Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL SKRIPSI

Pengaruh Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan Daerah dan Transparansi


Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kepercayaan Masyarakat
Kabupaten Demak

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metode Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu : Dr. Ratno Agrianto, M.Si., CA,. CPAI

NAMA : Vina Fauzia


NIM : 2105046048

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori .................................................................................................................. 6
2.1.1 Teori Stewardship ...................................................................................... 6
2.2 Variabel-Variabel Penelitian ............................................................................. 7
2.2.1 Akuntansi Dalam Perspektif Islam ............................................................ 7
2.2.2 Kualitas Laporan Keuangan ....................................................................... 8
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan ......................... 10
2.2.4 Akuntabilitas dan Transparasi Pada Kualitas Laporan Keuangan ............. 14
2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 16
2.4 Pengembangan Hipotesis ................................................................................. 26
2.4.1 Pengaruh Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan ............................... 26
2.4.2 Pengaruh Transparansi Akuntabilitas Keuangan Daerah ........................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Identifikasi Variabel Penelitian ........................................ 30
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............................................. 30
3.3 Populasi dan Sampel Populasi ....................................................................... 30
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 31
3.5 Metode Analisis Data ..................................................................................... 31
3.6 Pengembangan Instrumen .............................................................................. 31

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pemberlakuan otonomi daerah merupakan bagian dari reformasi kehidupan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi daerah mengubah kebijakan
pemerintah pusat terhadap segelintir bidang menjadi kebijakan daerah, termasuk
kebijakan pengelolaan fiskal daerah (Permadi, 2013). Dalam proses penerapan good
governance, Rohman menjelaskan dalam Modul LAN 2000 bahwa pemerintah terus
berbenah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pusat/daerah, salah satu nya dengan penyempurnaan sistem akuntansi dan administrasi
secara menyeluruh (Permadi, 2013). Perbaikan sistem akuntansi juga mempengaruhi
kualitas laporan keuangan yang dibuat.
Penyelenggaraan good governance bisa terjadi apabila terpenuhinya prinsip
dasar yang meliputi transparansi, partisipasi masyarakat, dan akuntabilitas. Penyampaian
informasi keuangan pemerintah daerah saja belum cukup untuk menciptakan good
government di Indoonesia dikarenakan penyampaian informasi keuangan tersebut hanya
bisa memenuhi prinsip akuntabilitas saja dan belum memenuhi prinsip transparasi serta
partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, informasi keuangan pemerintah juga perlu
dipublikasikan terhadap masyarakat luas agar dapat memenuhi prinsip transparasi dan
partisipasi masyarakat (Ulum, 2016). Hal ini terdapat dalam QS. At- Taubah ayat 119
berbunyi:
َ ‫ٰٓي َا ُّي َها َّالذ ْي َن ٰا َم ُنوا َّات ُقوا ه‬
ّّ ‫اّٰلل َو ُك ْو ُن ْوا َم َع‬
َْ ْ ‫الصدق‬
‫ي‬ ِِ ِ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.
Hal ini sesuai dengan prinsip good governance kejujuran dalam hukum islam
yang memberikan suatu ultimatum kepada kita untuk kita untuk selalu berusaha
semaksimal mungkin melakukan perbuatan dan perkataan yang benar dalam
menyampaikan sesuatu.
Salah satu media untuk mewujudkan akuntabilitas pengelolaan pemerintah
daerah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yaitu dengan menyampaikan
pelaporan keuangan pemerintah. Laporan keuangan yang dihasilkan pemerintah daerah
akan digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Akuntansi keuangan daerah tidak terlepas dari definisi akuntansi sebagai alat

3
komunikasi bisnis. Menurut Abdul Halim (2010) definisi akuntansi pemerintah daerah
yang disebut sebagai akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas
pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan informasi dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah
daerah.
Menurut Erlina dkk (2015) Akuntansi keuangan daerah adalah akuntansi yang
digunakan untuk mencatat peristiwa ekonomi pada entitas ekonomi di lingkungan
Pemerintah Daerah. Akuntansi keuangan daerah ini diperlukan sejalan dengan semangat
otonomi daerah yang harus mengelola keuangan daerah secara terpisah dari pemerintahan
pusat dan sekaligus melaporkan hasilnya secara transparan kepada publik. Salah satu alat
untuk melihat hasil kegiatan keuangan daerah yaitu dengan melihat Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). Laporan keuangan merupakan suatu cerminan untuk dapat
mengetahui apakah suatu pemerintah daerah telah berjalan dengan baik, sehingga
pemerintah diharuskan untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.
Dalam entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah
yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam
akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan
Roviyanti (2011). Laporan keuangan yang berkualitas apabila memenuhi karakteristik
kualitatif laporan keuangan. Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah
yang merupakan prasyarat normatif sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan antara lain relevan (relevance), andal (reliability), dapat
dibandingkan (comparability), dan dipahami (understandability). Apabila informasi yang
terdapat didalam laporan keuangan pemerintah daerah memenuhi kriteria karakteristik
kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam PP No. 71 Tahun
2010, berarti pemerintah daerah mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah tersebut (Agum, 2017)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana pengaruh kualitas pengungkapan laporan keuangan daerah terhadap
kepercayaan masyarakat kabupaten Demak?

4
2. Bagaimana pengaruh transparansi akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
terhadap kepercayaan masyarakat kabupaten Demak?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan data yang diperoleh dan pengujian
empiris untuk mengetahui kebenaran pengaruh kualitas pengungkapan laporan keuangan
daerah dan transparansi akuntabilitas terhadap kepercayaan masyarakat kabupaten
Demak. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini yaitu, untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas pengungkapan laporan
keuangan daerah dan transparansi akuntabilitas terhadap kepercayaan masyarakat
kabupaten Demak.

1.4 Manfaat Penelitian


Suatu penelitian sudah selayaknya memiliki kegunaan, dalam penelitian ini
terdapat beberapa manfaat yaitu:

1. Bagi Penulis
Sebagai media dalam memantapkan teori teori yang diterima selama masa perkuliahan
dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman baik secara teknik praktik
dalam membuat karya tulis ini.
2. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berguna dan pertimbangan
yangb bermanfaat bagi pihak instansi terkait untuk lebih mengetahui seberapa besar
pengaruh pemahaman akuntansi, dan pengungkapan kualitas laporan keuangan
daerah.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan informasi
tambahan untuk penelitian di masa depan, khususnya bagi yang akan melakukan
penelitian kembali, mengenai pengaruh pengungkapan kualitas laporan keuangan
terhadap kepercayaan masyarakat.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori

2.1.1 Teori Stewardship

Teori Stewardship yaitu kondisi manajer bertindak sebagai steward yang lebih
berfokus pada kepentingan bersama atau tujuan instansi (Donaldson, L., & Davis, J. H,
1991). Teori stewardship yaitu suatu teori yang lebih mengutamakan kepentingan
bersama dalam suatu organisasi daripada kepentingan diri sendiri terutama dalam faktor
urusan ekonomi. Dapat diasumsikan bahwa stewardship teory harus berbasis sifat
manusia yaitu dapat bertanggung jawab, dapat dipercaya, jujur, dan memiliki integritas.
Stewardship teory juga dikatakan sbagai teori pengabdian sebagai pelayanan yang
berdasar atas kepercayaan terhadap pemberi wewenang, posisi manajer yang diberikan
wewenang dari atasannya dengan penuh bertanggung jawaban (Irwansyah &
Wulandari, 2019).
Dalam teori ini diterapkan dalam sektor publik memandang bahwa dalam suatu
organisasi manajemen berperan sebagai pelayan atau stewardship. Dalam pemerintahan
daerah berperan sebagai stewards, yang bertugas sebagai penerima kepercayaan untuk
penyajian data krusial bagi pihak intern, dan para pengguna, informasi laporan
keuangan pemerintah lainnya (Siwambudi, 2017). Stewardship sangat memengaruhi
laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas untuk mewujudkan suatu
pemerintahan good governance yaitu mendapatkan fakta laporan keuangan yang
berbobot atas pertimbangan faktor psikologis, sosiologis, serta dapat menghasilkan
LKPD secara jelas dan terpirinci karena akan dipergunakan untuk pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi (Sari & Fadli, 2017).
Sebagai bagian dari implementasi tata kelola yang baik, Laporan Keuangan Perangkat
Daerah (LKPD) menjadi salah satu inisiatifnya. Pembukuan keuangan dan informasi
terkait lainnya harus diungkapkan oleh pemerintah daerah secara transparan dan
komprehensif. LKPD pemerintah daerah sangat membantu. Akuntansi adalah alat yang
mendorong akuntansi, dan sebagai akuntansi menjadi lebih khusus dan sebagai
perusahaan sektor publik tumbuh, menjadi semakin sulit untuk melakukan tugas
manajemen sendiri. Untuk memenuhi kewajiban tersebut, para steward (manajer dan

6
auditor internal) memfokuskan semua ketrampilan dan pengetahuan mereka untuk
memastikan bahwa pengendalian internal berfungsi untuk membuat laporan data
akuntansi berkualitas tinggi (Sitorus, 2019).
2.2 Variabel- Variabel Penelitian
2.2.1 Akuntansi Dalam Perspektif Islam
Akuntansi syariah merupakan ilmu sosial profetik, karena semua aturan berkaitan
dengan akuntansi syariah yang didapatkan secara normative dari perintah yang ada di
dalam Al-Qur’an yang digunakan sebagai tujuan praktik akuntansi. Dengan tujuan
merealisasikan konsekuensi dari konsep tauhid sampai pada kecintaan seseorang
kepada Allah SWT untuk melaksanakan akuntabilitas setiap transaksi dan kejadian
ekonomi (Apriyanti, 2018)
Prinsip pelaksanaan akuntansi Syariah terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 282 sebagai berikut:
ُْ ْ َ َ ْ َ ِۖ ْ ْ ٌۢ َ ُ َ ُ ْ ْ ُۗ ُ ْ َ َ ‫ٰى‬ َ ُ ْ َ َ َ ٰٓ ُ ٰ َّ َ ٰٓ
‫يا ُّي َها ال ِذ ْي َن ا َمن ْوا ِاذا تد َاينت ْم ِبد ْي ٍن ِاٰل ا َج ٍل ُّم َس ًّّْم فاكت ُب ْو ُه َول َيكت ْب َّب ْينك ْم كا ِتب ِبال َعد ِل َوَل َيأ َب كا ِتب ان َّيكت َب‬
ُّ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ ُۗ َ ُ ْ ْ َ ْ َ َ َ ٗ َّ َ َ ‫ه‬ َّ ْ ُّ ْ َ َ َّ ْ ْۚ ُ ْ ْ َ ُ ‫َ َ َ َّ َ ُ ه‬
‫س ِمنه ش ْي ّٔـا ف ِان كان ال ِذ ْي عل ْي ِه ال َحق‬ ‫اّٰلل فل َيكت ْب َول ُي ْم ِل ِل ال ِذ ْي عل ْي ِه ال َحق َول َيت ِق اّٰلل ربه وَل يبخ‬ ‫كما علمه‬
َ ُ َّ ْ َ ُ ْۚ ُۗ
َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ٗ ُّ َ ْ ْ ُ ْ َ َ ُ َّ ُّ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ً ْ َ ْ َ ً ْ َ َ
‫استش ِهد ْوا ش ِه ْيد ْي ِن ِم ْن ِّر َج ِالك ْم ف ِان ل ْم َيك ْونا‬ ‫س ِفيها او ض ِعيفا او َل يست ِطيع ان ي ِمل هو فليم ِلل و ِليه ِبالعد ِل و‬
َ ُ ََۤ َ ُّ َ ْ َ َ َ ُۗ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ ِّ َ ُ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ ََۤ َ ُّ َ َ ْ َ ْ َ ْ َّ َ َ ْ َْ ُ َ
‫ي ف َر ُجل َّو ْام َرات ِن ِممن ترضون ِمن الشهد ِاء ان ت ِضل ِاحد ىهما فتذكر ِاحد ىهما اْلخرى وَل يأب الشهداء ِاذا‬ ِ ‫رجل‬
َّٰٓ ْٰٓ ُ َ ْ َ َّ َ ٰٓ ْ ْ َ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ َ ‫َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ ّٓ ُ ْٰٓ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ ْ ً َ ْ َ ْ ً ٰى َ َ ُۗ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ه‬
‫اّٰلل واقوم ِللشهاد ِة وادن اَل ترتابوا ِاْل‬ ِ ‫ما دعوا ُۗ وَل تسـموا ان تكتبوه ص ِغيا او ك ِبيا ِاٰل اج ِله ذ ِلكم اقسط ِعند‬
َ َّ َ َّ ۤ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ ْٰٓ ُ ْ َ َ ُۗ َ ْ ُ ُ ْ َ َّ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ً َ ْ َ ً َ َ َ ْ ُ َ ْ َ
‫اضة ت ِديرونها بينكم فليس عليكم جناح اَل تكتبوها واش ِهدوا ِاذا تبايعتم ِۖ وَل يضار ك ِاتب وَل‬ ِ ‫ان تكون ِتجارة ح‬
َ ْ َ ِّ ُ ُ ‫ه َ َ ُ َ ِّ ُ ُ ُ ه ُ َ ه‬ ُ َّ َ ْ ُ ٌۢ ْ ُ ُ ٗ َّ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ُۗ ْ َ
‫ش ٍء ع ِل ْيم‬ ‫ش ِهيد ه وِان تفعلوا ف ِانه فسوق ِبكم ُۗ واتقوا اّٰلل ُۗ ويعلمكم اّٰلل ُۗ واّٰلل ِبكل ي‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-
orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan
dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka
yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil

7
maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi
Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai
yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan
saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya
hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

2.2.2 Kualitas Laporan Keuangan


a) Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas yang mana
laporan keuangan merupakan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan (Anwar, 2021)
Menurut (Sahendar, 2020) laporan keuangan merupakan laporan
pertanggungjawaban manajemen kepada pemakai tentang pengelolaan keuangan yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai akan membaca laporan keuangan sebagai sebuah
laporan pertanggungjawaban yang dapat dipahami. Sedangkan laporan keuangan
adalah produksi akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat
keputusan-keputusan ekonomi yang mana juga menggambarkan kinerja keuangan,
rangkaian aktivitas ekonomi lalu ringkasan dari suatu proses transaksi keuangan yang
terjadi (Septiana, 2018)
Laporan keuangan pemerintah daerah dihasilkan dari satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) selaku pengguna anggaran SKPD harus menyelenggarakan sistem
akuntansi guna menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penggunaan anggaran yang dikelolanya, untuk setiap pembayaran belanja SKPD uang
yang digunakan berasal dari kas daerah yang dibayarkan baik secara pembayaran
langsung oleh BUD ke pihak penerima pembayaran ataupun melalui bendhara
pengeluaran SKPD dengan mekanisme uang persediaan tanbah. Sistem pengelolaan
APBD mengharuskan seluruh penerimaan uang oleh SKPD disetorkan ke rekening
Kas Umum Daerah. (Djanegara, 2017)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
yang tertata berasal dari hasil pencatatan akuntansi yang ringkas berupa data keuangan

8
yang bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi keuangan dan menjadi
acuan dalam pengambilan keputusan
b) Tujuan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan. Adapun tujuannya:
1) Sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan
2) Kecukukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran
3) Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan
serta hasil-hasil yang telah dicapai
4) Entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan
kasnya
5) Posisi keuangan dan laporan berkaitan degan sumbersumber penerimannya,baik
jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan
pajak dan pinjaman
6) Perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang di lakukan selama periode pelaporan
(Djanegara,2017)
c) Pengertian Kualitas Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah konklusi analisa proses akuntansi selama periode waktu
tertentu yang dapat menentukan dan menjelaskan kinerja bisnis. Mereka adalah
catatan informasi pelaporan keuangan entisitas. Laporan finansial tersendiri adalah
laporan yang dibuat dan disusun rapi, menggambarkan situasi keuangan dan kegiatan
yang dilakukan oleh bisnis yang melaporkan rekening keuangan. Laporan ini sering
dipandang sebagai sumber data dan sumber fakta. Permintaan yang luas untuk
pelaporan keuangan dipenuhi dengan menggunakan laporan keuangan pemerintah
(Erlina & Rasdianto, 2013)
Laporan keuangan dicirikan menjadi prosedur keluaran akuntansi yang diterapkan.
Proses mendokumentasikan, mengukur, dan mengenali operasi keuangan yang
berbeda dari unit akuntansi yang terjadi di badan public lokal menghasilkan laporan
keuangan OPD. Bahan informasi digunakan untuk mencatat proses keuangan untuk
perusahaan akuntansi dan untuk kebutuhan pihak lain untuk membuat keputusan
ekonomi.
Berbasis riset Pebriani (2019), organisasi pemerintah harus dapat menghasilkan
laporan keuangan formal, seperti neraca, laporan arus kas, laporan keuangan akhir,

9
laporan surplus defisit, dan laporan pengeluaran dan pendapatan actual. Mereka juga
harus melaporkan laporan keuangan kinerja menggunakan ukuran moneter dan non-
moneter. Laporan terstruktur atas situasi dan transaksi keuangan entitas pelapor
disebut laporan keuangan (PP No.71 Tahun 2010). Organisasi pemerintah harus
menyediakan laporan keuangan eksternal, termasuk neraca, laporan persediaan,
laporan pendapatan dan pengeluaran, laporan arus kas, serta laporan kinerja yang
meliputi kalkulasi finansial serta non-keuangan.
Berrbasis riset Pujanira & Taman (2017), penyajian data tentang posisi keuangan
entitas, realisasi rencana pengeluaran, dan kinerja dalam laporan audit audit yang
dapat digunakan dalam menilai keputusan perencanaan dan kinerja adalah tujuan
dibangunnya laporan keuangan, khusunya dalam laporan ekonomi pemerintah daerah
kekuasaan.
Laporan keuangan dikatakan berkualitas jika data yang disertakan transparan,
tidak salah tafsir, dan memberikan fakta secara jujur untuk membantu pengambilan
keputusan pengguna sehingga catatan akuntansi dapat dibandingkan dengan catatan
akuntansi dari periode waktu sebelumnya (Hakim, A. 2017). Berbasis riset Hakim
(2017), pembuatan laporan keuangan diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010, yang menyatakan bahwa agar informasi keuangan normatif dapat
mencapai tujuannya, harus memenuhi 4 jenis kriteria kualitas, yaitu :
1. Relevan
2. Dapat dibandingkan
3. Dapat dipahami

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah


Daerah

Banyak penelitian yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan


keuangan. Laporan keuangan pemerintah terdiri dari dua jenis laporan: laporan pemerintah
pusat dan laporan pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah pusat menekankan pada
laporan keuangan sektor APBN. Laporan keuangan pemerintah daerah dibagi menjadi
laporan keuangan pemerintah provinsi, laporan keuangan kabupaten/kota, dan laporan
keuangan desa.

10
Gambar 3. Grafik variabel yang memengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah Sumber : diolah penulis

Hasil pemetaan 28 penelitian sesuai filtrasi dan kriteria yang mempengaruhi kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah menunjukkan sembilan faktor yang mempengaruhi
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Indonesia, antara lain pemerintah provinsi,
kabupaten/kota, dan desa.
Kesembilan faktor tersebut berdampak positif dan negatif terhadap kualitas pelaporan
keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Kesembilan faktor tersebut antara lain kompetensi
SDM, teknologi informasi, akuntabilitas, transparansi, kualitas audit, sistem akuntansi,
prosedur akuntansi, standar akuntansi dan pengendalian internal.
Faktor yang paling banyak diteliti adalah faktor kompetensi SDM sebanyak 15 kali.
Sedangkan faktor lainnya, seperti pengendalian internal sebanyak 10 kali, teknologi informasi
sebanyak 7 kali, akuntabilitas & transparansi sebanyak 5 kali, kualitas audit sebanyak 4 kali,
sistem akuntansi sebanyak 8 kali, prosedur akuntansi sebanyak 1 kali dan standar akuntansi
sebanyak 6 kali.
Studi tahun 2019 oleh Zaizar Wiet Rifandi, “Penerapan aplikasi sistem keuangan desa,
kapasitas sumber daya manusia, dan transparansi mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan
oleh aparat desa (Studi kasus desa di Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo)". Dilihat
dari judulnya, penelitian ini melihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
laporan keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem aplikasi,
kapasitas sumber daya manusia, dan transparansi secara simultan berpengaruh positif
terhadap kualitas pelaporan keuangan pemerintah desa. Beberapa di antaranya adalah
implementasi (level) sistem keuangan desa, kapasitas dan transparansi sumber daya manusia

11
yang masing-masing berdampak positif terhadap kualitas pelaporan keuangan pemerintah
desa (Rifandi, 2019).
Banyak penelitian yang terkait dengan kualitas informasi keuangan pemerintah
daerah, termasuk analisis faktor “kapasitas sumber daya manusia”. Dalam judul penelitian
Ranny Hanafi, “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pati)”, dianalisis
beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah. Salah
satunya adalah kapasitas sumber daya manusia memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah (Hanaffi, 2017). Dalam penelitian
ini, fokus tidak lagi pada laporan keuangan pemerintah kota, tetapi pada laporan keuangan
pemerintah kabupaten.
Di penelitian lain milik Yuneve Nilamsari, Fatmasari Sukesti, Alwiyah Alwiyah, Ayu
Noviani Hanum, dan R. Ery Wibowo berjudul “Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah: Studi OPD Kota Semarang” disini juga menghasilkan bahwa kompetensi sumber
daya manusia memengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah (Nilamsari et al., 2020),
yang dimana objek penelitian ini pada laporan keuangan pemerintah kota. Penelitian dengan
objek laporan keuangan pemerintah provinsi dilakukan oleh Febrian Cahyo Pradono dan
Basukianto dengan judul “Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: Faktor Yang
Mempengaruhi Dan Implikasi Kebijakan (Studi Pada Skpd Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah)”. Dari banyaknya penelitian yang dipetakan terkait faktor “kompetensi SDM”
terhadap kualitas laporan keuangan menandakan bahwa kualitas SDM Indonesia diberbagai
daerah lebih baik (ketrampilan, pengetahuan, pengetahuan dan pengalaman SDM). Penelitian
lain milik (Abdurrahim et al., 2019) juga sejalan bahwa kompetensi SDM berpengaruh positif
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Dibeberapa faktor yang juga memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan seperti “pengendalian internal”. Penelitian yang menghasilkan pengaruh positif
dari sistem pengendalian internal yaitu penelitian milik (Nilamsari et al., 2020), (Mulia, 2018)
penelitian Rizki Afri Mulia ini juga menganalisis faktor kompetensi sumber daya manusia
juga, (Surastiani & Handayani, 2015), (Fauzi, 2019), (Febrian Cahyo Pradono & Basukianto,
2015), dan (Upabayu et al., 2015). Banyaknya penelitian yang menyatakan bahwa sistem
pengendalian internal berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan menandakan
kebanyakan pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten/kota bahkan desa sudah
melaksankan sistem pengendalian internal yang baik.

12
Penelitian milik Nur Laila Yuliani dan Rahmawati Dwi Agustini yang berjudul Faktor “Yang
Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” menghasilkan pengendalian
intern tidak berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Ini
disebabkan ada kelemahan dalam SKPD di Kabupaten Magelang. Kelemahan pengendalian
intern disebabkan sub bagian akuntansi atau keuangan di SKPD belum sepenuhnya
menyelenggarakan sistem akuntansi yang meliputi prosedur akuntansi penerimaan kas,
pengeluaran kas, aset dan selain kas. Selain itu, transaksi yang ada dapat dilakukan tanpa
adanya otorisasi dari pihak berwenang, setiap transaksi yang terjadi kurang didukung dengan
bukti yang valid dan sah, dan tidak adanya pemisahan tugas dalam rangka pelaksanaan APBD
(Yuliani & Agustini, 2016).
Faktor selanjutnya adalah “teknologi informasi”. Dalam penelitian milik Dyah Puri
Surastiani dan Bestari Dwi Handayani berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” meneliti terkait SDM,
pengendalian internal, dan teknologi informasi. Dalam penelitian ini menghasilkan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
(Surastiani & Handayani, 2015). Penelitian Dyah dan Bestari ini juga didukung dengan
penelitian lain, seperti : (Hanaffi, 2017), (Setyowati et al., 2016), (Indriani et al., 2018) dan
(Nilamsari et al., 2020). Tidak berpengaruhnya teknologi informasi terhadap kualitas laporan
keuangan disebabkan karena sistem yang ditetapkan tidak sesuai yang diinginkan, sistem
masih mengalami kendala dan tampak masih asing bagi penggunannya, sehingga
pengimplementasiannya menjadi sia sia dan tidak dapat mendukung penyajian laporan
keuangan yang andal (Surastiani & Handayani, 2015) yang menyebabkan kualitas laporan
keuangan tidak baik.
Penelitian dari Febrian Cahyo Pradono dan Besuki berjudul “Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah: Faktor Yang Mempengaruhi Dan Implikasi Kebijakan (Studi
Pada SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah)” menunjukkan bahwa teknologi informasi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (Febrian
Cahyo Pradono & Basukianto, 2015). Penelitian Febrian dan Besuki juga sejalan dengan
penelitian (Yuliani & Agustini, 2016) yang menyatakan keberhasilan pengaruh teknologi
informasi terhadap kualitas laporan keuangan dikarenakan sub bagian akuntansi atau
keuangan telah melakukan pengolahan data transaksi keuangan dengan menggunakan
software yang sesuai dengan perundang-undangan, laporan yang dihasilkan berasal dari
sistem informasi yang terintegrasi, serta adanya jadwal pemeliharaan secara teratur atau

13
peralatan yang usang atau rusak didata dan diperbaiki tepat pada waktunya (Yuliani &
Agustini, 2016).
Faktor yang memengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah selanjutnya
adalah “kualitas audit” yang dilakukan oleh Moermahadi Soerja Djanegara berjudul
“Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” yang
dimana kualitas audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan (Djanegara,
2017), ini juga sejalan dengan penelitian milik (Adha Inapty & Martiningsih, 2016),
(Setyowati et al., 2016), dan (Hanaffi, 2017). Faktor lain yang menjadi fokus penelitian milik
Sutah hariri Harahap berjudul “Implementasi Prosedur Akuntansi Berbasis Akrual dalam
Penyusunan Laporan Keuangan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan”, yaitu “prosedur
akuntansi”. Penelitian ini menghasilkan bahwa implementasi prosedur akuntansi berbasis
akrual berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (Jati, 2019).
Faktor “sistem akuntansi” juga berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah yang sesuai penelitian milik Retno Yuliatia, Yuliansyah
Yuliansyah and Yang Elvi Adelina berjudul “The implementation of accrual basis accounting
by Indonesia’s local governments”. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa reformasi
akuntansi sektor publik (sistem akuntansi akrual) pada pemerintah daerah memengaruhi
kualitas laporan keuangannya (Yuliati et al., 2019). Ini juga sejalan dengan penelitian milik
(Gamayuni, 2019) dan (Karunia et al., 2019). Dan faktor terkahir adalah “standar
akuntansi” yang diteliti oleh Budhi Purwanto Jati dengan judul “Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah” menjelaskan bahwa secara signifikan penerapan SAP Berbasis Akrual
berpengaruh terhadap kualitas LKPD (Jati, 2019). Hasil ini juga sejalan dengan penelitian
milik (Adha Inapty & Martiningsih, 2016). Faktor-faktor itu muncul disesuaikan dengan
masing-masing wilayah pemerintah daerah. Jadi wilayah provinsi satu dengan provinsi
lainnya akan menganalisis faktor yang berbeda beda yang memengaruhi kualitas laporan
keuangan. Berlaku juga untuk wilayah pemerintahan kabupaten/kota dan wilayah
pemerintahan desa.

2.2.4 Akuntanbilitas dan Transparansi pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah


Daerah
Akuntabilitas dan transparansi merupakan kriteria untuk menilai kualitas atau
tidaknya laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan dalam rangka melaksanakan
akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan keuangan. Akuntabilitas sendiri merupakan

14
konsep etika yang sangat erat kaitannya dengan pengelolaan pemerintahan (eksekutif
pemerintahan, legislatif parlementer, yudikatif) dan memiliki beberapa arti. Secara khusus, ini
sering digunakan sebagai sinonim dengan konsep seperti yang dapat dipertanggungjawabkan
(responsibility), kemampuan memberikan jawaban (answeraility), yang dapat dipersalahkan
(blameworthiness) dan yang mempunyai ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang
mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat menerangkannya (American Journal of
Sociology, 2019). Jadi secara umum, akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban atas
pemenuhan tanggungjawab yang diserahkan sesorang kepada seseorang lain dalam hal ini
akuntansi atau keuangan.
Transparansi artinya pemerintahan yang baik di tingkat pusat dan daerah transparan
kepada rakyat. Transparansi adalah individu, kelompok atau organisasi dalam hubungan yang
bertanggung jawab tidak bertujuan untuk menekan data pada masalah tertentu, memiliki
semua informasi kinerja didorong oleh kebohongan dan tidak ada motif tersembunyi (Sari,
2012). Jadi secara umum transparansi berarti keterbukaan. Artinya, laporan keuangan harus
diumumkan kepada semua orang agar tidak dimanfaatkan.
Penelitian tentang akuntabilitas dan transparansi pelaporan keuangan pemerintah
daerah mulai berkembang. Studi serupa secara tidak langsung menyelidiki peran akuntabilitas
dan transparansi dalam pelaporan keuangan yang mempengaruhi kualitas pelaporan
keuangan. Menurut penelitian Diana Sari, pengendalian internal dapat mempengaruhi
transparansi laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian internal
berpengaruh terhadap transparansi laporan keuangan (Sari, 2012). Secara tidak langsung,
transparansi juga mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Transparansi sendiri merupakan
standar pelaporan keuangan dan kualitas pelaporan keuangan pemerintah harus diperhatikan
terutama dalam bentuk transparansi dalam laporan keuangan itu sendiri. Tujuan umum
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan tentang kondisi keuangan
entitas pelapor, pelaksanaan anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan untuk membantu
pengguna membuat keputusan yang tepat dan mengevaluasi keputusan terkait alokasi sumber
daya (Febrian Cahyo Pradono & Basukianto, 2015). Salah satu manfaat bagi pengguna ini
adalah bagi rakyatnya, jadi transparansi sama pentingnya dengan tanggung jawab pelaporan
keuangan pemerintah untuk penggunaan keuangan pemerintah. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian (Rifandi, 2019), dan (Trimarstuti, 2019) bahwa transparansi berpengaruh positif
terhadap kualitas laporan keuangan.
Penelitian terkait akuntabilitas laporan keuangan juga sudah banyak diteliti, salah
satunya oleh I Made Bagus Febrianto, Gede Adi Yuniarta, dan Edy Sujana yang menjelaskan

15
banyak faktor yang memengaruhi kualitas akuntabilitas laporan keuangan. Dijelaskan pula
bahwa faktor penting yang mempengaruhi kualitas pelaporan pertanggungjawaban adalah
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). penelitian ini juga menjelaskan 2 pembagian
komponen faktor yaitu : komponen faktor 1 dengan nama kewajaran penyajian laporan
keuangan terdiri dari kesesuaian terhadap standar akuntansi pemerintah (SAP), kecukupan
pengungkapan, keterbatasan sistem informasi, efektivitas sistem pengendalian internal,
kepatuhan pada perundang-undangan; dan komponen faktor 2 dengan nama tata kelola
pemerintahan yang baik terdiri dari kompetensi sumber daya manusia, budaya organisasi,
komitmen manajemen, otoritas pengambilan keputusan (Febrianto et al., 2017). Penilitian
tersebut juga menjelaskan bahwa Ukuran kualitas akuntabilitas keuangan pada pemerintah
daerah dapat dilihat dari opini BPK RI atas penyajian laporan keuangan pemerintah
(Febrianto et al., 2017).
Dua studi kasus terkait akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan keuangan
pemerintah menunjukkan bahwa peran akuntabilitas dan transparansi penting karena
keduanya merupakan bentuk pemenuhan tanggungjawab pembuat laporan keuangan yang
dimana suatu laporan itu harus bisa memberikan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan (akuntabilitas) dan bisa bermanfaat dan terbuka bagi pengguna
laporan keuangan (transparansi) salah satunya masyarakat.

2.3 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Variabel Variabel Teori Alat Hasil


independen Dependen Analisis

1. Ade Husna, Pengaruh X1, X2 Y Regresi X1


Maryam, Kompetensi linier berpeng
Samsul Pengelolaan berganda aruh
Ikhbar Keuangan Dan signifika
Sistem n
Akuntansi terhadap
Keuangan Y
Daerah Terhadap sebesar
Kualitas Laporan 25,9%.

16
Keuangan Pada
Satuan Kerja X2
Perangkat berpeng
Daerah aruh
Kabupaten Aceh secara
Besar parsial
terhadap
Y
sebesar
37,6%
2. Ansir Lautu Pengaruh X1, X2 Y Regresi X1
Penerapan linear berpeng
Sistem berganda aruh
Akuntansi positif
Pemerintah dan dan
Kualitas Sumber signifika
Daya Manusia n
Terhadap terhadap
Kualitas Laporan Y
Keuangan
Pemerintah X2
Kabupaten Gowa berpeng
aruh
positif
dan
signifika
n
terhadap
Y

3. Sri Dewi Kualitas Laporan X1, X2 Y Alat Uji X1


Anggadini Keuangan Statistik; berpeng
Pemerintah PLS aruh

17
Daerah; Dampak (Partial terhadap
dari Sistem Least Y
Pengendalian Square) sebesar
Intern dan 15,55%
Sistem
Akuntansi X2
Keuangan berpeng
Daerah aruh
terhadap
Y
sebesar
37,92%

4. Khadijah Kualitas Laporan X1, X2, X3 Y Analisis X1


Darwin Keuangan linear berpeng
Pemerintah Kota berganda aruh
Makassar positif
Melalui dan
Kompetensi signifika
Aparatur, Sistem n
Pengendalian terhadap
Intern Dan Y
Komitmen sebesar
Organisasi 8,861

X2
berpeng
aruh
positif
dan
signifika
n
terhadap

18
Y
sebesar
6,201

X3
berpeng
aruh
positif
dan
signifika
n
terhadap
Y
sebesar
3,604

5. Pegi Pengaruh X1, X2 Y Teori Analisis X1 tidak


Aprisyah, Penerapan Stewardship PLC berpeng
Anik Yuliati Sistem (Partial aruh
Akuntansi Least terhadap
Keuangan Square) Y
Pemerintah
Daerah dan X2 tidak
Kompetensi berpeng
Sumber Daya aruh
Manusia terhadap
Terhadap Y
Laporan
Keuangan
Daerah Pada
Dinas
Perhubungan
Kota Bengkulu

19
6. Sahala Analisis Faktor- X1, X2, Y Analisis X1
Purba, Faktor Yang X3, X4 Statistik berpeng
Arison Mempengaruhi Deskriptif, aruh
Nainggolan, Kualitas Laporan dan terhadap
Sella Keuangan Analisis Y
Yorenta Br Pemerintah Linear
Tarigan Daerah (Studi Berganda X2 tidak
Kasus Pada berpeng
Badan Pengelola aruh
Keuangan, terhadap
Pendapatan, dan Y
Aset Daerah
Kabupaten Karo) X3
berpeng
aruh
terhadap
Y

X4
berpeng
aruh
terhadap
Y

7. Amrie Kualitas Laporan X1, X2 Y Teori Regresi X1


Firmansyah, Keuangan di Legitimasi Logistik berpeng
Muhammad Indonesia; aruh
Rizal Yuniar. Transparasi terhadap
Zef Informasi Y
Arfiansyah Keuangan dan
Karakteristik X2
Pemerintah berpeng
Daerah aruh

20
terhadap
Y
8. Priyono, Determinan X1, X2, Y Analisis X1
Siti Persepsi Kualitas X3, X4 PLS berpeng
Muthmainah Laporan (Partial aruh
Keuangan Least terhadap
Satuan Kerja Square) Y
Kementrian
Negara/Lembaga X2 tidak
di Semarang berpeng
aruh
terhadap
Y

X3
berpeng
aruh
terhadap
Y

X4
berpeng
aruh
terhadap
Y
9. Jinsol Park, The effects of X1 Y Analisis X1 has a
Hakyeon high-quality PLS positive
Lee, J.S financial (Partial effect on
Butler & reporting on Least Y
Dwight municipal bond Square)
Denison ratings: evidence
from US local
governments

21
10. Yu-lin Hsu, Corporate X1, X2 Y X1 has a
Ya- Chih governance and negative
Yang financial effect on
reporting quality Y
during the
COVID-19 X2 has a
pandemic negative
effect on
Y

11. Yohanes The Role of X1, X2, X3 Y Analysis X1 has a


Susanto, HRM Factors in Structural positive
Dheo Improving Equation effect on
Rimbano Performance Modelling Y
Analysis of (SEM)
Local X2 has a
Government positive
Financial effect on
Reports Y

X3 has a
positive
effect on
Y

22
12. La Ode Determinants Of X1, X2, Y Agency Linear X1 has a
Anto, Indha The Quality Of X3, X4, X5 Theory Regression positive
Novitasari Financial Analysis and
Yusran Reports significa
nt effect
on Y

X2 has a
positive
and
significa
nt effect
on Y

X3 has a
positive
and
significa
nt effect
on Y

X4 has a
positive
and
significa
nt effect
on Y

X5 has a
positive
and
significa
nt effect

23
on Y

13. Basyiruddin Determinants X1, X2, Y Agenchy AIS and X1 has a


Nur, Roy and X3, X4, Theory competence positive
Sembel Measurement X5, X6, X7 on the effect on
Khomsiyah, Quality of the quality of Y
Juniati Financial FSLGs,
Gunawan Statements of with GGG X2 has a
Local positive
Governments in effect on
Indonesia Y

X3 has a
positive
effect on
Y

X4 has a
positive
effect on
Y

X5 has a
positive
effect
on Y

X6 has a
positive

24
effect on
Y

X7 has a
positive
effect on
Y

14. Ellen Transparency of X1, X2, X3 Y Agenchy Linear X1 has a


Haustaen, local government Theory Regression positive
Peter C. financial Analysis and
Lorson statements: significa
Analyzing nt effect
citizens’ on Y
perceptions
X2 has a
positive
and
significa
nt effect
on Y

X3 has a
positive
and
significa
nt effect
on Y

25
15. Qingkai The Impact of X1, X2 Y PLS X1 has
Dong Audited (Partial no effect
Financial Least on Y
Statements on Square)
Local X2 has
Governments: no effect
Evidence from on Y
US School
Districts

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan Daerah Terhadap


Kepercayaan Masyarakat
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan organisasi
sektor publik merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik.
Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan
implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah
satunya adalah informasi akuntansi berupa laporan keuangan (Mardiasmo, 2002). Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan (2005) menyebutkan bahwa tujuan penyusunan laporan
keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumberdaya yang
dipercayakan kepadanya, dengan: 1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan
penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; 2) Menyediakan
informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya
dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; 3) Menyediakan
informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas
pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; 4) Menyediakan informasi mengenai
bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan
kasnya; 5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; 6) Menyediakan informasi

26
mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Komponen pelaporan keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary
reports) dan laporan keuangan Komponan pelaporan keuangan merupakan satu set
laporan, terdiri dari: (1) Laporan Realisasi Anggaran; (2) Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih; (3) Neraca; (4) Laporan Operasional; (5) Laporan Arus Kas; (6)
Laporan Perubahan Ekuitas; (7) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan
memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban entitas pelaporan
pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya ekonomi selama periode berjalan.
Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan
entitas pelaporan dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di masa mendatang.
Entitas pelaporan menyajikan informasi untuk membantu para pengguna dalam
memperkirakan hasil operasi entitas dan pengelolaan aset, seperti halnya dalam
pembuatan dan evaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya ekonomi. Penyajian
laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting. Pengungkapan atas informasi ini
merupakan suatu elemen dasar dari transparansi fiskal dan akuntabilitas (Diamond,
2002).
Berbasis uraian diatas dapat dikonklusikan ssebagai berikut:
H1 : Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan Daerah Berpengaruh positif terhadap
Kepercayaan Masyarakat
2.4.2 Pengaruh Transparansi Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap
Kepercayaan Masyarakat
Transparansi artinya keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang
terkait dengan aktivitas pengelolaan sumberdaya publik kepada pihak–pihak yang
membutuhkan informasi. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi keuangan dan
informasi lainya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak–pihak
yang berkepentingan. Transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah merupakan
pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam hubungannya dengan pengelolaan
keuangan daerah kepada publik secara terbuka dan jujur melalui media.
Pertanggungjawaban pemerintah daerah yang transparansi dan akuntabilitas terhadap
penyajian laporan keuangan, diharapkan dapat diakses oleh berbagai pihak yang
berkepentingan dengan anggapan bahwa publik berhak mengetahui informasi tersebut.
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk

27
didalamya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
tersebut. Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban, dan
pengawasan keuangan daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 menjelaskan bahwa asas
umum pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut:
1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat;
2) Secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan daerah
dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti
administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan;
3) Taat pada peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah bahwa pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan
perundangundangan;
4) Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian hasil program
dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran
dengan hasil;
5) Efisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian keluaran yang
maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk
mencapai keluaran tertentu;
6) Ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pemerolehan masukan
dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah;
7) Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prinsip keterbukaan
yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses
informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah;
8) Bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perwujudan
kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan;
9) Keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keseimbangan distribusi
kewenangan dan pendanannya dan atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban
berdasarkan pertimbangan yang obyektif;

28
10) Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindakan atau suatu sikap
yang dilakukan dengan wajar dan proporsional;
11) Manfaat untuk masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa
keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Berbasis uraian diatas dapat dikonklusikan sebagai berikut:
H2 : Kualitas Pengungkapan Transparansi Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Berpengaruh positif terhadap Kepercayaan Masyarakat

29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Identifikasi Variabel Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian kuantitatif ,yaitu jenis penelitian yang
menghasilkan temuan-temuan baru yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur secara statistik atau cara lainnya dari suatu kuantifikasi(pengukuran).
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif lebih memusatkan perhatian pada
beberapa gejala yang mempunyai karakteristik tertentu didalam kehidupanmanusia, yaitu
variabel. Dalam pendekatan kuantitatif hakikat hubungan diantara variabel-variabel
selanjutnya akan dianalisis dengan alat uji statistic serta menggunakan teori yang
objektif, dimana penelitian ini membahas pengaruh, hubungan antara dua variable atau
lebih dan perbedaan antar variabel (Jaya,2020)
Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu Kualitas Pengungkapan Laporan
Keuangan Daerah (X1) dan Transparansi Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
(X2). Sedangkan Kepercayaan Masyarakat merupakan Variabel Dependen.
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penyajian laporan keuangan yaitu suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Aksesibilitas laporan keuangan adalah kemampuan
untuk memberikan akses bagi stakeholder untuk mengetahui atau memperoleh laporan
keuangan sebagai bagian dari partisipasi stakeholder. Transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah adalah tingkat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
daerah yang bersifat komprehensif dan mencakup aspek kebijakan serta penggunaan
anggaran kepada publik. Pengukuran variabel menggunakan skala likert dimana
responden menyatakan pendapatnya terhadap pernyataan. Skor jawaban adalah dari 1
sampai dengan 5. Skor 1 = sangat tidak setuju, Skor 2 = tidak setuju, Skor 3 = netral,
Skor 4 = setuju, Skor 5 = sangat setuju.
3.3 Populasi dan Sampel Populasi
Populasi penelitian ini yaitu pengguna eksternal laporan keuangan (pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan) Pemerintah Kabupaten Demak. Sampel
penelitian ini sebanyak 100 orang responden yang terdiri dari pegawai Pemkot Demak ,
Mayarakat Kabupaten Demak, Dosen Perguruan Tinggi di Kota Demak, dan Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan Akuntansi Syariah. Kriteria dan alasan
pemilihan sampel yaitu:

30
1) Pegawai pemerintah kabupaten Demak sebagai pengguna laporan keuangan yang
disajikan pemerintah daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pegawai pemkot yang dijadikan responden adalah mereka yang telah
bekerja lebih dari 2 tahun.
2) Akademi dan mahasiswa selaku stakeholder pemerintah merupakan pengguna
potensial laporan keuangan pemerintah kabupaten Demak yang mempunyai rentang
variabilitas pemahaman dan kepedulian akan laporan keuangan yang cukup tinggi.
Mahasiswa yang dijadikan responden adalah mereka yang minimal berada di
semester empat.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan metoda survey melalui
penyebaran kuesioner yang diberikan kepada responden yang diteliti dalam penelitian
ini.
3.5 Metode Analisis Data Metode
Analisis data yang digunakan meliputi uji penyimpangan asumsi klasik dan
analisis regresi berganda. Uji penyimpangan asumsi klasik terdiri dari uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji normalitas.
Sedangkan model persamaan regresi penelitian ini yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
dimana:
Y = Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Demak
X1 = Kualitas Pengungkapan laporan keuangan daerah
X2 = Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
3.6 Pengembangan Instrumen
1. Statisitik Deskriptif
Statisitik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean) , standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
dum, range, kartosis dan skewness
2. Uji kualitas data
a. Uji validitas

31
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisoner.
S uatu kuisoner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisoner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisoner tersebut. Dasar
pengambilan keputusan dikatakan valid atau tidak valid:
1) Jika r hitung> r tabel dan nilai positif maka pertanyaan tersebut
dinyatakan valid
2) Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisoner yang merupakan 24
indikator dari variabel. Suatu kuisoner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu, dengan dasar pengambilan keputusan:
a. Apabila masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban
tidak acak dikatakan reliabel
b. Apabila masing-masing pertanyaan dijawab secara tidak konsisten atau acak
dikatakan tidak reliable (Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan
program IBM SPSS, 2018)

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji model regresi yang digunakan, maka harus terlebih dahulu
memenuhi uji asumsi klasik dimana terdapat jenis pengujian pada uji asumsi
klasik ini, diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable penggangu atau residual memiliki distribusi normal, seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Dengan analisis grafik salah satu cara termudah adalah
dengan melihat grafik histogram dan dengan yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola ditribusi normal,

32
maka model regresi tidak memenuhi, asumsi normalitas. Uji statistic juga
dapat digunakan untuk menguji normalitas residu adalah uji statistic non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov dengan nilai tingkat signifikan 0,05.
b. Uji multikolinearitas
Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen:
1) Besarnya variance inflaction factor(VIF), yang menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance <10 atau sama dengan nilai >10
2) Besarnya varianceinflationfactor(VIF),yang menunjukkan tidak adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance >10 atau sama dengan nilai <10
c. Uji heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika berbeda
disebut heteroksiditas
1) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS,
2018)

33

Anda mungkin juga menyukai