Oleh:
ASDIAN
90400120063
JURUSAN AKUNTANSI
2O23
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................9
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................10
D. Manfaat Penelitian........................................................................................10
A. Pengertian Kinerja........................................................................................12
B. Keuangan Daerah.........................................................................................14
C. Anggaran......................................................................................................19
E. Kinerja Keuangan.........................................................................................31
F. Analisis Trend...............................................................................................39
G. Penelitian Terdahulu.....................................................................................40
H. Rerangka Konseptual....................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................49
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
2010 yang mulai diterapkan pada tahun 2015. Dengan demikian, sistem
ekonomi atau peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan dilaporkan dalam laporan
keuangan pada saat transaksi tersebut terjadi, tanpa memedulikan kapan uang
tunai atau setara uang tunai diterima atau dibayarkan. Dengan penerapan
lebih berkualitas dan data yang diberikan akan lebih akurat dalam menilai
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
memperhatikan prinsip-prinsip
1
2
dan Belanja Daerah (APBD) yang telah diusulkan dan dijalankan. Menurut
dapat digunakan sebagai alat untuk menilai sejauh mana otonomi daerah telah
organisasi sektor publik, seperti pemerintah pusat dan daerah, satuan kerja
yang tidak efisien. Selain itu, permasalahan keuangan sering dihadapi oleh
penelitian ini, indikator likuiditas melibatkan rasio kas dan rasio lancar,
dan rasio modal kerja. Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan pada
masa depan, baik dari segi ekonomi maupun situasi politik yang semakin tidak
keuangannya, karena unsur unsur tersebut juga dapat digunakan untuk menilai
apakah kebijakan yang diambil oleh perusahaan sudah tepat atau belum
yang tidak sehat (Warpindyastuti & Dwi Cahyani, 2022). Sesuai dengan
peraturan pemerintah republik Indonesia nomor tujuh satu tahun 2010 tentang
periode pelaporan.
sehingga laporan ini harus di tulis dalam bentuk yang sederhana sehingga
dilihat pada kinerja keuangan daerah. Salah satu cara untuk menganalisis
dilakukan pengujian.
Menurut Bunga et al (2019) yang melakukan penelitian terhadap
tahun 2008-2017. Penelitian ini menemukan bahwa bila dilihat dari rasio
rasio efisiensi keuangan daerah yang masuk pada kriteria kurang efisien .
2016-2018.
kemandirian kota Malang masih rendah dan sebagian besar dana masih
keuangan pada tingkat efektivitas dalam Pemerintah Kota Bitung sejak tahun
hal yang sama ialah Maryanti dan Munandar (2021) yang mengutarakan
bahwa kinerja keuangan yang ada di Kota Surabaya untuk Tahun Anggaran
2015-2019 terjadi kurangnya efisiensi pada tahun 2015 dan 2017 sedangkan
untuk tahun 2016, 2018 dan 2019 masuk pada kategori tidak efisien.
dilakukan dalam 2 (dua) bagian yakni analisis kinerja pendapatan dan analisis
Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih tergolong kurang baik sementara pada
antara lain terletak pada metode penelitian yang digunakan yakni metode
Perdagangan Kabupaten Pangkep dari tahun 2018 hingga 2022. Periode 2018
perekonomian daerah masih labil dan belum efisien. Ciri utama suatu daerah
berarti bahwa daerah harus mempunyai kekuatan dan kemampuan yang cukup
sekecil mungkin, agar pendapatan dari sumber daya asli daerah (PAD) dapat
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya
mengetahui dan melihat hasil kinerja keuangan yang dicapai serta dapat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kinerja
dijalankan untuk mencapai tujuan, sasaran, misi, dan visi organisasi yang
dan prestasi tersebut hanya dapat dinilai apabila mereka memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan. Kriteria sukses terdiri dari tujuan khusus yang dapat
diukur, dan tanpa tujuan atau sasaran yang jelas, sulit untuk menilai kinerja
individu atau organisasi karena tidak ada standar penilaian yang dapat
dengan bantuan kinerja pegawai maka faktor faktor yang perlu diperhatikan
adalah motivasi kerja, budaya organisasi, lingkungan kerja, dan lain lain.
itu, organisasi harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan
Kinerja adalah penilaian atau evaluasi atas hasil atau prestasi suatu
individu, tim, organisasi, atau sistem dalam mencapai tujuan yang telah
12
tugas yang telah ditentukan berhasil dicapai dengan efisiensi dan efektivitas.
atau entitas mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan ini
3. Efektivitas: Kinerja juga melibatkan evaluasi sejauh mana hasil yang telah
dicapai sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan, serta
indikator yang relevan dan obyektif. Pengukuran ini dapat berupa angka,
dengan konteksnya.
peningkatan dapat diambil untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa
mendatang.
B. Keuangan Daerah
dimaksud Keuangan Daerah merujuk pada semua aset dan kewajiban yang
pemerintahan daerah, termasuk segala bentuk harta yang terkait dengan hak
dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dalam bentuk uang.. Akuntansi
mengacu pada segala hak dan tanggung jawab yang dimiliki oleh
yang memiliki nilai ekonomi dan mencakup semua aset yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut (UU No. 17, 2003). Agar dapat
manfaat bagi masyarakat. Dalam konteks "dikelola secara tertib," hal ini
waktu dan relevan, serta didukung oleh dokumentasi administrasi yang dapat
bahwa segala informasi publik harus dapat diakses oleh setiap pihak yang
meminta dengan cepat, tepat waktu, biaya yang terjangkau, dan prosedur
yang sederhana. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu caranya ialah
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Daerah. Maka, terkait dengan hal tersebut pemerintah daerah dianggap perlu
tertentu akan menjadi salah satu kendala teknis bagi eksekutif dalam
keuangan negara saat ini, dimana dalam penelitian yang telah dilakukan
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
laporan keuangan ini dapat dinilai melalui opini yang diberikan oleh Badan
(TW)," dan "Tidak Menyatakan Pendapat (TMP)." Selain dari opini Badan
informasi keuangan, dan penyajian laporan yang tepat waktu sesuai dengan
sebagai berikut:
a. Perencanaan Keuangan: Tahap ini melibatkan penyusunan rencana
periode tertentu.
pendapatan lainnya.
operasional.
1. Pengertian Anggaran
kegiatan, dan perkiraan tentang apa yang dilakukan organisasi di masa depan.
dalam satuan barang. Secara umum anggaran adalah alat manajemen untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, data dan informasi yang baik dapat
lebih terfokus pada penciptaan publik yang baik dan administrasi yang baik.
2. Jenis Anggaran
terdiri dari anggaran yang berbeda beda, pada dasarnya anggaran organisasi
operasional meliputi :
keuangan.
kas.
3.) Proyeksi Neraca adalah estimasi dari posisi keuangan entitas pada
titik waktu tertentu di masa depan. Ini mencakup perkiraan nilai aset,
3. Fungsi Anggaran
utama, yaitu :
dengan baik.
melakukan aktivitasnya
pengeluaran daerah harus dicatat dan dikelola dalam APBD Titi pendapatan
pengelolaan bersama tidak dicatat dalam APBD (Khaerah & Mutiarin, 2016).
belanja juga perlu berpedoman pada aturan atau petunjuk yang mendasarinya
oleh karena itu, harus mengikuti prosedur administrasi yang telah ditentukan
pajak dan retribusi atau pungutan lainnya yang dikenakan pada masyarakat
(APBD):
bersangkutan.
DPRD. Penetapan APBD daerah harus tepat waktu dan sesuai dengan waktu
laksanakan tepat waktu dan tepat sasaran (Wijayanti dan Latifa, 2019).
penyusunan anggaran:
akan datang.
terdiri dari beberapa komponen antara lain pendapatan, belanja daerah, dan
daerah (PAD), Dana kompensasi dan pendapatan wajib lainnya. Hal ini
nasional. Dana ini termasuk Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi
dapat diganti dan pengeluaran yang dapat diganti. Pasal 5 (3) Undang-
pinjaman daerah, dana kekayaan daerah dan hasil penjualan barang milik
daerah.
1.) Belanja Tidak Langsung: Termasuk dalam belanja ini adalah belanja
daerah. Belanja barang dan jasa mencakup pembelian barang dan jasa
(Armando, 2013).
pengawasan dan evaluasi ini adalah untuk memastikan bahwa anggaran telah
berkala menjadi bagian penting dari evaluasi APBD, karena laporan ini
dan visi yang telah dijelaskan dalam perencanaan strategis organisasi. Kinerja
sering kali digunakan untuk mengukur prestasi atau tingkat keberhasilan baik
kelompok, atau unit kerja dalam suatu perusahaan atau organisasi telah
melaksanakan tugas mereka sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang
perlu memiliki ukuran atau parameter untuk menilai sejauh mana sasaran dan
tujuan mereka tercapai dalam periode waktu tertentu. Oleh karena itu,
operasional, menjadi hal yang sangat penting dalam upaya mewujudkan visi
sasaran, tujuan, misi, dan visi yang tercantum dalam perencanaan strategis
dapat berupa tujuan atau target spesifik yang ingin dicapai. Tanpa adanya
tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak dapat diukur karena
maka kinerja dapat dianggap baik. Namun, dalam menilai kinerja pendapatan,
Tabel 2.1
Rasio Kemandirian
Tabel 2.2
Persentase Kinerja
Kriteria
Keuangan
Diatas 100% Sangat Efektif
100 % Efektif
90% -99% Cukup Efektif
79 – 89% Kurang Efektif
<75% Tidak Efektif
(Sumber : Mahmudi : 2011)
dengan cara:
belanja.
60-90 persen.
Realisasi BelanjaOperasi
Rasio Belanja Operasi ¿ x 100%
Total Belanja Daerah
anggaran.
Tidak ada standar kaku atau nilai tetap dalam analisis ini, karena
dikatakan baik.
F. Analisis Tren
perubahan ini dapat meningkat atau menurun, dan ketika terjadi peningkatan,
disebut sebagai tren positif atau kecenderungan naik. Sebaliknya, jika terjadi
penurunan rata-rata perubahan, disebut sebagai tren negatif atau
rasio tersebut mengalami kecenderungan naik atau turun. Persamaan garis tren
a ∑Y ∑ XY
Ŷ ¿ a ¿ b ¿
bX n ∑X2
Keterangan :
G. Penelitian Terdahulu
penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menilai
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Rizka Sari Eka Analisis Kinerja Derajat desentralisasi Kota
Putri dan Agus Keuangan Malang berada pada kriteria
Munandar Pemerintah Daerah sedang dengan jumlah PAD asih
(2021) Kota Malang relatif kecil, tingkat kemandirian
Tahun Anggaran di bawah 50% atau dalam
2016-2020 ( kategori kecil, tingkat
ketergantungan Kota Malang
terhadap transfer pemerintah
pusat masih cukup tinggi.
2. Alex Azmi Analisis Kinerja Bukti statistik menunjukkan
(2020) (Azmi, Keuangan bahwa pengawasan yang
2020) Pemerintah Daerah dilakukan oleh anggota dewan
dan opini audit dapat memiliki
dampak yang signifikan terhadap
kinerja keuangan pemerintah
daerah, bahkan dominan dalam
memengaruhi kualitas kinerja
keuangan.
3. Muhammad Analisis Kinerja Data penelitian menunjukkan
Ichlasul Amal Keuangan bahwa secara keseluruhan,
dan Puji Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil
Wibowo (2022) Provinsi DKI menjaga stabilitas rasio keuangan
(Amal & Jakarta Sebelum utama seperti rasio kemandirian,
Wibowo, 2022) dan Sesudah efektivitas, dan DSCR. Namun,
Pandemi Covid-19 rasio aktivitas dan pertumbuhan
menunjukkan kecenderungan
penurunan kinerja selama masa
pandemi Covid-19.
4. Septa Soraida Analisis Kinerja Evaluasi rasio kemandirian
(2022) (Septa Keuangan mengungkapkan fluktuasi dalam
Soraida, 2022) Pemerintah Daerah kemandirian keuangan
Kota Banjarmasin pemerintah kota Banjarmasin,
Sebelum dan yang tercermin dalam perubahan
Selama Pandemi persentase kemandirian
pemerintah kota tersebut.
5. Novira Sartika Analisis Rasio Berdasarkan evaluasi rasio
(2019) (Sartika, Keuangan Daerah keuangan yang telah dilakukan,
2019) untuk Menilai dapat disimpulkan bahwa
Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kepulauan
Pemerintah Daerah Meranti telah berhasil mencapai
Kepulauan tingkat efisiensi yang memadai
Meranti dalam pengelolaan keuangannya.
Hal ini terbukti dengan
kemampuan mereka untuk
mengendalikan belanja daerah
sehingga tidak melampaui
pendapatan yang diperoleh.
6. Annisa Analisis Kinerja Evaluasi kinerja keuangan
Ramadhanty Keuangan melalui rasio kemandirian
dan Henny Pemerintah Daerah keuangan daerah menunjukkan
Yulsiati (2022) Kabupaten/Kota di bahwa kinerja ini belum mencapai
(Ramadhanty & Provinsi Sumatera tingkat mandiri yang diinginkan.
Yulsiati, 2022) Selatan Hal ini disebabkan oleh fakta
bahwa pendapatan yang diterima
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Selatan
masih sebagian besar berasal dari
peran Pemerintah Pusat dalam
bentuk pendapatan transfer.
7. Kurnia Ahsanul Analisis Kinerja Tingkat kemandirian keuangan
Habibi, Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Sobrotul Pemerintah Daerah dan Kota di Provinsi Jawa Tengah
Imtikhanah dan Se-Provinsi Jawa menunjukkan perbedaan sebesar
Rini Hidayah Tengah Sebelum Asymp.sig 0,000 sebelum dan
(2021) dan Saat Pandemi selama pandemi Covid-19. Rata-
(Hidayah et al., Covid 19 rata tingkat kemandirian
2021) keuangan di setiap daerah
mengalami peningkatan selama
masa pandemi, meskipun belum
mencapai status daerah yang
sepenuhnya mandiri dalam aspek
keuangan.
8. Linus A. Ch Analisis Kinerja Kinerja keuangan Pemerintah
Sakan (2022) Keuangan Kabupaten Timor Tengah Selatan
(Sakan, 2022) Pemerintah Daerah dalam rentang waktu 2015-2020,
Melalui Analisis jika dinilai dari aspek
Rasio Keuangan kemandirian keuangan daerah,
pada Badan dapat diklasifikasikan sebagai
Pengelola rendah sekali karena berada
Keuangan dan dalam interval kurang dari 25%.
Aset Daerah Analisis tren menunjukkan bahwa
Kabupaten Timor rasio kemandirian ini terus
Tengah Selatan mengalami penurunan dari tahun
ke tahun.
karena itu, penulis akan menjalankan penelitian yang berjudul "Analisis Kinerja
H. Rerangka Konseptual
Gambar 2.1
Rerangka Konseptual
Sumber: Konsep Peneliti 2023
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
44
45
1. Sumber data
a. Data Primer
peneliti secara langsung untuk tujuan penelitian tersebut. Data ini diperoleh
kegiatan.
b. Data Sekunder
seperti buku, jurnal-jurnal yang berkaitan dengan masalah topik yang diteliti.
Dan yang merujuk pada data yang telah dikumpulkan oleh peneliti untuk
3. Wawancara
lebih individu, yang bertujuan untuk menghimpun data dan informasi. Dalam
penelitian ini, responden yang terlibat adalah para pegawai dari bagian
4. Dokumentasi
data secara terstruktur dan akurat. Data yang diambil dari dokumen
digunakan sebagai dasar analisis dalam penelitian ini. Hal ini memungkinkan
peneliti untuk memberikan gambaran yang tepat dan penjelasan yang akurat
5. Observasi
konteks ini, objek observasi tertuju pada Kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan.
47
1. Reduksi Data
dapat diprediksi dengan pasti. Salah satu tahap dalam penelitian ini adalah
2. Penyajian Data
berdasarkan inti dari penelitian. Data yang telah direduksi disusun dengan
cara sistematis dan disajikan dengan bahasa penelitian yang sederhana agar
mudah dipahami.
Aditia, D., Nasution, D., & Sari, T. A. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Komitmen Skpd Sebagai Variabel Moderating Pada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 18(4), 175–185.
49
50
Hidayah, R., Imtikhanah, S., & Ahsanul Habibi, K. (2021). Analisis Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah Se-Provinsi Jawa Tengah Sebelum Dan Saat
Pandemi Covid19. Neraca, 17(1), 122–147.
Khaerah, N., & Mutiarin, D. (2016). Integrasi Anggaran Responsif Gender Dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Journal of Governance and Public
Policy, 3(3), 413–445.
Manimbaga, F., Sondakh, J. J., & ... (2021). Analisis Efektivitas Dan Efisiensi
Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kota Bitung Tahun Anggaran 2014-
2018. Jurnal EMBA: Jurnal Riset …, 9(2), 982–992.
Warpindyastuti, L. D., & Dwi Cahyani, M. (2022). Analisa Rasio Likuiditas dan
Rasio Solvabilitas Pada PT. Mayora Indah Tbk. Artikel Ilmiah Sistem
Informasi Akuntansi, 2(1), 87–91.