ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan. ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati. ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat. Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit. ANTAM berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan finansial perusahaan. Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis. Sebagai perusahaan pertambangan, ANTAM menyadari bahwa kegiatan operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik. Karakteristik industri pertambangan di Indonesia sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan beroperasi sebagai good corporate citizen sangat penting. Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari konsepsi ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta partisipasi secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu kunci kesuksesan kegiatan pertambangan.
Strategi Kami
Pada dasarnya tujuan kami adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui penurunan biaya seiring dengan usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi kami adalah tetap berfokus pada bisnis inti perusahaan. Manajemen seringkali bertanya pada diri sendiri, Bagaimana kita dapat memperoleh nilai yang maksimal melalui pemanfaatan cadangan yang dimiliki? Pembangunan kekuatan perusahaan menjadi dasar untuk menjamin profitabilitas yang bersifat jangka panjang. Melalui maksimalisasi output produksi, perusahaan dapat meningkatkan pendapatan serta menurunkan tingkat biaya. Kami berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek-proyek pengembangan yang solid, aliansi strategis, akuisisi, serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar menjual bahan mentah dan beralih untuk lebih meningkatkan kegiatan pemrosesan. Kami berusaha untuk mempertahankan kekuatan keuangan perusahaan. Melalui peningkatan perolehan pendapatan, kami dapat memastikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan masa depan, serta memberikan imbal hasil bagi pemegang saham melalui pembayaran dividen.
Struktur Organisasi
Direksi
Ir. Tato Miraza, S.E., M.M. Direktur Utama Bergabung dengan ANTAM di tahun 1992 dan diangkat sebagai Direktur Utama sejak tanggal 30 April 2013. Memiliki gelar sarjana Teknik Metalurgi dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1991 dan memperoleh gelar Magister Manajemen dari Prasetiya Mulia. Menempati berbagai posisi kunci di ANTAM sebelumnya menjadi Assistant Senior Manager Feronikel (2005-2006) dan Project Group Leader of Nickel and Energy Development Project (2006 sampai 26 Juni 2008). Beliau menjabat sebagai Direktur Pengembangan ANTAM sejak 26 Juni 2008 sampai dengan 30 April 2013. Ir. Hendra Santika, M.M. Direktur Pengembangan Bergabung dengan ANTAM sejak 1989 dan diangkat sebagai Direktur pada tanggal 30 April 2013. Memiliki gelar Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Trisakti di tahun 1988 dan memperoleh gelar Magister Manajemen Strategis dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetyia Mulia di tahun 2008. Menempati berbagai posisi kunci di ANTAM dan Entitas Anak ANTAM sebelumnya menjadi Kepala Pabrik FeNi Unit Bisnis Pertambangan Nikel (2002-2005), Energy Project Manager pada Nickel and Energy Development Project (2007-2009) dan Direktur Utama PT Indonesia Chemical Alumina (2009-2013). Djaja M. Tambunan Direktur Keuangan Bergabung dengan ANTAM sejak tahun 2008 dan diangkat sebagai Direktur sejak tanggal 30 April 2013. Memiliki gelar sarjana di Business Administration dari University of Canberra, Australia. Menempati berbagai posisi kunci di sektor finansial selama 17 tahun. Beliau memulai karir di industri perbankan sebagai Assistant Vice President di Citibank dari tahun 1991 sampai 1997. Beliau kemudian menjabat Vice President di Chase Manhattan Bank dari tahun 1997 sampai 2001. Dari tahun 2001 sampai 2006, beliau menjabat Senior Vice President di Hongkong and Shanghai Banking Corporation. Beliau kemudian menjabat Executive Director di JP Morgan Chase Bank, N.A. dari tahun 2006 sampai 2008. Beliau menjabat sebagai Direktur Keuangan ANTAM sejak 26 Juni 2008 sampai dengan 30 April 2013. Ir. Tedy Badrujaman, M.M. Direktur Operasi Bergabung di ANTAM sejak tahun 1992 dan diangkat sebagai Direktur pada tanggal 30 April 2013. Memperoleh gelar sarjana Teknik Tambang Metalurgi dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1991 dan Magister Manajemen Internasional dari Sekolah Tinggi Prasetiya Mulia di tahun 2004. Menempati berbagai posisi kunci di ANTAM sebelumnya yaitu Deputy Senior VP Operation Unit Bisnis Pertambangan Nikel (2005-2008), Senior VP Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara (2008-2012) dan Corporate Secretary Division Head dari tahun 2012.
Sutikno Direktur Sumber Daya Manusia Diangkat sebagai Direktur pada tanggal 30 April 2013. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro di tahun 1985 dan Gelar Pasca Sarjana dari Universitas Indonesia di tahun 1996. Riwayat pekerjaan sebelumnya, yaitu Direktur Keuangan & Administrasi PT Nusantara Regas (Joint Venture Pertamina PT Perusahaan Gas Negara) (2010 sekarang), Direktur Non Eksekutif PT Perusahaan Gas Negara (2008 2010), Direktur Utama PT PT Perusahaan Gas Negara (2006-2008), Direktur Umum & SDM PT PT Perusahaan Gas Negara (2001 2006), Kepala Divisi Anggaran PT PT Perusahaan Gas Negara (1996 2001). Ir. I Made Surata, M.Si Direktur Umum & CSR Bergabung dengan ANTAM sejak tahun 1990 dan diangkat sebagai Direktur sejak tanggal 30 April 2013. Memperoleh gelar sarjana Teknik Geologi dari Universitas Gajah Mada di tahun 1988 dangelar Magister Ilmu Pengembangan Wilayah Pertambangan dan Sumber Daya Mineral dari Universitas Padjajaran di tahun 2007. Menempati berbagai posisi kunci di ANTAM sebelumnya, yaitu Exploration Manager Unit Geomin (2005-2007), Senior Manager Exploration Unit Geomin (2007-2008) and Geomin Unit Head from 2008.
Standar Etika
ANTAM senantiasa mendorong Insan ANTAM untuk terus berperilaku etis sesuai dengan nilai-nilai yang dianut perusahaan. ANTAM terus berkomitmen untuk bertindak dan berperilaku etis baik dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari maupun dalam pengambilan keputusan. Setiap Insan ANTAM berkomitmen untuk menjaga nama baik perusahaan baik di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan dengan tetap mengedepankan Visi dan Misi ANTAM.
Meningkatkan kinerja ANTAM dengan proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan berhati-hati (prudent) dengan selalu memperhatikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengendalikan risiko yang timbul, serta menghindari benturan kepentingan. Meningkatkan profesionalisme dan pengembangan sumber daya manusia ANTAM dengan melakukan penilaian kinerja yang lebih obyektif, transparan dan wajar, serta membangun struktur organisasi yang efisien dengan fungsi, sistem dan pertanggungjawaban yang jelas. Mengoptimalkan potensi dan nilai tambah sumber daya alam secara ekonomis dengan pengelolaan risiko yang lebih efektif. Memastikan bahwa pengelolaan keuangan dilakukan secara prudent dan terkendali, dan menyusun laporan keuangan ANTAM secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dengan suatu sistem pengendalian internal yang handal dan manajemen risiko yang sehat. Meningkatkan kepercayaan investor, kreditur dan pemegang saham dengan selalu melakukan pengkinian data/informasi yang materiil dan relevan secara transparan, akurat, berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Memperhatikan kepentingan stakeholders ANTAM dengan memperjelas hak dan kewajiban masingmasing pihak, serta melaksanakan hubungan usaha yang sehat dan bertanggung jawab. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan ikut berperan aktif melestarikan lingkungan, khususnya di sekitar kegiatan operasi ANTAM.
Struktur tata kelola perusahaan secara garis besar tergambarkan pada organ utama ANTAM yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar ANTAM dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, masing-masing organ mempunyai peran penting dalam penerapan GCG dan menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing untuk kepentingan ANTAM. RUPS merupakan wadah para pemegang saham yang memiliki wewenang yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan ANTAM sesuai amanah yang diberikan, sedangkan Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang memadai terhadap pengelolaan yang dilakukan oleh Direksi serta melakukan penasihatan agar kinerja ANTAM lebih baik. Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Fungsi Direktur Independen pada sistem satu Dewan sebagaimana berlaku di ASX terwakili oleh Dewan Komisaris dalam sistem dua Dewan. Dewan Komisaris dan Direksi ANTAM memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai ANTAM yang menunjukkan keseimbangan hubungan kedua organ tersebut untuk memelihara keberlanjutan usaha ANTAM dalam jangka panjang. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan dilaksanakan oleh ANTAM dengan memberlakukan Pedoman Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Policy), Standar Etika Perusahaan (Code of Conduct, COC), Pedoman Kerja (Charter) Dewan Komisaris, Charter Direksi, Charter-charter Komite Penunjang Dewan Komisaris, Charter Internal Audit, Pedoman Kebijakan Manajemen Perusahaan (Corporate Management Policy), Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko, serta kebijakan-kebijakan lainnya seperti Sistem dan Prosedur Operasional (Standard and Operating Procedure) serta Instruksi Kerja (Work Instructions). Soft structure Good Corporate Governance (GCG) ini dipublikasikan dalam portal internal dan situs ANTAM, serta selalu dikaji secara berkala setiap tahun dan dilakukan revisi untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi ANTAM yang berjalan, praktik terbaik GCG serta penyesuaian terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Anggaran Dasar (AD) Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir pada tanggal 31 Mei 2012 sehubungan dengan, antara lain, penerbitan saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lain dan kewenangan Direksi Perusahaan untuk menetapkan calon anggota direksi dan dewan komisaris pada masing-masing entitas anak dan/atau perusahaan patungan dari Perusahaan. Perubahan ini termuat dalam Akta Notaris Yenni Sari Kusuma S.H., M.Kn., No. 238 tanggal 29 Juni 2012. Perubahan terakhir tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHUAH. 01.10-30742 tanggal 16 Agustus 2012.
Manajemen Risiko
Sebagai wujud komitmen ANTAM dalam penerapan GCG yang efektif, ANTAM telah membentuk Satuan Kerja Risk Management yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama. Dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan risiko bisnis yang material, ANTAM memiliki Kebijakan Manajemen Risiko berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 360.K/02/DAT/2010 yang ditandatangani oleh Direktur Utama tanggal 30 Desember 2010. Kebijakan tersebut bertujuan untuk memberi pedoman kepada pegawai ANTAM untuk secara efektif melakukan proses dan kegiatan manajemen risiko sehingga sesuai dengan peraturan yang berlaku serta memastikan bahwa manajemen dan seluruh pegawai memiliki persepsi serta pemahaman yang sama mengenai konsep manajemen risiko dan adanya kesadaran mengenai pentingnya manajemen risiko yang kontinu sehingga proses manajemen risiko dapat terkoordinasi dan terintegrasi, serta untuk memastikan portofolio inisiatif strategis selaras dengan arahan strategi korporat. Risiko-risiko yang dihadapi ANTAM mencakup: 1. Risiko Negara Hampir seluruh aset dan operasi Perusahaan dan Entitas Anak berada di Indonesia. Perusahaan dan Entitas Anak dapat mengalami dampak negatif bila terjadi perubahan struktur dan kebijakan pemerintahan dan bila terdapat ketidakstabilan sosial atau politik, ekonomi, hukum, perundangan atau perkembangan di dalam atau di luar negeri yang berdampak buruk terhadap Indonesia seperti kegiatan terorisme, separatisme, pertentangan agama serta etnis, maupun kerusuhan. Penyebab risiko-risiko tersebut di atas berada di luar kendali Perusahaan dan Entitas Anak. Namun, manajemen berkeyakinan bahwa Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kemampuan dalam menjalankan usahanya di negara ini, bahwa Perusahaan dan Entitas Anak memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam menjalankan usaha pertambangan di Indonesia, dan bahwa Indonesia menuju kearah yang benar sehingga risiko negara Indonesia akan mengalami penurunan di masa mendatang. 2. Risiko Regulasi Dengan diberlakukannya UU Minerba, dapat menimbulkan risiko seperti ketiadaan pembeli dalam negeri untuk produk-produk hasil tambang tertentu terkait dengan adanya kewajiban untuk memasok pasar dalam negeri, berkurangnya cadangan karena adanya batasan luas kegiatan eksplorasi dan operasi produksi pertambangan, dan kesiapan Perusahaan dan Entitas Anak dalam memenuhi kewajiban pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian dalam negeri dalam jangka waktu lima tahun atau sampai dengan tahun 2014. Selain itu, dengan diberlakukannya UU Minerba ini dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara dapat menyebabkan dampak kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Perusahaan dilarang melibatkan Entitas Anak dan/atau afiliasinya dalam bidang usaha jasa pertambangan di wilayah usaha pertambangan yang diusahakannya, kecuali dengan persetujuan Direktur Jenderal atas nama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada saat ini, sebagian besar kegiatan usaha jasa pertambangan atas wilayah pertambangan Perusahaan melibatkan Entitas Anak dan pihak-pihak lainnya yang berelasi. Namun, UU Minerba ini juga memberikan peluang bagi Perusahaan dan Entitas Anak untuk memperoleh tambahan pendapatan dari pengolahan hasil penambangan perusahaan tambang lainnya di sekitar lokasi pengolahan dan pemurnian Perusahaan dan Entitas Anak serta potensi berkurangnya gangguan terhadap IUP/KP Perusahaan dan Entitas Anak oleh pihak ketiga. Diharapkan Peraturan Pemerintah yang akan terbit sebagai panduan UU Minerba dapat menunjang kepentingan Perusahaan dan Entitas Anak secara maksimal. 3. Risiko Operasi Risiko operasi adalah risiko-risiko yang dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan operasi Perusahaan dan Entitas Anak sehari-hari, keselamatan dan kesehatan pekerjanya, serta terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Risiko-risiko yang dapat dikategorikan sebagai risiko operasi adalah risiko kerusakan mesin atau peralatan, kecelakaan kerja, aksi mogok, ketidak-patuhan atas standar prosedur operasi, penambangan liar dan kegagalan dalam tata kelola lingkungan. Untuk meminimalisir risiko-risiko ini, Perusahaan dan Entitas Anak secara konsisten memberikan pelatihan dan pendidikan kepada karyawannya, menunjuk profesional kontraktor, menerapkan zero-accident policy, membina hubungan yang baik dengan karyawan dan warga sekitar, serta menerapkan tata kelola lingkungan yang memenuhi standar internasional. Fasilitas-fasilitas nikel, emas dan pemurnian logam mulia milik Perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO.
4. Risiko Harga Komoditas Harga komoditas sangat fluktuatif seiring dengan perubahan harga komoditas dunia serta permintaan dan penawaran pelanggan. Saat ini terdapat risiko yang tinggi bahwa harga rata-rata nikel akan mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan harga pada tahun-tahun sebelumnya. Walaupun basis pelanggan Perusahaan dan Entitas Anak terdiversifikasi dan tidak tergantung pada satu pasar atau negara saja, namun karena porsi portofolio produk nikel yang dominan terhadap produk lainnya penurunan harga nikel akan secara signifikan mempengaruhi pendapatan Perusahaan dan Entitas Anak secara kesuluruhan. Mitigasi risiko yang dilakukan oleh Perusahaan dan Entitas Anak untuk risiko harga komoditas ini selain dengan melalui peningkatan porsi portofolio nonnikel (emas, bauksit dan batubara), Perusahaan dan Entitas Anak juga dimungkinkan untuk melakukan transaksi lindung nilai dengan tujuan utama untuk memproteksi anggaran pendapatannya. Namun beberapa posisi lindung nilai dapat menyebabkan Perusahaan dan Entitas Anak kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi pada saat harga mengalami kenaikan. Perusahaan dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa cara mengelola risiko harga komoditas yang paling baik adalah dengan cara menurunkan biaya produksi. Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai komitmen untuk melakukan konversi bahan bakar IDO dan MFO dengan bahan bakar yang lebih murah seperti gas alam, batubara atau tenaga hidro. 5. Risiko Mata Uang dan Tingkat Suku Bunga Pendapatan dan posisi kas Perusahaan dan Entitas Anak sebagian besar dalam mata uang dolar Amerika Serikat sedangkan sebagian besar beban operasi Perusahaan dan Entitas Anak dalam mata uang Rupiah. Dengan demikian, Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai eksposur risiko melemahnya nilai Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Untuk mengatasi risiko ini dari waktu ke waktu Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi lindung nilai. Perusahaan dan Entitas Anak terekspos risiko tingkat suku bunga yang berasal dari perubahan tingkat bunga atas liabilitas yang dikenakan bunga. Risiko ini dikelola pada umumnya dengan menggunakan interest rate swaps. Pada tahun 2011, perjanjian interest rate swap Perusahaan telah berakhir. 6. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan Entitas Anak akan mengalami kerugian yang ditimbulkan oleh pelanggan atau pihak ketiga yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual. Tidak ada risiko kredit yang signifikan. Perusahaan dan Entitas Anak mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk masing-masing pelanggan dan memantau risiko terkait dengan batasan-batasan tersebut. Sehubungan dengan aset keuangan lainnya yang dimiliki Perusahaan dan Entitas Anak yang terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan dan Entitas Anak berasal dari kelalaian counter party, dengan risiko maksimum sama dengan nilai tercatat dari instrumen-instrumen tersebut. Perusahaan dan Entitas Anak yakin akan kemampuannya untuk terus mengendalikan dan mempertahankan eksposur yang minimal terhadap risiko kredit mengingat Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kebijakan yang jelas dalam pemilihan pelanggan, perjanjian yang mengikat secara hukum untuk transaksi penjualan komoditas mineral yang telah dilakukan dan secara historis mempunyai tingkat yang rendah untuk piutang usaha yang bermasalah. Kebijakan umum Perusahaan dan Entitas Anak untuk penjualan komoditas mineral pelanggan yang sudah ada dan pelanggan baru adalah memilih pelanggan dengan kondisi keuangan yang kuat dan reputasi yang baik. 7. Risiko Pemasaran Perusahaan dan Entitas Anak sebagai produsen bijih nikel, feronikel, emas, perak dan bauksit merupakan price taker. Pendapatan Perusahaan dan Entitas Anak sangat tergantung pada harga komoditas dan daya serap pasar dunia. Negara tujuan ekspor bijih nikel, feronikel, emas, perak batubara dan bauksit adalah Jepang, Korea, Cina dan Eropa. Sedangkan emas dan perak selain untuk pasar domestik juga diekspor ke Singapura. Untuk batubara, selain dipasarkan di dalam negeri juga dilakukan ekspor ke China. Risiko pemasaran terkait dengan risiko tidak terjualnya produk karena tidak sesuai dengan spesifikasi dari pembeli atau karena adanya implementasi atas regulasi baru. Sesuai dengan International Maritime Solid Bulk Cargoes, bijih nikel tidak termasuk ke dalam daftar yang aman untuk dimuat karena tingginya kandungan moisture content (MC). Sehingga Perusahaan terus meningkatkan sistem pengelolaan stockpile untuk mempertahankan tingkat MC agar sesuai dengan persyaratan dari pembeli. Untuk mengurangi risiko pembeli gagal bayar (default), Perusahaan menerapkan kebijakan pembayaran di awal untuk pembeli lama dan baru tertentu dengan kontrak jangka panjang. Selain itu Perusahaan juga dilindungi oleh praktek kontrak penjualan offtake jangka panjang dengan lebih dari satu pembeli terutama untuk produk feronikel. Kontrak jangka panjang ini menjamin Perusahaan selalu mendapatkan pembeli untuk produk yang dihasilkan. Perusahaan dan Entitas Anak berupaya memperluas pasar
dengan masuk ke pasar-pasar baru dan tetap mempertahankan pasar yang ada dengan memberikan harga yang kompetitif melalui berbagai upaya efisiensi untuk menurunkan biaya produksi. Di samping itu, Perusahaan dan Entitas Anak juga mengembangkan proyek-proyek pengembangan untuk menghasilkan produk-produk turunan yang mempunyai nilai tambah, misalnya SGA dan NPI. 8. Risiko Likuiditas Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor profil jatuh tempo pinjaman dan sumber pendanaan, menjaga saldo kecukupan kas dan surat berharga dan kesiapan untuk menjaga posisi pasar. Perusahaan dan Entitas Anak mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan atas pinjaman yang dimiliki dengan cara mencari berbagai sumber fasilitas pembiayaan yang mengikat dari pemberi pinjaman yang handal. Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai eksposur risiko likuiditas dengan adanya pendanaan obligasi dan pinjaman modal untuk pengembangan proyeknya. 9. Manajemen Risiko Permodalan Tujuan Perusahaan dan Entitas Anak mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan usaha sehingga Perusahaan dan Entitas Anak dapat tetap memberikan imbal hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya dan mempertahankan struktur permodalan yang optimal untuk mengurangi biaya modal. Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur permodalannya, Perusahaan dan Entitas Anak dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau menjual aset untuk mengurangi liabilitas. Konsisten dengan entitas lain dalam industri, Perusahaan dan Entitas Anak memonitor modal dengan dasar rasio hutang terhadap modal. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah hutang dengan total modal. Hutang merupakan jumlah liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Modal terdiri dari seluruh komponen ekuitas yang ada sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan dan Entitas Anak masih mempertahankan strateginya yang diterapkan pada tahun 2010 yaitu mempertahankan rasio hutang terhadap modal maksimum sebesar 2:1.
Kinerja Lingkungan
Risiko terbesar yang dihadapi pelaku bisnis pertambangan, tak terkecuali ANTAM, adalah potensi ancaman kerusakan lingkungan yang bisa mengganggu ekosistem di sekitar lokasi penambangan. Kenyataan ini sangat disadari Perusahaan sehingga berupaya agar operasional penambangan di seluruh unit bisnis ANTAM dijalankan sesuai praktik penambangan yang baik dan sejalan peraturan yang berlaku, baik sejak perencanaan maupun setelah selesai (pascatambang). Kebijakan lingkungan ANTAM mencakup: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Mengembangkan dan menerapkan suatu sistem manajemen lingkungan yang mengacu kepada peraturan perundangan dan standar yang berlaku. Mengupayakan penggunaan sistem, metode, peralatan, bahan yang memiliki dampak negatif minimal bagi lingkungan dalam setiap kegiatan pertambangan. Menggunakan sumber daya alam secara optimal dalam rangka konservasi dan minimasi limbah. Memiliki, melaksanakan dan memenuhi ketentuan dokumen lingkungan dalam setiap kegiatan operasional. Melakukan upaya pencegahan dan meminimalkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Meminimasi lahan terganggu dan merehabilitasi sesuai dengan peruntukannya termasuk menjaga dan memelihara flora dan fauna di dalamnya. Memiliki prosedur tanggap darurat bagi kegiatan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan lingkungan. Memiliki rencana penutupan tambang (mine closure) pada setiap kegiatan pertambangan tahap operasi/produksi. Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan secara berkelanjutan.
Selama tahun 2012, ANTAM melengkapi kebijakan manajemen tentang pengelolaan lingkungan dan penutupan tambang. Capaian kinerja atas kepedulian lingkungan diantaranya tercapainya pemenuhan terhadap ketentuan baku mutu limbah pada semua unit operasi/ pascatambang, telah dilengkapi perizinan bidang lingkungan terkait dengan limbah proses pada unit operasi/ pascatambang, PROPER HIJAU untuk UBPP Logam Mulia, PROPER
BIRU untuk UBPN Sulawesi Tenggara, UBPN Maluku Utara dan UBP Emas. UBPN Sulawesi Tenggara juga memperoleh Predikat Aditama (Emas) Kinerja Lingkungan Terbaik 2012 Kategori IUP Mineral. Selain itu juga pelaksanaan reklamasi lahan terganggu dan program penanaman pohon ANTAM tercatat sebesar 1,44 juta pohon, melebihi target sebanyak 1,25 juta pohon. Pada tahun 2013, ANTAM meraih tiga (3) penghargaan pada Indonesia Green Awards 2013. Tiga penghargaan yang diraih ANTAM adalah penghargaan pada kategori Pelestari Hutan, Pelestari Keanekaragaman Hayati, dan Pelopor Pengembangan Pangan. Indonesia Green Awards merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Majalah Bisnis & CSR dan The La Tofi School of CSR yang diberikan kepada para pihak yang mengupayakan pelestarian lingkungan termasuk perusahaan yang melaksanakan tanggung jawab sosial dengan menerapkan ekonomi hijau. ANTAM juga kembali meraih penghargaan dalam ajang SRI KEHATI Award 2013. Sustainable and Responsible Invesment Index (SRI) KEHATI adalah suatu indeks yang mengacu pada tata cara Sustainable and Responsible Investment (SRI). Sejak tahun 2009, Yayasan KEHATI bekerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia untuk menentukan emiten yang terdaftar dalam SRI KEHATI. ANTAM secara berkelanjutan terus masuk dalam SRI KEHATI sejak awal dikeluarkannya Indeks tersebut.