Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis dengan hati terbuka mengharapkan saran-saran dan kritikan-kritikan
yang membangun demi kesempurnaan pada makalah yang akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan
dan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata Penulis mengharapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang memerlukannya.

Yogyakarta, 15 Oktober 2020


Hormat Kami,

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3. Manfaat Penulisan................................................................................... 1
1.4. Sistematika Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Anggaran Sektor Publik ....................................................... 4
2.2. Fungsi Anggaran Sektor Publik ............................................................. 5
2.3. Tujuan dan Karakteristik Anggaran Sektor Publik ................................ 8
2.4. Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik ....................................................... 9
2.5. Prinsip-prinsip dalam Penganggaran Sektor Publik ............................... 9
2.6. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ......................................... 10
2.7. Prinsip-prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran ...................................... 11
2.8. Pendekatan Penganggaran pada Sektor Publik ...................................... 12
2.9. Perkembangan Teori Penganggaran Sektor Publik ................................ 20
2.10. Penganggaran dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) ......................... 26

BAB III KESIMPULAN


3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 28

2
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Setiap perusahaan pasti melakukan kegiatan penganggaran. Sistem penganggaran
merupakan insrumen dari mekanisme birokrasi pada suatu organisasi yang berfungsi sebagai
alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam bentuk barang dan jasa yang ada ke dalam
anggota organisasi.

Dalam konteks negara sebagai sebuah organisasi, maka sistem penganggaran


merupakan alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam bentuk barang dan jasa yang ada
ke dalam masyarakat.

Sesuai dengan perkembangan sistem administrasi publik dan tuntutan masyarakat


dalam konteks sistem sosial dan politik tertentu, berkembanglah sistem penganggaran negara
atau yang dapat juga disebut dengan penganggaran sektor publik.

Atas uraian fenomena tersebut maka ditulis suatu makalah untuk membahas lebih lanjut
tentang fenomena ini.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian anggaran sektor publik ?
2. Apa fungsi anggaran sektor publik ?
3. Apa tujuan dan karakteristik anggaran sektor publik ?
4. Apa saja jenis-jenis anggaran sektor publik ?
5. Apa saja prinsip-prinsip dalam penganggaran sektor publik ?
6. Apa saja proses penyusunan anggaran sektor publik ?
7. Apa saja prinsip-prinsip pokok dalam siklus anggaran ?
8. Apa saja pendekatan penganggaran pada sektor publik ?
9. Bagaimana perkembangan teori penganggaran sektor publik ?
10. Apa itu penganggaran dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) ?
BAB III
KESIMPULAN

Sistem penganggaran merupakan instrument dari mekanisme birokrasi pada suatu


organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam bentuk
barang dan jasa yang ada ke dalam anggota organisasi. Sesuai dengan perkembangan sistem
administrasi publik dan tuntutan masyarakat dalam konteks sistem sosial dan politik tertentu,
berkembanglah sistem penganggaran Negara (Bastian, 2006) atau yang dapat juga disebut
dengan penganggaran sektor publik.

Begitu pentingnya aktivitas penganggaran ini pada organisasi sektor publik, banyak
teori penganggaran muncul dari teori-teori dalam administrasi publik. Gibran dan Sekwat
(2009) berpendapat bahwa teori penganggaran yang ada selama ini belum lengkap dan perlu
pendekatan alternatif dalam mengembangkan teori penganggaran di masa mendatang.

Penjelasan di atas juga menghasilkan definisi anggaran baru yang dirangkum dari
berbagai literatur akuntansi sektor publik, yaitu bahwa anggaran adalah dokumen yang berisi
estimasi kinerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran
moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa lalu
sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja. Anggaran dalam akuntansi berada di
dalam lingkup akuntansi manajemen. Mardiasmo (2009) mengidentifikasi beberapa fungsi
anggaran dalam manajemen sektor publik, antara lain anggaran sebagai alat perencanaan,
pengendalian, kebijakan fiskal, politik, koordinasi dan komunikasi, penilaian kinerja,
motivasi dan menciptakan ruang publik.

Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk
tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Anggaran sektor publik harus dapat
merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta dapat
menentukan penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
Anggaran sektor publik tidak dapat mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Ada
beberapa aspek yang tidak tersentuh oleh anggaran sektor publik, baik nasional maupun local.
Aspek-aspek yang tercakup dalam anggaran sektor publik adalah: aspek perencanaan, aspek
pengendalian, dan aspek akuntabilitas publik. Penganggaran sektor publik harus diawasi
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Proses penganggaran akan lebih

4
efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight body) yang bertugas untuk
mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.

Dalam perkembangannya tersebut, anggaran sektor publik telah menjadi instrument


kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter
sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan
pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatannya harus
dilakukan dengan cermat dan sistematis. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan
dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Pendekatan-pendekatan tersebut
yaitu sebagai berikut.
1. Pendekatan tradisional
2. Pendekatan new public management
a. Pendekatan kinerja
b. Pendekatan penganggaran program
c. Pendekatan sistem perencanaan dan penganggaran terpadu (planning, programming
dan budgeting system – PPBS)
d. Pendekatan anggaran berbasis nol (zero based budgeting – ZBB)

Gibran dan Sekwat menyatakan bahwa line item budget, penganggaran program,
penganggaran kinerja, dan zero based budgeting semuanya bersifat rasionalitas teknikal.
Gibran dan Sekwat mencatat bahwa secara historis pengarus arus pemikiran yang
menekankan pada analisis sains dan kemajuan teknologi terhadap perkembangan teori
penganggaran publik pada periode tahun 1896-1920 berhasil memisahkan bentuk
penganggaran dari nilai-nilai, perilaku, makna, dan lingkungan social politik. Oleh karena itu,
Gibran dan Sekwat menawarkan pendekatan alternative baru dalam mengembangkan teori
penganggaran yaitu dengan menggunakan pendekatan teori sistem terbuka (open system
theory).

Teori sistem terbuka memulai analisis dengan organisasi secara keseluruhan dan
meneliti perilaku individu dengan melihat lokasi dan fungsi pada sistem yang lebih besar.
Tipologi sistem dapat membantu menjelaskan aktivitas pemerintah sebagai satu kesatuan
susunan interaktif yang menyatukan banyak jaringan internal dan eksternal sosial, politik, dan
ekonomi. Secara eksplisit moden ini mengakui kompleksitas administrasi publik, organisasi,
dan penganggaran serta keterkaitan mereka terhadap masyarakat luas. Pendekatan teori

5
sistem terbuka yang disarankan oleh Gibran dan Sekwat, memberikan usaha riset di masa
mendatang untuk lebih mengkaji teori penganggaran publik tidak hanya dari aspek
rasionalitas teknikal saja, melainkan juga keterkaitannya dengan konteks yang lebih luas,
misalnya nilai dan norma yang berlaku, perilaku, makna, dan factor sosial politik masyarakat.

Dalam konteks pemerintah di Indonesia, teori dan konsep penganggaran yang


digunakan adalah penganggaran berbasis kinerja. Implementasi anggaran berbasis kinerja
mensyaratkan adanya analisis standar belanja (ASB) dan standar pelayanan minimal (SPM).
Kedua instrument tersebut menjadi acuan pemerintah (daerah) untuk menyusun perencanaan
dan penganggaran penyelenggaraan pemerintahan. Dalam mengukur kemampuan keuangan,
pemerintah harus mengetahui kondisi anggaran sebelum mengimplementasikan SPM.
Anggaran memiliki peran penuh dalam implementasi SPM. SPM merupakan dokumen teknis
yang menjadi acuan pemerintah dalam penyediaan pelayanan dasar yang muaranya dapat
menciptakan kesejahteraan masyarakat, yang merupakan tujuan penyelenggaraan pemerintah,
yaitu untuk menyejahterkan masyarakat dan memberikan pelayanan dasar melalui integrasi
antara SPM dalam penganggaran.

Meskipun penganggaran berbasis kinerja memiliki kelemahan secara teoretis


sebagaimana dijelaskan oleh Gibran dan Sekwat, namun konsep penganggaran ini yang
dianggap relevan untuk diterapkan di Indonesai sesuai dengan kondisi saat ini. Sedangkan,
penerapan penganggaran berbasis kinerja mensyaratkan adanya ASB dan SPM sebagai
indikator dan tolak ukur dalam mengukur kinerja anggaran pemerintah. Oleh karena itu,
agenda masa mendatang menurut penulis adalah bagaimana secara terus-menerus melakukan
kajian dan penyempurnaan implementasi penganggaran berbasis kinerja yang berlaku saat
yang disesuaikan dengan kondisi sosial politik di Indonesia. Instrumen-instrumen yang belum
ada atau dalam penyusunan, seperti ASB dan SPM, perlu secara berkelanjutan dilengkapi dan
disempurnakan, agar dampak positif dari penerapan anggaran berbasis kinerja dapat
dirasakan dan jalannya pemerintahan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai