PERTEMUAN 2-15
T.P 2022/2023
RESUME PERTEMUAN-2
KONSEP FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
Filsafat berarti dari kata Yunani Yakni Philosophia atau philosopos. Philo yang berarti
cinta, shopia yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan dan hikmah sehingga dapat
diartikan sebagai sejarah gagasan yang penuh dengan kebijaksanaan, pengetahuan dan
hikmah. Filsafat adalah suatu Ilmu pengetahuan yang menggunakan masalah umum dan
mendasar mengenai berbagai persoalan.
B. Kajian Filsafat
1. Ontologi
Ontologi membahas objek sains, macam macam pengetahuan , dan struktur sains.
Ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada dengan
berdasarkan logika semata.
Contoh : dalam pelajaran Pendidikan agama Islam, membahas tentang berbagai
macam pengetahuan, diantaranya adalah bagaimana sikap murid terhadap guru
terhadap murid.
2. Epistimologi
Yaitu Membahas Sumber pengetahuan manusia, metode memperoleh pengetahuan,
dan ukuran kebenaraan dalam sains.
Contoh : Pembahasan dalam mata pelajaran PAI, merupakan pelajaran yang diambil
dari Al-Qur’an dan kitab kitab lainnya sesuai pengetahuan yang ada.
3. Aksiologi
Yaitu Membahas soal nilai dalam sains, dalam sains arti apakah sains itu harus netral
(bebas nilai), atau harus terikat oleh norma baik agama ataupun filsafat.
C. Objek Filsafat
1. Objek Material
Objek Material yaitu bahan yang diselidiki ( hal hal yang dijadikan penyelidikan )
atau segala sesuatu yang ada.
2
2. Objek Formal
Objek Formal adalah Sudut pandang dan dapat mencapai hakikat yang mendalam.
Objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti
mencari suatu keterangan yang mendalam sampai ke akarnya.
D. Metode Mempelajari Filsafat
1. Metode Positifistik
Yaitu teori filosofis yang bahwa pengetahuan tertentu yang didasarkan pada
fenomena alam, sifat dan hubungannya.
2. Metode Fenomenologi
Metode fenomenologi merupakan salah satu jenis metode penilitian kualitatif yang
mengungkapkan kesamaan makna yang menjadi konsep.
3. Metode Kritis
Metode Kritis merupakan Sikap seseorang terhadap sesuatu yang terjadi secara tidak
terduga, mungkin lewat bentuk kritik yang menentang diri sendiri atau orang lain.
Sumber : www.kompasiana.com
3
RESUME PERTEMUAN-3
Filsafat pendidikan adalah teori atau ideologi pendidikan yang muncul dari sifat
filsafat seseorang pendidik dari pengalamannya dalam pendidikan dan kehidupan dari
kajiannya tentang berbagai ilmu yang berhubungan dari pendidikan, dan berdasar itu
pendidik dapat mengetahui sekolah berkembang.
4
6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.
5
E. Landasan Ilmiah Pendidikan
Landasan ilmiah adalah teori yang digunakan untuk mengkaji dan mempelajari berbagai
ilmu yang berhubungan langsung dengan pendidikan dari pendidikan dari segala bidang
yang melimutinya. Landasan ilmiah pendidikan merupakan asumsi asumsi yang
bersumber dari disiplin ilmu tertentu yang dijadikan sebagai tolak ukur pendidikan.
6
RESUME PERTEMUAN 4
PENDIDIKAN DALAM TEORI PENDIDIKAN
A. Pendekatan Sains
Pendekatan Sains dengan mengunakan pendekatan STM(Sains teknologi masyarakat)
adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan pada peran sains dan
teknologi didalam berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung
jawab sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi dimasyarakat.
Menurut Srini M.Iskandar, pendekatan STM memiliki karakteritik sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah oleh murid didalam masyarakat yang memiliki dampak negatif.
2) Mempergunakan masalah yang ada dimasyarakat yang ditemukan murid yang ada
hubungannya dengan IPA Sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan.
3) Meningkatkan pengajaran IPA Melampaui jam pelajaran dalam kelas, ruang kelas,
dan gedung sekolah.
4) Meningkatkan kesadaran murid akan dampak ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
B. Pendekatan Filosofis
Pendekatan filosofis dalam studi agama berusaha mencari penjelasan dari konsep konsep
ajaran agama dengan cara memeriksa dan menemukan system nalar yang dapat dipahami
manusia. Philosophy of religion mencakup keyakinan alternatif tentang tuhan, varietas
pengalaman religius, interaksi antara sains dan agama, sifat dan ruang lingkup baik dan
jahat, dan perawatan agama lahir, sejarah, dan kematian. Filsafat sebagai pendekatan
agama pada umumnya dapat dinyatakan memiliki empat cabang :
1. Logika
2. Metafisika
3. Epistimologi
4. Etika
C. Pendekatan Religius
Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan dengan sumber utama untuk
mendapatkan data adalah al-qur’an dilengkapi dengan buku referensi dan artikel jurnal
terkait dengan landasan religius dalam konseling.
7
D. Pendekatan Multidisiplin
Multidisiplin menyarankan bahwa sejumlah ilmu, lebih dari dua ilmu yang berbeda
digunakan untuk menganalisis masalah yang sama. Sebagai disiplin baru, multidisiplin
menampilkan dua metode penelitian, yaitu multidisiplin murni, setiap ilmu seolah masih
berdiri sendiri dengan teori dan metodenya masing masing dan multidisiplin terapan,
salah satu ilmu yang menduduki posisi dominan.
Contoh kajian pertama yang dilakukan dalam penelitian kelompok, seperti proyek
didalamnya masing masing ilmu akan memisahkan diri sesudah tugas akhir selesai
dilakukan. Sedangkan kajian kedua , berada dalam ikatan disiplin tertentu, seperti kajian
budaya.
8
RESUME PERTEMUAN 5
LANDASAN HISTORIS ILMU PENDIDIKAN
9
d) Henri Poincaic (1854-1912)
Memberikan sumbangan pada matematika murni, mekanika angkasa, filsafat
ilmu.
B. Pendidikan Abad Pertengahan
1. Masa Renaissance
Renaissance adalah gerakan maknawiyah, yang merupakan reaksi terhadap sikap
hidup abad pertengahan. Berbagai aliran muncul pada masa ini, seperti :
a) Humanisme
Tujuan utama yaitu pengajaran mempelajari peradaban klasik, bahasa yunani dan
bahasa lain. Sedangkan tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia
berani, bebas dan gembira.
b) Reformasi
Bersifat lebih demokratis, tertuju kepada seluruh lapisan masyarakat reformasi
mengutamakan kepentingan agama dan tidak setuju dengan filsafat Yunani.
c) Kontra Reformasi
Renaissance dialami pula oleh gereja katolik, yang disebut sebagai kontra
reformasi. Hal ini disebabkan oleh konflik di Ternate (1543-1563). Yang
memutuskan akan memperbaiki keadaaan dan menjalankan disipilin yang kerja
keras. Terhadap peraturan peraturan gereja serta membela diri terhadap serangan
lawan.
2. Pendidikan pada masa Realisme
Aliran Realisme muncul dalam bidang pendidikan kurang lebih tahun 1600. Yang
bertujuan untuk :
a) Meninggalkan cara cara pembentukan secara klasik, seperti yang dianjurkan oleh
humanisme.
b) Mengarahkan perhatian kepada dunia nyata, kepada alam dan benda benda yang
sebenarnya.
10
C. Pendidikan Era Reformasi
Era Reformasi yang terlahir pasca tumbangnya orde baru memencikkan harapan baru
akan kondisi yang demokratis dalam semua bidang, termasuk pendidikan.
Sejumlah tindakan reformasi yang penting adalah :
1) Dimulainya kebebasan pers
2) Pemberian Izin pendirian partai partai politik dan serikat serikat buruh baru
3) Pembebasan Tahanan tahanan Politik
4) Pembatasan masa jabatan presiden menjadi dua periode lima tahun
5) Desentralisasi kekuasaan ke daerah
11
RESUME PERTEMUAN 6
PEMIKIRAN FILOSOFI
A. Socrates(470-399 SM)
Socrates adalah orang yang menguasai seni berargumentasi seperti kaum sofis, ia
mempertanyakan pandangan pandangan tradisional mengenai moralitas. Menurut
Socrates didunia ini ada kebenaran yang bersifat objektif dimana kebenaran itu tidak
bergantung pada saya atau kita. Untu membuktikan kebenaran yang objektif, Sokrates
menggunakan metode dialektika yang berarti bercakap-cakap atau dialog. Didalam
metode tersebut terdapat dia penemuan, yang pertama ia menemukan induksi dan yang
kedua ia menemukan defenisi.
B. Plato (427-347 SM)
Plato adalah salah seorang murid sekaligus teman Socrates. Berdasarkan pandangannya
tentang ide-ide yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia Rasional, tidak ada
perubahan dan kenisbian, hanya ada dalam dunia indrawi yang memang memperlihatkan
ketidakmantapan tanpa henti. Dunia Jasmani Yang hanya terbuka bagi indra kita.
C. Aristoteles (382-322 SM)
Aristoteles dilahirkan di stqeira, Yunani utara, anak seorang dokter pribadi raja
Makedonia. Pandangan Plato bagi Aristoteles merupakan filosofi tentang adanya yang
ada dan adanya yang tidak ada. Aristoteles melengkapinya dengan bahwa manusia
berpotensi mengembangkan ide, dan pengembangannya tsb dipengaruhi oleh
penghilatan, penglihatan, pengalaman, dan pengertian, sehingga ide dan realitas segala
yang ada menyatu dalam suatu terminologi filosofis.
D. Perbandingan pemikiran Plato dan Aristoles tentang jiwa dan raga
Plato berpendapat tentang jiwa itu bersifat kekal, tetapi Aristoteles tidak.
Menurut Plato, Jiwa tidak dapat mati karena merupakan sesuatu yang adidodrati berasal
dari dunia. Meski kelihatan bahwa jiwa dan tubuh adalah kenyataan yang harus
dibedakan. Tubuh memenjarakan jiwa , oleh karenanya jiwa harus dilepaskan dari tubuh
dengan 2 cara yaitu :
1) Kematian
2) Pengetahuan
12
Menurut Aristoteles, jiwa dan raga ibarat bentuk dan materi. Jiwa adalah bentuk dan
tubuh adalah materi. Jiwa merupakan asas hidup yang menjadikan tubuh memiliki
kehidupan. Aristoteles mengibaratkan jiwa dan raga bagaikan kampak, jika kampak
adalah benda hidup, maka raganya adalah kayu, sedangkan jiwanya adalah
kemampuan untuk membelah.
13
RESUME PERTEMUAN 7
TEORI PENDIDIKAN KLASIK
14
4) Faktor Alam sekitar
C. Implikasi Pemikiran filosofi dalam teori pendidikan klasik
Teori ini berlandaskan pada filsafat klasik yang memandang bahwa pendidikan berfungsi
sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan budaya. Filsafat klasik diawali
oleh Thales. Thaleslah orang yang mempercayai mitos, sedangkan kelemahan pemikiran
Thales, tidak semua yang ada itu berasal dari air dan kembali ke air, tetapi lebih abstrase
daripada itu.
Kemudian, Anaximandros mengemukakan bahwa segal sesuatu itu bukan dari air, tetapi
sesuatu itu tidak terbatas. Keunggulan hasil pemikiran Anaximandios adalah pada saat
mengenal sesuatu itu tetapi sudah punya konsep tentang sesuatu yang tidak tebatas.
Kelemahannya adalah dia belum menjelaskan batasan yang tidak tebatas itu.
15
RESUME PERTEMUAN 9
A. Zaman Renaissance
Rene Decrates (1596-1650) telah dianggap sebagai Bapak Rasionalisme modern barat
yang sampai saat ini masih dijadikan landasan pembangunan peradaban.
Dalam Zaman Renaissance telah berkembang dengan megahnya usaha-usaha untuk
menghidupkan kembali ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan kuno (Yunani dan
Romawi). Pada zaman ini muncul tahap tahap pertama dari pemikiran pemikiran
esensialis yang berkembang selanjutnya sepanjang perkembangan zaman Renaissance itu
sendiri.Timbulnya essensialisme pertama-tama merupakanreaksi terhadap simbolisme
mutlak dan dokmatisme abad pertengahan. Oleh karena aliran ini muncul sejak jaman
Renaissance, maka konsep yang dikembangkannya merupakan bagian dari ciri alam pikir
modern.
B. Empirisme
Teori ini mengatakan bahwa hasil perkembangan dan pendidikan bergantung pada
pengalaman pengalaman yang diperoleh peserta didik pada hidupnya. Pengalaman itu
diperolehnya didunia luar dirinya berdasarkan perangsang yang tersedia baginya.
Perangsang itu dapat tersedia dengan sendirinya atau disediakan oleh apapun dan
siapapun juga.
Kata Empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman. Tokokh dalam aliran
ini adalah John Locke (1632-1704), Seorang filsuf bahasa inggris yang berpendapat
bahwa anak lahir ke dunia sebagai selembar kertas putih/kosong atau sebagai meja
berlapis lilin (tabularasa) yang belum ada tulisan diatasnya. John Locke berpendapat
bahwa anak dilahirkan kedunia ini tanpa pembawaan.
Menurut Teori Empirisme, Pendidikan adalah meta kuasa dalam pembentukan anak
didik, menjadi apa yang diinginkannya. Mendidik menurut aliran empirisme adalah
membantu manusia menurut kehendak pendidik.
C. Naturalisme
Aliran Naturalisme ini dipelopori oleh filsuf Prancis Jean Jacques Renessence (1712-
1778). Dia seorang filsuf yang memiliki pandangan bahwa suatu kemampuan
dipengaruhi oleh pembawaan secara alamiah yang membentuk setiap pribadi manusia.
Aliran Naturalisme ini sering disebut aliran negativisme yang membiarkan pertumbuhan
anak secara alamiah. Dengan kata lain, Pendidikan tidak diperlukan, anak dibiarkan
berkembang secara alamiah sesuai dengan pembawaan sifat baik anak itu. Oleh sebab itu,
pembawaan anak akan baik saja jika dilakukan dengan proses pendidikan. Artinya,
menjauhkan anak dari segala kebutuhan lingkungan yang artifical, dengan memberikan
kebebasan kepada anak secara ilmiah mulai sejak lahir.
16
D. Nativisme
Istilah Nativisme berasal dari kata naik yang artinya “terlahir” bagi nativisme,
lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam
memengaruhi perkembangan anak.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia dalam teori Nativisme :
1) Faktor genetik, yaitu faktor gen dari kedua orang tua yang mendorong adanya suatu
bakat yang muncul dari diri manusia.
2) Faktor kemampuan anak, yaitu faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui
potensi yang terdapat dalam dirinya.
3) Faktor Pertumbuhan anak, yaitu faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan
minat pada setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami.
Teori Nativisme menyatakan bahwa perkembangan pribadi hanya ditemukan oleh
faktor hereditas, yaitu faktor yang berasal kodrati, artinya tidak dapat diubah oleh
lingkungan sekitar ataupun pendidikan.
E. Implikasi Pemikiran Filosofi terhadap Teori Pendidikan Modern
Pemikiran filosofi dan teori pendidikan modern sangat perlu diwujudkan dalam praktik
pendidikan saat ini. Pendidik hendaknya memerhatikan sikap dan perilaku anak didiknya.
Guru harus memiliki kompetensi intelektual, disamping itu, guru juga harus memiliki
jiwa sosial yang tinggi dan kemampuan spritual. Oleh sebab itu, pendidikan ideal
menjalankan pada empat kompetensi (Intelektual, moral, sosial dan spritual) dalam
proses pembelajaran.
17
RESUME PERTEMUAN 10
PEMIKIRAN FILOSOFI DAN TEORI PENDIDIKAN POSTMODERNISME
A. Pemikiran Filosofi
Istilah “Postmodernisme” selalu berhadapan dengan aliran marxisme, eksistensialisme,
krisisme, idealisme, dan aliran lainnya. Aliran Postmodernisme lebih ke suasana atau
naluri yang berbasis kecenderungan pemikiran eksplisit. Kecenderungan itu dilihat dari
ekspresi. Istilah postmodernisme adalah payung konseptual untuk melihat kesamaan
diantara mereka yang tidak sama.
Asas-asas pemikiran postmodernisme sebagai berikut:
1) Keuniversalan suatu pemikiran
2) Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun social terus
menerus
3) Pengingkaran atas semua ideologi
4) Tidak memiliki asas-asas yang jelas yang bersifat universal dan permanen.
B. Implikasi Postmodernisme dalam pendidikan
Filsafat postmodernisme menekankan demokrasi atau kebebas disekolah dengan etika
yang dibangun dengan baik. Setiap orang yang ada disekolah itu dapat memberikan
kontribusi dalam peningkatan mutu sekolah tersebut. Aliran postmodernisme
menekankan pada sistem sekolah yang melalui pembaruan bidang pendidikan,
demokratisasi kehidupan sekolah dan pelatihan guru.
Pembelajaran yang beraliran postmodernisme meningkatkan sikap menghargai budaya
lokal atau kearifan lokal sebagai aset kekayaan bangsa. Guru yang sudah memiliki
pandangan bahwa kreativitas peserta didik harus dikembangkan agar dpt berkreasi dan
berpikir imajinatif dalam mengerjakan tugas tugas sekolah agar lebih murah untuk
memahami materi yang dipelajarinya.
Postmodenisme mewujudkan adanya demokrasi disekolah agar setiap tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan. Disekolah dapat memberikan secara kearah perbaikan. Dengan
terjadinya perbaikan disekolah, masyarakat disekolah akan merasakan manfaatnya.
18
RESUME PERTEMUAN 11
PEMIKIRAN FILSAFAT IDEALISME DAN REALISME DALAM PENDIDIKAN
19
RESUME PERTEMUAN 12
FILOSOFI LIBERALISME
20
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan utama pendidikan liberalisme adalah mempromosikan perilaku personal yang
efektif untuk melestarikan dan meningkatkan mutu tatanan sosial yang ada sekarang
dengan cara mengajar setiap anak.
3. Hakikat Manusia
Liberalisme menyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk mengatur,
memgurus, dan mengarahkan hidupnya sendiri.
4. Metode pengajaran dan penilaian hasil belajar
Persoalan yang diajukan dalam kelas haruslah dikenali dan dikaji oleh siswa.
5. Kurikulum
Sekolah menekankan keefektifan personal dan melatih anak untuk menyesuaikan diri
secara efektif dengan tuntutan situasi tersebut.
D. Implementasi Pendidikan Liberalisme.
Aliran ini menginginkan perubahan yang mendasar dalam tujuan dan cara kerja sekolah-
sekolah yang menganggap wajib belajar. Pemikiran liberalisme banyak mendominasi
dalam pendidikan saat ini, dimana aliran ini menekankan pada pengembangan
kemampuan, melindungi hak dan kebebasan. Mengidentifikasi masalah sebagai upaya
perubahan sosial secara inskrimental untuk menjaga stabilitas jangka panjang.
21
RESUME PERTEMUAN 13
FILOSOFI HUMANISME
22
pembelajaran peserta didik tidak memberikan kritik atau ceramah kecuali apabala
siswa memintanya.
Dalam bukunya “Freedom to Learn”, ia memperkenalkan beberapa prinsip-
prinsip belajar humanistik yang sangat penting, diantaranya ialah :
a) Manusia itu memiliki kemampuan untuk belajar secara alami.
b) Belajar yang bermakna terjadi apabila subjek matter dirasakan peserta didik
mempunyai relevansi dengan maksud maksudnya sendiri.
c) Belajar yang melipatkan suatu perubahan yang ada didalam tanggapan
mengenai dirinya.
d) Pekerjaan-pekerjaan belajar yang dapat mengancam diri adalah sangat mudah
untuk dirasakan apabila ancaman dari luar semakin kecil.
e) Belajar dapat diperlancar apabila peserta didik dilibatkan langsung.
C. Implikasi Belajar dalam Teori Humanisme
1. Implikasi Teori Abraham Maslow
Teori belajar psikologi humanistik :
a. Guru perlu menghargai pendapat siswa
b. Guru selalu memotivasi siswa untuk belajar mandiri
c. Guru harus memberi kebebasan dan tanggung jawab kepada siswa
d. Guru menjadi fasilitator dan inisiator bagi siswanya
e. Mengembangkan potensi siswa secara maksimal
23
RESUME PERTEMUAN 14
PEMIKIRAN FILOSOFI PANCASILA DALAM PENDIDIKAN
A. Filsafat Pancasila
1. Ontologi Pancasila
Pancasila sebagai filsafat bersifat abstrak dan universal. Abstrak disini berarti
pancasila bukan sebagai filsafat secara operasional dalam kehidupan sehari hari,
melainkan pancasila sebagai pengertian pokok yang dipergunakan untuk
merumuskan masing masing sila.
a) Pada sila pertama, ketuhanan yang maha esa menjiwai sila sila berikutnya.
Didalam sistem Pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional
adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia yang
berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
b) Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Manusia yang ada dimuka
bumi ini mempunyai harkat dan martabat yang sama yang diperlukan sesuai
dengan nilai-nilai pancasila dan fitrahnya sebagai hamba Allah.
c) Sila ketiga, persatuan Indonesia. Sila ketiga ini tidak membatasi stratifikasi
sosial dalam pendidikan. Artinya, semua golongan dapat menerima
pendidikan, baik golongan rendah maupun golongan tinggi tergantung
kemampuannya untuk berfikir.
d) Sila keempat, kenyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Sila ini dikaitkan dengan kehidupan demokrasi.
Dalam hal ini, demokrasi sering diartikan sebagai kekuasaan ditangan rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat.
e) Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam sistem
pendidikan nasional, maksud adil dalam arti yang lain mencakup seluruh
aspek pendidikan yang ada.
2. Epistimologi Pancasila
a) Dalam sila pertama, pancasila lahir tidak secara mendadak, tetapi melalui
proses panjang. Pancasila digali dari bumi Indonesia yang merupakan dasar
negara, pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan arah untuk
mencapai cita-cita dan perjanjian luhur rakrayt indonesia
b) Sila kedua, manusia itu mempunyai potensi yang dapat dikembangkan.
Pancasila adalah ilmu yang diperoleh melalu perjuangan yang sesuai dengan
logika.
c) Sila ketiga, proses terbentuknya pengetahuan manusia merupakan hasil dari
kerja sama atau produk hubungan dengan lingkungannya. Potensi dasar
dengan faktor kondisi lingkungan yang memadai akan membentuk
pengetahuan.
24
d) Sila keempat, manusia diciptakan Allah Swt.sebagai pemimpin dimuka bumi
ini untuk memakmurkan umat manusia. Seorang pemimpin mempunyai syaat
untuk memimpin dan bijaksana.
e) Sila kelima, ilmu pengetahuan sebagai karya manusia yang menjadi martabat
kepribadian manusia. Dalam arti luas, adil dimaksudkan seimbang antara ilmu
umum dan ilmu agama.
3. Aksiologi Pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar yang memiliki nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial.
25
RESUME PERTEMUAN 15
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PENDIDIKAN DAN UPAYA MENGATASINYA
26
1) Berbagi fasilitas satuan pendidikan
2) Berbagi pendidik dan tenaga kependidikan
3) Berbagi materi pelajaran dan akses internet
b) Integrasi proses
Meliputi:
1) Integrasi pengumpulan data
2) Integrasi kegiatan sosialisasi program
3) Integrasi mutasi-sertifikasi
4) Integrasi perizinan-akreditasi
c) Sentuhan teknologi informasi
Meliputi :
1) Pemanfaatan pembelajaran (kurikulum, ujian nasional)
2) Pemanfaatan pelayanan (perizinan, akreditasi)
27