PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah
ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan ,yaitu tentang
Pendidikan Sebagai Ilmu Pendidikan. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak selaku
dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Penyusun
A. PENDAHULUAN
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai
metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan untuk
mencapai kebenaran, Memperoleh pemahaman, memberi penjelasan ataupun melakukan
penerapan.
Pendidikan adalah suatu proses mentransfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik
yang erat kaitannya dengan obyek pendidikan. Ilmu yang ditransfer umumnya ilmu
pengetahuan yang bersifat memberi pengetahuan peserta didik dengan harapan peserta
didik mampu mengetahui segala macam keadaan alam, sosial dan kebudayaan yang ada di
dunia. Kenapa pendidikan itu disebut ilmu? Karena ilmu merupakan obyek utama dari
pendidikan. Tanpa ilmu, segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan. Dibagian ini akan
dibahas pengertian pendidikan sebagai ilmu,persyaratan pendidikan sebagai ilmu,sifatsifat
ilmu pendidikan dan perkembangan pendidikan di Indonesia .
B. PEMBAHASAN
Menurut Cater V. Good (1945: 36), ilmu pendidikan adalah suatu bangunan
pengetahuan yang sistematis mengenai aspek – aspek kuantitatif dan objektif dan proses
belajar, menggunakan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis
pendidikan untuk diuji dan pengalaman, seringkali dalam bentuk eksperimental. Menurut
Driyarkara (1980: 66 – 67), ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah, pemikiran yang bersifat
kritis, metodis dan sistematis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan (mendidik dan
matis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan (mendidik dan dididik). Kritis berarti
bahwa orang tidak menerima saja apa yang ditangkap atau muncul dalam benaknya, tetapi
semua pernyataan, semua afirmasi harus mempunyai dasar yang kuat. Orang yang bersikap
kritis, ingin mengerti betul (tidak hanya membeo).
Metodis berarti bahwa dalam proses berpikir dan menyelidiki orang menggunakan
suatu cara tertentu. Sistematis berarti bahwa pemikir ilmiah itu dalam prosesnya dijiwai oleh
suatu ide yang menyeluruh dan menyatukan, sehingga pikiran – pikiran dan pendapat –
pendapat tidak tanpa hubungan, melainkan merupakan kesatuan.
Dari definisi – definisi Ilmu pendidikan yang diutarakan oleh para ahli dapat
disimpulkan bahwa :
a. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena
yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perpektif yang luas dan integratif.
b. Fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan
ini bukan hanya merupakan gejala yang melekat pada manusia (gejala yang universal), dalam
perpektif yang luas, melainkan juga sekaligus merupakan upaya untuk memanusiakan
manusia agar menjadi sebenar – benarnya manusia (insan), yang hal ini secara integratif
diperlukan penggunaan berbagai kajian tentang pendidikan (kajian historis, filosofis,
psikologis dan sosiologis tentang pendidikan).
c. Upaya pendidikan mencakup keseluruhan aktivitas pendidikan (mendidik dan dididik) dan
pemikiran yang sistematik tentang pendidikan.
Persyaratan Pendidikan sebagai Ilmu Ilmu adalah suatu pengetahuan yang disusun
secara kritis, metodis dan sistematis yang berasal dari observasi, studi dan eksperimentasi
untuk menentukan hakikat dan prinsip – prinsip apa yang dipelajari (Dwi Siswoyo,2015:60).
Suatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai suatu disiplin ilmu,
dipenuhi ada 3 syarat yaitu :
a. Memiliki objek studi (objek material dan objek formal) Objek material ilmu pendidikan
adalah perilaku manusia. Apabila kita pelajari perilaku manusia sebagai makhluk yang hidup
dalam masyarakat maka perilaku itu disamping dapat dilihat dan segi ilmu pendidikan juga
dalat dilihat dan segi – segi yang lain seperti segi psikologis, sosiologis, antropologis. Objek
formal ilmu 3 pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena yang
ada hubungannya dengan pendidikan dalam perspektif yang luas dan integratif. Jadi, yang
membedakan satu ilmu dan ilmu yang lain adalah objeknya.Objek formal adalah objek
material yang disoroti oleh suatu ilmu,sudut pandang tertentu yang menentukan macam
ilmu.
b. Memiliki sistematika Secara teoritik, sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan
menjadi tiga segi tinjauan, yaitu : Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, dengan
melihat pendidikan sebagai upaya sadar, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi
perkembangan sosio – budaya di masa depan.
c. Memiliki metode Metode – metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai
berikut (Soedomo, 1990: 46 – 47; Mub, Said, 1989) :
Metode normatif berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan yang ingin dicapai
oleh pendidikan. Metode ini juga membawa pertanyaan yang berkenaan dengan masalah
nilai baik dan nilai buruk.
Metode eksplanatori bersangkut paut dengan pertanyaan tentang kondisi dan kekuatan
apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. Dalam hal ilmu pendidikan
mendapatkan bantuan dari berbagai teori tentang pendidikan yang boleh jadi dihasilkan
oleh ilmu – ilmu lain.
Metode teknologis ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan bagaimana melakukannya
dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan.
Metode Deskriptif – Fenomenologis Metode ini mencoba menguraikan kenyataan-
kenyataan pendidikan dan kemudian mengklasifikasikan sehingga ditemukan yang hakiki.
Metode Hermeneutis Metode ini mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan
yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan.
Metode Analisis Kritis (Filosofis) Metode ini menganalisis secara kritis tentang istilah-
istilah, pernyataanpernyataan, konsep-konsep dan teori-teori yang ada atau digunakan
dalam pendidikan.
Syarat lain bagi disiplin ilmu pendidikan adalah memiliki evidensi empiris. Yang
dimaksud dengan evidensi empiris adalah adanya kesesuaian (korespondensi) 4 antara
konsepsi teoritisnya dengan permasalahan dalam praktek sehingga disamping dapat
menjelaskan kasus – kasus yang timbul, juga sekaligus dapat mendukung diaplikasikannya
dalam menjawab permasalahan pendidikan di lapangan, dalam lingkup kajian ilmu
pendidikan. Ini sesua dengan sifat ilmu pendidikan, yaitu teoritis dan praktis.
a. Rasional Ilmu pengetahuan harus bersifat rasional artinya ilmu tersebut harus
mempunyai sifat kegiatan berpikir yang ditundukan pada logika atau penalaran . Berpikir
rasional berarti berpikir secara sistematis yang kompleks dan konsepsional dengan
kemampuan menggunakan lambang untuk dapat memberi arti yang hampir tidak terbatas
kepada suatu objek material, seperti pada suara, gerak, warna dan rasa.
b. Empiris Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris artinya kesimpulan atau konklusi ilmu
pengetahuan yang diambil harus tunduk kepada pemeriksaan atau verifikasi indra manusia,
maka kaidah logika formal dan hukum sebab-akibat harus menjadi dasar kebenaran yang
bersifat relitas objektif dan netral.
c. Fakta dan Teori Ilmu pengetahuan terdiri atas dua unsur besar, yaitu fakta dan teori.
Teori mendefinisikan fakta sebagai observasi empiris yang bisa diverifikasi dan mempunyai
tugas menempatan hubungan yang terdapat diantara fakta-fakta itu. Ilmu tidak dapat
disusun hanya berdasarkan fakta saja, tetapi untuk menjadi ilmu pengetahuan fakta harus
disusun dalam suatu sistem dan diinterpretasikan sehingga tanpa metode tersebut suatu
fakta tidak akan bisa menjadi ilmu.
d. Universal Ilmu pengetahuan harus bersifat umum artinya kebenaran yang dihasilkan ilmu
pengetahuan dapat diperiksa oleh para peninjau ilmiah dan dapat dipelajari atau diikuti
secara umum serta dapat diajarkan secara umum pula. Kebenaran ilmu tidak bersifat rahasia
tetapi memiliki nilai sosial sehingga kewibawaan ilmiah didapat setelah hasil itu diketahui,
diselidiki dan dibenarkan veliditasnya oleh sebanyak mungkin ahli dalam bidang ilmu
tesebut.
e. Akumulatif Ilmu pengetahuan harus bersifat akumulatif atau saling berkaitan artinya
ilmu pengetahuan tersebut harus diketengahkan hubungan antara ilmu dan kebudayaan
sebab ilmu merupakan salah satu unsur kebudayaan manusia. Misalnya, untuk dapat belajar
manusia mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa. Selain itu, ilmu pengetahuan
yang dikenal dewasa ini, merupakan kelanjutan dari ilmu yang ada sebelumnya.
f. Sebagai Ilmu Normatif Ilmu pendidikan merumuskan kaidah atau pedoman atau ukuran
tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti berbicara masalah baik atau buruk dari
perilaku manusia.
g. Praktis dan Teoritis Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang
diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan
secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika
ilmu pengetahuan. Ilmu pendidikan bersifat normatif berarti pendidikan juga bersifat praktis
karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan. Pendidikan
sebagai ilmu praktis adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan
kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan. Sebagai ilmu teoritis adalah
pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang sudah ada untuk mempermudah jalanya
pendidikan.
h. Rohaniah Ilmu pendidikan bersifat rohaniah karena selalu memandang peserta didik
sebagai makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai makhluk yang beradab.
i. Historis Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori sistem pendidikan
sepanjang jaman dan kebudayaan serta makna filosofis yang berpengaruh pada jaman
tertentu.
4. Perkembangan pendidikan