Anda di halaman 1dari 11

Analisis Resiko Investasi Pada PT. Unilever.

Tbk
Aris Munandar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar risiko investasi pada PT. Unilever.
Tbk. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi selama 15 tahun dari
tahun 2000 2015 sedangkan sampel penelitian dengan Teknik nonprobability sampling diperoleh sampel 5
tahun dari tahun 2011 2015. Alat analisis menggunakan analisis t-test one sampel. Dari hasil perhitungan t-
test one sampel diperoleh sebesar -1,938. Hal ini berarti bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-1,938 < 2.132),
sehingga hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan Risiko investasi pada PT. Uniliver Indonesia Tbk lebih kecil
atau sama dengan dari 10% pertahun dari yang diharapkan diterima. Artinya nilai risiko investasi yang
diperoleh PT. Unilever Indonesia. Tbk dengan ukuran risiko investasi yang kecil.

Kata Kunci : Risiko Investasi, t-test one sample

PENDAHULUAN keuntungan ini akan diikuti oleh risiko yang semakin


Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap besar. Demikian pula sebaliknya, apabila
perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, perusahaan ingin menurunkan risiko, maka
jasa maupun perdagangan pasti memiliki visi, misi penurunan risiko ini akan diikuti oleh menurunnya
dan tujuan yang berbeda-beda ataupun sama baik tingkat profitabilitas. Adapun Suratman (2001 : 135)
jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun mengemukakan bahwa : Investor selalu menyukai
tujuan jangka pendek suatu perusahaan yaitu untuk kegiatan investasi yang diharapkan memberikan
memperoleh atau mendapatkan laba (keuntungan), keuntungan yang sama, tetapi memiliki risiko yang
sedangkan tujuan jangka panjangnya yaitu untuk lebih kecil atau dengan risiko yang sama tetapi
mengembangkan perusahaan agar lebih maju dan memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar.
untuk mempertahankan kelangsungan hidup Risiko aktiva dapat dibedakan menjadi dua cara
perusahaan agar tetap bertahan di dalam era yaitu atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis),
persaingan yang semakin ketat ini. dimana aktiva dipertimbangkan secara terpisah dan
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, atas dasar portofolio, dimana aktiva dipegang
perusahaan perlu melaksanakan berbagai macam sebagai salah satu dari seluruh aktiva dalam
strategi dengan cara mengatur perencanaan portofolio. Jadi aktiva dengan risiko berdiri sendiri
perusahaan agar dapat berjalan dengan baik dan (stand-alone risk) merupakan risiko yang akan
perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan dihadapi investor jika dia hanya memiliki satu aktiva
kemajuan suatu perusahaan seperti dari segi aspek ini. Kebanyakan aktiva dipegang dalam bentuk
pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi portofolio, tetapi perlu juga memahami risiko yang
yang dapat menunjang sumber daya manusia (SDM) berdiri sendiri agar dapat memahami risiko dalam
yang memadai, aspek keuangan perusahaan yang konteks portofolio (Houston dan Brigham, 2001 :
baik serta sistem penganggaran perusahaan yang 178).
efisien. Risiko investasi dapat terjadi pada investasi
Semuanya itu sangat penting bagi setiap jangka pendek (modal kerja) dan investasi jangka
perusahaan agar perusahaan dapat berkembang panjang (modal tetap) karena setiap kegiatan
dan berjalan dengan baik. Setiap perusahaan di investasi selalu memiliki risiko, oleh karenanya
dalam melakukan investasi pasti memiliki risiko-risiko investor harus dapat mempertimbangkan atau
yang dihadapi sehingga perlu mengevaluasi secara memperhitungkan kemungkinan risiko yang akan
tepat setiap kemungkinan dalam usaha tersebut. terjadi selama periode usia investasi tersebut.
Risiko akan selalu ada dalam kegiatan investasi, oleh Memperhitungkan dan mengestimasi risiko sangat
karena itu di dalam menginvestasikan modal pada penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
suatu perusahaan tertentu atau usaha lainnya, perusahaan akan menerima atau menolak rencana
seorang investor perlu mengestimasi berapa kegiatan investasi yang akan dilakukan, Suratman
besarnya cash flow atau hasil (return) selama (2001 : 135).
periode usia investasi tersebut. Estimasi hasil atau Risiko adalah penyimpangan arus kas yang
expected return dari suatu kegiatan investasi belum mungkin terjadi di masa yang akan datang. Risiko
tentu sesuai dengan yang diharapkan apakah akan dapat diartikan juga sebagai kemungkinan tingkat
menguntungkan atau akan merugikan bagi investor keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat
tersebut. Yang bisa dilakukan adalah memperkirakan keuntungan yang diharapkan (Suratman, 2001 :
berapa keuntungan yang diharapkan dari kegiatan 138).
investasi dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang Risiko aktiva dapat dibedakan menjadi dua cara
sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang yaitu atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis),
diharapkan. dimana aktiva dipertimbangkan secara terpisah dan
Apabila perusahaan bermaksud meningkatkan atas dasar portofolio, dimana aktiva dipegang
keuntungan yang diperolehnya, maka peningkatan sebagai salah satu dari seluruh aktiva dalam

1
portofolio. Aktiva dengan risiko berdiri sendiri (stand- lebih menyebar sejalan dengan semakin lamanya
alone risk) merupakan risiko yang akan dihadapi waktu suatu kegiatan investasi.
investor jika dia hanya memiliki satu aktiva ini. PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu
Kebanyakan aktiva dipegang dalam bentuk perusahaan fast Moving Consumer Goods
portofolio, tetapi perlu memahami risiko yang berdiri terkemuka di Indonesia. Rangkaian produk
sendiri agar dapat memahami risiko dalam konteks Perseroan mencakup produk Home & Personal Care
portofolio (Houston dan Brigham, 2001 : 178). serta foods & Beverages ditandai dengan brand-
Menurut Sartono (2001 : 139-140) sikap terhadap brand terpercaya dan ternama di dunia, antara lain
risiko dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: investor Walls, Lifebuoy, Vaseline, Pepsodent, Lux, Ponds,
yang menyukai risiko (risk seeker), investor tidak Sunlight, Rinso, Blue Band, Royco, Dove, Rexona,
menyukai atau menghindari risiko (risk averter) dan Clear, dan lain-lain Bidang usaha yang dijalankan
investor yang bersikap netral terhadap risiko (risk oleh PT. Unilever Indonesia Tbk adalah Produksi,
neutrality). Risk seeker adalah investor yang senang pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi
menghadapi risiko. Apabila investor tersebut yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan
dihadapkan dengan dua pilihan investasi yang berinti susu, es krim, produk-produk kosmetik,
memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari
risiko yang berbeda, maka investor tersebut akan buah. (www.unilever.or.id)
memilih investasi dengan risiko yang lebih besar. Dalam menjalankan operasinya juga perusahaan
Sementara itu risk averter akan lebih senang pada PT. Unilever Indonesia Tbk di bebankan biaya-biaya
pilihan investasi dengan risiko yang lebih kecil yang bersifat tetap baik ada maupun tidak ada
dengan tingkat keuntungan yang sama. Risk operasi perusahaan sehingga mempengaruhi laba
neutrality adalah kelompok investor yang bersikap yang di peroleh perusahaan. Untuk mengurangi
netral terhadap risiko artinya investor akan meminta risiko dalam menghindari ancaman tersebut
kenaikan keuntungan yang sama untuk setiap perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk harus
kenaikan risiko. Dari ketiga sikap dalam menghadapi mampu memenuhi permintaaan pasar yang semakin
risiko yang telah diuraikan diatas maka sikap umum banyak dengan cepat. Jika perusahaan PT. Unilever
yang dimiliki oleh para investor kita adalah risk Indonesia Tbk sudah mampu memenuhi permintaan
averter. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar pasar dengan cepat maka kinerja perusahaan akan
investor dimana investasi yang paling disukai adalah mengalami peningkatan yang pesat. Sehingga laba
investasi yang dapat memberikan tingkat yang di peroleh perusahaan akan mengalami
keuntungan/pendapatan besar dengan tingkat risiko peningkatan juga sesuai harapan. Selain itu, untuk
yang lebih kecil. mengurangi risiko investasi PT. Unilever Indonesia
Risiko dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu Tbk melakukan penerapan pertanian berkelanjutan
risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni (pure secara luas dengan menggunakan metode pertanian
risk) adalah risiko dimana kemungkinan kerugian berkelanjutan berpotensi meningkatkan hasil panen,
ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. mengurangi dampak perubahan iklim, serta
Contohnya: kebakaran, kecelakaan, banjir dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada
sebagainya. Sedangkan risiko spekulatif adalah para petani, keluarga mereka, dan masyarakat di
suatu keadaan yang dihadai perusahaan yang dapat sekitarnya.
memberikan keuntungan dan juga dapat Pembelian bahan baku secara berkelanjutan
memberikan kerugian. Perbedaan utama antara membantu mengamankan pasokan serta
risiko spekulatif dengan risiko murni adalah mengurangi risiko dan volatilitas dalam rantai
kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko pasokan bahan baku. Hal ini juga membuka peluang
spekulatif masih terdapat kemungkinan untung inovasi dengan berfokus pada kebutuhan hidup
sedangkan untuk risiko murni tidak dapat masyarakat yang berkelanjutan dan preferensi
kemungkinan untung. konsumen PT. Unilever Indonesia Tbk membangun
Waktu merupakan faktor pertimbangan yang brand yang lebih kuat. Metode pertanian
sangat penting dalam mengevaluasi risiko yang berkelanjutan juga dapat meningkatkan kualitas
dihadapi. Sebab risiko tidak hanya berhubungan produk, misalnya saus, sup, saus salad, atau es krim.
pada periode sekarang, tetapi juga berhubungan Namun ada beberapa persoalan yang terkait
dengan waktu yang akan datang. Semakin lama usia risiko investasi pada PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu
suatu kegiatan investasi berarti semakin besar risiko terjadinya perubahan produk domestik regional bruto
yang dihadapi, karena semakin banyak kemungkinan (PDRB) atas dasar harga pasar yang disebabkan
yang terjadi. Dalam hal ini risiko sering disebut fungsi adanya perubahan nilai inflasi dan adanya tingkat
dari waktu (The Function of Time). Oleh sebab itu, inflasi yang fluktuatif mampu mempengaruhi tingkat
distribusi probabilitas dari cash flow akan mungkin risiko investasi, (www.unilever.or.id).

2
Adapun data tingkat inflasi selama 5 tahun Semua hal tersebut diatas, merupakan dasar
terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini : untuk melihat dan meneliti pelaksanaan suatu
NO Tahun Tingkat Inflasi kegiatan investasi itu dapat menguntungkan atau
1 2010 3.35% tidak.
2 2011 8.36% Pengertian investasi dapat dikutip dari beberapa
3 2013 8.38% ahli diantaranya Antony dan James S. Reece
4 2014 4.30% (1985:613) adalah sebagai berikut The proposal is
5 2015 3.79% to invest fund, that is capital. At the present time in
Sumber : Bank Indonesia the expetation of earning return on this money over
Dari tabel diatas dapat diketahui jika tingkat some future period.
inflasi selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuatif. Jadi menurut pengertian tersebut diatas investasi
Kondisi inflasi yang fluktuatif akan mempengaruhi adalah modal yang ditanam sekarang atau saat ini
harga bahan baku. Tingkat Inflasi yang tinggi akan yang diharapkan akan diterima kembali setelah
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap beberapa tahun kemudian. Dapat pula dikatakan
harga bruto bahan baku yang berdampak pada bahwa investasi itu meliputi semua dana (modal)
menurunnya faktor produksi perusahaan. yang tertanam dalam suatu perusahaan atau proyek
Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini baik berupa harta lancar atau harta tetap dalam
dilakukan dengan judul Analisis Risiko Investasi jangka waktu lebih dari satu tahun.
pada PT. Unilever. Tbk Menurut M.G. Wriot B. Com (1995:59)
mengatakan bahwa Investasi adalah dengan
TINJAUAN PUSTAKA
harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh
1. Investasi
kembali dana yang telah diinvestasikan dalam aktiva
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa tersebut
pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan Dari pengertian di atas bahwa apabila
ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva
suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan tetap juga bahwa perusahaan akan dapat
mendapatkan keuntungan pada masa depan. memperoleh kembali dana yang ditanamkan dengan
Terkadang, investasi disebut juga sebagai harapan yang sama dengan investasi aktiva lancar.
penanaman modal. (www.wikipedia.org) Dalam perputaran dana yang tertanam pada kedua
Investasi itu biasanya berasal dari pihak aktiva itu adalah berbeda yaitu investasi dalam aktiva
pemerintah maupun dari pihak swasta dimana lancar itu diharapkan pengembaliannya dalam waktu
masing-masing pihak itu mengharapkan keuntungan singkat dan secara sekaligus. Sedangkan investasi
dari hasil investasinya. Dari pihak swasta, investasi aktiva tetap itu adalah dana yang tertanam di dalam
yang dilakukan pada dasarnya adalah manfaat perusahaan itu kembali secara keseluruhan dalam
financial yang diharapkan berupa keuntungan untuk waktu beberapa tahun, dan kembali lagi secara
kelangsungan hidup usahanya, sedangkan bagi berangsur-angsur melalui depresiasi.
pihak pemerintah, investasi yang dilakukan tidak lain Untuk lebih memperjelas mengenai investasi,
adalah manfaat terhadap perkembangan berikut disajikan pengertian yang dikutip dari
perekonomian nasional. beberapa pendapat antara lain Kartadinata (1993:37)
Dalam melakukan suatu investasi hal-hal yang menyatakan, bahwa Investasi adalah konversi uang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut pada saat sekarang dengan perhitungan untuk
Subagyo (1992 : 36) : memperoleh arus dana atu penghematan arus dana
a. Pengeluaran untuk penanaman modal, salah dimasa yang akan datang
dikeluarkan biasanya tidak dapat ditarik Dari pengertian di atas, maka dapatlah dikatakan
kembali tanpa mengakibatkan kerugian. bahwa menanamkan dana dalam suatu investasi
b. Keputusan pembelanjaan modal, merupakan untuk memperoleh manfaat yang menguntungkan di
strategi keputusan yang diambil itu akan masa yang akan datang. Dalam suatu perusahaan
mempengaruhi profitabilitas,apsar dan lain- menanamkan modal (investasi) dapat dibedakan
lain di kemudian hari. atas dua jenis yaitu investasi dalam aktiva lancar dan
c. Keputusan investasi sangat diperngaruhi investasi dalam aktiva tetap. Pada aktiva lancar,
oleh ketidakpastian dan resiko yang relatif investasi ditanamkan pada persediaan, piutang atau
tinggi karena adanya keharusan untuk aktiva lancar lainnya yang pengembaliannya
membuat suatu ramalan yang jauh kedepan. diharapkan dapat diterima dalam waktu singkat yaitu
d. Banyak ragam kebutuhan investasi, itu akan kurang atau sama dengan satu tahun. Sedangkan
mempengaruhi keputusan terhadap pada aktiva tetap investasi ditanamkan pada gedung,
pembelanjaan modal yang tepat. tanah, mesin-mesin, kendaraan dan alat-alat kantor

3
yang pengembaliannya diharapkan dapat diterima probabilitas suatu hasil yang berbeda dari
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sesuai hasil yang diharapkan.
dengan umur investasi. Menurut Houston dan Brigham (1998 : 178)
Definisi investasi oleh Anthony dan James S. mendefinisikan risiko sebagai kecelakaan, bahaya
Reece (2009 : 613), menyatakan bahwa proposal (dihadapkan pada kerugian atau kecelakaan). Jadi
untuk penanaman investasi yang berupa dana, yang risiko mengacu pada peluang bahwa beberapa
biasanya disebut modal, maka waktu prosentase kejadian yang tidak menguntungkan akan terjadi.
yang dianalisa pada tingkat perputaranya, maka Risiko adalah penyimpangan arus kas yang
uang yang telah tertanam akan diharapkan pada mungkin terjadi di masa yang akan datang. Risiko
masa yang akan datang. dapat diartikan juga sebagai kemungkinan tingkat
Menurut definisi di atas, bahwa investasi adalah keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat
sebagai modal yang tertanam pada perusahaan keuntungan yang diharapkan (Suratman, 2001 :
untuk memperluas usaha dengan harapan akan 138).
diterima kembali setelah beberapa tahun kemudian. Risiko aktiva dapat dibedakan menjadi dua cara
Dikatakan bahwa investasi itu meliputi semua dana yaitu atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis),
(modal) yang tertanam dalam suatu perusahaan atau dimana aktiva dipertimbangkan secara terpisah dan
proyek untuk ditanamkan pada harta lancar (current atas dasar portofolio, dimana aktiva dipegang
assets) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sebagai salah satu dari seluruh aktiva dalam
dalam proses produksi perusahaan. portofolio. Aktiva dengan risiko berdiri sendiri (stand-
Pada dasarnya pengertian investasi merupakan alone risk) merupakan risiko yang akan dihadapi
usaha penanaman faktor-faktor produksi sebagai investor jika dia hanya memiliki satu aktiva ini.
langkah-langkah untuk menentukan proyek tertentu Kebanyakan aktiva dipegang dalam bentuk
untuk menanamkan investasi. Hal ini yang portofolio, tetapi perlu memahami risiko yang berdiri
merupakan salah satu faktor produksi, untuk sendiri agar dapat memahami risiko dalam konteks
langkah-langkah penanaman modal. Proyek ini portofolio (Houston dan Brigham, 2003 : 178).
sendiri dapat bersifat baru sama sekali, atau Menurut Sartono (2001 : 139-140) sikap terhadap
perluasan proyek yang ada agar tujuan dari pada risiko dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: investor
proyek dapat dicapai sesuai apa yang diharapkan, yang menyukai risiko (risk seeker), investor tidak
maka diperlukan pelaksanaan yang masing-masing menyukai atau menghindari risiko (risk averter) dan
pengetahuannya/ keahliannya. investor yang bersikap netral terhadap risiko (risk
neutrality). Risk seeker adalah investor yang senang
2. Risiko menghadapi risiko. Apabila investor tersebut
Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. dihadapkan dengan dua pilihan investasi yang
Risiko didefinisikan sebagai kejadian yang memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan
merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk risiko yang berbeda, maka investor tersebut akan
analisis investasi adalah kemungkinan hasil yang memilih investasi dengan risiko yang lebih besar.
diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Sementara itu risk averter akan lebih senang pada
Menurut Silalahi (1997 : 5-6), ada beberapa pilihan investasi dengan risiko yang lebih kecil
definisi risiko yang dapat dikemukakan sebagai dengan tingkat keuntungan yang sama. Risk
berikut: neutrality adalah kelompok investor yang bersikap
a. Risk is the chance of loss adalah kesempatan netral terhadap risiko artinya investor akan meminta
timbulnya kerugian dalam statistik. Chance kenaikan keuntungan yang sama untuk setiap
(kesempatan) digunakan untuk menunjukkan kenaikan risiko. Dari ketiga sikap dalam menghadapi
tingkat probabilitas akan terjadinya peristiwa risiko yang telah diuraikan diatas maka sikap umum
tertentu, sehingga loss digunakan untuk yang dimiliki oleh para investor kita adalah risk
menunjukkan suatu kemungkinan adanya averter. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar
kerugian. investor dimana investasi yang paling disukai adalah
b. Risk is the probability of loss adalah risiko investasi yang dapat memberikan tingkat
kemungkinan timbulnya kerugian. keuntungan/pendapatan besar dengan tingkat risiko
c. Risk is uncertainty Risiko adalah yang lebih kecil.
ketidakpastian. Risiko dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu
d. Risk is dispersion of actual from expected risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni (pure
result adalah penyimpangan hasil aktual dari risk) adalah risiko dimana kemungkinan kerugian
hasil yang diharapkan. ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada.
e. Risk is the probability of any outcomes Contohnya : kebakaran, kecelakaan, banjir dan
different from the one expected adalah sebagainya. Sedangkan risiko spekulatif adalah

4
suatu keadaan yang dihadai perusahaan yang dapat sebagai suatu risiko. Tetapi bila keadaan yang
memberikan keuntungan dan juga dapat dihadapi tidak dapat diramalkan sebelumnya disebut
memberikan kerugian. Perbedaan utama antara sebagai ketidakpastian (Sutrisno, 2001 : 175-176).
risiko spekulatif dengan risiko murni adalah Suatu proyek investasi mengharapkan hasil dari
kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko penerimaan-penerimaan yang akan datang.
spekulatif masih terdapat kemungkinan untung Penerimaan-penerimaan yang didapat dari aliran kas
sedangkan untuk risiko murni tidak dapat tersebut bervariasi. Semakin besar variasi
kemungkinan untung. penerimaan (cash flow) yang diperoleh semakin
tinggi risiko yang mungkin terjadi (Sutrisno, 2001 :
3. Macam-macam Risiko Investasi 175-176).
Adapun beberapa sumber risiko yang dapat
mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi yaitu 5. Metode Pengelolaan Risiko
(Sartono (2001 : 139-140) : Menurut Hanafi (2006: 11-12), risiko bisa dikelola
a. Risiko suku bunga, dimana perubahan suku dengan berbagai cara seperti :
bunga bisa mempengaruhi variabelitas hasil a. Penghindaran
suatu investasi. Cara paling mudah dan aman adalah
b. Risiko pasar, dimana fluktuasi pasar secara menghindari risiko. Akan tetapi cara semacam ini
keseluruhan mempengaruhi variabelitas tidak optimal.
hasil suatu investasi. b. Ditahan
c. Risiko inflasi, dimana inflasi yang meningkat Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika
akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah menghadapi sendiri risiko tersebut (menahan
yang diinvetasikan. risiko tersebut, atau risk retention).
d. Risiko bisnis yaitu risiko yang terjadi dalam c. Diversifikasi
menjalankan bisnis suatu jenis usaha. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang
e. Risiko finansial, dimana risiko ini berkaitan kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada
dengan keputusan perusahaan untuk satu atau dua eksposur saja. Jika terjadi kerugian
menggunakan hutang dalam pembiayaan pada satu aset, kerugian tersebut diharapkan
modalnya. bisa dikompensasi oleh keuntungan dari asset
f. Risiko likuiditas, dimana risiko ini berkaitan lainnya.
dengan kecepatan suatu sekuritas yang d. Transfer Risiko
diterbitkan perusahaan yang bisa Jika kita ingin menanggung risiko tertentu,
diperdagangkan di pasar sekunder. kita bisa mentransfer risiko tersebut ke pihak lain
g. Risiko nilai tukar mata uang, dimana risiko ini yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut.
berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata Menurut Silalahi (1997 : 19-21) metode yang
uang domestik dengan nilai mata uang dapat dipakai dalam pengelolaan risiko antara lain
negara lainnya. adalah dengan jalan :
h. Risiko negara, dimana risiko ini juga disebut a. Asumsi (Asumption or Retention)
sebagai risiko politik karena sangat berkaitan Asumsi atau retensi risiko merupakan cara
dengan kondisi perpolitikan suatu negara. umum yang digunakan dalam pengelolaan risiko,
dimana pilihannya diarahkan pada risiko yang
4. Faktor-faktor Risiko dalam Investasi tingkatannya rendah dan apabila terjadi tidak
Semua perusahaan yang bergerak dalam bidang akan membawa pengaruh keuangan pada
bisnis tidak bisa melepaskan diri dari persaingan. perusahaan.
Walaupun perusahaan sudah mengantisipasi b. Dipindahkan (Transfer)
dengan berbagai strategi yang dimiliki, namum Pemindahan risiko sering kali digunakan baik
pesaing tidak mau menyerah begitu saja. Kondisi dalam pengelolaan risiko yang bersikap
seperti itu merupakan risiko yang harus dihadapi oleh murni/statis umumnya dilakukan pada
investor dalam mendirikan sebuah perusahaan. perusahaan asuransi sedangkan risiko yang
Risiko akan selalu ada dalam setiap investasi, karena bersikap spekulatif/dinamis dapat dipindahkan
investor harus memproyeksikan berapa besarnya pada masyarakat, konsumen, atau lembaga non
cash flow atau penerimaan yang akan diterima asuransi. Risiko murni (pure risk) risiko
selama usia investasi. Estimasi penerimaan yang kemungkinan terjadinya sesuatu yang bersifat
akan diharapkan tersebut belum tentu sama dengan risiko dan biasanya sumber risiko itu adalah dari
kenyataannya karena ada faktor-faktor tertentu yang alam seperti banjir, gempa bumi dan lain-lain.
mempengaruhi. Apabila faktor-faktor tertentu Risiko statis adalah risiko yang biasanya muncul
tersebut bisa diramalkan sebelumnya disebut dalam keadaan ekonomi statis. Sedangkan risiko

5
yang timbul karena dinamika atau perubahan mengukur efektivitas dari seluruh operasi
ekonomi, misalnya tingkat harga, selera dan perusahaan.
teknologi. Menurut Riyanto (2010 : 336), RTA (Return on
c. Dikombinasikan Total Asset) adalah kemampuan dari modal yang
Metode ini dalam pengelolaan risiko diinvestasikan dalam keseluruhan investasi untuk
merupakan salah satu cara dalam asuransi. menghasilkan keuntungan bagi seluruh investor.
Misalnya dengan cara diversifikasi produk yang Adapun rumus untuk mencari RTA (Return on Total
dihasilkan atau bisa juga dengan pendirian Asset) sebagai berikut Riyanto (2010 : 336) :
Holding Company yang membawahi kegiatan
usaha yang tidak mempunyai hubungan atau EBIT
kegiatan usaha yang sama. RTA = x100%
Total Asset
d. Pencegahan Kerugian (Prevention)
Metode ini merupakan metode yang lebih Dimana :
menekan pada pengawasan dengan melakukan EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan
kegiatan preventif atau menekan serendah pajak.
mungkin apabila kerugian tersebut muncul. Total Asset = Jumlah dari total investasi dalam
e. Menghindari (Avoidance) neraca laporan keuangan.
Metode ini erat hubungannya dengan
pencegahan kerugian dan pemindahan kerugian. Adapun Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan
Pemindahan risiko adalah teknik menghindari Rasio RTA (Return on Assets) dapat dilihat pada
situasi yang secara potensial dapat menimbulkan tabel dibawah ini :
kerugian pada seseorang ataupun badan usaha
lainnya dengan cara menghindari melakukan Tabel Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio
kegiatan-kegiatan yang risikonya relatif tinggi. RTA
Rasio Predikat
6. Return
RTA 15% Sangat Sehat
Menurut Jogiyanto (2008 : 109) hasil (return)
< 15 % RTA 10% Sehat
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi,
berupa hasil realisasi yang sudah terjadi dan hasil 10% < RTA 5% Cukup Sehat
ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan RTA < 5% Tidak Sehat
akan terjadi di masa yang akan datang. Sumber : Munawir (2010 : 62)
Hasil realisasi (realized return) merupakan hasil
yang telah terjadi, dimana hasil realisasi diperoleh 8. Pengukuran Risiko dan Hasil
berdasarkan data historis. Analisis ini dipergunakan Agar dapat digunakan sebaik mungkin, maka
untuk mengukur kinerja perusahaan dalam setiap ukuran risiko harus mempunyai nilai yang pasti
menghasilkan keuntungan yang diperoleh dalam (definitif). Sehingga hal ini memerlukan ukuran
sebuah investasi modal dan digunakan oleh kerapatan (tightness) distribusi probabilitas. Salah
perusahaan untuk mengukur efektifitas dari satu ukuran seperti itu disebut deviasi standar yang
keseluruhan operasi perusahaan. dilambangkan dengan , semakin kecil deviasi
Hasil ekspektasi (expected return) adalah hasil standar, semakin ketat distribusi probabilitas
yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di sehingga semakin kecil risiko. Deviasi standar
masa mendatang. Berbeda dengan hasil realisasi menggambarkan seberapa besar nilai sebenarnya
yang sifatnya sudah terjadi, sedangkan hasil akan berada dibawah atau di atas nilai yang
ekspektasi yang sifatnya belum terjadi. diharapkan (Houston dan Brigham, 1998 : 184).
Menurut Husnan (2000 : 77) ukuran penyebaran
7. RTA (Return on Total Asset) dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
RTA (Return on Total Asset) merupakan rasio kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari
yang menunjukkan hasil atas jumlah investasi yang nilai yang diharapkan. Ukuran ini bisa digunakan
digunakan dalam perusahaan. RTA juga merupakan sebagai ukuran risiko. Statistik menyediakan ukuran
suatu ukuran efektivitas manajemen dalam ini yang disebut sebagai deviasi standar dan
mengelola investasinya. RTA juga menunjukkan dinyatakan dengan simbol , atau apabila dinyatakan
produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik dalam bentuk kuadrat disebut sebagai variance (2).
modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin Adapun rumus deviasi standar menurut
kecil rasio ini maka semakin kurang baik dan Jogiyanto (2003 : 134) sebagai berikut :
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk

6
n Sebaliknya, semakin kecil hasil ekspektasi maka
[ Ei E ]2
i 1
semakin kecil risiko yang harus ditanggung.
Hubungan positif ini hanya berlaku untuk hasil
= ekspektasi yaitu untuk hasil yang belum terjadi.
n 1 Untuk hasil realisasi, hubungan positif ini tidak terjadi.
Dimana : Bagi hampir setiap orang, pengertian umum hasil
= Deviasi standar, adalah baik dan risiko adalah buruk, sehingga
Ei =Tingkat keuntungan yang investor menginginkan hasil lebih besar dengan
diperoleh risiko sekecil mungkin
Menurut Hanafi (2006 : 17) bahwa hubungan
E = Rata-rata hasil yang diharapkan risiko dan hasil menggambarkan pandangan lama
(expected return), dan pandangan baru. Pandangan lama menganggap
n = Periode Investasi. bahwa ada hubungan yang positif antara risiko
dengan hasil. Semakin tinggi risiko, akan semakin
Deviasi standar menunjukkan penyimpangan tinggi hasil yang diharapkan, sebaliknya juga
antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang semakin kecil hasil yang diharapkan maka semakin
sebenarnya. Semakin besar deviasi standar, maka kecil risiko yang harus ditanggung. Jika suatu
semakin besar penyimpangan. Penyimpangan organisasi ingin meningkatkan tingkat
dipakai sebagai indikator risiko, jadi semakin besar keuntungannya, maka organisasi tersebut harus
penyimpangan maka semakin besar risiko. Deviasi menaikkan risikonya. Sedangkan pandangan baru
standar ini merupakan besarnya risiko yang menganggap bahwa hubungan antara risiko dengan
sebenarnya ditanggung oleh perusahaan dalam hasil bersifat non linier, dimana apabila risiko yang
kegiatan investasi yang dilakukannya. diambil perusahaan terlalu kecil maka keuntungan
Ukuran risiko yang lain adalah koefisien variasi. yang diperoleh juga kecil. Pada tahap ini, risiko bisa
Koefisien variasi merupakan suatu pengukuran relatif dinaikkan untuk meningkatkan hasil. Dan ditahap ini,
dari penyebaran yang menunjukkan besar kecilnya pengelolaan risiko belum optimal sehingga risiko
risiko yang terkandung dalm proyek investasi yang harus dikelola. Oleh karena itu, setiap investor yang
bersangkutan. Koefisien variasi ini digunakan apabila menanamkan investasi harus mempunyai kriteria
dari proyek investasi yang dibandingkan dan berani menanggung segala sesuatu yang terjadi.
menghasilkan nilai yang diharapkan tidak sama. Bila
ada kasus seperti itu, deviasi standar tidak bisa METODOLOGI PENELITIAN
digunakan sebagai ukuran risiko proyek, tetapi yang 1. Jenis Penelitian
digunakan sebagai alat ukur adalah koefisien variasi Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
(Sutrisno, 2001 : 179-180). Semakin besar koefisien ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
variasi berarti semakin besar pula risiko yang deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
terkandung didalamnya. Sebaliknya semakin kecil mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
koefisien variasi berarti semakin kecil pula risiko yang atau lebih (independent) tanpa membuat
terkandung didalamnya (Syamsuddin, 2000 : 499). perbandingan atau menghubungkan antara variabel
Koefisien variasi (Houston dan Brigham, 1998 : satu dengan variabel yang lain. (Sugiyono, 2008; 11).
186) dapat dihitung dengan rumus : Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat risiko
investasi pada PT. Uniliver Indonesia.Tbk.
cv
E 2. Lokasi Penelitian
Dimana : Lokasi dalam penelitian ini dilakukan pada
cv = Koefisien Variasi IDX PT. Unilever Indonesia Tbk link
= Deviasi standar, https://www.unilever.co.id/.
E = Rata-rata hasil yang diharapkan 3. Populasi
(expected return). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
9. Analisis Risiko Investasi (Sugiyono, 2008 : 90). Dalam penelitian ini yang
Menurut Jogiyanto (2003 : 144) bahwa hasil menjadi populasi adalah laporan keuangan PT.
ekspektasi dan risiko mempunyai hubungan yang Unilever Indonesia Tbk dari tahun 2000 sampai
positif. Semakin besar risiko suatu investasi maka dengan 2015 yaitu selama 15 (lima belas) tahun.
semakin besar hasil ekpektasi yang diharapkan.

7
4. Sampel kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
Sampel adalah bagian dari jumlah dan dalam mendapatkan keuntungan atau laba dengan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, jumlah keseluruhan investasi yang tersedia pada PT.
(Sugiyono, 2010:91). Pengambilan sampel dalam Unilever Tbk. Semakin tinggi RTA maka semakin
penelitian ini berdasarkan nonprobability sampling tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar
yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi beban bunga dan menghasilkan keuntungan bagi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau pemilik modal. Adapun hasil perhitungannya sebagai
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel berikut :
(Sugiyono, 2010 : 95), dengan menggunakan teknik Tabel Hasil Analisis Return on Total Asset
sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel Tahun 2011- 2015
dengan
pertimbangan NO Periode EBIT Total Asset RTA Ket
tertentu, (Sugiyono, (Rp) (Rp) (%)
2010 : 96). (1) (2) (1)/(2)=(3)
Pengambilan Sangat
1 2011 5.574.799.000.000 10.482.312.000.000 53,18
sampel dengan Baik
Sangat
menggunakan 2 2012 6.466.765.000.000 11.984.979.000.000 53,96
Baik
teknik sampling Sangat
disebabkan karena 3 2013 7.158.808.000.000 12.703.468.000.000 56,35
Baik
data laporan Sangat
keuangan yang 4 2014 7.676.722.000.000 14.280.670.000.000 53,40
Baik
tersedia untuk Sangat
5 2015 7.829.490.000.000 15.729.945.000.000 49,77
dipublikasi hanya 5 Baik
tahun terakhir yaitu Rata-rata
53.40 Sangat
dari tahun 2011 Baik
sampai tahun 2015. Sumber : Data Sekunder diolah, 2017
Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan neraca dan laba rugi pada Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai RTA
PT. Unilever Indonesia Tbk selama 5 (lima) Tahun yang dihasil oleh PT. Unilever Tbk selama 5 tahun
terakhir, yaitu tahun 2011 sampai dengan 2015. terakhir mengalami fluktuatif dimana pada tahun
2011 sampai tahun 2013 nilai RTA mengalami
5. Teknik Analisa Data peningkatan yang disebabkan adanya peningkatan
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dari jumlah laba usaha yang dihasilkan. Sedangkan
dapat digunakan beberapa teknik analisa data yakni pada tahun 2015 RTA PT. Unilever Indonesia Tbk
berdasarkan pandangan Sugiyono (2008 : 207) yang mengalami penurunan yang siginifikan, hal ini
menjelaskan bahwa pada penelitian ini pengolahan disebabkan adanya penambahan biaya pada beban
data menggunakan t-test satu sampel, dengan rumus administrasi perusahaan.
sebagai berikut : Secara keseluruhan nilai RTA PT. Unilever
Indonesia Tbk selama 5 tahun terakhir dalam kondisi
0 sangat baik. Hal ini sesuai dengan kriteria Penilaian
t=
s Tingkat Kesehatan Rasio RTA (Munawir, 2010)
bahwa nilai RTA lebih dari atau sama dengan 15%
n dalam kondisi sangat baik.
Dimana :
t = Nilai t yang dihitung 2. Hasil Ekspekasi (Expected Return)
X = Nilai rata-rata Hasil ekspektasi ditujukan untuk mencari nilai
o = Nilai yang dihipotesiskan rata-rata hasil yang diharapkan pada tahun 2016
s = Simpangan baku sampel dengan membagi nilai RTA dari tahun 2011 sampai
n = Jumlah anggota sampel dengan 2015 dengan jumlah periode investasi.
Adapun rumus dari expected return menurut
Jogiyanto (2003 : 126) sebagai berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Pengukuran Risiko Investasi
Hasil realisasi diperoleh dari perhitungan rasio
RTA (Return on Total Asset). Menghitung RTA pada
PT. Unilever Tbk dipergunakan untuk mengukur

8
n
Ei investasi yang bersangkutan. Koefisien variasi ini
E digunakan apabila dari proyek investasi yang
i 1 n dibandingkan menghasilkan nilai yang diharapkan
53.18 53.96 56.35 53.76 49.77 tidak sama. Bila ada kasus seperti itu, deviasi standar
E tidak bisa digunakan sebagai ukuran risiko proyek,
5 tetapi yang digunakan sebagai alat ukur adalah
267.02 koefisien variasi (Sutrisno, 2001 : 179-180). Semakin
E
5 besar koefisien variasi berarti semakin besar pula
E 53.40 risiko yang terkandung didalamnya. Sebaliknya
Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui semakin kecil koefisien variasi berarti semakin kecil
hasil yang diharapkan (expected return) pada tahun pula risiko yang terkandung didalamnya
2016 sebesar 53,40%. Setelah nilai ekspetasi (Syamsuddin, 2000 : 499).
investasi diperolah maka selanjutnya akan dilakukan Koefisien variasi (Houston dan Brigham, 1998 :
perhitungan deviasi standar untuk mengetahui 186) dapat dihitung dengan rumus :
seberapa besar resiko investasi yang mungkin terjadi
pada PT. Unilever Indonesia.Tbk selama tahun cv
2016.
E
2,36
cv
3. Deviasi standar 53.40
Risiko investasi dapat dihitung dengan
cv 0.04
menggunakan standar deviasi dan koefisien variasi.
Deviasi standar merupakan risiko investasi yang
Dari hasil perhitungan di atas maka dapat
dapat dihitung setelah perhitungan hasil realisasi dan
diketahui koefisien variasi pada tahun 2016 adalah
hasil ekspektasi. Adapun rumus deviasi standar
sebesar 0,04%. Jadi dari hasil koefisien standar
menurut Jogiyanto (2003 : 134) sebagai berikut :
n
tersebut dapat diketahui ukuran investasi PT.
( Ei E ) 2
Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2016 sebesar
i 1
0,04% yang artinya nilai risiko yang diperoleh sangat
n 1
kecil.

53.18 - 53.40
2
53.96 - 53.40 56.35 - 53.0 53.76 - 53.0 49.77 - 53.0
2 2 2 2

5 -1 4. Interpretasi Data

0.05 0.31 8.72 0.13 13.14 a. Perhitungan Simpangan Baku
4 Untuk mendapatkan nilai simpangan baku
22.35 digunakan rumus sebagai berikut :
2


X X
4
2.36
Dari hasil perhitungan di atas maka dapat s
n 1
diketahui deviasi standar pada tahun 2016 adalah
sebesar 2,36%. 0,04
Deviasi standar menunjukkan penyimpangan
s
5 -1
antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sebenarnya. Semakin besar deviasi standar, maka s 0.011
semakin besar penyimpangan. Penyimpangan s 0.105
dipakai sebagai indikator risiko, jadi semakin besar Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai dari
penyimpangan maka semakin besar risiko. Deviasi masing-masing rumus t-test one sampel sebagai
standar ini merupakan besarnya risiko yang berikut :
sebenarnya ditanggung oleh perusahaan dalam 0 = 10% = 10/100 = 0.1
kegiatan investasi yang dilakukannya. Selanjutnya s = 1.105
akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan n =5
rumus koefisien standar. Penggunaan rumus ini
untuk mengetahui seberapa besar ukuran risiko
investasi yang diperoleh perusahaan.
Koefisien variasi merupakan suatu pengukuran b. Uji t-test
relatif dari penyebaran yang menunjukkan besar Untuk mendapatakan nilai t-hitung digunakan
kecilnya risiko yang terkandung dalam proyek rumus sebagai berikut :

9
0
t= KESIMPULAN DAN SARAN
s 1. Kesimpulan
n Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil perhitungan t-test one
0,01 - 0, 1 sampel diperoleh sebesar -1,938. Hal ini berarti
t=
1.105 bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-1,938 < 2.132),
sehingga hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan
5
Risiko investasi pada PT. Uniliver Indonesia Tbk
- 0.09 lebih kecil atau sama dengan dari 10% pertahun dari
t=
1.105 yang diharapkan. . Artinya nilai risiko investasi yang
diperoleh PT. Unilever Indonesia Tbk dengan ukuran
2.236 risiko investasi yang kecil.
t = -1,938
Jadi nilai t hitung adalah -1,938 2. Saran
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan
c. Uji Hipotesis dalam hal risiko investasi yang dihadapi, maka
Hipotesis statistik : penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
Ho:10 % = Risiko investasi pada PT. Unilever. Tbk a. Diharapkan kepada PT. Unilever Indonesia
lebih kecil atau sama dengan 10% Tbk dapat menekan pada pengawasan
pertahun dari yang diharapkan. dengan melakukan kegiatann preventif atau
Ha:>10 % = Risiko investasi pada PT. Unilever.Tbk menekan serendah mungkin jika terjadi
lebih besar dari 10% pertahun dari kerugian, serta dapat menghindari kegiatan-
yang diharapakan. kegiatan investasi yang risikonya tinggi.
b. Untuk peneliti selanjutnya ditambahkan
Untuk membuktikan hipotesis tersebut di atas variabel penelitian yang lain yang
maka dilakukan uji satu pihak/kanan. Taraf berhubungan dengan risiko investasi.
kesalahan 5% (0.05) dan derajat kebebasan (dk = n
1 atau dk = 5 1 = 4) didapat nilai t tabel (terlampir)
DAFTAR RUJUKAN
adalah sebesar 2,132.
Anthony, Robert N., Glenn A. Welsch, and James S.
R eece. 1985. Fundamental of
Management Accounting , 4 th Edition,
Homewood Illinois : Richard D. Irwin, Inc.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston.1998 .
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta
: Salemba Empat.
________. 2001. Manajemen Keuangan. jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Uji Pihak Kanan
Hartono, Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan
Berdasarkan hasil perhitungan t-test one sampel Analisis Investasi. Edisi Kelima. Yogyakarta:
diperoleh nilai thitung sebesar -1,938. Hal ini berarti BPFE.
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-1,938 < 2.132), Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori
sehingga hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF.
Risiko investasi pada PT. Uniliver Indonesia Tbk Silalahi, Ferdinand. 1997. Manajemen Risiko dan
lebih kecil atau sama dengan dari 10% pertahun dari Asuransi. Jakarta: Gramedia. Pustaka
yang diharapkan, dapat dinyatakan diterima dan
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan Risiko Utama.
investasi pada PT. Uniliver Indonesia Tbk lebih besar Suad, Husnan. 2000. Manajemen Keuangan Teori
10% pertahun dari yang diharapkan, dapat dan Penerapan, Edisi Ketiga. Yogyakarta :
dinyatakan ditolak. Artinya nilai risiko investasi yang UPP AMP YKPN.
diperoleh PT. Unilever Indonesia Tbk dengan ukuran Suratman. 2001. Study Kelayakan Proyek. Jakarta.
risiko investasi yang kecil. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

10
_______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D ; Penerbit CV Alfabeta,
Bandung.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan Teori Konsep
dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Syamsudin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan. Edisi
keempat. Cetakan Kelima. Belas.
Yogyakarta: Liberty.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan, ed. 4, BPFE-
Yogyakarta.
https://datastudi.wordpress.com/2008/12/25/analisis-
kelayakan-investasi/
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/default.as
px
www.unilever.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Investasi

11

Anda mungkin juga menyukai