Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH
PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI

Disusun
Oleh :
KELOMPOK 3:

 IMA RIZQA (2101090148)


 HAFIDHAH (2101090149)
 NURHAYATI (2102090173)
 MISNA HUMAIRAH (2102090174)

UNIT E
Dosen Pembimbing :
Dr.IIS MARSITAH, M.Pd

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
2021
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................... 2
BAB I PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ................................................... 3
a) definisi pendidikan......................................................................... 3
b) Pendidikan menurut para ahli...................................................... 3
B. OBJEK PENDIDIKAN................................................................. 5
C. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ............................................ 6
D. MENDIDIK (SEBAGAI) SENI.................................................... 8
E. STUDI PENDIDIKAN .................................................................. 9
F. MENDIDIK (SEBAGAI) ILMU................................................... 10
G. KESIMPULAN .............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
3

BAB I
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PENDIDIKAN
a) Definisi Pendidikan
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
  Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna
pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan
orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan
dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini
melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan
kelompok dimana dia hidup.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta
didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu
menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan
adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi
dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan
hidup kemanusiaan.

b) Pendidikan menurut para ahli


Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan.
 Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang
dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan
ditujukan kepada orang yang belum dewasa.      
 John Dewey
4

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara


intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
 J.J. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbe
kalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya
pada waktu dewasa.
 Carter V.Good
a. Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching.
b. The systematized learning or instruction concerning principles and methods of
teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term
education.Pendidikan ialah:
a. Seni, praktik, atau profesi pengajar.
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan
metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas
digantikan dengan istilah pendidikan.
 Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
 Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
 Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
5

B. OBJEK PENDIDIKAN
Istilah ilmu berasal dari kata alima (Bahasa Arab) yang berarti pengetahuan.
Di dalam bahasa Latin dikenal pula kata scire yang juga berarti pengetahuan. Ada
berbagai jenis pengetahuan, jenis pengetahuan dikelompokan menjadi : revealed
knowledge, intuitif knowledge, rational knowledge, empirical
knowledge, dan  authoritative knowledge, dipihak lain ada juga yang
mengelompokan jenis pengetahun menjadi :commonsense
knowledge, dan religious knowledge. Secara etimologi ilmu adalah pengetahuan,
karena itu semua pengetahuan tersebut diatas adalah ilmu.
Secara substansial dan operasional ilmu menunjukan kepada tiga hal, yakni
: bodiesof knowledge, a body of systematic knowledge, dan scientific method.
Ilmu mengandung arti secara kerja ilmiah dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah
pengetahuan ilmiah yang dihasilkan melalui metode ilmiah.
Ilmu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang terdapat dialami
manusia. Setiap ilmu memilki objek material dan objek formal. Beberapa
disiplin ilmu mungkin memilki objek formal yang berbeda. Objek studi
setiap disiplin ilmu bersifat spesifik.
2)   Metode ilmiah adalah prosedur pemecahan masalah yang cermat dan
terencana. Metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan rasional
dan empiris. Kerangka studinya merupakan proses logico-hypotetico-
verifikasi, atau menggunakan kerangka berfikir deduktif-induktif. Namun
demikian, metode ilmiah dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif.
3)    Isi ilmu dapat berupa konsep, aksioma,postulat, prinsip, hukum teori, dan
model. Dalam hal ini isi ilmu bersifat objektif, deskriftif, dan sajikan
secara rinci dan sistematis.
4)    Fungsi ilmu adalah menjelaskan, menprediksi, dan mengontrol.
Berbagai jenis ilmu anatara lain diklasifikasikan ke dalam : natural
science, dan human science. Klasifikasi lain adalah : natural science, social
science, behavioral science, dan formal science. Ada pula yang
mengklasifikasikan ilmu menjadi  ilmu murni dan ilmu terapan.
6

C. Karakteristik, dan Klasifikasi Ilmu Pendidikan


Ilmu pendidikan adalah system pengetahuan tentang fenomena pendidikan
yang dihasilkan melalui riset dengan menggunakan metode ilmiah.
Ilmu pendidikan memilki karakteristik sebagai berikut :
1) Objek studi : objek material ilmu pendidikan adalah manusia (manusia
sebagai makhluk Tuhan yang berbeda hakiki dengan benda, tumbuhan,
dan hewan), sedangkan objek formalnya adalah fenomena pendidikan,
yaitu fenomena mendidik dan fenomena lain yang berhubungan dengan
kegiatan mendidik.
2)    Metode : ilmu pendidikan menggunakan metode kualitatif dan atau
metode kuantitatif. Penggunaan metode tersebut tergantung pada masalah
atau objek penelitiannya
3)   Isi ilmu pendidikan : sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu pendidikan
dapat berupa konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum, teori, dan model.
Dalam hal ini ilmu pendidikan bersifat objektif, deskriftif, preskriftif
(normatif), yang disajikan secara rinci dan sistematis. Ilmu pendidikan
tidak hanya bersifat deskriptif, melainkan juga preskriptif/normative.
4)    Fungsi ilmu pendidikan : menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol.
5) Ilmu pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu.
Sekalipun demikian, menurut M.J Langeveld (1980), sebagai ilmu yang
bersifat otonom ilmu pendidikan berperan sebagai “tuan rumah”, sedangkan
ilmu-ilmu lain merupakan “tamu”nya.

M.J Langeveld mengklasifikasi ilmu pendidikan terbagi atas


1. Ilmu Mendidi Teoritas, yang meliputi :
7

 Ilmu Mendidik Sistematis.


 Sejarah Pendidikan
 Ilmu Perbandingan Pendidikan
2. Ilmu Mendidik Praktis, yang meliputi :
 Didaktik/ Metodi
 Pendidikan dalam Keluarga
    

 Pendidikan Lembaga Keagamaan


Sedangkan Redja Mudyahardjo (2001) mengklasifikasi Ilmu Pendidikan
sebagai berikut :
a.       Ilmu Pendidikan Makro
1)      Ilmu Pendidikan Administratif
2)      Ilmu Pendidikan Historis
3)      Ilmu Pendidikan Kependudukan
b.      Ilmu Pendidikan Mikro
1)      Ilmu Mendidik Umum yang Meliputi :
a)      Ilmu Pendidikan Psikologis
b)      Ilmu Pendidikan Sosiologis
c)      Ilmu Pendidikan Antropologis
d)     Ilmu Pendidikan Ekonomik
2)      Ilmu Mendidik Khusus :
a)      Ilmu  Persekolahan
b)      Ilmu  Pendidikan Luar Biasa (Orthopedagogik)
c)      Ilmu Pendidikan Luar Biasa

D. MENDIDIK (SEBAGAI) SENI


8

Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun


demikian pendidikan (praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni.
Alasannya bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaaan dan nilai yang
sebenarnya diluar daerah Impilan jeniulmu (ilmu yang berparadigma
posotivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet (1954) mengibaratkan
praktek pendidikan sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata
sebuah taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat. Sedangkan menurut
Galagher (1970) seni mendidik itu merrupakan: (1) keterampilan jenius yang
hanya dimiliki oleh beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat menjelaskan
secara sistematis bagaimana cara mereka mempraktekan keterampilan itu.
Praktek keterampilan diakui sebagai seni, implikasinya fungsi mendidik yang
utama adalah menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan berpura-
pura. atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan),
dan tiap pihak memperoleh manfaat. Selain itu, pendidik harus kreatif, skenario
atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting
adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat
anak didik.
Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan pengakuan bahwa
pendidikan dapat dipelajari secara ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi
ilmu (ilmu pendidikan) tetapi sekaligus pula adalah seni.

E. STUDI PENDIDIKAN
9

Studi pendidikan adalah upaya yang dilakukan seserang dalam rangka


memahami pendidikan atau menghasilkan sisten konsep pendidikan.  Studi
pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan membaca tentang pendidika, diskusi,
penelitian ilmiah, dan berfilsafat tentang pendidikan. Adapun metode dalam studi
pendidikan yaitu dapat dilakukan melalui metode tertentu, yaitu metode kerja
awam, metode ilmiah, dan metode filsafat.
Studi pendidikan melalui metode keraja awam yaitu memahami
pendidikan dengan cara berfikir commonsense  dan pengamatan. Studi pendidikan
seperti ini biasanya dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, dan menghasilkan
konsep pendidikan yang kurang sistematis.
Studi pendidikan melalui metode ilmiah adalah upaya memahami
pendidikan dengan menggunakan prosedur penelitian yang cermat dan terencana
atau melalui berfikir kritis dengan menggunakan logika tertentu dan pengamatan
empiris yang teliti, sebagimana dilakukan para ilmuwan. Namun dimikian
pelaksanaan studi seperti ini bukan semata-mata monopoli para ilmuwan. Studi
ilmiah pendidikan data dilakukan oleh siapapun dengan syarat bersangkutan telah
menguasai metode penelitian ilmiah. Selain dilakukan oleh ilmuwan pendidika,
studi ilmiah pendidikan dapat pula dilakukan oelh para mahasiswa pada program
studi tertentu kependidikan yang sedang menyusun skripsi, para guru, dosen, dsb.
Studi ilmiah pendidilan telah dilakukan oleh para ilmuwan atau para peneliti
pendidikan sejak lama, dan telah menghasilkan system pendidikan yang bersifat
deskriftif maupun preskriptif/normative yang disebut ilmu pendidikan.
Studi pendidikan melalui metode filsafat adalah upaya memahami
pendidikan melalui berfikit reflektif sistematis, kritis radikal, dan sinoptif untuk
menghasilkan system gagasan tentang pendidikan yang komprehensif dan
preskriftif. Mengingat cara berfikir filsafat belum dikuasai banyak orang, maka
studi filsafat pendidikan umumnya dilakukan oleh para filsuf. Studi demikian
telah dilakukan sejak lama, dan telah menghasilkan apa yang dikenal sebagai
fislafat pendidikan.

F. MENDIDIK (SEBAGAI) ILMU


10

1.      Pendidikan Sebagai Ilmu


Fenomena pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah yang
menghasilkan ilmu pendidikan yang menjadi dasar dan petunjuk dalam praktek
pendidikan. Dengan dasar Ilmu Pendidikan para pendidik dapat menyusun desain
pembelajaran yang memuat tujuan, isi, metode, teknik mengajar serta evaluasinya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa praktek pendidikan merupakan aplikasi
dalam ilmu pendidikan. Implikasi bahwa untuk menjadi seorang guru dapat
dipelajari oleh siapapun melalui ilmu pendidikan tersebut.
2.      Pendidikan Sebagai Seni
           Gilbert Highet dalam bukunya “ The art of teaching “ yang menyatakan
bahwa buku ini “ Seni Mengajar ” karena beliau yakin bahwa belajar itu adalah
sebuah seni bukan ilmu. Menurutnya sangatlah berbahaya mempergunakan
tujuan-tujuan dan metode ilmu untuk urusan manusia sebagai individu meskipun
sistem statistik sering digunakan untuk menerangkan tingkah laku manusia dalam
kelompok yang besar dan suatu diagnosa ilmiah tentang struktur fisik manusia
selalu sangat bermanfaat. Mengajar tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia
tetapi lebih mirip dengan melukis sebuah gambar atau menggelar sebuah musik
dengan arti bahwa di dalam mengajar itu seseorang harus melibatkan diri
didalamnya dan menyadari bahwa mengajar tidak seluruhya dikerjakan
berdasarkan formula-formula atau anda akan merusak sendiri pekerjaan anda dan
murid-murid anda serta anda sendiri (Redja M, 1995). Dengan demikian pendapat
ini sangat bertentangan dengan pendapat sebelumnya tentang pendidikan sebagai
ilmu.
3.      Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni
Menurut A.S Neil “ mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tetapi
adalah seni “. Diartikan sebagai seni adalah bagaimana kita hidup dan mengerti
anak-anak seolah-olah kita menjadi seperti anak. Menurut aliran konstruksivisme
mengakui hal yang sama. Implikasi bahwa “ tugas guru adalah membantu agar
siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang
konkrit maka strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan
situasi murid. 
11

G. KESIMPULAN
Mengajar adalah merupakan seni yang menuntut bukan hanya penguasaan
teknik, melainkan juga intuisi “.
Dengan demikian pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka
memahami dan mempersiapkan suatu praktek pendidikan. Namun dalam
prakteknya pendidik harus kreatif, skenario atau persiapan mengajar hanya
dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi dengan harus
memperhatikan karakteristik anak didik. Esensinya bahwa praktek pendidikan
hendaknya merupakan perpasuan antara ilmu dan seni.
12

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir,Filsafat Pendidikan Islami, Bandung : Rosdakarya, 2006.


Hasan Langgulung,Manusia da Pendidikan, Jakarta : PT. Al-Husna Zikra.2000.
Sunaryo Kartadinata, dkk, Landasan-landasan Pendidikan, Jakarta: Ditjen Dikti-
Depdikbud,1997.
Tatang Syaripudin dan Nur’aini, Landasan Pendidikan, Bandung: UPI Press,
2006.
Uus Ruswandi, dkk, Landasan Pendidikan,Bandung: CV. Insan Mandiri, 2011.
Syaripudin, Tatang (2007), Landasan Pendidikan, Bandung: Percikan ilmu.
www.Tristiono.wordpress.com 
www.pdfdatabase.com 
www.Sulipan.wordpress.com 
www.Luthfi_al_Bukhari.com

http://sulipan.wordpress.com/2009/10/02/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni/ . Diakses 19
pebruari 2013
http://triyanapp.blogspot.com/2012/09/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni.html  diakses 19
pebruari2013
http://budihendrawan.wordpress.com/2009/11/30/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni/

Anda mungkin juga menyukai