dimulai, dan
sampai di mana harus berhenti.
2. Di manakah sesungguhnya tempat-tempat ilmu khusus dalam realitas yang
melingkupinya.
3. Metode-metode yang dipakai ilmu tersebut berlakunya sam- pai di mana.
4. Apakah persoalan kau- salitas (hubungan sebab-akibat) yang berlaku dalam
ilmu kealaman juga berlaku bagi ilmu-ilmu sosial maupun hu- maniora.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sua-
sana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-
bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengen-
dalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Se- mentara ilmu pendidikan merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah membimbing peserta didik ke
arah tujuan tertentu, yaitu mampu se- cara mandiri menyelesaikan tugas man-
dirinya. Lapangan pembahasan ilmu pendidikan dari segi objek materialnya
adalah manusia, sedangkan objek for- malnya (sudut pandangannya) adalah
kegiatan menusia dalam membimbing perkembangan kepribadian dan kemam-
puan manusia lain ke arah tujuan yang diharapkan. Jika merujuk pendapat
Azwar Ananda (2016:9-10), dari sudut pandang ini akan tampak masalah
Objek material di dalam ilmu pendidikan berkenaan dengan aspek- aspek yang
menjadi garapan penyelidi- kan langsung ilmu pendidikan. Sedang- kan yang
menjadi objek formal ilmu pendidikan berkenaan dengan bidang yang menjadi
keseluruhan ruang ling- kup garapan ilmu pendidikan.
Objek material ilmu pendidikan adalah salah satu aspek pendidikan.
Apabila dilihat dari segi ini, maka ilmu pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu
1. Ilmu pendidikan makro yang menyelidiki keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya
untuk mengusaha- kan tercapainya tujuan nasional; dan

3
2. Ilmu pendidikan mikro yang menyelidiki satuan pendidikan atau kegiatan
pendidikan secara keseluruhan atau hanya satu satuan atau satu bentuk ke-
giatan pendidikan.
Adapun objek formal ilmu pen- didikan sebagaimana dijelaskan Redja
Mudyahardjo (2010) adalah pendidikan yang dapat diartikan secara maha luas,
sempit, dan luas terbatas. Pendidikan dalam artian yang maha luas adalah
segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbu- han seseorang.
Pendidikan adalah pe- ngalaman belajar, yang oleh karenanya pendidikan dapat
pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang
sepanjang hidupnya. Sedangkan pengertian pendidikan dalam arti sempit
adalah sekolah atau persekolahan (schooling).
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal sebagai salah satu hasil
rekayasa dari peradaban manusia, selain keluarga, dunia kerja, negara, dan
lembaga keagamaan. Olehkarena itu, pendidikan dalam arti sempit adalah
sekolah yang diupayakan dan direkayasa dimana anak-anak dan re- maja
diserahkan kepadanya agar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna
dan kesadaran penuh terhadap hubu- ngan-hubungan dan tugas-tugas sosial
mereka. Sementara dalam pengertian luas terbatas, pendidikan merupakan
berba- gai macam pengalaman belajar dalam keseluruhan lingkup kehidupan,
baik di sekolah maupun di luar sekolah, yang sengaja dilakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
C. Objek dan Subjek Pendidikan
Objek ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang merupakan bahan dari
penelitian atau pembentukan pengetahu- an. Inti pembahasan atau pokok
persoalan dan sasaran material dalam ilmu pe- ngetahuan sering disebut
sebagai objek material ilmu pengetahuan. Sedangkan cara pandang atau
pendekatan-pendekatan terhadap objek material ilmu pe- ngetahuan biasa
disebut sebagai objek formal. Dari berbeda-bedanya objek ilmu pengetahuan
ini timbullah ragam dan corak ilmu pengetahuan. Dengan mengetahui objek
material dan objek formal ilmu pengetahuan, kita dapat mengetahui bidang
keilmuan apakah yang dimungkinkan dapat mem- berikan jawaban atas

4
pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan yang kita miliki. Namun yang jelas,
ilmu pengetahuan harus ada objeknya, baik objek material maupun objek
formal. Objek material adalah bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu
pengetahuan, se- dangkan objek formal adalah sudut pembahasan suatu ilmu
pengetahuan. Misal, ilmu jiwa dan ilmu manusia yang kedua macam ilmu
pengetahuan itu mempunyai objek material sama (manu- sia), akan tetapi objek
formalnya ber- beda. Oleh karena itu, objek material ilmu pengetahuan dapat
sama, sedang- kan objek formalnya berbeda.
Pendidikan adalah upaya me- ngembangkan potensi-potensi manusia-
wi peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya Dasar
pendidikan adalah cita-cita ke- manusiaan universal. Pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam ke- seimbangan, kesatuan organis, harmo- nis,
dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pen- didikan.
Menurut John Dewey (1966), pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan
semesta manusia. Berdasarkan penda- patnya, maka mendidik ialah membantu
anak dengan sengaja (dengan jalan membimbing) menjadi menusia dewasa
yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, baik biologis, psikologis, paeda-
gogis maupun sosiologis. Berikut adalah subjek-subjek pendidikan:
1. Orang Tua (Pendidik Alami)
Dalam bahasa Inggris kita mengenal kata parents, yang berasal dari
bahasa Latin yaitu dari kata parens, ayah dan ibu. Kata ini berasal dari kata
kerja pario (peperi, partum) yang berarti melahirkan, memperanakan,
menjadikan, menghasilkan. Parenti (Italia), parent (Perancis). Nuansa
biologis-genealogis dari kata sangat terasa. Mereka disebut parents karena
melahirkan anak-anak. (Sudiarja, 2011).
Dari pengertian tersebut di atas, maka orang tua merupakan pendidik
alamiah, pertama, utama, dan kodrati. Orang tua dikatakan sebagai pendidik
alamiah karena mereka merupakan subjek yang bertanggung jawab atas

5
pertumbuhan anak-anaknya. Orang tua dikatakan sebagai pendidik pertama
dalam arti urutan waktu, karena anak-anak itu lahir dan ditampung pertama-
tama dalam haribaan mereka. Orang tua juga dikatakan sebagai pendidik
utama, bukan lagi dalam urutan waktu, melainkan prioritas hak. Orang tua
merupakan pendidik kodrati yang mendapatkan hak untuk mendidik karena
kodratnya sebagai orang tua yang sekaligus bertanggung jawab atas seluruh
hidup dan masa depan anaknya.
Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama pembentukan watak dan karakter
seseorang. Dan yang menjadi subjek pendidiknya adalah orang tua dan
subjek didiknya adalah anak-anak. Adapun corak pendidikan dalam
keluarga adalah:
a. Terselengara secara informal dan tidak terprogram (tanpa kurikulum)
b. Dilakukan dalam suasan yang akrab/ intim, kekluargaan, dan
kodrati/alamiah
c. Diwarnai hubungan yang afektif dari hati ke hati atas dasar kasih sayang
d. Bersifat personal (perhatian pada pribaadi-pribadi)
e. Diwarnai oleh adanya ikatan primodial (ikatan dasar) keluarga, marga,
suku, agama,dll.
f. Merupakan arena bagi keteladanan yang mendorong ke arah peniruan.
2. Guru (Pendidik yang Diserahi Keprcayaan)
Guru dalam hal ini merupakan teacher (Ing) atau pengajar, pendidik
yang diserahi kepercayaan karena tugasnya sebagai subjek yang
bertanggung jawab untuk menjalankan pendidikan. Guru juga disebut
sebagai pendidik kedua setelah orang tua. Di sini mereka pertama-tama
sadar akan perlunya melestarikan bangsa manusia, melalui pendidikan.
Pendidikan dalam Lingkungan Sekolah Yang menjadi subjek pendidik
dalam lingkup sekolah adalah guru dan subjek didiknya (anak didiknya)
adalah murid-murid. Adapun corak pendidikan dalam sekolah
a. Terselenggara secara formal, sistematik (berjenjang), dan terprogram
(ada kurikulum)

6
b. Dilakukan dalam suasana yang klasikal dan massal
c. Secara dominan diwarnai transfer ilmu dan pengembangan pemikiran
yang objektif-rasional.
d. Menyiapkan murid untuk menjadi manusia yang berpribadi dewasa,
cerdas, dan trampil/profesional
e. Keteladanan guru sangat menunjang tercapainya tujuan pendidikan
3. Subjek Didik Atau Anak Didik
Anak-anak yang menerima pendidikan tidak bisa disebut objek
pendidikan. Dalam lingkungan keluarga subjek didik adalah anak-anak dan
subjek pendidiknya adalah orang tua. Begitu pun dalam lingkungan sekolah,
subjek didiknya adalah murid murid dan guru sebagai subjek pendidik.
Seorang anak akan dibentuk melalui proses pendidikan baik formal
(sekolah) maupun informal (keluarga). Adapun kriteria dari seorang peserta
didik:
a. Masih anak-anak (belum memiliki pribadi yang dewasa-susila dalam
banyak aspeknya)
b. Sudah dewasa-susila, tetapi belum sepenuhnya dewasa-susila dalam
aspek-aspek tertentu.
c. Masih membutuhkan dan menerima pengaruh dari pendidik.
objek pendidikan merupakan orang atau sekelompok orang yang
dijadikan sasaran untuk diaplikasikan suatu pendidikan. Orang-orang tersebut
akan menerima pendidikan dari orang lain, baik dalam format individu maupun
kelompok. Berikut adalah yang termasuk kedalam objek pendidikan:
1. Keluarga
Keluarga adalah personal terdekat bagi kita, baik dari aspek
biologis maupun dari sisi interaktif dalam kehidupan. Maka Al-Quran
begitu memperhatikan orang-orang ini sebagai objek pendidikan. Bahkan
Rasulullah saw dalam metode dakwahnya, di awal masa kenabian adalah
keluarga dan kerabat dekat sebelum berdakwah kepada seluruh umat
manusia. Keluarga merupakan objek pendidikan yang lebih diutamakan.
Sebab keluarga merupakan orang-orang yang paling dekat yang harus dijaga

7
dari berbagai kemudharatan. Maka pendidikan bagi keluarga (dekat) lebih
diutamakan dan menjadi prioritas.
2. Kerabat Dekat
Kerabat dekat adalah objek pendidikan setelah keluarga. Jadi,
sebelum kita mengajak orang-orang di luar keluarga dan kerabat, mereka
yang terdekat dengan kita (keluarga dan kerabat) merupakan prioritas dalam
menerima pendidikan.
3. Masyarakat
Seluruh bangsa diwajibkan untuk menerima pendidikan, dalam arti
memiliki kewajiban dalam menuntut ilmu dan atau menjadi objek tujuan
pendidikan.
Peserta didik dan orang yang berkeinginan untuk mencari proses yang
dilangsungkan oleh subjek pendidikan atau yang dialami oleh objek melalui
pengalaman setiap hari dan hubungan dengan subjek dan objek lain serta
hubungan dengan lingkungan.

8
DAFTAR PUSTAKA
AmAli Muhson. Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan. Jurnal
Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004.

Anggraeni, Aisyah & Hendrizal. 2018. “Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap


Kehidupan Sosial Para Siswa SMA”. Jurnal PPKn & Hukum, Volume 13,
Nomor 1, April 2018, halaman 64-76, ISSN: 1907-5901, terbitan Pro-
gram Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) FKIP
Universitas Riau (Unri), Pekanbaru; URL: https://ejournal.
unri.ac.id/index.php/JPB/article/v iew/5149/4827.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta, Cet. Ke-13.

Bobsusanto. 2020, “24 Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli” dikutip dari
http://www.pengetahuan.com/2020/03/15-pengertianpembelajaran-
menurut-para-ahli.html diakses pada 23 Mei 2020 pukul 10:43 WIB

Ganjar Setyo Widodo, Kharisma Sita Rofiqoh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra
Bakti. Volume 7, Nomor 1 tahun 2020

Husnani dkk. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana


Universitas Pgri Palembang 03 Mei 2019

Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: RajaGrafin- do Persada

Prayitno. 2012. Pendidikan: Dasar Te- ori dan Praksis. Padang: UNP Press

Suriasomantri, Jujun S. 1996. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan

Tirtarahardja, Umar. dan S.L. La Sulo. (2008). Pengantar Pendidikan, PT. Rineka
Cipta, 105-106

Anda mungkin juga menyukai