Anda di halaman 1dari 47

PEDAGOGIK MODUL 1 KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN

Nama Mahasiswa : NINING PUJI LESTARI, S.Pd


Nomor Peserta : 201500523101
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar Materi yang dipelajari A. Konsep Dasar dan Rasional Ilmu Pendidikan
Manusia sebagai makhluk monopluralis sekaligus monodualis (Dwi Siswoyo, 2007: 46-47).
Makhluk monopluralis berarti manusia itu mempunyai banyak unsur kodrat (plural) yaitu jiwa dan
raga, namun merupakan satu kesatuan (mono)
Makhluk monodualis yaitu makhluk yang terdiri dari dua sifat yaitu sebagai makhluk pribadi dan
sosial (dualis), tetapi juga merupakan kesatuan yang utuh (mono).
Pendidikan adalah hidup itu sendiri. Hal tersebut memiliki makna bahwa manusia yang hidup pasti
akan memperoleh segala pengalaman (belajar) dari berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang
hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangannya. Syarifudin dan Kurniasih (2014: 3)
Pendidikan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum
dewasa, agar orang tersebut mencapai kedewasaan (Winkel;2012)
Pendidikan itu terselenggara dalam rangka untuk mengembangkan segenap potensi kemanusiaan ke
arah yang positif sehingga manusia menjadi makhluk yang berbudaya. Dwi Siswoyo dkk (2007: 37)
Pendidikan adalah seni, praktek, atau profesi pengajaran. Carter V. Good (Syam dkk, 2003)
Pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip
dan metode mengajar, pengawasan dan pembimbingan peserta didik. Carter V. Good (Syam dkk, 2003)
Kegiatan mendidik diartikan sebagai upaya membantu seseorang untuk menguasai aneka
pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai yang diwarisi dari keluarga dan masyarakat (Arif Rohman,
2011:5).
Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari suasana dan proses pendidikan yang berusaha
memecahkan masalah yang terjadi di dalamnya sehingga mampu menawarkan pilihan tindakan
mendidik yang efektif. Arif Rohman (2011: 13)
Ilmu pendidikan sebagai sistem pengetahuan tentang fenomena pendidikan yang dihasilkan melalui
penelitian dengan menggunakan metode ilmiah. Syarifudin (2006: 41)
Ilmu pendidikan juga dapat dikatakan sebagai seni, karena dalam penerapannya melibatkan emosi,
kreatifitas, dan dimensi-dimensi kemanusiaan lainnya selain hal-hal metodis seperti prinsip dan
aturan dalam mendidik dan mengasuh.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

B. Landasan Ilmu Pendidikan


Landasan mengandung arti sebagai dasar atau tumpuan.
Landasan material lebih bersifat fisik atau berwujud seperti sarana prasarana, peserta didik, dan
lingkungan.
Landasan konseptual lebih bersifat asumsi atau teori-teori, contohnya adalah UUD 1945 dan teori
pendidikan.
1. Macam-macam landasan konseptual ilmu pendidikan terdiri dari :
a. Landasan Filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari filsafat
pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan
dijalankan setiap lembaga pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik (pedagogik) dan
ke arah yang positif.
Teori-teori pendidikan seperti essensialisme, behaviorsisme, perenialisme, progresivisme,
rekronstruktivisme dan humanisme.
Esensialisme merupakan mahzab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan
realisme secara eklektis.
Behaviorisme pendidikan memandang perilaku siswa ditentukan oleh stimulus dan respon.
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian atau ketetapan atau kenikmatan.
Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif
mengembangkan teori pendidikan yang berdasar pada beberapa prinsip.
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progesif dalam
pendidikan.
Humanisme merupakan kelanjutan dari prinsip progresivisme karena telah menganut banyak
prinsip dari aliran tersebut seperti pendidikan yang berpusat pada siswa, guru tidak otoriter fokus
terhadap aktivitas dan partisipasi siswa.
Ontologi diartikan sebagai suatu cabang filsafat atau ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau
berwujud berdasarkan logika sehigga dapat diterima oleh akal manusia yang bersifat rasional
dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.
Aksiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tujuan ilmu pengetahuan atau
hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan.
Epistemologi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber,
metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.
Objek material epistimologi adalah pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah hakekat
pengetahuan.
Landasan epistimologi pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari cabang
filsafat epistimologi yang disebut juga teori mengetahui dan pengetahuan.
Jenis-jenis pengetahuan menurut taksonomi Bloom (Lorin W Anderson & David R. Krathwohl,
2010) meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif.
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa ketika akan
mempelajari disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu tersebut.
Pengetahuan faktual terdiri dari dua sub jenis:
1) Pengetahuan tentang terminologi yang melingkupi pengetahuan tentang label dan simbol
verbal dan nonverbal (misalnya, kata, angka, tanda dan gambar)
2) Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik. Pengetahuan ini
merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi dan
semacamnya.
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi dan hubungan
antar dua atau lebih kategori atau klasifikasi pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata.
Pengetahuan konseptual meliputi skema, model mental, atau teori yang implisit atau eksplisit
dalam beragam model psikologi kognitif.
Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga sub jenis :
1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, divisi dan susunan yang
spesifik dalam disiplin-disiplin ilmu.
2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi dibentuk oleh klasifikasi dan kategori.
3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi serta antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang jelas, utuh dan
sistemik tentang sebuah fenomena, masalah, atau materi kajian yang kompleks.
Pengetahuan prosedural meliputi bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan metode-
metode penelitian, dan kriteriakriteria untuk menggunakan ketrampilan, algoritma, teknik dan
metode.
Pengetahuan Prosedural ini terdiri dari tiga subjenis :
1) Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme.
2) Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu.
3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang
tepat.
Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran
dan pengeahuan tentang kognisi diri sendiri.
Pengetahuan metakognitif meliputi tiga subjenis :
1) Pengetahuan strategis. Pengetahuan strategis merupakan pengetahuan perihal strategi-strategi
belajar dan berpikir serta pemecahan masalah.
2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif.
3) Pengetahuan diri. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan
diri sendiri dalam kaitannya kognisi dan belajar.
b. Landasan Yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum yang mendasari dan melandasi
penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman, 2013)
Beberapa landasan hukum sistem pendidikan di Indonesia (Hasbullah, 2008):
1) Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan Nasional.
2) Undang-Undang tentang pokok pendidikan dan kebudayaan
3) Peraturan Pemerintah
c. Landasan Empiris
1) Landasan Psikologis adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang ditampakkan dalam
bentuk perilaku baik manusia ataupun hewan, yang pemanfaatannya untuk kepentingan
individu atau manusia baik disadari ataupun tidak, yang diperoleh melalui langkah-langkah
ilmiah tertentu serta mempelajari penerapan dasar-dasar atau prinsip-prinsip, metode, teknik,
dan pendekatan psikologis untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah dalam
pendidikan (Santrock, 2017).
Landasan psikologi pendidikan mencakup dua ilmu yaitu psikologi perkembangan dan
psikologi belajar.
Psikologi perkembangan adalah ilmu-ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam
perkembangannya meliputi perkembangan fisik, psikologi, sosial, emosional, emosi dan moral.
Psikologi belajar membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi individu belajar dan
bagaimana individu belajar yang dikenal dengan istilah teori belajar (Pidarta, 2007).
Psikologi belajar dapat dikelompokan menjadi 3 kelas, antara lain:
a) Teori disiplin daya/disiplin mental (faculty theory)
b) Behaviorisme
c) Organismic/Cognitive Gestalt Field
2) Landasan Sosiologis bersumber pada norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu
bangsa sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-
norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-
masing anggota masyarakat (Robandi, 2005: 26).
3) Landasan Historis Pendidikan Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu atau
pandangan retrospektif yang melahirkan studi-studi historis tentang proses perjalanan
pendidikan di Indonesia yang terjadi pada periode tertentu di masa yang lampau.
d. Landasan Religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik
tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau studi pendidikan (Hasubllah, 2008)
C. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik Pendidikan
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Yuridis
3. Landasan Empiris
a. Landasan Psikologis
b. Landasan Sosiologis
c. Landasan Historis
4. Landasan Religius

2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Macam-macam landasan konseptual ilmu pendidikan
di modul ini 2. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik Pendidikan

3 Daftar materi yang sering 1. Konsep Dasar dan Rasional Ilmu Pendidikan
mengalami miskonsepsi 2. Landasan Ilmu Pendidikan
Nama Mahasiswa : NINING PUJI LESTARI, S.Pd
Nomor Peserta : 201500523101
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Konsep Dasar Ilmu Pendidikan


Judul Kegiatan Belajar (KB) 2. Karakteristik Peserta Didik
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar Materi yang dipelajari A. Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki
peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam
mencapai cita-cita atau tujuannya.
B. Ragam Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan
moral dan spiritual, dan perkembangan motorik.
1. Etnik, dalam melakukan proses pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan jenis etnik apa saja
yang terdapat dalam kelasnya.
2. Kultural, Implikasi dari aspek kultural dalam proses pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan
pendidikan multikultural.
3. Status Sosial, Implikasi dengan adanya variasi status-sosial ekonomi ini pendidik dituntut untuk
mampu bertindak adil dan tidak diskriminatif.
4. Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas.
Minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan
yang dipilihnya Hurlock (1990: 114)
5. Perkembangan Kognitif. Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik akan
mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran, metode, media,
dan jenis evaluasi.
Tahap-tahap perkembangan intelektual peserta didik menurut Piaget dalam Masganti (2012: 83)
secara lengkap dapat disajikan sebagai berikut:
0,0 – 2,0 tahun: Tahap Sensorimotorik
2,0 – 7,0 tahun: Tahap Preoperasional
7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional kongkret
11,0 –15,0 tahun: Tahap Operasional formal
6. Kemampuan/pengetahuan awal atau entry behavior merupakan keadaan pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik sebelum mempelajari
pengetahuan atau keterampilan baru. Ali (1984: 54)
7. Gaya belajar didefinisikan sebagai cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi
dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Masganti (2012: 49)
Gaya belajar adalah kombinasi dari cara menyerap, mengatur dan mengolah informasi. DePorter dan
Hemacki dalam Masganti (2012; 49)
Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih/digunakan oleh peserta didik dalam menerima,
mengatur, dan memproses informasi atau pesan dari komunikator/pemberi informasi.
Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. visual, yaitu peserta didik yang belajarnya akan mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan.
b. auditif, yaitu mereka yang mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses melalui pendengaran
c. kinestetik adalah peserta didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara fisik dengan cara
bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan.
8. Motivasi yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Wlodkowski (dalam Suciati,
1994:41)
9. Perkembangan emosi sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan
dalam tubuh, misalnya otot menegang, dan jantung berdebar. Kartono dalam Sugihartono (2013: 20)
10.Perkembangan sosial adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya,
bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku
baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Hurlock, (1998: 250)
faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu keluarga, kematangan, teman sebaya,
sekolah, dan status sosial ekonomi
11.Perkembangan Moral dan Spiritual anak/peserta didik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
a) preconventional (6 - 10 th), yang meliputi aspek obedience and paunisment orientatation,
orientasi anak/peserta didik masih pada konsekvensi fisik dari perbuatan benar-salahnya.
b) conventional (10 – 17 th), yang meliputi aspek good boy orientation, orientasi perbuatan yang
baik adalah yang menyenangkan, membantu, atau disepakati oleh orang lain.
c) postconventional 17 – 28 th), tahap pasca konvensional ini meliputi contractual legalistic
orientation, orientasi orang pada legalitas kontrak sosial.
12.Perkembangan Motorik diartikan perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,
urat syaraf, dan otot yang terkordinasi. Hurlock
Perkembangan motorik menurut Santrock (2011: 242) dikelompokkkan menjadi:
a) motorik kasar gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
b) motorik halus gerakan yang menggunakan otot halus, atau sebagian anggota tubuh tertentu
yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.

Daftar materi yang sulit dipahami 1. Karakteristik peserta didik


di modul ini 2. Perkembangan Moral dan Spiritual

3 Daftar materi yang sering 1. Tahap-tahap perkembangan intelektual peserta didik


mengalami miskonsepsi 2. Definisi gaya belajar
Nama Mahasiswa : NINING PUJI LESTARI, S.Pd
Nomor Peserta : 201500523101
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul 1 Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 3 3. Teori Belajar dan Imlikasinya Dalam Pembelajaran
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar Materi yang 1. Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat
dipelajari dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014)
2. Belajar merupakan bentuk dari suatu perubahan yang dialami peserta didik dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon.
3. “Manusia mesin” atau Homo mechanicus
4. Ganjaran atau reward
5. Penguatan atau reinforcement
6. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting. Hal ini
dikarenakan Watson tidak mempercayai unsur keturunan (herediter) sebagai penentu
perilaku.
7. Kebiasaan atau habits merupakan dasar perilaku yang ditentukan oleh 2 hukum utama yaitu
kebaruan (recency) dan frequency.
8. Teori belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai
model perseptual.
9. Pengertian belajar menurut teori belajar kognitif adalah perubahan persepsi dan
pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur.
10. Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha
pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan
akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah
kepada tujuan tersebut.
11. Orientasi, yaitu peserta didik diberik kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam
mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi.
12. Elitasi, yaitu peserta didik mengungkapkan idenya denegan jalan berdiskusi, menulis,
membuat poster, dan lain-lain.
13. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru,
mengevaluasi ide baru.
14. Penggunaan ide baru dalam setiap situasi, yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk
perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi.
15. Review, yaitu dalam mengapliasikan pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi dengan
menambahkan atau mengubah
16. Zona Perkembangan Proksimal atau Zona Proximal Development (ZPD) merupakan konsep
utama yang paling mendasar dari teori belajar kokonstruktivistik Vygotsky.
17. Mediasi merupakan tanda-tanda atau lambang yang digunakan seseorang untuk memahami
sesuatu di luar pemahamannya.
18. Teori humanistik dengan pandangannya yang eklektik yaitu dengan cara memanfaatkan atau
merangkumkan berbagai teori belajar dengan tujuan untuk memanusiakan manusia bukan
saja mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus dilakukan.
19. Peserta didik tipe aktivis, yaitu peserta didik yang cenderung melibatkan diri pada dan
berpartisipasi aktif dengan berbagai kegiatan, dengan tujuan mendapatkan pengalaman-
pengalaman baru.
20. Peserta didik tipe reflektor, tipe ini cenderung berhati hati mengambil langkah dan penuh
pertimbangan.
21. Peserta didik tipe teoris, tipe ini biasanya sangat kritis, suka menganalisis, selalu berfikir
rasional menggunakan penalarannya.
22. Peserta didik tipe pragmatis, tipe ini menaruh perhatian besar terhadap aspek-aspek praktis
dalam segala hal, mereka tidak suka bertele-tele dalam membahas aspek toeritis-filosofis dari
sesuatu.
23. Technical learning (belajar teknis)
24. Practical elarning (belajar praktis)
25. Emancpatory learning (belajar emansipatori)
2 Daftar materi yang sulit 1. Teori belajar behavioristik
dipahami di modul ini 2. Implikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran
3. Teori belajar konstruktivistik dalam pembelajaran
3 Daftar materi yang sering 1. Menerapkan implikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran
mengalami miskonsepsi 2. Menerapkan implikasi teori belajar konstruktivistik dalam pembelajaran

Nama Mahasiswa : NINING PUJI LESTARI, S.Pd


Nomor Peserta : 201500523101

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul 1 Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
No Garis besar Materi yang Respon/Jawaban
dipelajari di modul ini Butir
Refleksi
1 Garis besar Materi yang 1. Konsep kurikulum menurut pandangan para ahli dapat dipandang dari tiga konteks, yaitu
dipelajari kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai kegiatan pengalaman dan kurikulum
sebagai perencanaan.
2. Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini mewarnai teori-teori dan praktik
pendidikan.
3. Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar
sekolah dimana kegiatan tersebut berada dalam tanggung jawab sekolah.
4. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar.
5. Komponen-komponen kurikulum diistilahkan sebagai anatomi kurikulum yang terdiri dari
komponen tujuan, isi, aktivitas belajar dan evaluasi yang digambarkan sebagai suatu
keterpaduan.
6. Artinya titik sentral kurikulum adalah peserta didik itu sendiri. Perkembangan peserta didik
hanya akan tercapai apabila memperoleh pengalaman belajar melalui semua kegiatan yang
disajikan oleh sekolah baik melalui mata pelajaran ataupun kegiatan lainnya.
7. Dari kesepuluh kurikulum tersebut jika dilihat dari jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu : 1)
kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947 – 1968), 2) kurikulum berbasis pada
pencapaian tujuan (kurikulum 1975 – 1994) dan 3) kurikulum berbasis kompetensi
(kurikulum 2004 – 2013).
8. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya
pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis dan landasan empirik.
9. Peran konservatif menekankan bahwa kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai budaya masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan masa
kini.
10. Peran kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu
kebaruan yang sesuai dengan perubahan tersebut.
11. Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat peserta didik.
12. Kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan pendidikan.
13. Isi atau content merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, nilai
dan keterampilan yang perlu diberikan kepada siswa.
14. Menurut David Pratt (1980) dalam Sanjaya, pengembangan kurikulum (curriculum
development atau curriculu planning ) adalah proses atau kegiatan yang disengaja dan
dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan
penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah.
15. Seller dan Miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus.
16. Aspek yang relative tetap adalah ideologi, keyakinan, nilai budaya masyarakat yang
mempengaruhi sekolah termasuk didalamnya menemukan budaya apa yang patut dan tidak
patutu diwariskan kepada generasi bangsa.
17. Hidden Curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah, yang meliputi interaksi
guru, peserta didik, struktur kelas, keseluruhan pola organisasional peserta didik sebagai
mikrokosmos sistem nilai social.
18. Hidden Curiculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan di dalam atau di luar
sekolah yang meliputi hal-hal yang memilikinilai tambah, sosialisasi pemeliharaan struktur
kelas.
19. Hidden Curriculum mencakup perbedaan tingkat kesengajaan seperti halnya yang dihayati
oleh para peneliti, tingkat yang berhubungan dengan hasil yang bersifat insidental.
20. Implementasi kurikulum menurut kamus Oxford for learner, berarti put something into effect /
penerapan ide yang memberikan efek.
21. Menurut Chaudry (2015) faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah faktor
guru, peserta didik, sarana dan fasilitas, lingkungan sekolah, peminatan grup, budaya dan
ideologi, supervisi pembelajaran, dan proses asesmen sebelum pelaksanaan sebuah
implementasi kurikulum. Untuk lebih jelas, mari kita bahas satu persatu.
22. Tantangan kurikulum yang harus dihadapi di era masa depan adalah bonus demografi,
teknologi di ruang kelas, globalisasi dan perubahan kebijakan pendidikan, pendidikan abad
21.
2 Daftar materi yang sulit 1. Pembaharuan kurikulum di Indonesia
dipahami di modul ini 2. Peran, Fungsi dan komponen kurikulum
3 Daftar materi yang sering 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
mengalami miskonsepsi 2. Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa depan
PEDAGOGIK MODUL 2 PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
NAMA MAHASISWA : NINING PUJI LESTARI, S.Pd
NOMOR PESERTA : 201502523667

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karateristik Pembelajaran Abad 21
2. Profil dan Kompetensi Guru Abad 21
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru abad 21
4. Srategi Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang A. Karakteristik Pembelajaran Abad 21:
dipelajarI 1. Guru dan peserta didik dapat
memanfaatkan jaringan internet
untuk mengakses “big data” dimana
setiap detik mengalir data dalam
jumlah besar
2. Big data merupakan kumpulan data
dalam skala besar dan kompleks
yang dapat menjadi sumber belajar
potensial
3. Big data semakin mudah diakses
seiring meningkatnya kemampuan
dan jumlah kepemilikan perangkat
pribadi seperti handphone, tablet,
laptop, PDA, maupun perangkat
bergerak lainnya.
4. Quering (menambah, menghapus dan
mengubah data)
5. Aplikasi big data adalah massive open
online course (MOOC) yaitu suatu
sistem pembelajaran yang
diselenggarakan secara online,
ditawarkan secara besar-besaran dan
terbuka. Hal ini memungkinkan
orang dapat belajar tanpa batas
melalui akses web.
6. Kehadiran big data dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar
sehingga guru tidak lagi merupakan
satu-satunya sumber, karena peserta
didik generasi sekarang sangat lincah
dalam mencari dan menemukan
sumber informasi.
7. “Fenomena Disrupsi” dengan tanda-
tanda sebagai berikut;
a. Belajar tidak lagi terbatas pada
paket-paket pengetahuan
terstruktur namun belajar tanpa
batas sesuai minat (continuum
learning),
b. Pola belajar menjadi lebih
informal,
c. Keterampilan belajar mandiri (self
motivated learning) semakin
berperan penting, dan
d. Banyak cara untuk belajar dan
banyak sumber yang bisa diakses
seiring pertumbuhan MOOC
secara besar-besaran.
8. Pemanfaatan big data sebagai
sumber belajar menjadi keniscayaan
pembelajaran abad 21. Peserta didik
harus belajar cara melacak,
menganalisis, mensintesis,
mengubah, mendekontruksi bahkan
menciptakan lalu membagikan
pengetahuan kepada orang lain.
Fokus guru sebenarnya memberikan
kesempatan peserta didik untuk
menghubungkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata
9. Komponen pembelajaran abad 21
yang meningkat interaksinya satu
sama lain, yaitu:
(1) aktifitas instruktur/guru/
mentor/fasilitator, (2) desain
pembelajaran online,
(3) data sebagai sumber belajar (big
data),
(4) strategi pembelajaran online, dan
(5) unjuk kerja peserta didik.
10. Fenomena lain abad 21 adalah
adanya pergeseran kebutuhan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
menggeser SDM berketerampilan
tingkat rendah (pekerjaan tangan)
dengan pekerjaan SDM berdaya
kreatifitas tinggi.
11. Beberapa keterampilan penting abad
21:
a. Berpikir kritis dan penyelesaian
masalah (critical thinking and
problem solving).
Peserta didik perlu dibiasakan
untuk berpikir analitis,
membandingkan berbagai kondisi,
dan menarik kesimpulan untuk
dapat menyelesaikan masalah.
b. Kreatifitas dan inovasi
(creativity and innovation).
Kreatifitas dan inovasi akan
melahirkan daya tahan hidup dan
menciptakan nilai tambah
sehingga mengurangi kebiasaan
untuk mengeksploitasi sumber
daya alam, namun berusaha
menciptakan ekonomi kreatif
berbasis pengetahuan dan warisan
budaya.
c. Pemahaman lintas budaya
(cross-cultural understanding).
Peserta didik harus memiliki sikap
toleransi dan mengakui eksistensi
dan keunikan dari setiap suku
dan daerah yang ada di Indonesia.
d. Komunikasi, literasi informasi
dan media (media literacy,
information, and
communication skill) :
 Keterampilan komunikasi
dimaksudkan agar peserta
didik dapat menjalin hubungan
dan menyampaikan gagasan
dengan baik secara lisan,
tulisan maupun non verbal.
 Literasi informasi
dimaksudkan agar peserta
didik dapat mempergunakan
informasi secara efektif yakni
memahami kapan informasi
diperlukan, bagaimana cara
mengidentifikasi, bagaimana
cara menentukan kredibilitas
dan kualitas informasi.
 Literasi media dimaksudkan
agar peserta didik mampu
memahami, menganalisis, dan
adanya dekonstruksi
pencitraan media, ada
kesadaran cara media dibuat
dan diakses sehingga tidak
menelan mentah-mentah berita
dari media.
e. Komputer dan literasi
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (computing and ICT
literacy) Literasi TIK
mengandung kemampuan untuk
memformulasikan pengetahuan,
mengekpresikan diri secara kreatif
dan tepat, serta menciptakan dan
menghasilkan informasi bukan
sekedar memahami informasi.

f. Karir dan kehidupan (life and


career skill) Peserta didik akan
berkarya dan berkarir di
masyarakat dimana dunia kerja
memerlukan orang-orang yang
mandiri, suka mengambil inisiatif,
pandai mengelola waktu, dan
berjiwa kepemimpinan
B. Karakteristik Peserta Didik Abad 21
a. Menyukai kebebasan dalam belajar
(self directed learning) mulai dari
mendiagnosa kebutuhan belajar,
menentukan tujuan belajar,
mengidentifikasi sumber belajar,
memilih strategi belajar, dan
mengevaluasi hasil belajarnya sendiri
b. Suka mempelajari hal-hal baru yang
praktis sehingga mudah beralih fokus
belajarnya meskipun memiliki
kecukupan waktu untuk
mempelajarinya.
c. Merasa nyaman dengan lingkungan
yang terhubung dengan jaringan
internet karena memenuhi hasrat
berselancar, berkreasi, berkolaborasi,
dan membantu berbagi informasi
sebagai bentuk partisipasi.
d. Lebih suka berkomunikasi dengan
gambar images, ikon, dan simbol-
simbol daripada teks.
e. Memiliki rentang perhatian pendek
(short attention span) atau dengan
kata lain sulit untuk berkonsentrasi
dalam jangka waktu lama. Generasi z
terbiasa bersentuhan dengan
teknologi tinggi dengan aksesibilitas
cepat misalnya smartphone. Rentang
perhatian manusia semakin pendek
ada di kisaran 8 detik (Glum, 2015).
f. Berinteraksi secara kompleks dengan
media seperti smartphone, televisi,
laptop, desktop, dan iPod.
g. Lebih suka membangun eksistensi di
media sosial daripada di lingkungan
nyata dan cenderung memilih
menggunakan aplikasi seperti
Snapchat, Secret dan Whisper
daripada whatsapp.

C. Peran Guru dalam Pembelajaran Abad


21
a. Kurangi kebiasaan berdiri di depan
kelas dan di tengah kelas sebagai
satu-satunya sumber dan pusat
perhatian. Ingatlah teknologi digital
adalah infrastruktur belajar yang
digemari bagi generasi abad 21.
b. Lebih berperan dan bertindak
sebagai mentor pendamping,
pembimbing, dan pelatih dengan
kebijaksanaan, pengetahuan, dan
pengalaman. Lakukan monitoring
kemajuan dan pemahaman konsep-
konsep kunci hasil eksplorasi oleh
peserta didik di dunia digital.
c. Memotivasi peserta didik untuk
mencapai tujuan yang telah dipilih
melalui inspirasi-inspirasi baru
d. Peran guru adalah memberikan
saran atas proses dan hasil belajar
peserta didik sehingga perlu
memfokuskan diri kepada
monitoring proses belajar peserta
didik

D. Model-model Pembelajaran Abad 21


a. Discovery learning; belajar melalui
penelusuran, penelitian, penemuan,
dan pembuktian .
b. Pembelajaran berbasis proyek;
proyek memiliki target tertentu
dalam bentuk produk dan peserta
didik merencanakan cara untuk
mencapai target dengan dipandu
oleh pertanyaan menantang
c. Pembelajaran berbasis masalah dan
penyelidikan; belajar berdasarkan
masalah dengan solusi “open ended”,
melalui penelusuran dan
penyelidikan sehingga dapat
ditemukan banyak solusi masalah.
d. Belajar berdasarkan pengalaman
sendiri (Self Directed
Learning/SDL); SDL merupakan
proses di mana insiatif belajar
dengan/atau tanpa bantuan pihak
lain dilakukan oleh peserta didik
sendiri mulai dari mendiagnosis
kebutuhan belajar sendiri,
merumuskan tujuan,
mengidentifikasi sumber, memilih
dan menjalankan strategi belajar,
dan mengevaluasi belajarnya sendiri
e. Pembelajaran kontekstual
(melakukan); guru mengaitkan
materi yang dipelajari dengan situasi
dunia nyata peserta didik sehingga
memungkinkan peserta didik
menangkap makna dari yang
pelajari, mengkaitkan pengetahuan
baru dengan pegetahuan dan
pengalaman yang sudah dimiliki.
f. Bermain peran dan simulasi;
peserta didik bisa diajak untuk
bermain peran dan menirukan
adegan, gerak/model/pola/prosedur
tertentu
g. Pembelajaran kooperatif;
merupakan bentuk pembelajaran
berdasarkan faham kontruktivistik.
Peserta didik berkelompok kecil
dengan tugas yang sama saling
bekerjasama dan membantu untuk
mencapai tujuan bersama.
h. Pembelajaran kolaboratif;
merupakan belajar dalam tim
dengan tugas yang berbeda untuk
mencapai tujuan bersama
i. Diskusi kelompok kecil; diskusi
kelompok kecil diorientasikan untuk
berbagai pengetahuan dan
pengalaman serta untuk melatih
komunikasi lompok kecil tujuannya
agar peserta didik memiliki
ketrampilan memecahkan masalah
terkait materi pokok dan persoalan
yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari
E. TPACK sebagai Kerangka Integrasi
Teknologi
TPACK (Technological Pedagogical
Content Knowledge) merupakan
kerangka pengintegrasian teknologi ke
dalam proses pembelajaran yang
melibatkan paket-paket pengatahuan
tentang teknologi, materi, dan proses
atau strategi pembelajaran. Paket-paket
pengetahuan bersinggungan
menghasilkan irisan- irisan menjadi
paket pengetahuan baru.
F. Konsep TPACK melibatkan 7 domain
pengetahuan dikarenakan ada irisan
atau sintesa baru, yaitu;
a. Pengetahuan materi (content
knowledge/CK) yaitu penguasaan
bidang studi atau materi
pembelajaran.
b. Pengetahuan pedagogis (pedagogical
knowledge/PK) yaitu pengetahuan
tentang proses dan strategi
pembelajaran.
c. Pengetahuan teknologi (technological
knowledge/TK) yaitu pengetahuan
bagaiamana menggunakan teknologi
digital.
d. Pengetahuan pedagogi dan materi
(pedagogical content knowledge/PCK)
yaitu gabungan pengetahuan tentang
bidang studi atau materi
pembelajaran dengan proses dan
strategi pembelajaran.
e. Pengetahuan teknologi dan materi
(technological content knowledge/TCK)
yaitu pengetahuan tentang teknologi
digital dan pengetahuan bidang studi
atau materi pembelajaran.
f. Pengetahuan tentang teknologi dan
pedagogi (technological paedagogical
knowledge/TPK) yaitu pengetahuan
tentang teknologi digital dan
pengetahuan mengenai proses dan
strategi pembelajaran.
Pengetahuan tentang teknologi,
pedagogi, dan materi (technological,
pedagogical, content knowledge/TPCK)
yaitu pengetahuan tentang teknologi
digital, pengetahuan tentang proses dan
strategi pembelajaran, pengetahuan
tentang bidang studi atau materi
pembelajaran

2. Daftar materi yang sulit 1. Umpan balik mengenai dampak


dipahami di modul ini pembelajaran dan umpan balik srategi
pembelajaran
2. Fenomena pembelajaran abad
3 Daftar materi yang sering 1. Kompetensi pedagogik dengan kompetensi
mengalami miskonsepsi profesional
2. Cara pandang guru abad 21terhadap
pembelajaran abad 21

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Modul 2 Peran Guru dalam Pembelajaran Abad
21
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karasterisrik Pembelajaran Abad 21
2. Profil dan Kompetensi Guru Abad 21
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru abad 21
4. Srategi Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang A. Profil Guru Efektif Abad 21
dipelajari 1. Empat (4) macam tipe guru :
a. Tipe pertama disebut Guru
Medioker (Mediocre Teacher)
Guru tipe medioker sering
menjengkelkan bagi sebagian
besar peserta didik. Ciri guru
medioker adalah monoton, mata
lebih banyak melihat buku dan
membacanya, selalu duduk atau
berdiri di depan ruang kelas,
pendapatnya seolah merupakan
kebenaran mutlak, dan peserta
didik lebih banyak mendengar
suara guru.
b. Guru yang baik (good teacher)
Guru tipe baik memiliki
kemampuan ceramah dan
menjelaskan berdasarkan hasil
analisis bukan sekedar membaca
ulang dan menghafal meskipun
dilihat dari gaya mengajarnya
masih cenderung berpusat guru.
c. Guru superior (demonstrates)
Guru superior suka
memanfaatkan media
pembelajaran sehingga materi
pembelajaran mudah diingat dan
dipahami oleh peserta didik.
d. Great teacher (inspires).
Guru tipe ini seolah memiliki x-
factor dimana setiap proses
pembelajarannya selalu dilandasi
oleh panggilan jiwa, ibadah, dan
merasa berdosa apabila tidak
mampu menginspirasi peserta
didiknya.

2. Kompetensi esensial bagi para guru


khususnya guru efektif di Indonesia
terkait abad 21:
a. Guru efektif berangkat dari
pemahaman peserta didiknya
bukan gelas kosong karena
generasi z memiliki aksesibilitas
yang lebih baik terhadap sumber
belajar digital/online. Guru efektif
tidak berfokus kepada penyajian
fakta dan konten, namun
mengarah pengembangan
keterampilan belajar peserta
didik..
b. Aktif memahami konteks berpikir
peserta didik dan mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan spesifik
sebagai kunci dalam
pengembangan kemampuan
belajar terkait penggunaan TIK
sekaligus mendorong kemampuan
berpikir tingkat tinggi
c. Guru efektif mengajarkan materi
pelajaran secara mendalam
dengan banyak contoh dan
memberikan fondasi yang kuat
akan pengetahuan faktual.
d. Guru efektif lebih fokus
pengembangan keterampilan
metakognisi dan mengintegrasikan
keterampilan metakognisi dalam
kurikulum untuk beragam bidang
studi.
e. Guru efektif selain memahami
materi (content) juga menguasai
beragam strategi pembelajaran
yang memudahkan peserta didik
belajar.
f. Guru abad 21 memiliki
karakteristik spesifik dibanding
dengan guru pada era
sebelumnya. Karakteristik yang
dimaksud diantaranya:
3. Guru abad 21 memiliki karakteristik
spesifik dibanding dengan guru pada
era sebelumnya :
a. Memiliki semangat dan etos kerja
yang tinggi disertai kualitas
keimanan dan ketakwaan yang
mantap.
b. Mampu memanfaatkan iptek
sesuai tuntutan lingkungan sosial
dan budaya di sekitarnya.
c. Berperilaku profesional tinggi
dalam mengemban tugas dan
menjalankan profesi.
d. Memiliki wawasan ke depan yang
luas dan tidak picik dalam
memandang berbagai
permasalahan.
e. Memiliki keteladanan moral serta
rasa estetika yang tinggi.
f. Mengembangkan prinsip kerja
bersaing dan bersanding.
4. Tilaar (1998) memberikan ciri-ciri
agar seorang guru terkelompok ke
dalam guru yang professional di abad
21, yaitu;
a. Memiliki kepribadian yang
matang dan berkembang
b. Memiliki keterampilan untuk
membangkitkan minat peserta
didik
c. Memiliki penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang
kuat
d. Sikap profesionalnya berkembang
secara berkesinambungan
e. Menguasai subjek (kandungan
kurikulum)
f. Mahir dan berketrampilan dalam
pedagogi (pengajaran &
pembelajaran)
g. Memahami perkembangan murid-
murid dan menyayangi mereka
h. Memahami psikologi
pembelajaran (cognitive
psychology)
i. Memiliki kemahiran konseling
B. Empat macam kompetensi yang harus
dikuasasi oleh seorang guru :
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru yang berkenaan
dengan pemahaman terhadap peserta
didik dan pengelolaan pembelajaran
mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai dengan
mengevaluasi.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan
personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa menjadi
teladan bagi peserta didik dan
berakhak mulia. Kompetensi inti
kepribadian
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan
kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan
kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup
penguasaan substansi isi materi
pembelajaran, dan substansi
keilmuan yang menaungi materi
dalam kurikulum, serta menambah
wawasan keilmuan
C. Kompetensi Guru Abad 21 yang
Memesona
1. Kompetensi pedagogi guru abad 21.
Secara umum, guru abad 21 dalam
mengelola pembelajaran mencakup
kemampuan menyusun perencanaan
pembelajaran, melaksanaan
pembelajaran, penilaian prestasi
belajar peserta didik, dan
melaksanaan tindak lanjut hasil
penilaian dengan prinsip-prinsip
pembelajaran kekinian (digital age).
2. Kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial salah satunya
adalah penampilan memesona di
depan peserta didik :
 Guru harus bisa menjadi teman
belajar (co learner) yang
menyenangkan, pandai membuat
analogi materi yang sulit dengan
padanan sehingga mudah
dipahami.
 Pandai membuat metafora atau
perumpamaan sebagai strategi
sehingga peserta didik mudah
menangkap esensi dari suatu
materi. Contoh, pernyataan yang
mengandung metafora; “jika
engkau berhenti belajar, maka
jiwamu akan merasakan
sebagaimana tubuhmu jika
engkau berhenti makan dan
minum”
 Canggih. Guru memesona harus
terlihat canggih sehingga generasi
z merasa ada sesuatu yang perlu
dipelajari dari gurunya dan
terkagum-kagum. Contoh; guru
bisa mendemontrasikan
penggunaan teknologi dan
merupakan pengalaman
menakjubkan bagi peserta didik.
Program animasi flash
ditunjukkan kepada anak-anak
dari gambar kupu bisa dirancang
menjadi terbang. Kecanggihan
tidak harus bersentuhan teknologi
termasuk misalnya guru bisa
bermain sulap, bermain musik,
bernyanyi, mendemosntrasikan
trik-trik dan sebagainya.
 Humoris namun tegas dan
disiplin.
 Guru pandai berempati dan
menyayangi peserta didik.
 Memiliki rasa kesepenuh hatian
dan menyadari apa yang
dilakukan adalah panggilan jiwa
2. Daftar materi yang sulit Fenomena pembelajaran abad 21 yang
dipahami di modul ini menyebabkan era disrupsi pendidikan

3 Daftar materi yang sering Cara pandang guru abad 21terhadap


mengalami miskonsepsi pembelajaran abad 21
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Modul 2 Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karasterisrik Pembelajaran Abad 21
2. Profil dan Kompetensi Guru Abad 21
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru abad 21
4. Srategi Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang A. Profesi Guru dalam Pandangan Yuridis :
dipelajari 1. Guru merupakan tenaga kependidikan
yang terlibat langsung dengan proses
pendidikan karena tugas utamanya
sebagai pendidik atau mengemban
tugas dan berprofesi sebagai pendidik.
2. Profesi guru merupakan salah satu dari
profesi tenaga kependidikan yang diatur
dalam Undang-Undang Sisdiknas
Nomor 20 tahun 2003
3. Secara yuridis profesi guru sudah
diakui secara sah sebagai bidang
pekerjaan khusus yang memerlukan
keahlian khusus pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal yang
diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
B. Tugas Pokok Guru Berdasarkan Undang-
Undang :
1. Tugas guru sebenarnya merupakan
pengabdian baik yang terkait dengan
dinas maupun di luar. Secara luas ada
tiga jenis tugas guru, yakni: (1). Tugas
terkait bidang profesi, (2). Tugas terkait
kemanusiaan, dan (3). Tugas terkait
dalam bidang kemasyarakatan.
2. Undang-Undang Guru dan Dosen
(UUGD) Nomor 14 tahun 2015 pasal 1
ayat (1) menyatakan guru adalah
pendidik professional dengan tugas
utama guru mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah
3. Tugas besar dan mulia lainnya adalah
mensukseskan implementasi kurikulum
nasional yaitu kurikulum 2013 dan
mencapai tujuan kurikulum 2013.
Tujuan kurikulum 2013 mencakup
empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan.
C. Kegiatan-Kegiatan Pokok Guru dalam
Menghadapai Pembelajaran Abad 21

1. Merencanakan Pembelajaran atau


Pembimbingan :
a. Pengkajian Kurikulum
Pengkajian kurikulum pada satuan
pendidikan merupakan salah satu
kegiatan pokok guru yang harus
dilakukan secara terus menerus,
komprehensif, sistematis dan kreatif.
b. Pengkajian Program Tahunan
(Prota) dan Program Semester
(Prosem
c. Penyusunan silabus
Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar (Kunandar, 2011).
d. Pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
RPP dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD)
2. Melaksanakan Pembelajaran atau
Pembimbingan
Pasal 4 ayat (2) menyatakan di dalam
melaksanakan pembelajaran atau
pembimbingan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 3 ayat (2) dipenuhi paling
sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka per minggu dan paling banyak
40 (empat puluh) jam tatap muka per
minggu :
a. Kegiatan intrakurikuler adalah
kegiatan utama yang dilakukan
dengan menggunakan alokasi waktu
yang telah ditentukan dalam
program sekolah .
b. Kegiatan kokurikuler merupakan
kegiatan yang dimaksudkan untuk
lebih memperdalam dan menghayati
materi pelajaran yang telah
dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler di dalam kelas
c. Kegiatan ekstrakurikuler
dimaksudkan untuk memperluas
pengetahuan siswa,
mengembangkan nilai-nilai atau
sikap dan menerapkan pengetahuan
yang telah dipelajari siswa dalam
mata pelajaran program inti dan
pilihan
3. Melaksanakan Penilaian
a. Pelaksanaan Penilaian
Tugas guru adalah mengumpulkan
dan mengolah informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik dengan beragam cara
agar lengkap dan memberikan
gambaran jelas untuk mengambil
keputusan.
b. Prinsip Penilaian
Tugas guru adalah menjamin proses
dan hasil penilaian dapat
dipertanggungjawabkan.
Prinsip-prinsip penilaian :
 Sahih. Instrumen mengukur apa
yang seharusnya diukur .
 Objektif . Gunakan pedoman
(agar tidak subjektif), penilaian
konsisten keajegan (reliabilitas)
jika melibatkan lebih dari 1
penilai (reliabilitas antar antar
penilaian)
 Adil. Tidak merugikan atau
menguntungkan peserta didik
karena semata-mata perbedaan
capaian pembelajaran
 Terpadu. Penilaian kompetensi
tidak boleh lepas dari aktifitas
pembelajaran dalam
mencapainya
 Terbuka. Transparan dan dapat
diketahui oleh siapapun
 Menyeluruh dan
berkesinambungan. Penilaian
dilakukan dengan beragam cara,
sepanjang waktu, dan focus
kepada hasil, proses, dan
pengembangan partisipasi
peserta didik dan keterampilan
belajar
 Sistematis. Penilaian mengikuti
langkah baku dari analisis dan
identifikasi KD dan indikator
sehingga diperoleh bentuk,
teknik dan waktu penilaian yang
tepat
 Mengacu kriteria. Penentuan
tuntas dan tidaknya
dibandingkan dengan kriteria
yang ditetapkan (KKM)
 Akuntabel. Penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya
4. Membimbing, Mendidik dan Melatih
a. Mendidik
Mendidik dari segi isi, mendidik
berkaitan dengan pembentukan
kesadaran moral dan kepribadian
b. Membimbing
Membimbing sangat erat dengan
norma dan tata tertib misalnya
memberikan perhatian dan
pendampingan saat siswa sedang
proses menghayati suatu nilai-nilai.
c. Melatih
Melatih dilihat dari isinya berupa
keterampilan atau kecakapan hidup
(life skills).
5. Melaksanakan Tugas Tambahan
Tugas tambahan yang melekat pada
tugas pokok sesuai dengan beban kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf e meliputi:
a. Wakil kepala satuan pendidikan
atau wakil kepala sekolah
b. Ketua program keahlian satuan
pendidikan
c. Kepala perpustakaan satuan
pendidikan
d. Kepala laboratorium, bengkel, atau
unit produksi/ teaching factory
satuan pendidikan
e. Pembimbing khusus pada satuan
pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan inklusif atau pendidikan
terpadu;
f. Menjadi wali kelas
g. Pembina Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS )
h. Pembina ekstrakurikuler
i. Koordinator Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
(PKB)/Penilaian Kinerja Guru (PKG)
atau koordinator Bursa Kerja
Khusus (BKK) pada SMK Guru piket
j. Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi
Pihak Pertama (LSP-P1)
k. Penilai kinerja Guru
l. Pengurus organisasi/asosiasi profesi
Guru; dan/atau
m. Tutor pada pendidikan jarak jauh
pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.

D. Fungsi Guru Berdasarkan Undang-


Undang
Fungsi guru yang dimaksudkan disini
sebenarnya termasuk dalam tugas guru
namun ada beberapa fungsi yang
termaktub dalam dalam poin d dan e Pasal
20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen serta poin a, b
dan c Pasal 40 Ayat (2) Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, meliputi;
1. Memelihara dan memupuk persatuan
dan kesatuan bangsa.
2. Menjunjung tinggi peraturan
perundang-undangan, hukum, dan
kode etik guru, serta nilai-nilai agama
dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis;
4. Memelihara komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
5. Memberi teladan dan menjaga nama
baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya.
2. Daftar materi yang sulit 1. Strategi pengembangan profesi guru abad
dipahami di modul ini 21
2. Tugas Pokok Guru Berdasarkan Undang-
Undang
3 Daftar materi yang sering Fungsi Guru Berdasarkan Undang-Undang
mengalami miskonsepsi
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Modul 2 Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karasterisrik Pembelajaran Abad 21
2. Profil dan Kompetensi Guru Abad 21
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru abad 21
4. Srategi Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang
dipelajari A. Pengembangan Profesi Berkelanjutan
1. Pengembangan profesi berkelanjutan
bermakna adanya aktifitas belajar
seorang profesional dalam
mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan dirinya secara aktif dan
penuh kesadaran dan bersifat terus
menerus.
2. Cara pandangan pengembangan profesi
guru harus dirubah menjadi guru yang
belajar (professional learning) dan
akhirnya menjadi belajar mandiri
secara berkelanjutan continuous
authentic professional learning (CAPL)
yang lebih meletakkan kesadaran dan
letak tanggungjawab pengembangan
profesionalisme diri ada pada diri guru
3. Seorang profesional konsep belajarnya
adalah;

a. Belajar dari pengalaman dan terjadi


secara siklikal yang oleh Rogoff
(1995) disebut microgenetic
development moment by moment
(experiential learning cycle),
b. Belajar dari tindakan reflektif;
disebut sebagai pusatnya praktek
keprofesionalan karena melalui
aktifitas reflektif transformasi
pengalaman menjadi aktifitas
belajar,
c. Belajar dimediasi oleh konteks;
belajar selalu terjadi dalam konteks
bukan sekedar fisik namun juga
interaksi sosial dan konteks ini yang
menurut (Studies & Education,
1998) dianggap satu yang paling
berpengaruh penting atas refleksi
dan belajar.
B. Guru sebagai Profesional yang Reflektif
1. Refleksi adalah proses berpikir
mendalam tentang suatu aktifitas dan
berupaka menemukan strategi
penyelesaian masalahnya (Zulfikar &
Aceh-Indonesia, 2019).
2. Refleksi dapat didefinisikan sebagai
usaha menciptakan makna melalui
proses berpikir sistematis dan ketat
dengan menghubungkan antar
pengalaman sehingga diperoleh
pemahaman mendalam sehingga
memunculkan peluang belajar lebih
lanjut (menuju perbaikan).
3. Kegiatan refleksi umumnya melibatkan
3 elemen yaitu; melihat pengalaman
sebelumnya, memahami atau
merasakan situasi yang direfleksikan,
dan mengevaluasi pengalaman
tersebut.
4. Guru yang bertindak reflektif bercirikan
aktif, tekun, penuh pertimbangan,
menggunakan pengetahuan (learn),
optimis, dan mampu menyimpulkan.
Optimis mengandung pengertian guru
perlu menghargai potensi diri
(pengalaman-pengalaman sendiri) dan
meyakini pada dasarnya setiap
manusia memiliki potensi
mengembangkan profesionalisme
dirinya.
5. Assessment for learning, assessment of
learning, dan assessment of learning.
Sikap reflektif merupakan bagian dari
assessment as learning, yaitu penilaian
yang ditujukan agar yang
bersangkutan bisa belajar dari
pengalaman sebelumnya dan
melakukan perbaikan berkelanjutan.
6. Danielson (2013) menyebut refleksi diri
diperlukan guru untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian, sementara
Carbaugh, B., Marzano R., & Toth
(2013) menyatakan refleksi diri berguna
untuk merefleksikan kinerja guru
7. Danielson juga mengemukakan
kerangka evaluasi kinerja guru meliputi
4 domain yaitu ; (1) Perencanaan dan
persiapan, (2) Lingkungan kelas, (3)
Pembelajaran, dan (4) Tanggungjawab
pengembangan profesionalisme diri.
8. Carbaugh et. al (2013) juga
mengemukakan 4 domain yang
memuat 60 elemen penilaian pada guru
dan sekaligus bisa dimanfaatkan untuk
menilai profesionalisme guru. Keempat
domain adalah; (1) strategi
pembelajaran di kelas dan pengelolaan
perilaku yang memiliki elemen
terbanyak, (2) perencanaan dan
persiapan, (3) refleksi pembelajaran,
dan (4) Temu kolegial dan
profesionalisme.

C. Strategi Pengembangan Profesi Guru


Abad 21
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB):
a. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan upaya-
upaya guru dalam rangka
meningkatkan profesionalismenya.
Profesional apabila; (1) memiliki
penguasaan 4 kompetensi secara utuh,
(2) mampu melaksanakan tugas-tugas
pokok dan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah (3) mampu
melaksanakan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
b. Pengembangan diri dilakukan melalui 2
cara; (1) diklat fungsional dan (2)
kegiatan kolektif.
c. Publikasi Ilmiah
 Publikasi ilmiah
Forum ilmiah bisa berupa seminar,
sarasehan, simposium, workshop,
lokakarya, konferensi, maupun
diskusi. Pemrasaran biasanya
menyusun prasaran ilmiah dalam
bentuk makalah.
 Publikasi hasil penelitian atau
gagasan inovatif dapat berupa; (a)
laporan hasil penelitian yang
dilakukan di sekolah sesuai tupoksi,
misalnya laporan penelitian
tindakan kelas, (b) tinjauan ilmiah
merupakan publikasi ilmiah yang
berisi ide/gagasan pemecahan
masalah pendidikan. (c) tulisan
ilmiah popular yang dipublikasi di
media massa (koran, media online
dengan web site resmi dan bukan
web blog), dan (d) artikel ilmiah
adalah tulisan yang berisi gagasan
atau tinjauan ilmiah dalam bidang
pendidikan di satuan pendidikan
yang dimuat di jurnal.
 Jurnal ber-ISSN. ISSN adalah
kepanjangan dari International
Standard Serial Number. Dalam
Bahasa Indonesia bisa disebut
Standar Internasional Nomor
Majalah. ISSN memiliki 8 angka
pengenal sebagaimana ISBN (untuk
buku). ISSSN diperuntukkan bagi
terbitan berkala seperti jurnal,
prosiding, bulletin, majalah dan
surat kabar. ISSN adalah salah satu
indikator bahwa suatu jurnal atau
terbitan berkala tersebut kredibel.
Berikut beberapa situs yang dapat
Saudara gunakan untuk mencari
jurnal ber ISSN secara daring.
d. Publikasi buku teks pelajaran, buku
pengayaan, pedoman guru dan buku
bidang pendidikan .
 Buku teks pelajaran; merupakan
buku berisi pengetahuan untuk
bidang ilmu atau mata pelajaran
tertentu
 Modul/Diktat Pembelajaran; modul
adalah materi pelajaran yang
disusun dan disajikan secara
tertulis sedemikian rupa sehingga
pembacanya dapat melakukan
aktifitas pembelajaran mandiri
 Buku dalam Bidang Pendidikan;
buku bidang pendidikan berisi
uraian tentang pendidikan secara
umum, dengan sasaran tidak hanya
peserta didik dan memuat informasi
umum
 Buku Pedoman Guru; merupakan
buku tulisan guru yang berisi
rencana kerja tahunan guru
e. Karya Inovatif
Karya inovatif bisa merupakan
penemuan baru, hasil pengembangan,
atau hasil modifikasi sebagai bentuk
kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas pendidikan :
 Menemukan Teknologi Tepat Guna
(Karya Sains/Teknologi) misalnya
multimedia pembelajaran interaktif,
model pembelajaran inovatif, alat
atau mesin yang bermanfaat
 Menemukan/Menciptakan Karya
Seni misalnya seni sastra (novel,
kumpulan cerpen, kumpulan puisi,
naskah drama/teater/film)
2 Daftar materi yang sulit Guru sebagai Profesional yang Reflektif
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering Konsep belajar mandiri dalam pengembangan
mengalami miskonsepsi profesi berkelanjutan
PEDAGOGIK MODUL 3 PEMBELAJARAN INOVATIF

NAMA MAHASISWA : NINING PUJI LESTARI, S.Pd


NO. PESERTA : 201500523101
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Modul 3 Pembelajaran Inovatif
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran STEAM
2. Pembelajaran berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Model Pembelajaran “Blended Learning”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang A. Pengertian Pembelajaran STEAM
dipelajari 1. STEAM singkatan dari Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics.
2. STEAM merupakan suatu pendekatan pembelajaran interdisipliner yang inovatif di mana IPA, teknologi, teknik, seni dan
matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kajian fenomena alam yang melibatkan observasi dan pengukuran untuk menjelaskan
secara objektif alam yang selalu berubah.
4. Teknologi adalah inovasi-inovasi manusia yang digunakan untuk memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan manusia
dalam bentuk peranti keras maupun cara strategis
5. Teknik adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia
6. Seni adalah adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan dan mampu
membangkitkan perasaan dirinya sendiri maupun orang lain
7. Matematika adalah ilmu tentang pola-pola dan hubungan-hubungan yang menyediakan bahasa bagi teknologi, IPA, dan teknik
8. Pendekatan silo adalah pembelajaran bertumpu pada masing-masing bidang pelajaran sehingga memungkinkan peserta didik
untuk STEAM
9. Pendekatan tertanam (embedded) merupakan pendekatan yang lebih menekankan untuk mempertahankan keaslian materi
pelajaran yang menjadi bidang utama, tidak fokus pada mata pelajaran yang tertanam, dan materi pada pendekatan tertanam
tidak dirancang untuk dievaluasi atau dinilai
10. Pendekatan terpadu (integrated) merupakan pendekatan yang memungkinkan setiap bidang STEAM diajarkan seolah-olah
terpadu dalam satu bidang studi

B. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran STEAM


1. Problem Based Learning pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik
untuk belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata
2. Literasi STEAM mengacu pada kemampuan individu untuk menerapkan pemahaman tentang bagaimana ketatnya persaingan
bekerja di dunia nyata yang membutuhkan empat bidang STEAM yang saling terkait
3. Literasi IPA merupakan kemampuan dalam mengidentifikasi informasi ilmiah,merumuskan dan menganalisis masalah,
melakukan eksperimen dengan metode ilmiah, mengumpulkan data dan mengalisisnya menuju sebuah simpulan, lalu
mengaplikasikannya dalam dunia nyata yang juga mempunyai peran dalam mencari solusi.

4. Literasi teknologi merupakan keterampilan dalam menggunakan berbagai teknologi, belajar mengembangkan teknologi,
menganalisis teknologi dapat mempengaruhi pemikiran siswa dan masyarakat.
5. Literasi teknik merupakan kemampuan dalam mengembangkan teknologi dengan desain yang lebih kreatif dan inovatif
melalui penggabungan berbagai bidang keilmuan.
6. Literasi seni merupakan kemampuan dalam menulis, komunikasi, puisi, presentasi video, membuat model.
7. Literasi matematika merupakan kemampuan dalam menganalisis dan menyampaikan gagasan, rumusan, menyelesaikan
masalah secara matematik dalam pengaplikasiaanya.

C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran STEAM


1. Prinsip perhatian dan motivasi
Apa yang dipelajari dan seberapa banyak yang dipelajari, dipengaruhi oleh motivasi peserta didik. Sedangkan motivasi
dipengaruhi oleh kondisi emosional, minat, maupun kebiasaan berpikir peserta didik .
2. Prinsip keaktifan
Peserta didik melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku. Peserta didik dapat menciptakan dan
menggunakan perbendaharaan strategi-strategi pemikiran dan penalaran untuk memenuhi tujuan yang kompleks.
3. Prinsip keterlibatan langsung
Pengetahuan akan bermakna jika adanya upaya konstruksi pengetahuan yang dilakukan oleh peserta didik.
4. Prinsip pengulangan
Melalui coba (trial) dan gagal (eror) peserta didik perlu melakukan pengulangan dalam pembelajaran.
5. Prinsip tantangan
6. Suatu kondisi yang menantang seperti mengandung masalah yang perlu dipecahkan, peserta didik akan tertantang untuk
mempelajarinya.
11. Prinsip balikan dan penguatan
Pemberian respon yang positif secara berulang dapat memperkuat tindakan peserta didik sedangkan pemberian respon negatif
memperlemah tindakan peserta didik.
12. Prinsip perbedaan individual
Proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain seperti fisik, maupun kapabilitas belajar.

D. Pembelajaran STEAM Menggunakan Model Problem Based Learning


1. Kooperatif artinya peserta didik bekerja sama dengan teman dalam sebuah tim atau kelompok untuk
mendiskusikan masalah yang diberikan pada saat pembelajaran
2. Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya pendidik memandang, memperlakukan dan merespon
peserta didik
3. Sistem penunjang adalah segala sarana bahan alat atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran
4. Strategi pemecahan masalah yang divergen artinya penunjang yang secara optimal dapat berdampak positif pada
model pembelajaran ini adalah pada pemilihan masalah yang hangat dan menarik untuk dibahas yang sesuai
dengan keadaan lingkungan sekitar dan bermanfaat bagi kehidupan peserta didik.

E. Pembelajaran STEAM Berpusat pada Proyek


1. Kohesif artinya memiliki keterkaitan secara padu dan utuh
2. Pembelajaran STEAM yang berpusat pada proyek didasarkan pada masalah dunia nyata. Proyek-proyek ini
mengharuskan peserta didik untuk meneliti, mengusulkan dan memilih solusi, dan membuat desain. Setelah
prototipe atau model dibuat, peserta didik menguji dan mempresentasikan temuan mereka, dan jika waktu
memungkinkan, mereka mendesain ulang proyek dan melakukan perbaikan.

F. Tantangan-Tantangan dalam Pembelajaran STEAM


1. Kelemahan pendekatan tertanam (embedded) adalah dapat mengakibatkan pembelajaran terpotong-potong.

2 Daftar materi yang sulit 3. Pembelajaran STEAM menggunakan Model Problem Based Learning
dipahami di modul ini 4. Pembelajaran STEAM berpusat pada proyek

3 Daftar materi yang sering 3. Pembelajaran STEAM


mengalami miskonsepsi 4. Pendekatan terpisah (silo) pada STEAM
5. Pendekatan terpadu
6. Pendekatan tertanam
7. Pembelajaran problem based learning
8. Pembelajaran project based learning
LK 2 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 3 Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran STEAM
2. Pembelajaran berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Model Pembelajaran “Blended Learning”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang A. Pengertian Neurosains, Kapasitas dan Fungsi Bagian Otak Manusia
dipelajari 1. Neurosains merupakan ilmu yang mempelajari sistem syaraf otak dengan seluruh fungsinya, seperti bagaimana proses berfikir
terjadi dalam otak manusia.
2. Sinapsis merupakan sel neuron berfungsi menyalakan, mengintegrasikan, dan mengolah informasi secara terus
menerus di sepanjang celah mikroskopik
3. Batang otak merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan pertahanan seseorang ketika mendapatkan suatu ancaman,
tekanan, kritikan, atau ketika diliputi rasa takut.
4. Limbik. Sistem limbik merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan emosi seseorang.
5. Korteks merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan kemampuan berfikir atau bernalar seseorang.
6. Corpus callosum. Menghubungkan belahan otak kanan dan kiri
7. Atas batang otak. Mengendalikan fungsi-fungsi tubuh seperti pernapasan dan tekanan darah. Kemunculan perasaan atau
emosi . kondisi tidur dan terjaga.
8. Otak Bagian Belakang (otak kecil). Bertanggung jawab terhadap keseimbangan tubuh, sikap tubuh, gerakan, penguasaan
keterampilan motorik.

B. Cara Otak Kita Belajar


1. Belajar adalah proses membangun dan mengubah koneksi-koneksi dan jaringan-jaringan saraf (sinaptik)
2. Memori Jangka Pendek di dalam otak kita menempati pada banyak bagian otak terutama dalam korteks prefrontal pada lobus
frontal.

C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Neurosains


1. Divergen adalah banyak alternatif pemikiran
2. Ingatan jangka pendek adalah ingatan informasi yang dipikirkan saat ini.
3. Ingatan jangka panjang merupakan ingatanyang disimpan diotak dan dapat diingat kembali di masa akan datang.

D. Tahap-Tahap Pembelajaran Berbasis Neurosains


1. Pembelajaran berbasis neurosains pada dasarnya adalah pengembangan jaring-jaring neuron yang berorientasi pada tujuan.
2. Tahap persiapan merupakan tahap pemberian kerangka kerja bagi pembelajaran baru dan mempersiapkan otak peserta didik
dengan koneksi-koneksi yang memungkinkan
3. Akuisisi adalah proses memformulasikan koneksi sinaptik baru antar neuron melalui axon dan dendrit yang terdapat pada
setiap neuron.

4. Tahap akuisisi adalah tahap penciptaan koneksi dimana neuron-neuron dapat saling berkomunikasi satu sama lain.
5. Tahap elaborasi merupakan tahap untuk memastikan bahwa apa yang dikuasai peserta didik adalah ilmu yang benar dan akurat.
6. Tahap formasi memori merupakan tahap pembelajaran yang merekatkan ikatan koneksi neuron lebih kuat.
7. Tahap integrasi fungsional adalah upaya untuk memperkuat dan memperluas materi pembelajaran.

2 Daftar materi yang sulit 1. Cara otak kita bekerja


dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 1. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis Neurosains
mengalami miskonsepsi
LK 3 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 3 Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran STEAM
2. Pembelajaran berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Model Pembelajaran “Blended Learning”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang A. Konsep dan Prinsip Pembelajaran Digital
dipelajari 1. Pembelajaran digital adalah pembelajaran yang melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif selama
proses belajar mengajar, dan sering juga disebut sebagai Technology Enhanced Learning (TEL) atau e-Learning.
2. Globalisasi artinya mendunia

B. Pemanfaatan Pembelajaran Digital


1. Pendekatan campuran (mix approach) atau sering juga disebut dengan blended learning merupakan pembelajaran
yang dirancang secara khusus cenderung mampu meningkatkan daya ingat pengetahuan dan keterampilan belajar
peserta didik.
2. Media sosial terdiri dari whatsapp, Instagram, twitter, facebook, dan sebagainya)

C. Ragam Pembelajaran Digital


26. Mobile Learning atau juga disebut M-learning, didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan (atau didukung) oleh
teknologi mobile.
27. Media sosial adalah sebuah media online yang para penggunanya berpatisipasi dan bersosialisasi menggunakan internet.
28. Games-Based Learning (GBL) berfokus dengan menggunakan permainan bukan untuk menghibur tapi untuk tujuan
pembelajaran.
29. Komputasi awan atau yang disebut dengan Cloud Computing merupakan konsep yang sedang ramai digunakan pada saat ini,
dimana komputasi merupakan sebuah model yang memungkinkan terjadinya penggunaan sumber daya (jaringan, server,
media penyimpanan, aplikasi, dan service) secara bersama-sama.

2 Daftar materi yang sulit 4. Pembelajaran digital dalam praktek pembelajaran di kelas.
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 3. Aplikasi penerapan pembelajaran digital.
mengalami miskonsepsi
LK 4 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 3 Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran STEAM
2. Pembelajaran berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Model Pembelajaran “Blended Learning”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Model Pembelajaran Blended Learning
dipelajari 23. Blended atau berasal dari kata blend yang berarti “campuran
24. Learning berasal dari learn yang artinya “belajar”.
25. Blended learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran
konvensional (tatap muka).
26. Model Rotasi (Rotation Model). Pada model kelas ini peserta didik akan diatur untuk bergantian menempati pos-
pos kegiatan pembelajaran yang telah disediakan.
27. Model Kelas Station Rotation , dalam model pembelajaran ini terdapat beberapa tempat atau perhentian (station)
dimana peserta didik dapat menempatinya secara bergiliran sesuai dengan kesepakatan atau arahan dari guru. Pada
salah satu perhentian (station), peserta didik dan guru dapat saling berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan
yang ditemui oleh peserta didik.
28. Model Kelas Lab/Whole Group Rotation , pembelajaran dimana peserta didik akan diatur untuk berpindah dari
satu ruangan ke ruangan lain.
29. Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom). Sebelum peserta didik memulai kelas, mereka akan mendapatkan
pengajaran secara langsung melalui video secara online. Sehingga ketika kelas dimulai, peserta didik dapat mulai
mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya serta dapat meminta bantuan melalui kegiatan diskusi dikelas.
30. Model Rotasi Individu (Individual Rotation). Pada model ini, siswa mendapatkan jadwal yang telah disesuaikan
dengan masing-masing individual untuk dapat belajar secara mandiri.
31. Model Kelas Flex merupakan pembelajaran dimana guru dapat berperan sebagai fasilitator melalui sesi diskusi,
pengerjaan proyek dalam kelompok, maupun tutoring secara individu.
32. Model Self-Blend Pada model ini, peserta didik dapat mengambil satu atau lebih kegiatan pembelajaran online
sebagai tambahan dari kegiatan pembelajaran tatap muka yang telah dilakukan.
33. Model Enriched-Virtual. Pada model kelas ini program pembelajaran dibagi menjadi dua sesi, yaitu pembelajaran
tatap muka dan pembelajaran secara online.
34. Memilih model kelas yang sesuai. Guru dapat memilih dan menggabungkan beberapa model kelas dan
disesuaikan dengan kebutuhan guru dan peserta didik.
35. Google Group. Selain sebagai mesin pencarian informasi (search engine), dalam perkembangannya Google juga
menyediakan beberapa fitur yang memfasilitasi pengguna untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara online
yang dapat digunakan untuk pembelajaran dimana saja, kapan saja, dan diperangkat apa saja melalui G Suite for
Education
36. Gmail. Berupa sistem yang dapat digunakan untuk untuk saling berkirim email secara aman dengan kelas atau
sekolah.
37. Drive. Berupa sistem yang dapat digunakan untuk menyimpan dan mengorganisir tugas, dokumen, atau kurikulum
kelas.
38. Kalender. Dapat digunakan untuk membagikan atau membuat jadwal suatu kegiatan bersama dengan siswa.
Melalui aplikasi ini, guru dan siswa akan mendapatkan pengingat akan jadwal suatu kegiatan yang dapat diatur
beberapa hari sebelumnya
39. Dokumen, Spreadsheet, dan Slide. Fitur ini dapat digunakan untuk berkolaborasi, berbagi masukan, dan bekerja
sama dengan siswa secara real time di dokumen, spreadsheet, dan presentasi.
40. Formulir. Fitur ini dapat digunakan untuk membuat formulir, kuis, dan survei untuk mengumpulkan dan
menganalisis jawaban.
41. Jamboard. Jamboard merupakan sebuah smartboard berbasis cloud dari Google, di komputer, ponsel, atau tablet
yang dapat digunakan untuk membuat sketsa dan berkolaborasi dengan siswa menggunakan kanvas interaktif.
42. Sites. Web builder yang dapat digunakan untuk membuat situs, menjadi host kurikulum pelajaran, membangun
keterampilan pengembangan, dan memfasilitasi kreativitas siswa.
43. Hangouts Meet. Fitur ini memungkinkan guru untuk terhubung dengan siswa secara virtual melalui video call dan
pengiriman pesan yang aman agar pembelajaran tetap berlangsung meskipun di luar sekolah.
44. Vault dapat digunakan untuk mengelola perangkat yang terhubung dalam kelas online, mengkonfigurasikan
keamanan dan setelan agar data tetap aman.

2 Daftar materi yang sulit Merancang model pembelajaran ‘Blended Learning’


dipahami di modul ini Menyusun Aktifitas Pembelajaran dengan model Blended Learning
3 Daftar materi yang sering 3. Literasi teknologi
mengalami miskonsepsi 4. Program Aplikasi atau Platform untuk Pembelajaran Model Blended Learning
PEDAGOGIK MODUL 4 PERANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF
NAMA MAHASISWA : NINING PUJI LESTARI, S. Pd
NO. PESERTA : 201500523101
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul 4 Perancangan pembelajaran inovatif
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1 1. Merancang pembelajaran inovatif
2. Merancang Pembelajaran Steam
3. Merancang Pembelajaran Blended Learning
4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang G. Pengertian ranvangan pembelajaran inovatif
dipelajari 13. rancangan pembelajaran adalah suatu prosedur sistematis yang terdiri dari beberapa komponen menjadi satu kesatuan yang saling
terkait dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu secara konsisten dan teruji.
14. Rancangan pembelajaran inovatif dapat dimaknai sebagai aktivitas persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur-
unsur pembelajaran terbaru di abad 21 dan terintegrasi dalam komponen maupun tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
15. Karakteristik rancangan pembelajaran inovatif ditandai dengan penerapan unsur-unsur baru pembelajaran abad 21, antara lain:
kolaborasi peserta didik-guru, berorientasi pada HOTS, mengintegrasikan ICT, berorientasi pada keterampilan belajar,
mengembangkan keterampilan Abad 21 (4C) dan 6 literasi, serta penguatan pendidikan karakter peserta didik.
16. Karakter lainnya yaitu adanya penerapan konsep TPACK, Neuorscience, Model pembelajaran STEAM maupun Digital Learning.
17. HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan
melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
18. keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan
pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan belajarnya.
19. Unsur yang serupa meski tidak sama ada pada tuntutan keterampilan abad 21 terutama 4C : Creativity, Collaboration, Critical
Thingking, dan Communication
20. Enam literasi dasar tersebut mencakup; literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan
literasi budaya dan kewargaan
21. Terdapat lima nilai karakter utama dalam PPK yang bersumber dari Pancasila, yaitu; religiusitas, nasionalisme, integritas
(kejujuran), kemandirian, dan gotongroyong.
22. Penyusunan rancangan pembelajaran inovatif sebaiknya didasarkan pada urutan tiap komponen dan penerapan prinsip-prinsip
penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No.22 Tahun 2016 dengan mengintegrasikan karakterisitik pembelajaran inovatif
abad 21.
23. Penerapan atau integrasi karakterisitik pembelajaran inovatif abad 21 dalam RPP ada pada komponen Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK), Rumusan Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah Aktivitas Pembelajaran, Model dan Metode pembelajaran,
Media dan Sumber Belajar, serta Penilaian.
2 Daftar materi yang sulit 5. Karakteristik Rancangan Pembelajaran Inovatif
dipahami di modul ini 6. Penyusunan rancangan pembelajaran inovatif
7. Model pembelajaran STEAM maupun Digital Learning
3 Daftar materi yang sering 9. Komponen-komponen RPP
mengalami miskonsepsi 10. Isi komponen-komponen RPP dengan prinsip dan unsur-unsur karakter pembelajaran abad 21
LK 2 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul 4 Perancangan Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (Kb) 2 1. Merancang pembelajaran inovatif
2. Merancang Pembelajaran Steam
3. Merancang Pembelajaran Blended Learning
4. 4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 8. Rancangan pembelajaran inovatif dengan pendekatan STEAM yaitu segala persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
dipelajari unsur-unsur pendekatan STEAM baik secara tertanam (embedded) maupun terintegrasi (integrated) dalam komponen maupun tahapan
rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
9. Measurable : menekankan pada pentingnya kriteria yang digunakan untuk mengukur besarnya kemajuan yang dibuat dalam
mencapai target.
10. Achievable berarti target harus realistis dan dapat dicapai. Target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk kompetensi dasar siswa
anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk dicapai.
11. Specific berarti tujuan pembelajaran harus jelas yaitu hanya mengandung satu kata kerja operasional.
12. Langkah-langkah menyusun RPP dengan pendekatan STEAM dapat dimulai dengan menyusun rumusan Tujuan Pembelajaran,
mengeksplorasi Materi Pembelajaran, menentukan Model dan Metode Pembelajaran, dan menentukan Media, Alat dan Sumber
Belajar, Menyusun Kegiatan Pembelajaran, menyusun Penilaian Pembelajaran, dan menyusun Kegiatan Tindak Lanjut.
13. Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning)
14. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Based Learning)
15. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
16. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
17. Relevance atau Realistic memiliki arti memilih tujuan pembelajaran yang tepat dan berhubungan erat dengan kehidupan sehari- hari
siswa.
18. Timely atau Timebound menekankan pada pentingnya menempatkan tujuan dengan kerangka waktu, yakni memberikan batas waktu
pencapaian tujuan yang jelas.
19. Pendekatan by design, tujuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan.
20. Pendekatan by utilization, kondisi dan kesiapan atau keberadaan fasilitas TIK-nya itulah yang dijadikan sebagai patokan.
21. Pola pendekatan tertanam : embedded
2 Daftar materi yang sulit 1. Prinsip, komponen dan langkah-langkah penyusunan RPP
dipahami di modul ini 2. Menyusun RPP STEAM dengan model pembelajaran yang tepat
3 Daftar materi yang sering 2. Langkah-langkah penyusunan RPP dengan pendekatan STEAM
mengalami miskonsepsi 3. Menganalisis Materi Pembelajaran
LK 3 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul 4 Perancangan Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 3 1. Merancang pembelajaran inovatif
2. Merancang Pembelajaran Steam
3. Merancang Pembelajaran Blended Learning
4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Alasan utama penerapan pembelajaran “blended learning” adalah terjadinya belajar peserta didik secara optimal sesuai
dipelajari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Khan (2005, p. 202) bahwa, “blended learning” merupakan kombinasi strategi
penyampaian materi yang tepat dalam format yang tepat untuk orang yang tepat pada saat yang tepat.
3. model pembelajaran “blended learning” secara umum dapat di kelompokkan menjadi 4 model, yaitu: rotation model
(model rotasi), flex model (model fleksibel), self-blend model (model pengaturan diri), dan enriched-virtual model
4. Rotation model sendiri dapat dikelompokkan lagi ke dalam 4 model, yaitu: station rotation model, lab rotation model,
flipped classroom model, dan individual rotation model.
5. Cisco WebEx Meeting Center. Layanan ini memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bertemu dalam jaringan secara
langsung dan nyata, serta mengurangi batasan, mengurangi waktu untuk menyelesaikan masalah, dan waktu dalam bekerja
bersama.
6. Cisco WebEx Training Center. Layanan ini memberikan lingkungan belajar yang dinamis kepada pengguna (guru/siswa)
dengan ruang kelas dalam jaringan. Pelatihan bisa dilakukan dalam waktu yang nyata, kehadiran di data secara otomatis,
dan umpan balik bisa dikirim secara instan.
7. Cisco WebEx Event Center. Melalui layanan ini sekolah dapat mengatur jadwal dalam rangka untuk menyepakati
pelaksanaan kegiatan pembelajaran online antara guru dan siswa.
8. Cisco WebEx Support Center. WeBex menawarkan dukungan teknis yang berkelas dunia. Melayani koneksi dengan sekali
klik secara nyata, pengiriman data dengan dua arah, masuk kedalam komputer keputusan secara lebih cepat, dan
mengurangi ongkos perjalanan. Pengguna dapat memanfaatkan dukungan Instan Messenger, suara, Voice over IP, video,
file sharing, dan konferensi Jejaring Jagat Jembar/web yang terintegrasi.
9. Cisco WebEx Mail. Melalui fitur ini biaya menjadi lebih efektif dengan dukungan Microsoft Outlook, kapasitas
penyimpanan data yang besar, dan akses yang aman bagi para pengguna.
10. Sevima EdLink adalah aplikasi berbasis android yang dikhususkan untuk dunia pendidikan dalam membantu dosen/guru
menghemat waktu, menjaga kelas tetap teratur, dan meningkatkan komunikasi dengan peserta didik.
11. Google Classroom (atau dalam bahasa Indonesia yaitu Ruang Kelas Google) adalah suatu serambi pembelajaran campuran
yang diperuntukkan terhadap setiap ruang lingkup pendidikan yang dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar atas
kesulitan dalam membuat, membagikan dan menggolong- golongkan setiap penugasan tanpa kertas.
12. Sistem Pengelolaan Keterangan Sekolah (School Information Management System).
13. Fitur Raise Hand (Mengangkat Tangan). Fitur ini memberikan layanan tanya jawab pada suatu meeting. Dalam suatu
meeting jika ada peserta yang ingin bertanya untuk menjaga ketertiban jalannya meeting biasanya peserta tersebut akan
mengangkat tangannya , untuk kemudian pemimpin meeting baru akan mempersilahkan peserta tersebut berbicara. Peserta
yang ingin bertanya bisa mengklik tombol Raise Hand yang ada, maka hal tersebut akan memberi tahu host.
14. Fitur Sharing Screen (Menampilkan Layar Host Ke Peserta). Fitur sharing screen memiliki peran penting dalam sebuah
Aplikasi Meeting, yaitu bagaimana host bisa melakukan sharing screen atau menampilkan layar monitornya kepada peserta
yang lain.
15. MOODLE (singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment) adalah paket perangkat lunak yang
diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip social constructionist
pedagogy.
16. Moodle lebih dikenal fungsinya sebagai Course Management System atau "Learning Management System" (LMS).
17. Fitur Lesson. Fitur yang menarik dan sengaja di desain untuk mempermudah para guru dan dosen dalam beraktifitas
membuat konten yang menarik dan fleksibel.
18. Assignments, yaitu digunakan untuk mengumpulkan tugas-tugas (upload file)
19. Tests/Quizzes, yaitu digunakan untuk membuat atau melihat kuis yang tersedia.
20. Files/Links, yaitu berisi materi yang berupa file atau menuju tautan tertentu.
21. Albums, yaitu kumpulan foto-foto yang telah diupload.
22. Groups (Kelompok), yaitu fasilitas untuk membuat kelompok
23. Resources (Sumber Belajar).
2 Daftar materi yang sulit 5. Cara menyusun perencanaan pembelajaran “blended learning”.
dipahami di modul ini 6. Teknologi e-learning dengan aplikasi cisco webex
3 Daftar materi yang sering 4. Pemanfaatan teknologi e-learning untuk pembelajaran online.
mengalami miskonsepsi 5. Pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran daring (online)
LK 4 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Perancangan Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 4 1. Merancang pembelajaran inovatif
2. Merancang Pembelajaran Steam
3. Merancang Pembelajaran Blended Learning
4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 45. PjBL merupakan pendekatan inovatif yang mengajarkan beragam strategi mencapai kesuksesan abad 21 (Bell, 2010), membantu
dipelajari peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21 (Ravitz et.al, 2011), meningkatkan tanggungjawab (Johann et.al, 2006),
melatih pemecahan masalah, self direction, komunikasi, dan kreativitas (Wurdinger & Qureshi, 2015).
46. PjBL bisa dibedakan Gregory & Chapman (2007) menyatakan PjBL bisa dikatagorikan; (a) proyek terstruktur (structured project),
(b) proyek sesuai topik (topic related project), (c) proyek terbuka tertutup (open ended project).
47. proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh guru dalam hal topik, bahan, metodologi, dan presentasi (landasan kontruktivistik
kognitif)
48. proyek tidak terstruktur didefinisikan terutama oleh peserta didik (kontruktivistik radikal)
49. proyek semi-terstruktur yang didefinisikan dan diatur sebagian oleh guru dan sebagian oleh peserta didik (kontruktivistik moderat)
50. Literasi Dasar (Basic Literacy),
51. Literasi Perpustakaan (Library Literacy),
52. Literasi Media (Media Literacy),
53. Literasi Teknologi (Technology Literacy),
54. Literasi Visual (Visual Literacy)
55. Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan atau KKM
dalam satu KD tertentu.
56. Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui KKM.
57. Pembelajaran berbasis proyek intinya meletakkan pebelajar sebagai subyek belajar yang aktif, mendorong munculnya inisiatif dan
proses eksplorasi, memberikan kesempatan menerapkan apa yang dipelajari, kesempatan untuk mempresentasikan atau
mengkomunikasikan dan mengevaluasi kinerjanya.
58. PjBL menganut teori belajar konstruktivistik. Driscoll (2000) menyatakan prinsip-prinsip pembelajaran kontruktivistik adalah; (1)
melibatkan pebelajar dalam aktivitas nyata, (2) negosiasi sosial dalam proses belajar, (3) kolaboratif dan pengkajian
multiperspektif, (4) dukungan menentukan tujuan dan mengatur proses belajar, dan (5) dorongan merefleksikan apa dan bagaimana
sesuatu dipelajari.
2 Daftar materi yang sulit  Merancang model pembelajaran ‘Blended Learning’
dipahami di modul ini  Menyusun Aktifitas Pembelajaran dengan model Blended Learning
3 Daftar materi yang sering 1. Langkah-langkah merancang pembelajaran Project Based Learning
mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai