Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia.1 Ilmu juga dapat berarti hasil dari kekayaan atau
karya pemikiran, penelitian, pengamatan, ataupun hasil penemuan
manusia, yang didayagunakan demi kemakmuran kehidupan di dunia.
Ilmu juga bersifat sistematis, yaitu harus tersusun secara sisitematis
dari yang sederhana hingga yang kompleks yang distur sedemikian rupa,
sehingga satu sama lain dapat saling mendukung. Disini suatu ilmu tidak
mungkin akan dikaji oleh satu orang saja atau pun pada satu peradaban
saja,

akan

tetapi

ilmu

selalu

dikaji,

ditinjau

ulang,

ataupun

disempurnakan kembali oleh orang lain ataupun pada peradaban yang


akan datang, sehingga penting untuk mewariskan ilmu tersebut kepada
generasi yang akan datang, agar dapat dikaji, dipelajari, maupun
disempurnakan dan disesuaikan pada peradaban yang selanjutnya agar
sdapat diamalkan dan dimanfaatkan demi kemakmuran dan kesejahteraan
suatu peradaban.
Untuk mewariskan suatu ilmu tersebut dibutuhkan media-media
penyalur ilmu, yang disebut pendidik. Sedangkan arti pendidikan itu
sendiri adalah usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh
orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan
sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. 2
Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting, karena bertanggung
jawab dalam estafet ilmu pengetahuan terhadap generasi yang akan
datang. Apabila proses pendidikan tersebut mengalami kegagalan, maka

akibat yang timbul akan sangat fatal yaitu hilangnya ilmu pengetauan
dalam suatu peradaban.
Adapun kegagalan-kegagalan dalam pendidikan menuurut Prof.
Sukun Pribadi (1985) mengemukakan tiga golongan kesalahan dalam
melaksanakan pendidikan yaitu:
Kesalahan-kesalahan tekhnis, artinya kesalahan yang disebabkan
oleh kekurangan ketrampilan atau kesalahan dalam cara
menerapkan pengertian atau rinsip-prinsip tertentu.
Kesalahan-kesalahan yang bersumber pada struktur kepribadian
perilaku pendidik sendiri.
Kesalahan-kesalahan yang sifatnya konseptual, artinya karena
pendidikan kurang mendalami masalah-masalah yang sifatnya
teoritis maka perbuatan mendidiknya mempunyai akibat-akibat
yang tidak dapat dibenarkan.
Oleh karena begitu fatal akibat yang ditimbulkan oleh kegagalan
seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya, maka dibutuhkan suatu
ilmu tersendiri yang mempelajari dan mengkaji tentang cara-cara
mendidik yang selanjutnya disebut dengan ilmu pendidikan, yang
wajib dipelajari, dikaji, dan dikuasai oleh calon-calon pendidik yang akan
menjadi jembatan penghubung antar peradaban sebelum akhirnya
menyampaikan ilmu terhadap anak-anak didiknya.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah tentang
macam-macam ilmu pendidikan yang akan dibahas lebih lanjut antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan teoritis-praktis?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan sistematis?
3. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan historis?
4. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan komparatif?
5. Apa itu pendidikan sosial?
6. Apa itu pendidikan nasional?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah diatas
adalah:
1. Untuk mengetahui tentang ilmu pendidikan teoritis-praktis.
2

2.
3.
4.
5.
6.

Untuk mengetahui tentang ilmu pendidikan sistematis.


Untuk mengetahui tentang ilmu pendidikan historis.
Untuk mengetahui tentang ilmu pendidikan komparatif.
Untuk mengetahui tentang pendidikan sosial.
Untuk mengetahui tentang pendidikan nasional.

D. Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari tentang
macam-macam ilmu pendidikan, sehingga diharapkan makalah ini dapat
menambah wawasan penulis selaku mahasiswa keguruan agar dapat
memahami lebih jauh tentang ilmu kependidikan, sehingga mampu untuk
meneruskan estafet peradaban ilmu dan menjawab tantangan dunia
keguruan dimasa yang akan datang.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Ilmu Pendidikan Teoritis-Praktis
a. Pengertian
Ilmu Teori adalah sebuah pendapat atau gagasan yang bersifat
ilmiah dan disumbangkan oleh golongan cendekiawan atau filsafat bahkan
ide tersebut biasanya akan diterima umum oleh masyarakat dan itu hanya
sesuai untuk suatu periode tertentu berdasarkan tingkat penerimaan
masyarakat sebelum digantikan dengan ide-ide baru. Dengan kata lain ia
dapat berubah menurut pandangan masyarakat bagi generasi yang lebih
baru.
Ilmu Praktis adalah satu konsep pelajaran yang bersifat realitas atau
mengaplikasikan teori yang ada akan tetapi kebanyakan ilmu teori hanya
dapat diperoleh melalui pengalaman dan eksperimen yang sebagian besar
dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah teori tersebut dapat diterapkan
dalam kegiatan harian atau tidak, malah bersifat pendidikan sentris
keterampilan hidup untuk periode jangka panjang.
b. Hubungan ilmu teoritis dengan ilmu praktis
Kedua ilmu ini memiliki satu konsep persamaan yaitu menyampaikan
pesan pengetahuan kepada penerima
1) Ilmu praktis dapat dikatakan saling berkaitan dengan ilmu teori
karena ia membentuk satu jaringan kerja yang menunjukkan
sesuatu ilmu itu bisa dipakai atau tidak. Misalnya ilmu shalat
sebelum memulai ibadah itu seseorang harus mempelajari teori
dasar terlebih dahulu kemudian baru dipraktekkan ilmu tersebut
ketika

sudah

mahir

terhadap

teori

yang

dipelajari.

2) Memiliki ilmu tanpa diamalkan adalah rugi ibarat memiliki


sejongkong emas tetapi tidak pandai menggunakannya. Untuk
membuat seseorang mahir atau ahli ilmu yang diperoleh ketika
belajar perlu dilakukan agar individu tersebut terampil dalam
bidang tersebut. Sesuatu ilmu dapat dipertahankan dalam pikiran

seseorang dengan cara mengamalkan ilmu tersebut sehingga ilmu


itu selalu diingat. Misalnya ilmu bisnis, seseorang pedagang harus
terampil dalam bidang bisnis kemudian mengamalkan apa
yang telah dipelajari seperti keuangan.

3) Kualitas

sesuatu ilmu itu dapat dilihat ketika seseorang itu dapat

kemampuan mengabung 2 bentuk ilmu itu ke dalam satu


penghayatan maka ilmu itu akan menghasilkan satu bentuk
momentum pencerahan dalam diri individu itu sendiri.
2. Ilmu Pendidikan Sistematis
Sebagai salah satu dinamo penggerak dunia, pendidikan memiliki
peran yang teramat penting dalam transformasi kehidupan manusia, dan
ilmu pendidikan diperlukan guna mengawasi jalannya pendidikan itu. Ilmu
pengetahuan adalah suatu uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu
hal atau masalah.
Ilmu

pendidikan

pengetahuan,ketrampilan,

dan

sistematis

adalah

kebiasaan

sekelompok

pembelajaran
orang

yang

ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,


pelatihan, dan penelitian dengan segala usaha untuk meguraikan dan
merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,
mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya
Sebagai salah satu cabang dari ilmu pendidikan, maka ilmu pendidikan
sistematis mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pemikiran
secara tersusun dan lengkap tentang masalah pendidikan. Ilmu ini
membahas secara umum, abstrak dan objektif semua masalah pokok dalam
pendidikan.
Ilmu pendidikan harus memiliki sistematika. Sistematika dalam
ilmu pendidikan dibedakan dalam tiga tinjauan. Ketiga tinjauan itu adalah
melihat gejala pendidikan sebagai gejala manusiawi, melihat pendidikan
sebagai upaya sadar, dan upaya melihat pendidikan sebagai gejala
manusiawi, sekaligus upaya sadar untuk mengantisipasi perkembangan
sosio-budaya di masa depan.
5

Secara teoritik sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan


menjadi tiga segi tinjauan, yaitu:
Sistematika yang pertama, pendidian sebagai gejala, dapat dianalisis
dan proses atau situasi pendidikan, yaitu adanya komponen-komponen
pendidikan yang secara terpadu saling berinteraksi dalam suatu rangkaian
keseluruhan kebulatan kesatuan dalam mencapai tujuan.
Komponen - Komponen pendidikan itu adalah:
a) Tujuan Pendidikan
b) Peserta didik
c) Pendidik
d) Isi Pendidikan
e) Metode Pendidikan
f) Alat Pendidikan
g) Lingkungan Pendidikan
Sistematika yang kedua, pendidikan sebagai upaya sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Sistematika yang
kedua ini menurut Noeng Muhadjir (1987: 19-37) bertolak dan fungsi
pendidikan, yaitu:
a) Menumbuhkan kreatifitas peserta didik (pendidikan kreatifitas)
b) Menjaga lestarinya nilai-nilai insane dan nilai-nilai ilahi
(pendidikan moralitas)
c) Menyiapkan tenaga kerja produktif (pendidikan produktifitas)
Sistematika yang ketiga melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi
sekaligus

sebagai

upaya

sadar

dengan

mengantisipasi

konteks

perkembangan sosio-budaya di masa depan. Sehubungan dengan ini


Mochtar Buchori (1994: 81-86) ilmu pendidikan memiliki tiga dimensi
yang dapat kita bedakan sebagai sistematika ilmu pendidikan, yaitu:
a) Dimensi lingkungan pendidikan
b) Dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan
c) Dimensi waktu dan ruang
3. Ilmu Pendidikan Historis
4. Ilmu Pendidikan Komparatif
a)

Definisi pendidikan komparatif menurut para ahli:


1. Carter V.Good : pendidikan komparatif adalah study yang bertugas
mengadakan perbandingan teori dan praktik kependidikan yang ada

di dalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas


pandangan dan pengetahuan di luar batas negerinya sendiri.
2. R. Murray Thomas : dalam arti yang paling inklusif, pendidikan
komparatif mengacu pada memeriksa dua atau lebih entitas
pendidikan atau peristiwa untuk mengetahui bagaimana dan
mengapa mereka sama dan berbeda.
3. Thomas poin : pendidikan komparatif secara umum didefinisikan
dalam praktek dalam arti lebih terbatas. Artinya, mengacu pada studi
dari kemiripan pendidikan dan perbedaan antara wilayah dunia atau
antara dua atau lebih Negara.
4. Stewart dan William Fraser Brickman : Pendidikan komparatif
adalah analisis sistem pendidikan dan masalah dalam dua atau lebih
lingkungan nasional dalam hal sosiopolitik, konteks ekonomi,
budaya, ideologi, dan lainnya.
b) Tujuan pendidikan komparatif:
1. Untuk menjelaskan sistem pendidikan, proses, atau hasil.
2. Untuk membantu dalam pengembangan lembaga pendidikan dan
praktik.
3. Untuk menyorot hubungan antara pendidikan dan masyarakat.
4. Untuk menetapkan pernyataan umum tentang pendidikan yang
berlaku di lebih dari satu negara.
c) Fungsi pendidikan komparatif:
1. Untuk menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan kelebihan dan
kekurangan dari masing masing sistem pendidikan antar daerah
atau negara.

2. Untuk menimbulkan sikap saling pengertian dan terbuka satu sama


lain.
3. Terjalinnya kerja sama satu sama lain untuk mengembangkan
sistem pendidikan.

5. Pendidikan Sosial
a) Definisi pendidikan sosial menurut pendapat beberapa ahli pendidikan:
1) Menurut Clark dan Nursid yang dikutip oleh Bukhari Alma dan
M.Harlas Gunawan, pendidikan sosial adalah :
a. Perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan
sosialnya serta manusia dengan kegiatan dan interaksi antara
mereka.
b. Terbinanya warga negara yang akan datang peka terhadap
masalah masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
c. Memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi seharihari baik yang menimpa dirinya sendiri terutama yang menimpa
kehidupan masyarakat.
Secara garis besar pengertian pendidikan sosial adalah bimbingan orang
dewasa terhadap anak dengan memberikan pelatihan untuk pertumbuhan
kehidupan sosial dan memberikan macam-macam pendidikan mengenai
perilaku sosial dari sejak dini, agar hal itu mejadi elemen penting dalam
pembentukan sosial yang sehat.
2) Menurut ST. Vembriarto tujuan pendidikan sosial antara lain:
a. Mampu melindungi hidup dan kesehatannya.
b. Mampu
mengadakan
sarana
dan
upaya
dengan
mengembangkanpengetahuan, kecerdasan dan ketrampilan.
c. Mampu hidup dengan manusia lain dalam usaha membentuk
keluarga dan hidup bermasyarakat.
d. Mampu bertanggung jawab atas keamanan diri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan dunia.
e. Bertanggung jawab terhadap lingkungan ekologinya.
b) Manfaat pendidikan sosial :
1. Mempunyai sikap sopan santun dalam kehidupan sehari - hari.

2. Menumbuhkan jiwa sosial pada pribadi dalam kehidupan sehari - hari.


3. Sebagai media pengenalan lingkungan sosial.

6. Pendidikan Nasional
1) Definisi Pendidikan nasional
a. Menurut Sunarya (1996), Pendidikan Nasional adalah suatu sistem
pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah
hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat mengabdi kepada
kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
b. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1976), merumuskan bahwa pendidikan nasional ialah suatu usaha
untuk membimbing para warga negara Indonesia menjadi
Pancasila,

yang

berpribadi,

berdasarkan

akan

Ketuhanan

berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.


c. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989,
tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan Pendidikan
Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.
d. Zahar Idris (1987) mengenukakan bahwa Pendidikan nasional
sebagai suatu sistem adalah karya manusia yang terdiri dari
komponen-komponen yang mempunyai hubungan fungsional
dalam rangka membantu terjadinya proses transformasi atau
perubahan tingkah laku seseorang sesuai dengan tujuan nasional
seperti

tercantum

dalam

Undang-Undang

Dasar

Republik

Indonesia Tahun 1945.


Jadi Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang dilakukan
oleh suatu bangsa dan demi kepentingan bangsa itu sendiri dalam
rangka pembangunan nasional di masa yang akan datang.
2) Fungsi pendidikan nasional adalah sebagai berikut :
a. Alat membangun pribadi pengembangan warga

negara,

pengembangan kebudayaan, dan pengembangan bangsa Indonesia.


b. Menurut UUD RI No. 2 Tahun 1989 BAB II Pasal 3 menerangkan
bahwa Pendidikan nasioanl berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
bangsa Indonesia dalam rangka upaya untuk mewujudkan tujuan
nasional.
3) Tujuan pendidikan nasional

10

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang


beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab (Bab II Pasal 3 UU RI No.20
Tahun 2003)

BAB III
Penutup
11

A. Kesimpulan
Demikianlah, ilmu pendidikan terbagi menjadi beberapa
macam, yang telah kami uraikan di atas, dimana dari kesemua jenis
tersebut penting bagi calon-calon pendidik untuk memahami
dengan baik, sehingga kesalahan ataupun kekeliruan dalam
mendidik generasi penerus dapat diminimalisir.
B. Saran
Sebagai calon guru, diharapkan agar kita memahami ilmu
yang menjadi dasar-dasar pengajaran, atau pendidikan, sehingga
diperoleh tenaga pendidik baru yang mempunyai kemampuan dan
kompetensi yang baik dalam mendidik siswa atau anak didik
dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

12

13

Anda mungkin juga menyukai