Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Disusun Oleh:

Firman Nurhakim

Icha Dian Putri

Mustofa Al Amin

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

TAHUN 2023/2024
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian pendidikan sebagai ilmu pengetahuan 2


B. Persyaratan pendidikan sebagai ilmu 3
C. . Sifat-sifat Ilmu Pendidikan 4
D. Perkembangan ilmu pendidikan di indonesia 6

BAB III PENUTUP 8

A. Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA 9

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan
berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan
kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, Memperoleh pemahaman, memberi
penjelasan ataupun melakukan penerapan. Pendidikan adalah suatu proses
mentransfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik yang erat kaitannya dengan
obyek pendidikan. Ilmu yang ditransfer umumnya ilmu pengetahuan yang bersifat
memberi pengetahuan peserta didik dengan harapan peserta didik mampu
mengetahui segala macam keadaan alam, sosial dan kebudayaan yang ada di dunia.

Kenapa pendidikan itu disebut ilmu? Karena ilmu merupakan obyek utama dari
pendidikan. Tanpa ilmu, segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan. Dibagian ini
akan dibahas pengertian pendidikan sebagai ilmu,persyaratan pendidikan sebagai
ilmu,sifatsifat ilmu pendidikan dan perkembangan pendidikan di Indonesia.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidikan sebagai ilmu pengetahuan?


2. Apa saja persyaratan pendidikan sebagai ilmu?
3. Apa saja sifat-sifat ilmu pendidikan?
4. Bagaimana Perkembangan pendidikan di indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian pendidikan sebagai ilmu pengetahuan


2. mengetahui persyaratan pendidikan sebagai ilmu
3. mengetahui sifat-sifat ilmu pendidikan
4. mengetahui perkembanganpendidikan di indonesia

III
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan sebagai Ilmu

pendidikan adalah suatu usaha untuk membekali peserta didik berupa ilmu,
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan
lingkungan sekitar. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu
karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu. Pendidikan merupakan suatu
kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik.
Suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan melalui tiga cara
yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Pendidikan adalah fenomena yang
fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia,bagaimanapun juga disitu ada
pendidikan(Dwikarya, 1980:32). Menurut M.J Langeveld (1955), paedagogiek
(ilmu mendidik atau ilmu pendidikan) adalah suatu ilmu yang bukan saja
menelaah obyeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu,
melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.

Menurut S. Brodjonagoro (1966: 35), ilmu pendidikan atau paedagogiek


adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti luas
paedagogiek adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal – soal yang timbul
dalam praktek pendidikan. Menurut Cater V. Good (1945: 36), ilmu pendidikan
adalah suatu bangunan pengetahuan yang sistematis mengenai aspek – aspek
kuantitatif dan objektif dan proses belajar, menggunakan instrumen secara
seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan
pengalaman, seringkali dalam bentuk eksperimental. Menurut Driyarkara (1980:
66 – 67), ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah, pemikiran yang bersifat
kritis, metodis dan sistematis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan
(mendidik dan matis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan (mendidik dan
dididik). Kritis berarti bahwa orang tidak menerima saja apa yang ditangkap atau
muncul dalam benaknya, tetapi semua pernyataan, semua afirmasi harus
mempunyai dasar yang kuat. Orang yang bersikap kritis, ingin mengerti betul
(tidak hanya membeo). Metodis berarti bahwa dalam proses berpikir dan
menyelidiki orang menggunakan suatu cara tertentu. Sistematis berarti bahwa
pemikir ilmiah itu dalam prosesnya dijiwai oleh suatu ide yang menyeluruh dan
menyatukan, sehingga pikiran – pikiran dan pendapat – pendapat tidak tanpa
hubungan, melainkan merupakan kesatuan.

IV
Dari definisi – definisi Ilmu pendidikan yang diutarakan oleh para ahli dapat
disimpulkan bahwa :

a. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah fenomena pendidikan dan


semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perpektif
yang luas dan integratif.

b. Fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya


dengan pendidikan ini bukan hanya merupakan gejala yang melekat pada
manusia (gejala yang universal), dalam perpektif yang luas, melainkan juga
sekaligus merupakan upaya untuk memanusiakan manusia agar menjadi sebenar
– benarnya manusia (insan), yang hal ini secara integratif diperlukan
penggunaan berbagai kajian tentang pendidikan (kajian historis, filosofis,
psikologis dan sosiologis tentang pendidikan).

c. Upaya pendidikan mencakup keseluruhan aktivitas pendidikan (mendidik


dan dididik) dan pemikiran yang sistematik tentang pendidikan.

B. Persyaratan Pendidikan sebagai Ilmu

Ilmu adalah suatu pengetahuan yang disusun secara kritis, metodis dan
sistematis yang berasal dari observasi, studi dan eksperimentasi untuk
menentukan hakikat dan prinsip – prinsip apa yang dipelajari (Dwi
Siswoyo,2015:60). Suatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri
sebagai suatu disiplin ilmu, dipenuhi ada 3 syarat yaitu :

a. Memiliki objek studi (objek material dan objek formal) Objek material
ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Apabila kita pelajari perilaku manusia
sebagai makhluk yang hidup dalam masyarakat maka perilaku itu disamping
dapat dilihat dan segi ilmu pendidikan juga dalat dilihat dan segi – segi yang lain
seperti segi psikologis, sosiologis, antropologis. Objek formal ilmu pendidikan
adalah menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada
hubungannya dengan pendidikan dalam perspektif yang luas dan integratif. Jadi,
yang membedakan satu ilmu dan ilmu yang lain adalah objeknya.Objek formal
adalah objek material yang disoroti oleh suatu ilmu,sudut pandang tertentu yang
menentukan macam ilmu.

b. Memiliki sistematika Secara teoritik, sistematika ilmu pendidikan dapat


dibedakan menjadi tiga segi tinjauan, yaitu : Melihat pendidikan sebagai gejala
manusiawi, dengan melihat pendidikan sebagai upaya sadar, sekaligus upaya
sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio – budaya di masa depan.

V
c. Memiliki metode Metode – metode yang dapat dipakai untuk ilmu
pendidikan sebagai berikut (Soedomo, 1990: 46 – 47; Mub, Said, 1989) :

 Metode Normatif , berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan


yang ingin dicapai oleh pendidikan. Metode ini juga membawa pertanyaan yang
berkenaan dengan masalah nilai baik dan nilai buruk

.  Metode Eksplanatori bersangkut paut dengan pertanyaan tentang kondisi


dan kekuatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. Dalam hal
ilmu pendidikan mendapatkan bantuan dari berbagai teori tentang pendidikan
yang boleh jadi dihasilkan oleh ilmu – ilmu lain.

 Metode Teknologis, metode ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan


bagaimana melakukannya dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuantujuan
yang diinginkan.

 Metode Deskriptif – Fenomenologis,, Metode ini mencoba menguraikan


kenyataan-kenyataan pendidikan dan kemudian mengklasifikasikan sehingga
ditemukan yang hakiki.

 Metode Hermeneutis, Metode ini mencoba menguraikan


kenyataankenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan
makna dan struktur dari kegiatan pendidikan.

 Metode Analisis Kritis (Filosofis), Metode ini menganalisis secara kritis


tentang istilah-istilah, pernyataanpernyataan, konsep-konsep dan teori-teori yang
ada atau digunakan dalam pendidikan. Syarat lain bagi disiplin ilmu pendidikan
adalah memiliki evidensi empiris. Yang dimaksud dengan evidensi empiris
adalah adanya kesesuaian (korespondensi) antara konsepsi teoritisnya dengan
permasalahan dalam praktek sehingga disamping dapat menjelaskan kasus –
kasus yang timbul, juga sekaligus dapat mendukung diaplikasikannya dalam
menjawab permasalahan pendidikan di lapangan, dalam lingkup kajian ilmu
pendidikan. Ini sesua dengan sifat ilmu pendidikan, yaitu teoritis dan praktis.

C. Sifat-sifat Ilmu Pendidikan

a. Rasional Ilmu pengetahuan harus bersifat rasional artinya ilmu tersebut


harus mempunyai sifat kegiatan berpikir yang ditundukan pada logika atau
penalaran . Berpikir rasional berarti berpikir secara sistematis yang kompleks
dan konsepsional dengan kemampuan menggunakan lambang untuk dapat

VI
memberi arti yang hampir tidak terbatas kepada suatu objek material, seperti
pada suara, gerak, warna dan rasa.

b. Empiris

Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris artinya kesimpulan atau konklusi


ilmu pengetahuan yang diambil harus tunduk kepada pemeriksaan atau verifikasi
indra manusia, maka kaidah logika formal dan hukum sebab-akibat harus
menjadi dasar kebenaran yang bersifat relitas objektif dan netral.

c. Fakta dan Teori Ilmu pengetahuan terdiri atas dua unsur besar, yaitu fakta
dan teori. Teori mendefinisikan fakta sebagai observasi empiris yang bisa
diverifikasi dan mempunyai tugas menempatan hubungan yang terdapat diantara
fakta-fakta itu. Ilmu tidak dapat disusun hanya berdasarkan fakta saja, tetapi
untuk menjadi ilmu pengetahuan fakta harus disusun dalam suatu sistem dan
diinterpretasikan sehingga tanpa metode tersebut suatu fakta tidak akan bisa
menjadi ilmu.

d. Universal Ilmu pengetahuan harus bersifat umum artinya kebenaran yang


dihasilkan ilmu pengetahuan dapat diperiksa oleh para peninjau ilmiah dan dapat
dipelajari atau diikuti secara umum serta dapat diajarkan secara umum pula.
Kebenaran ilmu tidak bersifat rahasia tetapi memiliki nilai sosial sehingga
kewibawaan ilmiah didapat setelah hasil itu diketahui, diselidiki dan dibenarkan
veliditasnya oleh sebanyak mungkin ahli dalam bidang ilmu tesebut.

e. Akumulatif Ilmu pengetahuan harus bersifat akumulatif atau saling


berkaitan artinya ilmu pengetahuan tersebut harus diketengahkan hubungan
antara ilmu dan kebudayaan sebab ilmu merupakan salah satu unsur kebudayaan
manusia. Misalnya, untuk dapat belajar manusia mempunyai kemampuan
berbicara dan berbahasa. Selain itu, ilmu pengetahuan yang dikenal dewasa ini,
merupakan kelanjutan dari ilmu yang ada sebelumnya.

f. Sebagai Ilmu Normatif Ilmu pendidikan merumuskan kaidah atau


pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti
berbicara masalah baik atau buruk dari perilaku manusia.

g. Praktis dan Teoritis Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan


empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara
teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu
pendidikan didalam sistemmatika ilmu pengetahuan. Ilmu pendidikan bersifat
normatif berarti pendidikan juga bersifat praktis karena pendidikan sebagai

VII
bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan. Pendidikan sebagai ilmu
praktis adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan
kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan. Sebagai ilmu teoritis
adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang sudah ada untuk
mempermudah jalanya pendidikan.

h. Rohaniah Ilmu pendidikan bersifat rohaniah karena selalu memandang


peserta didik sebagai makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai
makhluk yang beradab.

i. Historis Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori sistem


pendidikan sepanjang jaman dan kebudayaan serta makna filosofis yang
berpengaruh pada jaman tertentu.

D. Perkembangan pendidikan di Indonesia

Pengembangan pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan


dari masa ke masa. Dalam pengembangan pendidikan, secara umum dapat
diberikan dua buah model pengembangan yang baru yaitu: Pertama "top-down
model" yaitu pengembangan pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu
sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan seperti halnya
pengembangan pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional selama ini

. Kedua "bottom-up model" yaitu model pengembangan yang bersumber dan


hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan
penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Pengembangan pembelajaran hadir
didasarkan pada adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana
berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi

. Selain ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan pembelajaran hadir


juga didasarkan pada adanya sebuah kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan yang berkualitas bagi anak- anaknya semakin meningkat, sekolah
yang berkualitas semakin dicari, dan sekolah yang mutunya rendah semakin
ditinggalkan.

Orang tua tidak peduli apakah sekolah negeri ataupun swasta. Kenyataan ini
terjadi hampir di setiap kota di Indonesia, sehingga memunculkan sekolah-
sekolah unggulan di setiap kota. Sehubungan dengan hal tersebut, maka proses

VIII
belajar mengajar di ruang kelas telah pula banyak menarik perhatian para
peneliti dan praktisi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.
Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran perlu digalakkan, sehingga dapat
diketahui secara nyata, apa, mengapa dan bagaimana upaya upaya yang
seharusnya dilakukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang diharapkan.

IX
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan demikian pembelajaran perlu dikelola dengan baik agar dapat


mencapai hasil yang optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, pengelolaan
pembelajaran merupakan kunci keberhasilan menuju pembelajaran yang
berkualitas. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena
obyek utama dari pendidikan adalah ilmu.

Isi cabang ilmu pendidikan ini selain mengenai perbangdingan sistem


pendidikan, tetapi juga meliputi kaitan atau peranan pendidikan terhadap
perkembangan aspek- aspek kehidupan lain yang meliputi ekonomi, sosial
dan politik. Ilmu pengetahuan menurut sistematikanya dibagi menjadi :

Ilmu-ilmu murni adalah ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas


dari pengalaman(matematika), Ilmu terapan adalah ilmu yang dikaji
berdasarkan pengalaman (empiris), penelitian, pengkajian dan penyimpulan
yang disusun secara teoritis dan dilaksanakan secara praktis.

Ilmu pendidikan adalah ilmu yang berdasarkan pengalaman(empiris),


pendidikan, rohani, normatif, memiliki obyek yang jelas, dapat diuji
kebenarannya dan disusun secara teoritis dan dilaksanakan secara praktis.
Sehingga ilmu pendidikan memenuhi kriteria atau syarat-syarat ilmu
pengatahuan yaitu:

a. Ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan yang bersitaf empiris.

b. Ilmu itu bersifat sistematis

c. Ilmu itu mempunyai obyek atau lapangan tertentu yang jelas, dapat
dipisahkan dari obyek pengetahuan yang lain.

d. Ilmu tersebut mempunyai metode dan tujuan tertentu.

X
DAFTAR PUSTAKA

Siswoyo,Dwi.dkk. 2015. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press


Sudirman,N.dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakary
http://hamkamodern.blogspot.co.id/2009/11/makalah-ilmu-
pendidikanpendidikan.html ,diakses tanggal 21 September 2015
http://www.slideshare.net/uiuidd/makalah-pendidikan-sebagai-ilmu, diakses
tanggal 21 September 2015

XI

Anda mungkin juga menyukai