Disusun oleh :
Salma Nur Azizah
NIM : 31401800156
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of the regional financial accounting system on
the quality of financial reports on the performance accountability of local government
agencies in the Semarang City Trade Office. The sample is an employee from the Semarang
City Trade Office. Sampling technique using purposive sampling in this study is the staff
of the finance department of the agency. Data were collected using a questionnaire which
was distributed directly to the respondents. The analytical method used is descriptive
analysis method with a qualitative approach. The result of this research is that the financial
accounting system has an effect on the quality of financial reports.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal dengan
judul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pada Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah. Penyusunan
proposal ini sebagai penilaian tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Metodologi
Penelitian. Penulis menyadari bahwa dalam menulis proposal ini mungkin banyak sekali
kekurangan atau bahkan ada juga beberapa kata yang tidak sinkron satu dengan yang lain.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang telah
mendukung, memberi masukan agar proposal ini menjadi lebih baik. Namun harapan dari
penulis, semoga proposal ini bisa menjadi tambahan nilai mata kuliah Metodologi
Penelitian.
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
ABSTRAK ........................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 3
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. 6
DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 7
Bab I .................................................................................................................................................. 8
Pendahuluan ..................................................................................................................................... 8
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................................... 11
BAB II .............................................................................................................................................. 13
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 13
2.1 Landasan Teori....................................................................................................................... 13
2.1.1 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ................................................................................ 13
2.1.2 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan.................................................................... 13
2.1.3 Penelitian Terdahulu ....................................................................................................... 14
2.1.4 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis ...................................................................... 15
2.1.5 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................................................ 16
BAB III ............................................................................................................................................. 17
METODE PENELITIAN ....................................................................................................................... 17
iii
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................................................ 16
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................................ 14
v
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia telah memasuki masa rehabilitasi sebab krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Seluruh pihak - pihak yang terkait di dalamnya termasuk pemerintah mencoba menangani
hal ini dengan melakukan reformasi di segala bidang. Akuntabilitas diyakini mampu
mengubah keadaan pemerintahan yang tidak dapat memberikan pelayanan publik secara
baik serta tatanan pemerintahan yang demokratis. Akuntabilitas menggambarkan
komitmen pemerintah dalam melayani publik. Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
daerah yakni pelaksanaan kewajiban dari instansi pemerintahan untuk mempercayakan
misi organisasi dalam mencapai suatu tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan secara
periodik. Akuntabilitas mengisyaratkan pengambilan keputusan berperilaku sesuai dengan
amanah yang diterima. Berkenaan dengan hal tersebut penciptaan akuntabilitas publik
harus dilaksanakan dalam akuntansi pemerintahan untuk menciptakan good governance
Agar akuntabilitas terjamin maka diperlukan sistem akuntansi keuangan yang baik, efektif
dan efisien (Autoridad Nacional del Servicio Civil, 2021).
Dalam konsep ekonomi daerah, value for money harus diaplikasikan dalam pengelolaan
keuangan daerah serta anggaran daerah, untuk mendorong dilakukan nya pengelolaan dana
(public money) yang mendasarkan pada konsep value for money. Transparansi merupakan
kelangsungan pemerintah dalam mewujudkan kebijakan keuangan daerah dan dikontrol
oleh DPRD serta masyarakat. Transparansi pengelolaan keuangan daerah akan
melaksanakan horizontal accountability antara pemerintah daerah dengan masyarakatnya
sehingga tercipta pemerintahan daerah yang akuntabel dan responsive terhadap aspirasi dan
kepentingan masyarakat lainnya. Transparansi dan akuntabilitas publik menjadi unsur
pertimbangan utam penerapan sistem akutansi keuangan daerah. Menurut PP No 11 Tahun
2001 tentang informasi keuangan daerah, akan tetapi cambuk bagi pemerintah agar
pertanggung jawaban keuangan daerah kepada masyarakat lebih transparan. (Purba, 2018)
1
pelaporan yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintah daerah. Penerapan
sistem akuntansi dalam menyusun laporan keuangan daerah, sangat mempengaruhi kualitas
laporan keuangan. Dengan adanya sistem akuntansi pemerintah daerah dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan daerah untuk mewujudkan suatu
tata pemerintahan yaitu good corporate governance. Laporan Keuangan pemerintah daerah
sebagai bentuk pertanggungjawaban harus disusun dan disajikan dalam sebuah sistem
akuntansi pemerintah daerah yang handal. Pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Sistem Keungan daerah
dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). (V.Wiranata Sujarweni,
2015)
Laporan keuangan yakni salah satu dari bukti konkrit perwujudan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan. Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan
realisasi anggaran, neraca, arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
pemerintah daerah dibuat oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan daerah (SKPD). Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah, bentuk dari suatu pertanggungjawaban pemerintahan daerah
kepada masyarakat untuk melaksanakan fungsi pembangunan dalam bentuk rangkaian
program serta kegiatan yang menjelaskan kinerja keuangan organisasi perangkat daerah
secara keseluruhan. Pemerintah daerah sebagai pengelola dana harus menyediakan
informasi keuangan yang diperlukan secara akurat dan dapat dipercaya oleh masyarakat.
Menurut PP No. 71 Tahun 2010 tujuan umum laporan keuangan yaitu menyajikan
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan perubahan suatu
entitas pelaporan yang bermanfaat bagi pengguna dalam mengevaluasi ketentuan mengenai
alokasi sumber daya. (Mahmudi, 2016)
2
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah
sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan pada akuntabilitas kinerja pemerintahan
daerah. Penelitian Rahima Br. Purba (2017), sistem akuntansi keuangan daerah
berpengaruh terhadap Akuntabilitas keuangan. Penelitian Welly Surjono (2017), Sistem
akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas laporan
keuangan daerah. Penelitian Eliana (2017), Penerapan Sitem Akuntansi Keuangan daerah
berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Penelitian Fitri Asri (2018)
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah mempunyai hubungan erat dan berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Penelitian Azima Medina (2017) Transparansi
Publik berpengaruh terhadap Akuntabilitas Keuangan. Penelitian Susilawati (2016) Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah.
Terjadinya permasalahan dalam penyajian laporan keuangan, dilihat dari Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) BPK atas LKPD masih ditemukan kesalahan. BPK menemukan
beberapa LKPD tidak tersusun dengan baik. LKPD yang masih memperoleh opini WDP
dan juga TMP pada umumnya disebabkan karena kurangnya kepedulian atas penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan yang sesuai dengan standar SAP. Permasalahan tersebut
terjadi karena para pejabat tidak bertanggung jawab dalam menaati ketentuan yang
berlaku/belum optimal dalam melakukan setiap tugasnya. Dari temuan permasalahan
tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan dan ketaatan instansi sepenuhnya belum
bisa maksimal. Hal ini menimbulkan dampak negatif kepercayaan publik terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan daerah. Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini yaitu :
3
1. Berkurangnya kepercayaan publik terhadap akuntabilitas instansi pemerintah karena
kurang maksimal/optimal para pejabat dalam menjalankan tugas/kewajibannya
2. Bagaimana pelaksanaan akuntabilitas laporan keuangan di Dinas Perdagangan Kota
Semarang?
3. Bagaimana sistem akuntansi keuangan di Dinas Perdagangan Kota Semarang?
4. Apakah penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah?
5. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem keuangan daerah terhadap kinerja instansi
pemerintah daerah pada Dinas Perdagangan Kota Semarang?
6. Seberapa besar pengaruh penerapan akuntabilitas keuangan terhadap kinerja instansi
pemerintah daerah Dinas Perdagangan Kota Semarang?
7. Seberapa besar pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan
keuangan pada Dinas Perdagangan Kota Semarang?
Berdasarkan penjabaran dari perumusan masalah yang ada diatas, penelitian ini
bertujuan untuk :
Bagi Akademik
4
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan tentang
akuntansi keuangan yang ada di kantor kedinasan, khususnya mengenai pengaruh
Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkat kinerja para pejabat/pegawai agar
tidak terjadi kesalahan karena kurangnya penerapan sistem akuntansi keuangan yang
seharusnya sesuai dengan standar SAP (Standar Akuntansi Publik).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Menurut Erlina (2015) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yaitu sistem akuntansi yang
terdiri dari proses pencatatan, penafsiran dalam hal pelaksanaan (APBD), dilaksanakan
seusai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
Menurut Rahima R.Purba (2017) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah memiliki peran
yang sangat vital dalam memberikan informasi dan disclousure atas aktivitas dan kinerja
financial pemerintah daerah untuk memfasilitasi tercapainya transparansi dan akuntabilitas
publik.
Keputusan Mendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang pedoman pertanggung jawaban
dan pengawasan keuangan daerah APBD mengatakan : “Sistem akuntansi keuangan daerah
(SAKD) yaitu suatu sistem akuntansi yang terdiri dari proses pencatatan transaksi atas
kejadian keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi
Akuntansi keuangan daerah yakni bagian dari akuntansi yang didalamnya juga terdapat
proses pencatatan serta pengidentifikasian transaksi keuangan yang ada di pemerintahan
daerah. Sistem Akuntansi keuangan daerah secara umum terdiri dari 3 sistem pencatatan
yaitu single entry, double entry, triple entry.
6
pemerintahan dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi
pemerintahan.
7
2 Welly Surjono (2017), Pengaruh Variabel : o Terdapat arah
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah o Sistem Akuntansi positif dan tingkat
Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah pengaruh kuat
Keuangan pada Satuan Kerja Dinas o Akuntabilitas antara sistem
Pendapatan dan Pengeluaran Laporan Keuangan akuntansi
Keuangan (DPPK) Pemerintah Teori : keuangan daerah
Daerah Kabupaten Bandung - terhadap
Populasi dan Sampel : akuntabilitas
o Pegawai Dinas laporan keuangan
Pendapatan dan daerah
Pengelolaan
Metode Analisis :
o Metode deskriptif
dengan pendekatan
kuantitatif
3 Eliana (2017), Pengaruh Penerapan Variabel : o Sistem akuntansi
Sistem Akuntansi Keuangan o Penerapan Sistem keuangan daerah
Pemerintah Daerah Terhadap Akuntansi berpengaruh
Kualitas Laporan Keuangan Keuangan Daerah signifikan terhadap
Pemerintah Daerah (Studi Pada o Kualitas Laporan kualitas laporan
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh) Keuangan keuangan Dinas
Teori : Pendidikan
- Provinsi Aceh
Populasi dan Sampel :
o Karyawan/staff
bagian keuangan
yang berjumlah
112 orang yang
berada di Dinas
Pendidikan
Provinsi Aceh
8
Pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pemerintah daerah.
Kinerja pemerintah
daerah
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10