Anda di halaman 1dari 27

RESUME FILSAFAT PENDIDIKAN

PERTEMUAN 2-15

Nama : Mahdi Rialdi Hutagalung


Kelas : PTIK 1-i
Dosen Pengampu : Khairuddin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGGI

T.P 2022/2023
RESUME PERTEMUAN-2

KONSEP FILSAFAT

A. Pengertian Filsafat
Filsafat berarti dari kata Yunani Yakni Philosophia atau philosopos. Philo yang berarti
cinta, shopia yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan dan hikmah sehingga dapat
diartikan sebagai sejarah gagasan yang penuh dengan kebijaksanaan, pengetahuan dan
hikmah. Filsafat adalah suatu Ilmu pengetahuan yang menggunakan masalah umum dan
mendasar mengenai berbagai persoalan.
B. Kajian Filsafat
1. Ontologi
Ontologi membahas objek sains, macam macam pengetahuan , dan struktur sains.
Ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada dengan
berdasarkan logika semata.
Contoh : dalam pelajaran Pendidikan agama Islam, membahas tentang berbagai
macam pengetahuan, diantaranya adalah bagaimana sikap murid terhadap guru
terhadap murid.
2. Epistimologi
Yaitu Membahas Sumber pengetahuan manusia, metode memperoleh pengetahuan,
dan ukuran kebenaraan dalam sains.
Contoh : Pembahasan dalam mata pelajaran PAI, merupakan pelajaran yang diambil
dari Al-Qur’an dan kitab kitab lainnya sesuai pengetahuan yang ada.
3. Aksiologi
Yaitu Membahas soal nilai dalam sains, dalam sains arti apakah sains itu harus netral
(bebas nilai), atau harus terikat oleh norma baik agama ataupun filsafat.
C. Objek Filsafat
1. Objek Material
Objek Material yaitu bahan yang diselidiki ( hal hal yang dijadikan penyelidikan )
atau segala sesuatu yang ada.

2
2. Objek Formal
Objek Formal adalah Sudut pandang dan dapat mencapai hakikat yang mendalam.
Objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti
mencari suatu keterangan yang mendalam sampai ke akarnya.
D. Metode Mempelajari Filsafat
1. Metode Positifistik
Yaitu teori filosofis yang bahwa pengetahuan tertentu yang didasarkan pada
fenomena alam, sifat dan hubungannya.
2. Metode Fenomenologi
Metode fenomenologi merupakan salah satu jenis metode penilitian kualitatif yang
mengungkapkan kesamaan makna yang menjadi konsep.
3. Metode Kritis
Metode Kritis merupakan Sikap seseorang terhadap sesuatu yang terjadi secara tidak
terduga, mungkin lewat bentuk kritik yang menentang diri sendiri atau orang lain.

Sumber : www.kompasiana.com

3
RESUME PERTEMUAN-3

MAKNA FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan


 Menurut Robet W. Richey Pendidikan adalah suatu aktivitas social yang
memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang.
 Menurut Lodge, Pendidikan kadang dipakai dalam pengertian yang luas dan
kadang dalam arti yang sempit, dalam arti luas, semua pengalaman dapat
diartikan pendidikan, sedangkan arti sempit pendidikan diartikan dalam fungsi
tertentu didalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi)
dengan latar belakang sosialnya dengan pandangan hidupnya dari masyarakat
kegenerasi berikutnya, dan demikian seterusnya.
 Menurut Brubacher, seni medidikan atau seni pendidikan, berbeda dari ilmu
pengetahuan, pendidikan mengenal prinsip prinsip universal yang dapat
dipergunakan oleh seluruh pelajar atau siswa.

Filsafat pendidikan adalah teori atau ideologi pendidikan yang muncul dari sifat
filsafat seseorang pendidik dari pengalamannya dalam pendidikan dan kehidupan dari
kajiannya tentang berbagai ilmu yang berhubungan dari pendidikan, dan berdasar itu
pendidik dapat mengetahui sekolah berkembang.

B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan & Manfaatnya


Secara mikro yang menjadi objek pemikian atau ruang lingkup filsafat pendidikan
sebagai berikut (Jalaludin dan Usman, 1994:17).
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan.
2. Merumukan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan.
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan agama, dan
kebudayaan.
4. Merupakan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
5. Merupakan hubungan antara filsafat negara, filsafat pendidikan dan politik
pendidikan.

4
6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.

Manfaat Filsafat Pendidikan :

1. Menjadi salah satu landasan dalam perkembangan ilmu pendidikan.


2. Menjadi landasan dari kebijakan mengenai program pendidikan.
3. Menjadi landasan untuk berkarya dan juga mengabdi dibidang.
4. Menentukan kurikulum dan juga materi yang harus diajarkan dalam bidang.
5. Memberikan Pemahaman menyeluruh mengenai dunia pendidikan.
6. Menciptakan generasi pendidik dan tenaga pengajar yang berkualitas.
C. Konsep Dasar Pendidikan
 Defenisi Luas
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Karakteristik konsep ini :
a. Masa pendidikan terbatas.
b. Lingkungan pendidikan diciptakan khusus.
c. Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum.
d. Tujuan pendidikan, pendidikan tidak ditentukan dari luar, tapi terkandung
dalam tiap pengalaman belajar.
 Defensi Sempit
Pendidikan adalah sekolah. Karakteristik konsep ini, yaitu :
a. Masa pendidikan terbatas
b. Lingkupan pendidikan diciptakan khusus
c. Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum
d. Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar, terbatas pada pengembangan
D. Hubungan Manusia dengan Pendidikan
Antara Manusia dan pendidikan terjalin hubungan Kausalitas. Karena manusia,
pendidikan mutlak ada ; dan karena pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri
sebagai manusia yang manusiawi. Manusia merupakan subjek pendidikan, tetapi juga
sekaligus menjadi objek pendidikan itu sendiri.

5
E. Landasan Ilmiah Pendidikan
Landasan ilmiah adalah teori yang digunakan untuk mengkaji dan mempelajari berbagai
ilmu yang berhubungan langsung dengan pendidikan dari pendidikan dari segala bidang
yang melimutinya. Landasan ilmiah pendidikan merupakan asumsi asumsi yang
bersumber dari disiplin ilmu tertentu yang dijadikan sebagai tolak ukur pendidikan.

6
RESUME PERTEMUAN 4
PENDIDIKAN DALAM TEORI PENDIDIKAN

A. Pendekatan Sains
Pendekatan Sains dengan mengunakan pendekatan STM(Sains teknologi masyarakat)
adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan pada peran sains dan
teknologi didalam berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung
jawab sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi dimasyarakat.
Menurut Srini M.Iskandar, pendekatan STM memiliki karakteritik sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah oleh murid didalam masyarakat yang memiliki dampak negatif.
2) Mempergunakan masalah yang ada dimasyarakat yang ditemukan murid yang ada
hubungannya dengan IPA Sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan.
3) Meningkatkan pengajaran IPA Melampaui jam pelajaran dalam kelas, ruang kelas,
dan gedung sekolah.
4) Meningkatkan kesadaran murid akan dampak ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
B. Pendekatan Filosofis
Pendekatan filosofis dalam studi agama berusaha mencari penjelasan dari konsep konsep
ajaran agama dengan cara memeriksa dan menemukan system nalar yang dapat dipahami
manusia. Philosophy of religion mencakup keyakinan alternatif tentang tuhan, varietas
pengalaman religius, interaksi antara sains dan agama, sifat dan ruang lingkup baik dan
jahat, dan perawatan agama lahir, sejarah, dan kematian. Filsafat sebagai pendekatan
agama pada umumnya dapat dinyatakan memiliki empat cabang :
1. Logika
2. Metafisika
3. Epistimologi
4. Etika
C. Pendekatan Religius
Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan dengan sumber utama untuk
mendapatkan data adalah al-qur’an dilengkapi dengan buku referensi dan artikel jurnal
terkait dengan landasan religius dalam konseling.

7
D. Pendekatan Multidisiplin
Multidisiplin menyarankan bahwa sejumlah ilmu, lebih dari dua ilmu yang berbeda
digunakan untuk menganalisis masalah yang sama. Sebagai disiplin baru, multidisiplin
menampilkan dua metode penelitian, yaitu multidisiplin murni, setiap ilmu seolah masih
berdiri sendiri dengan teori dan metodenya masing masing dan multidisiplin terapan,
salah satu ilmu yang menduduki posisi dominan.
Contoh kajian pertama yang dilakukan dalam penelitian kelompok, seperti proyek
didalamnya masing masing ilmu akan memisahkan diri sesudah tugas akhir selesai
dilakukan. Sedangkan kajian kedua , berada dalam ikatan disiplin tertentu, seperti kajian
budaya.

8
RESUME PERTEMUAN 5
LANDASAN HISTORIS ILMU PENDIDIKAN

A. Pendidikan Sebelum Abad 20


Metodologi filsafat pendidikan sebelum abad 20:
1) Tonggak petama, Aritoteles
Ilmu Pendidikan dibangun melalui berbagai riset pendidikan. Maksudnya, riset adalah
metode kerja yang banyak digunakan oleh para ahli membangun ilmu pendidikan.
Menurut aristoteles, bahwa hal yang khusus dalam metodologi ini adalah sebuah
kesatuan dari materi dan bentuk bentuk.
2) Tonggak Kedua, Francis Bacon
Francis Bacon (1561-1626) ialah pencetus tonggak kedua dalam perkembangan
metodologi ilmu pendidikan. Membangun kembali ilmu yang baru, dan menentang
konsep konsep tentang ilmu dari aristoteles adalah keinginan dari Francis Bacon, ada
tiga macam jiwa rasional menurut Bacon, Yaitu :
a) Ingatan, menciptakan sejarah
b) Imajinasi, menciptakan puisi
c) Pikiran, menghasilkan filsafat
3) Tonggak Ketiga, Perkembangan Abad ke-19
a) John Stuart Mill (1806-1873)
Merumuskan teknik-teknik Induktif untuk menilai hubungan antara kesimpulan
dengan evidensi atau hal hal yang menjadi sumbernya.
b) Philip frank( 1884-1996)
Membahas tentang kausalitas dan berbagai intepretasi tentang mekanika quantum
dan teori relativitas.
c) Ernest Mach (1838-1916)
Memberikan sumbangan pada mekanika, akoustika, thermodinamika, psikologi
eksperimental dan filsafat ilmu antara lain menyatakan bahwa ilmu hendaknya
tertuju pada menyusun sebuah dekskripsi yang ekonomis tentang hubungan
diantara gejala-gejala.

9
d) Henri Poincaic (1854-1912)
Memberikan sumbangan pada matematika murni, mekanika angkasa, filsafat
ilmu.
B. Pendidikan Abad Pertengahan
1. Masa Renaissance
Renaissance adalah gerakan maknawiyah, yang merupakan reaksi terhadap sikap
hidup abad pertengahan. Berbagai aliran muncul pada masa ini, seperti :
a) Humanisme
Tujuan utama yaitu pengajaran mempelajari peradaban klasik, bahasa yunani dan
bahasa lain. Sedangkan tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia
berani, bebas dan gembira.
b) Reformasi
Bersifat lebih demokratis, tertuju kepada seluruh lapisan masyarakat reformasi
mengutamakan kepentingan agama dan tidak setuju dengan filsafat Yunani.
c) Kontra Reformasi
Renaissance dialami pula oleh gereja katolik, yang disebut sebagai kontra
reformasi. Hal ini disebabkan oleh konflik di Ternate (1543-1563). Yang
memutuskan akan memperbaiki keadaaan dan menjalankan disipilin yang kerja
keras. Terhadap peraturan peraturan gereja serta membela diri terhadap serangan
lawan.
2. Pendidikan pada masa Realisme
Aliran Realisme muncul dalam bidang pendidikan kurang lebih tahun 1600. Yang
bertujuan untuk :
a) Meninggalkan cara cara pembentukan secara klasik, seperti yang dianjurkan oleh
humanisme.
b) Mengarahkan perhatian kepada dunia nyata, kepada alam dan benda benda yang
sebenarnya.

Aliran ini muncul, disebabkan oleh :

1) Munculnya ilmu ilmu kealaman.


2) Ambruknya sistim pengajaran yang bersifat humanistis

10
C. Pendidikan Era Reformasi
Era Reformasi yang terlahir pasca tumbangnya orde baru memencikkan harapan baru
akan kondisi yang demokratis dalam semua bidang, termasuk pendidikan.
Sejumlah tindakan reformasi yang penting adalah :
1) Dimulainya kebebasan pers
2) Pemberian Izin pendirian partai partai politik dan serikat serikat buruh baru
3) Pembebasan Tahanan tahanan Politik
4) Pembatasan masa jabatan presiden menjadi dua periode lima tahun
5) Desentralisasi kekuasaan ke daerah

11
RESUME PERTEMUAN 6
PEMIKIRAN FILOSOFI

A. Socrates(470-399 SM)
Socrates adalah orang yang menguasai seni berargumentasi seperti kaum sofis, ia
mempertanyakan pandangan pandangan tradisional mengenai moralitas. Menurut
Socrates didunia ini ada kebenaran yang bersifat objektif dimana kebenaran itu tidak
bergantung pada saya atau kita. Untu membuktikan kebenaran yang objektif, Sokrates
menggunakan metode dialektika yang berarti bercakap-cakap atau dialog. Didalam
metode tersebut terdapat dia penemuan, yang pertama ia menemukan induksi dan yang
kedua ia menemukan defenisi.
B. Plato (427-347 SM)
Plato adalah salah seorang murid sekaligus teman Socrates. Berdasarkan pandangannya
tentang ide-ide yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia Rasional, tidak ada
perubahan dan kenisbian, hanya ada dalam dunia indrawi yang memang memperlihatkan
ketidakmantapan tanpa henti. Dunia Jasmani Yang hanya terbuka bagi indra kita.
C. Aristoteles (382-322 SM)
Aristoteles dilahirkan di stqeira, Yunani utara, anak seorang dokter pribadi raja
Makedonia. Pandangan Plato bagi Aristoteles merupakan filosofi tentang adanya yang
ada dan adanya yang tidak ada. Aristoteles melengkapinya dengan bahwa manusia
berpotensi mengembangkan ide, dan pengembangannya tsb dipengaruhi oleh
penghilatan, penglihatan, pengalaman, dan pengertian, sehingga ide dan realitas segala
yang ada menyatu dalam suatu terminologi filosofis.
D. Perbandingan pemikiran Plato dan Aristoles tentang jiwa dan raga
Plato berpendapat tentang jiwa itu bersifat kekal, tetapi Aristoteles tidak.
Menurut Plato, Jiwa tidak dapat mati karena merupakan sesuatu yang adidodrati berasal
dari dunia. Meski kelihatan bahwa jiwa dan tubuh adalah kenyataan yang harus
dibedakan. Tubuh memenjarakan jiwa , oleh karenanya jiwa harus dilepaskan dari tubuh
dengan 2 cara yaitu :
1) Kematian
2) Pengetahuan

12
Menurut Aristoteles, jiwa dan raga ibarat bentuk dan materi. Jiwa adalah bentuk dan
tubuh adalah materi. Jiwa merupakan asas hidup yang menjadikan tubuh memiliki
kehidupan. Aristoteles mengibaratkan jiwa dan raga bagaikan kampak, jika kampak
adalah benda hidup, maka raganya adalah kayu, sedangkan jiwanya adalah
kemampuan untuk membelah.

13
RESUME PERTEMUAN 7
TEORI PENDIDIKAN KLASIK

A. Teori Classical Condition


Teori ini dikembangkan oleh Parlov dan Watson, penganut teori ini mengatakan bahwa
segala tingkah laku manusia juga tidak lain adalah hasil conditioning. Yakni hasil
daripada latihan latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksikan terhadap syarat syarat atau
perangsang tertentu yang didalamnya didalam kehidupan.
 Ivan Pavlov
Pavlov Mengembangkan satu study perilaku (behavioral study) yang dikondisikan
yang dikenal dengan teori Clasical conditioning. Classical conditioning adalah
model pembelajaran yang menggunakan Stimulus untuk membangkitkan
rangsangan secara ilmiah, melalui stimulus lain.
Penerapannya menurut Ivan Pavlov
Teori Classical Conditioning adalah sebuah prosedur penicptaan refleks baru
dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Dengan
adanya stimulus berupa hadiah (reward) yang diberikan kepada peserta didik
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa lebih tertarik pada
guru, artinya tidak membenci, tertarik pada pelajaran yang diajarkan, selalu ingat
pelajaran dan mempelajari kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungan.
Contohnya pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam kegiatan belajar
mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan memberi pujian
terhadap muridmuridnya , sehingga para murid merasa terkesan sikap yang
ditunjukkan gurunya.
B. Teori Pendidikan Sistematis
Pendidikan sistematis adalah uraian tentang pemikiran yang tersusun dengan lengkap
mengenai masalah masalah pendidikan. Pendidikan sistematis mencakup :
1) Faktor tujuan
2) Faktor anak didik
3) Faktor alat alat

14
4) Faktor Alam sekitar
C. Implikasi Pemikiran filosofi dalam teori pendidikan klasik
Teori ini berlandaskan pada filsafat klasik yang memandang bahwa pendidikan berfungsi
sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan budaya. Filsafat klasik diawali
oleh Thales. Thaleslah orang yang mempercayai mitos, sedangkan kelemahan pemikiran
Thales, tidak semua yang ada itu berasal dari air dan kembali ke air, tetapi lebih abstrase
daripada itu.
Kemudian, Anaximandros mengemukakan bahwa segal sesuatu itu bukan dari air, tetapi
sesuatu itu tidak terbatas. Keunggulan hasil pemikiran Anaximandios adalah pada saat
mengenal sesuatu itu tetapi sudah punya konsep tentang sesuatu yang tidak tebatas.
Kelemahannya adalah dia belum menjelaskan batasan yang tidak tebatas itu.

15
RESUME PERTEMUAN 9

TEORI PENDIDIKAN MODERN

A. Zaman Renaissance
Rene Decrates (1596-1650) telah dianggap sebagai Bapak Rasionalisme modern barat
yang sampai saat ini masih dijadikan landasan pembangunan peradaban.
Dalam Zaman Renaissance telah berkembang dengan megahnya usaha-usaha untuk
menghidupkan kembali ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan kuno (Yunani dan
Romawi). Pada zaman ini muncul tahap tahap pertama dari pemikiran pemikiran
esensialis yang berkembang selanjutnya sepanjang perkembangan zaman Renaissance itu
sendiri.Timbulnya essensialisme pertama-tama merupakanreaksi terhadap simbolisme
mutlak dan dokmatisme abad pertengahan. Oleh karena aliran ini muncul sejak jaman
Renaissance, maka konsep yang dikembangkannya merupakan bagian dari ciri alam pikir
modern.
B. Empirisme
Teori ini mengatakan bahwa hasil perkembangan dan pendidikan bergantung pada
pengalaman pengalaman yang diperoleh peserta didik pada hidupnya. Pengalaman itu
diperolehnya didunia luar dirinya berdasarkan perangsang yang tersedia baginya.
Perangsang itu dapat tersedia dengan sendirinya atau disediakan oleh apapun dan
siapapun juga.
Kata Empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman. Tokokh dalam aliran
ini adalah John Locke (1632-1704), Seorang filsuf bahasa inggris yang berpendapat
bahwa anak lahir ke dunia sebagai selembar kertas putih/kosong atau sebagai meja
berlapis lilin (tabularasa) yang belum ada tulisan diatasnya. John Locke berpendapat
bahwa anak dilahirkan kedunia ini tanpa pembawaan.
Menurut Teori Empirisme, Pendidikan adalah meta kuasa dalam pembentukan anak
didik, menjadi apa yang diinginkannya. Mendidik menurut aliran empirisme adalah
membantu manusia menurut kehendak pendidik.
C. Naturalisme
Aliran Naturalisme ini dipelopori oleh filsuf Prancis Jean Jacques Renessence (1712-
1778). Dia seorang filsuf yang memiliki pandangan bahwa suatu kemampuan
dipengaruhi oleh pembawaan secara alamiah yang membentuk setiap pribadi manusia.
Aliran Naturalisme ini sering disebut aliran negativisme yang membiarkan pertumbuhan
anak secara alamiah. Dengan kata lain, Pendidikan tidak diperlukan, anak dibiarkan
berkembang secara alamiah sesuai dengan pembawaan sifat baik anak itu. Oleh sebab itu,
pembawaan anak akan baik saja jika dilakukan dengan proses pendidikan. Artinya,
menjauhkan anak dari segala kebutuhan lingkungan yang artifical, dengan memberikan
kebebasan kepada anak secara ilmiah mulai sejak lahir.

16
D. Nativisme
Istilah Nativisme berasal dari kata naik yang artinya “terlahir” bagi nativisme,
lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam
memengaruhi perkembangan anak.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia dalam teori Nativisme :
1) Faktor genetik, yaitu faktor gen dari kedua orang tua yang mendorong adanya suatu
bakat yang muncul dari diri manusia.
2) Faktor kemampuan anak, yaitu faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui
potensi yang terdapat dalam dirinya.
3) Faktor Pertumbuhan anak, yaitu faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan
minat pada setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami.
Teori Nativisme menyatakan bahwa perkembangan pribadi hanya ditemukan oleh
faktor hereditas, yaitu faktor yang berasal kodrati, artinya tidak dapat diubah oleh
lingkungan sekitar ataupun pendidikan.
E. Implikasi Pemikiran Filosofi terhadap Teori Pendidikan Modern
Pemikiran filosofi dan teori pendidikan modern sangat perlu diwujudkan dalam praktik
pendidikan saat ini. Pendidik hendaknya memerhatikan sikap dan perilaku anak didiknya.
Guru harus memiliki kompetensi intelektual, disamping itu, guru juga harus memiliki
jiwa sosial yang tinggi dan kemampuan spritual. Oleh sebab itu, pendidikan ideal
menjalankan pada empat kompetensi (Intelektual, moral, sosial dan spritual) dalam
proses pembelajaran.

17
RESUME PERTEMUAN 10
PEMIKIRAN FILOSOFI DAN TEORI PENDIDIKAN POSTMODERNISME

A. Pemikiran Filosofi
Istilah “Postmodernisme” selalu berhadapan dengan aliran marxisme, eksistensialisme,
krisisme, idealisme, dan aliran lainnya. Aliran Postmodernisme lebih ke suasana atau
naluri yang berbasis kecenderungan pemikiran eksplisit. Kecenderungan itu dilihat dari
ekspresi. Istilah postmodernisme adalah payung konseptual untuk melihat kesamaan
diantara mereka yang tidak sama.
Asas-asas pemikiran postmodernisme sebagai berikut:
1) Keuniversalan suatu pemikiran
2) Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun social terus
menerus
3) Pengingkaran atas semua ideologi
4) Tidak memiliki asas-asas yang jelas yang bersifat universal dan permanen.
B. Implikasi Postmodernisme dalam pendidikan
Filsafat postmodernisme menekankan demokrasi atau kebebas disekolah dengan etika
yang dibangun dengan baik. Setiap orang yang ada disekolah itu dapat memberikan
kontribusi dalam peningkatan mutu sekolah tersebut. Aliran postmodernisme
menekankan pada sistem sekolah yang melalui pembaruan bidang pendidikan,
demokratisasi kehidupan sekolah dan pelatihan guru.
Pembelajaran yang beraliran postmodernisme meningkatkan sikap menghargai budaya
lokal atau kearifan lokal sebagai aset kekayaan bangsa. Guru yang sudah memiliki
pandangan bahwa kreativitas peserta didik harus dikembangkan agar dpt berkreasi dan
berpikir imajinatif dalam mengerjakan tugas tugas sekolah agar lebih murah untuk
memahami materi yang dipelajarinya.
Postmodenisme mewujudkan adanya demokrasi disekolah agar setiap tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan. Disekolah dapat memberikan secara kearah perbaikan. Dengan
terjadinya perbaikan disekolah, masyarakat disekolah akan merasakan manfaatnya.

18
RESUME PERTEMUAN 11
PEMIKIRAN FILSAFAT IDEALISME DAN REALISME DALAM PENDIDIKAN

A. Pemikiran Filsafat Idealisme dalam Pendidikan


Idealisme berorientasi kepada ide ide, jiwa, spritualitas, cita cita, norma norma yang
mengandung kebenaran mutlak, dan kesediaan berkorban serta personalitas
( kepribadian) manusia. Konsep filsafat Idealisme :
1) Metafisika-Idealisme; Secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah spritual dan
rohaniah, sedangkan secara kritis adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah.
Tetapi kenyataan rohaniah yang lebih dapat berperan.
2) Humanologi-Idealisme; Jiwa dikaruniai kemampuan berpikir yang dapat
menyebabkan adanya kemampuan memilih.
3) Epistimologi-Idealisme; Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan review
kembali melalui berpikir.
4) Aksiologi-Idealisme; Kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban moral
yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.
B. Pemikiran Filsafat Realisme dalam Pendidikan
Realisme memandang bahwa suatu yang Rill adalah suatu yang bersifat fisik atau psikis.
Realisme berbeda dengan materialisme dan idealisme yang bersifat monistis. Realisme
berpendapat bahwa hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani.
Konsep Filsafat menurut aliran Realisme :
1) Metafisika-Realisme, yaitu kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik
2) Humanologi-Realisme, yaitu hakikat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan
jiwa merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir
3) Epistimologi-Realisme, yaitu kenyataan hadir dengan sendirinya. Tidak bergantung
pada pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran
4) Aksiologi-Realisme, Yaitu tingkah laku manusia diatur oleh hukum. Hukum alam
yang diperoleh melalui ilmu.

19
RESUME PERTEMUAN 12
FILOSOFI LIBERALISME

A. Pemikiran Filosofi Liberalisme


Kaum Liberal memiliki keyakinan besar terhadap akal pikiran manusia dan mereka yakin
bahwa prinsip prinsip rasional dapat dipakai pada masalah masalah internasional. Kaum
Liberal menganggap perang akan terhindar ketika manusia menggunakan akal pikiran
dan rasionalitasnya dalam memecahkan masalah. Ditinjau dari jenis, liberalisme ada dua
yaitu klasik dan moden. Dalam Liberalime klasik, keberadaan individu dan kebebasannya
sangat diagungkan dakan perspektif modern, perubahan tidak pada hal hal yang
mendasar, tetapi mengubah hal hal yang lain.
B. Tokoh Tokoh Aliran Liberalisme
1. John Locke dan Hobbes
Kedua tokoh ini memiliki sebuah konsep yang bernama konsep negara alamiah atau
yang lebih dikenal dengan nama konsep State of nature. Dari hasil pemikiran Hobbes
dan Locke, mereka sudah memiliki bentuk akhir dari sebuah penguasa/ pihak ketiga
(negara). Dimana Hobbes berpendapat akan timbul monarki Absolut, sedangkan
Locke menyebut Monarki konstitusional. Inti dari terbentuknya negara menurut
Hobbes adalah dari kepentingan umum (masing masing individe). Sebaliknya, Locke
berpendapat bahwa keberadaan negara itu akan dibatasi oleh individu, sehingga
kekuasaan negara menjadi terbatas.
2. Herbert Spencer
Secara Umum, pemikiran Spencer Liberalisme klasik ini memiliki sejumlah karakter
yang khas, antara lain semngat empirisme untuk dunia filsafat, agnotisisme agama,
persaingan ekonomi, anti otoriarisme dalam kehidupan politik. Dalam konteks inilah,
spencer mengadopsi teori evolusi biologis Charles Darwin dengan
memperkenalkannya dalam kehidupan sosial dan politik.
3. John Maynard Keynes
Keynes menegaskan bahwa untuk menolong sistem perekonomian negara pengaruh
liberalisme klasik dan Kebangkrutnya karena krisis ekonomi pada tahun 1970 itu ,
bangsa harus bersedia meninggalkan ideologi laissez tairo yang moral. Keynes
dianggap sebagai peletak Liberalisme modern. Keynes menegaskan tidak benar
bahwa Individu mempunyai kebebasan alamiah dalam aktivitas ekonominya dan
tidak benar kepentingan diri umumnya adalah baik. Kedua, Keynes menegaskan
bahwa harus ada penolakan atas kinerja kapitalisme yang hanya berdasarkan pada
logika modal atau kapital semata.
C. Karakteristik Pendidikan Liberalisme
1. Hubungan Pendidikan Masyarakat.
Bagi kaum liberal pendidikan yang paling baik adalah pendidikan yang melatih anak
agar berpikir. Secara kritis dan objektif

20
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan utama pendidikan liberalisme adalah mempromosikan perilaku personal yang
efektif untuk melestarikan dan meningkatkan mutu tatanan sosial yang ada sekarang
dengan cara mengajar setiap anak.
3. Hakikat Manusia
Liberalisme menyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk mengatur,
memgurus, dan mengarahkan hidupnya sendiri.
4. Metode pengajaran dan penilaian hasil belajar
Persoalan yang diajukan dalam kelas haruslah dikenali dan dikaji oleh siswa.
5. Kurikulum
Sekolah menekankan keefektifan personal dan melatih anak untuk menyesuaikan diri
secara efektif dengan tuntutan situasi tersebut.
D. Implementasi Pendidikan Liberalisme.
Aliran ini menginginkan perubahan yang mendasar dalam tujuan dan cara kerja sekolah-
sekolah yang menganggap wajib belajar. Pemikiran liberalisme banyak mendominasi
dalam pendidikan saat ini, dimana aliran ini menekankan pada pengembangan
kemampuan, melindungi hak dan kebebasan. Mengidentifikasi masalah sebagai upaya
perubahan sosial secara inskrimental untuk menjaga stabilitas jangka panjang.

21
RESUME PERTEMUAN 13
FILOSOFI HUMANISME

A. Pemikiran Filosofi Humanisme


Humanisme adalah suatu paham filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan kedudukan
manusia serta menjadikannya sebagai kriteria segala sesuatu.
1. Pada era Yunani klasik, manusia telah dipandang sebagai makhluk ciptaan tuhan
YME sebagai hakikat hidup yang memberikan kontribusi dalam perkembangan
hakikat ilmu pengetahuan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dalam
esensi suatu kehidupan, dengan melukisnya dengan imaji dan gambar. Sebagai
suatu proto philosophy dimana tujuan akhir pada masa ini adalah menjadikan
manusia yang ideal dan bermartabat guna mengapa kebahagiaan dan keutamaan.
2. Pada era Aufklaurung, manusia sudah mengarah kepada kesadaran atas
kemampuan berfikir, untuk ragu ragu dan berbeda pendepat sebagai penghargaan
atas hakikat.
3. Kekuasaan gereja yang telah berlangsung selama ratusan tahun, yang selalu
menjadikan bahwa tuhan ada dibalik kebijakan dari sistem yang dilakukan.
4. Pada era Eritical Science, manusia tetap menjadi sumber utama dari ukuran nilai
dan tujuan tujuan mulia (pusat gravitasi). Tindakan-tindakan atas kritik terhadap
peran manusia dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang membentuk
beberapa keyakinan akan banyaknya ajaran-ajaran terhadap ilmu pengetahuan.
B. Tokoh-Tokoh Teori Humanisme
1. Abraham Maslow
Maslow hidup dimana-mana banyak pandangan dan aliran psikologi baru yang
hadir sebagai cabang keilmuan. Maslow ialah psikologi oleh banyak pihak
digelari sebagai bapak psikologi humanistic. Berkat teori hirarki kebutuhan yang
dicetuskan namanya menjadi populer. Teori kebutuhan adalah pemikiran
kesehatan rohani berdasarkan pemenuhan kebutuhan alami manusia guna
mengaktualisasikan diri.
Menurut hirarki kebutuhan Maslow, Pemuasan kebutuhan seseorang dimulai dari
yang terendah yaitu :
a) Fisiologis
b) Rasa aman
c) Cinta dan Rasa memiliki
d) Harga diri
e) Aktualisasi diri
2. Carl Rogers
Carl Rogers dilahirkan pada tahun 1902. Dioak park dan wafat pada tahun 1987.
Menurut Carl Rogerrs dalam teori bebasnya, menyatakan bahwa tidak ada
paksaan atau tekanan dalam belajar. Guru tidak membuat rencana dalam

22
pembelajaran peserta didik tidak memberikan kritik atau ceramah kecuali apabala
siswa memintanya.
Dalam bukunya “Freedom to Learn”, ia memperkenalkan beberapa prinsip-
prinsip belajar humanistik yang sangat penting, diantaranya ialah :
a) Manusia itu memiliki kemampuan untuk belajar secara alami.
b) Belajar yang bermakna terjadi apabila subjek matter dirasakan peserta didik
mempunyai relevansi dengan maksud maksudnya sendiri.
c) Belajar yang melipatkan suatu perubahan yang ada didalam tanggapan
mengenai dirinya.
d) Pekerjaan-pekerjaan belajar yang dapat mengancam diri adalah sangat mudah
untuk dirasakan apabila ancaman dari luar semakin kecil.
e) Belajar dapat diperlancar apabila peserta didik dilibatkan langsung.
C. Implikasi Belajar dalam Teori Humanisme
1. Implikasi Teori Abraham Maslow
Teori belajar psikologi humanistik :
a. Guru perlu menghargai pendapat siswa
b. Guru selalu memotivasi siswa untuk belajar mandiri
c. Guru harus memberi kebebasan dan tanggung jawab kepada siswa
d. Guru menjadi fasilitator dan inisiator bagi siswanya
e. Mengembangkan potensi siswa secara maksimal

23
RESUME PERTEMUAN 14
PEMIKIRAN FILOSOFI PANCASILA DALAM PENDIDIKAN

A. Filsafat Pancasila
1. Ontologi Pancasila
Pancasila sebagai filsafat bersifat abstrak dan universal. Abstrak disini berarti
pancasila bukan sebagai filsafat secara operasional dalam kehidupan sehari hari,
melainkan pancasila sebagai pengertian pokok yang dipergunakan untuk
merumuskan masing masing sila.
a) Pada sila pertama, ketuhanan yang maha esa menjiwai sila sila berikutnya.
Didalam sistem Pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional
adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia yang
berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
b) Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Manusia yang ada dimuka
bumi ini mempunyai harkat dan martabat yang sama yang diperlukan sesuai
dengan nilai-nilai pancasila dan fitrahnya sebagai hamba Allah.
c) Sila ketiga, persatuan Indonesia. Sila ketiga ini tidak membatasi stratifikasi
sosial dalam pendidikan. Artinya, semua golongan dapat menerima
pendidikan, baik golongan rendah maupun golongan tinggi tergantung
kemampuannya untuk berfikir.
d) Sila keempat, kenyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Sila ini dikaitkan dengan kehidupan demokrasi.
Dalam hal ini, demokrasi sering diartikan sebagai kekuasaan ditangan rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat.
e) Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam sistem
pendidikan nasional, maksud adil dalam arti yang lain mencakup seluruh
aspek pendidikan yang ada.
2. Epistimologi Pancasila
a) Dalam sila pertama, pancasila lahir tidak secara mendadak, tetapi melalui
proses panjang. Pancasila digali dari bumi Indonesia yang merupakan dasar
negara, pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan arah untuk
mencapai cita-cita dan perjanjian luhur rakrayt indonesia
b) Sila kedua, manusia itu mempunyai potensi yang dapat dikembangkan.
Pancasila adalah ilmu yang diperoleh melalu perjuangan yang sesuai dengan
logika.
c) Sila ketiga, proses terbentuknya pengetahuan manusia merupakan hasil dari
kerja sama atau produk hubungan dengan lingkungannya. Potensi dasar
dengan faktor kondisi lingkungan yang memadai akan membentuk
pengetahuan.

24
d) Sila keempat, manusia diciptakan Allah Swt.sebagai pemimpin dimuka bumi
ini untuk memakmurkan umat manusia. Seorang pemimpin mempunyai syaat
untuk memimpin dan bijaksana.
e) Sila kelima, ilmu pengetahuan sebagai karya manusia yang menjadi martabat
kepribadian manusia. Dalam arti luas, adil dimaksudkan seimbang antara ilmu
umum dan ilmu agama.
3. Aksiologi Pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar yang memiliki nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial.

25
RESUME PERTEMUAN 15
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PENDIDIKAN DAN UPAYA MENGATASINYA

A. Permasalahan Pendidikan di-Indonesia


1. Masalah Kualitas Pendidikan
Faktor:
a) Rendahnya profesionalisme guru
Kondisi guru di-Indonesia sebagian besar masih dapat dikatakan belum memiliki
profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana amanat
pasal 39, UU No.30 Tahun 2003, yaitu merencanakan pembelajaran,
merencanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan pengabdian
masyarakat.
b) Rendahnya kesejahteraan guru
Rendahnya kesejahteraan guru sangat menentukan tinggi rendahnya kualitas
pendidikan di-Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, guru terpaksa
melakukan pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
c) Rendahnya Prestasi siswa
Rendahnya sarana dan prasarana, kualitas guru, dan kesejahteraan guru
mengakibatkan rendahnya pencapaian prestasi siswa.
B. Upaya Mengatasi Permasalahan Pendidikan
1. Meningkatkan Mutu Pendidikan
Penjaminan mutu adalah serangkaian proses dan sistem yang terkait untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data mutu kinerja staf, program, dan
lembaga. Dalam menjamin mutu, pendidikan diperlukan sebuah manajemen
pendidikan.
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Penggerakan
4) Pengurukan
2. Meningkatkan Efektivitas Pendidikan
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik
untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Meningkatkan Efesiensi dan Efektivitas Pendidikan
Menghasilkan efektivitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih dapat dilakukan
dengan manajemen terpadu.
Strategi efisiensi dan efektivitas pendidikan :
a) Berbagi Sumberdaya (Sharing)
Meliputi :

26
1) Berbagi fasilitas satuan pendidikan
2) Berbagi pendidik dan tenaga kependidikan
3) Berbagi materi pelajaran dan akses internet
b) Integrasi proses
Meliputi:
1) Integrasi pengumpulan data
2) Integrasi kegiatan sosialisasi program
3) Integrasi mutasi-sertifikasi
4) Integrasi perizinan-akreditasi
c) Sentuhan teknologi informasi
Meliputi :
1) Pemanfaatan pembelajaran (kurikulum, ujian nasional)
2) Pemanfaatan pelayanan (perizinan, akreditasi)

27

Anda mungkin juga menyukai