Oleh:
Zaky Silemut Ate
084020202
Dekan
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
penulis. Semoga Allah SWT selalu melindungi, mencintai dan melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada mereka serta menempatkan mereka dalam kedudukan yang
mulia (Amin). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam rangka
penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Melalui kesempatan ini pula, dengan kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang yang terhingga kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, anugerah dan karuniaNya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penyusunan skripsi ini dengan baik.
2. Rasulullah SAW yang menjadi teladan kita semua.
3. Prof. Dr. H. M. Didi Turdmidzi, Drs., M.Si. Rektor Universitas Pasundan.
4. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., M.Si., MP. Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan.
5. H. Sasa S Suratman, SE., M.Sc. Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pasundan.
6. Dadan Soekardan, SE., M.Si. Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.
7. Justinia Catellani. SE., M.Si. Selaku Dosen Wali.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa
Universitas Pasundan.
9. Seluruh staf tata usaha Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, terima
kasih atas bantuannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk bapak Kosim sebagai Staf Jurusan Akuntansi.
11. Kepada abangku Anhar Haris S.Si. dan adikku Muhammad Rizky Fauzi
serta seluruh keluarga besarku.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK..
KATA PENGANTAR ..
ii
DAFTAR ISI .
vi
DAFTAR TABEL..
xii
DAFTAR GAMBAR.
xvi
DAFTAR LAMPIRAN.
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1
9
1.3
Tujuan Penelitian ..
11
1.4
Kegunaan Penelitian...
1.4.1 Kegunaan Praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis.
12
12
12
1.5
Lokasi Penelitian..
13
Kajian Pusataka
14
2.1.1
Informasi Fundamental...
14
2.1.2
16
16
17
19
20
22
24
24
26
26
Return Saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.
Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Return Saham..
Pengaruh Rasio Leverage terhadap Return Saham
Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Return saham.
Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham..
Pengaruh Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, dan
Return On Asset Terhadap Return Saham.
27
28
30
31
32
33
2.2
Kerangka Pemikiran
36
2.3
Hipotesis Penelitian
41
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.1.9
35
Metode Penelitian
42
3.2
43
3.2.1
43
3.2.2
Operasionalisasi Variabel.
45
46
3.3
3.3.1
Populasi Penelitian
46
3.3.2
Sampel Penelitian.
47
3.3.3
Teknik Sampling.........................................................
48
3.4
50
3.5
Model Penelitian..
51
3.6
52
3.6.1
Analisa Data.
52
3.6.2
64
Proses Penelitian..
67
3.7
Hasil Penelitian
69
4.1.1
69
4.1.2
71
4.1.3
74
4.1.4
91
4.1.5
4.1.6
97
4.1.7
4.1.8
4.2
Pembahasan Penelitian.........................................................
4.2.1
119
119
4.2.3
4.2.4
4.2.5
4.2.6
Kesimpulan............................................................................ 153
5.2
Saran..................................................................................... 156
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1
Halaman
Operasionalisasi Variabel Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,
Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham ................................
45
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
4.4
98
4.5
4.6
4.7
4.8
108
4.9
112
4.10
114
4.11
117
4.12
Uji Normalitas........................................................................................
119
4.13
Uji Multikolonieritas...............................................................................
122
4.14
Uji Autokorelasi.....................................................................................
123
4.15
126
4.16
4.17
4.18
128
Koefisien Korelasi..
128
129
4.19
4.20
4.21
4.22
130
132
133
Koefisien Korelasi..
133
4.23
135
4.24
136
4.25.
137
4.26
138
4.27
139
4.28
140
4.29
141
4.30
4.31
4.32
142
143
144
4.33
145
4.34
146
4.35
4.36
4.37
147
149
150
4.38
151
4.39
152
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
17
Gambar 2.2
40
Gambar 3.1
Model Penelitian..
52
Gambar 3.2
Proses Penelitian..
68
Gambar 4.1
Grafik P-Plot
121
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot
125
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk
berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun
diinvestasikan di pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat
merupakan indikator bahwa pasar modal merupakan alternatif sumber dana
disamping perbankan, selain itu dengan semakin berkembangnya pasar modal juga
menunjukkan bahwa kepercayaan pemodal akan investasi di pasar modal Indonesia
cukup baik.
Investasi merupakan penundaan konsumsi pada saat ini dengan tujuan
mendapatkan tingkat pengembalian (return) yang akan diterima di masa yang akan
datang. Investasi pada saham dianggap mempunyai tingkat risiko yang lebih besar
mengisyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pula. Dengan kata lain, semakin
tinggi risiko suatu kesempatan investasi maka akan semakin tinggi pula tingkat
keuntungan (return) yang diisyaratkan oleh investor (Jogiyanto, 2000).
Menurut Robert Ang (1997) ada dua faktor yang mempengaruhi return suatu
investasi yaitu pertama, faktor internal perusahaan seperti kualitas dan reputasi
manajemennya, struktur permodalannya, struktur hutang perusahaan dan sebagainya,
kedua adalah menyangkut faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan
fiskal, perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi misalnya terjadinya inflasi,
nilai tukar mata uang domestik terrhadap mata uang asing, tingkat suku bunga dan
sebagainya.
Dari sini sudah jelas bahwa, return (kembalian) merupakan hal terpenting di
dalam menentukan keputusan investasi. Pada dasarnya justifikasi atas return yang
diterima harus dianalisis, antara lain melalui analisis return historis yang terjadi pada
periode sebelumnya, dengan dasar analisis tersebut lalu menentukan tingkat
kembalian yang diinginkan (expected return) (Robert Ang, 1997).
Penilaian investor terhadap suatu saham perusahaan diantaranya adalahdengan
memperhatikan kinerja perusahaan yang menerbitkan saham. Oleh karena itureturn
saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai salah satupengukur
kinerja dari suatu perusahaan (Jogiyanto, 2000), sehingga perusahaanberusaha
menjaga dan memperbaiki kinerjanya yang dapat mempengaruhi returnsaham agar
portofolio saham yang diinvestasikan meningkat.
mendapatkan
return
abnormal(http://www.docstoc.com/docs/23254218/fenomena-the-mondai-effect-diBEJ).
Penelitian di pasar modal Amerika menemukan bahwa the Monday effect
adalah terkonsentrasi pada hari Senin dua minggu terakhir setiap bulannya. (Wang Li
dan Erickson, 1997). Sedangkan di Indonesia penelitian yang dilakukan di BEJ
dengan sampel return saham yang termasuk LQ-45, menunjukkan bahwa terdapat
abnormal return yang negatif pada hari Senin. Sedangkan di hari lainnya
menunjukkan abnormal return yang positif (Tata dan Indrasari, 2004).
Dari fenomena tersebut menunjukkan bahwa return saham di BEI selalu
mengalami fluktuasi. Karena itu perlu lebih banyak belajar/mengkaji lebih dalam
lagi untuk mengetahui fluktuasi yang terjadi padareturn saham di BEI.
Jika belajar return saham lebih lanjut lagi, sebenarnya banyak sekali informasi
yang bertebaran sehingga orang seringkali mengalami information overload, apalagi
di era informasi seperti ini. Informasi-informasi yang tersedia di antaranya laporan
keuangan, rumor, saran teman, saudara, broker, dan mungkin yang lainnya. Banyak
orang berpendapat bahwa dalam berinvestasi saham yang paling penting adalah
belajar dari kebiasaan atau kegagalan.
Survey mengatakan bahwa dari 100% orang yang bertransaksi di pasar modal,
85%
mengalami
kegagalan
dan
hanya
15%
saja
yang
bertahan(http:www.ferdiedarmawan.com).
Oleh karena itu kita perlu alat atau media untuk menghindari kegagalan
tersebut serta memprediksi atau juga untuk menganalisis seberapa besar return yang
akan dihasilkan.Alat tersebut berupa laporan keuangan, laporan keuangan tersebut
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Kondisi keuangan
suatu perusahaan merupakan bagian yang amat penting untuk dapat diketahui oleh
semua pihak yang berkepentingan, misalnya: kreditor, investor maupun pihak internal
perusahaan itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjangnya. Selain itu agar dapat diketahui tingkat keuntungan yang
diperoleh perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan.
Menurut Agnes Sawir (2001: 2) media yang dapat dipakai untuk meneliti
kondisi kesehatan perusahaan adalah: Laporan Keuangan yang terdiri dari: Neraca,
perhitungan laba rugi, ikhtiar laba yang ditahan dan laporan posisi keuangan.
Dalam
menganalisis
kondisi
keuangan
tersebut,
pihak-pihak
yang
dan di masa-masa yang akan datang, sedang bagi pihak internal analisis terhadap
kondisi keuangan akan membantu dalam hal perencanaan perusahaan dan dapat
digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
Untuk melakukan analisis tentang return saham diperlukan adanyainformasi
yang bersifat fundamental dan teknikal. Analisis fundamental didasarkan pada
informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun administrator bursaefek.
Analisis ini dimulai dari siklus perusahaan secara umum, selanjutnyakesektor
industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap harga saham yangditerbitkan.
Sedangkan analisis teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa
lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masamendatang(Halim,
2005).
Analisis fundamental dipengaruhi oleh rasio - rasio keuangan yangmerupakan
salah satu indikator kinerja keuangan perusahaan. Pengukuran kinerjakeuangan
konvensional yang penting dan biasanya merupakan pusat perhatianinvestor maupun
analis keuangan meliputi analisis terhadap posisi keuntungankompetitif perusahaan,
likuiditas aktiva perusahaan terutama yang berhubungandengan kemampuan
keuangan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat
leverage terhadap shareholders equity, dan komposisi danpertumbuhan operasional
penjualan perusahaan berdasarkan laporan keuangan historis. Selanjutnya diketahui
rasio-rasio keuangan dan ukuran-ukuran lain yangdikaitkan dengan model pasar.
Analisis fundamental menyatakan bahwa tingkat keuntungan akan mempengaruhi
harga saham, semakin tinggi keuntungan semakin tinggi return saham. Natarsyah
(2000) menyatakan bahwa dengan asumsi para investor adalah rasional maka aspek
fundamental menjadi dasar penilaian yang utama bagi para fundamentalis.
Argumentasi dasarnya adalah bahwa harga saham mewakili nilai perusahaan, tidak
hanya nilai intrinsik(intrinsic value) suatu saham yang merupakan nilai sesungguhnya
pada suatu saat, tapi juga dan bahkan lebih penting adalah harapan akan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan di kemudian hari.
Menurut
Suad
Husnan
(1996;315)Analisis
fundamental
mencoba
Periode 2005-2007.
sebesar 44,9% terhadap return saham dan sisanya sebesar 55,1% dijelaskan oleh
variabel lain.Keterbatasan Penelitian adalah Rentang waktu laporan tahunannya
kurang up todate dan sampel yang kurang banyak (hanya pada sub sektor tertentu).
Perbedaan dengan peneliti terdahulu dengan penelitian yang dilakukan
sekarang adalah dalam hal variabel X (jika dalam penelitian ini X nya ditambahkan
satu variabel), periode penelitiannya (jika dalam penelitian ini lebih up to date),
populasi dan samplingnya (jika dalam penelitian ini populasi berjumlah 146 dan
sampelnya 21), teknik sampling yang digunakannya berbeda (jika dalam penelitian
ini menggunakan simple random sampling, yaitu probability sampling)
Dengan demikian berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,
RASIO LEVERAGE, RASIO AKTIVITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
return
saham
dapat
dikembangkan untuk saham yang tercantum dalam BEI dan penelitian ini akan
menganalisa tentang pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan
rasio profitabilitas terhadap return saham dalam BEI. Sehingga dalam penelitian ini
muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Seberapa besartingkatrasio likuiditaspada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2008-2011.
2. Seberapa besartingkatrasio leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2008-2011.
3. Seberapa besar tingkatrasio aktivitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2008-2011.
4. Seberapa besartingkatrasio profitabilitas pada perusahaan manufaktur
yang
2.
3.
4.
5.
6.
Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan
rasio profitabilitas terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.
Kegunaan Praktis
1.
2.
3.
Bagi
Penulis,
menambah
pengetahuan
dan
ketrampilan
dalam
Bagi Pembaca dan peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi serta
informasi mengenai return saham, khususnya saham yang tercantum pada BEI.
5.
1.4.2
Kegunaan Teoritis
1.5
Efek Indonesia (BEI), melalui situs resmi www.idx.co.id. Adapun waktu penelitian
dimulai pada bulan Februari sampai dengan selesai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pusataka
2.1.1
Informasi Fundamental
Untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan satu analisis yang
cermat, teliti, dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam
analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Secara umum ada
banyak analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak
dipakai adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi,
dan analisis rasio keuangan(Anoraga dan Pakarti, 2001).
Informasi fundamental adalah informasi yang dikaitkan dengan kondisi
perusahaan (emiten) yang meliputi kondisi seluruh perusahaan yang digambarkan
melalui kinerja keuangan perusahaan. Analisis mengenai informasi fundamental ini
digunakan untuk memprediksi harga saham dengan harapan mengetahui tingkat
kembalian (return) saham yang akan diterima oleh investor.Karena itu analisis ini
digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi return
saham.
Analisis
2.1.2
Input
Laporan Keuangan Data Lain
Metode atau teknik analisis laporan keuangan
Output
Informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan
Gambar 2.1
Konversi Data Menjadi Informasi
Sumber: Sofyan Syafri Harahap dalam Analisan Kritis Atas Laporan
Keuangan
(2010:191)
Menurut Bernstein (1983:3) analisa laporan keuangan mencakup penerapan
metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari
laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
lainnya. Ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kinerja perusahaan dari satu
periode ke periode lainnya. Menurut Kasmir (2011:68), secara umum dikatakan
bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang dicapai mereka.
Sofyan Syafri Harahap (2010:195) mengemukakan bahwa secara lengkap
kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern
1.
2.
3.
4.
yang ditemukan.
5. Mencari dan memeberikan pemecahan masalah (solution) terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan.
periode
atau
beberapa
perkembangannya.
2. Metode Analisis Vertikal (statis)
saat,
sehingga
akan
diketahui
Adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode
atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara satu pos dengan
pos lainnya dalam laporan keuangan terebut, sehingga hanya akan diketahui
keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan
menurut Kasmir (20111:70), adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.1.3
analisis yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu
laporan keuangan. Laporan keuangan yang dimaksud adalah neraca dan laporan laba
rugi. Neraca menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki
perusahaan pada saat tertentu. Laporan laba rugi mencerminkan hasil yang dicapai
oleh perusahaan selama suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
2. Rasio
Solvabilitas,
yaitu
rasio
yang
mengukur
kemampuan
Aktivitas,
yaitu
rasio
yang
mengukur
seberapa
jauh
Profitabilitas,
yaitu
rasio
yang
mengukur
kemampuan
ratiomerupakan
bagian
dari
rasio
likuiditas
yang
menggambarkanakun dari aktiva lancar (mudah dijadikan uang) dengan hutang lancar
atau hutang jangka pendek. Current ratio yang tinggimenunjukan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan denganyang dibutuhkan sekarang.
Selain itu Current ratio juga menunjukan tingkat keamanan (Marginof safety)
kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutangtersebut. Semakin tinggi rasio ini akan semakin aman bagi kreditor. Angka satu
kali (1X) mencerminkan aktiva lancar sama dengan utang lancar. Jadi masih terlalu
mepet, walaupun sudah menggambarkan ketersediaan aktiva yang ada mampu untuk
menutup utang lancar. Angka di atas 1,5X lebih aman digunakan sebagai batas bawah
(Toto Prihadi, 2008).
Dengan demikian semakin tinggi current ratio maka laba (profit) yang
diperoleh suatu perusahaan pun akan tinggi.
CR secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio =
Current Assets
Current Liabilities
Selama ekonomi sulit atau suku bunga tinggi, perusahaan dengan Debt
EquityRatio (DER) yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, sebaliknya
selamaekonomi baik atau suku bunga rendah akan meningkatkan keuntungan, yaitu
denganmembiayai pertumbuhan dengan harga yang murah/rendah (Lani Salim,
2003).
DER secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Debt to equity Ratio =
SHE
Total Kewajiban
ini
sering
digunakan
karena
mencakup
keseluruhan.
Tanpa
Nilai
TATO
penjualannya
yang
juga
semakin
semakin
besar
besarmenunjukkan
dan
harapan
nilai
memperoleh
Penjualan
kembalian
(laba)
perusahaan
atau
efektivitas
perusahaan
di
2.1.4
Laba Bersih
Total Asset
Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi di pasar modal. Return
sendiri dapat berupa return realisasi (actual return) dan return ekspektasi (expected
return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dapat dihitung
dengan data historis (Halim, 2005).Return ini merupakan salah satu alat untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan juga digunakan sebagai dasar dalam
penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang. Sedangkan return
ekspektasi merupakan return harapan, yaitu suatu return yang diharapkan dari
investor dalam menanamkan modalnya.
Komponen suatu return terdiri dari jua jenis yaitu current income (pendapatan
lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current income (pendapatan
lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik
seperti pembayaran bunga deposito, obligasi, deviden, dan sebagainya. Sedangkan
capital gain adalah keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dengan
harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Capital gain sangat bergantung dari
harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen
investasi tersebut harus diperdagangkan dipasar. Karena dengan adanya perdagangan
akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi. Instrumen yang dapat
memberikan capital gain seperti obligasi dan saham. (Ang, 1997). Penjumlahan dari
deviden yield ditambah capital gain merupakan total return. (Jogiyanto,
1998).Capital gain (loss) merupakanreturn realisasi yang menggambarkan selisih
antara harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya.
Dalam penelitian ini returnsaham digunakan sebagai variabel dependen.
Rit
=
Pit
Pit-1
Pit-1 + Dt
Menurut Amenc dan Sourd (2003), return saham sangat sensitif terhadap
factor fundamental dan harapan para investor. Berbagai kajian menunjukkan bahwa
pasar modal dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun faktor eksternal
perusahaan. Factor internal antara lain adalah kualitas manajemen, pendanaan, bentuk
investasi dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah penetepan
harga, kekacauan, peperangan, inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang dan
sebagainya. Namun demikian, secara umum harga saham individual bergerak searah
dengan pergerakan pasar secara keseluruhan.
Prinsip ini mendasari dikembangkannya model indeks tunggal (single index
model) yang berpengaruh terhadap return saham adalah sebagai berikut:
1. Model Indeks Tunggal
Bila dilakukan pengamatan pada pasar saham, maka akan terlihat bahwa
pada saat pasar membaik, harga saham-saham individual juga akan
meningkat. Demikian pula sebaliknya, pada saat pasar memburuk maka
harga saham-saham akan turun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
keuntungan suatu saham berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan,
2005). Model indeks tunggal memformulasikan bahwa perubahan harga
saham dipengaruhi oleh perubahan indeks pasar.
2. Model Multi Faktor
Model multi factor yang dikembangkan dengan mengacu pada konsep
arbitrage pricing theory (APT), didasari atas asumsi bahwa berbagai faktor
ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung berpengatuh
terhadap return saham. Pada konsep ini, variable yang mempengaruhi
return saham tidak hanya indeks pasar, tetapi juga berbagai faktor terkait
lainnya. Secara teoritis disebutkan dalam model penilaian kinerja saham
bahwa terdapat kaitan antara perubahan harga saham dengan berbagai
faktor yang mewakili aktivitas dengan ekonomi riil. Jumlah faktor yang
berpengaruh adalah lebih dari satu dan faktor-faktor yang berpengaruh
tersebut perlu dicari melalui penelitian empiris (Husnan, 2005)
3. Model Faktor Berdasarkan Variabel Makroekonomi
Model ini diturunkan langsung dari Arbitrage Pricing Theory (APT).
Faktor resiko yang mempengaruhi return dari suatu aset didekati dengan
variable makroekonomi yang diamati yang dapat diperkirakan oleh para
2.1.5
kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga penting bagi pemegang saham yang
ingin mengetahui prospek dari dividen di masa yang akan datang (Munawir,
1998:71).
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisis posisi
keuangan jangka pendek perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
jauh aktiva lancar perusahaan bisa digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Suatu perusahaan yang mampu memenuhi segala kewajibannyasudah
dapat dikatakan likuid.
maka akan semakin tinggi return saham. Berdasarkan hal tersebut makaCurrent Ratio
berpengaruhpositif terhadap return saham.
2.1.6
tetapi juga proporsi laba bersih yang boleh dibagikan sebagai dividen.
Hutang menimbulkan komitmen perusahaan untuk membiayai beban
bunga, yang akan mengurangi free cash flow perusahaan.
dananya
dalam
perusahaan
tersebut.
Menurunnya
minat
2.1.7
2.1.8
PengaruhRasio ProfitabilitasTerhadapReturnSaham
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur untuk
mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi perusahaan. Menurut Suad Husnan (2005), jika profitabilitas
perusahaan meningkat maka dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas
pemegang saham. Rasio Profitabilitas yang umum digunakan oleh para analisis
keuangan dan investor adalah return on asset. Return On asset(ROA) digunakan
untuk mengukur tingkat kembalianperusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan denganmemanfaatkan aktiva (asset) yang dimiliki oleh
perusahaan (Brigham, 2001).
Analisis Return On asset(ROA) sangat berguna bagi investor.Analisis ini
dapat mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil
operasi/kegiatan
perusahaan
dibandingkan
dengan
total
aktiva
yang
dimilikiperusahaan. Maka ROA lah yang menjadi cara terbaik untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam melaksanakan tugasnya dalam mengelola aktivanya.
2.1.9
Pengaruh Current Ratio,Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, dan
Return On AssetTerhadapReturnSaham
Menurut
Van
Hornedalam
Financial
Management
and
Policy,
(2001:317)mengungkapkan bahwa:
Tujuanperusahaanharusmenciptakan
nilaipemegangsahamnyadiwakili
olehharga pasardari saham biasaperusahaan,yang pada gilirannya
merupakanfungsi, pembiayaan investasiperusahaan dankeputusandividen.
Oleh karena itu keberhasilan seorang manajer dalam menjalankan operasi
perusahaan melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya dapat dilihat dari
keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemiliknya. Biasanya seorang investor
akan memilih perusahaan yang dapat memaksimalkan nilai pasar kekayaan melalui
harga saham yang tinggi dengan melakukan analisis rasio Likuiditas (Current ratio),
rasio Leverage(Debt ratio), rasio Aktivitas (Inventory Turn Over) dan rasio
Profitabilitas (ROA).
Dengan demikian semakin tinggi rasio Likuiditas, rasio Aktivitas, dan rasio
Profitabilitasperusahaan tersebut maka semakin tinggi nilai perusahaan tersebut,
maka tingkat pengembalian saham yang dirasakan semakin tinggi. Berbeda dengan
rasio Leverage (debt ratio), semakin tinggi rasio Leverage(debt ratio) maka semakin
rendah tingkat pengembalian saham perusahaan tersebut.
2.2
Kerangka Pemikiran
Kegiatan investasi merupakan suatu tindakkan yang diambil berdasarkan
sehingga disinilah laporan keuangan tersebut begitu diperlukan. Yang nanti hasilnya
akan mampu membantu dalam memberikan pertimbangan mengenai kondisi
perusahaan/badan usaha di masa mendatang.
Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disampaikan maka akan
semakin meyakinkan terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. Lebih jauh
perusahaan di prediksikan akan mampu untuk tumbuh dan memperoleh profitabilitas
secara kontinuitas yang otomatis pula tentunya pihak-pihak yang berhubungan
dengan perusahaan akan merasa puas tanpa ada mengalami masalah ataupun
kemacetan urusan di masa mendatang (Irfan Fahmi, 2011:22).
Irfan Fahmi mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan sutu
informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu
akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu
perusahaan.
Lebih lanjut Munawir (2002:56) mengatakan Laporan keuangan merupakan
alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna
(user) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa manajemen membuat laporan
keuangan dan pihak luar dari perusahaan menjadikan laporan keuangan tersebut
perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka return saham juga akan
meningkat. Semakin tinggi return atau keuntungan yang diperoleh, maka semakin
baik posisi pemilik perusahaan.
Jadi untuk menilai kinerja keuangan perusahaan perlu menggunakan rasio
keuangan yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos
laporan keuangan.
Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
bila jatuh tempo. Rasio leverage yaitu rasio yang mengukur hingga sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa
efektif perusahaan menggunakan sumber dayanya. Rasio profitabilitas yaitu rasio
yang mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan investasi perusahaan.
Dengan demikian Konsep analisis perubahan return sahamdapat
dijelaskan dalam diagram kerangka pemikiran teoritis, sebagai
berikut ;
Laporan Keungan
(Irham Fahmi, 2011)
Analisis Rasio
(Ang, 1997)
(Ang, 1997)
Rasio Likuiditas
Rasio Profitabilitas
Rasio Leverage
Rasio Aktivitas
1997)
Return Saham
(Van Horne,
GAMBAR 2.2
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian adalah :
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan.
3.2
3.2.1
Profitabilitas
merupakan
alat
ukur
dari
efektivitas
manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi perusahaan(J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, 1992:225).
2. Variabel Terikat(Dependent Variable)
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Dan dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah return saham. Return saham adalah salah satu tingkat
pengembalian saham yang diharapkan atau investasi yang dilakukan dalam
saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portfolio (Jogiyanto,
2000).
3.2.2
Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,
Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Maka berikut adalah variabelvariabel yang diterapkan dalam penelitian, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Untuk lebih rinci mengetahui variabel penelitian yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap
Return Saham
No
1
Variabel
Rasio Likuiditas (X1)
Sub Variabel
Current Ratio
Indikator
Skala
Current Assets
Ukuran
Rasio
Current Liabilities
(J. Fred Weston
&Thomas E. Copeland,
1992:227)
2.
Debt to Equity
Ratio
Total Liabilities
SHE
Rasio
3.
Penjualan
Total Assets
Rasio
4.
Rasio Profitabilitas
(X4)
ROA
Laba Bersih
Total Assets
(Toto Prihadi,
2008:71)
Rasio
5.
Rit
(Pit
Pit-1) + Dt
Rasio
Pit-1
(Jogiyanto, 2008:197)
3.3
3.3.1
Populasi Penelitian
Menurut Sugiono (2011:80) populasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Untuk melakukan penelitian, diperlukan data yang akurat demi mendukung
3.3.2
Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan langkah untuk menentukan besarnya ukuran
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Dalam penelitian ini dengan berpedoman pada Winarno (1994:100) yang
menyatakan bahawa :
Untuk pedoman umum dapat dikatakan bila populasi dibawah 100 orang
maka dapat digunakan sampel 50% dan jika diatas 100 orang sebesar 15%.
Dari data yang diperoleh diketahui terdapat 146 perusahaan manufakturyang
terdaftar di BEI.
Dengan berpedoman pada Winarno maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 21 perusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011.
3.3.3
Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2011:81) teknik sampling adalah merupakan teknik
Nama Perusahaan
P.T. ALLBOND MAKMUR USAHA TBk.
P.T. APAC CITRA CENTERTEX TBK.
PT. ASTRA GRAPHIA TBk
PT. ASTRA INTERNATIONAL TBk
P.T. HANSON INTERNATIONAL TBK.
P.T. INDORAMA SYNTETICS TBK.
P.T. INTRACO PENTA TBK.
PT. KIMIA FARMA TBK
P.T. MULTI PRIMA SEJAHTERA TBK.
P.T. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK.
P.T. NIPRESS TBK.
P.T. POLYCHEM INDONESIA TBK.
P.T. PRIMA ALLOY STEEL TBK.
P.T. SANEX QIANJIANG MOTOR INTERNATIONAL TBK.
P.T. SELAMAT SEMPURNA TBK. P.T. UNITEX TBK.
P.T. SEPATU BATA TBK.
P.T. SUGI SAMAPERSADA TBK.
P.T. TUNAS RIDEAN TBK.
PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK
20
21
3.4
data dan informasi yang akurat guna mendukung penelitian. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh penulis pada penelitian ini yaitu menggunakan penelitian
kepusatakaan (library research). Teknik pengumpulan data ini berguna untuk
mendapatkan gambaran/kondisi maupun landasan teoritis yang berhubungan dengan
judul penelitian. Penelitian ini dilakukan oleh penulis yaitu dengan cara membaca dan
mempelajari literatur-literatur, buku-buku, artikel, koran, majalah, internet dan
sumber-sumber data sekunder lainnya yang dapat membantu penulis dalam
penelitiannya. Pengambilan sumber data diperoleh dai internet melalui situs
www.idx.co.id.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
laporan yang diterbitkan dan dipublikasikan terlebih dahulu oleh pihak yang
berwenang. Sumber data yang digunakan diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id). Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah sejak tahun 2008 sampai dengan 2011. Data yang akan digunakan dalam
penelitian adalah :
1. Data harga saham penutupan pada akhir tahun sesuai periode laporan
keuangan, selama periode penelitian (2008-2011).
2. Laporan keuangan tahunan, selama tahun 2008 sampai dengan 2011,
perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
antara
variabel
independen
dan
variabel
dependen,
penulis
Total Kewajiban
Rasio
Aktivitas,
yaitu
rasio
yang
mengukur
seberapa
jauh
Penjualan
Profitabilitas,
yaitu
rasio
yang
mengukur
kemampuan
=
Pit
Pit-1
Pit-1 + Dt
Keterangan :
Rit
Return Saham
Pit
Pit-1
Dt
=
=
regresi,
independen,
baik
variabeldependen
keduanya
mempunyai
maupun
variabel
distribusi
normal
o Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi terdapatkorelasi antara variabel bebas (Imam
Ghozali,
2001).
Untuk
mendeteksi
ada
atautidaknya
variabel terikat.
Menganalisis matrik
korelasi
variabel
bebas
jika,
disimpulkan.
DW < 1.21 atau DW > 2.79, kesimpulannya terjadi autokorelasi.
o Uji Heteroskedastisitas
Dalam regresi linier diasumsikan bahwa varians bersyarat
dari E (i2) = Var (i) = i2(homokedastisitas), apabila varians bersyarat i=i2
untuk setiap 1, ini berarti varians heterogen atau homokedastisitas. Akibatnya
tiap pengamatan dalam suatu penelitian tidak mempunyai kekonsistenan. Cara
mendeteksinya :
- Secara sederhana dengan melihat diagram pancar apabila diagram
pancarnya mengikuti pola tertentu akan bersifat heterokedastisitas,
sedangkan diagram yang pancarannya acak akan cenderung disifati
-
homokedastisitas.
Dengan melakukan pengujian hipotesis yang salah satunya dengan uji
korelasi Rank Spearman. Uji korelasi Rank Spearman memiliki
keterbatasan, yakni hanya dapat dilakukan untuk persamaan regresi
linier yang sederhana (hanya memiliki satu variabel bebas dan satu
variabel terikat).
n X 2
( Y ) ( X 2) ( X )( XY )
=
n X 2
n XY ( X ) (Y )
b=
(Sugiyono, 2007:261)
Keterangan:
X = Variabel X
Y = Variabel Y
= Bilangan konstan
b = Koefisien arah garis regresi
n = Lamanya Periode (tahun)
8. Analisis Korelasi Parsial (Person Market Production)
Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis
hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio
dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Rumus
koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
n X i
Xi
Yi
n X iYiX i Yi
r xy =
(Sugiyono, 1997:244)
Dengan batas-batas koefisien korelasi sebagai berikut :
-1 r + 1
(Sudjana, 1997:244)
Tanda Positif menyatakan bahwa antara variabel X dan Y terdapat korelasi
positif berarti nilai variabel X lebih kecil berpasangan dengan nilai variabel Y
yang kecil dan nilai X yang besar berpasangan dengan Y yang besar.
Tabel 3.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
(Sugiyono, 2007:231)
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
b2 = koefisien regresi antara X2terhadapY, bila nilai X1, X3, dan X4 dianggap
konstan.
b3 = koefisien regresi antara X3terhadapY, bila nilai X1, X2, dan X4 dianggap
konstan.
b4 = koefisien regresi antara X4terhadapY, bila nilai X1, X2, dan X4 dianggap
konstan.
= faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y.
10. Analisis Korelasi Berganda (Simultan)
Analisis korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau
hubungan antara variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) atau lebih secara simultan
(bersama-sama) dengan variabel terikat (Y)
11. Uji Koefisien Regresi
a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh signifikan
antara masing-masing variabel independen dan dependen secara terpisah.
Rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan menurut Sugiyono
(2004:150) adalah sebagai berikut :
Pengujian signifikan koefisien korelasi dapat dihitung dengan uji t.
r n2
t= 2
1r
Keterangan :
t = Distribusi t
n= Jumlah data
r = Koefisien korelasi parsial
r2= Koefisien determinasi
t hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t table dengan
menggunakan tingkat kesalahan 0,05 uji satu pihak dengan degree of
freedomdf = n 2, kriteria sebagai berikut :
H0 diterima jika nilai ttable< thitung< ttable
H0 ditolak jika nilai thitung>ttable atau -thitung<ttable
b. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Keterangan:
R = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
3.6.2
dengan ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian hipotesis nol (Ho) yang
menyatakan bahwa koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan sedangkan
hipotesis alternatif (H) menyatakan bahwa koefisien korelasinya berarti atau
dignifikan.
Adapun perumusan rancangan pengujian hipotesis yang digunakan yaitu :
1. Menyatakan hipotesis (H0) dan hipotesis alternatif (H)
Adapun yang menjadi H0danHdalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Secara Parsial
1. Tingkat Likuiditas
H01 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
H01 : r 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
2. Tingkat Leverage
H02 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
leverage terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
b. Secara Simultan
H05 : r = 0
: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur.
H05: r 0
Uji t
H0 diterima jika nilai ttable< thitung< ttable
H0 ditolak jika nilai thitung>ttable atau -thitung<ttable
Uji F
Ho ditolak jika Fhitung>Ftabel
Ho diterima jika Fhitung<Ftabel
4. Penarikan Kesimpulan
Dari hipotesis-hipotesis yang didapat tadi, maka ditarik kesimpulan
apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial. Dalam hal ini ditunjukkan dengan
penolakan (Ho) atau penerimaan hipotesis alternatif (H).
3.7 Proses Penelitian
Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus, terencana dan sistematis dengan maksud untuk mendapatkan pemecahan
masalah. Oleh karena itu langkah-langkah yang diambil dalam penelitian haruslah
tepat dan saling mendukung antara komponen satu dengan komponen lainnya.
Adapun proses penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2
PROSES PENELITIAN
Topik Penlitian
Latar Belakang Masalah
Tinjauan Pustaka
Identifikasi Masalah
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Penelitian
BAB IV
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Verenigin voor
Effrchtenhandel di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 dan ini merupakan titik
awal perdagangan efek Indonesia. Efek yang diperdagangkan pada masa itu sangat
terbatas, yaitu meliputi saham dan obligasi dari perusahaan Belanda pada sektor
perkebunan yang berkedudukan di Indonesia.
Perkembangan pasar modal di Batavia, disusul pembukaan Bursa Efek di
Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus
1925. Perang Dunia II telah banyak membuat perubahan pada keadaan dalam negeri
di Indonesia. Mengingat keamanan meliputi prioritas utama maka pemerintah Hindia
Belanda mengambil langkah memusatkan Bursa Efek di Jakarta dan menutup Bursa
Efek di Surabaya dan Semarang. Namun akhirnya Bursa Efek di Jakarta juga ditutup
pada tanggal 10 Mei 1940. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan bursa saham di buka lagi di Jakarta dengan
memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan
Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham kemudian terhenti lagi ketika
pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
Tidak sampai tahun 1987, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), industri baru di bawah Departemen
Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat
dan maencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar
finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham di swastanisasi bursa saham menjadi
PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralih fungsi Bapepam menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
Pada tahun 1995 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru.
Tepatnya pada tanggal 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading
System (JATS), yaitu sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan sistem
perdagangan secara manual. Dengan adanya sistem-sistem baru ini maka dapat
memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih
menjamin kegiatan pasar yang wajar dan transparan dibanding dengan perdagangan
manual.
Swastanisasi sejumlah BUMN telah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pertumbuhan Bursa Efek Jakarta. Di akhir tahun 1996 lima BUMN tersebut
adalah Semen Gresik, Indosat, Telkom, Tambang Timah dan BNI.
Pada tahun 2000, sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Sriplesstrading) mulai
diaplikasikan
di
pasar
modal
Indonesia.
Pada
tahun
2002,
BEJ
mulai
mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Dan pada tahun
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
4.1.2
kesehariannya BEI dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi satu orang
direktur yaitu Direktur Pemeriksaan dan Divisi Komunikasi Perusahaan. Selain kedua
bagian tersebut Direktur Utama juga secara tidak langsung dibantu oleh sekretaris
perusahaan dan beberapa orang peneliti senior.
yaitu
Direktur
Pencatatan,
Direktur
Perdagangan,
Direktur
go public dan terdaftar serta masih aktif bertransaksi di BEI sampai dengan tahun
2011.
.Tabel 4.1
Profil Singkat Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
No
1
2
Nama Perusahaan
PT. ARWANA CITRAMULIA Tbk
PT. ASIA PACIFIC FIBER Tbk
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Menara Imperium, Lantai 10, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta dengan lokasi
pabrik di Jalan Sentosa Desa Gembor,Kecamatan Jatiuwung, Tangerang, Provinsi
Banten. Kegiatan operasi komersial Perusahaan dimulai pada tahun 1994. Sejak
November 1999, Perusahaan memulai kegiatan produksi untuk lembaran kulit imitasi
(PVCsynthetic leather). Perusahaan memiliki lima (5) lini produksi untuk lembaran
plastik PVC.
PT. Astragraphia Tbk
Astragraphia mengawali perjalannya pada tahun 1971 sebagai Divisi Xerox
pada PT Astra International yang bergerak dalam bidang pemasaran dan penyediaan
layanan purna jual bagi mesin fotokopi Xerox secara eksklusif di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1976, Divisi Xerox memisahkan diri dari PT Astra International dan
menjadi perusahaan yang mandiri dengan nama PT Astra Graphia. Kemudian, pada
tahun 1989, Astragraphia menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dan berubah nama menjadi PT Astra
Graphia Tbk
Astragraphia fokus pada bisnis Document Solution dengan parter utama Fuji
Xerox Co. Ltd, perusahaan yang ahli di bidang perdokumenan berskala global.
Bisnis Document Solution tidak hanya bisnis mesin fotokopi, tapi telah mengalami
transformasi bersamaan dengan pesatnya perkembangan d bidang teknologi informasi
(TI). Oleh karena itulah, cakupan bisnis ini pun menjadi lebih luas. Beberapa bisnis
yang tercakup dalam Document Solution antara lain document input (creating,
scanning, merging, editing), document management (sharing, archiving, dsitributing,
routing), hingga document output (printing, faxing, copying, e-mailing, webviewing)
dalam konfigurasi yang bervariasi.
PT. Astra International. Tbk (Perseroan)
PT. Astra International. Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 di
Bandung dan dikelola serta dipimpin oleh William Soeryadjaja, Tjien Kian Tie dan
Liem peng Hong. Pada tahun 1965 PT. Astra International memusatkan kantor
pusatnya di Jakarta, dan kantor Bandung dijadikan sebagai cabang pertama . dengan
nama PT. Astra Incorporated. Perseroan berdomisili di jakarta, Indonesia, dengan
kantor pusat di jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter II, Jakarta. PT.Astra International
resmi berdiri secara hukum dan disahkan di hadapan Notaris Sie. kwan Djioe dengan
akte notaris No.67 tanggal 20 februari1957 di Jakarta, dan dalam keputusan menteri
kesehatan RI No.J.A/53/5 tanggal 1 juli 1957 dan terdaftar di paniteran pengadilan
negeri di Jakarta serta di umumkan dalam tambahan no.01117 berita Negara RI No.85
tanggal 22 oktober 1957.
Perusahaan ini awalnya bergerak dibidang usaha permobilan, yaitu Toyota,
Daihatsu, Isuzu, Nissan Truck, dan pada bidang lainnya seperti :
Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas Kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh Jardine Cycle dan Carriage, Singapura.
PT.Astra International Tbk merupakan suatu badan usaha swasta yang juga
merupakan perusahaan public,yang kini memiliki enam divisi,yaitu:
1. Vehicle Division
2. Heavy Equipment Division
3. Property Division
4. Resources Division
5. Finance division dan System Division.
Divisi-divisi yang memasarkan produk astra kemudian satu persatu
memisahkan diri dan berkembang dan juga memiliki cabang di daerah.
PT. Betonjaya Manunggal Tbk
PT. Betonjaya Manunggal Tbk (IDX: BTON) merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi logam yang bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam-macam bahan logam.
PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
Jakarta,
persetujuan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
No.SI-
125/SHM/MK.10/1990 tanggal 14 Juli 1990. Sejak tahun 2000 seluruh saham telah
dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Kimia
Farma
Tbk
(IDX:
KAEF)
merupakan
perusahaan
Lautan
Luas
Tbk
(IDX:
LTLS)
merupakan
perusahaan
internasional ISO 9002 tentang Sistem Manajemen Mutu serta ISO 14001 tentang
Sistem Manajemen Lingkungan sejak tahun 1996.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi pabrikasi, perdagangan dan
distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain
yang berkaitan.
Perseroan berdomisili di Jalan Gatot Subroto Kav. 74 75, Jakarta Selatan
dan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM 26,4 Ciracas Jakarta Timur.
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (IDX: TKIM) merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi kertas yang bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam-macam kertas.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. (IDX: SMGR) adalah pabrik semen yang
terbesar di Indonesia. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh
Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada
tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ)
merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi minuman yang bermarkas
di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131,
Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga
yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas
pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman
dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman
tercanggih se-Asia Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong
Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia
juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta
memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008
merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. sehingga PT.
Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan
yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg
sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu
Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera
Prawirawidjaja.
PT. Ultrajaya Milk, Tbk. menggunakan sistem komputerisasi yang sudah
terintegrasi, yaitu SAP, sejak tahun 2002. Bahkan perusahaan ini merupakan salah
satu rujukan implementor SAP yang dinilai cukup sukses di dalam mengadopsi
hampir semua modul SAP.
PT United Tractors Tbk
PT United Tractors Tbk (UT) berdiri pada 13 Oktober 1972 dengan nama PT
Astra Motor Works dan PT Astra International Tbk sebagai pemegang saham
mayoritas. Selanjutnya nama tersebut diubah menjadi United Tractors (UT). Segera
setelah beroperasi, UT memperoleh kepercayaan sebagai agen tunggal berbagai
macam alat berat yang memiliki reputasi internasional, antara lain merek KOMATSU
dari Komatsu Ltd, Japan yang sudah sejak awal menjadi perintis kerja sama dengan
UT.
Sepanjang dasawarsa tahun 1970-an, UT yang telah mengembangkan industri
pada areal seluas 20 ha di Jl. Raya Bekasi km. 22, Cakung, Jakarta Timur, terus
membangun reputasi pemasar yang paling berorientasi ke service atau product
support. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, sejak 1981 UT mulai melangkah ke
bidang produksi. Selanjutnya UT mulai mendirikan beberapa Affiliated Company
(Affco) yang semakin memperkokoh usaha yang digelutinya.
4.1.4
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas yang digunakan dalam
penelitian ini diukur dengan rasio lancar (current ratio). Current ratio merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Penghitungan rasio lancar dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara total
aktiva lancar dengan total utang lancar.
Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat
dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar
meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, biaya dibayar dimuka,
pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan dan aktiva lancar
lainnya. Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka
pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini harus segera dilunasi dalam waktu
paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utank bank
satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima
dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka
pendek lainnya.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Rasio Likuiditas
(Current Ratio)
Nama Perusahaan
2008
2009
2010
2011
Total
PT. Arwana Citramulia
0.757 0.792 0.972 1.016
3.537
PT. Asia Pacific Fiber
0.095 0.122 0.189 0.198
0.604
PT. Asiaplast Industries
0.675 1.402 1.862 1.403
5.342
PT. Astra Graphia
1.247 1.447
1.51
1.592
5.796
PT. Astra International
1.322 1.369 1.284 1.364
5.339
PT. Astra Otoparts
2.133 2.174 1.757 1.355
7.419
PT. Betonjaya Manunggal
4.322 9.462 3.597 3.138 20.519
PT. Duta Pertiwi Nusantara
4.561 13.655 4.689 5.189 28.094
PT. Eratex Djaja
0.337 0.416
0.42
0.993
2.166
PT. Gudang Garam
2.217 2.459 2.701 2.245
9.622
PT. Kedawung Setia Industrial 1.196 1.197 1.266 1.358
5.017
PT. Kimia Farma
2.113 1.998 2.425 2.748
9.284
PT. Lautan Luas
1.124 1.121 1.101 1.038
4.384
PT. Modern Int.
1.259
1.15
1.833 11.956 16.198
PT. Mustika Ratu
6.311 7.179 7.163 6.271 26.924
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
2.585 2.367 2.194 1.924
9.07
PT. Semen Gresik
3.388 3.576 2.918 2.647 12.529
PT. Sepatu Bata
2.162 2.352 2.085 2.128
8.727
PT. Tirta Mahakam Resources
1.107 1.759 1.182 1.445
5.493
PT. United Tractor
1.636 1.656 1.566 1.716
6.574
PT. Ultrajaya Milk
1.898 2.116 2.001 1.521
7.536
TOTAL Per tahun
42.445 59.769 44.715 53.245
Rata-rata Per tahun
2.021 2.846 2.129 2.535
Berikut perhitungan current ratio tahun 2008-2011 pada perusahaan
Ratarata
0.884
0.151
1.336
1.449
1.335
1.855
5.130
7.024
0.542
2.406
1.254
2.321
1.096
4.050
6.731
2.268
3.132
2.182
1.373
1.644
1.884
Tabel 4.2
Tingkat Rasio Likuiditas (Current Ratio) Perusahaan Manufaktur
(Sumber: Laporan keuangan neraca pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2011, hasil olah data penulis)
Berdasarkan data di atas, tahun 2008 PT Asia Pacific Fiber Tbk memiliki nilai
Likuiditas terendah yaitu sebesar 0,095, hal tersebut terjadi karena aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai utang lancarnya, dan
angka tersebut masih belum aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena masih mendekati angka 1. Oleh karena itu
perusahaan perlu mengurangi hutang jangka pendeknya agar menarik minat investor
terhadap perusahaan tersebut. Sedangkan untuk nilai likuiditas tertinggi terjadi pada
PT Mustika Ratu Tbk sebesar 6,311, hal tersebut terjadi karena nilai aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari utang lancarnya. Angka ini cukup aman
bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutang dengan aktiva yang dimilikinya,
sehingga minat para investor pun akan tinggi untuk memiliki perusahaan tersebut.
Untuk tahun 2009 PT Asia Pacific Fiber Tbk pun masih memiliki nilai
Likuiditas terendah yaitu sebesar 0,122, hal tersebut terjadi karena aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai utang lancarnya, dan
angka tersebut masih belum aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena masih mendekati angka 1. Oleh karena itu
perusahaan perlu mengurangi hutang jangka pendeknya agar menarik minat investor
terhadap perusahaan tersebut. Sedangkan untuk nilai likuiditas tertinggi terjadi pada
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 13,655, hal tersebut terjadi karena nilai aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari utang lancarnya. Angka ini sangat
aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutang dengan aktiva yang
dimilikinya, sehingga minat para investor pun akan tinggi untuk memiliki perusahaan
tersebut.
Untuk tahun 2010 PT Asia Pacific Fiber Tbk pun masih memiliki nilai
Likuiditas terendah yaitu sebesar 0,189, hal tersebut terjadi karena aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai utang lancarnya, dan
angka tersebut masih belum aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena masih kurang untuk mendekati angka 1. Oleh
karena itu perusahaan perlu mengurangi hutang jangka pendeknya agar menarik
minat investor terhadap perusahaan tersebut. Sedangkan untuk nilai likuiditas
tertinggi terjadi pada PT Mustika Ratu Tbk sebesar 7,163, hal tersebut terjadi karena
nilai aktiva lancar yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari utang lancarnya. Angka
ini cukup aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutang dengan aktiva yang
dimilikinya, sehingga minat para investor pun akan tinggi untuk memiliki perusahaan
tersebut.
Dan untuk tahun 2011 PT Asia Pacific Fiber Tbk pun masih memiliki nilai
Likuiditas terendah yaitu sebesar 0, 198, hal tersebut terjadi karena aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai utang lancarnya, dan
angka tersebut masih belum aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena masih mendekati angka 1. Oleh karena itu
perusahaan perlu mengurangi hutang jangka pendeknya agar menarik minat investor
terhadap perusahaan tersebut. Sedangkan untuk nilai likuiditas tertinggi terjadi pada
PT Modern Internasional Tbk sebesar 11,956, hal tersebut terjadi karena nilai aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari utang lancarnya. Angka ini cukup
aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutang dengan aktiva yang
dimilikinya, sehingga minat para investor pun akan tinggi untuk memiliki perusahaan
tersebut.
Dari data tabel 4.2 di atas dapat dihitung nilai statistik deskriptif likuiditas
dengan menggunakan SPSS 19 For Window. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Descriptive Statistics
N
Minimum
Likuiditas
21
Valid N (listwise)
21
.15
Maximum
Mean
7.02
2.3832
Std. Deviation
1.87214
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh nilai rata 2,38, sedangkan rata-rata
untuk nilai likuiditas terendah yaitu sebesar 0,15 pada PT Asia Pacific Fiber Tbk dan
untuk rata-rata tertinggi sebesar 7,02 pada PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk. Ini
menunjukkan bahwa PT Asia Pacific Fiber Tbk tidak mampu menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya tapi masih belum aman karena masih terlalu jauh dari
angka aman (1). Sedangkan Duta Pertiwi Nusantara Tbk bisa menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena memiliki rata-rata yang cukup aman.
4.1.5
tersebut di biayai oleh hutang yang ada di perusahaan tersebut. Rasio leverage yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt to Equity Ratio (DER). DER ini merupakan
hasil dari perbandingan antara total hutang dan total aktiva.
Berikut perhitungan DER tahun 2008-2011 pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nana Perusahaan
PT. Arwana Citramulia
PT. Asia Pacific Fiber
PT. Asiaplast Industries
PT. Astra Graphia
PT. Astra International
PT. Astra Otoparts
PT. Bentojaya
Manunggal
PT. Duta Pertiwi
Nusantara
PT. Eratex Djaja
PT. Gudang Garam
PT. Kedawung Setia
Industrial
PT. Kimia Farma
PT. Lautan Luas
PT. Modern Int.
PT. Mustika Ratu
PT. Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia
PT. Semen Gresik
PT. Sepatu Bata
PT. Tirta Mahakam
Resources
PT. United Tractor
PT. Ultrajaya Milk
TOTAL Per tahun
Total
4.793
-6.101
3.108
4.697
4.162
1.678
ratarata
1.198
-1.525
0.777
1.174
1.041
0.420
0.217
0.079
0.227
0.289
0.812
0.203
0.337
-2.174
0.551
0.255
-1.616
0.469
0.379
-1.558
0.444
0.314
-2.759
0.592
1.285
-8.107
2.056
0.321
-2.027
0.514
1.129
0.525
3.109
1.491
0.168
1.308
0.569
2.784
1.346
0.155
1.183
0.488
2.519
1.154
0.145
1.105
0.433
3.236
1.506
0.179
4.725
2.015
11.648
5.497
0.647
1.181
0.504
2.912
1.374
0.162
2.649
0.301
0.472
2.629
0.258
0.383
2.449
0.282
0.461
2.462
0.345
0.457
10.189
1.186
1.773
2.547
0.297
0.443
3.335
1.406
0.513
18.460
3.383
0.755
0.452
16.386
3.328
0.837
0.542
15.343
4.025
0.689
0.356
15.495
14.071
3.687
1.863
3.518
0.922
0.466
0.879
0.780
0.731
0.738
lebih tinggi dari total modalnya, nilai tersebut menggambarkan bahwa perusahaan
kesulitan untuk membayar hutang perusahaan jika hanya dengan modal yang
dimlikinya. Hal tersebut tentunya akan mengurangi minat investor karena memiliki
resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan, karena itu perusahaan perlu mengurangi
total hutang/pinjaman-pinjaman yang dimilikinya.
Untuk tahun 2010 PT. Eratex Djaja Tbk memiliki nilai Leverage terendah
yaitu sebesar -1,558, hal tersebut terjadi karena total hutang yang dimiliki perusahaan
lebih rendah bila dibandingkan dengan total modal,nilai tersebut menggambarkan
bahwa perusahaan mampu menutupi hutangnya dengan modal yang dimilikinya.
Sedangkan untuk nilai Leveragetertinggi pun masih terjadi pada PT. Tirta Mahakam
Resources Tbk sebesar 3,328, hal tersebut terjadi karena total hutang yang dimiliki
perusahaan lebih tinggi dari total modalnya, nilai tersebut menggambarkan bahwa
perusahaan kesulitan untuk membayar hutang perusahaan jika hanya dengan modal
yang dimlikinya. Hal tersebut tentunya akan mengurangi minat investor karena
memiliki resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan, karena itu perusahaan perlu
mengurangi total hutang/pinjaman-pinjaman yang dimilikinya.
Dan untuk tahun 2011 PT. Eratex Djaja Tbk pun masih memiliki nilai
Leverage terendah yaitu sebesar -2,759, hal tersebut terjadi karena total hutang yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan total modal,nilai tersebut
menggambarkan bahwa perusahaan mampu menutupi hutangnya dengan modal yang
dimilikinya. Sedangkan untuk nilai Leverage tertinggi pun masih terjadi pada PT.
Tirta Mahakam Resources Tbk sebesar 4,205, hal tersebut terjadi karena total hutang
yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari total modalnya, nilai tersebut
menggambarkan bahwa perusahaan kesulitan untuk membayar hutang perusahaan
jika hanya dengan modal yang dimlikinya. Hal tersebut tentunya akan mengurangi
minat investor karena memiliki resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan, karena itu
perusahaan perlu mengurangi total hutang/pinjaman-pinjaman yang dimilikinya.
Dari data tabel 4.4 di atas dapat dihitung nilai statistik deskriptif likuiditas
dengan menggunakan SPSS 19 For Window. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Descriptive Statistics
N
Minimum
leverage
21
Valid N (listwise)
21
-2.03
Maximum
3.52
Mean
.7820
Std. Deviation
1.24370
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh nilai rata 0,78, sedangkan rata-rata
untuk nilai leverage terendah yaitu sebesar -2,03 pada PT. Eratex Djaja Tbk dan
untuk rata-rata tertinggi sebesar 3,52 pada PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. Ini
menunjukkan bahwa PT. Eratex Djaja Tbk mampu menutupi hutangnya dengan
modal yang dimilikinya. Sedangkan PT Tirta Mahakam Resources Tbk tidak bisa
4.1.6
menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu TATO (Total Asset Turn Over). DER ini merupakan hasil dari
perbandingan antara Beban Penjualan dan Penjualan.
Berikut perhitungan TATO tahun 2008-2011 pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama Perusahaan
PT. Arwana Citramulia
PT. Asia Pacific Fiber
PT. Asiaplast Industries
PT. Astra Graphia
PT. Astra International
PT. Astra Otoparts
PT. Betonjaya Manunggal
PT. Duta Pertiwi Nusantara
PT. Eratex Djaja
PT. Gudang Garam
PT. Kedawung Setia
Industrial
PT. Kimia Farma
PT. Lautan Luas
PT. Modern Int.
PT. Mustika Ratu
PT. Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia
PT. Semen Gresik
PT. Sepatu Bata
PT. Tirta Mahakam
Resources
PT. United Tractor
PT. Ultrajaya Milk
TOTAL Per tahun
Rata-rata Per tahun
2008
0.879
0.761
1.089
1.222
1.202
1.326
2.445
0.79
1.975
1.257
2011
1.109
1.154
0.952
1.532
1.059
1.057
1.294
0.703
1.509
1.072
RataTotal
rata
3.807 0.952
3.811 0.953
3.829 0.957
6.063 1.516
4.512 1.128
4.636 1.159
7.071 1.768
2.701 0.675
8.032 2.008
4.766 1.192
2.219
1.871
1.296
1.337
0.868
1.743
1.826
1.216
1.163
0.945
2.014
1.921
1.086
0.924
0.956
2.009
1.94
1.368
0.844
0.962
7.985
7.558
4.966
4.268
3.731
1.996
1.890
1.242
1.067
0.933
0.6
1.152
1.343
0.498
1.111
1.436
0.575
0.922
1.33
0.537
0.833
1.313
2.21
4.018
5.422
0.553
1.005
1.356
1.141
1.221
0.793
26.787
1.276
0.99
1.198
0.931
25.898
1.233
1.069
1.257
0.937
24.991
1.190
0.833
1.185
0.965
24.23
1.154
4.033
4.861
3.626
1.008
1.215
0.907
Tabel 4.6
Tingkat Rasio Aktivitas (TATO) Perusahaan Manufaktur
Berdasarkan data di atas, tahun 2008 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
memiliki nilai Aktivitas terendah yaitu sebesar 0,6, hal tersebut terjadi karena total
penjualan perusahaan sangat rendah bila dibandingkan dengan total aktiva, nilai
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa menggunakan aktivanya dengan
efektif untuk menunjang angka penjualannya. Dengan begitu perusahaan harus
berusaha meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang dimilikinya agar
minat investor semakin meningkat. Sedangkan untuk nilai Aktivitas tertinggi terjadi
pada PT. Betonjaya Manunggal Tbk sebesar 2,445, hal tersebut terjadi karena total
penjualan perusahaan lebih tinggi dari total aktivanya, nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan telah meggunakan aktivanya secara efektif untuk menunjang
penjualannya. Dengan begitu maka minat investor pun semakin meningkat karena
penggunaan aktiva perusahaan tersebut benar-benar digunakan seefektif mungkin
untuk menunjang penjualannya.
Untuk tahun 2009 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk memiliki nilai Aktivitas
terendah yaitu sebesar 0,498, hal tersebut terjadi karena total penjualan perusahaan
sangat rendah bila dibandingkan dengan total aktiva, nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan belum bisa menggunakan aktivanya dengan efektif untuk
menunjang
angka
penjualannya.Dengan
begitu
perusahaan
harus
berusaha
telah
meggunakan
aktivanya
secara
efektif
untuk
menunjang
penjualannya. Dengan begitu maka minat investor pun semakin meningkat karena
penggunaan aktiva perusahaan tersebut benar-benar digunakan seefektif mungkin
untuk menunjang penjualannya.
Untuk tahun 2010 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk memiliki nilai Aktivitas
terendah yaitu sebesar 0,554, hal tersebut terjadi karena total penjualan perusahaan
sangat rendah bila dibandingkan dengan total aktiva, nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan belum bisa menggunakan aktivanya dengan efektif untuk
menunjang angka penjualannya. Dengan begitu perusahaan harus berusaha
meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang dimilikinya agar minat
investor semakin meningkat. Sedangkan untuk nilai Aktivitas tertinggi terjadi pada
PT. Eratex Djaja Tbk sebesar 2,021, hal tersebut terjadi karena total penjualan
perusahaan lebih tinggi dari total aktivanya, nilai tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan
telah
meggunakan
aktivanya
secara
efektif
untuk
menunjang
Dan untuk tahun 2011 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk memiliki nilai
Aktivitas terendah yaitu sebesar 0,537, hal tersebut terjadi karena total penjualan
perusahaan sangat rendah bila dibandingkan dengan total aktiva, nilai tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa menggunakan aktivanya dengan efektif
untuk menunjang angka penjualannya.Dengan begitu perusahaan harus berusaha
meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang dimilikinya agar minat
investor semakin meningkat. Sedangkan untuk nilai Aktivitas tertinggi terjadi pada
Descriptive Statistics
N
Minimum
Aktivitas
21
Valid N (listwise)
21
.55
Maximum
2.01
Mean
1.2133
Std. Deviation
.40866
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk sebesar 2,009, hal tersebut terjadi karena total
penjualan perusahaan lebih tinggi dari total aktivanya, nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan telah meggunakan aktivanya secara efektif untuk menunjang
penjualannya.Dengan begitu maka minat investor pun semakin meningkat karena
penggunaan aktiva perusahaan tersebut benar-benar digunakan seefektif mungkin
untuk menunjang penjualannya.
Dari data tabel 4.6 di atas dapat dihitung nilai statistik deskriptif aktivitas
dengan menggunakan SPSS 19 For Window. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai rata 1,21, sedangkan rata-rata
untuk nilai aktivitas terendah yaitu sebesar 0,55 pada PT. Pabrik Kertas Tjiwi
KimiaTbk,, nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa menggunakan
aktivanya dengan efektif untuk menunjang angka penjualannya.Dengan begitu
perusahaan harus berusaha meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang
dimilikinya agar minat investor semakin meningkat.Dan untuk rata-rata tertinggi
sebesar 2,01 pada PT. Eratex Djaja Tbk, nilai tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan
telah
meggunakan
aktivanya
secara
efektif
untuk
menunjang
penjualannya.
4.1.7
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama Perusahaan
PT. Arwana Citramulia
PT. Asia Pacific Fiber
PT. Asiaplast Industries
PT. Astra Graphia
PT. Astra International
PT. Astra Otoparts
PT. Betonjaya Manunggal
PT. Duta Pertiwi Nusantara
PT. Eratex Djaja
PT. Gudang Garam
PT. Kedawung Setia
Industrial
PT. Kimia Farma
PT. Lautan Luas
PT. Modern Int.
PT. Mustika Ratu
PT. Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia
PT. Semen Gresik
PT. Sepatu Bata
PT. Tirta Mahakam
Resources
PT. United Tractor
PT. Ultrajaya Milk
TOTAL Per tahun
Rata-rata Per tahun
Total
Ratarata
0.359
0.348
0.222
0.403
0.515
0.684
0.686
0.031
-0.602
0.469
0.090
0.087
0.056
0.101
0.129
0.171
0.172
0.008
-0.151
0.117
0.012
0.038
0.042
0.003
0.063
0.019
0.04
0.028
0.016
0.057
0.03
0.084
0.029
0.053
0.065
0.04
0.096
0.026
0.053
0.061
0.101
0.258
0.125
0.125
0.246
0.025
0.065
0.031
0.031
0.062
0.023
0.238
0.392
0.013
0.257
0.127
0.02
0.235
0.126
0.028
0.201
0.109
0.084
0.931
0.754
0.021
0.233
0.189
-0.017
0.132
0.053
1.444
0.069
0.006
0.126
0.046
2.300
0.110
-0.111
0.530
0.311
-0.028
0.133
0.078
-0.119 0.019
0.116
0.156
0.177
0.035
0.836
1.889
0.040
0.090
Tabel 4.8
Berdasarkan data di atas, tahun 2008 PT. Asia Pacific Fiber Tbk memiliki nilai
Profitabilitas terendah yaitu sebesar -0,432, hal tersebut terjadi karena perusahaan
tersebut mengalami kerugian sehingga nilainya pun negatif, nilai tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen belum terjadi untuk
menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun investasinya. Dengan
demikian perusahaan harus lebih efektif dalam menunjang penjualan serta
investasinya agar investor lebih tertarik menenamkan modalnya. Sedangkan untuk
nilai Profitabilitas tertinggi terjadi pada PT. Sepatu Bata Tbk sebesar 0,392, hal
tersebut terjadi karena perusahaan tersebut mendapat keuntungan terbesar setelah
dibandingkan antara laba bersih dengan total aktiva yg dimiliki, nilai tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen telah dilakukan untuk
menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun investasinya. Hal
demikian sudah cukup bagus untuk menarik minat-minat investor dan harus
dipertahankan atau lebih ditingkatkan.
Untuk tahun 2009 PT. Eratex Djaja Tbk memiliki nilai Profitabilitas terendah
yaitu sebesar -0,259, hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut mengalami
kerugian sehingga nilainya pun negatif, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas
di dalam manajemen belum terjadi untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari
penjualan maupun investasinya.Dengan demikian perusahaan harus lebih efektif
dalam menunjang penjualan serta investasinya agar investor lebih tertarik
menenamkan modalnya. Sedangkan untuk nilai Profitabilitas tertinggi terjadi pada
PT. Asia Pacific Fiber Tbk sebesar 0,529, hal tersebut terjadi karena perusahaan
tersebut mendapat keuntungan terbesar setelah dibandingkan antara laba bersih
dengan total aktiva yg dimiliki, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas di
dalam manajemen telah dilakukan untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari
penjualan maupun investasinya.Hal demikian sudah cukup bagus untuk menarik
minat-minat investor dan harus dipertahankan atau lebih ditingkatkan.
Untuk tahun 2010 PT. Eratex Djaja Tbk memiliki nilai Profitabilitas terendah
yaitu sebesar -0,417, hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut mengalami
kerugian sehingga nilainya pun negatif, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas
di dalam manajemen belum terjadi untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari
penjualan maupun investasinya.Dengan demikian perusahaan harus lebih efektif
dalam menunjang penjualan serta investasinya agar investor lebih tertarik
menenamkan modalnya.Sedangkan untuk nilai Profitabilitas tertinggi terjadi pada PT.
Semen Gresik Tbk sebesar 0,235, hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut
mendapat keuntungan terbesar setelah dibandingkan antara laba bersih dengan total
aktiva yg dimiliki, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen
telah dilakukan untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun
Descriptive Statistics
N
Minimum
Profitabilitas
21
Valid N (listwise)
21
-.15
Maximum
Mean
.23
Std. Deviation
.0771
.08417
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai rata 0,77, sedangkan rata-rata
untuk nilai Profitabilitas terendah yaitu sebesar -0,15 pada PT. Eratex Djaja
KimiaTbk, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen belum
terjadi untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun
investasinya.Dengan demikian perusahaan harus lebih efektif dalam menunjang
penjualan serta investasinya agar investor lebih tertarik menenamkan modalnya. Dan
untuk rata-rata tertinggi sebesar 0,23 pada PT. Semen Gresik Tbk, nilai tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen telah dilakukan untuk
menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun investasinya.
4.1.8
saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu capital gain
(loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Sedangkan yield
merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode
tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase dividen terhadap
harga saham periode sebelumnya.
Data mengenai return saham diperoleh dari laporan keuangan dalam bentuk
perhitungan return saham masing-masing perusahaan pada tahun 2008-2011.
Perhitungan return saham dilakukan dengan cara membandingkan harga saham tahun
sekarang dikurangi dengan harga saham tahun sebelumnya ditambah dengan dividen
dibandingkan dengan harga saham tahun sebelumnya.
Berikut perhitungan Return saham tahun 2008-2011 pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI:
Return saham
Nana Perusahaan
2009
2010
2011
-0.618
0.993
0.025 0,225
0.400
0.100
1.62
0.832
1.125 0,112
3.577
0.894
0.24
0.452
0.056 0,555
0.748
0.187
0.605
1.222
0.669 0,125
2.496
0.624
2.343
0.586
0.368 0,265
3.297
0.824
0.626
1.533
-0.754 0,880
1.405
0.351
0.236
-0.015 0,323
0.054
0.014
2012
Total
ratarata
NO
0.704
-0.052
0.674 0,215
1.326
0.332
-0.592
-0.31
2.043 0,981
1.141
0.285
10
4.153
0.886
0.573 0,654
5.612
1.403
11
0.582
0.516
0.043 0,326
1.141
0.285
12
0.704
0.252
1.169 0,654
2.125
0.531
13
0.523
0.099
0,321
0.662
0.166
14
-0.021
8.688
0.381 0,165
9.048
2.262
15
1.684
0.671
-0.213 0,987
2.142
0.536
16
0.823
0.672
-0.287 0,785
1.208
0.302
17
1.192
0.259
0.218 0,215
1.669
0.417
18
0.42
0.612
-0.349 0,654
0.683
0.171
19
2.573
0.099
-0.179
2.493
0.623
0.04
0,22
Resources
20
-0.3
0.546
0.115 0,128
0.361
0.090
21
0.051
1.161
-0.107 0,217
1.105
0.276
17.145 19.953
0.816
0.950
5.595 14.57
0.266 0.693
Tabel 4.10
Tingkat Return Saham Perusahaan Manufaktur
(Sumber: Laporan keuangan neraca pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2011, hasil olah data penulis)
Untuk tahun 2009 PT. Arwana Citramulia Tbk memiliki nilai Return Saham
terendah yaitu sebesar -0,618, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih rendah dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut tentunya akan
mengurangi minat calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan
modalnya. Sedangkan untuk nilaiReturn Saham tertinggi terjadi pada PT. Gudang
Garam Tbk sebesar 4,153, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih tinggi dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut memungkinkan bagi
calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian perusahaan hanya
perlu mempertahankan kinerja mereka atau juga meningkatkan kinerja mereka untuk
menjaha kepercayaan para penanam modal.
Untuk tahun 2010 PT. PT. Kimia Farma Tbk memiliki nilai Return Saham
terendah yaitu sebesar -0,31, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih rendah dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut tentunya akan
mengurangi minat calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan
modalnya. Sedangkan untuk nilaiReturn Saham tertinggi terjadi pada PT. Modern
International Tbk sebesar 8,688, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun
sekarang lebih tinggi dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut
memungkinkan bagi calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan hanya perlu mempertahankan kinerja mereka atau juga meningkatkan
kinerja mereka untuk menjaha kepercayaan para penanam modal.
Dan untuk tahun 2011 PT. Astra Otoparts Tbk memiliki nilai Return Saham
terendah yaitu sebesar -0,754, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih rendah dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut tentunya akan
mengurangi minat calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan
modalnya. Sedangkan untuk nilaiReturn Saham tertinggi terjadi pada PT. Eratex
Djaja Tbk sebesar 2,043, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang lebih
tinggi dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut memungkinkan bagi calon
Descriptive Statistics
N
Minimum
Return Saham
21
Valid N (listwise)
21
.014
Maximum
Mean
2.262
.651
Std. Deviation
.47568
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai rata 0,65, sedangkan rata-rata
untuk nilai Return Saham terendah yaitu sebesar 0,01 pada PT. Betonjaya
ManunggalTbk, angka tersebut tentunya akan mengurangi minat calon investor untuk
menanamkan modalnya. nilai tersebut menunjukkab bahwa harga saham dan dividen
perusahaan sering mengalami penurunan tiap tahunnya.Dengan demikian perusahaan
harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan modalnya. Dan untuk
rata-rata tertinggi sebesar 2,262 pada PT. Modern International Tbk, nilai tersebut
menunjukkan bahwa harga saham serta dividen yang dimilikinya sering mengalami
peningkatan tiap tahunnya, angka tersebut memungkinkan bagi calon investor untuk
menanamkan modalnya.Dengan demikian perusahaan hanya perlu mempertahankan
kinerja mereka atau juga meningkatkan kinerja mereka untuk menjaha kepercayaan
para penanam modal.
4.2
Pembahasan Penelitian
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
4.2.1.1 Uji Normalitas
Pengujian normalisasi dengan metode Kolmogorov-smirnov test pada program
SPSS 19.0 for window.
Singgih Santoso (2001:314) mengatakan bahwa:
Dasar pengambilan keputusan bias dilakukan berdasarkan profitabilitas
(asymptotic significancy), yakni :
-
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari populasi tidak berdistribusi
normal.
leverage
aktivitas
21
21
21
21
21
2.3832
.7820
1.2133
.0771
.4569
1.87214
1.24370
.40866
.08417
.47568
Absolute
.257
.214
.186
.110
.290
Positive
.257
.179
.186
.063
.290
Negative
-.117
-.214
-.132
-.110
-.185
1.178
.980
.854
.506
1.330
.125
.292
.459
.960
.112
N
Mean
Normal Parametersa,b
Std.
Deviation
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
.306
.541
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
.566
.579
VIF
likuiditas
.067
.074
.262
6.906
.001
.924
1.082
leverage
-.190
.227
.261
5.881
.02
.894
1.118
aktivitas
.113
.290
-.097
9.390
.03
.839
1.192
profitabilitas
.167
1.534
.030
6.109
.009
.972
1.029
Dari table 4.12 menunjukkan tidak adanya korelasi antara sesama variabel
bebas, dimana nilai VIF lebih kecil dari sepuluh dan dapat disimpulkan tidak terdapat
multikolonieritas diantara variabel bebas.
R Square
.282a
Adjusted R
Square
Estimate
.079
-.151
Durbin-Watson
.51027
2.323
4.2.2
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
.214
.173
likuiditas
.124
.058
Beta
.82
2.101
.049
2.992
.01
Correlations
likuiditas
Pearson Correlation
likuiditas
return saham
1
Sig. (2-tailed)
return saham
.154
.01
21
21
Pearson Correlation
.82
Sig. (2-tailed)
.01
21
21
Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.17. Analisis Korelasi
Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = 0,82 artinya
bahwa tingkat hubungan likuiditas dengan return saham bersifat positif dansangat
kuat, karena interpretasinya berada diantara 0,80-1,000. Hubungan yang bersifat
positif artinya setiap kenaikan pada rasio likuiditas, maka hal tersebut akan diikuti
dengan perubahan pada return saham secara searah.
return
saham.
H1: r 0
Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
.214
.173
likuiditas
.124
.058
Beta
.82
2.101
.049
2.992
.01
Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t
dimana penetapan signifikansi dengan df=n-k atau 21-4=17, sig 0,05, maka diperoleh
nilai ttabel sebesar 2,110
Kriteria penolakan hipotesis H0 ditolak jika:
R Square
.82a
.85
Adjusted R
Square
Estimate
.0115
.48219
4.2.3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
1
(Constant)
leverage
Std. Error
.651
.321
-.125
.115
Beta
-.521
2.687
.015
2.666
.02
Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,651- 0,125X2
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a sebesar 0,651,
artinya pada saat rasio leverage sama dengan 0 satuan maka return saham perusahaan
adalah sebesar 0,651 satuan. Dan nilai b negatif sebesar 0,125 artinya bahwa setiap
kenaikan 1% pada rasio leverage mempengaruhi penurunanreturn saham terhadap
investor sebesar 0,125%. Artinya jika leverage meningkat maka return saham akan
mengalami pernurunan.
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien korelasi parsial antara variabel leverage (X2) dengan return
saham (Y).
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari analisis
korelasi disajikan pada tabel sebagai berikut:
Correlations
leverage
Pearson Correlation
leverage
Sig. (2-tailed)
-.521
.610
N
Pearson Correlation
return saham
return saham
21
21
-.521
Sig. (2-tailed)
.02
21
21
Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.22. Analisis Korelasi
Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = -0,521 artinya
bahwa tingkat hubungan leverage dengan return saham bersifat negatifdansedang.
Hubungan yang bersifat negatif artinya setiap terjadi perubahan pada rasio leverage,
maka hal tersebut akan diikuti dengan perubahan pada return saham secara
berlawanan.
c. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara leverage dengan return saham dengan Ho
dan H adalah sebagai berikut:
Ho1 : r = 0
H1: r 0
Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
1
(Constant)
leverage
Std. Error
.651
.321
-.125
.115
Beta
-.521
2.687
.015
2.666
.02
Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t
dimana penetapan signifikansi dengan df=n-k atau 21-4=17, sig 0,05, maka diperoleh
nilai ttabel sebesar 2,110
Kriteria penolakan hipotesis H0 ditolak jika:
thitung -ttabel (1-/2; n-2)
karena thitung 2,666 ttabel 2,110 maka H0 ditolak dan H diterima. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari tingkat leverage
terhadap return saham.
d. Analisis koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
variabel leverage (X2) terhadap return saham (Y).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil koefisien
determinasi akan disajikan pada tabel dibawah ini:
Model Summary
Model
-.521
R Square
.60
Adjusted R
Square
Estimate
-.025
.48461
4.2.4
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
1
(Constant)
aktivitas
Std. Error
.244
.338
2.897
.325
Beta
.95
1.914
.071
4.753
.001
Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,244+2,897X3
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a sebesar 0,244,
artinya pada saat rasio aktivitas sama dengan 0 satuan maka return saham perusahaan
adalah sebesar 0,244 satuan. Dan nilai b positif sebesar 2,897artinya bahwa setiap
kenaikan 1% pada rasio aktivitas maka return saham yang didapat investor sebesar
akan meningkat2,897%. Artinya jika aktivitas meningkat maka return saham pun
akan meningkat.
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan
return saham
1
Sig. (2-tailed)
return saham
.95
.001
21
21
Pearson Correlation
.95
Sig. (2-tailed)
.001
21
21
Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.27. Analisis Korelasi
Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = 0,95 artinya bahwa
tingkat hubungan likuiditas dengan return saham bersifat positif dan sangat kuat,
karena interpretasinya berada diantara 0,80-1,000. Hubungan yang bersifat positif
artinya setiap kenaikan pada rasio aktivitas maka hal tersebut akan diikuti dengan
perubahan pada return saham secara searah.
c. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara aktivitas dengan return saham dengan Ho
dan H adalah sebagai berikut:
Ho1 : r = 0
H1: r 0
Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
1
(Constant)
aktivitas
Std. Error
.244
.338
2.897
.325
Beta
.95
1.914
.071
4.753
.001
Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t
dimana penetapan signifikansi dengan df=n-k atau 21-4=17, sig 0,05, maka diperoleh
nilai ttabel sebesar 2,110
Kriteria penolakan hipotesis H0 ditolak jika:
thitung -ttabel (1-/2; n-2)
karena thitung 4,753 ttabel 2,110 maka H0 ditolak dan H diterima. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari tingkat aktivitas
terhadap return saham.
d. Analisis koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
variabel aktivitas (X3) terhadap return saham (Y).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil koefisien
determinasi akan disajikan pada tabel dibawah ini:
Model Summaryb
Model
R Square
.95a
.90
Adjusted R
Square
Estimate
.034
.48360
4.2.5
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
.379
.146
profitabilitas
.218
1.295
Beta
.836
3.252
.004
3.165
.03
Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,379+ 0,218X4
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a sebesar 0,379,
artinya pada saat rasio profitabilitas sama dengan 0 satuan maka return saham
perusahaan adalah sebesar 0,379 satuan. Dan nilai b positif sebesar 0,218 artinya
bahwa setiap kenaikan 1% pada rasio profitabilitas mempengaruhi peningkatanreturn
saham yang didapat investor sebesar 0,218%. Artinya jika profitabilitas meningkat
maka return saham pun akan meningkat pula.
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien korelasi parsial antara variabel profitabilitas (X 4) dengan
return saham (Y).
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari analisis
korelasi disajikan pada tabel sebagai berikut:
Correlations
profitabilitas
Pearson Correlation
profitabilitas
Sig. (2-tailed)
.836
.03
N
Pearson Correlation
return saham
return saham
21
21
.836
Sig. (2-tailed)
.03
21
21
Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.32. Analisis Korelasi
Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = 0,836 artinya
bahwa tingkat hubungan profitabilitas dengan return saham bersifat positif dan sangat
kuat. Hubungan yang bersifat positif artinya setiap kenaikan pada rasio likuiditas
maka hal tersebut akan diikuti dengan perubahan pada return saham secara searah.
c. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas dengan return saham dengan
Ho dan H adalah sebagai berikut:
Ho1 : r = 0
H1: r 0
Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
.379
.146
profitabilitas
.218
1.295
Beta
.836
3.252
.004
3.165
.03
Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t
dimana penetapan signifikansi dengan df=n-k atau 21-4=17, sig 0,05, maka diperoleh
nilai ttabel sebesar 2,110
Kriteria penolakan hipotesis H0 ditolak jika:
thitung -ttabel (1-/2; n-2)
karena thitung 3,165 ttabel 2,110 maka H0 ditolak dan H diterima. Maka
dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh
dari
tingkat
.836
R Square
.86
Adjusted R
Square
Estimate
-.051
.48762
4.2.6
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.325
.552
likuiditas
.152
.563
leverage
-.098
aktivitas
profitabilitas
Beta
.566
.579
.246
6.906
.001
.256
.278
5.881
.02
.456
.654
-.356
9.390
.03
.198
.555
.111
6.109
.009
Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,325 + 0,152X1- 0,098X2+ 0,456X3 + 0,198X4
Dari persamaan regresi berganda di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a
sebesar 0,325, artinya pada saat rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas
sama dengan 0 satuan maka return saham perusahaan adalah sebesar 0,325 satuan.
Nilai koefisien multipel antara variabel X 1 terhadap Y positif sebesar 0,152,
hal ini menunjukkan bahwa pada saat kenaikan likuiditas sebesar 1%, hal tersebut
akan meningkatkan return saham sebesar 0,152%, dengan asumsi bahwa variabel
leverage, aktivitas dan profitabilitas dianggap konstan.
variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan
antara variabel X dengan variabel Y.
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari analisis
korelasi disajikan pada tabel sebagai berikut:
Model Summaryb
Model
R Square
Adjusted R Square
.879a
.83
.112
.65985
Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.37. Analisis Korelasi
Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = 0,879 artinya
bahwa tingkat hubungan likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap
return saham bersifat positif dan sangat kuat, karena interpretasinya berada diantara
0,80-1,000. Hubungan yang bersifat positif artinya setiap kenaikan pada rasio
likuiditas,leverage, aktivitas dan profitabilitas maka hal tersebut akan diikuti dengan
perubahan pada return saham.
c.
terdapat
H1: r 0
Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
.456
.125
Residual
5.148
78
.654
Total
5.579
54
F
10.597
Sig.
.032
Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji
F dimana penetapan signifikansi df = n-k-1 ; 21-4-1=16, sig 0,05. Maka diperoleh
nilai Ftabel sebesar 5,84 dan diketahui nilai perolehan Fhitung sebesar 10,597. Karena
Fhitung 10,597Ftabel 5,84 maka Ho ditolak dan H diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh dari tingkat likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas
terhadap return saham.
R Square
Adjusted R
Square
Estimate
.753a
.83
.151
.51027
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2011 dan analisis yang didukung oleh teori-
teori yang melandasi, serta hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka
peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat likuiditas pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
didapat nilai rata-rata likuiditas sebesar 2,38 atau 238% yang dinilai
sangat tinggi, sedangkat untuk rata-rata likuiditas terendah yakni sebesar
0,15 atau 15% pada PT Asia Pacific Fiber Tbk. Dan untuk rata-rata tingkat
likuiditas tertinggi yakni sebesar 7,02 atau 702% pada PT Duta Pertiwi
Nusantara Tbk.
2. Tingkat leverage pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
didapat nilai rata-rata leverage sebesar 0,78 atau 78% yang dinilai sangat
tinggi, sedangkat untuk rata-rata leverage terendah yakni sebesar -2,03
pada PT. Eratex Djaja Tbk. Dan untuk rata-rata tingkat leverage tertinggi
yakni sebesar 3,52 atau 352% pada PT. Tirta Mahakam Resources Tbk.
3. Tingkat aktivitas pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
didapat nilai rata-rata aktivitas sebesar 1,21 atau 121% yang dinilai sangat
tinggi, sedangkat untuk rata-rata aktivitas terendah yakni sebesar 0,55 atau
55% pada PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Dan untuk rata-rata tingkat
aktivitas tertinggi yakni sebesar 2,01 atau 201% pada PT. Eratex Djaja
Tbk.
4. Tingkat profitabilitas pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel didapat nilai rata-rata profitabilitas sebesar 0,77 atau 77% yang
dinilai sangat tinggi, sedangkat untuk rata-rata profitabilitas terendah
yakni sebesar -0,15 PT. Eratex Djaja Kimia Tbk. Dan untuk rata-rata
tingkat profitabilitas tertinggi yakni sebesar 0,23 atau 23% pada PT.
Semen Gresik Tbk.
5. Tingkat return saham pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel didapat nilai rata-rata return saham sebesar 0.46 atau 46% yang
dinilai sangat tinggi, sedangkat untuk rata-rata return saham terendah
yakni sebesar -0,6 pada PT. United Tractor Tbk. Dan untuk rata-rata
tingkat return saham tertinggi yakni sebesar 2,10 atau 210% pada PT.
Modern International Tbk.
6. Pengaruh likuiditas terhadap return saham sebesar 75%sedangkan 15%
merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return saham
yang tidak diteliti oleh penulis. Misalnya kualitas dan reputasi
manajemennya, struktur permodalannya, sttruktur hutang perusahaannya,
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya,
faktor ekonomi, inflasi serta hal-hal lain yang tidak tertuang dalam
penelitian ini.
7. Pengaruh leverage terhadap return saham sebesar 55%sedangkan 45%
merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return saham
yang tidak diteliti oleh penulis. Misalnya kualitas dan reputasi
manajemennya, struktur permodalannya, sttruktur hutang perusahaannya,
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya,
faktor ekonomi, inflasi serta hal-hal lain yang tidak tertuang dalam
penelitian ini.
8. Pengaruh aktivitas terhadap return saham sebesar 82%sedangkan 18%
merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return saham
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Amenc, Le Sourd. 2003. Portofolio Theory and Performance Anaysis. John Wiley &
Sons, Inc
Arifin Johar. 2004. Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer, Edisi Pertama.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: CV Alfabeta.
Fred, Weston J & Thomas E. Copeland. 1992. Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Ganto, Jullimursyida. 2008. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur
Terhadap Return Saham di BEI, Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh.
Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.8 No.1, 2008.
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE.
Horne, James Van & John M. Wachowis. 2001 Financial Management and Policy,
12th Revised. Prentice Hall.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Kasmir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.