BAHASA INDONESIA
TOPIK, TUJUAN, DAN KERANGKA KARANGAN
DOSEN :
Cheria Amelinda, S.Pd
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :
1. Martin Tanjung Mora
Fakultas Ekonomi
2. Martha Kristina
Fakultas Ekonomi
3. Renaldi D. E.
Fakultas Hukum
4. Nur Anisah
Fakultas Hukum
Fakultas Psikologi
6. Adi Setia
Fakultas Psikologi
7. Alifahtan
Fakultas Psikologi
8. Emawati
Fakultas Psikologi
9. Andre S. Gani
Fakultas Psikologi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
berkat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah bersama
Kelompok 4 ini yang kami beri judul Topik, Tujuan, dan Kerangka Karangan yang tepat
pada waktunya sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah bahasa Indonesia .
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah bahasa Indonesia Ibu
Cheria Amelinda, karena atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan mengerti
bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan benar. makalah ini berisikan tentang
pengertian topik, tujuan, dan kerangka karangan dalam bahasa Indonesia, sehingga
diharapkan memberi sedikit sumbangan pengetahuan dan mampu mengkomunikasikannya
secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak dalam menghadapi tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini..
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Jakarta, 18 November
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan ..
D. Metode Penulisan .
BAB II PEMBAHASAN ..
A. Pengertian Topik 3
Sumber Topik............................. 3
Pembatasan Topik...................... 5
Kriteria Topik yang Baik..................... 5
Cara Membuat Topik............... 6
B. Tujuan Penulisan........... ..
C. Kerangka karangan................................................... 8
Macam dan Bentuk Kerangka karangan..... 8
Pola penyusunan Kerangka Karangan.....
Pola Logis................................................................... 11
13
A. Kesimpulan .......... 13
B. Saran .
13
DAFTAR PUSTAKA . .. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Topik merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? atau
hendak menulis tentang apa? Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus
memilih dan menetapkan topik karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya
yang berifat umum dan belum terurai berbeda dengan topik, adapun judul karangan pada
umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul
lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik
dan judul. Topik dapat menjadi judul karangan.namun, antara keduanya terdapat
perbedaaan, topik adalah payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan
sudut pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung
permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.
Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang ditetapkan
pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui
bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemiihan topik. Pada
jelnis karangna lain pada artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah karangan selesai,
serta dapat diganti - ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai dengan
topik yang ditentukan.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian topik ?
2. Apa yang dimaksud dengan pengertian tujuan?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian kerangka karangan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian topik.
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian tujuan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari kerangka karangan.
1
D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah kajian pustaka, yakni dengan mengkaji bukubuku yang sesuai dengan topik diatas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Topik
Secara etimologis, kata topik berasal dari kata bahasa Yunani, topoi yang berarti
tempat. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik
berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal
yang digarap menjadi karangan. Topik merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa
yang akan ditulis? atau Hendak menulis tentang apa?
Sumber Topik
Tak jarang seorang penulis bingung saat menentukan hendak menulis apa, rasanya
semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak hal yang dapat
dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, seperti yang disampaikan
Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat menemukan
sumber topik dengan cara sebagai berikut.
1. Pengalaman Pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok Anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
2. Hobi dan Keterampilan
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
3. Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
4. Pelajaran Sekolah/Kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
3
5. Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi
b. Hasil pengamatan pribadi
6. PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
7. Masalah Abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial danmasyarakat
d. Problem pribadi
8. Kilasan Biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-orang berjasa
9. Kejadian khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan
10. Minat Khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus
Pembatasan Topik
Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang
akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994:
211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2. Cukup menarik untuk dibahas
3. Dikenal dengan baik
4. Bahannya mudah diperoleh
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah
sebagai berikut: Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan
sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral
itu masih dapat diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di
sekitar lingkaran topik pertama tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang
akan dipilih. Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih
lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan penulisnya. Pastikan bahwa
topik yang hendak dibahas benar benar sudah dikuasai materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang menarik minat Anda akan membuat
Anda lancar menuliskannya.Selain itu, jika Anda tertarik untuk menuliskannya tentu akan
membuat Anda bersemangat mencari referensinya.
5
3. Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja menulis sesuatu yang kira-kira tidak
membuat orang tertarik untuk membacanya. Meskipun minat baca seseorang tentulah
berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya. Akan tetapi, jika Anda menulis
sesuatu yang baru, eksotik, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu,
membuat seseorang terlibat emosional, dan hal yang eksotik ini akan menarik orang
untuk membacanya.
4. Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu topik yang belum ada sama
sekali rujukan (referensi) atau materi lain yang menunjang akan sangat merepotkan
Anda sendiri, Untuk itu, sedapat mungkin hindarilah dahulu topik seperti itu.
5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan Anda
sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda. Lagi pula pembicaraan Anda tidak akan
terfokus. Hal ini akan membuat tulisan Anda terlihat bertele-tele.
mempersempit
topik
supaya
lebih
spesifik
dari
topik
sebelumnya.
a. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia; Jakarta lebih terbatas dari
pada Pulau Jawa.Topik Pulau Jawa sebelum Indonesia Merdeka dapat dipersempit
menjadi Jakarta sebelum Indonesia Merdeka.
b. Menurut waktu/periode/zaman: Kebudayaan Indonesia dapat dikhususkan menjadi
Seni Patung pada Zaman Kerajaan Hindu.
c. Menurut hubungan sebab akibat : Dekadensi Moral di Kalangan Muda-Mudi dapat
dipersempit menjadi Pokok Pangkal Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Muda-Mudi
e. Menurut aspek khusus umum: idividual-kolektif: Pengaruh Siaran televisi terhadap Kaum
Tanidi Jawa Timur dapat dipersempit menjadi Pengaruh Siaran Televisi Boyolali.
f. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang dibicarakan;
objek formal ialah sudut dari mana bahan itu kita tinjau, misalnya: Kesusastraan
Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut Gaya Bahasanya (objek formal).
Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut Pembentukan Kader-kader Baru; Keluarga Berencana
ditinjau dari Segi Agama.
B. Tujuan Penulisan
Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan.
Maksudnya,
apa
yang
ingin
dicapai
dengan
menulis
topik
karangan
tertentu.
Pada dasarnya tujuan penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus
(Rakhmat 1999:24). Tujuan umum bersifat informatif. Adapun tujuan khusus adalah tujuan
yang dijabarkan dari tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Topik
Judul
Tujuan umum
: Argumentasi
Tujuan khusus
C. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusun
gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan di antara gagasangagasan yang ada. Kerangka mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan.
Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta
memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan. Kerangka
karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang
lebih sempurna. Kernagka karangan karangan dapat berbentuk cacatan
sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline
sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkapdisebut outline final.
Kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut.
a. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
b. Mencegah pengarang menuliskan karanganya.
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke luar dari sasaran yang telah
ditetapkan.
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam
karangannya, juga menata detail karangan.
e. Sebagai miniatur dari keseleruhuhan karangan, melalui kerangka karangan, pembaca
dapat melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.
1. Macam dan Bentuk Karangan
Kerangka Karangan ada 2 macam yaitu, Kerangka topik dan kerangka kalimat.
Dalam pratik pemakaian, kerangka yang banyak dipakai adalah kerangka topik. Kerangka
topik terdiri atas kata, frasa, koma, atau klausa, yang didahului dengan tanda-tanda atau
kode tertentu untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir (.) tidak
diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat
resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap menunjukan diperlukannya pemikiran
yang lebih luas daripada yang dituntut didalam kerangka topik. Tanda baca titik harus
dipakai pada akhir setiap kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul dan sub bab.
Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline.
8
Bila outline sudah selesai. Kerangka kalimat itu dapat dipadatkan menjadi kerangka
topik, demi kepraktisan. Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul bab. Jadi,
kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun
pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah dipantangkan mencampur dengan
kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan judul-judul bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan di
antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang
berupa huruf dan angka. Bagian utama biasanya didahului angka tertentu (misalnya angka
romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain.
Ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka Arab saja, jika karangannya
tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan
lebih kompleks di dalam karangan yang benar benar seperti skripsi, tesis, disertasi, dan
buku. Perhatikan pemakaian kode kerangka berikut.
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, agar karangan terstruktur rapi,
pengarang harus membagi-bagi gagasan. Kaidah pembagian yang perlu diingat adalah
segala sesuatu yang terdapat di bawah sesuatu tanda harus berhubungan langsung dan
takluk kepada yang membawahkannya. Tanda-tanda yang dipakai (huruf atau angka) harus
ada pasangannya, minimal satu.
2. Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu pola
alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan
berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang
kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau
cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
9
a. Pola Alamiah
Seperti yang telah diuraikan di atas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit
dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
1) Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu
ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang dipakai
untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, lokasi atau
wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semaranga
2. Daerah Pekalongan
B. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
C. Banjir di .......
2) Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian,
baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangakaian peristiwa. Kerangka tentang
sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti di
atas dapat divariasikan dengan susuna terbalik misalnya dari akhir ke awal. Perhatikan
contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu dibawah ini.
Topik : Riwayat Hidup Soekarno
1. Jati diri Soekarno
2. Pendidikan Soekarno
3. Karier Soekarno
4. Akhir Hidup Soekarno
10
Berdasarkan kerangka di atas dapat dibuat karangan singkat yang terdiri atas satu
alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat diperluas lagi menjadi empat bab;
bahkan dapat dibuat menjadi satu buku. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan
sebelum mengarang.
b. Pola Logis
Di atas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara
berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut
pandangnya. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks antiklimaks, sebab
akibat, pemecahan masalah, dan umum khusus.
Contoh 1 (Urutan Klimaks)
Topik : Kejatuhan Soeharto
i. Praktik KKN Merajalela
ii. Keresahan di dalam Masyarakat
iii. Kerusuhan Sosial di Mana-mana
iv. Tuntutan Reformasi Menggema
v. Kejatuhan yang Tragis
Contoh 2 ( Urutan Sebab Akibat)
Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitasi Fisik
Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)
Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ectasy
2.1 Pengaruh Ecstasy Terhadap Syaraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
11
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas sudah jelas bahwa pembuatan topik, tujuan, dan kerangka
karangan perlu diperhatikan dengan baik, karena dengan menentukan topik, tujuan dan
kerangka karangan tersebut kita bisa membawa pembaca, kemana arah yang akan dituju
dalam sebuah tulisan, karangan, dll.
Selain kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih topik beserta membuat tujuan
dan kerangka karangan yang tepat dan jelas.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Cetakan ke-6. Jakarta: Akademika Pressindo.
Mila. 2010. Kaidah Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
http://sharingmahasiswa.blogspot.com/2013/02/pokok-pembahasan-apa-pengertiantopik.html
14