Anda di halaman 1dari 14

makalah Sistem Pengukuran Kinerja Sektor

Publik

Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik

OLEH
NAMA : YEYEN GUSTRIANA
NPM : C1C013029

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan
lancar.
Makalah ini merupakan bentuk tugas tentang sistem pengukuran kinerja
sektor publik mata kuliah Akuntansi Sektor Publik sebagai salah satu penilaian
terhadap proses pembelajaran mata kuliah ASP prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Bengkulu.
Makalah ini membahas mengenai sistem pengukuran kinerja sektor publik ,
tujuan pengukuran sektor publik , indikator ukuran dan langkah-langkah dalam
mengukur kinerja sektor publik Meski dalam penyusunan proposal ini, penulis telah
berusaha dengan maksimal, namun penulis masih merasa memiliki kekurangan
dalam makalah ini, maka dari itu penulis meminta kritik dan saran pembaca
makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bengkulu, Maret 2015

( Penulis )

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................... 3
2.1 Pengukuran kinerja sektor publik .......................................................................... 3
2.2 Tujuan atau manfaat pengukuran kinerja sektor publik.......................................... 4
2.3 Indikator kinerja dan pengukuran value for
money .............................................. 6
2.4 Langkah-langkah pengukuran kinerja sektor
publik............................................... 10
BAB III
PENUTUP................................................................................................... .13
3.1
Kesimpulan............................................................................................................. .
13

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah
dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas
terukur . Sebagaimana diatur dalam UU No.17/2003, pada rancangan undang-
undang atau peraturan daerah tentang Laporan Keuangan pemerintah pusat/daerah
disertakan informasi tambahan mengenai kinerja instansi pemerintah. Hal ini
seiring dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan
dengan mengidentifikasikan keluaran (output) dan hasil (outcome)5 dari setiap
kegiatan/program dengan jelas.
Dalam konsep penggunaan anggaran pemerintah, pengukuran kinerja juga
merupakan salah satu cara untuk mewujudkan akuntabilitas. Akuntabilitas bukan
hanya soal pembelanjaan uang publik melainkan juga apakah uang publik tersebut
telah digunakan secara ekonomis, efisien dan efektif.Sistem anggaran sektor publik
dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan multi-fungsi yang
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut terutama
tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran
sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter
sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan
pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan
atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami
banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan
berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan
perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat
beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor
publik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengukuran kinerja sector publik?
2. Apa tujuan pengukuran kinerja sector publik?
3. Apa indicator ukuran dalam pengukuran kinerja sector publik?
4. Apa saja langkah-langkah dalam pengukuran kinerja sector publik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul Sistem Pengukuran Kinerja Sektor
Publikadalah sebgai berikut :
1. menjelaskan konsep pengukuran kinerja sector publik;
2. mengerti dan memahami tujuan pengukuran kinerja sector public;
3. dapat mengetahui indicator pengukuran kinerja sector publik;
4. mempraktikan langkah-langkah dalam pengukuran kinerja sector
publik,

BAB II
PEMBAHASAN
.
2.1 Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planning suatu organisasi
Pengukuran kinerja adalah alat untuk menilai kesuksesan organisasi. Dalam
konteks organisasi sektor publik, kesuksesan organisasi itu akan digunakan untuk
mendapatkan legitimasi dan dukungan publik. Masyarakat akan menilai
kesuksesan organisasi sektor publik melalui kemampuan organisasi dalam
memberikan pelayanan publik yang relatif murah dan berkualitas.
Pelayanan publik tersebut menjadi bottom line dalam organisasi sektor
publik. Pengukuran kinerja sektor publik digunakan untuk menilai prestasi manajer
dan unit organisasi yang dipimpinnya.
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai Akuntabilitas organisasi
dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Sistem
pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja diperkuat dengan
menetapkan reward and punishment system.
Pengukuran kinerja sektor publik yang dikemukakan oleh Mardiasmo
(2004:121) dalam buku Akuntansi Sektor Publik , bahwa: Pengukuran kinerja
sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud:
1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki
kinerja pemerintah. Ukuran kinerja yang dimaksusdkan untuk dapat membantu
pemerintah berfokus kepada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan
pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagan.
Sedangkan yang dikemukakan oleh Indra Bastian (2006:275) dalam
bukunya Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, bahwa:
Pengukuran kinerja adalah suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Dengan demikian, melalui pengukuran kinerja organisasi, dasar
pengambilan keputusan yang masuk akal dapat dikembangkan dan
dipertanggungjawabkan oleh perusahaan. Oleh pihak legislatif, ukuran kinerja
digunakan untuk kelayakan biaya pelayanan(cost of service) yang dibebankan
kepada masyarakat penggguna jasa publik. Masyarakat tentu tidak mau terus
menerus ditarik pungutan sementara pelayanan yang mereka terima tidak ada
peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik.
Masyarakat menghendaki pemerintah dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik dengan biaya yang lebih rendah (do more with less). Kinerja sektor
publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat
digunakan untuk menunjukan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan sektor
swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak intangible
output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor
publik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kinerja non- finansial.
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi
dan manajer dalam pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas disini bukan
sekedar kemampuan menunjukkan uang publik dibelanjakan, akan tetapi juga
meliputi kemampuan menunjukan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan
secara ekonomies, efisien, dan efektif.

2.2 Tujuan atau Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik


Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat pencapaian kinerja. Maka
untuk dapat mencapai kinerja yang baik diperlukan tujuan yang jelas. Bila
dilakukan secara berkesinambungan pengukuran kinerja akan memberikan umpan
balik sehingga upaya perbaikan yang terus menerus akan mencapai keberhasilan
yang perusahaan inginkan untuk kedepannya.
Menurut Mardiasmo (2004:122) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik
bahwa tujuan pengukuran kinerja sektor publik adalah :
Secara umum, tujuan sistem pengukuran kinerja adalah:
a. Untuk mengkomunikasikan strategi dengan lebih baik (top down and bottom up).
b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga
dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
manajer bawah serta memotivasi dan untuk mencapai goal congruence.
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasional.
e. Untuk menciptakan Akuntabilitas Publik. Pengukuran kinerja merupakan salah
satu alat untuk mendorong terciptanya Akuntabilitas Publik. Pengukuran kinerja
menunjukan seberapa besar kinerja manajerial dicapai, seberapa bagus kinerja
finansial organisasi dan kinerja lainya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas.
Kinerja tersebut harus diukur dan dilaporkan dalam bentuk laporan
kinerja.Setelah tujuan pengukuran kinerja dicapai maka perusahaan akan mendapat
manfaat langsung yaitu seperti yang dikemukakan oleh Mardiasmo (2004:122)
dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik, bahwa: Manfaat pengukuran kinerja
sektor publik dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya
dengan target kinerja serta serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki
kinerja.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara objektif atas
pencapaian yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati.
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
Sedangkan menurut Indra Bastian (2006:275) dalam bukunya Akuntansi
Sektor Publik: Suatu Pengantar mengemukakan bahwa tujuan atau manfaat dari
pengukuran kinerja
adalah bahwa: Manfaat atau tujuan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
1. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk
pencapaian kinerja.
2. Memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati.
3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya
dengan skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang dicapai
setelah dibandingkan dengan skema indikator kinerja yang telah disepakati.
5. Menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki kinerja organisasi.
6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi.
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi perusahaan.
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
9. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan.
10. Menungkap masalah yang terjadi.
Dengan demikian menurut kedua kutipan diatas dapat penulis simpulkan
bahwa penerapan skema indikator kinerja perlu adanya artikulasi dari tujuan, visi,
misi, sasaran dan hasil program yang dapat diukur dan jelas manfaatnya.
Karena akurasi keputusan dapat dihasilkan dengan dukungan informasi
yang baik. Dengan adanya pengukuran kinerja sektor publik memberikan manfaat
yang pasti terhadap jalannya kinerja pemerintah.
2.3 Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for Money
Indikator kunci atas kinerja sektor publik adalah hal mendasar dalam
pengukuran kinerja sektor publik. Suatu indikator kunci atas kinerja sektor publik
yang disediakan oleh agen sektor publik harus memperhatikan kriteria sebagai
berikut (Harun, 2009):
a. Relevan. Sebuah indikator kunci harus memiliki sebuah hubungan yang logis
dengan keperluan pihak yang membutuhkan. Indikator yang ada harus memiliki
hubungan yang jelas dengan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu agen
sektor publik. Untuk menilai keseluruhan kinerja suatu agen publik maka
dibutuhkan indikator kunci yang secara komprehensif menunjukkan aktivitas kunci
dari agen publik tersebut.
b. Kepatutan. Indikator yang disediakan harus dapat menunjukkan kepada
pemakai apakah suatu agen sektor publik telah melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu yang menjadi kewajibannya dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Indikator ini juga dapat mengungkapkankinerja relatif antara suatu agen
publik tertentu dengan agen publik sejenis
lainnya.
c. Adanya sistem dokumentasi yang sistematis. Informasi indikator kinerja harus
didokumentasikan secara sistematis yaitu: hubungan antara indikator dengan tujuan
agen; adanya penjelasan yang mengungkapkan mengapa suatu indikator kinerja
tertentu menjadi indikasi kunci atas kinerja suatu agen sektor publik; bagaimana
hubungan output dengan outcome.
d. Valid dan terpercaya. Suatu indikator kunci akan dipercaya jika dapat
dikuantitatifkan. Selain itu indikator tersebut harus tidak bias dan dapat diverifikasi
oleh pihak independen.
Indikator kinerja bisa berbeda untuk setiap organisasi, namun setidaknya
ada persyaratan umum untuk terwujudnya suatu indikator yang ideal. Menurut
Palmer (1995), syarat-syarat indikator yang ideal adalah sebagai berikut:
1. Consitency. Berbagai definisi yang digunakan untuk merumuskan indicator
kinerja harus konsisten, baik antara periode waktu maupun antar unit-unit
organisasi.
2. Comparibility. Indikator kinerja harus mempunyai daya banding secara layak.
3. Clarity. Indikator kinerja harus sederhana, didefinisikan secara jelas dan mudah
dipahami.
4. Controllability. Pengukuran kinerja terhadap seorang manajer publik harus
berdasarkan pada area yang dapat dikendalikannya.
5. Contingency. Perumusan indikator kinerja bukan variabel yang independen dari
lingkungan internal dan eksternal. Struktur organisasi, gaya manajemen,
ketidakpastian dan kompleksitas lingkungan eksternal harus dipertimbangkan
dalam perumusan indikator kinerja.
6. Comprehensiveness. Indikator kinerja harus merefleksikan semua aspek
perilaku yang cukup penting untuk pembuatan keputusan manajerial.
7. Boundedness. Indikator kinerja harus difokuskan pada faktor-faktor utama yang
merupakan keberhasilan organisasi.
8. Relevance. Berbagai penerapan membutuhkan indicator spesifik sehingga
relevan untuk kondisi dan kebutuhan tertentu.
9. Feasibility. Target-target yang digunakan sebagai dasar perumusan indikator
kinerja harus merupakan harapan yang realistik dan dapat dicapai.
Sementara itu, syarat indikator kinerja menurut BPKP (2000) adalah
sebagai berikut:
1. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi.
2. Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitaitf,
yaitu dua atau lebih mengukur indicator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
3. Relevan, indikator kinerja harus menangani aspek-aspek obyektif yang relevan.
4. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan
masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses.
5. Harus cukup flesibel dan sensitive terhadap perubahan/penyesuaian
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan
6. Efektif. Data/informasi yang berkaitan dengan indicator kinerja yang
bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang
tersedia.
istilah ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan istilah indikator
kinerja. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung.
Sedangkan indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung,
yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja. Untuk dapat
mengukur kinerja pemerintah, maka perlu diketahui indikator-indikator kinerja
sebagai dasar penilaian kinerja. Mekanisme untuk menentukan indikator kinerja
tersebut memerlukan hal-hal sebagai berikut:
Perencanaan dan pengendalian
Sistem perencanaan dan pengendalian meliputi proses, prosedur dan struktur
yang memberi jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan
dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi dengan menggunakan rantai
komando yang jelas yang didasarkan pada spesifikasi tugas pokok dan fungsi,
kewenangan serta tanggung jawab.
Spesifikasi teknis dan standardisasi
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan menggunakan
spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagai standart penilaian.
Kompetensi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi
yang ditetapkan, maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi dan
profesional dalam bekerja.
Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman
( reward & punishment ) yang bersifat finansial, sedangkan mekanisme pasar
terkait dengan penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya value for
money. Ukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan
dan hukuma ( alat pembinaan )

Mekanisme sumber daya manusia


Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi stafnya
untuk memperbaiki kinerja personal dan organisasi.
Value for Money
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik
yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas.
Ekonomi adalah pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu
pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input
value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu
atau penggunaan input yang rendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau
target yang telah ditetapkan.
Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan outcome dengan output.
Efisiensi merupakan salah satu bagian indikator kinerja valuey for money
yang dapat diukur dengan output dan input. Di mana semakin besar rasio tersebut
maka semakin efisien suatu organisasi dan bersifat relatif. Efektivitas adalah
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai
tujuannya, maka organisasi itu berjalan secara efektif. Sedangkan ekonomis hanya
menekankan kepada input.
Manfaat implementasi konsep Value For Money pada organisasi sektor
publik antara lain:
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan
yang diberikan tepat sasaran
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik;
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi
dan
4. terjadinya penghematan dalam penggunaan input;
5. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik;
dan
6. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public cost
awareness) sabagai akar pelaksanaan Akuntabilitas Publik

Tiga Pokok Bahasan Dalam Indikator Value For Money


Berikut ini akan dijelaskan mengenai konsep value for money atau yang
dikenal dengan 3E.
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of input). Dengan kata
lain ekonomi adalah prakti pembelian barang dan jasa input dengan tingkat
kualitas tertentu pada harga terbaik yang memungkinkan (spending less)
Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisien
dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan
terhadap input yang digunakan (cost of output). Indikator efisiensi, adalah suatu
indikator yang menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh
suati unit organisasi ( misalnya : staff, upah, biaya administratif ) dan keluaran
yang dihasilkan indikator tersebut memberikan informasi tentang konversi
masukan menjadi keluara ( yaitu : efisiensi dari proses internal )
Efektivitas, pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target
kebijakan. Indikator efektivitas, adalah suati indikator yang menggambarkan
jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam
mencapai tujuan program.
7. Dari uraian diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa ketiga pokok bahasan
dalam value for money sangat terkait dengan yang lainnya, Ekonomi membahas
input, efisiensi membahas input dan output, dan efektivitas
membahas outputdan outcome. Hubungan ini dapat digambarkan sebagai contoh
gambar dibawah ini.
2.4 Langkah-langkah Pengukuran kinerja sector publik
Pengukuran Ekonomi
Pengukuran ekonomi hanya memperhatikan keluaran yang didapat, sedangkan
pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.
Ekonomi merupakan ukuran relatif, Pertanyaan sehubungan dengan pengukuran
ekonomi adalah :
1. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dilanggarkan
oleh organisasi ?
2. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain
yang sejenis yang dapat diperbandingkan ?
3. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya
secara optimal ?
Pengukuran Efisiensi
Pengukuran Efisiensi. Efisiensi merupakan hal penting dari tiga pokok
bahasan Value for Money. Efisiensi diukur antara output dengan input. Semakin
besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.
Rasio Efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam
bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B. Unit A lebih efisien
dibanding unit tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara :
Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output.
Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan mata uang.
Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah mata uang ataupun satuan
fisik. Dalam pengukuran kinerja Value for Money, efisiensi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Efisiensi alokasi
2. Efisiensi teknis (manajerial)
Pengukuran Efektivitas
Pengukuran Efektivitas. Efektivitas merupakan ukuran berhasil atau
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil
mencapai tujuanya, maka oragnisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan
efektif. Hal terpenting adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa
besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh
melebihi dari yang telah dianggarkan, bisa juga dua kali lebih besar dari apa yang
telah dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan
telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran Outcome
Pengukuran Outcome. Outcome adalah dampak suatu program atau proyek
terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output
hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat,
sedangkan outcome mengukur kualitas outputdan dampak yang dihasilkan.
Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu:
a. Peran retrospektif
Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, analisis
retrospektif memberikan bukti terhadap realisasi yang baik (good management).
Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan terget di masa yang akan
datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga
digunakan untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program atau
proyek yang perlu dilaksanakan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan
untuk melaksanakan program tersebut.
b. Peran prospektif
Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Sebagai
peran prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan
alokasi sumber daya publik. Analisis Retrospektif memberikan bukti terhadap
praktik yangbaik ( good management ). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk
menetapkan target di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan
praktik yang terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu
pembuat keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksanakan dan
metode mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja merupakan
salah satu alat pengendalian organisasi karena diperkuat dengan adanya mekanisme
reward dan punishment. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk
membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber
daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya
akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for money.
Kinerja pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan
pengukuran value for money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi
sumber daya, efisiensi dalam penggunaan sumber daya dan hasil yang maksimal,
serta efektifitas dalam penggunaan sumber daya.

http://yeyengustriana.blogspot.co.id/2015/03/makalah-sistem-pengukuran-kinerja.html

Anda mungkin juga menyukai