Anda di halaman 1dari 8

 PBIN4109/MODUL 3 3.

Kegiatan Belajar 1

Perencanaan Karangan

S audara, apakah Anda pernah menyampaikan atau mengungkapkan


gagasan, perasaan, atau keinginan Anda dalam bentuk karangan? Saya
yakin Anda pasti pernah melakukannya walaupun dalam bentuk satu atau dua
paragraf. Anda ingat ketika pada Modul 2 Anda berlatih menulis surat (surat
pribadi, lamaran kerja, surat resmi/dinas)? Dan, Anda juga sudah berlatih
membuat iklan. Penulis juga yakin Anda pernah menulis yang lain, membuat
cerpen misalnya atau menyusun bahan ajar seperti diktat atau mungkin buku
pelajaran. Bagaimana pengalaman Anda ketika menulis? Apakah Anda
mengalami kesulitan? Apakah ketika Anda mengarang langsung jadi dan
bagus? Bila jawaban Anda tidak, bukan berarti Anda tidak mampu menulis
atau mengarang. Bila Anda mengalami kesulitan dalam menulis atau
mengarang, itu hal yang wajar karena menulis atau mengarang memang tidak
mudah. Anda harus selalu berlatih hingga kemampuan menulis Anda benar-
benar baik dan Anda tidak lagi mengalami kesulitan bila membuat sebuah
tulisan atau karangan. Kegiatan menulis atau mengarang juga bukan
merupakan kegiatan sekali jadi. Menulis atau mengarang memerlukan tahap-
tahap penulisan seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, yaitu tahap
prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan.
Saudara mahasiswa, di dalam pendahuluan telah dijelaskan bahwa dalam
proses menulis terdapat tiga tahap penulisan dan salah satunya adalah tahap
prapenulisan yang meliputi kegiatan menentukan topik karangan,
menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang
diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka
karangan. Pada Kegiatan Belajar 1 ini akan diuraikan pengertian dan tujuan
perencanaan karangan.
Saudara, sebagaimana kegiatan mengajar yang memiliki tujuan
menerampilkan siswa diperlukan sebuah perencanaan, demikian pula menulis
yang bertujuan menyampaikan informasi, ide atau gagasan diperlukan
perencanaan agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai seperti yang
diharapkan.
Perencanaan karangan merupakan sebuah acuan yang digunakan penulis
dalam menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan. Di dalam perencanaan
3.4 Menulis 1 

karangan terdapat tujuan penulisan, sasaran, topik dan sub-subtopik, langkah-


langkah yang harus dilakukan, dan informasi-informasi yang diperlukan.
Suatu tujuan yang diharapkan sebaiknya dicapai dengan membuat
sebuah perencanaan. Sebuah perencanaan memang tidak menjamin 100%
bahwa tujuan dapat dicapai dengan sempurna, namun suatu kegiatan dengan
perencanaan akan berhasil dengan baik dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan perencanaan. Oleh sebab itu jika ingin mendapatkan tulisan
yang baik, perencanaan yang baik sangat diperlukan. Dengan demikian,
tujuan disusunnya perencanaan karangan adalah untuk memperoleh tulisan
yang baik sebagaimana yang diharapkan.

A. MENENTUKAN TOPIK DAN SUBTOPIK

Topik dalam sebuah karangan memiliki peranan yang sangat penting.


Jika Anda akan menulis sebuah karangan maka Anda harus menentukan
terlebih dahulu topik apa yang akan dibicarakan dalam tulisan Anda. Jika
Anda tidak menentukan topik karangan maka hasil karangan Anda seperti
masakan yang memiliki rasa yang tidak jelas apakah manis, asin, atau asam.
Menulis sebuah karangan tanpa topik yang jelas akan menghasilkan karangan
yang tidak jelas fokus yang dibicarakan dalam tulisan tersebut. Selain itu,
topik juga yang menjadi jiwa sebuah tulisan seperti yang diungkapkan oleh
Yunus bahwa topik adalah pokok persoalan atau permasalahan yang
menjiwai seluruh karangan (2005: 1.15). Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa topik karangan adalah hal yang menjadi bahan
pembicaraan dalam sebuah tulisan.
Pernahkah Anda mengalami kesulitan untuk menentukan topik apa yang
akan Anda tulis dalam karangan Anda? Jangan Anda bingung, Keraf (1989:
109) akan membantu Anda menentukan topik karangan. Menurutnya apa
yang menarik perhatian kita dapat saja dijadikan topik dalam karangan kita:
pengalaman-pengalaman di masa lampau, pengalaman masa kini, keluarga,
cita-cita, karier, alam sekitar, persoalan-persoalan kemasyarakatan,
kebudayaan, ilmu pengetahuan, mata pencaharian, dan sebagainya.
Tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Keraf, menurut
Oka (1990: 1), berbagai masalah dapat dijadikan sebagai topik karangan dan
pada dasarnya berkisar 3 hal yaitu:
1. ungkapan diri yang bersangkutan dengan buah pikiran, cetusan,
perasaan, kemauan, cita-cita, fantasi, dan imajinasi;
 PBIN4109/MODUL 3 3.5

2. pengetahuan dan pengalaman, baik yang milik sendiri atau milik orang
lain;
3. lingkungan sekitar dan alam raya.

Bagaimana Saudara? Mudah bukan menentukan sebuah topik karangan?


Anda sudah mencoba menentukan topik apa yang akan Anda kembangkan
dalam tulisan Anda? Bagus bila Anda sudah menentukan topik tulisan Anda.
Sebelum Anda kembangkan topik tersebut menjadi sebuah tulisan atau
karangan, cobalah Anda jawab pertanyaan berikut.
1. Apakah topik tersebut memiliki manfaat baik bagi Anda maupun orang
yang membaca tulisan Anda?
2. Apakah topik tersebut cukup menarik untuk Anda tulis?
3. Apakah topik tersebut Anda kenal baik?
4. Apakah bahan yang diperlukan untuk mengembangkan topik tersebut
cukup memadai dan mudah Anda dapatkan?
5. Apakah topik tersebut tidak terlalu luas?
6. Apakah topik tersebut tidak terlalu sempit?

Mengapa Anda harus menjawab pertanyaan tersebut? Menurut Akhadiah


(1994: 7), topik karangan harus bermanfaat, layak dibahas, menarik, dikenal
baik, bahan mudah didapati, tidak terlalu luas, dan tidak terlalu sempit. Bila
jawaban dari pertanyaan tersebut adalah “ya” berarti Anda telah memilih
topik yang tepat.
Sekarang cobalah Anda analisis topik Cara memanggil Jailangkung
kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas. Bagaimana Saudara,
sudah Anda jawab? Ya, topik cara memanggil Jailangkung memang sangat
menarik untuk dibaca, pembahasannya juga tidak terlalu luas hanya terfokus
pada bagaimana cara memanggil Jailangkung. Akan tetapi, topik tersebut
tidak memiliki manfaat, baik bagi Anda maupun bagi pembacanya,
mengapa? Karena topik tersebut tidak memiliki kontribusi apapun untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan baik bagi penulisnya maupun bagi
pembacanya, bahkan tulisan itu membawa dampak buruk bagi pembacanya.
Bagaimana jika pembacanya mempraktikkan apa yang ditulis dalam tulisan
tersebut, sangat membahayakan bukan? Terutama bila dibaca oleh anak-anak
atau remaja. Jika Anda tidak memiliki latar belakang ilmu mistik maka Anda
akan sulit untuk mengembangkan topik tersebut. Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk mengembangkan tulisan tersebut juga sangat sulit untuk
3.6 Menulis 1 

diperoleh karena jarang sekali toko-toko buku ataupun perpustakaan yang


menjual atau mengoleksi buku-buku yang berhubungan dengan Jailangkung.
Saudara, seperti telah dijelaskan bahwa topik tidak boleh luas dan tidak
boleh sempit. Mengapa tidak boleh luas? Ya, tepat sekali. Topik tidak boleh
luas agar tulisan terfokus pada satu permasalahan sehingga pembahasan tidak
melebar pada permasalahan yang lain dan pembahasannya pun akan lebih
mendalam. Sebagai contoh topik seni sebagai media pembelajaran. Menurut
Anda apakah topik tersebut terlalu luas? Ya, benar! Topik tersebut masih
sangat luas dan dapat dipersempit, misalnya menjadi seni musik sebagai
media pembelajaran, atau seni tari sebagai media pembelajaran, atau seni
rupa sebagai media pembelajaran.
Topik tidak boleh terlalu sempit. Menurut Akhadiah (1994: 8), bila topik
terlalu sempit maka sifatnya menjadi terlalu khusus, tidak dapat
digeneralisasikan, sehingga tidak banyak gunanya bagi perkembangan bidang
ilmu. Sebagai contoh topik Cara memilih media pembelajaran yang tepat
untuk siswa SD Pelita harapan . Topik tersebut terlalu sempit sehingga tidak
bisa digeneralisasikan dan kurang bermanfaat bagi pembaca selain guru SD
Pelita Harapan.
Bagaimana cara kita membatasi topik? Masih menurut Akhadiah (1996:
8-10) pembatasan topik dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan
menggunakan diagram jam, diagram pohon, dan piramida terbalik.

1. Diagram Jam
Pembatasan topik dengan menggunakan diagram jam dapat Anda lihat
pada contoh berikut.

Seni musik sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia

Seni Musik
Seni musik sebagai media sebagai Media Seni musik sebagai media
pembelajaran Fisika Pembelajaran pembelajaran Ma tema ti ka

Seni musik sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris


 PBIN4109/MODUL 3 3.7

2. Diagram Pohon
Pembatasan topik dengan menggunakan diagram pohon dapat Anda lihat
pada contoh berikut.
Seni

Seni Musik Seni Tari Seni Rupa Seni Pertunjukan

Seni Vokal Seni Instrumen Tari Tradisional Tari modern Kerajinan Lukis Patung Pahat drama
film

Serimpi Pendet Tor-tor Balet Dansa Break Dance

3. Piramida Terbalik
Pembatasan topik dengan menggunakan piramida terbalik dapat Anda
lihat pada contoh berikut.
Saudara mahasiswa, setelah
Anda mampu membatasi topik
Seni karangan langkah selanjutnya
Seni Musik adalah Anda harus mampu
menyusun sub-subtopik yang
Seni Musik telah anda tentukan. Subtopik
Sebagai Media pembelajaran adalah bagian bahasan yang
tidak boleh berjauhan atau
Seni Musik sebagai Media terlepas dari topik. Misal, Anda
Pembelajaran bahasa Indonesia telah menentukan topik bahasan
adalah Seni Musik sebagai
Media Pembelajaran Bahasa
Indonesia, sub-subtopik yang Anda pilih adalah: Jenis-jenis Musik; Alat-alat
Musik; Media Pembelajaran; dan Bahasa Indonesia. Sub-subtopik tersebut
justru akan memperluas tulisan Anda dan akan membingungkan Anda.
Penentuan subtopik memang harus didahului oleh penentuan topik.
Dalam menentukan topik ada satu syarat yang harus diikuti yaitu penguasaan
topik. Janganlah sekali-kali Anda memilih topik tulisan yang tidak Anda
kuasai. Setelah Anda yakin akan topik yang sudah Anda pilih barulah Anda
dapat menentukan sub-subtopik dan hal ini tidak akan sulit jika Anda telah
3.8 Menulis 1 

menguasai pokok bahasan yang akan Anda tuangkan. Kita coba memperbaiki
sub-subtopik dari topik Seni Musik sebagai Media Pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Subtopik: - Media Pembelajaran dan jenis-jenisnya
- Pengertian dan Manfaat Musik
- Contoh penggunaan Musik sebagai Media
- Kesimpulan

Banyak sedikitnya jumlah subtopik bergantung pada permasalahan yang


akan dibahas. Jika tulisan yang Anda buat untuk memenuhi pesanan atau
mengikuti lomba maka tulisan harus mengikuti persyaratan yang ditentukan
seperti panjang tulisan atau jumlah halaman yang ditentukan.

B. MENENTUKAN TUJUAN DAN SASARAN KARANGAN

Menentukan tujuan merupakan langkah berikutnya setelah Anda


menentukan topik karangan. Menentukan tujuan karangan penting dilakukan
penulis untuk menentukan bentuk karangan (narasi, eksposisi, argumentasi,
deskripsi) dan tingkat kerincian karangan.
Menentukan tujuan karangan tidaklah sulit. Anda dapat menentukan
tujuan karangan dengan cara bertanya pada diri Anda sendiri, misalnya
dengan pertanyaan “Apa tujuan saya menulis karangan dengan topik ini?”.
Sebagai contoh, Anda ingin menulis karangan dengan topik Seni musik
sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia, maka tujuan Anda menulis
karangan dengan topik tersebut apa? Ya, tepat sekali bila Anda mengatakan
bahwa tujuan karangan tersebut adalah untuk menginformasikan kepada
pembaca bahwa seni musik dapat digunakan sebagai media pembelajaran
Bahasa Indonesia. Dengan tujuan tersebut, Anda dapat menentukan bentuk
karangan yang cocok Anda kembangkan dalam karangan Anda. Pertanyaan
saya sekarang adalah, bentuk karangan apa yang harus Anda kembangkan?
Ya, benar! Bentuk yang cocok dikembangkan oleh Anda adalah bentuk
eksposisi. Mengapa harus eksposisi? Ya, karena bentuk karangan eksposisi
adalah bentuk karangan yang menjelaskan/memaparkan/menguraikan suatu
hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan pembacanya, dan
bila kita hubungkan dengan tujuan karangan yaitu menginformasikan kepada
pembaca bahwa seni musik dapat digunakan sebagai media pembelajaran
 PBIN4109/MODUL 3 3.9

Bahasa Indonesia maka sangat cocok sekali bila Anda menentukan bentuk
karangan Anda adalah eksposisi.
Setelah Anda menentukan bentuk karangan, langkah selanjutnya adalah
menentukan sasaran karangan. Menentukan sasaran karangan sangat
diperlukan untuk menentukan diksi dan cara penyajian yang tepat sesuai
dengan status sosial, jenjang pendidikan, dan tingkat kemampuan yang
dimiliki pembacanya. Hal ini dilakukan agar apa yang kita tulis dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca, karena selain tulisan Anda terfokus dan
tersusun dengan sistematis, pembaca juga menguasai bidang atau substansi
yang Anda sajikan.
Saudara, bila tujuan karangan Anda adalah menginformasikan kepada
pembaca bahwa seni musik dapat digunakan sebagai media pembelajaran
Bahasa Indonesia, maka siapakah sasaran karangan Anda? Ya, tepat sekali
bila Anda menjawab sasaran karangan Anda adalah mahasiswa Pendidikan
Bahasa Indonesia, mahasiswa Pendidikan Seni, dosen Pendidikan Bahasa
Indonesia dan dosen Pendidikan Seni Musik, dan guru-guru yang mengajar
bahasa Indonesia baik di SD, SMP, maupun SMU. Jadi dalam menentukan
sasaran Anda harus mengaitkan topik dengan pembaca yang menjadi sasaran
Anda.

C. MENGUMPULKAN BAHAN ATAU INFORMASI PENDUKUNG

Saudara, salah satu pendukung keberhasilan kita dalam mengembangkan


topik karangan adalah bahan atau informasi pendukung. Sebelum kita
menulis, kita harus mencari, mengumpulkan, dan memilih bahan-bahan atau
informasi yang relevan dengan topik yang akan kita bahas. Dengan informasi
yang lengkap dan relevan maka akan memudahkan penulis dalam
mengembangkan topik karangan. Selain itu, tulisan/karangan akan kaya
informasi yang berhubungan dengan topik yang sedang kita bahas,
pembahasan topik akan lebih mendalam dan pembaca akan memperoleh
informasi yang lengkap. Bahan-bahan atau informasi yang dibutuhkan
penulis dapat berupa artikel, gambar/foto, hasil laporan penelitian/
pengamatan, hasil wawancara, dan sebagainya.
Pengumpulan bahan atau informasi pendukung karangan sebaiknya
dilakukan sebelum proses penulisan berlangsung. Hal ini akan memberikan
kemudahan bagi penulis bila membutuhkan sumber-sumber atau informasi
tersebut. Penulis tidak harus menunda penulisan karangan bila informasi
3.10 Menulis 1 

yang dibutuhkan sudah lengkap. Walaupun demikian, pengumpulan sumber


atau informasi pendukung karangan tidak harus dilakukan sebelum proses
penulisan dimulai, tetapi bisa juga dilakukan bersamaan dengan proses
penulisan. Maksudnya adalah ketika proses penulisan sedang berlangsung
dan penulis membutuhkan informasi pendukung maka penulis dapat
melakukan pencarian dan pemilihan sumber yang tepat secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai