Anda di halaman 1dari 16

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan

taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada The Spiritual Father, Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para pengikut jejaknya hingga
hari perhitungan nanti, semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.
Amma ba’du, Makalah yang berjudul “Penulisan Karangan” ini disusun
guna memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Ibu Ririn Setyorini M.Pd., Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Peradaban. Penulisan makalah ini juga dimaksudkan sebagai media untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam penelitian serta penulisan
karya ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagi tim penyusun serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam
makalah ini. Amiin.

Bumiayu, 26 April 2022

DAFTAR ISI
PENULISAN KARANGAN............................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................2
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan Penulisan Makalah........................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Tema..........................................................................................
B. Judul..........................................................................................
C. Pola Penyusunan Kerangka Karangan......................................
D. Jenis-jenis Karangan.................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................2
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Kritik dan Saran........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh
masyarakat Indonesia untuk keperluan sehari-hari, misalnya belajar,
bekerja sama, dan berinteraksi. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak
akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa bagi
manusia sangat diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia
berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain dengan
menggunakan bahasa sebagai media, baik berkomunikasi
menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan bahasa
tulisan.
Terkait halnya dengan mengarang karangan, tentu kita harus
memperhatikan kaidah kaidah penulisanya mulai dari cara penulisan,
cara menentukan tema, topik, dan judul yang tepat berdasarkan kaidah
Bahasa Indonesia.
Selama ini, jika kita mengarang, biasanya yang pertama kali harus
kita ditentukan adalah tema. Tema dianggap sebagai sesuatu yang
paling sentral dalam urusan karang mengarang, sedangkan topik
dianggap tidak sesentral tema, dan pada umunnya dibicarakan
kemudian.
Ada dua tanggapan umum dengan tema dikalangan masyarakat
kita. Pertama, tema yang pendek. Tema ini umumnya berupa kata atau
frasa, misalnya sebuah film atau lagu yang bertemakan cinta,
perjuangan, kesnjangan sosial, dll. Kedua, tema yang panjang, tema ini
biasanya berupa kalimat yang bersifat umum, misalnya Bersatu
Tangguh Berbudaya dan Berkarya, Dengan Semangat Sportifitas Kita
Sukseskan POS (Pekan Olahraga Siswa)
Penetapan topik sebelum mulai menggarap suatu tema merupakan
suatu keahlian. Topik mana yang akan dipergunakan dalam sebuah
karangan agaknya bukan merupakan persoalan. Namun seringkali pula
justru hal inilah yang menjadi beban yang tidak kecil bagi kita yang
baru mulai menulis. Kita masih kesulitan dalam menentukan topik apa
yang akan kita tulis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian?
2) Apa saja kesalahan pada tatanan ortografi?
3) Apa penyebab kesalahan berbahasa?
4) Mengapa kesalahan pemilihan bentuk dan kata terjadi?
5) Apa saja jenis kesalahan penggunaan kalimat?
6) Apa hal-hal yang mengakibatkan kalimat menjadi kurang efektif?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengertian ortografi.
2) Untuk mengetahui kesalahan pada tatanan ortografi.
3) Untuk mengetahui penyebab kesalahan berbahasa.
4) Untuk memahami kesalahan bentuk dan pemilihan kata terjadi.
5) Untuk mengetahui jenis kesalahan penggunaan kalimat.
6) Untuk mengetahui hal-hal yang mengakibatkan kalimat menjadi kurang
efektif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “Thithenai”, berarti sesuatu yang
telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan
persoalan utama yang diungkapkan oleh seorang pengarang dalam sebuah
karya sastra, seperti cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis. Tema juga dapat
dikatakan sebagai suatu gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan.
Penetapan tema sebelum dimulai mengarang sangatlah penting untuk
pedoman menulis secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak
menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan
yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat, disebut
tesis. Tesis dapat juga diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan
penulisan. Walaupun tema dan tesis dapat juga diartikan sebagai pernyataan
singkat tentang penulisan. Walaupun tema dan tesis itu sebenarnya berada
didalam pikiran penulis, sebaiknya tetap dirumuskan secara ekplisit, terutama
bagi penulis pemula. Rumusan itu akan memudahkan penulis menyusun
kerangka atau outline karangan. Berbeda denga tesis, rumusan tema boleh
lebih dari satu kalimat, asalkan seluruh kalimat bersama-sama mengukapkan
satu ide (ide karangan). Perhatikan contoh dibawah ini tentang judul karangan
dan maksud atau tujuan yang dipikirkan oleh penulisnya.

Ciri-ciri tema, antara lain.


a. Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan
yang dikemukakan.
b. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu
sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
c. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain
seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam    cerita, plot cerita,
perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.

Manfaat tema :
a. Dapat Mengembangkan ide dan gagasan pemikiran secara langsung
b. Dapat secara langsung menggugah isi karangan
c. Dapat memperluas bagian hal yang terpenting

A. Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat dalam
tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan
penulisan suatu artikel. Topik juga bisa diartikan sebagai pokok pembicaraan
atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap
menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pernyataan
masalah apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa?
Ciri topik pertama-tama harus menarik perhatian penulis sendiri. Topik
yang menarik perhatian penulis, akan memungkinkan pengarang berusaha
secara terus menerus mencari data-data untuk mengucapkan masalah-masalah
yang dihadapinya. Penulis akan didorong terus menerus agar dapat
menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya. Sebaliknya suatu topik yang sama
sekali tidak disenangi akan menimbulkan kesalahan bila terdapat hambatan-
hambatan. Penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga dalam menemukan data
dan fakta untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Cara pertama untuk mempersempit pokok pembicaraan dapat
dilakukan dengan memecah pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian yang
makin kecil yang disebut subtopik.
Cara kedua adalah dengan menuliskan pokok umum dan membuat
daftar aspek khusus apa saja dari pokok itu secara berurutan kebawah. Dari
daftar itu dapat dipilih salah satu aspek untuk dijadikan topik karangan.
Cara ketiga dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan berikut
mengenai pokok pembicaraan : apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana.
Pokok pembicaran ditulis diatas, lalu dibawahnya disediakan kolom-kolom
untuk menjawab kelima pertanyaan itu. Dalam setiap kolom dituliskan aspek-
aspek khusus dari pokok pembicaraan. Dengan cara itu akan diperoleh satu
aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan.
Contoh berikut ini, adalah cara lain untuk mempersempit atau
membatasi topik supaya lebih spesifik dari sebelumnya.
a. Menurut Tempat : Aceh lebih terbatas dari pada Pulau Sumatera.
Topik “Aceh Sebelum Tsunami”.
b. Menurut Waktu : “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi
“Seni Batik Khas Aceh”
c. Menurut Hubungan Sebab-akibat : “Dekadensi Moral di Kalangan
Muda-mudi” dapat dikhususkan menjadi “Pangkal Utama Timbulnya
Krisis Moral di Kalangan Muda-Mudi”.

Ciri-ciri Topik :
a. Topik harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu
menimbulkan rasa keingintahuan si pembaca.
b. Mencakup keseluruhan isi cerita/tidak boleh menyimpang
c. Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak
d. Topik tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang,
tetapi berbentuk kata yang singkat.

Manfaat adanya Topik :


a. Dapat memahami secara langsung gagasan dalam isi karangan tersebut
b. Dapat memahami keseluruhan maksud dalam isi karangan
c. Dapat mengetahui informasi penting
d. Dapat mengetahui informasi penting

B. Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala
berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis,
bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian adakalanya
menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga
kepala tulisan. Ada juga yang mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu
artikel atau juga disebut miniature isi bahasan.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu,
judul harus mampu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh
menyimpang dari intinya.
Judul bersifat lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang
lebih jelas atau lebih terarah.

Syarat-syarat judul yang baik ialah :


- Harus relevan/bertalian dengan tema
- Harus “provokatif”/ menarik
- Harus Singkat

C. Pola Penyusunan Kerangka Karangan


Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur
biasanya digunakan beberapa tipe susunan, terdiri atas :
1. Pola Alamiah
Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai
dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu
didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia :
atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, ,dulu – sekarang,
timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat
dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
 Urutan waktu atau urutan kronologis
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau
tahap-tahap kejadian.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
- asal usul penulis
- pendidikan si penulis
- kondisi kehidupan penulis
- keinginan penulis
- karir penulis
 Urutan ruang (spasial)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan
mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau
tempat. Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan
yang bersifat deskriptif.
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
- Di daerah Kalimantan
- Di daerah Sulawesi
- Di daerah Sumatra
 Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola
alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu
peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu. Untuk
menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau
bagian-bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam
karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting
dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya
itu.
2. Pola Logis
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir
atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan
logika.Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan
landasan bagi setiap persoalan. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan
dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan
penulis.
Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :
 Urutan klimaks dan anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang
berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian
merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang
paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
- Keresahan masyarakat
- Merajalela nya praktek KKN
- Keresahan masyarakat
- Kerusuhan social
- Tuntutan reformasi menggema
 Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan
urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di
anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan
perincian–perincian yang menelusuri akibat-akibat yang
mungkin terjadi.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
- Tingginya harga bahan pangan
- Penyebab krisis moneter
- Dampak terjadi krisis moneter
- Solusi pemecahan masalah krisis monete
 Urutan pemisahan masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak
menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah
tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan
landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan
akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah
yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya
penanggulangannya)
- Apa itu virusH1N1
- Bahaya virus H1N1
- Cara penanggulangannya
 Urutan umum-khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh
(umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci
(khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
• Para pangguna internet
- Anak-anak
- Remaja
- Dewasa
• Manfaat internet
- Media informasi
- Bisnis
- Jaringan social
 Urutan familita
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu
yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah
kepada hal-hal yang kurang di kenal atau belum di kenal.
Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan
dengan mempergunakan analogi.
 Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila
urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau
hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan
akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima
atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui
atau tidak oleh para pembaca.

D. Jenis-jenis Karangan
Menurut Uyu Mu’awwanah jenis-jenis karangan terbagi menjadi lima
jenis, yaitu: Karangan Deskripsi, Karangan Eksposisi,Karangan Persuasi,
Karangan Narasi dan Karangan Argumentasi. Sedangkan Menurut Djoko
menyatakan bahwa karangan terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
Karangan Narasi (Cerita), Karangan Deskripsi (Lukisan),Karangan
Eksposisi (Paparan) dan Karangan Argumentasi (Persuasi). Dan menurut
Aceng Hasani pun menyatakan bahwa jenis-jenis karangan itu terbagi
menjadi empat jenis: Karangan Narasi, Karangan Eksposisi,Karangan
Deskripsi dan Karangan Argumentasi.
Melihat jenis-jenis karangan dari beberapa pendapat di atas maka kita
adopsi yang lebih banyak mengambil kesimpulan yaitu empat jenis
karangan. Berikut penjelasan dari keempat jenis karangan tersebut:
1) Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi menurut Uyu Mu’awwanah itu merupakan
karangan yang menggambarkan perincian-perincian mengenai objek
yang dibicarakan. Atau biasa disebut juga dengan karangan yang
melukiskan sesuatu yakni yang diindera, perasaan dan perilaku jiwa.
Menurut Djoko karangan deskripsi merupakan karangan yang selalu
berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku
seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain.
Karangan deskripsi adalah sebuah karangan yang menggambarkan
suatu objek atau peristiwa dengan sangat jelas sehingga pembaca
seolah-olah dapat merasakan, melihat atau mengalami sendiri hal yang
dibahas dalam karangan.
Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa karangan
deskripsi itu merupakan karangan yang melukiskan atau
menggambarkan suatu objek atas apa yang dilihat, dirasa, didengar
oleh penulis dengan sangat jelas, sehingga para pembaca seolah-olah
merasakan apa yang terjadi pada karangan yang telah dibacanya.
Dan dalam penelitian ini peneliti memilih karangan deskripsi
sebagai materi dalam penelitian, karena deskripsi itu merupakan
sebuah karangan yang melibatkan dan menggunakan panca indera
sang penulis dan dapat dipahami juga bahwa dengan karangan
deskripsi dijadikan sebuah materi, maka akan sangat mempermudah
siswa dalam membuat karangan, karena inti dari deskripsi itu ialah
menceritakan apa yang dilihat, dirasa dan didengar oleh penulis.
Siswa menulis karangan deskripsi berdasarkan apa yang mereka lihat
dan pahami, dan disini siswa ditantang untuk mengembangkan
pemikirannya dan berimajinasi melalui media pop up-book yang
digunakan dalam penelitian.
2) Karangan Eksposisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Eksposisi adalah hasil
mengarang yang menguraikan atau memaparkan tentang maksud dan
tujuan”. Menurut Djoko karangan eksposisi adalah karangan yang
berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagasan. Menurut Aceng
Hasani karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha
menerangkan atau menjelaskan suatu pokok pikiran yang dapat
memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Karangan
eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan
atau informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.
Dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi adalah sebuah
karangan yang menjelaskan segala sesuatunya secara detail, baik dari
pokok pikiran atau gagasan, yang tujuannya agar para pembaca
memiliki pengetahuan yang luas.
3) Karangan Narasi
Menurut Djoko karangan narasi adalah karangan yang meceritakan
satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-
peristiwa tersebut. Menurut Aceng Hasani karangan narasi adalah
karangan yang mengisahkan suatu peristiwa (kejadian) yang disusun
secara sistematis dengan menonjolkan pelaku dari waktu ke waktu.
Menurut Uyu Mu’awwanah karangan narasi adalah sebuah bentuk
wacana yang sasaran utamanya berupa tindak lanjut yang disalin dan
dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu
kesatuan waktu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karangan
narasi merupakan sebuah karangan yang menceritakan,
menggambarkan, dan menjelaskan secara jelas suatu peristiwa atau
kejadian yang terjadi, sehingga membuat para pembaca
memahaminya.
4) Karangan Argumentasi
Menurut Aceng Hasani karangan argumentasi adalah suatu jenis
karangan yang berusaha mempengaruhi orang lain dengan cara
menyajikan bukti-bukti sebagai penguat argumentasi yang dinyatakan
secara logis dan faktual dengan tujuan pembaca atau pendengar
tertarik dengan yang dikemukakan oleh penulis. Menurut Uyu
Mu’awwanah karangan argumentasi itu merupakan karangan berupa
uraian untuk membuktikan suatu kebenaran yang didasarkan pada
proses penalaran penulis, yang akhirnya dapat disimpulkan. Karangan
argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan
suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu, dan
pembuktian itu memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
karangan argumentasi itu merupakan karangan yang berisikan suatu
penegasan atau pembenaran yang dikemukakan penulis kepada para
pembaca, sehingga pembaca memahaminya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah sama-sama kita ketahui tadi bahwa tata Bahasa Indonesia
mengarang memerlukan 4 aspek penting yakni, adanya Topik, Tema,
Judul dan Kerangka Karangan. Topik berarti pokok pembicaraan atau
pokok permasalahan, sedangkan Tema berarti pokok pemikiran, ide atau
gagasan. Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku,
kepala berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya
tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian adakalanya
menentukan wilayah (lokasi).Dan Kerangka karangan adalah rencana
teratur tentang pembagian dan penyusuna gagasan.
Dalam membuat atau menulis karangan tidak serta merta berfokus
pada satu aspek seperti yang disebutkan sebelumnya, tetapi semua aspek
tadi haruslah runtut, sistematis, dan saling berkesinambungan tidak boleh
melenceng dari salah satu aspek penting diatas.

B. Kritik dan Saran


Setiap Mahasiswa diharapkan mampu menulis karangan dengan
menggunakan tiga aspek karangan untuk memperjelas suatu rincian. Dan
berhati-hatilah dan penggunaan bagian-bagian karangan tersebut agar hasil
karangan dapat terlihat jelas.
Dan tentunya dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari
bahwa masih banyak mengalami kekurangan dan kekeliruan baik dalam
penyusunan maupun dalam penyajian materi yang kami sampiakan.
Sehubungan dari itu semua kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini dan kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta:DEPAG RI, 2009), 26


Aceng Hasani, Ihwal Menulis, (Serang: UKM Belistra FKIP Untirta dan Banten
Muda, 2013), 29-53.
Uyu Mu’awwanah, Bahasa Indonesia 2, (Depok: Madani Publishing, 2016),60.
https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-kerangka-karangan/
https://rahmatullah.id
Widagdo, D. (1997). Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi, Gamedia Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai