Anda di halaman 1dari 174

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011
DRAFT SKRIPSI
Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Zaky Silemut Ate
084020202

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN


PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011
SKRIPSI
Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan

Bandung, Mei 2012


Mengetahui,
Pembimbing

Ifa Ratifah, SE., M.Si.

Dekan

Ketua Program Studi

Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., M.P.

Dr. H. Sasa S Suratman, SE., M.Sc.

PERNYATAAN

(Program Studi Strata 1)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Karya tulis, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Pasundan maupun di
perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa ada
bantuan dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar nama pusataka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
di perguruan tinggi.
Bandung, ..
Yang membuat pernyataa

(Zaky Silemut Ate)


NRP. 084020202
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan


Profitabilitas Terhadap Return Saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh antara rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI baik secara
parsial maupun simultan.
Sampel dalam penelitian ini didasarkan pada metode probability sampling.
Metode probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Dalam hal ini jumlah sampel yang diteliti sebanyak 21 perusahaan.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif asosiatif.
Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif yaitu laporan
keuangan perusahaan manufaktur. Objek penelitian adalah rasio likuiditas, leverage,
aktivitas, profitabilitas dan return saham. Sedangkan subjek penelitian pada
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dengan menggunakan laporan keuangan
yang telah diaudit periode tahun 2008-2011. Analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi, korelasi, pengujian hipotesis menggunakan uji t
dan uji F serta koefisien determinasinya.
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh persamaan regresinya adalah Y=
0,306 + 0,067X1 - 0,190X2 + 0,113X3 + 0,167X4. Persamaan regresi tersebut memiliki
nilai a sebesar 0,306 artinya pada saat tingkat likuiditas, leverage, aktivitas dan
profitabilitas sebesar 0 satuan maka return saham adalah sebesar 0,576 satuan. Nilai
koefisien multipel antara variabel X1 terhadap Y positif sebesar 0,067, hal ini
menunjukkan bahwa pada kenaikan tingkat likuiditas sebesar 1%, hal tersebut akan
meningkatkan return saham 0,067, dengan asumsi bahwa variabel X2, X3, X4
dianggap konstan. Begitu juga dengan variabel-variabel yang lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai korelasi yang diperoleh
sebesar 0,753 artinya bahwa keempat faktor tersebut yaitu likuiditas,
leverageaktivitas dan profitabilitas secara simultan memiliku hubungan yang kuat
terhadap return saham. Nilai determinasi secara simultan diperoleh sebesar 0,74,
yang artinya variabel X1,2,3,4 secara simultan memberikan kontribusi 74% terhadap
return saham. Hasil uji F sebesar 7,345 yang artinya bahwa X1,2,3,4 berpengaruh
terhadap return saham.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala rahmat, anugerah dan karunia sehingga dengan ijin-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa pula shalawat beriring salam juga penulis panjatkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan
lil alamin). Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi fakultas Ekonomi Universitas
Pasundan Bandung. Skripsi ini berjudul PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,
LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCANTUM DI
BURSA EFEK INDONESIA.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan dorongan,
bimbingan, masukan dan kritik serta pendapat dari berbagai pihak sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan
kasih sayang dan doa restunya. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis
ucapkan kepada yang terhormat Ibu H. Ifa Ratifah, SE., M.Si selaku pembimbing
yang telah meluangkan waktu, menyumbangkan fikiran dan tenaga serta memberikan
masukkan, saran dan pendapat yang berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik, serta ayahanda dan ibunda yang senantiasa mendoakan

penulis. Semoga Allah SWT selalu melindungi, mencintai dan melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada mereka serta menempatkan mereka dalam kedudukan yang
mulia (Amin). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam rangka
penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Melalui kesempatan ini pula, dengan kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang yang terhingga kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, anugerah dan karuniaNya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penyusunan skripsi ini dengan baik.
2. Rasulullah SAW yang menjadi teladan kita semua.
3. Prof. Dr. H. M. Didi Turdmidzi, Drs., M.Si. Rektor Universitas Pasundan.
4. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., M.Si., MP. Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan.
5. H. Sasa S Suratman, SE., M.Sc. Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pasundan.
6. Dadan Soekardan, SE., M.Si. Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.
7. Justinia Catellani. SE., M.Si. Selaku Dosen Wali.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa
Universitas Pasundan.
9. Seluruh staf tata usaha Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, terima
kasih atas bantuannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk bapak Kosim sebagai Staf Jurusan Akuntansi.
11. Kepada abangku Anhar Haris S.Si. dan adikku Muhammad Rizky Fauzi
serta seluruh keluarga besarku.

12. Teman-teman seluruh Universitas Pasundan khususnya angkatan 2008


kelas AK C, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk
semuanya.
13. Terima kasih juga sahabat-sahabatku: Putri Wulansiswi, Wulan, Indri,
Rahma, Nikeu martina, Fika Legita, Alex Wiyogo, Muhammad Ikhsan Alfiqri, Muhammad Nasrulloh, Ahmadi Punsu, Dwi Suhendri, Fajar Sys
Hidayat dan Jovi Muharam atas dukungan semangatnya kepada saya
selama mengerjakan skripsi ini hingga selesai.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada umumnya. Semoga Allah
SWT membalas semua amal dan kebaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, 24 Mei 2012


Penulis,

Zaky Silemut Ate

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK..

KATA PENGANTAR ..

ii

DAFTAR ISI .

vi

DAFTAR TABEL..

xii

DAFTAR GAMBAR.

xvi

DAFTAR LAMPIRAN.

xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2

Latar Belakang Masalah..


Identifikasi Masalah

1
9

1.3

Tujuan Penelitian ..

11

1.4

Kegunaan Penelitian...
1.4.1 Kegunaan Praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis.

12
12
12

1.5

Lokasi Penelitian..

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


2.1

Kajian Pusataka

14

2.1.1

Informasi Fundamental...

14

2.1.2

Analisis Laporan Keuangan...

16

2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan..........

16

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

17

2.1.2.3 Tahap-Tahap Analisis Laporan Keuangan....

19

2.1.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan.

20

Analisis Rasio Keuangan.

22

2.1.3.1 Rasio Likuiditas (Current Ratio).

24

2.1.3.2 Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio)

24

2.1.3.3 Rasio Aktivitas (Total Asset Turn Over)........

26

2.1.3.4 Rasio Profitabilitas (Return On Asset).

26

Return Saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.
Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Return Saham..
Pengaruh Rasio Leverage terhadap Return Saham
Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Return saham.
Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham..
Pengaruh Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, dan
Return On Asset Terhadap Return Saham.

27
28
30
31
32
33

2.2

Kerangka Pemikiran

36

2.3

Hipotesis Penelitian

41

2.1.3

2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.1.9

35

BAB III METODE PENELITIAN


3.1

Metode Penelitian

42

3.2

Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel..................

43

3.2.1

Definisi Variabel dan Pengukurannya.

43

3.2.2

Operasionalisasi Variabel.

45

Populasi dan Sampel

46

3.3

3.3.1

Populasi Penelitian

46

3.3.2

Sampel Penelitian.

47

3.3.3

Teknik Sampling.........................................................

48

3.4

Teknik Pengumpulan Data..

50

3.5

Model Penelitian..

51

3.6

Analisa Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis

52

3.6.1

Analisa Data.

52

3.6.2

Rancangan Pengujian Hipotesis..

64

Proses Penelitian..

67

3.7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1

Hasil Penelitian

69

4.1.1

Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

69

4.1.2

Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Bursa Efek


Indoenesia

71

4.1.3

Gambaran Umum Perusahaan

74

4.1.4

Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur periode


2008-2011...................................................................

91

4.1.5

Tingkat Leverage Pada Perusahaan Manufaktur periode


2008-2011...................................................................

4.1.6

97

Tingkat Aktivitas Pada Perusahaan Manufaktur periode


2008-2011...................................................................102

4.1.7

Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur periode


2008-2011.................................................................. 107

4.1.8

Tingkat Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur periode


2008-2011................................................................... 113

4.2

Pembahasan Penelitian.........................................................
4.2.1

119

Uji Asumsi Klasik..............

119

4.2.1.1 Uji Normalitas... 119


4.2.1.2 Uji Multikolinearitas. 124
4.2.1.3 Uji Autokeralasi 123
4.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas. 124
4.2.2

Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Return Saham 126

4.2.3

Analisis Pengaruh Leverage Terhadap Return Saham. 131

4.2.4

Analisis Pengaruh Aktivitas Terhadap Return Saham. 135

4.2.5

Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham. 141

4.2.6

Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas


dan Profitabiltias Terhadap Return Saham.. 147

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1

Kesimpulan............................................................................ 153

5.2

Saran..................................................................................... 156

DAFTAR PUSTAKA.. 159


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel
3.1

Halaman
Operasionalisasi Variabel Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,
Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham ................................

45

3.2

Daftar Perusahaan Manufaktur yang Dijadikan Sampel. 49

3.3

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi... 60

4.1

Profil Singkat Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 74

4.2

Tingkat Rasio Likuiditas (Current Ratio) Perusahaan Manufaktur............. 93

4.3

Analisis Deskriptif Rasio Likuiditas (Current Ratio)................................. 96

4.4

Tingkat Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio) Perusahaan


Manufaktur)..............................................................................................

98

4.5

Analisis Deskriptif Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio)....................... 101

4.6

Tingkat Rasio Aktivitas (TATO) Perusahaan Manufaktur........................ 103

4.7

Analisis Deskriptif Rasio Aktivitas (TATO).............................................. 106

4.8

Tingkat Rasio Profitabilitas (Return On Asset) Perusahaan Manufaktur.....

108
4.9

Analisis Deskriptif Rasio Profitabilitas (Return On Asset).......................

112
4.10

Tingkat Return Saham Perusahaan Manufaktur.....................................

114

4.11

Analisis Deskriptif Return Saham..........................................................

117

4.12

Uji Normalitas........................................................................................

119

4.13

Uji Multikolonieritas...............................................................................

122

4.14

Uji Autokorelasi.....................................................................................

123

4.15

Analisis Regresi Sederhana Likuiditas Terhadap Return Saham..

126

4.16

Analisis Korelasi Likuiditas Terhadap Return Saham..

4.17

Analisis Korelasi Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

4.18

128

Koefisien Korelasi..

128

Hasil Perhitungan Uji t..

129

4.19

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

4.20

Analisis Regresi Sederhana Leverage Terhadap Return Saham.. ..

4.21

Analisis Korelasi Leverage Terhadap Return Saham..

4.22

Analisis Korelasi Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

130
132
133

Koefisien Korelasi..

133

4.23

Hasil Perhitungan Uji t..

135

4.24

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

136

4.25.

Analisis Regresi Sederhana Aktivitas Terhadap Return Saham..

137

4.26

Analisis Korelasi Aktivitas Terhadap Return Saham..

138

4.27

Analisis Korelasi Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi


Koefisien Korelasi..

139

4.28

Hasil Perhitungan Uji t..

140

4.29

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

141

4.30

Analisis Regresi Sederhana Profitabilitas Terhadap Return Saham.. ..

4.31

Analisis Korelasi Profitabilitas Terhadap Return Saham.

4.32

Analisis Korelasi Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi


Koefisien Korelasi..

142
143

144

4.33

Hasil Perhitungan Uji t..

145

4.34

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

146

4.35

Analisis Regresi Berganda Likuiditas, Leverage,


Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham

4.36

Analisis Korelasi Likuiditas, Leverage,


Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham

4.37

147

149

Analisis Korelasi Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi


Koefisien Korelasi..

150

4.38

Hasil Perhitungan Uji F..

151

4.39

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Simultan

152

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1

Konversi Data Menjadi Informasi

17

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran.

40

Gambar 3.1

Model Penelitian..

52

Gambar 3.2

Proses Penelitian..

68

Gambar 4.1

Grafik P-Plot

121

Gambar 4.2

Grafik Scatterplot

125

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Tugas Bimbingan Skripsi

Lampiran 2

Kartu Perkembangan Bimbingan Skripsi

Lampiran 3

Hasil Output Statistika (Parsial dan Simultan)

Lampiran 4

Tabel Distribusi t dan F

Lampiran 5

Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur

Lampiran 6

Daftar Riwayat Hidup

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1

Latar Belakang Masalah


Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai alternatif

untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk
berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun
diinvestasikan di pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat
merupakan indikator bahwa pasar modal merupakan alternatif sumber dana
disamping perbankan, selain itu dengan semakin berkembangnya pasar modal juga
menunjukkan bahwa kepercayaan pemodal akan investasi di pasar modal Indonesia
cukup baik.
Investasi merupakan penundaan konsumsi pada saat ini dengan tujuan
mendapatkan tingkat pengembalian (return) yang akan diterima di masa yang akan
datang. Investasi pada saham dianggap mempunyai tingkat risiko yang lebih besar

dibandingkan dengan alternatif investasi lain, seperti obligasi, deposito, dan


tabungan.
Para investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan
bersadarkan tingkat toleransinya terhadap resiko. Sejalan dengan konsep investasi
High Risk-High Return, investor yang menyukai resiko (risk lover), mereka akan
memilih saham-saham yang mempunyai resiko yang tinggi, agar dikemudian hari
akan mendapatkan return yang tinggi pula. Sebaliknya investor yang tidak menyukai
resiko (risk avester) merencanakan keuntungan normal. Investasi selalu mengandung
unsur resiko, karena perolehan yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang
akan datang, resiko itu juga timbul karena return yang diterima mungkin lebih besar
atau lebih kecil dari dana yang diinvestasikan.
Hubungan return dan risiko searah dan linier, artinya semakin besar return
yang diharapkan, maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung. Dengan
kata lain investor yang berharap memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, berarti
bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, tidak relevan
mengharapkan keuntungan yang sebesar besarnya melalui investasi pada aset yang
menawarkan return paling tinggi, karena harus juga mempertimbangkan tingkat
risiko yang harus ditanggung
Investor maupun calon investor dapat memperkirakan berapa tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) dan seberapa jauh kemungkinan
hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Apabila
kesempatan investasi mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi, maka investor akan

mengisyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pula. Dengan kata lain, semakin
tinggi risiko suatu kesempatan investasi maka akan semakin tinggi pula tingkat
keuntungan (return) yang diisyaratkan oleh investor (Jogiyanto, 2000).
Menurut Robert Ang (1997) ada dua faktor yang mempengaruhi return suatu
investasi yaitu pertama, faktor internal perusahaan seperti kualitas dan reputasi
manajemennya, struktur permodalannya, struktur hutang perusahaan dan sebagainya,
kedua adalah menyangkut faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan
fiskal, perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi misalnya terjadinya inflasi,
nilai tukar mata uang domestik terrhadap mata uang asing, tingkat suku bunga dan
sebagainya.
Dari sini sudah jelas bahwa, return (kembalian) merupakan hal terpenting di
dalam menentukan keputusan investasi. Pada dasarnya justifikasi atas return yang
diterima harus dianalisis, antara lain melalui analisis return historis yang terjadi pada
periode sebelumnya, dengan dasar analisis tersebut lalu menentukan tingkat
kembalian yang diinginkan (expected return) (Robert Ang, 1997).
Penilaian investor terhadap suatu saham perusahaan diantaranya adalahdengan
memperhatikan kinerja perusahaan yang menerbitkan saham. Oleh karena itureturn
saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai salah satupengukur
kinerja dari suatu perusahaan (Jogiyanto, 2000), sehingga perusahaanberusaha
menjaga dan memperbaiki kinerjanya yang dapat mempengaruhi returnsaham agar
portofolio saham yang diinvestasikan meningkat.

Di Indonesia banyak terjadi fenomena yang menyebabkan anomali terhadap


return saham. Salah satu fenomena tersebut dinamakan the Monday effect. The
Monday effect yaitu ketika return saham secara signifikan negatif pada hari senin. Hal
ini menyebabkan apabila return pada hari senin dapat diprediksi, maka dapat
dirancang suatu pedoman yang dapat memanfaatkan pola musiman tersebut untuk
mendapatkan return yang abnormal. Padahal pada pasar efisien, seharusnya tidak
akan muncul suatu pola pergerakan harga yang bersifat konstan dan bisadimanfaatkan
untuk

mendapatkan

return

abnormal(http://www.docstoc.com/docs/23254218/fenomena-the-mondai-effect-diBEJ).
Penelitian di pasar modal Amerika menemukan bahwa the Monday effect
adalah terkonsentrasi pada hari Senin dua minggu terakhir setiap bulannya. (Wang Li
dan Erickson, 1997). Sedangkan di Indonesia penelitian yang dilakukan di BEJ
dengan sampel return saham yang termasuk LQ-45, menunjukkan bahwa terdapat
abnormal return yang negatif pada hari Senin. Sedangkan di hari lainnya
menunjukkan abnormal return yang positif (Tata dan Indrasari, 2004).
Dari fenomena tersebut menunjukkan bahwa return saham di BEI selalu
mengalami fluktuasi. Karena itu perlu lebih banyak belajar/mengkaji lebih dalam
lagi untuk mengetahui fluktuasi yang terjadi padareturn saham di BEI.
Jika belajar return saham lebih lanjut lagi, sebenarnya banyak sekali informasi
yang bertebaran sehingga orang seringkali mengalami information overload, apalagi
di era informasi seperti ini. Informasi-informasi yang tersedia di antaranya laporan

keuangan, rumor, saran teman, saudara, broker, dan mungkin yang lainnya. Banyak
orang berpendapat bahwa dalam berinvestasi saham yang paling penting adalah
belajar dari kebiasaan atau kegagalan.
Survey mengatakan bahwa dari 100% orang yang bertransaksi di pasar modal,
85%

mengalami

kegagalan

dan

hanya

15%

saja

yang

bertahan(http:www.ferdiedarmawan.com).
Oleh karena itu kita perlu alat atau media untuk menghindari kegagalan
tersebut serta memprediksi atau juga untuk menganalisis seberapa besar return yang
akan dihasilkan.Alat tersebut berupa laporan keuangan, laporan keuangan tersebut
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Kondisi keuangan
suatu perusahaan merupakan bagian yang amat penting untuk dapat diketahui oleh
semua pihak yang berkepentingan, misalnya: kreditor, investor maupun pihak internal
perusahaan itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjangnya. Selain itu agar dapat diketahui tingkat keuntungan yang
diperoleh perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan.
Menurut Agnes Sawir (2001: 2) media yang dapat dipakai untuk meneliti
kondisi kesehatan perusahaan adalah: Laporan Keuangan yang terdiri dari: Neraca,
perhitungan laba rugi, ikhtiar laba yang ditahan dan laporan posisi keuangan.
Dalam

menganalisis

kondisi

keuangan

tersebut,

pihak-pihak

yang

berkepentingan mempunyai tujuan yang bervariasi. Seorang investor atau calon


investor, pada prinsipnya lebih berkepentingan dengan keuntungan (return) saat ini

dan di masa-masa yang akan datang, sedang bagi pihak internal analisis terhadap
kondisi keuangan akan membantu dalam hal perencanaan perusahaan dan dapat
digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
Untuk melakukan analisis tentang return saham diperlukan adanyainformasi
yang bersifat fundamental dan teknikal. Analisis fundamental didasarkan pada
informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun administrator bursaefek.
Analisis ini dimulai dari siklus perusahaan secara umum, selanjutnyakesektor
industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap harga saham yangditerbitkan.
Sedangkan analisis teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa
lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masamendatang(Halim,
2005).
Analisis fundamental dipengaruhi oleh rasio - rasio keuangan yangmerupakan
salah satu indikator kinerja keuangan perusahaan. Pengukuran kinerjakeuangan
konvensional yang penting dan biasanya merupakan pusat perhatianinvestor maupun
analis keuangan meliputi analisis terhadap posisi keuntungankompetitif perusahaan,
likuiditas aktiva perusahaan terutama yang berhubungandengan kemampuan
keuangan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat
leverage terhadap shareholders equity, dan komposisi danpertumbuhan operasional
penjualan perusahaan berdasarkan laporan keuangan historis. Selanjutnya diketahui
rasio-rasio keuangan dan ukuran-ukuran lain yangdikaitkan dengan model pasar.
Analisis fundamental menyatakan bahwa tingkat keuntungan akan mempengaruhi
harga saham, semakin tinggi keuntungan semakin tinggi return saham. Natarsyah

(2000) menyatakan bahwa dengan asumsi para investor adalah rasional maka aspek
fundamental menjadi dasar penilaian yang utama bagi para fundamentalis.
Argumentasi dasarnya adalah bahwa harga saham mewakili nilai perusahaan, tidak
hanya nilai intrinsik(intrinsic value) suatu saham yang merupakan nilai sesungguhnya
pada suatu saat, tapi juga dan bahkan lebih penting adalah harapan akan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan di kemudian hari.
Menurut

Suad

Husnan

(1996;315)Analisis

fundamental

mencoba

memperkirakanharga saham di masa yang akan datang dengan memperkirakan nilai


faktor fundamentalyang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang.Sedangkan menurut Fogler dan Kritzman (1994;51) faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap return saham adalah Return maket (IHSG), deviden yield,
perubahan Earning per Share (EPS), Price EarningRatio (PER), Debt Equity Ratio
(DER), Harga Saham. Pada analisis fundamental, terdapat beberapa rasio keuangan
yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Rasio
keuangan tersebut adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasioprofitabilitas, rasio
solvabilitas dan rasio pasar. Rasio-rasio tersebut digunakan untuk menjelaskan
kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi
return saham di pasar modal. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang
tercermin dari rasio-rasionya maka, semakin tinggi return saham perusahaan tersebut
(James C. Van Horne, 1997).
Menurut Ang (1997), rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5macam
yaitu :rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka

pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar relatif terhadap hutanglancarnya,


rasio solvabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaanuntuk memenuhi
segala kewajiban jangka panjangnya. Rasio profitabilitas yaiturasio yang mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalamhubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Rasio aktivitas,yaitu rasio yang mengukur seberapa
jauh efektivitas perusahaan dalammengerjakan sumber dananya. Dan rasio pasar
yaitu rasio yang mengukur hargapasar saham relatif terhadap nilai bukunya.
Adapun peneliti terdahulu yang telah dilakukan oleh Happy Lydiatri pada
tahun 2009 dengan judul Pengaruh Rasio Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif

Periode 2005-2007.

HipotesisnyaRasio Profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap return


saham, Rasio Leverage mempunyai Pengaruh signifikan terhadap return saham,
Rasio Likuiditas mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, Rasio
Profirabilitas, Leverage dan Likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap return
saham. Lokasi penelitian di pusat referensi Pasar Modal PT Bursa Efek Indonesia dan
tahun data 2005-2007. Populasinya yaitu 16laporan tahunan perusahaan otomotif
yang terdaftar diBEI dan sampel penelitian diambil dari populasi. Sedangkan teknik
sampling yang digunakan yaitu teknik nonrandom sampling, yaitu purposive
sampling.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROE), rasio
Leverage (debt ratio), dan Rasio Likuiditas (current ratio) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham dari koefisien determinasi yang telah disesuaikan
diketahui bahwa rasio profitabilitas, leverage, dan likuiditas mampu menjelaskan

sebesar 44,9% terhadap return saham dan sisanya sebesar 55,1% dijelaskan oleh
variabel lain.Keterbatasan Penelitian adalah Rentang waktu laporan tahunannya
kurang up todate dan sampel yang kurang banyak (hanya pada sub sektor tertentu).
Perbedaan dengan peneliti terdahulu dengan penelitian yang dilakukan
sekarang adalah dalam hal variabel X (jika dalam penelitian ini X nya ditambahkan
satu variabel), periode penelitiannya (jika dalam penelitian ini lebih up to date),
populasi dan samplingnya (jika dalam penelitian ini populasi berjumlah 146 dan
sampelnya 21), teknik sampling yang digunakannya berbeda (jika dalam penelitian
ini menggunakan simple random sampling, yaitu probability sampling)
Dengan demikian berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,
RASIO LEVERAGE, RASIO AKTIVITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi return dari berbagai kelompok saham, belum ada kepastian atau
kejelasan tentang faktor-faktor yang dominan mempengaruhi return saham.
Memperhatikan latar belakang di atas, penelitian tentang kinerja saham masih relatif
sedikit, sementara itu data tentang index saham dalam BEI (Bursa Efek Indonesia)
selalu berubah.Sehingga perlu dilakukan penelitiantentang kinerja saham dalam BEI.

Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk pengembangan penelitian


terdahulu

tentang

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

return

saham

dapat

dikembangkan untuk saham yang tercantum dalam BEI dan penelitian ini akan
menganalisa tentang pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan
rasio profitabilitas terhadap return saham dalam BEI. Sehingga dalam penelitian ini
muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Seberapa besartingkatrasio likuiditaspada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2008-2011.
2. Seberapa besartingkatrasio leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2008-2011.
3. Seberapa besar tingkatrasio aktivitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2008-2011.
4. Seberapa besartingkatrasio profitabilitas pada perusahaan manufaktur

yang

terdaftar di BEI periode 2008-2011.


5. Seberapa besar tingkat return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2008-2011.
6. Bagaimana pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.

1.3 Tujuan Penelitian


Dari permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas, maka tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui tingkat rasio likuiditas pada perusahaan manufaktur yang


terjadi di periode 2008-2011.

2.

Untuk mengetahuitingkat rasio leverage pada perusahaan manufaktur yang


terjadi di periode 2008-2011.

3.

Untuk mengetahui tingkat rasio aktivitas pada perusahaan manufaktur yang


terjadi di periode 2008-2011.

4.

Untuk mengetahui tingkat rasio profitabilitas pada perusahaan manufaktur


yang terjadi di periode 2008-2011.

5.

Untuk mengetahuitingkatreturn saham pada perusahaan manufaktur yang


terdaftar di BEI periode 2008-2011.

6.

Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan
rasio profitabilitas terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.

1.4 Kegunaan Penelitian


1.4.1

Kegunaan Praktis

1.

Bagi Emiten yaitu khususnya perusahaan-perusahaan yang masuk dalam BEI.


dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan
kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.

2.

Bagi calon investor maupun investor, dapat digunakan sebagai bahan


pengambil keputusan dalam menginvestasikan dananya pada sekuritas yang
menghasilkan return saham yang optimal. Dengan menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi return saham diharapkan calon investor atapun investor
mampu memprediksi return saham, dan menilai kinerja saham suatu perusahaan.

3.

Bagi

Penulis,

menambah

pengetahuan

dan

ketrampilan

dalam

melakukanpenganalisaan tentang pasar modal, khususnya mengenai return


saham.
4.

Bagi Pembaca dan peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi serta
informasi mengenai return saham, khususnya saham yang tercantum pada BEI.

5.

Untuk mengembangkan investasi di sektor saham pada umumnya.

1.4.2

Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan ilmu


akuntansi khususnya dalam bidang akuntansi keuangan.

1.5

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI), melalui situs resmi www.idx.co.id. Adapun waktu penelitian
dimulai pada bulan Februari sampai dengan selesai.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1

Kajian Pusataka

2.1.1

Informasi Fundamental
Untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan satu analisis yang

cermat, teliti, dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam
analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Secara umum ada
banyak analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak
dipakai adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi,
dan analisis rasio keuangan(Anoraga dan Pakarti, 2001).
Informasi fundamental adalah informasi yang dikaitkan dengan kondisi
perusahaan (emiten) yang meliputi kondisi seluruh perusahaan yang digambarkan
melalui kinerja keuangan perusahaan. Analisis mengenai informasi fundamental ini
digunakan untuk memprediksi harga saham dengan harapan mengetahui tingkat
kembalian (return) saham yang akan diterima oleh investor.Karena itu analisis ini

digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi return
saham.
Analisis

fundamental berlandaskan kepercayaan bahwa nilai saham

dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang menerbitkannya. Jika kinerja


perusahaan meningkat maka harga saham akan merefleksikannya melalui
peningkatan harga saham tersebut (Suad Husnan, 1998).
Analisis fundamental merupakan studi yang mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami
sifat dasar dan karakteristik perusahaan publik yang menerbitkan saham. Analisis
fundamental didasarkan kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi
oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika prospek suatu
perusahaan sangat kuat dan baik, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan
akan merefleksikan kekuatan tersebut dan harganya akan meningkat (Ang, 1997).
Analisis ini sebenarnyadilihat dari historis perusahaan atas kekuatan
keuangannya. Data yang digunakannya adalah data historis, yaitu data yang telah
terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan
mencerminkan keadaan keuangan sebenarnya pada saat analisis dilakukan. Dengan
dilakukannya analisis ini investor akan mempelajari laporan keuangan perusahaan,
yang terdiri dari neraca, laporan rugi/laba serta laporan perubahan modal.
Hal yang penting dan biasanya menjadi pusat perhatian para investor dan
analis keuangan dalam menganalisis data historis adalah posisi keuntungan kompetitif
perusahaan, profit margin dan pertumbuhan laba perusahaan, likuiditas perusahaan,

likuiditas aktiva perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan


dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat leverage terhadap
shareholders equity dan pertumbuhan operasional perusahaan (Ang, 1997).

2.1.2

Analisis Laporan Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Menurut
Kasmir (2011:66) analisis laporan keuangan adalah laporan keuangan yang disusun
berdasarkan data yang relevan serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan
penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta
(kekayaan), kewajiban (hutang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki.
Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya
yang dikeluarkan selama periode tertentu.
Analisa laporan keuangan adalah menganalisis akun-akun yang ada dalam
laporan keuangan menjadi suatu informasi dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai arti antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif agar dapat mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Input
Laporan Keuangan Data Lain
Metode atau teknik analisis laporan keuangan
Output
Informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan
Gambar 2.1
Konversi Data Menjadi Informasi
Sumber: Sofyan Syafri Harahap dalam Analisan Kritis Atas Laporan
Keuangan
(2010:191)
Menurut Bernstein (1983:3) analisa laporan keuangan mencakup penerapan
metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari
laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan.

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan


Kegiatan analisis laporan keuangan dilakukan dengan cara menentukan dan
mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan. Analisis laporan
keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki
dalam satu periode dan dapat juga dilakukan lebih dari satu periode
Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah
menganalisis antara pos-pos yang ada dari satu periode laporan ke periode laporan

lainnya. Ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kinerja perusahaan dari satu
periode ke periode lainnya. Menurut Kasmir (2011:68), secara umum dikatakan
bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang dicapai mereka.
Sofyan Syafri Harahap (2010:195) mengemukakan bahwa secara lengkap
kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern

laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari


luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan (rating).
6. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
tertentu.
7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah
dikenal dalam dunia bisnis.

2.1.2.3Tahap-tahap Analisis Laporan Keuangan


Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:223), tahap-tahap analisis laporan
keuangan meliputi:
1. Mengenali perusahaan
2. Menguasai situasi ekonomi
3. Menilai reliability terhadap laporan keuangan
4. Menilai akurasi laporan keuangan
5. Membaca informasi laporan keuangan secara eksplisit
6. Manganalisis hubungan antara pos laporan keuangan
7. Melihat trend/growth
8. Melakukan analisis perbandingan
9. Menilai kompisisi arus kas
10. Melakukan evaluasi fakta dan kualitas perusahaan dari hasil analisis
11. Melakukan prediksi atau proyeksi
12. Kesimpulan dan saran.
Irfan Fahmi (2010:3) mengemukakan 5 (lima) tahap dalam menganalisis
kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:

1.
2.
3.
4.

Melakukan review terhadap data laporan keuangan.


Melakukan perhitungan.
Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan

yang ditemukan.
5. Mencari dan memeberikan pemecahan masalah (solution) terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan.

2.1.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan


Dalam melakukan analisis laporan keuangan dibutuhkan metode serta teknik
analisis. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil
yang maksimal. Karena, para pamakai hasil analisis tersebut akan mudah untuk
menginterpretasikannya.
Menurut Munawir (2004:36) secara umum metode analisis laporan keuangan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Metode Analisis Horizontal (dinamis)
Adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk
beberapa

periode

atau

beberapa

perkembangannya.
2. Metode Analisis Vertikal (statis)

saat,

sehingga

akan

diketahui

Adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode
atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara satu pos dengan
pos lainnya dalam laporan keuangan terebut, sehingga hanya akan diketahui
keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan
menurut Kasmir (20111:70), adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

2.1.3

Analisis perbandingan antara lsporan keuangan.


Analisis trend.
Analisis persentase per komponen.
Analisis sumber dan penggunaan kas.
Analisis sumber dan penggunaan dana.
Analisis rasio.
Analisis kredit.
Analisis laba kotor.
Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break event point).

Analisis Rasio Keuangan


Johar Arifin (2004:7),mengemukakan bahwa rasio keuangan merupakan alat

analisis yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu
laporan keuangan. Laporan keuangan yang dimaksud adalah neraca dan laporan laba
rugi. Neraca menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki
perusahaan pada saat tertentu. Laporan laba rugi mencerminkan hasil yang dicapai
oleh perusahaan selama suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.

Menurut Susan Irawati (2006:32) rasio keuangan merupakan suatu teknik


analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur
kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu ataupun hasil-hasil
usaha dari suatu perusahaan pada setiap periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan,
baik daftar neraca maupun rugi-laba.
Analisis rasio keuangan yang mencakup analisis kekuatan dan kelemahan di
bidang finansial akan sangat membantu dalam mengukur kinerja keuangan di
masalalu, kini dan prospeknya di masa mendatang. Menurut Bambang Riyanto
(1995)analis keuangan dalam mengadakan analisis dapat menggunakan 2 macam
carapembandingan yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu
atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasiorasiosemacam dari perusahaan sejenis atau industri sejenis untuk waktu
yang sama.
Menurut Ang (1997), rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5macam
yaitu :
1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan likuiditas
jangkapendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar relatif terhadap
hutanglancarnya.

2. Rasio

Solvabilitas,

yaitu

rasio

yang

mengukur

kemampuan

perusahaanuntuk memenuhi segala kewajiban jangka panjangnya.


3. Rasio

Aktivitas,

yaitu

rasio

yang

mengukur

seberapa

jauh

efektivitasperusahaan dalam mengerjakan sumber dananya.


4. Rasio

Profitabilitas,

yaitu

rasio

yang

mengukur

kemampuan

perusahaanmemperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total


aktivamaupun modal sendiri.
5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang mengukur harga pasar saham relatif
terhadapnilai bukunya.
2.1.3.1Rasio Likuiditas (Current Ratio)
Current

ratiomerupakan

bagian

dari

rasio

likuiditas

yang

menggambarkanakun dari aktiva lancar (mudah dijadikan uang) dengan hutang lancar
atau hutang jangka pendek. Current ratio yang tinggimenunjukan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan denganyang dibutuhkan sekarang.
Selain itu Current ratio juga menunjukan tingkat keamanan (Marginof safety)
kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutangtersebut. Semakin tinggi rasio ini akan semakin aman bagi kreditor. Angka satu
kali (1X) mencerminkan aktiva lancar sama dengan utang lancar. Jadi masih terlalu
mepet, walaupun sudah menggambarkan ketersediaan aktiva yang ada mampu untuk
menutup utang lancar. Angka di atas 1,5X lebih aman digunakan sebagai batas bawah
(Toto Prihadi, 2008).

Dengan demikian semakin tinggi current ratio maka laba (profit) yang
diperoleh suatu perusahaan pun akan tinggi.
CR secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio =

Current Assets
Current Liabilities

2.1.3.2 Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio)


Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang digunakan
untukmengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan
semua hutangperusahaan. Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang yang
digambarkan denganperbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang
maupun hutang jangkapendek dengan modal sendiri perusahaan (Van Horne, 2005).
Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan.
Olehsebab itu perusahaan yang tetap mengambil hutang sangat tergantung pada biaya
relatif.Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang
ke dalamneracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya,
yangkemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan
parapemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar.
SebaliknyaBiaya hutang lebih besar daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan
hutang ke dalamneracanya, justru akan menurunkan profitabilitas perusahaan (Walsh,
Ciaran, 2004).

Selama ekonomi sulit atau suku bunga tinggi, perusahaan dengan Debt
EquityRatio (DER) yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, sebaliknya
selamaekonomi baik atau suku bunga rendah akan meningkatkan keuntungan, yaitu
denganmembiayai pertumbuhan dengan harga yang murah/rendah (Lani Salim,
2003).
DER secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Debt to equity Ratio =
SHE

Total Kewajiban

2.1.3.3Rasio Aktivitas (Total Asset Turn Over)


Total asset turn over(TATO)merupakan salah satu rasio aktivitas. Total asset
turn over(TATO) merupakan ukuran keseluruhan perputaran seluruh asset. Rasio ini
mengukur sejauh manakemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan
seluruh aktiva yangdimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut (Toto Prihadi,
2008).
Rasio

ini

sering

digunakan

karena

mencakup

keseluruhan.

Tanpa

mempersoalkan jenis usaha apapun, TATO menggambarkan seberapa besar dukungan


semuaaktiva yang dimiliki untuk memperoleh penjualan.

Nilai

TATO

penjualannya

yang

juga

semakin

semakin

besar

besarmenunjukkan
dan

harapan

nilai

memperoleh

labajuga semakin besar pula. Dengan demikian meningkatnya nilai TATO


maka laba perusahaan pun akan meningkat.
TATO secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
TATO
Total Aktiva

Penjualan

2.1.3.4 Rasio Profitabilitas (Return On Asset)


Return On Asset(ROA)ukuran kemampuan perusahaan untukmenghasilkan
tingkat

kembalian

(laba)

perusahaan

atau

efektivitas

perusahaan

di

dalammenghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva(asset) yangdimiliki


oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin efisienperusahaan
menggunakan aktivanya sendiri untuk menghasilkan laba (Brigham, 2001).
ROA secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
ROA =

2.1.4

Laba Bersih
Total Asset

Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi di pasar modal. Return

sendiri dapat berupa return realisasi (actual return) dan return ekspektasi (expected
return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dapat dihitung

dengan data historis (Halim, 2005).Return ini merupakan salah satu alat untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan juga digunakan sebagai dasar dalam
penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang. Sedangkan return
ekspektasi merupakan return harapan, yaitu suatu return yang diharapkan dari
investor dalam menanamkan modalnya.
Komponen suatu return terdiri dari jua jenis yaitu current income (pendapatan
lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current income (pendapatan
lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik
seperti pembayaran bunga deposito, obligasi, deviden, dan sebagainya. Sedangkan
capital gain adalah keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dengan
harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Capital gain sangat bergantung dari
harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen
investasi tersebut harus diperdagangkan dipasar. Karena dengan adanya perdagangan
akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi. Instrumen yang dapat
memberikan capital gain seperti obligasi dan saham. (Ang, 1997). Penjumlahan dari
deviden yield ditambah capital gain merupakan total return. (Jogiyanto,
1998).Capital gain (loss) merupakanreturn realisasi yang menggambarkan selisih
antara harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya.
Dalam penelitian ini returnsaham digunakan sebagai variabel dependen.
Rit

=
Pit
Pit-1

Pit-1 + Dt

2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Menurut Amenc dan Sourd (2003), return saham sangat sensitif terhadap
factor fundamental dan harapan para investor. Berbagai kajian menunjukkan bahwa
pasar modal dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun faktor eksternal
perusahaan. Factor internal antara lain adalah kualitas manajemen, pendanaan, bentuk
investasi dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah penetepan
harga, kekacauan, peperangan, inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang dan
sebagainya. Namun demikian, secara umum harga saham individual bergerak searah
dengan pergerakan pasar secara keseluruhan.
Prinsip ini mendasari dikembangkannya model indeks tunggal (single index
model) yang berpengaruh terhadap return saham adalah sebagai berikut:
1. Model Indeks Tunggal
Bila dilakukan pengamatan pada pasar saham, maka akan terlihat bahwa
pada saat pasar membaik, harga saham-saham individual juga akan
meningkat. Demikian pula sebaliknya, pada saat pasar memburuk maka
harga saham-saham akan turun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
keuntungan suatu saham berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan,
2005). Model indeks tunggal memformulasikan bahwa perubahan harga
saham dipengaruhi oleh perubahan indeks pasar.
2. Model Multi Faktor
Model multi factor yang dikembangkan dengan mengacu pada konsep
arbitrage pricing theory (APT), didasari atas asumsi bahwa berbagai faktor
ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung berpengatuh
terhadap return saham. Pada konsep ini, variable yang mempengaruhi
return saham tidak hanya indeks pasar, tetapi juga berbagai faktor terkait
lainnya. Secara teoritis disebutkan dalam model penilaian kinerja saham
bahwa terdapat kaitan antara perubahan harga saham dengan berbagai
faktor yang mewakili aktivitas dengan ekonomi riil. Jumlah faktor yang
berpengaruh adalah lebih dari satu dan faktor-faktor yang berpengaruh
tersebut perlu dicari melalui penelitian empiris (Husnan, 2005)
3. Model Faktor Berdasarkan Variabel Makroekonomi
Model ini diturunkan langsung dari Arbitrage Pricing Theory (APT).
Faktor resiko yang mempengaruhi return dari suatu aset didekati dengan
variable makroekonomi yang diamati yang dapat diperkirakan oleh para

ekonom. Model dengan pilihan lima variable makroekonomi dan faktor


pasar, berasal dari uji empiris yang dilakukan oleh Roll dan Ross (1980)
dengan metode faktor analisis. Faktor klasik dalam model APT adalah
industrial production, interest rates, oil price, difference in bond rating
dan market director.
4. Model Faktor Berdasarkan Faktor Fundamental
Pendekatan ini merupakan prosedur yang lebih pragmatis. Tujuan
pendekatan ini adalah untuk menjelaskan return dari aset berdasarkan
variabel yang tergantung pada karakteristik dari perusahaan. Model tidak
menggunakan asumsi teoristik, tetapi lebih menggunakan pertimbangan
pemecahan faktorial terhadap rata-rata return dari aset secara langsung.
Model mengasumsikan bahwa return dari aset merupakan fungsi dari
atribut yang terdapat pada perusahaan.
Menurut Ang (1997) faktor yang mempengaruhi return suatu investasi yaitu:
1. Faktor internal perusahaan seperti kualitas dan reputasi manajemennya,
struktur permodalannya, struktur hutang perusahaan dan sebagainya.
2. Faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan fiscal,
perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi, misalnya terjadi inflasi
dan sebagainya.

2.1.5

Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Return Saham


Likuiditas sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal

kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga penting bagi pemegang saham yang
ingin mengetahui prospek dari dividen di masa yang akan datang (Munawir,
1998:71).
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisis posisi
keuangan jangka pendek perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
jauh aktiva lancar perusahaan bisa digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Suatu perusahaan yang mampu memenuhi segala kewajibannyasudah
dapat dikatakan likuid.

Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah current ratio(Sawir,


2001).Current Ratio (CR) merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin
tinggi Current Ratio (CR) suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang
ditanggung perusahaan juga semakin kecil(Ang, 1997). Dengan semakin kecilnya
resiko yang ditanggung perusahaan maka diharapkan akan meningkatkan minat para
investor untuk menananamkan dananya dalam perusahaan tersebut, sehingga investor
lebih menyukai Current Ratio (CR) yang tinggi dibandingkan Current Ratio (CR)
yang rendah. Semakin tinggi current ratio, ini berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sebaliknya semakin kecil
current ratio, maka semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan untuk
menjalankan perusahaannya dalam jangka pendek. Dengan demikian untuk
berinvestasi investor cenderung untuk menghindari perusahaan yang memiliki
current ratio yang kecil, sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa Current Ratio yang
besar (kecil) maka semakin besar (kecil) pula return saham tersebut(Agus Sartono,
2001:116)
Beberapa penelitian empiris yang telah dilakukan seperti penelitian Zmijewski
(1983) dan Masud Machfoed (1994) telah membuktikan bahwa makin tinggi
likuiditas suatu perusahaan yang diukur dapat diukur dari nilai Current Ratio (CR)

maka akan semakin tinggi return saham. Berdasarkan hal tersebut makaCurrent Ratio
berpengaruhpositif terhadap return saham.

2.1.6

Pengaruh Rasio Leverage terhadap Return Saham


Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio leverage yang digunakan

untukmengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan


semua hutangperusahaan. Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang yang
digambarkan denganperbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang
maupun hutang jangkapendek, dengan modal perusahaan (Van Horne, 1997).Debt to
Equity Ratio sebagai akat ukur dalam mengukurkemampuan ekuitas perusahaan
untuk dijadikan jamina. Jika leverage suatu perusahaan rendah maka risiko kerugian
perusahaan akan rendah pula, begitu juga sebaliknya jika leverage perusahaan tinggi
maka risiko kerugian perusahaan akan tinggi.
Leverage ratio mempengaruhi return yang akan diperoleh investor. Menurut
Robert Ang, (1997) ada dua alasan mengapa leverage ratio yang tinggi akan secara
langsung mengurangi return yang akan diterima investor:
-

Semakin banyaknya perusahaan berhutang, makan semakin banyak


juga perjanjian hutang yang akan menyangkut kebijakan dividen.
Bukan hanya perjanjian yang membatasi jumlah pembayaran dividen,

tetapi juga proporsi laba bersih yang boleh dibagikan sebagai dividen.
Hutang menimbulkan komitmen perusahaan untuk membiayai beban
bunga, yang akan mengurangi free cash flow perusahaan.

Debt to Equity Ratio memberikan pengaruh positif bagi return saham,


semakin besar rasio hutang / Debt toEquity Ratio harga saham akan cenderung turun.
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisitotal hutang dengan modal sendiri,
sehingga berdampak semakin besar beban perusahaanterhadap pihak luar (kreditor).
Meningkatnya beban terhadap kreditor menunjukkan, sumbermodal perusahaan
sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investordalam
menanamkan

dananya

dalam

perusahaan

tersebut.

Menurunnya

minat

investorberdampak pada penurunan return saham perusahaan.

2.1.7

Pengaruh Rasio Aktivitasterhadap Return saham


TATO (Total Assets Turn Over) merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu

rasio yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan


aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. TATO digunakan
untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan dimanfaatkan dalam
menunjang penjualan (Ang, 1997).
Nilai rasio TATO (Total Assets Turn Over) yang tinggi menunjukkan semakin
efisien suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan
menunjukkan semakin besar penjualan yang dihasilkan. Nilai TATO (Total Assets
Turn Over) yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan
dananya. Dari penjualan yang tinggi diharapkan dapat dihasilkan return yang tinggi
pula. Karena itu Apabila TATO mengalami peningkatan maka otomatis return saham
pun akan tinggi (Ang, 1997).

Hasil penelitian yang menggunakan TATO telah dilakukan oleh Tuasikal


(2002), dengan judul Pengaruh informasi akuntansi untuk memprediksi return saham
: studi terhadap perusahaan pemanukfakturan dan non pemanukfakturan, hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel TATO berpengaruh terhadap return
saham.

2.1.8

PengaruhRasio ProfitabilitasTerhadapReturnSaham
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur untuk

mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi perusahaan. Menurut Suad Husnan (2005), jika profitabilitas
perusahaan meningkat maka dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas
pemegang saham. Rasio Profitabilitas yang umum digunakan oleh para analisis
keuangan dan investor adalah return on asset. Return On asset(ROA) digunakan
untuk mengukur tingkat kembalianperusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan denganmemanfaatkan aktiva (asset) yang dimiliki oleh
perusahaan (Brigham, 2001).
Analisis Return On asset(ROA) sangat berguna bagi investor.Analisis ini
dapat mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil
operasi/kegiatan

perusahaan

dibandingkan

dengan

total

aktiva

yang

dimilikiperusahaan. Maka ROA lah yang menjadi cara terbaik untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam melaksanakan tugasnya dalam mengelola aktivanya.

Perhitungan ROA biasa menggunakan basis setelah pajak, maupun sebelum


pajak. Basis setelah pajak lebih sering digunakan dalam menghitung ROA(Toto
Prihadi, 2008). Menurut BrighamROA adalah rasio laba bersih setelah dikurangi
pajak terhadap kekayaan bersih, hasil atas investasi pemegang saham (2006:240).
Semakin tinggi nilai ROAmenunjukkan semakin efisien perusahaan
menggunakan aktiva yang dimiliki untukmenghasilkan laba bagi perusahaan.
Perusahaan yang semakin efisien dalammenggunakan aktivanya dalam menghasilkan
laba akan memberikan harapannaiknya return sahamnya. ROA merupakan variabel
penting yang mempunyai hubungan dengan tingkat pendapatan pemegang saham
publik, maka jika ROA semakin besar maka akan semakin besar pula return saham
tersebut(Herlambang, 2003).

2.1.9

Pengaruh Current Ratio,Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, dan
Return On AssetTerhadapReturnSaham
Menurut

Van

Hornedalam

Financial

Management

and

Policy,

(2001:317)mengungkapkan bahwa:
Tujuanperusahaanharusmenciptakan
nilaipemegangsahamnyadiwakili
olehharga pasardari saham biasaperusahaan,yang pada gilirannya
merupakanfungsi, pembiayaan investasiperusahaan dankeputusandividen.
Oleh karena itu keberhasilan seorang manajer dalam menjalankan operasi
perusahaan melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya dapat dilihat dari
keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemiliknya. Biasanya seorang investor

akan memilih perusahaan yang dapat memaksimalkan nilai pasar kekayaan melalui
harga saham yang tinggi dengan melakukan analisis rasio Likuiditas (Current ratio),
rasio Leverage(Debt ratio), rasio Aktivitas (Inventory Turn Over) dan rasio
Profitabilitas (ROA).
Dengan demikian semakin tinggi rasio Likuiditas, rasio Aktivitas, dan rasio
Profitabilitasperusahaan tersebut maka semakin tinggi nilai perusahaan tersebut,
maka tingkat pengembalian saham yang dirasakan semakin tinggi. Berbeda dengan
rasio Leverage (debt ratio), semakin tinggi rasio Leverage(debt ratio) maka semakin
rendah tingkat pengembalian saham perusahaan tersebut.

2.2

Kerangka Pemikiran
Kegiatan investasi merupakan suatu tindakkan yang diambil berdasarkan

kemampuan investor/calon investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan


modal yang dimilikinya. Modal yang ditanam oleh seorang investor tersebut tentunya
mmpunyai harapan untuk mendapatkan return yang lebih besar dari modal yang
ditanam. Karena itu, sebelum melakukan pengambilan keputusan untuk menanam
modal di suatu perusahaan, investor/calon investor diharapkan mampu menganalisis
atau memprediksi seberapa besar return yang akan diterima nantinya.

Untuk menganalisis/memprediksi return yang akan diterima investor/calon


investor diperlukan informasi yang jelas. Baik berupa informasi secara fundamental
maupun informasi secara teknikal. Analisis Fundamental merupakan
analisis yang berhubungan dengan faktorfundamental perusahaan
yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Atasdasar
laporan keuangan para investor dapat melakukan penilaian kinerja
keuanganperusahaan terutama keputusan dalam hal melakukan
investasi. Bagi para pemilik ataupemegang saham bermanfaat
untuk melihat tingkat kembalian yang tercermin dalam laporan rugi
laba dan besarnya dividen yang menjadi hak para pemegang
saham.Sedangkan analisis teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga saham
di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang
(Halim, 2005).
Informasi tersebut dapat didapatkan melalui berbagai macam media. Salah
satu media yang paling tepat digunakan untuk menganalisis seberapa besar return
yang akan diterima yaitu laporan keuangan.
Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat
untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut
dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan mengolah lebih
lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren, akan
diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang,

sehingga disinilah laporan keuangan tersebut begitu diperlukan. Yang nanti hasilnya
akan mampu membantu dalam memberikan pertimbangan mengenai kondisi
perusahaan/badan usaha di masa mendatang.
Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disampaikan maka akan
semakin meyakinkan terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. Lebih jauh
perusahaan di prediksikan akan mampu untuk tumbuh dan memperoleh profitabilitas
secara kontinuitas yang otomatis pula tentunya pihak-pihak yang berhubungan
dengan perusahaan akan merasa puas tanpa ada mengalami masalah ataupun
kemacetan urusan di masa mendatang (Irfan Fahmi, 2011:22).
Irfan Fahmi mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan sutu
informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu
akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu
perusahaan.
Lebih lanjut Munawir (2002:56) mengatakan Laporan keuangan merupakan
alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna
(user) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa manajemen membuat laporan
keuangan dan pihak luar dari perusahaan menjadikan laporan keuangan tersebut

sebagai informasi untuk membuat keputusan. Bahwa seorang investor/calon investor


yang ingin membeli atau menjual saham dapat terbantu dengan memahami dan
manganalisis laporan keuangan dan selanjutnya bias menilai perusahaan mana yang
akan mempunyai prospek yang menguntungkan di masa yang akan datang.
Rasio keuangan merupakan hal yang sangat penting gunanya untuk
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor yang ingin
menanamkan modalnya dalam jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih
berminat kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk
membayar return yang diharapkan. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara
menghitung rasio-rasio keuangan. Secara jangka panjang rasio keuangan juga
digunakan sebagai acuan untuk melihat kinerja dari perusahaan.
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu
dari neraca (balancesheet), perhitungan rugi laba (income statement) dan laporan arus
kas (cash flow statement)(Irham Fahmi, 2011:45).
Menurut Jullimursyida Ganto (Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Informasi, Vol.8 No.1, April, 2008) kinerja keuangan yang baik dari sebuah
perusahaan merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat
kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan return saham meningkat bagi
investor/calon investor. Return saham yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor
untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Dengan demikian kalau kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka return saham juga akan
meningkat. Semakin tinggi return atau keuntungan yang diperoleh, maka semakin
baik posisi pemilik perusahaan.
Jadi untuk menilai kinerja keuangan perusahaan perlu menggunakan rasio
keuangan yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos
laporan keuangan.
Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
bila jatuh tempo. Rasio leverage yaitu rasio yang mengukur hingga sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa
efektif perusahaan menggunakan sumber dayanya. Rasio profitabilitas yaitu rasio
yang mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan investasi perusahaan.
Dengan demikian Konsep analisis perubahan return sahamdapat
dijelaskan dalam diagram kerangka pemikiran teoritis, sebagai
berikut ;

Laporan Keungan
(Irham Fahmi, 2011)

Analisis Rasio

(Ang, 1997)

(Ang, 1997)

(Ang, 1997)(Ang, 1997)

Rasio Likuiditas

Rasio Profitabilitas

(Agus Sartono, 2001)


(Suad Husnan,2005)

Rasio Leverage

Rasio Aktivitas

(Robert Ang, 1997)

1997)

(Robert Ang, 1997)

Return Saham

(Van Horne,

GAMBAR 2.2
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

2.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empiris (Sugiyono, 2011:92).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penulis
mengajukan hipotesis penelitian, yaitu:
Terdapat pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian adalah :
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan.

Metode penelitian dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Karena data


penelitian dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian studi empiris
dengan pendekatan analisis deskriptif dan analisis asosiatif. Analisis deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen dan variabel
dependen, baik itu satu variabel ataupun lebih dari satu variabel tanpa
membandingkan dengan variabel lain yang diteliti dan dianalisis sehingga
menghasilkan kesimpulan. Sedangkan analisis asosiatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pengertian metode penelitian studi empiris menurut Sugiyono (2010:2)
sebagaia berikut:
Penelitian empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui caracara yang digunakan

3.2

Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel

3.2.1

Definisi Variabel dan Pengukurannya

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengukuran terhadap suatu


variabel dengan menggunakan instrument penelitian. Lalu penulis akan melanjutkan
analisis untuk mencari pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Menurut
Sugiyono (2010:59), berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain,
maka macam-macam variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent,
dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono, 2011:39). Maka dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio
likuiditas merupakan alat ukur yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo(J. Fred Weston dan
Thomas E. Copeland, 1992:225).Rasio leverage merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh
hutang(J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, 1992:225).Rasio aktivitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber dayanya(J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland,
1992:225).Rasio

Profitabilitas

merupakan

alat

ukur

dari

efektivitas

manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi perusahaan(J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, 1992:225).
2. Variabel Terikat(Dependent Variable)
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Dan dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah return saham. Return saham adalah salah satu tingkat
pengembalian saham yang diharapkan atau investasi yang dilakukan dalam
saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portfolio (Jogiyanto,
2000).

3.2.2

Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,

Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Maka berikut adalah variabelvariabel yang diterapkan dalam penelitian, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Rasio Likuiditas sebagai variabel bebas (X1)


Rasio Leverage sebagai variabel bebas (X2)
Rasio Aktivitas sebagai variabel bebas (X3)
Rasio Profitabilitas sebagai variabel bebas (X4)
Return Saham sebagai variabel terikat (Y).

Untuk lebih rinci mengetahui variabel penelitian yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap
Return Saham
No
1

Variabel
Rasio Likuiditas (X1)

Sub Variabel
Current Ratio

Indikator

Skala

Current Assets

Ukuran
Rasio

Current Liabilities
(J. Fred Weston
&Thomas E. Copeland,
1992:227)

2.

Rasio Leverage (X2)

Debt to Equity
Ratio

Total Liabilities
SHE

Rasio

(J. Fred Weston


&Thomas E. Copeland,
1992:228)

3.

Rasio Aktivitas (X3)

Asset Turn over

Penjualan
Total Assets

Rasio

(J. Fred Weston


&Thomas E. Copeland,
1992:229)

4.

Rasio Profitabilitas
(X4)

ROA

Laba Bersih
Total Assets
(Toto Prihadi,
2008:71)

Rasio

5.

Return Saham (Y)

Rit

(Pit

Pit-1) + Dt

Rasio

Pit-1
(Jogiyanto, 2008:197)

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi Penelitian
Menurut Sugiono (2011:80) populasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Untuk melakukan penelitian, diperlukan data yang akurat demi mendukung

keabsahan suatu penelitian.


Yang akan menjadi populasi dalam penelitian adalah 146 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini karena perusahaan manufaktur melakukan
pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi sehingga membutuhkan tingkat
aktivitas dan biaya yang tinggi dalam pengoperasiannya.

3.3.2

Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan langkah untuk menentukan besarnya ukuran

sampel yang akan diambil dalam melaksanakan penelitian.


Menurut Sugiyono (2011:81) sampel dapat didefinisikan sebagai berikut:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Dalam penelitian ini dengan berpedoman pada Winarno (1994:100) yang
menyatakan bahawa :
Untuk pedoman umum dapat dikatakan bila populasi dibawah 100 orang
maka dapat digunakan sampel 50% dan jika diatas 100 orang sebesar 15%.
Dari data yang diperoleh diketahui terdapat 146 perusahaan manufakturyang
terdaftar di BEI.
Dengan berpedoman pada Winarno maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 21 perusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011.

3.3.3

Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2011:81) teknik sampling adalah merupakan teknik

pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam


penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
probability sampling. Menurut Sugiyono (2011:84) probability sampling adalah :
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini
meliputi, simple random sampling, stratified random sampling, disproportionate
stratified random, sampling area.

Teknik probability sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada


penelitian ini lebih tepatnya penulis menggunakan teknik simple random sampling.
Karena perusahaan yang di jadikan sampel diambil dari seluruh perusahaan
manufaktur dari berbagai sektor. Oleh karena itu seluruh perusahaan manufaktur
mempunyai kesempatan yang sama untuk diteliti. Pengertian simple random
sampling sampling menurut Sugiyono (2011:82) adalah teknik penentuan sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Dijadikan Sampel
Periode 2008 Sampai Dengan 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Nama Perusahaan
P.T. ALLBOND MAKMUR USAHA TBk.
P.T. APAC CITRA CENTERTEX TBK.
PT. ASTRA GRAPHIA TBk
PT. ASTRA INTERNATIONAL TBk
P.T. HANSON INTERNATIONAL TBK.
P.T. INDORAMA SYNTETICS TBK.
P.T. INTRACO PENTA TBK.
PT. KIMIA FARMA TBK
P.T. MULTI PRIMA SEJAHTERA TBK.
P.T. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK.
P.T. NIPRESS TBK.
P.T. POLYCHEM INDONESIA TBK.
P.T. PRIMA ALLOY STEEL TBK.
P.T. SANEX QIANJIANG MOTOR INTERNATIONAL TBK.
P.T. SELAMAT SEMPURNA TBK. P.T. UNITEX TBK.
P.T. SEPATU BATA TBK.
P.T. SUGI SAMAPERSADA TBK.
P.T. TUNAS RIDEAN TBK.
PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK

20
21

3.4

P.T. UNILEVER INDONESIA TBK


P.T. UNITED TRACTOR TBK.
Sumber : Data Sekunder Yang Sudah di OIah

Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, maka harus dibutuhkan

data dan informasi yang akurat guna mendukung penelitian. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh penulis pada penelitian ini yaitu menggunakan penelitian
kepusatakaan (library research). Teknik pengumpulan data ini berguna untuk
mendapatkan gambaran/kondisi maupun landasan teoritis yang berhubungan dengan
judul penelitian. Penelitian ini dilakukan oleh penulis yaitu dengan cara membaca dan
mempelajari literatur-literatur, buku-buku, artikel, koran, majalah, internet dan
sumber-sumber data sekunder lainnya yang dapat membantu penulis dalam
penelitiannya. Pengambilan sumber data diperoleh dai internet melalui situs
www.idx.co.id.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
laporan yang diterbitkan dan dipublikasikan terlebih dahulu oleh pihak yang
berwenang. Sumber data yang digunakan diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id). Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah sejak tahun 2008 sampai dengan 2011. Data yang akan digunakan dalam
penelitian adalah :

1. Data harga saham penutupan pada akhir tahun sesuai periode laporan
keuangan, selama periode penelitian (2008-2011).
2. Laporan keuangan tahunan, selama tahun 2008 sampai dengan 2011,
perusahaan manufaktur yang listing di BEI.

3.5 Model Penelitian


Dalam penelitian, model penelitian adalah sebuah abstraksi dari fenomenafenomena yang diteliti. Sesuai dengan judul penelitian yang dicanangkan penulis
yaitu Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur, karena itu untuk menggambarkan
hubungan

antara

variabel

independen

dan

variabel

dependen,

penulis

menggambarkan model penelitian sebagai berikut :

Rasio Likuiditas (X1)


Rasio Leverage (X2)
Return Saham (Y)

Rasio Aktivitas (X3)


Rasio Profitabilitas (X4)

Gambar 3.1 Model Penelitian

3.6 Analisa Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis


3.6.1 Analisa Data
Menurut Sugiyono (2011:147), mengemukakan bahwa :
Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisa data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian, peneliti akan
melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data-data yang
diperoleh agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Adapun tahap-tahap
perhitungan dalam pengolahan data, yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung Rasio Likuiditas


Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan (Kasmir, 2011:130). Caranya adalah dengan membandingkan
komponen yang ada di neraca, yaitu total aset lancer dengan total hutang
jangka pendek. Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga
terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Ukuran
perusahaan yang baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus memenuhi

standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan kewajiban lainnya.


Dalam praktiknya standar likuiditas yang baik adalah 200% atau 2:1. Namun,
standar likuiditas ini tidak mutlak dilakukan karena tergantung jenis
industrinya. Jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah current ratio.
Current ratio adalah rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh aset lancar
perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya (Toto
Prihadi, 2008:21). Rumus current ratio adalah :
Current Ratio =
Current Assets
Current Liabilities
2. Menghitung Rasio Leverage
Rasio Leverageyaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaanuntuk
memenuhi segala kewajiban jangka panjangnya (Ang, 1997). Debt Equity
Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untukmengukur
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua
hutangperusahaan. Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang yang
digambarkan denganperbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka
panjang maupun hutang jangkapendek dengan modal sendiri perusahaan (Van
Horne, 2005). DER secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio =
SHE
3. Menghitung Rasio Aktivitas

Total Kewajiban

Rasio

Aktivitas,

yaitu

rasio

yang

mengukur

seberapa

jauh

efektivitasperusahaan dalam mengerjakan sumber dananya (Ang, 1997). Total


asset turn over(TATO)merupakan salah satu rasio aktivitas. Total asset turn
over(TATO) merupakan ukuran keseluruhan perputaran seluruh asset. Rasio
ini mengukur sejauh manakemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
berdasarkan seluruh aktiva yangdimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva
tersebut (Toto Prihadi, 2008).TATO secara matematis dirumuskan sebagai
berikut :
TATO
Total Aktiva

Penjualan

4. Menghitung Rasio Profitabilitas


Rasio

Profitabilitas,

yaitu

rasio

yang

mengukur

kemampuan

perusahaanmemperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total


aktivamaupun modal sendiri (Ang, 1997).Return On Assets(ROA)merupakan
ukuran kemampuan perusahaan untukmenghasilkan tingkat kembalian
perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalammenghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yangdimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi
nilai ROA menunjukkan semakin efisienperusahaan menggunakan aktiva

sendiri untuk menghasilkan laba (Brigham, 2001).ROA secara matematis


dirumuskan sebagai berikut :
ROA =
Laba Bersih
Total Aktiva

5. Menghitung Return Saham dengan rumus :


Rit

=
Pit
Pit-1

Pit-1 + Dt

Keterangan :
Rit

Return Saham

Pit

Harga saham tahun sekarang

Pit-1
Dt

=
=

Harga saham tahun sebelumnya


Dividen

6. Pengujian Asumsi Klasik


Dalam hal ini peneliti akan melakukan uji statistik regresi dalam mempelajari
hubungan yang ada diantara variabel-variabel sehingga diantara hubungan
tersebut dapat ditaksir nilai variabel tidak bebas jika variabel bebasnya
diketahui atau sebaliknya.
o Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model

regresi,

independen,

baik

variabeldependen

keduanya

mempunyai

maupun

variabel

distribusi

normal

atautidak. Model regresi yang baik adalah, model regresi yang

mempunyai distribusinormal atau mendekati normal (Imam


Ghozali, 2001).
Uji normalitas menguji apakah model regresi variabel
independen dan variabeldependen, keduanya terdistribusikan
secara normal atau tidak. Uji ini adalah untukmenguji normal
atau tidaknya suatu distribusi data.
Pedoman pengambilan keputusan :
Nilai Sig. atau Signifikansi atau Nilai Probabilitas <

0,05 maka, distribusiadalah tidak normal.


Nilai Sig. atau Signifikansi atau Nilai Probabilitas >
0,05 maka, distribusiadalah normal.

o Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi terdapatkorelasi antara variabel bebas (Imam
Ghozali,

2001).

Untuk

mendeteksi

ada

atautidaknya

multikolinearitas didalam suatu model regresi, adalah sebagai


berikut :
Persamaan regresi untuk Sub Sektor Industri Textil
Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara individual variabelvariabel bebasbanyak yang tidak signifikan mengikat

variabel terikat.
Menganalisis matrik

korelasi

variabel

bebas

jika,

terdapat korelasi antarvariabel bebas yang cukup tinggi

(lebih besar dari 0,90), hal inimerupakan indikasi adanya


multikolinearitas.
o Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah dimana kesalahan pengganggu saling korelasi. Uji
autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi dalam hal
variabel independen. Menurut Wahid Sulaiman (2002:139) menyatakan
bahwa standar autokorelasi adalah sebagai berikut :
- 1.65 < DW < 2.35, kesimpulan tidak ada Autokorelasi.
- 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79, kesimpulannya tidak dapat
-

disimpulkan.
DW < 1.21 atau DW > 2.79, kesimpulannya terjadi autokorelasi.

o Uji Heteroskedastisitas
Dalam regresi linier diasumsikan bahwa varians bersyarat
dari E (i2) = Var (i) = i2(homokedastisitas), apabila varians bersyarat i=i2
untuk setiap 1, ini berarti varians heterogen atau homokedastisitas. Akibatnya
tiap pengamatan dalam suatu penelitian tidak mempunyai kekonsistenan. Cara
mendeteksinya :
- Secara sederhana dengan melihat diagram pancar apabila diagram
pancarnya mengikuti pola tertentu akan bersifat heterokedastisitas,
sedangkan diagram yang pancarannya acak akan cenderung disifati
-

homokedastisitas.
Dengan melakukan pengujian hipotesis yang salah satunya dengan uji
korelasi Rank Spearman. Uji korelasi Rank Spearman memiliki
keterbatasan, yakni hanya dapat dilakukan untuk persamaan regresi

linier yang sederhana (hanya memiliki satu variabel bebas dan satu
variabel terikat).

7. Analisis Regresi Sederhana (Parsial)


Teknik analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh nilai
variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) dimanipulasi, diubah-ubah atau di
naik turunkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Andi Supangat
(2007:295) bahwa: garis regresi dapat dipergunakan untuk menaksir
besarnya variabel yang satu berdasarkan besar variabel yang lain dan dapat
juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau
negatif). Adapun pengertian analisis regresi (Sudjana 1997:200) adalah:
analisis yang mempelajari hubungan diantara variabel-variabel sehingga dari
hubungannya yang diperoleh, kita dapat menaksir variabel yang satu apabila
variabel yang lain diketahui.
Rumus persamaan regresi linier adalah sebagai berikut :
(Sugiyono,
= + bX2007:261)
Besarnya dan b dapat diketahui dengan rumus :
X

n X 2
( Y ) ( X 2) ( X )( XY )
=

n X 2
n XY ( X ) (Y )
b=

(Sugiyono, 2007:261)
Keterangan:
X = Variabel X
Y = Variabel Y
= Bilangan konstan
b = Koefisien arah garis regresi
n = Lamanya Periode (tahun)
8. Analisis Korelasi Parsial (Person Market Production)
Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis
hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio
dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Rumus
koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
n X i

Xi

Yi

n X iYiX i Yi
r xy =

(Sugiyono, 1997:244)
Dengan batas-batas koefisien korelasi sebagai berikut :
-1 r + 1

(Sudjana, 1997:244)
Tanda Positif menyatakan bahwa antara variabel X dan Y terdapat korelasi
positif berarti nilai variabel X lebih kecil berpasangan dengan nilai variabel Y
yang kecil dan nilai X yang besar berpasangan dengan Y yang besar.
Tabel 3.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
(Sugiyono, 2007:231)

Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat

9. Analisis Regresi Berganda (Simultan)


Analisis regresi berganda ialah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel
bebas atau lebih (X1), (X2),......(Xn) dengan satu variabel terikat.
Y = + b1 X1 + b2X2 + b3 X3 + b4 X4 +
(Sugiyono, 2004:217)
Keterangan :
Y = Return saham
X1= Tingkat Likuiditas
X2= Tingkat Leverage
X3= Tingkat Aktivitas
X4= Tingkat Profitabilitas
= Konstanta yang merupakan nilai variabel Y pada saat X1, X2, X3, dan X4= 0
b1 = koefisien regresi antara X1terhadapY, bila nilai X2, X3, dan X4 dianggap
konstan.

b2 = koefisien regresi antara X2terhadapY, bila nilai X1, X3, dan X4 dianggap
konstan.
b3 = koefisien regresi antara X3terhadapY, bila nilai X1, X2, dan X4 dianggap
konstan.
b4 = koefisien regresi antara X4terhadapY, bila nilai X1, X2, dan X4 dianggap
konstan.
= faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y.
10. Analisis Korelasi Berganda (Simultan)
Analisis korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau
hubungan antara variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) atau lebih secara simultan
(bersama-sama) dengan variabel terikat (Y)
11. Uji Koefisien Regresi
a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh signifikan
antara masing-masing variabel independen dan dependen secara terpisah.
Rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan menurut Sugiyono
(2004:150) adalah sebagai berikut :
Pengujian signifikan koefisien korelasi dapat dihitung dengan uji t.
r n2
t= 2
1r
Keterangan :
t = Distribusi t
n= Jumlah data
r = Koefisien korelasi parsial
r2= Koefisien determinasi
t hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t table dengan
menggunakan tingkat kesalahan 0,05 uji satu pihak dengan degree of
freedomdf = n 2, kriteria sebagai berikut :
H0 diterima jika nilai ttable< thitung< ttable
H0 ditolak jika nilai thitung>ttable atau -thitung<ttable
b. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1),


(X2),......(Xn) secara bersama-sama bepengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y). Rumus uji F menurut Sudjana (1992:238) adalah
sebagai berikut :
R 2 /k
F=
(1R2 )/(nk 1)
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
K = Jumlah variabel independen
n = Jumlah data atau kasus
F hasil perhitungan ini dibandingkan dengan F tabel yang diperoleh
dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5% atau dengan
degree freedom n k 1 dengan ktieria sebagai berikut :
Ho ditolak jika Fhitung>Ftabel
Ho diterima jika Fhitung<Ftabel
12. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah ukuran (besaran) untuk menyatakan tingkat
kekuatan hubungan dalam bentuk persen (%) (Andi Supangat, 2007: 310).
Menurut Sugiyono (2007:231) koefisien ini disebut koefisien penentu,
karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui
varians yang terjadi pada variabel independen.
Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
R=r 2 100

Dengan batas-batas R2 sebagai berikut:


0 R2 1

Keterangan:

R = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi

3.6.2

Rancangan Pengujian Hipotesis


Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan

dengan ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian hipotesis nol (Ho) yang
menyatakan bahwa koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan sedangkan
hipotesis alternatif (H) menyatakan bahwa koefisien korelasinya berarti atau
dignifikan.
Adapun perumusan rancangan pengujian hipotesis yang digunakan yaitu :
1. Menyatakan hipotesis (H0) dan hipotesis alternatif (H)
Adapun yang menjadi H0danHdalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

a. Secara Parsial
1. Tingkat Likuiditas
H01 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
H01 : r 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
2. Tingkat Leverage
H02 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
leverage terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.

H02 : r 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat


leverage terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
3. H03 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
aktivitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
H03 : r 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
aktivitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
4. H04 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
H04 : r 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.

b. Secara Simultan
H05 : r = 0
: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur.
H05: r 0

: terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat

likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham


pada perusahaan manufaktur.
2. Penetapan Tingkat Signifikansi
Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikansi sebesar 0,05 (=0) atau tingkat keyakinan sebesar 0,95 karena
tingkat signifikansi itu yang umum digunakan penelitian ilmu-ilmu sosial
dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar-variabel yang
diteliti (Nazir, 2000:460).

3. Penetapan Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis


Hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya diuji dengan menggunakan
metode pengujian statistik uji t dan uji F dengan kriteria penerimaan dan
penolakan hipotesis sebagai berikut :

Uji t
H0 diterima jika nilai ttable< thitung< ttable
H0 ditolak jika nilai thitung>ttable atau -thitung<ttable
Uji F
Ho ditolak jika Fhitung>Ftabel
Ho diterima jika Fhitung<Ftabel
4. Penarikan Kesimpulan
Dari hipotesis-hipotesis yang didapat tadi, maka ditarik kesimpulan
apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial. Dalam hal ini ditunjukkan dengan
penolakan (Ho) atau penerimaan hipotesis alternatif (H).
3.7 Proses Penelitian
Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus, terencana dan sistematis dengan maksud untuk mendapatkan pemecahan
masalah. Oleh karena itu langkah-langkah yang diambil dalam penelitian haruslah
tepat dan saling mendukung antara komponen satu dengan komponen lainnya.
Adapun proses penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2
PROSES PENELITIAN

Topik Penlitian
Latar Belakang Masalah
Tinjauan Pustaka
Identifikasi Masalah

Kerangka Pemikiran dan


Hipotesis
Pengumpulan dan
Pengolahan Data

Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Penelitian

Kesimpulan dan Saran

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1

Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia


Pada abad ke-19 dalam upaya meningkatkan perekonomian Indonesia,

pemerintah Belanda mengembangkan secara besar-besaran sektor perkebunan. Untuk


menjalankan usaha tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit. Dana ini diperoleh
dari para penabung yang sebagian besar adalah orang Belanda dan bangsa Eropa
lainnya.
Seiring perkembangannya industri tersebut maka dirasakan dana yang tidak
mencukupi lagi. Akhirnya pengusaha Belanda mendirikan

Verenigin voor

Effrchtenhandel di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 dan ini merupakan titik
awal perdagangan efek Indonesia. Efek yang diperdagangkan pada masa itu sangat
terbatas, yaitu meliputi saham dan obligasi dari perusahaan Belanda pada sektor
perkebunan yang berkedudukan di Indonesia.
Perkembangan pasar modal di Batavia, disusul pembukaan Bursa Efek di
Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus
1925. Perang Dunia II telah banyak membuat perubahan pada keadaan dalam negeri
di Indonesia. Mengingat keamanan meliputi prioritas utama maka pemerintah Hindia

Belanda mengambil langkah memusatkan Bursa Efek di Jakarta dan menutup Bursa
Efek di Surabaya dan Semarang. Namun akhirnya Bursa Efek di Jakarta juga ditutup
pada tanggal 10 Mei 1940. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan bursa saham di buka lagi di Jakarta dengan
memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan
Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham kemudian terhenti lagi ketika
pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
Tidak sampai tahun 1987, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), industri baru di bawah Departemen
Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat
dan maencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar
finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham di swastanisasi bursa saham menjadi
PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralih fungsi Bapepam menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
Pada tahun 1995 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru.
Tepatnya pada tanggal 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading
System (JATS), yaitu sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan sistem
perdagangan secara manual. Dengan adanya sistem-sistem baru ini maka dapat
memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih

menjamin kegiatan pasar yang wajar dan transparan dibanding dengan perdagangan
manual.
Swastanisasi sejumlah BUMN telah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pertumbuhan Bursa Efek Jakarta. Di akhir tahun 1996 lima BUMN tersebut
adalah Semen Gresik, Indosat, Telkom, Tambang Timah dan BNI.
Pada tahun 2000, sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Sriplesstrading) mulai
diaplikasikan

di

pasar

modal

Indonesia.

Pada

tahun

2002,

BEJ

mulai

mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Dan pada tahun
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.1.2

Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Bursa Efek Indoenesia


Struktur organisasi Bursa Efek Indonesia adalah garis atau lini, dimana dalam

kesehariannya BEI dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi satu orang
direktur yaitu Direktur Pemeriksaan dan Divisi Komunikasi Perusahaan. Selain kedua
bagian tersebut Direktur Utama juga secara tidak langsung dibantu oleh sekretaris
perusahaan dan beberapa orang peneliti senior.

Direktur Operasi membawahi empat orang direktur untuk membantu tugas


kesehariannya,

yaitu

Direktur

Pencatatan,

Direktur

Perdagangan,

Direktur

Keanggotaan dan Direktur Administrasi.


1. Direktur Pemeriksaan membawahi 4 divisi, yaitu :
a. Divisi Pengawasan, bertugas mengadakan beberapa kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan sistem pengawasan Bursa Efek Indonesia,
antara lain penyempurnaan sistem monitoring perdagangan melalui
parameter perdagangan bursa.
b. Divisi Hukum, bertugas menyiapkan kontrak-kontrak yang disiapkan
oleh perusahaan dan menyempurnakan peraturan biasa.
c. Satuan Pemeriksaan Anggota Bursa, bertugas membantu tim audit
dalam memeriksa dan mengaudit laporan keuangan para emiten.
d. Satuan Pemeriksaan Internal, bertugas memeriksa dan mengaudit
laporan keuangan perusahaan.
2. Direktur Pencatatan membawahi dua divisi, yaitu :
a. Divisi Pencatatan Sektor Jasa, bertugas mengevaluasi dan mengontrol
perusahaan-perusahaan dalam sektor jasa.
b. Divisi Pencatatan Sektor Pabrikan, bertugas mengevaluasi dan
mengontrol perusahaan-perusahaan dalam sektor pabrikan.
3. Direktur Perdagangan membawahi dua divisi, yaitu :
a. Divisi Perdagangan, bertugas menyediakan sarana perdagangan yang
efisien, menyempurnakan peraturan perdagangan, menyempurnakan
sistem perdagangan efek agar teratur.
b. Divisi Riset dan Pengembangan, bertugas memberikan masukan bagi
pengembangan instrument pasar dan bisnis informasi Bursa Efek
Indonesia. Aktivitas rutin divisi ini mencakup penyusunan publikasi

statistik mingguan, bulanan, tahunan, data base BEI, facebook dan


Jurnal BEI.
4. Direktur Keanggotaan membawahi satu divisi, yaitu :
a. Divisi Keanggotaan, bertugas mengatur anggota bursa.
5. Direktur Administrasi mambawahi tiga divisi, yaitu :
a. Direktur Keuangan, bertugas mengambil inisiatif dalam melakukan
integrasi laporan keuangan untuk mempercepat proses penyusunan
laporan keuangan.
b. Divisi umum, bertugas sebagai penunjang kegiatan perusahaan
diantaranya penyusunan pedoman inventarisasi barang perusahaan,
bertanggungjawab dalam pengadaan kebutuhan untuk menunjang
kebutuhan perusahaan.
c. Divisi Sumber Daya Manusia, bertugas untuk menunjang kelancaran
operasi perusahaan dengan kebijakan perusahaan meningkatkan
kualitas SDM di Bursa Efek Indonesia melalui program pelatihan dan
pendidikan
4.1.3

Gambaran Umum Perusahaan


Penelitian ini menggunakan 21 Perusahaan di bidang manufaktur yang telah

go public dan terdaftar serta masih aktif bertransaksi di BEI sampai dengan tahun
2011.
.Tabel 4.1
Profil Singkat Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
No
1
2

Nama Perusahaan
PT. ARWANA CITRAMULIA Tbk
PT. ASIA PACIFIC FIBER Tbk

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

PT. ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk


PT. ASTRA GRAPHIA Tbk
PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk
PT. BENTOJAYA MANUNGGAL Tbk
PT. DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk
PT. ERATEX DJAJA Tbk
PT. GUDANG GARAM Tbk
PT. KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL Tbk
PT. KIMIA FARMA Tbk
PT. LAUTAN LUAS Tbk
PT. MODERN INTERNASIONAL Tbk
PT. MUSTIKA RATU Tbk
PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA Tbk
PT. SEMEN GRESIK Tbk
PT. SEPATU BATA Tbk
PT. TIRTA MAHAKAM RESOUSCES Tbk
PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk
PT. UNITED TRACTORS Tbk
Sumber : Data Sekunder Yang Sudah di OIah

PT. Arwana Citramulia Tbk


Mulai dari Nol Menilik sejarahnya, Arwana yang merupakan singkatan dari
Arab, Jawa, dan China ini merupakan usaha yang dirintis oleh tiga sahabat yang
berasal dari tiga etnis tersebut. Salah seorang rekan yang berasal dari etnis Arab
mengajak Tandean yang merupakan etnis China dan seorang rekannya dari etnis Jawa
untuk merintis usaha industri keramik. Dengan modal awal sebesar US$ 15 juta atau
sekitar Rp 30 miliar.

PT. Arwana Citramulia Tbk (IDX: ARNA) merupakan perusahaan


multinasional yang memproduksi keramik yang bermarkas di Jakarta,

Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975. Perusahaan ini


menghasilkan berbagai macam-macam bahan keramik.

PT. Asia Pacific Fiber


PT. Asia Pacific Fiber Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan
sejak tahun 1984, merupakan salah satu perusahaan pengahasil polyester terkemuka
di Indonesia. Perseroan menjalankan rangkaian proses produksi polyesternya mulai
dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dengan mengutamakan mutu dan
konsistensi. PT. Asia Pacific Fiber merupakan satu-satunya produsen polyester yang
terintegrasi di Indonesia, dengan fasilitas pabrik PTA, Polymer dan fiber, yang
terletak di Karawang, Jawa Barat dan fasilitas pabrik Benang Polyester yang terbesar
di Indonesia terletak di Semarang, Jawa Tengah. Anak perusahaan PT Texmaco Jaya
Tbk yang bergerak dalam bidang pertenunan dan penyempurnaan tekstil yang berada
di Karawan, Jawa Barat dan Pemalang, Jawa Tengah.
Produk yang dihasilkan PT. Asia Pacific Fiber Tbk saat ini meliputi Purified
Terephtalic Acid (PTA), Polyester Chips, Staple Fiber, Filamen Yarn dan
Performance Fabrics. Hasil produksi perseroan dipasarkan baik di dalam maupun di
ekspor ke luar negeri.

PT Asiaplast Industries Tbk


PT Asiaplast Industries Tbk (Perusahaan), semula bernama PT Adi Karya
Perkasa yang selanjutnya berubah menjadi PT Akasa Pandukarya, didirikan
berdasarkan akta Notaris Drs. Sugisno, S.H., No. 14 tanggal 5 Agustus 1992. Akta
Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat
Keputusan No. C2-9944.HT.01.01.TH.93 tanggal 30 September 1993 dan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78, Tambahan No. 6279
tanggal 28 September 1999.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dinyatakan dengan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H., No. 116 tanggal 28
Juni 1999, antara lain sehubungan dengan peningkatan modal dasar, perubahan nilai
nominal saham dan perubahan status Perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi
perusahaan terbuka. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C16757.HT.01.04.TH.99 tanggal 23 September 1999 dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 85, Tambahan No. 7043 tanggal 22 Oktober 1999.
Perubahan terakhir dinyatakan dengan akta notaris Buntario Tigris Darmawa Ng,
S.H., S.E., M.H., No. 205 tanggal 8 Agustus 2008 agar sesuai dengan UndangUndang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Sesuai dengan Pasal 2 Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang industri dan
perdagangan lembaran plastik PVC dan kulit imitasi. Perusahaan berkedudukan di

Menara Imperium, Lantai 10, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta dengan lokasi
pabrik di Jalan Sentosa Desa Gembor,Kecamatan Jatiuwung, Tangerang, Provinsi
Banten. Kegiatan operasi komersial Perusahaan dimulai pada tahun 1994. Sejak
November 1999, Perusahaan memulai kegiatan produksi untuk lembaran kulit imitasi
(PVCsynthetic leather). Perusahaan memiliki lima (5) lini produksi untuk lembaran
plastik PVC.
PT. Astragraphia Tbk
Astragraphia mengawali perjalannya pada tahun 1971 sebagai Divisi Xerox
pada PT Astra International yang bergerak dalam bidang pemasaran dan penyediaan
layanan purna jual bagi mesin fotokopi Xerox secara eksklusif di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1976, Divisi Xerox memisahkan diri dari PT Astra International dan
menjadi perusahaan yang mandiri dengan nama PT Astra Graphia. Kemudian, pada
tahun 1989, Astragraphia menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dan berubah nama menjadi PT Astra
Graphia Tbk
Astragraphia fokus pada bisnis Document Solution dengan parter utama Fuji
Xerox Co. Ltd, perusahaan yang ahli di bidang perdokumenan berskala global.
Bisnis Document Solution tidak hanya bisnis mesin fotokopi, tapi telah mengalami
transformasi bersamaan dengan pesatnya perkembangan d bidang teknologi informasi
(TI). Oleh karena itulah, cakupan bisnis ini pun menjadi lebih luas. Beberapa bisnis

yang tercakup dalam Document Solution antara lain document input (creating,
scanning, merging, editing), document management (sharing, archiving, dsitributing,
routing), hingga document output (printing, faxing, copying, e-mailing, webviewing)
dalam konfigurasi yang bervariasi.
PT. Astra International. Tbk (Perseroan)
PT. Astra International. Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 di
Bandung dan dikelola serta dipimpin oleh William Soeryadjaja, Tjien Kian Tie dan
Liem peng Hong. Pada tahun 1965 PT. Astra International memusatkan kantor
pusatnya di Jakarta, dan kantor Bandung dijadikan sebagai cabang pertama . dengan
nama PT. Astra Incorporated. Perseroan berdomisili di jakarta, Indonesia, dengan
kantor pusat di jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter II, Jakarta. PT.Astra International
resmi berdiri secara hukum dan disahkan di hadapan Notaris Sie. kwan Djioe dengan
akte notaris No.67 tanggal 20 februari1957 di Jakarta, dan dalam keputusan menteri
kesehatan RI No.J.A/53/5 tanggal 1 juli 1957 dan terdaftar di paniteran pengadilan
negeri di Jakarta serta di umumkan dalam tambahan no.01117 berita Negara RI No.85
tanggal 22 oktober 1957.
Perusahaan ini awalnya bergerak dibidang usaha permobilan, yaitu Toyota,
Daihatsu, Isuzu, Nissan Truck, dan pada bidang lainnya seperti :

1. PT.Federal , bergerak di bidang pemasaran sepeda motor Honda dan


sepeda Federal .
2. United Traktor, bergerak di bidang usaha mesin berat pertanian seperti ;
Traktor, Messey Ferguson, Sumitomo, Link Belt dan lain-lain.
3. Bidang usaha perkantoran dan perdagangan mesin Foto Copy Xerox,
minyak pelumnas dan spesialis Caltex.

4. Astra Argo bergerak dibidang usaha pertanian, perkebunan dan perkayuan.


Pada tahun 1969 mulai mengalihkan usaha impor alat-alat berat dan barangbarang teknik. Makin luasnya usaha tersebut dikarenakan PT.Astra makin
memperoleh kepercayaan dari para investor luar negeri untuk memasarkan produkprodek otomotif. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah namanya menjadi PT.
Astra International Tbk. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran dasar perseroan, Ruang
lingkup perseroan adalah Perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan,
pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan
utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil , sepeda motor
berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat , pertambangan dan
jasa terkait, pengebangan dan jasa terkait pengembangan perkebunan. PT. Astra
Intenational Tbk atau lebih dikenal dengan Astra Group ini telah tercatat di Bursa

Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas Kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh Jardine Cycle dan Carriage, Singapura.
PT.Astra International Tbk merupakan suatu badan usaha swasta yang juga
merupakan perusahaan public,yang kini memiliki enam divisi,yaitu:
1. Vehicle Division
2. Heavy Equipment Division
3. Property Division
4. Resources Division
5. Finance division dan System Division.
Divisi-divisi yang memasarkan produk astra kemudian satu persatu
memisahkan diri dan berkembang dan juga memiliki cabang di daerah.
PT. Betonjaya Manunggal Tbk
PT. Betonjaya Manunggal Tbk (IDX: BTON) merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi logam yang bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam-macam bahan logam.
PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk

PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk (IDX: DPNS) merupakan perusahaan


multinasional yang memproduksi

kimia yang bermarkas di

Jakarta,

Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1982. Perusahaan ini


menghasilkan lem dan perekat kayu lapis.
PT Eratex Djaja ltd
P.T. Eratex Djaja ltd. Tbk. ("Perusahaan") didirikan dalam rangka UndangUndang Penanaman Modal Asing No.1 tahun 1967 berdasarkan akta No. 7 tanggal 12
Oktober 1972. Perusahaan berganti nama menjadi P.T. ERATEX DJAJA Tbk. pada
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 15
Juni 2004.Perusahaan bergerak dalam bidang industri textile yang terpadu meliputi
bidang-bidang pemintalan, penenunan, penyelesaian, pembuatan pakaian jadi serta
menjual produknya di dalam maupun luar negeri. Perusahaan beroperasi secara
komersial pada tahun 1974. Pabrik berlokasi di Jalan Raya Soekarno-Hatta,
Probolinggo, Jawa Timur, dengan jumlah karyawan kurang lebih 4500 orang. Kantor
Perusahaan terdaftar di Jakarta dan kantor eksekutif di Surabaya. Mulai tahun 1990
Perusahaan membuka cabang di Hong Kong.Pada tanggal 21 Agustus 1990,
Perusahaan telah mencatatkan sahamnya di bursa efek di Indonesia sesuai dengan
surat

persetujuan

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia

No.SI-

125/SHM/MK.10/1990 tanggal 14 Juli 1990. Sejak tahun 2000 seluruh saham telah
dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

PT Gudang Garam Tbk.


PT Gudang Garam Tbk. (IDX: GGRM) adalah sebuah perusahaan
produsen rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini merupakan pemimpin
dalam produksi rokok kretek. Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau
sebesar 514 are di Kediri, Jawa Timur.
Gudang Garam didirikan pada 26 Juni1958 oleh Tjoa Ing Hwie. Sebelum
mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie
mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan
salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras
dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur
di perusahaan tersebut.
Pada tahun 1956 Ing Hwie meninggalkan Cap 93. Dia membeli tanah di
Kediri dan memulai produksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari
kelobot dengan merek Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing Hwie mengganti
nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam.
PT Gudang Garam Tbk tidak mendistribusikan secara langsung melainkan
melalui PT Surya Madistrindo lalu kepada pedagang eceran kemudian baru ke
konsumen atau produsen.
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk

PT. Kedawung Setia Industrial Tbk (IDX: KDSI) merupakan perusahaan


multinasional yang memproduksi rumah tangga yang bermarkas di
Surabaya, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1973. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam-macam bahan rumah tangga.
PT. Kimia Farma Tbk
PT.

Kimia

Farma

Tbk

(IDX:

KAEF)

merupakan

perusahaan

multinasional yang memproduksi farmasi yang bermarkas di Jakarta,


Indonesia.
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal
perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan
dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958
pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia
Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi
Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli
2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama
yang identik dengan mutu, hari ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah

perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan


penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

PT Lautan Luas Tbk


PT

Lautan

Luas

Tbk

(IDX:

LTLS)

merupakan

perusahaan

multinasional yang memproduksi bahan kimia yang bermarkas di Jakarta,


Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1951 oleh Adyansyah Masrin dan
Joan Fudiana. Perusahaan ini mendistribusikan dan memproduksi berbagai macammacam bahan kimia dasar dan khusus.
PT. Modern International Tbk
PT. Modern International berdiri pada 12 Mei 1971 dengan nama PT.
ModernPhoto Film Company yang pada tahun 1997 berganti menjadi PT. Modern
Photo Tbk danpada tahun 2007 berganti nama lagi menjadi PT. Modern International
Tbk. PT. ModernInternational Tbk sejak tahun 1971 adalah distributor tunggal untuk
seluruh produk FujiFilm yang bergerak pada bidang fotografi di Indonesia.
Sebelum PT. Modern International Tbk bergerak pada bidang ritel, PT.
ModernInternational Tbk bergerak pada bidang produk dan peralatan fotografi
konvensional dandigital, peralatan percetakan, peralatan rumah sakit, eletronik,

telekomunikasi, produk isiulang telepon selular, mesin fotokopi dan penyertaan


modal pada berbagai usaha dibidang industri, jasa, perdagangan eceran produk
fotografi. Pada tahun 2009, PT. ModernInternational Tbk memasuki bidang usaha
ritel convenience store dengan membawafranchise 7 Eleven. Dengan ini mereka
mengembangkan konsep ritel yang fokus padalayanan makanan serta minuman cepat
saji disamping produk convenience item lainnyamelalui pengelolaan oleh salah satu
anak perusahaan mereka.
PT Mustika Ratu Tbk
Awal pendirian Perseroan pada tahun 1975, dimulai dari garasi kediaman Ibu
BRA. Mooryati Soedibyo. Tahun 1978 Perseroan mulai menjalankan usahanya secara
komersial, yaitu dengan memproduksi jamu yang didistribusikan di Jakarta,
Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan. Dalam perkembangannya permintaan
konsumen semakin meningkat, hingga pada tahun 1980-an Perseroan mulai
mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional.
Pada tanggal 8 April 1981 pabrik Perseroan resmi di operasikan. Dalam
rangka memperkokoh struktur permodalan serta mewujudkan visinya sebagai
perusahaan Kosmetika dan Jamu Alami Berteknologi Tinggi Terbaik di Indonesia.,
Perseroan melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di PT.
Bursa Efek Jakarta pada tahun 1995. Perseroan meulai menerapkan standar

internasional ISO 9002 tentang Sistem Manajemen Mutu serta ISO 14001 tentang
Sistem Manajemen Lingkungan sejak tahun 1996.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi pabrikasi, perdagangan dan
distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain
yang berkaitan.
Perseroan berdomisili di Jalan Gatot Subroto Kav. 74 75, Jakarta Selatan
dan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM 26,4 Ciracas Jakarta Timur.
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (IDX: TKIM) merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi kertas yang bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam-macam kertas.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. (IDX: SMGR) adalah pabrik semen yang
terbesar di Indonesia. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh
Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada
tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta

lembar saham kepada masyarakat. Sampai dengan tanggal 30 September 1999


komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Pemerintah RI 51,01%, Masyarakat
23,46% dan Cemex 25,53%. Pada Tanggal 27 Juli Juli 2006 terjadi transaksi
penjualan saham CEMEX S.S de. C.V pada Blue valley Holdings PTE Ltd. Sehingga
komposisi kepemilikan saham sampai saat ini berubah menjadi Pemerintah RI
51,01%, Blue Valley Holdings PTE Ltd 24,90%, dan masyarakat 24,09%. Saat ini
kapasitas terpasang Semen Gresik Group (SGG) sebesar 16,92 juta ton semen per
tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa pasar semen domestik. PT Semen Gresik
(Persero) Tbk memiliki anak perusahaan PT. Semen Padang (Persero) dan PT. Semen
Tonasa (Persero). Semen Gresik Group merupakan produsen semen terbesar di
Indonesia.

PT Sepatu Bata, Tbk


Bata atau T&A Bata Shoe Company terdaftar di Zlin, Cekoslowakia oleh
dua bersaudara Tom, Anna dan Antonn Bata (1894). Perusahaan sepatu raksasa
keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis internasional: Bata Eropa, Bata Asia
Pasifik-Afrika, Bata Amerika Latin, dan Bata Amerika Utara. Produk
perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26
negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual sebanyak 14 miliar
pasang sepatu.

Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu Bata dijalankan oleh PT Sepatu


Bata, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, dan saat ini
berada di dua tempat, yaitu Kalibata dan Medan. Keduanya menghasilkan 7 juta
pasang alas kaki setahun yang terdiri dari 400 model sepatu, sepatu sandal, dan sandal
baik yang dibuat dari kulit, karet, maupun dan plastik. Sebelum tahun 1978, status
Bata di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga
dilarang menjual langsung ke pasar. Bata menjual melalui para penyalur khusus
(depot) dengan sistem konsinyasi. Status para penyalur tersebut diubah dan pada 1
Januari 1978, yaitu saat izin dagang Bata "dipindahkan" kepada mereka dan PT
Sepatu Bata menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
PT. Tirta Mahakam Resources Tbk (IDX: TIRT) merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi kayu yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987. Perusahaan ini menghasilkan berbagai
macam-macam bahan kayu.
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ)
merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi minuman yang bermarkas
di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131,

Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga
yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas
pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman
dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman
tercanggih se-Asia Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong
Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia
juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta
memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008
merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. sehingga PT.
Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan
yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg
sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu
Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera
Prawirawidjaja.
PT. Ultrajaya Milk, Tbk. menggunakan sistem komputerisasi yang sudah
terintegrasi, yaitu SAP, sejak tahun 2002. Bahkan perusahaan ini merupakan salah
satu rujukan implementor SAP yang dinilai cukup sukses di dalam mengadopsi
hampir semua modul SAP.
PT United Tractors Tbk

PT United Tractors Tbk (UT) berdiri pada 13 Oktober 1972 dengan nama PT
Astra Motor Works dan PT Astra International Tbk sebagai pemegang saham
mayoritas. Selanjutnya nama tersebut diubah menjadi United Tractors (UT). Segera
setelah beroperasi, UT memperoleh kepercayaan sebagai agen tunggal berbagai
macam alat berat yang memiliki reputasi internasional, antara lain merek KOMATSU
dari Komatsu Ltd, Japan yang sudah sejak awal menjadi perintis kerja sama dengan
UT.
Sepanjang dasawarsa tahun 1970-an, UT yang telah mengembangkan industri
pada areal seluas 20 ha di Jl. Raya Bekasi km. 22, Cakung, Jakarta Timur, terus
membangun reputasi pemasar yang paling berorientasi ke service atau product
support. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, sejak 1981 UT mulai melangkah ke
bidang produksi. Selanjutnya UT mulai mendirikan beberapa Affiliated Company
(Affco) yang semakin memperkokoh usaha yang digelutinya.

4.1.4

Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur periode 2008-2011


Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas yang digunakan dalam
penelitian ini diukur dengan rasio lancar (current ratio). Current ratio merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Penghitungan rasio lancar dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara total
aktiva lancar dengan total utang lancar.
Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat
dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar
meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, biaya dibayar dimuka,
pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan dan aktiva lancar
lainnya. Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka
pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini harus segera dilunasi dalam waktu
paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utank bank
satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima
dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka
pendek lainnya.

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Rasio Likuiditas
(Current Ratio)
Nama Perusahaan
2008
2009
2010
2011
Total
PT. Arwana Citramulia
0.757 0.792 0.972 1.016
3.537
PT. Asia Pacific Fiber
0.095 0.122 0.189 0.198
0.604
PT. Asiaplast Industries
0.675 1.402 1.862 1.403
5.342
PT. Astra Graphia
1.247 1.447
1.51
1.592
5.796
PT. Astra International
1.322 1.369 1.284 1.364
5.339
PT. Astra Otoparts
2.133 2.174 1.757 1.355
7.419
PT. Betonjaya Manunggal
4.322 9.462 3.597 3.138 20.519
PT. Duta Pertiwi Nusantara
4.561 13.655 4.689 5.189 28.094
PT. Eratex Djaja
0.337 0.416
0.42
0.993
2.166
PT. Gudang Garam
2.217 2.459 2.701 2.245
9.622
PT. Kedawung Setia Industrial 1.196 1.197 1.266 1.358
5.017
PT. Kimia Farma
2.113 1.998 2.425 2.748
9.284
PT. Lautan Luas
1.124 1.121 1.101 1.038
4.384
PT. Modern Int.
1.259
1.15
1.833 11.956 16.198
PT. Mustika Ratu
6.311 7.179 7.163 6.271 26.924
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
2.585 2.367 2.194 1.924
9.07
PT. Semen Gresik
3.388 3.576 2.918 2.647 12.529
PT. Sepatu Bata
2.162 2.352 2.085 2.128
8.727
PT. Tirta Mahakam Resources
1.107 1.759 1.182 1.445
5.493
PT. United Tractor
1.636 1.656 1.566 1.716
6.574
PT. Ultrajaya Milk
1.898 2.116 2.001 1.521
7.536
TOTAL Per tahun
42.445 59.769 44.715 53.245
Rata-rata Per tahun
2.021 2.846 2.129 2.535
Berikut perhitungan current ratio tahun 2008-2011 pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI:

Ratarata
0.884
0.151
1.336
1.449
1.335
1.855
5.130
7.024
0.542
2.406
1.254
2.321
1.096
4.050
6.731
2.268
3.132
2.182
1.373
1.644
1.884

Tabel 4.2
Tingkat Rasio Likuiditas (Current Ratio) Perusahaan Manufaktur
(Sumber: Laporan keuangan neraca pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2011, hasil olah data penulis)
Berdasarkan data di atas, tahun 2008 PT Asia Pacific Fiber Tbk memiliki nilai
Likuiditas terendah yaitu sebesar 0,095, hal tersebut terjadi karena aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai utang lancarnya, dan
angka tersebut masih belum aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena masih mendekati angka 1. Oleh karena itu
perusahaan perlu mengurangi hutang jangka pendeknya agar menarik minat investor
terhadap perusahaan tersebut. Sedangkan untuk nilai likuiditas tertinggi terjadi pada
PT Mustika Ratu Tbk sebesar 6,311, hal tersebut terjadi karena nilai aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari utang lancarnya. Angka ini cukup aman
bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutang dengan aktiva yang dimilikinya,
sehingga minat para investor pun akan tinggi untuk memiliki perusahaan tersebut.
Untuk tahun 2009 PT Asia Pacific Fiber Tbk pun masih memiliki nilai
Likuiditas terendah yaitu sebesar 0,122, hal tersebut terjadi karena aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai utang lancarnya, dan
angka tersebut masih belum aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena masih mendekati angka 1. Oleh karena itu
perusahaan perlu mengurangi hutang jangka pendeknya agar menarik minat investor

terhadap perusahaan tersebut. Sedangkan untuk nilai likuiditas tertinggi terjadi pada
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 13,655, hal tersebut terjadi karena nilai aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari utang lancarnya. Angka ini sangat
aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutang dengan aktiva yang
dimilikinya, sehingga minat para investor pun akan tinggi untuk memiliki perusahaan
tersebut.
Untuk tahun 2010 PT Asia Pacific Fiber Tbk pun masih memiliki nilai
Likuiditas terendah yaitu sebesar 0,189, hal tersebut terjadi karena aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai utang lancarnya, dan
angka tersebut masih belum aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena masih kurang untuk mendekati angka 1. Oleh
karena itu perusahaan perlu mengurangi hutang jangka pendeknya agar menarik
minat investor terhadap perusahaan tersebut. Sedangkan untuk nilai likuiditas
tertinggi terjadi pada PT Mustika Ratu Tbk sebesar 7,163, hal tersebut terjadi karena
nilai aktiva lancar yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari utang lancarnya. Angka
ini cukup aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutang dengan aktiva yang
dimilikinya, sehingga minat para investor pun akan tinggi untuk memiliki perusahaan
tersebut.
Dan untuk tahun 2011 PT Asia Pacific Fiber Tbk pun masih memiliki nilai
Likuiditas terendah yaitu sebesar 0, 198, hal tersebut terjadi karena aktiva lancar yang

dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai utang lancarnya, dan
angka tersebut masih belum aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena masih mendekati angka 1. Oleh karena itu
perusahaan perlu mengurangi hutang jangka pendeknya agar menarik minat investor
terhadap perusahaan tersebut. Sedangkan untuk nilai likuiditas tertinggi terjadi pada
PT Modern Internasional Tbk sebesar 11,956, hal tersebut terjadi karena nilai aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari utang lancarnya. Angka ini cukup
aman bagi sebuah perusahaan untuk menutupi hutang dengan aktiva yang
dimilikinya, sehingga minat para investor pun akan tinggi untuk memiliki perusahaan
tersebut.
Dari data tabel 4.2 di atas dapat dihitung nilai statistik deskriptif likuiditas
dengan menggunakan SPSS 19 For Window. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

Descriptive Statistics
N

Minimum

Likuiditas

21

Valid N (listwise)

21

.15

Maximum

Mean

7.02

Tabel 4.3. Analisis Deskriptif


Rasio Likuiditas (Current Ratio)

2.3832

Std. Deviation
1.87214

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh nilai rata 2,38, sedangkan rata-rata
untuk nilai likuiditas terendah yaitu sebesar 0,15 pada PT Asia Pacific Fiber Tbk dan
untuk rata-rata tertinggi sebesar 7,02 pada PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk. Ini
menunjukkan bahwa PT Asia Pacific Fiber Tbk tidak mampu menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya tapi masih belum aman karena masih terlalu jauh dari
angka aman (1). Sedangkan Duta Pertiwi Nusantara Tbk bisa menutupi hutangnya
dengan aktiva yang dimilikinya karena memiliki rata-rata yang cukup aman.

4.1.5

Tingkat Leverage Pada Perusahaan Manufaktur periode 2008-2011


Leverage merupakan rasio untuk mengukur hinggau sejauh mana perusahaan

tersebut di biayai oleh hutang yang ada di perusahaan tersebut. Rasio leverage yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt to Equity Ratio (DER). DER ini merupakan
hasil dari perbandingan antara total hutang dan total aktiva.
Berikut perhitungan DER tahun 2008-2011 pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI:

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nana Perusahaan
PT. Arwana Citramulia
PT. Asia Pacific Fiber
PT. Asiaplast Industries
PT. Astra Graphia
PT. Astra International
PT. Astra Otoparts
PT. Bentojaya
Manunggal
PT. Duta Pertiwi
Nusantara
PT. Eratex Djaja
PT. Gudang Garam
PT. Kedawung Setia
Industrial
PT. Kimia Farma
PT. Lautan Luas
PT. Modern Int.
PT. Mustika Ratu
PT. Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia
PT. Semen Gresik
PT. Sepatu Bata
PT. Tirta Mahakam
Resources
PT. United Tractor
PT. Ultrajaya Milk
TOTAL Per tahun

Rasio Leverage (Debt To Equity


Ratio)
2008
2009
2010
2011
1.583
1.385
1.104
0.721
-1.542
-1.579
-1.497
-1.483
1.2
0.943
0.459
0.506
1.527
1.034
1.113
1.023
1.214
1.001
0.923
1.024
0.449
0.393
0.361
0.475

Total
4.793
-6.101
3.108
4.697
4.162
1.678

ratarata
1.198
-1.525
0.777
1.174
1.041
0.420

0.217

0.079

0.227

0.289

0.812

0.203

0.337
-2.174
0.551

0.255
-1.616
0.469

0.379
-1.558
0.444

0.314
-2.759
0.592

1.285
-8.107
2.056

0.321
-2.027
0.514

1.129
0.525
3.109
1.491
0.168

1.308
0.569
2.784
1.346
0.155

1.183
0.488
2.519
1.154
0.145

1.105
0.433
3.236
1.506
0.179

4.725
2.015
11.648
5.497
0.647

1.181
0.504
2.912
1.374
0.162

2.649
0.301
0.472

2.629
0.258
0.383

2.449
0.282
0.461

2.462
0.345
0.457

10.189
1.186
1.773

2.547
0.297
0.443

3.335
1.406
0.513
18.460

3.383
0.755
0.452
16.386

3.328
0.837
0.542
15.343

4.025
0.689
0.356
15.495

14.071
3.687
1.863

3.518
0.922
0.466

Rata-rata Per tahun


Tabel 4.4

0.879

0.780

0.731

0.738

Tingkat Rasio Leverage(Debt to Equity Ratio) Perusahaan Manufaktur


(Sumber: Laporan keuangan neraca pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2011, hasil olah data pen
Berdasarkan data di atas, tahun 2008 PT. Eratex Djaja Tbk memiliki nilai
Leverage terendah yaitu sebesar -2,174, hal tersebut terjadi karena total hutang yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan total modal, nilai tersebut
menggambarkan bahwa perusahaan mampu menutupi hutangnya dengan modal yang
dimilikinya Sedangkan untuk nilai Leverage tertinggi terjadi pada PT. Tirta Mahakam
Resources Tbk sebesar 3,335, hal tersebut terjadi karena total hutang yang dimiliki
perusahaan lebih tinggi dari total modalnya, nilai tersebut menggambarkan bahwa
perusahaan kesulitan untuk membayar hutang perusahaan jika hanya dengan modal
yang dimlikinya. Hal tersebut tentunya akan mengurangi minat investor karena
memiliki resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan, karena itu perusahaan perlu
mengurangi total hutang/pinjaman-pinjaman yang dimilikinya.
Untuk tahun 2009 PT. Eratex Djaja Tbk memiliki nilai Leverage terendah
yaitu sebesar -1,616, hal tersebut terjadi karena total hutang yang dimiliki perusahaan
lebih rendah bila dibandingkan dengan total modal, nilai tersebut menggambarkan
bahwa perusahaan mampu menutupi hutangnya dengan modal yang dimilikinya.
Sedangkan untuk nilai Leverage tertinggi pun masih terjadi pada PT. Lautan Luas
Tbk sebesar 2,784, hal tersebut terjadi karena total hutang yang dimiliki perusahaan

lebih tinggi dari total modalnya, nilai tersebut menggambarkan bahwa perusahaan
kesulitan untuk membayar hutang perusahaan jika hanya dengan modal yang
dimlikinya. Hal tersebut tentunya akan mengurangi minat investor karena memiliki
resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan, karena itu perusahaan perlu mengurangi
total hutang/pinjaman-pinjaman yang dimilikinya.
Untuk tahun 2010 PT. Eratex Djaja Tbk memiliki nilai Leverage terendah
yaitu sebesar -1,558, hal tersebut terjadi karena total hutang yang dimiliki perusahaan
lebih rendah bila dibandingkan dengan total modal,nilai tersebut menggambarkan
bahwa perusahaan mampu menutupi hutangnya dengan modal yang dimilikinya.
Sedangkan untuk nilai Leveragetertinggi pun masih terjadi pada PT. Tirta Mahakam
Resources Tbk sebesar 3,328, hal tersebut terjadi karena total hutang yang dimiliki
perusahaan lebih tinggi dari total modalnya, nilai tersebut menggambarkan bahwa
perusahaan kesulitan untuk membayar hutang perusahaan jika hanya dengan modal
yang dimlikinya. Hal tersebut tentunya akan mengurangi minat investor karena
memiliki resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan, karena itu perusahaan perlu
mengurangi total hutang/pinjaman-pinjaman yang dimilikinya.
Dan untuk tahun 2011 PT. Eratex Djaja Tbk pun masih memiliki nilai
Leverage terendah yaitu sebesar -2,759, hal tersebut terjadi karena total hutang yang
dimiliki perusahaan lebih rendah bila dibandingkan dengan total modal,nilai tersebut
menggambarkan bahwa perusahaan mampu menutupi hutangnya dengan modal yang

dimilikinya. Sedangkan untuk nilai Leverage tertinggi pun masih terjadi pada PT.
Tirta Mahakam Resources Tbk sebesar 4,205, hal tersebut terjadi karena total hutang
yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari total modalnya, nilai tersebut
menggambarkan bahwa perusahaan kesulitan untuk membayar hutang perusahaan
jika hanya dengan modal yang dimlikinya. Hal tersebut tentunya akan mengurangi
minat investor karena memiliki resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan, karena itu
perusahaan perlu mengurangi total hutang/pinjaman-pinjaman yang dimilikinya.
Dari data tabel 4.4 di atas dapat dihitung nilai statistik deskriptif likuiditas
dengan menggunakan SPSS 19 For Window. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

Descriptive Statistics
N

Minimum

leverage

21

Valid N (listwise)

21

-2.03

Maximum
3.52

Mean
.7820

Std. Deviation
1.24370

Tabel 4.5. Analisis Deskriptif


Rasio Leverage(Debt to Equity Raatio Ratio)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh nilai rata 0,78, sedangkan rata-rata
untuk nilai leverage terendah yaitu sebesar -2,03 pada PT. Eratex Djaja Tbk dan
untuk rata-rata tertinggi sebesar 3,52 pada PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. Ini
menunjukkan bahwa PT. Eratex Djaja Tbk mampu menutupi hutangnya dengan
modal yang dimilikinya. Sedangkan PT Tirta Mahakam Resources Tbk tidak bisa

menutupi hutangnya dengan modal yang dimilikinya.Hal tersebut tentunya akan


mengurangi minat investor karena memiliki resiko yang tinggi terhadap
kebangkrutan, karena itu perusahaan perlu mengurangi total hutang/pinjamanpinjaman yang dimilikinya.

4.1.6

Tingkat Aktivitas Pada Perusahaan Manufaktur periode 2008-2011


Aktivitas merupakan rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan

menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu TATO (Total Asset Turn Over). DER ini merupakan hasil dari
perbandingan antara Beban Penjualan dan Penjualan.
Berikut perhitungan TATO tahun 2008-2011 pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI:

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nama Perusahaan
PT. Arwana Citramulia
PT. Asia Pacific Fiber
PT. Asiaplast Industries
PT. Astra Graphia
PT. Astra International
PT. Astra Otoparts
PT. Betonjaya Manunggal
PT. Duta Pertiwi Nusantara
PT. Eratex Djaja
PT. Gudang Garam
PT. Kedawung Setia
Industrial
PT. Kimia Farma
PT. Lautan Luas
PT. Modern Int.
PT. Mustika Ratu
PT. Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia
PT. Semen Gresik
PT. Sepatu Bata
PT. Tirta Mahakam
Resources
PT. United Tractor
PT. Ultrajaya Milk
TOTAL Per tahun
Rata-rata Per tahun

2008
0.879
0.761
1.089
1.222
1.202
1.326
2.445
0.79
1.975
1.257

Rasio Aktivitas (TATO)


2009
2010
0.868
0.951
0.768
1.128
0.941
0.847
1.723
1.586
1.108
1.143
1.134
1.119
1.907
1.425
0.654
0.554
2.527
2.021
1.211
1.226

2011
1.109
1.154
0.952
1.532
1.059
1.057
1.294
0.703
1.509
1.072

RataTotal
rata
3.807 0.952
3.811 0.953
3.829 0.957
6.063 1.516
4.512 1.128
4.636 1.159
7.071 1.768
2.701 0.675
8.032 2.008
4.766 1.192

2.219
1.871
1.296
1.337
0.868

1.743
1.826
1.216
1.163
0.945

2.014
1.921
1.086
0.924
0.956

2.009
1.94
1.368
0.844
0.962

7.985
7.558
4.966
4.268
3.731

1.996
1.890
1.242
1.067
0.933

0.6
1.152
1.343

0.498
1.111
1.436

0.575
0.922
1.33

0.537
0.833
1.313

2.21
4.018
5.422

0.553
1.005
1.356

1.141
1.221
0.793
26.787
1.276

0.99
1.198
0.931
25.898
1.233

1.069
1.257
0.937
24.991
1.190

0.833
1.185
0.965
24.23
1.154

4.033
4.861
3.626

1.008
1.215
0.907

Tabel 4.6
Tingkat Rasio Aktivitas (TATO) Perusahaan Manufaktur

(Sumber: Laporan keuangan neraca pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di


BEI tahun 2008-2011, hasil olah data penulis)

Berdasarkan data di atas, tahun 2008 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
memiliki nilai Aktivitas terendah yaitu sebesar 0,6, hal tersebut terjadi karena total
penjualan perusahaan sangat rendah bila dibandingkan dengan total aktiva, nilai
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa menggunakan aktivanya dengan
efektif untuk menunjang angka penjualannya. Dengan begitu perusahaan harus
berusaha meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang dimilikinya agar
minat investor semakin meningkat. Sedangkan untuk nilai Aktivitas tertinggi terjadi
pada PT. Betonjaya Manunggal Tbk sebesar 2,445, hal tersebut terjadi karena total
penjualan perusahaan lebih tinggi dari total aktivanya, nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan telah meggunakan aktivanya secara efektif untuk menunjang
penjualannya. Dengan begitu maka minat investor pun semakin meningkat karena
penggunaan aktiva perusahaan tersebut benar-benar digunakan seefektif mungkin
untuk menunjang penjualannya.
Untuk tahun 2009 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk memiliki nilai Aktivitas
terendah yaitu sebesar 0,498, hal tersebut terjadi karena total penjualan perusahaan
sangat rendah bila dibandingkan dengan total aktiva, nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan belum bisa menggunakan aktivanya dengan efektif untuk
menunjang

angka

penjualannya.Dengan

begitu

perusahaan

harus

berusaha

meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang dimilikinya agar minat


investor semakin meningkat. Sedangkan untuk nilai Aktivitas tertinggi terjadi pada
PT. Eratex Djaja Tbk sebesar 2,527, hal tersebut terjadi karena total penjualan
perusahaan lebih tinggi dari total aktivanya, nilai tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan

telah

meggunakan

aktivanya

secara

efektif

untuk

menunjang

penjualannya. Dengan begitu maka minat investor pun semakin meningkat karena
penggunaan aktiva perusahaan tersebut benar-benar digunakan seefektif mungkin
untuk menunjang penjualannya.
Untuk tahun 2010 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk memiliki nilai Aktivitas
terendah yaitu sebesar 0,554, hal tersebut terjadi karena total penjualan perusahaan
sangat rendah bila dibandingkan dengan total aktiva, nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan belum bisa menggunakan aktivanya dengan efektif untuk
menunjang angka penjualannya. Dengan begitu perusahaan harus berusaha
meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang dimilikinya agar minat
investor semakin meningkat. Sedangkan untuk nilai Aktivitas tertinggi terjadi pada
PT. Eratex Djaja Tbk sebesar 2,021, hal tersebut terjadi karena total penjualan
perusahaan lebih tinggi dari total aktivanya, nilai tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan

telah

meggunakan

aktivanya

secara

efektif

untuk

menunjang

penjualannya.Dengan begitu maka minat investor pun semakin meningkat karena


penggunaan aktiva perusahaan tersebut benar-benar digunakan seefektif mungkin
untuk menunjang penjualannya.

Dan untuk tahun 2011 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk memiliki nilai
Aktivitas terendah yaitu sebesar 0,537, hal tersebut terjadi karena total penjualan
perusahaan sangat rendah bila dibandingkan dengan total aktiva, nilai tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa menggunakan aktivanya dengan efektif
untuk menunjang angka penjualannya.Dengan begitu perusahaan harus berusaha
meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang dimilikinya agar minat
investor semakin meningkat. Sedangkan untuk nilai Aktivitas tertinggi terjadi pada
Descriptive Statistics
N

Minimum

Aktivitas

21

Valid N (listwise)

21

.55

Maximum
2.01

Mean
1.2133

Std. Deviation
.40866

PT. Kedawung Setia Industrial Tbk sebesar 2,009, hal tersebut terjadi karena total
penjualan perusahaan lebih tinggi dari total aktivanya, nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan telah meggunakan aktivanya secara efektif untuk menunjang
penjualannya.Dengan begitu maka minat investor pun semakin meningkat karena
penggunaan aktiva perusahaan tersebut benar-benar digunakan seefektif mungkin
untuk menunjang penjualannya.
Dari data tabel 4.6 di atas dapat dihitung nilai statistik deskriptif aktivitas
dengan menggunakan SPSS 19 For Window. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

Tabel 4.7. Analisis Deskriptif

Rasio Aktivitas (TATO)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai rata 1,21, sedangkan rata-rata
untuk nilai aktivitas terendah yaitu sebesar 0,55 pada PT. Pabrik Kertas Tjiwi
KimiaTbk,, nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa menggunakan
aktivanya dengan efektif untuk menunjang angka penjualannya.Dengan begitu
perusahaan harus berusaha meningkatkan penjualannya menggunakan aktiva yang
dimilikinya agar minat investor semakin meningkat.Dan untuk rata-rata tertinggi
sebesar 2,01 pada PT. Eratex Djaja Tbk, nilai tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan

telah

meggunakan

aktivanya

secara

efektif

untuk

menunjang

penjualannya.

4.1.7

Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur periode 2008-2011


Profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur efektifitas manajemen

perusahaan dalam menghasilkan laba yg dihasilkan dari penjualan dan investasi


perusahaan. Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ROA
(Total Asset Turn Over). ROA ini merupakan hasil dari perbandingan antara Laba
bersih dan Aktiva.

Berikut perhitungan ROA tahun 2008-2011 pada perusahaan manufaktur yang


terdaftar di BEI:

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nama Perusahaan
PT. Arwana Citramulia
PT. Asia Pacific Fiber
PT. Asiaplast Industries
PT. Astra Graphia
PT. Astra International
PT. Astra Otoparts
PT. Betonjaya Manunggal
PT. Duta Pertiwi Nusantara
PT. Eratex Djaja
PT. Gudang Garam
PT. Kedawung Setia
Industrial
PT. Kimia Farma
PT. Lautan Luas
PT. Modern Int.
PT. Mustika Ratu
PT. Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia
PT. Semen Gresik
PT. Sepatu Bata
PT. Tirta Mahakam
Resources
PT. United Tractor
PT. Ultrajaya Milk
TOTAL Per tahun
Rata-rata Per tahun

Rasio Profitabilitas (ROA)


2008
2009
2010
2011
0.074
0.078
0.092
0.115
-0.432 0.529
0.085
0.166
-0.017 0.099
0.074
0.066
0.074
0.086
0.119
0.124
0.114
0.113
0.151
0.137
0.142
0.165
0.219
0.158
0.295
0.135
0.095
0.161
-0.058 0.049
0.079 -0.039
-0.419 -0.259 -0.417 0.493
0.078
0.127
0.137
0.127

Total

Ratarata

0.359
0.348
0.222
0.403
0.515
0.684
0.686
0.031
-0.602
0.469

0.090
0.087
0.056
0.101
0.129
0.171
0.172
0.008
-0.151
0.117

0.012
0.038
0.042
0.003
0.063

0.019
0.04
0.028
0.016
0.057

0.03
0.084
0.029
0.053
0.065

0.04
0.096
0.026
0.053
0.061

0.101
0.258
0.125
0.125
0.246

0.025
0.065
0.031
0.031
0.062

0.023
0.238
0.392

0.013
0.257
0.127

0.02
0.235
0.126

0.028
0.201
0.109

0.084
0.931
0.754

0.021
0.233
0.189

-0.017
0.132
0.053
1.444
0.069

0.006
0.126
0.046
2.300
0.110

-0.111
0.530
0.311

-0.028
0.133
0.078

-0.119 0.019
0.116
0.156
0.177
0.035
0.836
1.889
0.040
0.090
Tabel 4.8

Tingkat Rasio Profitabilitas (Return On Asset) Perusahaan Manufaktur


(Sumber: Laporan keuangan neraca pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2011, hasil olah data penulis)

Berdasarkan data di atas, tahun 2008 PT. Asia Pacific Fiber Tbk memiliki nilai
Profitabilitas terendah yaitu sebesar -0,432, hal tersebut terjadi karena perusahaan
tersebut mengalami kerugian sehingga nilainya pun negatif, nilai tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen belum terjadi untuk
menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun investasinya. Dengan
demikian perusahaan harus lebih efektif dalam menunjang penjualan serta
investasinya agar investor lebih tertarik menenamkan modalnya. Sedangkan untuk
nilai Profitabilitas tertinggi terjadi pada PT. Sepatu Bata Tbk sebesar 0,392, hal
tersebut terjadi karena perusahaan tersebut mendapat keuntungan terbesar setelah
dibandingkan antara laba bersih dengan total aktiva yg dimiliki, nilai tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen telah dilakukan untuk
menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun investasinya. Hal
demikian sudah cukup bagus untuk menarik minat-minat investor dan harus
dipertahankan atau lebih ditingkatkan.
Untuk tahun 2009 PT. Eratex Djaja Tbk memiliki nilai Profitabilitas terendah
yaitu sebesar -0,259, hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut mengalami
kerugian sehingga nilainya pun negatif, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas

di dalam manajemen belum terjadi untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari
penjualan maupun investasinya.Dengan demikian perusahaan harus lebih efektif
dalam menunjang penjualan serta investasinya agar investor lebih tertarik
menenamkan modalnya. Sedangkan untuk nilai Profitabilitas tertinggi terjadi pada
PT. Asia Pacific Fiber Tbk sebesar 0,529, hal tersebut terjadi karena perusahaan
tersebut mendapat keuntungan terbesar setelah dibandingkan antara laba bersih
dengan total aktiva yg dimiliki, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas di
dalam manajemen telah dilakukan untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari
penjualan maupun investasinya.Hal demikian sudah cukup bagus untuk menarik
minat-minat investor dan harus dipertahankan atau lebih ditingkatkan.
Untuk tahun 2010 PT. Eratex Djaja Tbk memiliki nilai Profitabilitas terendah
yaitu sebesar -0,417, hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut mengalami
kerugian sehingga nilainya pun negatif, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas
di dalam manajemen belum terjadi untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari
penjualan maupun investasinya.Dengan demikian perusahaan harus lebih efektif
dalam menunjang penjualan serta investasinya agar investor lebih tertarik
menenamkan modalnya.Sedangkan untuk nilai Profitabilitas tertinggi terjadi pada PT.
Semen Gresik Tbk sebesar 0,235, hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut
mendapat keuntungan terbesar setelah dibandingkan antara laba bersih dengan total
aktiva yg dimiliki, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen
telah dilakukan untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun

investasinya.Hal demikian sudah cukup bagus untuk menarik minat-minat investor


dan harus dipertahankan atau lebih ditingkatkan.
Dan untuk tahun 2011 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk memiliki nilai
Profitabilitas terendah yaitu sebesar -0,039, hal tersebut terjadi karena perusahaan
tersebut mengalami kerugian sehingga nilainya pun negatif, nilai tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen belum terjadi untuk
menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun investasinya.Dengan
demikian perusahaan harus lebih efektif dalam menunjang penjualan serta
investasinya agar investor lebih tertarik menenamkan modalnya. Sedangkan untuk
nilai Profitabilitas tertinggi terjadi pada PT. Eratex DjajaTbk sebesar 0,493, hal
tersebut terjadi karena perusahaan tersebut mendapat keuntungan terbesar setelah
dibandingkan antara laba bersih dengan total aktiva yg dimiliki, nilai tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen telah dilakukan untuk
menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun investasinya.Hal
demikian sudah cukup bagus untuk menarik minat-minat investor dan harus
dipertahankan atau lebih ditingkatkan.
Dari data tabel 4.8 di atas dapat dihitung nilai statistik deskriptif aktivitas
dengan menggunakan SPSS 19 For Window. Hasilnya dapat dilihat pada table di
bawah ini:

Descriptive Statistics
N

Minimum

Profitabilitas

21

Valid N (listwise)

21

-.15

Maximum

Mean

.23

Std. Deviation

.0771

.08417

Tabel 4.9. Analisis Deskriptif


Rasio Profitabilitas (Return On Assets)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai rata 0,77, sedangkan rata-rata
untuk nilai Profitabilitas terendah yaitu sebesar -0,15 pada PT. Eratex Djaja
KimiaTbk, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen belum
terjadi untuk menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun
investasinya.Dengan demikian perusahaan harus lebih efektif dalam menunjang
penjualan serta investasinya agar investor lebih tertarik menenamkan modalnya. Dan
untuk rata-rata tertinggi sebesar 0,23 pada PT. Semen Gresik Tbk, nilai tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas di dalam manajemen telah dilakukan untuk
menghasilkan laba yang dihasilkan baik dari penjualan maupun investasinya.

4.1.8

Tingkat Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur periode 2008-2011


Return saham merupakan keuntungan yang dinikmati investor atas investasi

saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu capital gain
(loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Sedangkan yield
merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode
tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase dividen terhadap
harga saham periode sebelumnya.
Data mengenai return saham diperoleh dari laporan keuangan dalam bentuk
perhitungan return saham masing-masing perusahaan pada tahun 2008-2011.
Perhitungan return saham dilakukan dengan cara membandingkan harga saham tahun
sekarang dikurangi dengan harga saham tahun sebelumnya ditambah dengan dividen
dibandingkan dengan harga saham tahun sebelumnya.
Berikut perhitungan Return saham tahun 2008-2011 pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI:

Return saham
Nana Perusahaan

2009

2010

2011

PT. Arwana Citramulia

-0.618

0.993

0.025 0,225

0.400

0.100

PT. Asia Pacific Fiber

1.62

0.832

1.125 0,112

3.577

0.894

PT. Asiaplast Industries

0.24

0.452

0.056 0,555

0.748

0.187

PT. Astra Graphia

0.605

1.222

0.669 0,125

2.496

0.624

PT. Astra International

2.343

0.586

0.368 0,265

3.297

0.824

PT. Astra Otoparts

0.626

1.533

-0.754 0,880

1.405

0.351

PT. Bentojaya Manunggal -0.167

0.236

-0.015 0,323

0.054

0.014

2012

Total

ratarata

NO

PT. Duta Pertiwi


Nusantara

0.704

-0.052

0.674 0,215

1.326

0.332

PT. Eratex Djaja

-0.592

-0.31

2.043 0,981

1.141

0.285

10

PT. Gudang Garam

4.153

0.886

0.573 0,654

5.612

1.403

11

PT. Kedawung Setia


Industrial

0.582

0.516

0.043 0,326

1.141

0.285

12

PT. Kimia Farma

0.704

0.252

1.169 0,654

2.125

0.531

13

PT. Lautan Luas

0.523

0.099

0,321

0.662

0.166

14

PT. Modern Int.

-0.021

8.688

0.381 0,165

9.048

2.262

15

PT. Mustika Ratu

1.684

0.671

-0.213 0,987

2.142

0.536

16

PT. Pabrik Kertas Tjiwi


Kimia

0.823

0.672

-0.287 0,785

1.208

0.302

17

PT. Semen Gresik

1.192

0.259

0.218 0,215

1.669

0.417

18

PT. Sepatu Bata

0.42

0.612

-0.349 0,654

0.683

0.171

19

PT. Tirta Mahakam

2.573

0.099

-0.179

2.493

0.623

0.04

0,22

Resources
20

PT. United Tractor

-0.3

0.546

0.115 0,128

0.361

0.090

21

PT. Ultrajaya Milk

0.051

1.161

-0.107 0,217

1.105

0.276

TOTAL Per tahun


Rata-rata Per tahun

17.145 19.953
0.816

0.950

5.595 14.57
0.266 0.693

Tabel 4.10
Tingkat Return Saham Perusahaan Manufaktur
(Sumber: Laporan keuangan neraca pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2011, hasil olah data penulis)
Untuk tahun 2009 PT. Arwana Citramulia Tbk memiliki nilai Return Saham
terendah yaitu sebesar -0,618, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih rendah dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut tentunya akan
mengurangi minat calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan
modalnya. Sedangkan untuk nilaiReturn Saham tertinggi terjadi pada PT. Gudang
Garam Tbk sebesar 4,153, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih tinggi dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut memungkinkan bagi
calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian perusahaan hanya
perlu mempertahankan kinerja mereka atau juga meningkatkan kinerja mereka untuk
menjaha kepercayaan para penanam modal.

Untuk tahun 2010 PT. PT. Kimia Farma Tbk memiliki nilai Return Saham
terendah yaitu sebesar -0,31, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih rendah dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut tentunya akan
mengurangi minat calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan
modalnya. Sedangkan untuk nilaiReturn Saham tertinggi terjadi pada PT. Modern
International Tbk sebesar 8,688, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun
sekarang lebih tinggi dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut
memungkinkan bagi calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan hanya perlu mempertahankan kinerja mereka atau juga meningkatkan
kinerja mereka untuk menjaha kepercayaan para penanam modal.
Dan untuk tahun 2011 PT. Astra Otoparts Tbk memiliki nilai Return Saham
terendah yaitu sebesar -0,754, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih rendah dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut tentunya akan
mengurangi minat calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan
modalnya. Sedangkan untuk nilaiReturn Saham tertinggi terjadi pada PT. Eratex
Djaja Tbk sebesar 2,043, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang lebih
tinggi dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut memungkinkan bagi calon

investor untuk menanamkan modalnya. Dengan demikian perusahaan hanya perlu


mempertahankan kinerja mereka atau juga meningkatkan kinerja mereka untuk
menjaha kepercayaan para penanam modal.
Dan untuk tahun 2012PT. Asia Pacific FiberTbk memiliki nilai Return Saham
terendah yaitu sebesar 0,112, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang
lebih rendah dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut tentunya akan
mengurangi minat calon investor untuk menanamkan modalnya.Dengan demikian
perusahaan harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan
modalnya. Sedangkan untuk nilaiReturn Saham tertinggi terjadi pada PT. Mustika
Ratu Tbk sebesar 0,987, hal tersebut terjadi karena harga saham tahun sekarang lebih
tinggi dari harga saham tahun sebelumnya, angka tersebut memungkinkan bagi calon
investor untuk menanamkan modalnya. Dengan demikian perusahaan hanya perlu
mempertahankan kinerja mereka atau juga meningkatkan kinerja mereka untuk
menjaha kepercayaan para penanam modal.
Dari data tabel 4.10 di atas dapat dihitung nilai statistik deskriptif aktivitas
dengan menggunakan SPSS 19 For Window. Hasilnya dapat dilihat pada table di
bawah ini:

Descriptive Statistics
N

Minimum

Return Saham

21

Valid N (listwise)

21

.014

Maximum

Mean

2.262

.651

Std. Deviation
.47568

Tabel 4.11. Analisis Deskriptif


Return Saham

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai rata 0,65, sedangkan rata-rata
untuk nilai Return Saham terendah yaitu sebesar 0,01 pada PT. Betonjaya
ManunggalTbk, angka tersebut tentunya akan mengurangi minat calon investor untuk
menanamkan modalnya. nilai tersebut menunjukkab bahwa harga saham dan dividen
perusahaan sering mengalami penurunan tiap tahunnya.Dengan demikian perusahaan
harus berusaha meningkatkan kinerja agar return saham tersebut sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh para penanam modal untuk menanamkan modalnya. Dan untuk
rata-rata tertinggi sebesar 2,262 pada PT. Modern International Tbk, nilai tersebut
menunjukkan bahwa harga saham serta dividen yang dimilikinya sering mengalami
peningkatan tiap tahunnya, angka tersebut memungkinkan bagi calon investor untuk
menanamkan modalnya.Dengan demikian perusahaan hanya perlu mempertahankan
kinerja mereka atau juga meningkatkan kinerja mereka untuk menjaha kepercayaan
para penanam modal.

4.2

Pembahasan Penelitian
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
4.2.1.1 Uji Normalitas
Pengujian normalisasi dengan metode Kolmogorov-smirnov test pada program
SPSS 19.0 for window.
Singgih Santoso (2001:314) mengatakan bahwa:
Dasar pengambilan keputusan bias dilakukan berdasarkan profitabilitas
(asymptotic significancy), yakni :
-

Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari populasi tidak berdistribusi
normal.

Dengan menggunakan SPSS 19.0 for window, metode Kolmogorov-smirnov


test bias ditemukan dan hasilnya dapat dilihat di table beirkut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
likuiditas

leverage

aktivitas

21

21

21

21

21

2.3832

.7820

1.2133

.0771

.4569

1.87214

1.24370

.40866

.08417

.47568

Absolute

.257

.214

.186

.110

.290

Positive

.257

.179

.186

.063

.290

Negative

-.117

-.214

-.132

-.110

-.185

1.178

.980

.854

.506

1.330

.125

.292

.459

.960

.112

N
Mean
Normal Parametersa,b

Std.
Deviation

Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Tabel 4.12. Uji Normalitas

profitabilitas return saham

Hasil dari perhitungan nilai Kolmogorov untuk likuiditas, leverage, aktivitas,


profitabilitas dan return saham masing-masing sebesar 0,125, 0,292, 0,459, 0,960,
0,112 . Nilai probanilitas uji Kolmogorov lebih besar dati tingkat kekeliruan 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa hanya nilai likuiditas, leverage, aktivitas,
profitabilitas dan return saham yang berdistribusi normal.
Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat
melalui grafik normal P Plot of regression Statistic. Kondisi normalitas terpenuhi bila
titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil
uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihar pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Grafik P-Plot


Dari gambar normal P-Plot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
mengikuti arah garis diagonal. Sehingga tidak terjadi gangguan normalitas.

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas


Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korealasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Cara mendeteksi
multikolinearitas dengan pengujian statistik adalah dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF).
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai
nilai VIF disekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati 1. Batas VIF adalah 10,
jika VIF dibawah 10, maka tidak terjadi gejala multikolinearitas atau sebaliknya
(Gujarati, 2003:362).
Pada table dibawah ini dapat dilihat nilai VIF untuk masing-masing variabel
bebas sebagai berikut:
Coefficientsa
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
1

(Constant)

Std. Error
.306

.541

Sig.

Beta

Collinearity Statistics

Tolerance
.566

.579

VIF

likuiditas

.067

.074

.262

6.906

.001

.924

1.082

leverage

-.190

.227

.261

5.881

.02

.894

1.118

aktivitas

.113

.290

-.097

9.390

.03

.839

1.192

profitabilitas

.167

1.534

.030

6.109

.009

.972

1.029

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.13. Uji Multikolonieritas

Dari table 4.12 menunjukkan tidak adanya korelasi antara sesama variabel
bebas, dimana nilai VIF lebih kecil dari sepuluh dan dapat disimpulkan tidak terdapat
multikolonieritas diantara variabel bebas.

4.2.1.3 Uji Autokorelasi


Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk memastikan apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau
sebelumnya sehingga diperoleh hasil regresi yang valid dan dapat digunakan untuk
melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya auto korelasi, maka dilakukan pengujian
Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. 1,65 < DW < 2,35 kesimpulannya tidak ada auto korelasi
2. 1,12 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 kesimpulannya tidak dapat
disimpulkan
3. DW < 1,21 atau > 2,79 kesimpulannya terjadi auto korelasi

Untuk selengkapnya hasil autokorelasi menggunakan SPSS 19.0 for window


ditunjukkan pada table berikut ini:
Model Summaryb
Model

R Square

.282a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.079

-.151

Durbin-Watson

.51027

2.323

a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, aktivitas, leverage


b. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.14. Uji Autokorelasi


Dari table 4.13 diatas dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 2,323, nilai
ini terletak pada interval 1,65 < DW < 2,35. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data pengamatan tidak terjadi autokorelasi.

4.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Adapun untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas , yaitu dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterlat. (Singgih Santoso, 2000:210).
Untuk selengkapnya hasil heteroskedastisitas ditunjukkan pada grafik
scatterplot dibawah ini:

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot


Dengan melihat tampilan grafik Scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara
acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi
heteroskedastisitas.

4.2.2

Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Return Saham


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh likuiditas

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Dengan demikian untuk


mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas terhadap return saham secara parsial
dilakukan uji statistik, analisis regresi sederhana, analisis korelasi, koefisien
determinasi dan pengujian hipotesis.
Adapun langkah pengujian statistik ini dilakukan sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Sederhana
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan
SPSS 19 for window, maka hasil regresi akan disajikan pada tabel di bawah ini:
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
1

Std. Error

(Constant)

.214

.173

likuiditas

.124

.058

Beta

.82

2.101

.049

2.992

.01

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.15. Analisis Regresi Sederhana


Likuiditas Terhadap Return Saham
Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,214 + 0,124X1

Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a sebesar 0,214,


artinya pada saat rasio likuiditas sama dengan 0 satuan maka return saham
perusahaan adalah sebesar 0,214 satuan. Dan nilai b positif sebesar 0,124 artinya
bahwa setiap kenaikan 1% pada rasio likuiditas mempengaruhi kenaikan return
saham yang didapat investor sebesar 0,124%. Jadi apabila nilai likuiditas meningkat
maka return saham pun akan meningkat
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien korelasi parsial antara variabel likuiditas (X1) dengan return
saham (Y).
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari analisis
korelasi disajikan pada tabel sebagai berikut:

Correlations
likuiditas
Pearson Correlation
likuiditas

return saham
1

Sig. (2-tailed)

return saham

.154
.01

21

21

Pearson Correlation

.82

Sig. (2-tailed)

.01

21

21

Tabel 4.16. Analisis Korelasi


Likuiditas Terhadap Return Saham

Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000

Tingkat Hubungan
Sangat Rendah

Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.17. Analisis Korelasi

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = 0,82 artinya
bahwa tingkat hubungan likuiditas dengan return saham bersifat positif dansangat
kuat, karena interpretasinya berada diantara 0,80-1,000. Hubungan yang bersifat
positif artinya setiap kenaikan pada rasio likuiditas, maka hal tersebut akan diikuti
dengan perubahan pada return saham secara searah.

c. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)


Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara likuiditas dengan return saham dengan Ho
dan H adalah sebagai berikut:
Ho1 : r = 0

: tidak terdapat pengaruh dari tingkat likuiditas terhadap

return

saham.
H1: r 0

: terdapat pengaruh dari tingkat likuiditas terhadap return saham.

Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
1

Std. Error

(Constant)

.214

.173

likuiditas

.124

.058

Beta

.82

2.101

.049

2.992

.01

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.18. Hasil Perhitungan Uji t

Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t
dimana penetapan signifikansi dengan df=n-k atau 21-4=17, sig 0,05, maka diperoleh
nilai ttabel sebesar 2,110
Kriteria penolakan hipotesis H0 ditolak jika:

thitung -ttabel (1-/2; n-2)


karena thitung 2,992 ttabel 2,110 maka H0 ditolak dan H diterima. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari tingkat likuiditas
terhadap return saham.

d. Analisis koefisien Determinasi


Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
variabel likuiditas (X1) terhadap return saham (Y).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil koefisien
determinasi akan disajikan pada tabel dibawah ini:
Model Summary
Model

R Square

.82a

.85

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.0115

.48219

a. Predictors: (Constant), likuiditas

Tabel 4.19. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui nilai koefisien


determinasinya sebesara 0,85. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa
pengaruh signifikannya hanya 85%, sedangkan 15% merupakan pengaruh dari faktor
lain yang mempengaruhi return saham yang tidak diteliti oleh penulis.

4.2.3

Analisis Pengaruh Leverage Terhadap Return Saham


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh leverage

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Dengan demikian untuk


mengetahui seberapa besar pengaruh leverage terhadap return saham secara parsial
dilakukan uji statistik, analisis regresi sederhana, analisis korelasi, koefisien
determinasi dan pengujian hipotesis.
Adapun langkah pengujian statistik ini dilakukan sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Sederhana
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan
SPSS 19 for window, maka hasil regresi akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
1

(Constant)
leverage

Std. Error
.651

.321

-.125

.115

Beta

-.521

2.687

.015

2.666

.02

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.20. Analisis Regresi Sederhana


Leverage Terhadap Return Saham

Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,651- 0,125X2
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a sebesar 0,651,
artinya pada saat rasio leverage sama dengan 0 satuan maka return saham perusahaan
adalah sebesar 0,651 satuan. Dan nilai b negatif sebesar 0,125 artinya bahwa setiap
kenaikan 1% pada rasio leverage mempengaruhi penurunanreturn saham terhadap
investor sebesar 0,125%. Artinya jika leverage meningkat maka return saham akan
mengalami pernurunan.
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien korelasi parsial antara variabel leverage (X2) dengan return
saham (Y).

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari analisis
korelasi disajikan pada tabel sebagai berikut:
Correlations
leverage
Pearson Correlation
leverage

Sig. (2-tailed)

-.521
.610

N
Pearson Correlation
return saham

return saham

21

21

-.521

Sig. (2-tailed)

.02

21

21

Tabel 4.21. Analisis Korelasi


Leverage Terhadap Return Saham

Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000

Tingkat Hubungan
Sangat Rendah

Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.22. Analisis Korelasi

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = -0,521 artinya
bahwa tingkat hubungan leverage dengan return saham bersifat negatifdansedang.
Hubungan yang bersifat negatif artinya setiap terjadi perubahan pada rasio leverage,

maka hal tersebut akan diikuti dengan perubahan pada return saham secara
berlawanan.
c. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara leverage dengan return saham dengan Ho
dan H adalah sebagai berikut:
Ho1 : r = 0

: tidak terdapat pengaruh dari tingkat leverage terhadap return saham.

H1: r 0

: terdapat pengaruh dari tingkat leverage terhadap return saham.

Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
1

(Constant)
leverage

Std. Error
.651

.321

-.125

.115

Beta

-.521

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.23. Hasil Perhitungan Uji t

2.687

.015

2.666

.02

Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t
dimana penetapan signifikansi dengan df=n-k atau 21-4=17, sig 0,05, maka diperoleh
nilai ttabel sebesar 2,110
Kriteria penolakan hipotesis H0 ditolak jika:
thitung -ttabel (1-/2; n-2)
karena thitung 2,666 ttabel 2,110 maka H0 ditolak dan H diterima. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari tingkat leverage
terhadap return saham.
d. Analisis koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
variabel leverage (X2) terhadap return saham (Y).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil koefisien
determinasi akan disajikan pada tabel dibawah ini:

Model Summary
Model

-.521

R Square

.60

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

-.025

.48461

a. Predictors: (Constant), leverage

Tabel 4.24. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui nilai koefisien


determinasinya sebesar 0,60. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa
pengaruh signifikannya hanya 60%, sedangkan 40% merupakan pengaruh dari faktor
lain yang mempengaruhi return saham yang tidak diteliti oleh penulis.

4.2.4

Analisis Pengaruh Aktivitas Terhadap Return Saham


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh aktivitas

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Dengan demikian untuk


mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas terhadap return saham secara parsial
dilakukan uji statistik, analisis regresi sederhana, analisis korelasi, koefisien
determinasi dan pengujian hipotesis.
Adapun langkah pengujian statistik ini dilakukan sebagai berikut:

a. Analisis Regresi Sederhana


Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan
SPSS 19 for window, maka hasil regresi akan disajikan pada tabel di bawah ini:
Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
1

(Constant)
aktivitas

Std. Error
.244

.338

2.897

.325

Beta

.95

1.914

.071

4.753

.001

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.25. Analisis Regresi Sederhana


Aktivitas Terhadap Return Saham

Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,244+2,897X3
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a sebesar 0,244,
artinya pada saat rasio aktivitas sama dengan 0 satuan maka return saham perusahaan
adalah sebesar 0,244 satuan. Dan nilai b positif sebesar 2,897artinya bahwa setiap
kenaikan 1% pada rasio aktivitas maka return saham yang didapat investor sebesar
akan meningkat2,897%. Artinya jika aktivitas meningkat maka return saham pun
akan meningkat.

b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan

antara variabel X dengan variabel Y. Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan


menggunakan koefisien korelasi parsial antara variabel aktivitas (X 3) dengan return
saham (Y).
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari analisis
korelasi disajikan pada tabel sebagai berikut
Correlations
aktivitas
Pearson Correlation
aktivitas

return saham
1

Sig. (2-tailed)

return saham

.95
.001

21

21

Pearson Correlation

.95

Sig. (2-tailed)

.001

21

21

Tabel 4.26. Analisis Korelasi


Aktivitas Terhadap Return Saham

Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:

Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000

Tingkat Hubungan
Sangat Rendah

Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.27. Analisis Korelasi

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = 0,95 artinya bahwa
tingkat hubungan likuiditas dengan return saham bersifat positif dan sangat kuat,
karena interpretasinya berada diantara 0,80-1,000. Hubungan yang bersifat positif
artinya setiap kenaikan pada rasio aktivitas maka hal tersebut akan diikuti dengan
perubahan pada return saham secara searah.
c. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara aktivitas dengan return saham dengan Ho
dan H adalah sebagai berikut:
Ho1 : r = 0

: tidak terdapat pengaruh dari tingkat aktivitas terhadap return saham.

H1: r 0

: terdapat pengaruh dari tingkat aktivitas terhadap return saham.

Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
1

(Constant)
aktivitas

Std. Error
.244

.338

2.897

.325

Beta

.95

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.28. Hasil Perhitungan Uji t

1.914

.071

4.753

.001

Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t
dimana penetapan signifikansi dengan df=n-k atau 21-4=17, sig 0,05, maka diperoleh
nilai ttabel sebesar 2,110
Kriteria penolakan hipotesis H0 ditolak jika:
thitung -ttabel (1-/2; n-2)
karena thitung 4,753 ttabel 2,110 maka H0 ditolak dan H diterima. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari tingkat aktivitas
terhadap return saham.
d. Analisis koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
variabel aktivitas (X3) terhadap return saham (Y).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil koefisien
determinasi akan disajikan pada tabel dibawah ini:
Model Summaryb
Model

R Square

.95a

.90

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate
.034

.48360

a. Predictors: (Constant), aktivitas


b. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.29. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui nilai koefisien


determinasinya sebesara 0,90. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa
pengaruh signifikannya 90%, sedangkan 10% merupakan pengaruh dari faktor lain
yang mempengaruhi return saham yang tidak diteliti oleh penulis.

4.2.5

Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profitabilitas

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Dengan demikian untuk


mengetahui seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap return saham secara
parsial dilakukan uji statistik, analisis regresi sederhana, analisis korelasi, koefisien
determinasi dan pengujian hipotesis.
Adapun langkah pengujian statistik ini dilakukan sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Sederhana
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan
SPSS 19 for window, maka hasil regresi akan disajikan pada tabel di bawah ini:
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
1

Std. Error

(Constant)

.379

.146

profitabilitas

.218

1.295

Beta

.836

3.252

.004

3.165

.03

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.30. Analisis Regresi Sederhana


Profitabilitas Terhadap Return Saham

Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,379+ 0,218X4
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a sebesar 0,379,
artinya pada saat rasio profitabilitas sama dengan 0 satuan maka return saham
perusahaan adalah sebesar 0,379 satuan. Dan nilai b positif sebesar 0,218 artinya
bahwa setiap kenaikan 1% pada rasio profitabilitas mempengaruhi peningkatanreturn
saham yang didapat investor sebesar 0,218%. Artinya jika profitabilitas meningkat
maka return saham pun akan meningkat pula.

b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien korelasi parsial antara variabel profitabilitas (X 4) dengan
return saham (Y).

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari analisis
korelasi disajikan pada tabel sebagai berikut:
Correlations
profitabilitas
Pearson Correlation
profitabilitas

Sig. (2-tailed)

.836
.03

N
Pearson Correlation
return saham

return saham

21

21

.836

Sig. (2-tailed)

.03

21

21

Tabel 4.31. Analisis Korelasi


Profitabilitas Terhadap Return Saham

Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:

Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000

Tingkat Hubungan
Sangat Rendah

Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.32. Analisis Korelasi

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = 0,836 artinya
bahwa tingkat hubungan profitabilitas dengan return saham bersifat positif dan sangat
kuat. Hubungan yang bersifat positif artinya setiap kenaikan pada rasio likuiditas
maka hal tersebut akan diikuti dengan perubahan pada return saham secara searah.
c. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas dengan return saham dengan
Ho dan H adalah sebagai berikut:
Ho1 : r = 0

: tidak terdapat pengaruh signifikan dari tingkat profitabilitas terhadap


return saham.

H1: r 0

: terdapat pengaruh signifikan dari tingkat profitabilitas terhadap


return saham.

Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
1

Std. Error

(Constant)

.379

.146

profitabilitas

.218

1.295

Beta

.836

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.33. Hasil Perhitungan Uji t

3.252

.004

3.165

.03

Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t
dimana penetapan signifikansi dengan df=n-k atau 21-4=17, sig 0,05, maka diperoleh
nilai ttabel sebesar 2,110
Kriteria penolakan hipotesis H0 ditolak jika:
thitung -ttabel (1-/2; n-2)
karena thitung 3,165 ttabel 2,110 maka H0 ditolak dan H diterima. Maka
dapat

disimpulkan

bahwa

terdapat

pengaruh

dari

tingkat

profitabilitas terhadap return saham.

d. Analisis koefisien Determinasi


Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
variabel profitabilitas (X4) terhadap return saham (Y).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil koefisien
determinasi akan disajikan pada tabel dibawah ini:
Model Summaryb
Model

.836

R Square

.86

a. Predictors: (Constant), profitabilitas


b. Dependent Variable: return saham

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

-.051

.48762

Tabel 4.34. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui nilai koefisien


determinasinya sebesar 0,86. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa
pengaruh signifikannya hanya 86%, sedangkan 14% merupakan pengaruh dari faktor
lain yang mempengaruhi return saham yang tidak diteliti oleh penulis.

4.2.6

Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas


Terhadap Return Saham
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh likuiditas, leverage, aktivitas dan

profotabilitas terhadap return saham, maka langkah-langkah pengujian statistic ini


dilakukan sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan
SPSS 19 for window, maka hasil regresi akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B

Std. Error

(Constant)

.325

.552

likuiditas

.152

.563

leverage

-.098

aktivitas
profitabilitas

Beta
.566

.579

.246

6.906

.001

.256

.278

5.881

.02

.456

.654

-.356

9.390

.03

.198

.555

.111

6.109

.009

a. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.35. Analisis Regresi Berganda


Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham

Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y = 0,325 + 0,152X1- 0,098X2+ 0,456X3 + 0,198X4
Dari persamaan regresi berganda di atas dapat disimpulkan bahwa konstanta a
sebesar 0,325, artinya pada saat rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas
sama dengan 0 satuan maka return saham perusahaan adalah sebesar 0,325 satuan.
Nilai koefisien multipel antara variabel X 1 terhadap Y positif sebesar 0,152,
hal ini menunjukkan bahwa pada saat kenaikan likuiditas sebesar 1%, hal tersebut
akan meningkatkan return saham sebesar 0,152%, dengan asumsi bahwa variabel
leverage, aktivitas dan profitabilitas dianggap konstan.

Nilai koefisien multipel antara variabel X2 terhadap Y negatif sebesar 0,098,


hal ini menunjukkan bahwa pada saat kenaikan leverage sebesar 1%, hal tersebut
akan berdampak pada penurunanreturn saham sebesar 0,098%, dengan asumsi bahwa
variabel likuiditas, aktivitas dan profitabilitas dianggap konstan.
Nilai koefisien multipel antara variabel X 3 terhadap Y positif sebesar 0,456,
hal ini menunjukkan bahwa pada saat kenaikan aktivitas sebesar 1%, hal tersebut
akan meningkatkanreturn saham sebesar 0,456%, dengan asumsi bahwa variabel
likuiditas, leverage dan profitabilitas dianggap konstan.
Nilai koefisien multipel antara variabel X 4 terhadap Y positif sebesar 0,198,
hal ini menunjukkan bahwa pada saat kenaikan profitabilitas sebesar 1%, hal tersebut
akan meningkatkan return saham sebesar 0,198%, dengan asumsi bahwa variabel
likuiditas, leverage dan aktivitas dianggap konstan.
b.

Analisis Korelasi Berganda


Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan antara

variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan
antara variabel X dengan variabel Y.
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari analisis
korelasi disajikan pada tabel sebagai berikut:
Model Summaryb

Model

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the


Estimate

.879a

.83

.112

.65985

a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, aktivitas, leverage


b. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.36. Analisis Korelasi


Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham

Untuk mengetahui seberapa besar kuat hubungan antar variabel, dapat digunakan
tabel interpretasi nilai koefisien (r) sebagai berikut:

Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000

Tingkat Hubungan
Sangat Rendah

Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.37. Analisis Korelasi

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai koefisien yaitu r = 0,879 artinya
bahwa tingkat hubungan likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap

return saham bersifat positif dan sangat kuat, karena interpretasinya berada diantara
0,80-1,000. Hubungan yang bersifat positif artinya setiap kenaikan pada rasio
likuiditas,leverage, aktivitas dan profitabilitas maka hal tersebut akan diikuti dengan
perubahan pada return saham.
c.

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)


Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah

terdapat

pengaruh yang signifikan antara likuiditas, leverage, aktivitas dan

profitabilitas terhadap return saham dengan Ho dan H adalah sebagai berikut:


Ho1 : r = 0

: tidak terdapat pengaruh dari tingkat likuiditas, leverage, aktivitas dan


profitabilitas terhadapreturn saham.

H1: r 0

: terdapat pengaruh dari tingkat likuiditas, leverage, aktivitas dan


profitabilitas terhadap return saham.

Hasil uji dengan bantuan SPSS 19.0for window dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
ANOVAa
Model

Sum of Squares
Regression

df

Mean Square

.456

.125

Residual

5.148

78

.654

Total

5.579

54

a. Dependent Variable: return saham


b. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, aktivitas, leverage

F
10.597

Sig.
.032

Tabel 4.38. Hasil Perhitungan Uji F

Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji
F dimana penetapan signifikansi df = n-k-1 ; 21-4-1=16, sig 0,05. Maka diperoleh
nilai Ftabel sebesar 5,84 dan diketahui nilai perolehan Fhitung sebesar 10,597. Karena
Fhitung 10,597Ftabel 5,84 maka Ho ditolak dan H diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh dari tingkat likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas
terhadap return saham.

d. Analisis koefisien Determinasi


Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
variabel X1,2,3,4 (likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas) terhadap (return
saham Y.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil koefisien
determinasi akan disajikan pada tabel dibawah ini:
Model Summaryb
Model

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.753a

.83

.151

.51027

a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, aktivitas, leverage


b. Dependent Variable: return saham

Tabel 4.39. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Simultan

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui nilai koefisien


determinasinya sebesara 0,83. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa
pengaruh signifikannya hanya 83%, sedangkan 17% merupakan pengaruh dari faktor
lain yang mempengaruhi return saham yang tidak diteliti oleh penulis, menurut
Amenc dan Sourd (2003) misalnya penetapan harga, kekacauan, peperangan, inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang,pengaruh kebijakan moneter dan fiskal
serta yang lainnya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2011 dan analisis yang didukung oleh teori-

teori yang melandasi, serta hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka
peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat likuiditas pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
didapat nilai rata-rata likuiditas sebesar 2,38 atau 238% yang dinilai
sangat tinggi, sedangkat untuk rata-rata likuiditas terendah yakni sebesar
0,15 atau 15% pada PT Asia Pacific Fiber Tbk. Dan untuk rata-rata tingkat
likuiditas tertinggi yakni sebesar 7,02 atau 702% pada PT Duta Pertiwi
Nusantara Tbk.
2. Tingkat leverage pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
didapat nilai rata-rata leverage sebesar 0,78 atau 78% yang dinilai sangat
tinggi, sedangkat untuk rata-rata leverage terendah yakni sebesar -2,03
pada PT. Eratex Djaja Tbk. Dan untuk rata-rata tingkat leverage tertinggi
yakni sebesar 3,52 atau 352% pada PT. Tirta Mahakam Resources Tbk.
3. Tingkat aktivitas pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
didapat nilai rata-rata aktivitas sebesar 1,21 atau 121% yang dinilai sangat
tinggi, sedangkat untuk rata-rata aktivitas terendah yakni sebesar 0,55 atau
55% pada PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Dan untuk rata-rata tingkat
aktivitas tertinggi yakni sebesar 2,01 atau 201% pada PT. Eratex Djaja
Tbk.
4. Tingkat profitabilitas pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel didapat nilai rata-rata profitabilitas sebesar 0,77 atau 77% yang
dinilai sangat tinggi, sedangkat untuk rata-rata profitabilitas terendah
yakni sebesar -0,15 PT. Eratex Djaja Kimia Tbk. Dan untuk rata-rata

tingkat profitabilitas tertinggi yakni sebesar 0,23 atau 23% pada PT.
Semen Gresik Tbk.
5. Tingkat return saham pada 21 perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel didapat nilai rata-rata return saham sebesar 0.46 atau 46% yang
dinilai sangat tinggi, sedangkat untuk rata-rata return saham terendah
yakni sebesar -0,6 pada PT. United Tractor Tbk. Dan untuk rata-rata
tingkat return saham tertinggi yakni sebesar 2,10 atau 210% pada PT.
Modern International Tbk.
6. Pengaruh likuiditas terhadap return saham sebesar 75%sedangkan 15%
merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return saham
yang tidak diteliti oleh penulis. Misalnya kualitas dan reputasi
manajemennya, struktur permodalannya, sttruktur hutang perusahaannya,
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya,
faktor ekonomi, inflasi serta hal-hal lain yang tidak tertuang dalam
penelitian ini.
7. Pengaruh leverage terhadap return saham sebesar 55%sedangkan 45%
merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return saham
yang tidak diteliti oleh penulis. Misalnya kualitas dan reputasi
manajemennya, struktur permodalannya, sttruktur hutang perusahaannya,
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya,
faktor ekonomi, inflasi serta hal-hal lain yang tidak tertuang dalam
penelitian ini.
8. Pengaruh aktivitas terhadap return saham sebesar 82%sedangkan 18%
merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return saham

yang tidak diteliti oleh penulis. Misalnya kualitas dan reputasi


manajemennya, struktur permodalannya, sttruktur hutang perusahaannya,
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya,
faktor ekonomi, inflasi serta hal-hal lain yang tidak tertuang dalam
penelitian ini.
9. Pengaruh profitabilitas terhadap return saham sebesar 70%sedangkan 30%
merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return saham
yang tidak diteliti oleh penulis. Misalnya kualitas dan reputasi
manajemennya, struktur permodalannya, sttruktur hutang perusahaannya,
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya,
faktor ekonomi, inflasi serta hal-hal lain yang tidak tertuang dalam
penelitian ini.
10. Pengaruh nlikuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return
saham sebesar 74%sedangkan 26% merupakan pengaruh dari faktor lain
yang mempengaruhi return saham yang tidak diteliti oleh penulis.
Misalnya kualitas dan reputasi manajemennya, struktur permodalannya,
sttruktur hutang perusahaannya, pengaruh kebijakan moneter dan fiskal,
perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi, inflasi serta hal-hal lain
yang tidak tertuang dalam penelitian ini.

5.2

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan oleh penulis, maka implikasi


penelitian bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan bagi
perusahaan manufaktur pada umumnya.
a. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan ratarata likuiditas sebesar 2,38 atau 238% disarankan kepada perusahaan
lebih meningkatkan jumlah aktiva lancar yang dimiki agar dapat
menutupi hutang lancar yang dimiliki.
b. Tingkat leverage memiliki rata-rata sebesar 0,78 atau 78%, disarankan
untuk perusahaan-perusahaan tersebut agar mengurangi total hutang
yang dimilikinya.
c. Tingkat aktivitas memiliki rata-rata sebesar 1,21 atau 121%,
disarankan untuk perusahaan-perusahaan tersebut tetap menjaga dan
meningkatkan lagi tingkat penjualan.
d. Tingkat profitabilitas memiliki rata-rata sebesar 0,77 atau 77%,
disarankan untuk perusahaan-perusahaan tersebut tetap menjaga dan
meningkatkan lagi tingkat profitabilitas agar investor lebih tertarik
kepada perusahaan tersebut.
e. Tingkat return saham memiliki rata-rata sebesar 0,77 atau 77%,
disarankan untuk perusahaan-perusahaan tersebut untuk meningkatkan
knierja agar harga saham di tahun-tahun berikutnya dapat meningkat
dan memperoleh kepercayaan dari investor.
2. Bagi peneliti selanjutnya:
a. Penelitian ini mengambil obyek yang terbatas yakni hanya jenis
perusahaan manufaktur. Pada penelitian berikutnya perlu dilakukan

pengamatan dengan obyek yang lebih luas dan lebih menarik,


misalkan pada perusahaan yang tergabung pada Index Papan Utama
dan lain sebagainya, sehingga lebih dijadikan acuan bagi kepentingan
generalisasi permasalahan.
b. Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel bebas, untuk peneliti
selanjutnya diharapkan menambah jumlah variabel bebas yang
mempengaruhi return saham, guna generalisasi hasil penelitian lebih
baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Amenc, Le Sourd. 2003. Portofolio Theory and Performance Anaysis. John Wiley &
Sons, Inc
Arifin Johar. 2004. Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer, Edisi Pertama.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: CV Alfabeta.
Fred, Weston J & Thomas E. Copeland. 1992. Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Ganto, Jullimursyida. 2008. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur
Terhadap Return Saham di BEI, Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh.
Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.8 No.1, 2008.
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE.
Horne, James Van & John M. Wachowis. 2001 Financial Management and Policy,
12th Revised. Prentice Hall.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Kasmir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Mamduh M. Hanafi. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP STIM YKPN.
Moh, Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Munawir S. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Prihadi, Toto. 2008. 7 Deteksi Cepat Kondisi Keuangan dan 7 Analisis Rasio
Keuangan. Jakarta: Penerbit PPM.
Riyanto, Bambang. 1991. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keungan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Sudjana, 1997. Statsitika Untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supangat, Andi. 2007. Statistika untuk Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Pustaka.
Susanto, Singgih. 2003. Statistika Deskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan
MicrosoftExcel dan SPSS. Yogyakarta: Andi.
Syamsudin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
www.docstoc.com
www.ferdiedarmawan.com
www.google.com
www.idx.co.id
www.pdf-search-engine.com
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai