Anda di halaman 1dari 12

KASUS PENN SQUERE BANK

KELOMPOK 1
TENGKU MUHAMMAD ALY/023152000071
DIDI /023152000062
AGUS SUMARNA /023152000059
RIWAYAT PENN SQUARE BANK
tahun
1960 Penn Square Bank didirikan sebagai badan hukum yang berlokasi mall perbelanjaan di kawasan Oklahoma City
1974 diakuisisi oleh Jennings
1976 bank tersebut mulai sibuk dengan ledakan minyak Oklahoma dan terus memberikan lending spree (pinjaman liar) kepada para spekulan
minyak dan gas sejak 1976
1980 Pada akhir 1980 sudah tidak mampu untuk mendanai pinjaman yang diminta oleh calon pelanggan, penyebabnya adalah adanya
kebijakan pelestarian energy pada pemerintahan Presiden Jimmy Carter, kelebihan produksi besar-besaran oleh OPEC dan
mengakibatkan harga minyak dan gas terpuruk
OCC segera memerintahkan agar direktur menandatangai ‘administrative agreement’ untuk mengambil Langkah penyelamatan bank.

1981 Penn Square bank seolah membaik dalam satu tahun setelah perjanjian tersebut, namun , Kembali memburuk di tahun 1982

1982 pukul 07:05, tanggal 5 Juli 1982, suatu tim penyelidik dari FDIC, mengunci pintu-pintu Penn
Pada salah satu kesempatan dalam pemeriksaan awal komite itu atas keruntuhan Penn Square Bank,satu partner Peat Marwick
&Company menjelaskan bahwa unqualified opinion dimaksudkan hanya untuk para direktur bank saja,bahwa pihak- pihak luar credit
union, dan pihak luar lain tidak harus mengikuti pendapat ini. Namun hal ini mendapat kritikan tajam dari dewan di StGermain, karena
seluruh pihak mengikuti pendapat dari akuntan publik tersebut dan menyalahkan akuntan publik juga sebgai pihak yang punya andil
dalam kehancuran Penn Squera Bank.
Representative Fernand St Germain, yang menjadi pimpinan U. S House Committee untuk Bidang Perbankan, Keuangan dan Urusan
Pertokoan, bersifat sangat kritis terhadap peran Peat Marwick & Company dalam bencana yang dialami oleh Penn Square Bank
Membanjirnya gugatan hukum yang muncul setelah 1982, mantan karyawan/direktur money broker, para nasabah deposito, bank-bank
koresponden dan kebanyakan firma di Oklahoma City.

1992 Penn Square Bank resmi ditutup, setelah sebelumnya dinon aktifkan untuk diselesaikan semua persoalannya
SOAL 1
Karakteristik apa yang ada dalam portofolio pinjaman Penn Square Bank yang menyebabkan risiko bisnis bank ini jauh
lebih tinggi dibanding jika bank itu mengalami sebaliknya? Komponen risiko audit mana sepertinya yang dijelaskan dalam
SAS No. 47, “Audit Risk and Materiality in Conducting an Audit,” yang dipengaruhi oleh risiko bisnis klien? Tunjukan
dengan suatu contoh numerik bagaimana risiko bisnis klien audit mempengaruhi derajat risiko audit yang dihadapi sebuah
firma audit.
Jawab:
Pertumbuhan dahsyat Penn Square Bank utamanya direkayasa oleh satu sosok tunggal, yaitu William Peterson. Dalam 18
bulan, Peterson yang sangat ambisius mengelola portofolio pinjaman minyak dan gas bank tersebut dan telah menjadi
sekutu Jennings yang paling dipercaya. Untuk membiayai pertumbuhan uang cepat, Penn Square Bank akhirnya terus
menerus mengembangkan bisnis depositnya. Bank tersebut menarik sejumlah besar deposito dalam jangka waktu yang
singkat dengan menawarkan premi suku bunga untuk sertifikat deposito (CD) jenis “jumbo”. CD ini memberikan suku
bunga sebesar 25-150 basi point al atas suku bunga yang berlaku di pasar. Komponen yang mempengaruhi Risiko Bisnis
Klien Arens (2001) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bisnis klien adalah : Industri dan lingkungan
eksternal; Manajemen dan tata kelola; Tujuan dan strategi Strategi; Pengukuran dan kinerja Sistem pengukuran kinerja
klien
SOAL 2
.
Pada saat sebuah firma audit menerima klien yang mendapat suatu qualified opinion (opini wajar bersyarat) dari auditor
sebelumnya, apakah tanggung jawab profesional audit tersebut berbeda dengan tanggung jawab yang akan dipikulnya untuk
kegiatan audit yang lebih khusus? Mengapa demikian atau mengapa sebaliknya? Jika ada, sebutkan apa yang telah
dilakukan profesi auditing untuk meminimalkan “opinion shopping (jual beli opini)” oleh klien audit?

Jawab:
Ya karena opinion shopping adalah aktivitas auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh
manajemen untuk mencapai tujuan pelaporan perusahaan. Upaya dalam meminimalkan opinion shopping yaitu dalam
Wahana Vol 2 (1999:24) disebutkan ada 9 elemen pengendalian kualitas yang harus diterapkan oleh kantor akuntan dalam
mengadopsi kebijakan dan prosedur pengendalian kualitas untuk memberikan jaminan yang memadai agar sesuai dengan
standar profesional di dalam melakukan audit, jasa akuntansi, dan jasa review. Sembilan elemen pengendalian kualitas
tersebut adalah : Independensi; Penugasan personil untuk melaksanakan perjanjian Personil harus memiliki pelatihan
teknis dan profesionalisme yang dibutuhkan dalam penugasan; Konsultasi; Supervisi; Pengangkatan; Pengembangan
profesi; Promosi; Penerimaan dan kelangsungan kerja sama dengan klien; Inspeksi

Anda mungkin juga menyukai