Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pakar adalah aplikasi berbasis computer yang digunakan untuk
memecahkan masalah seperti yan dpikirkan oleh pakar. Banyak mahasiswa jurusan
teknologi informasi yang kesulitan mendapatkan topik judul skripsi padah sudah banyak
membaca jurnal dan mencari beberapa referensi. Oleh karena itu untuk memudahkan
mahasiswa maka penulis ingin membuat suatu aplikasi dimana mahsiswa jurusan
teknologi informasi dapat lebih mudah mendapatkan topik judul skripsi sehingga
pengerjaan skripsi menjadi lebih lancar dan tidak terhambat. Aplikasi ini berbasis web.
Dalam perencangan sistem, penulis menggunakan beberapa netode dalam penelitiannya
yaitu metode analisis, desain, dan Implementasi metode dalam perancangan sistem pakar
inipun juga menggunakan metode forward chaining sebagai pelacakan ke depan dan
metode best first search serta menggunakan metode pengumpulan data yaitu studi
pustaka dan kuesioner dari sistem yang telah dibuat. Hasil sistem pakar pemilihan topik
judul skripsi denagn metode forward chaining berbasis web diharapkan dapat berguna
dan membantu mahasiswa dalam mendapatkan topik judul skripsi. Berdasarkan kuesioner
yang telah dibagikan dan diisi dapat dikatakn bahwa sistem pakar pemilihan topik judul
skripsi dengan metode forward chaining berbasis web sangat membantu mahsiswa
teknologi informasi dalam mendapatkan judul skripsi.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mentukan dasar pemilihan topik ?
2. Apa definisi topik dan judul ?
3. Apa yang diperlukan penulisan untuk membatasi topik?
4. Bagaimana cara-cara untuk merumuskan topik?
5. apa kriteria pemilihan topik ?
6. bagaiamana cara perumusan dan penentuan judul ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pemilihan topik merupakan awal untuk melakukan proses menulis. Memilih topik bukanlah
pekerjaan yang mudah yang dilakukan . lebih –lebih bagi para penulis pemula. Bagi penulis yang
suadah berpengalaman pun terkadang kesulitan dan menghabiskan waktu yang lebih untuk
memilih topik karangan. Oleh karena itu, dalam bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan
denagn pemilihan topik sebelum melakukan proses menulis
1. dasar pemilihan topik
Dilihat dari organisasinya, sebuah karangan terdiri dari 3 unsur yaitu isi,Bahasa, dan
format/bentuk. Isi terikait dengan ide atau gagasan yang dikembangkan dalam sebuah karangan.
Bahasa berkaitan dengan diksi, kalimat, paragraph, ejaan, tanda baca. Utnuk format/bentuk
terkait dengan teknik penyajiannya (misalnya jenis hurufnya , tata tulis,penomoran tabel ,
gambar dll.). ketiga hal tersebut saling berkaitan dan menentukan kualitas tulisan. Ide/gagasan
akan sampai pada pembaca jika didukung dengan kemampuan kebahasaan dan penyajian yang
baik. Sebagus apapun ide tulisan , jika teknik penyajiannya dan Bahasa yang digunakan kuran
baik maka informasinya tidak akan sampai kepada pembaca. Begitu juga sebaliknya, format dan
bhahsanya baik, tetapi informasi yang disampaikan dangka maka akan menjadi kurang bemakna.
Setiap mata kuliah biasanya mewajibkan tugas penulisan karya ilmiah dengan memberikan
bebrapa pilihan topik,. Pilihlah topik secara hati-hati dan mulailah bekerja pada tahap yang
paling dini. Lakukanlah semua persiapan dan perhitungkan juga tugas-tugas dari mata kuliah lain
. hal ini akan menghindari situasi akhir yang diinginkan pada saat-saat terakhir menjelang
pengumpulan. Berdagang , terburu-buru, dan menulis asal jadi karena sudah frustasi dan depresi
Karangan terbaik adalah karangan yang ditulis dengan pemilihan topik yang menarik minat
penulisannya. Namun, kita perlu kecermatan agar tidak terjebak dengan kesalahan umum :
menghabiskan banyak waktu untuk topik tersebut . padahal , penulis kurang mempunyai
kemampuan untuk melakukan analisis, atau mengabaikan tugas matakuliah lain

2. Definisi topik dan judul


Topik merupakan masalah atau gagasan yang akan digarap dalam karangan. Topik yang sudah
menyempit dapat langsung dibuat judul . judul adalah titel,nama,atau label dari sebuah tulisan.
Selain itu, judul merupakan nama yang melukiskan dengan singkat masalah yang ditulis.
Meskipun singakt judul harus mencerminkan isi tulisan . judul harus dirumuskan dengan jelas,
singkat , relevan, dengan tulisan tetapi tidak terlalu provokatif . judul yang baik memiliki ciri:
1. bersifat langsung dan cakuoannya terbatas
2. mencerminkan isi
3. mencakup permasalahan atau variabel yang akan diuraikan
4. dapat mempunyai subjudul
5. singakat menarik dan padat
6. berbentuk frase
7. ditulis dengan huruf kapital semuanya atau disetiap awal kata,kecuali kata depan
Topik adalah suatu isu atau pokok persoalan yang sifatnya masih umum dan abstrak, pada
dasarnya merupakan pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap dan sebagai
landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya.
Aktivitas menulis tidak mungkin dilakukan tanpa topik. Oleh karena itu, kegiatan pertama yang
harus dilakukan pada tahap pra penulisan ialah memilih topik. Misalnya, isu mengenai
Akuntansi, ini adalah topiknya, yang tentunya masih bersifat umum, permasalahan Akuntansi
dalam hal apa masih belum jelas, oleh karenanya tadi dikatakan bahwa topik masih bersifat
umum dan abstrak.
Sehingga langkah selanjutnya untuk membuat karya tulis ilmiah setelah diketahui topiknya,
adalah pembatasan topik, kemudian menentukan tema dan judul. Dengan demikian dapat juga
dikatakan bahwa judul merupakan perwujudan spesifik dari topik. Banyak hal yang dapat
dipergunakan sebagai sumber untuk penentuan topik, di dalam memilih topik karya ilmiah harus
dipertimbangkan hal-hal berikut ini:

1) Topik harus bermanfaat dan layak dibahas. Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topik
tersebut akan memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu dan profesi, serta layak dibahas,
dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.

2) Topik dikenal baik, berarti topik yang dipilih harus topik yang dikuasai atau diketahui penulis
sendiri. Sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya dikuasai penulis.

3) Topik cukup menarik, terutama bagi penulis. Topik yang demikian dapat memotivasi penulis
berusaha secara kontinu mencari data yang berguna dalam membahas masalah yang dihadapi dan
memotivasi penulis menyelesaikan masalah karya ilmiahnya secara baik. Bagi pembaca, topik
yang demikian mengandung minat untuk membacanya.

4) Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topik dapat diperoleh dan cukup memadai. Artinya
sumber-sumber bahan yang relevan dan memadai dapat diperoleh, baik dari perpustakaan pribadi
penulis maupun dari perpustakaan yang ada di daerah atau kota penulis.
5.) Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Topik yang terlalu luas seperti laut, pendidikan,
pelayaran, tidak memberi kesempatan kepada penulis untuk membahasnya secara mendalam.
Apalagi jika panjang karya ilmiah dibatasi. Sebaliknya bila topik terlalu sempit, maka sifatnya
terlalu khusus, tidak dapat
digeneralisasi, sehingga tidak banyak gunanya bagi pengembangan ilmu (Sanggup, 2015: 22).
6) Topik yang dipilih sebaiknya:
(a) Tidak terlalu baru, topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi
seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai
sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita
dalam surat kabar atau majalah populer;
(b) Tidak terlalu teknis. Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.
Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan
sesuatu, tanpa mengupas teoriteori yang ada; (c) Tidak terlalu kontroversial. Suatu tulisan yang
mempunyai topik kontroversial menguraikan hal-hal diluar hal yang menjadi pendapat umum.
Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.Topik yang terlalu
umum atau luas yang tidak sesuai dengan kemampuan penulis untuk membicarakannya, dapat
dibatasi ruang lingkupnya. Hal ini dilakukan agar penulis tidak hanyut dalam suatu persoalan
yang tidak habis-habisnya dan dapat menulis dengan suatu tujuan khusus. Proses pembatasan
topik ini dapat dipermudah dengan cara membuat diagram jam, diagram pohon atau dengan cara
membuat piramid terbalik (Sanggup, 2015: 28). Di bawah ini adalah salah satu contoh dari
diagram pemilihan dan topik penulisan karya ilmiah atau penelitian dalam bidang ilmu ekonomi,
khususnya keilmuan Akuntansi.
3. membatasi topik
Pada umumnya, penulis cenderung menganggap subjek yang akan ditulisnya terlalu luas ,
sehingga merasa sulit untuk diselesaikan karena membutuhkan waktu yuang panjang dan
lingkup yang luas. Oleh karena itu, penulis perlu membatasi topik-topik yang akan ditulisnya .
hal-hal yang perlu dlakukan penulis untuk membatasi tulisannya yaitu
1. memilih salah satu topik khusus yang dikuasainya
2. memilih salah satu jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan aspek yang dipilih
tersebut
3. membatasi ruang masalah yang akan ditulis
4. memilih peristiwa khusus yang bekaitan dengan topik
4. Cara-cara untuk merumuskan topik dalam penilitian
1. indentifikasi topik-topik yang menurut anda menarik dan anda tertarik di bidang itu
kendati ukuran menarik atau tidak itu sangat relative, anda bisa mengambil patokan-
patokan standar, seperti jarang/belum pernah di teliti orang, sesuatu yang baru(isu baru) ,
sesuartu yang sedang hangat dibicarakan atau sesuatu yang sedang menjadi kontroversi .
misalnya, anda ingin mengambil tema “tindak kekerasan yang mengatas namakan agama”
. ini bisa dikatakan topik yang menarik , alasannya masalah ini sedeang hangat,
melibatkan banyak pihank, dan memerlukan tinjauan-tinjauan praktis dan teoritis. Topik
tersebut tentunya masih sangat luas , disinilah nantinya judul penelitian yang akan
memberikan batasan.
Identifikasi ini adalah identifikasi terhadap masalah. Peneliti harus meyakini dan punya
basis data yang bahwa topik yang diteliti memang punya basis masalah yang kuat dan
layak diteliti. Untuk itu peneliti harus melakukan penulusuran secara mendalam tentang
topik tersebut. Sesuatu topik harus unik dan memang pantas diteliti . hal ini harus jadi
bahan pertimbangan utama, karena memilih topik bukanlah pekerjaan sembarangan , tidak
bisa atas dasar suka suka saja.
2. Pastikan anda memiliki akses dan kemampuan untuk meneliti topik tersebut . alasan ini
sebenarnya praktis, tetapi penting. Sering terjadi seorang peneliti memilih topik-topik
yang menarik , bahkan sangat menarik, Namun mengalami kesulitan ketika akan
menelitinmya. Akses dan kemampuan ini berkaitan dengan hal teknis, seperti kemudahan
dalam akses data, kemampuan secara intelektual, kemampuan secara fisik, dan
kemampuan secara finansial/keuangan . meneliti jelas membutuhkan sumber daya yang
besar (terutam tenaga ,fikiran,dan uang). Jadi anda harus menentukan topik yang anda
sendiri mampu melakukannya .
Dua hal di atas sudah bisa di jadikan patokan pertama ketika anda akan membuat
penelitan. Untuk penentuan topik sudah bisa dilakukan. Beberapa referensi lain memang
ada yang memberikan batsan batasan yang lebih banyak , seperti menurut yang moleong
(2004), descombe (2003), denzin dan Lincoln (2005), serta banyak penulis lainnya . hanya
saja, secara umum dan sederhana , dua batasan tersebut sudah bisa membawa anda pada
sebuah topik penelitian
Disarankan jug ajika anda ingin lebih mudah lagi dalam menetukan topik penelitian . anda
harus rajin membaca hasil penilitian orang lain. Dalam proposal penelitian ini disebut
dengan kegiatan tinjauan pustaka. Dari hal tersebut biasanya aklan tampak dan tergambar
dengan baik, topik apa saja yang menarik untuk diteliti.
Dalam menentukan topik penelitian , seringkali penilit mengalami kendala. Kendala ini
sebenarnya ada pada diri peniliti sendiri. Beberapa hal yang sering dialami adalah :
1. Terperangkap pada hasil penelitian orang lain
Ini kerap terjadi, yaitu mahasiswa membaca skripsi orang lai, kemudian
membandingkan bahwa jika mereka bisa seperti itu, kenapa saya tidak. Padahal apa
yang dibuat oleh orang lain tersebut, juga belum tentu benar.
2. Tidak tahu harus memulai dari mana proses penelitian
Ini dikarenakan si mahasiswa belum memahami dengan baik esensi penelitian, karena
itu kebingungan akan berbicara tentang apa. Ada baiknya, seorang calon peneliti harus
mempelajari dan memahami terlebih dahulu apa dan bagaimana sebuah metodologi
penelitian, baru kemudian membaca dan mengkritisi hasil penelitian orang lain.
3. Tergoda oleh isu-isu besar
Ibarat kata-kata “nafsu besar tenaga kurang”, seorang tergoda ingin meneliti sesuatu
yang “aneh”, tapi tidak mempertimbangkan kemampuan pribadi, baik secara teknis,
maupun secara intelektual. Akibatnya adalah kesulitan ketika melakukan penelitian.
4. Tidak memahami basis keilmuannya sendiri.
Penelitian secara ilmiah memiliki karakteristik tersendiri. Karakter ini akan melekat
pada bisang ilmu si peneliti. Oleh karena itu, dasar teori dalam penelitian akan
menunjukkan bidang ilmu tersebut. Seringkali seorang mahasiswa/peneliti, membuat
topik yang melenceng dari bidang ilmunya. Masalahnya ternyata karena ia tidak
paham bidang ilmunya sendiri. Peneliti pada dasarnya harus sudah sangat paham
dengan topik yang akan diangkat.
5. Terjebak pada hasil penelitian orang lain.
Ini bisa terjadi karena akses informasi saat ini yang begitu mudah dan luas. Seorang
peneliti pemula cenderung melakukan akses ke internet untuk mencari topik yang
akan dibuat. Peneliti pemula cenderung terjebak pada sisi ini, yaitu mengambil ide
orang lain dan kemudian melakukan perubahan objek penelitian saja. Padahal belum
tentu yang diteliti itu punya bobot masalah untuk diteliti. Karena itu pemahaman
tentang apa itu masalah (perbedaan reliatas atau asumsi teori dengan kenyataan)
menjadi penting sekali.
Kesalahan-kesalahan umum seperti di atas harus diperbaiki oleh seorang peneliti.
Sedapat mungkin ia harus melepaskan diri dari hal tersebut. Ini penting, karena
kualitas hasil penelitian dan kemampuan peneliti untuk membuat hasil penelitian yang
lebih baik, sangat bergantung pada hal ini.
Selanjutnya apabila topik penelitian sudah ditentukan, maka pertanyaan berikutnya
adalah “Anda akan menelitinya dari sudut pandang apa?” Ini dilakukan sebelum
masuk ke judul. Penentuan sudut pandang akan membawa anda pada perumusan
judul, permasalahan, sampai pada metodologi penelitian nantinya.
5. Kriteria pemilihan topik untuk tulisan ilmiah popular
Dalam memilih topik tersebut, kita harus memperhatikan selera dan kebijakan
redaksionaldari mdia yang bersangkutan. Hal yang tak kalah penting, kita juga harus memahami
khalayak pembaca yang dituju. Selain itu, kita perlu memahami bagaimana cara media bekerja
dan bagaimana penbgelola media memutuskan untuk mengangkat satu topik tertentu
Setiap media memiliki apa yang disebut kriteria kelayakan berita. Selain itu, mereka juga
memiliki apa yang disebut kebijakan redaksional . kriteria kelayakan berita itu bersifat umum
dan tak jauh berbeda antara satu media dengan media yang lain . sedangkan kebijakan
redaksional setiap media bisa berbeda, tergantung visi dan misi atau ideologi yang dianutnya.
Pemilihan artikel ilmiah pupoler , untuk dimuat di media massa , tentunya juga dipengaruhi oleh
kriteria kelayakan ini
Adapun kriteriannya itu adalah:
1. penting
Topik tulisan harus punya arti penting bagi mayoritas khalayak pembaca. Tentu saja,
pengelola media tidak akan rela memberikan space untuk topik tulisan yang remeh-temeh.
Ditemukan bahan bakar jenis baru , yang lebih murah namun tak kalah praktis dari minyak bumi;
penemuan obat kanker yang hargannya lebih terjangkau Namun lebih manjur ; dan sebaginya,
jelas penting karena berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
2. aktual
Suatu topik dianggap layak diangkat jadi konteks peristiwanya relatif baru terjadi. Maka ,
ada ungkapan tentang topik yang hangat artinya belum lam terjadi dan masih jadi bahan
pembicaraan di masyarakat. Kalua konteks peristiwanya sudah lama terjadi, tentu tak bisa
disebut hangat tetapi lebih pas disebut basi
3. unik
Suatu topik karena punya unsur keunikan , kekhasan , atau tidak biasa. Di sekitar kita
selalu ada peristiwa yang unik dan tidak biasa. Misalnya: sangat lebah biasanya dianggap
menyakitkan , tetapu ternyata ada terapi pengobatan dengan memanfaatkan sengatan lebah,.
Terapi ini dapat dijelaskan secara ilmiah popular.

4. Asas kedekatan
Suatu fenomena atau masalah yang terjadi di dekat kita (khalayak pembaca) , lebih layak
ditulis ketimbang masalah yang jauh dari kita . tulisan ilmiah popular tentang gempa bumi, yang
sering terjadi di Indonesia , tentunya lebih layak dimuat di media ketimbang tulisan ilmiah
populer tentang gempa bumi di Ghana, afrika
Perlu di jelaskan disini bahwa kedekatan itu tidak harus berarti kedekatan fisik atau
geografis . ada juga kedekatan yang bersifat emosional. Afresi Israel terhadap warga palestina di
jalur gaza , misalnya, secara geografis jauh dari kita, tetapi secara emosional tampaknya cukup
dekat bagi khalayak media di Indonesia . sehingga tulisan ilmiah populer tentang teknologi
persenjataan hamas dan Israel bisa saja dimuat, dalam konteks waktu peristiwa yang tepat.
5. Asas keterkenalan
Nama tokoh terkenal bisa mengangkat hal yang biasa menjadi berita, misalnya, p[enyanyi
dangdut inul daratista, setelah sekian lam , akhirnya hamil lewat teknologi bayi tabung
sebenarnya bukan lagi sesuatu yang baru. Namun,. Karena ini menyangkut seorang artis
ternama, peristiwa kehamilan inul ini bisa di jadikan momentum untuk membuat tulisan inilah
populer. Topiknya yang pas adalah perkembangan teknologi kedokteran mutakhir dalam
mengatasi kesulitan hamil
6. Magnitude
Mendengar isitilah magnitude , mungkin mengingatkan anda pada gempa bumi , benar
magnitude ini berarti kekuatan dari suatu topik. Gempa berkekuatan 6,9 skala richter. Dalam
konteks pemilihan topik tulisan , semakin besar magnitude-nya semakin layak topik itu dipilih
Tulisan tentang manfaat daun sirih bagi penguatan gigi , akan berdampak pada banyak
orang , yang mungkin memiliki problem gigi rapuh. Tulisan tentang cacat produksi pada mobil
super mewah merek X , yang mungkin membahayakan pengemudinya , akan bermanfaat bagi
para pemilik mobil mewah jenis itu sangat sedikit di Indonesia, magnitude-nya mungkin tidak
terlalu besar
7. Human interest
Suatu topik yang menyangkut manusia, selalu menarik dituliskan. Mungkin sudah
menajdi bawaan kita untuk selalu ingin tahu tentang orang lain. Apalagi yang melibatkan drama,
seperti: penderitaan, kesedihan, kebahagiaan, harapan, perjuangan, dan lain-lain.
Topik-topik kemanusiaan semacam ini bisa menjadi konteks untuk sebuah tulisan ilmiah
populer. Misalnya, menanggapi penderitaan nelayan, yang makin sulit mencari perairan yang
banyak ikannya, kita bisa menulis tentang teknologi penginderaan jarak jauhdengan satelit.
Teknologi ini berguna dalam menentukan perairan yang banyak mengandung plankton. Plankton
adalah makanan bagi ikan. Jadi, banyak plankton berarti banyak ikan.
8. Unsur konflik
Konflik, seperti juga berbagai hal lain yang menyangkut hubungan antar-manusia, juga
menarik untuk ditulis. Dalam bidang keilmuan, sering terjadi konflik berupa perbedaan pendapat
di antara para ilmuan tentang teori tertentu, atau tentang cara terbaik dalam memecahkan
masalah tertentu.
Misalnya, konflik tentang teori evolusi, tentang proses terciptanya alam semesta, atau
tentang cara terbaik dalam mengatasi meluapnya lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
9. Trend
Sesuatu yang sedang menjadi trend atau menggejala di kalangan masyarakat, patut
mendapat perhatian untuk dijadikan topik tulisan. Pengertian trend adalah sesuatu yang diikuti
oleh orang banyak, bukan satu-dua orang saja. Misalnya, makin banyaknya masyarakat yang
menggunakan ponsel Blackberry, memberi konteks bagi penulisan tentang keunggulan dan
kelemahan teknologi Blackberry.
Dalam memilih topik tulisan, bisa saja tergabung bebrapa kriteria kelayakan sekaligus.
Misalnya, , ketika kita menulis tentang teknologi blackberry, topik ini terkait dengan trend yang
berlangsung di masyarakat . juga, berkaitan dengan tokoh terkenal. Presiden Obama dikenal
sebagai penggemar blackberry. Karena bisnis ponsel blackberry melibatkan uang yang sangat
besar dan pengguna yang sangat banyak pula, magnitude-nya juga yang tinggi.
Terakhir , tentu saja segmen khalayak yang dilayani tiap media juag berbeda-beda.
Keinginan media, untuk memuaskan kebutuhan segmen khalayak tersebut, secara tak langsung
juga berate menyeleksi apa yang layak dan tidak layak dijadikan topik.
Majalah femina, misalnya, membidik pasar kaum peremouan berusia menengah keatas,
yang tinggal atau bekerja di perkotaan. Jadi, jika kita ingin mengirim tulisan ilmiah populer ke
majalah femina, sebaiknya memilih topik yang relevan dengan segmen pembaca tersebut.
Pilihannya. bisa sangat beragam . seperti : tulisan ilmiah populer tentang industry kosmetik ,
teknologi mesin cuci terbaru, kemajuan dalam pengobatan kanker payudara, dan sebagainya

6. perumusan tema dan penentuan judul


Meskioun topik yang terbatas telah di peroleh, penulis belum bisa mulai menulis, tetapi harus
menetapkan maksud dan tujuannya menggarap topik tadi. Tujuannya adalah untuk mengarahkan
perkembangan tulisan. Setelah itu, penulisan membuat rumusan mengenai masalah dan tujuan
yang dicapai topik tadi. Rumusan itu dinamakan tema, untuk memenuhi keperluan penyusunan
sebuah kerangka tulisan ilmiah, rumusan tema harus terbentuk tulisan ilmiah, rumusan tema
harus di bentuk kalimat. Menurut arti katany tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan ” atau
“sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini berasal dari kata yunani “tithenal” yang berarti
“menempatkan ” atau “meletakkan” . pengertian tema dapat dibatasi sebagai : “sesuatu
perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai
melalui topik”. Ini berarti bahwa ada satu gagasan sentral yang menonjol. Bila tulisan itu tidak
menonjolkan suatu gagasan utama, maka yang ingin disampaikan, dapat dinyatakan dalam
bentuk penjelasan singkat. Dengan demikian tema mempunyai dua pengertian yaitu :
1. suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya
2. suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin
dicapai
Sebuah tulian karya ilmiah dikatakan baik apabila tema dikembangkan seacar terinci dan jelas.
Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan
karangan yang menarik dan enak dibaca. Dismaping itu, seorang penulis juga harus
menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya :
1. pokok permasalahan
2. sudut pandang
3. cara pendekatan
4. gaya bahsa dan tulisannya
Setelah ditentukan atau diperoleh topik dan tema relevan , maka selanjutnya penulisan
merumuskan judul karya tulis ilmiahnya. Perumusan judul penelitian tidak jarang dia anggap
sebagai sesuatu hal yang remeh. Hal ini mungkin disebabkan bagi beberapa pihak masalah
tersebut merupakan pekerjaan yang agak sulit untuk dilaksanakan. Sebenarnya perumusan suatu
judul penelitian sedikit banyaknya tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang peneliti untuk
mengabstrakan masalah yang ingin ditelitinya. Menurut fisher (koesmawan, 2010:23) “masalah”
diartikan sebagai :
1. suatu kesulitan yang dirasakan oleh seseorang
2. suatu perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atau fenomena yang ada atau terjadi
3. suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas “apa yang seharusnya” dan
“apa yang akan terjadi”
Apakah judul sama dengan topik ? topik yang berbeda dengan judul. Seperti yang telah
dikemukakan terdahulu, topik adalah poko pembicaraan dalam keseluruhan karya ilmiah yang di
garap. Sedangkan judul adalah nama dalam suatu karya ilmiah. Dalam karya ilmiah, judul harus
tepat menunjukkan topiknya. Penetuan judul harus dipikirkan secara serius dengan mengingat
beberapa syarat berikut :
1. judul harus relevan dengan topik dan tema atau isi karya ilmiah beserta jangkauannya dan
bagian-bagian dari tulisan tersebut.
2. jududl harus menggambarkan secara sederhana masalah yang akan di teliti, artinya judul
tersebut suatu refleksi dari pada masalah yang akan di teliti.
3. judul harus memiliki independen variable (variabel bebas) dan dependen variabel (variabel
terikat)
4. judul karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas. Artinya judul itu tidak dinyatakan dalam kata
kiasan atau tidak mengandung kata yang mendukung makna ganda.
Judul yang dirumuskan sifatnya tentative, karena selama proses penulisan ada kemungkinan
judul berubah. Faktor-faktor yang diperlu di perhatikan dalam merumuskan judul adalah sebagai
berikut:
1. judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan ini (bersifat
profokatif)
2. judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat
dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul)
3. judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda, bukan dalm bentuk kalimat. Karena itu
judul sistem informasi akuntasi di wilayah Indonesia perlu di kembangkan. Dinilai tidak tepat,
sebaiknya judul tersebut adalah pengembangan sistem informasi di wilayah Indonesia.
4. perlu diperhatikan penggunaan gaya Bahasa yang baik serta pemakaian Bahasa yang
didasarkan pada dasar-dasar dramatika yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai