Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Manajemen Risiko pada Sektor Industri yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)”

PT TRISULA TEXTILE INDUSTRIES Tbk

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

NAMA : NPM :

Ully Arti Damanik 1861201137

Darlinda 1861201061

Rizky Dhinata 1861201069

Dekky Arisandi Prasetyo 1861201076

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA

FAKULTAS EKONOMI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen Risiko pada Sektor Industri Aneka Industri ”.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang bagaimana cara
mengelola risiko pada industri Aneka Industri, yang bertujuan untuk meminimalisir risiko yang
terjadi pada industri aneka industri yang digeluti. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.            
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.

Samarinda, 8 Mei 2021

Kelompok 5

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Manajemen Risiko...............................................................................................2
2.2 Kebijakan Manajemen Risiko................................................................................................2
1. Risiko Keuangan...............................................................................................................2
2. Risiko Operasional............................................................................................................5
3. Risiko Umum....................................................................................................................7
4. Risiko Investasi.................................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
Klasifikasi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Manfaat.........................................................................11
3.1 Klasifikasi risiko.............................................................................................................11
3.2 Kebijakan Umum............................................................................................................12
3.3 Unsur-unsur terkait.........................................................................................................12
3.4 Proses Manajemen Risiko...............................................................................................14
BAB 1V.........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen risiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan dalam
perusahaan. Jika terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan
mengalami kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan
menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi. Manajemen risiko merupakan alat
untuk melindungi perusahaan dari setiap kemungkinan yang merugikan misalnya gedung,
material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual. Namun juga dilihat
kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa
bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang
kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan
kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
PT.Trisula Textile Industries,Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
pembuatan kain textile. Saat ini, PT Trisula Textile Industries,Tbk telah mampu menunjukan
kreatifitasnya dalam pengadaan produksi kain dengan kualitas mutu yang terjamin, yang
merupakan hasil karya anak bangsa. Pada tahun 2016 telah memenangkan penghargaan SNI
Award dengan peringkat emas yang diberikan oleh badan Standarisasi Nasional (BSN).
Dengan pengalamannya selama kurang lebih setengah abad, PT. Trisula Textile
Industries,Tbk telah berhasil menguasai pasar-pasar domestik bahkan telah mengeksport
produknya ke lebih dari 12 negara di dunia yang tersebar di benua Asia, Australia, Amerika,
Eropa, Timur Tengah, dan Africa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa jenis-jenis risiko pada perusahaan PT Trisula Textile Industries Tbk
2. Apa Klasifikasi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Manfaat pada persahaan PT Trisula Textile
Industries Tbk

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui jenis-jenis risiko pada perusahaan PT Trisula Textile Industries Tbk
2. Mengetahui Klasifikasi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Manfaat pada persahaan PT Trisula
Textile Industries Tbk

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Risiko


Manajemen risiko adalah satu teori yang harus diterapkan di dalam membangun bisnis
atau usaha. Karena tanpa manajemen yang baik, pengusaha tidak bisa mendeteksi hal-hal buruk
yang bisa menimpa perusahaan. Ironisnya perusahaan bisa mengalami penurunan atau kolaps
tanpa bisa diketahui apa penyebabnya.
Maka dari itu pengelolaan risiko adalah hal penting selain manajemen pemasaran dan
manajemen bisnis lainnya. Sayangnya masih belum banyak yang mengetahui tentang teori
manajemen ini. Termasuk pengetahuan terkait pengertian, komponen, jenis dan tujuan
manajemen risiko dalam bisnis.
Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi,
mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau bahkan menghilangkan risiko
yang tidak dapat diterima. Dalam hal ini risiko berkaitan dengan pendekatan atau metodologi
dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis.

2.2 Kebijakan Manajemen Risiko

1. Risiko Keuangan
Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi
hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik.
Kebijakan manajemen risiko keuangan yang dijalankan oleh Perseroan dalam menghadapi risiko
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko keuangan yang timbul jika pelanggan gagal memenuhi
kewajiban kontraktualnya kepada Perseroan. Risiko kredit Perseroan terutama
melekat kepada kas dan bank dan piutang usaha yang terkena risiko kredit yang
timbul dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini,
Perseroan memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa penjualan produk yang
dibuat hanya: (i) untuk pelanggan kredit dengan track record yang terbukti dan
sejarah kredit yang baik, (ii) setelah penerimaan uang muka dari pelanggan, terutama
untuk pelanggan besar, dan (iii) ketika perjanjian yang mengikat secara hokum untuk

2
transaksi. Adalah kebijakan Perseroan bahwa semua pelanggan yang ingin
bertransaksi secara kredit tunduk pada prosedur verifikasi kredit. Selain itu, Perseroan
akan menghentikan pasokan semua produk kepada pelanggan dalam hal terjadi
keterlambatan pembayaran dan/atau default. Selain itu, saldo piutang dimonitor
secara berkelanjutan untuk mengurangi kredit macet.
Risiko kredit dikelola terutama melalui penetapan kebijakan-kebijakan Grup
dalam pemberian fasilitas kredit. Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi
keuangan konsolidasian, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan
nilai tercatatnya.
b) Risiko mata uang
Perseroan melakukan transaksi bisnis dalam beberapa mata uang asing dan karena
itu terkena risiko mata uang asing. Perseroan tidak memiliki kebijakan lindung nilai
atas mata uang asing. Namun manajemen memonitor eksposur nilai tukar mata uang
asing dan akan mempertimbangkan kebutuhan untuk melakukan lindung nilai atas
risiko nilai tukar mata uang asing yang signifikan.
Perseroan tidak melakukan kebijakan lindung nilai atas mata uang asing karena
Perseroan memiliki penghasilan dalam US Dollar yang berasal dari hasil penjualan
ekspor dan digunakan untuk pembayaran utang usaha dalam mata uang asing (natural
hedging). Perseroan beranggapan bahwa selisih biaya dan premi yang terjadi apabila
melakukan perjanjian hedging relative tinggi sehingga kebijakan hedging tersebut
tidak memberikan manfaat bagi Perseroan.
c) Risiko suku bunga atas arus kas
Risiko suku bunga adalah risiko di mana arus kas masa datang dari suatu
instrument keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur
Perseroan atas risiko ini terutama terkait dengan pinjaman bank jangka pendek dan
jangka panjang. Kebijakan Perseroan adalah untuk meminimalkan eksposur usaha
dan kebutuhan modal kerja. Untuk mencapai hal ini, secara berkala Perseroan menilai
dan memantau kas dengan mengacu pada rencana bisnis dan operasi sehari-hari dan
terus memantau suku bunga dan ekspetasi pasar sehingga dapat mengambil
keputusan.

3
Risiko ini dikelola melalui profil optimal antara pinjaman dengan suku bunga
tetap dan variable, terus-menerus memonitor pergerakan suku bunga pasar dan
kondisi ekonomi makro, baik nasional maupun regional.
d) Risiko Likiuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul dalam situasi dimana posisi arus
kas Perseroan mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari pendapatan jangka pendek
ridak cukup untuk memenuhi arus kas masuk dari pendapatan jangka pendek.
Untuk mengatur risiko likuiditas, Perseroan menerapkan manajemen risiko
sebagai berikut:
1) Memonitor dan menjaga level kas dan bank yang diperkirakan cukup untuk
mendanai kegiatan operasional Perseroan dan mengurangi pengaruh fluktuasi
dalam arus kas.
2) Secara rutin melakukan monitor atasa perkiraan arus kas dan arus kas actual.
3) Melakukan monitor profil jatuh tempo pinjaman.
4) Secara terus-menerus menilai kondisi pasar keuangan untuk kesempatan
memperoleh dana.
e) Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama berkaitan dengan perubahan nilai
suku bunga dan nilai tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya
pendapatan, atau bertambahnya biaya modal Perseroan.
Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh perseroan adalah sebagai berikut:
 Kewajiban untuk mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing.
 Melakukan penelaahan atas tingkat suku bunga pinjaman.
 Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki harga pasar yang
fluktuatif.
f) Risiko Modal
Tujuan utama pengelolaan modal adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi
pemegang saham. Perseroan mengelola struktur permodalan dan melakukan
penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan
menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan pembayaran

4
dividen dan imbalan modal kepada pemegang saham, dana tau menerbitkan saham
baru.
Perseroan mengelola permodalan dengan menggunakan rasio pengungkit, yang
dihitung melalui pembagian antara utang bersih dengan jumlah modal. Kebijakan
Perseroan adalah menjaga rasio pengungkit dalam kisaran yang umum dalam industri
sejenis dengan tujuan untuk mengamankan pendanaan terhadap biaya yang rasional.

2. Risiko Operasional
Investasi dalam saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor harus
mempertimbangkan dengan cermat fakto r-faktor risiko berikut ini, serta informasi-
informasi lainnya yang disebutkan di dalam penawaran ini, sebelum melakukan investasi
dalam Saham perseroan. Risiko-risiko yang dijelaskan dibawah ini bukan satu-satunya
risiko yang dapat mempengaruhi saham-saham perseroan. Risiko-risiko lain yang saat ini
tidak perseroan ketahui atau yang saat ini tidak dianggap penting juga dapat mengganggu
bisnis, arus kas, hasil usaha kondisi keuangan atau prospek usaha perseroan.
Secara umum, investasi dalam efek-efek dari perusahaan-perusahaan di negara-
negara berkembang seperti Indonesia mengandung risiko-risiko yang umumnya tidak
terkait dengan investasi pada efek-efek di perusahaan-perusahaan di negara dengan
keadaan ekonomi yang lebih maju. Apabila hal tersebut terjadi, maka harga saham
perseroan di pasar modal dapat turun dan para investor dapat menghadapi potensi
kerugian investasi.
a) Risiko Persaingan Usaha
Perseroan memasarkan produknya baik secara domestic maupun untuk pasar
Intenasional. Dalam hal pemasaran produknya, Perseroan menghadapi tantangan baik
dari pemain-pemain nasional yang telah lama dan besar di industri, maupun dari
pemain internasional yang melakukan ekspor ke Indonesia. Persaingan dari segi
harga, kualitas dan desain produk, serta leat-time produksi merupakan factor risiko
persaingan usaha yang harus menjadi pertimbangan Perseroan. Ketidakmampuan
Perseroan dalam meningkatkan kompetensi dalam memenangkan usaha, dapat
berimbasan pada penurunan penjualan, dan kinerja keuangan Perseroan.

5
Guna memitigasi risiko tersebut, Perseroan akan melakukan usaha-usaha dalam
memperbaiki dan meningkatkan kompetensi Perseroan dan kualitas produknya,
dengan inovasi produk, meningkatkan efisiensi proses produksi, serta melakukan
survei pasar.
b) Risiko bahan baku dan pemasok
Bahan baku utama produk tekstil Perseroan adalah polyester Filamen/benang
mentah dan serat rayon, yang selanjutnya akan diproses pembentukan (texturizing)
terlebih dahulu sebelum diproduksi. Dalam hal ini terdapat risiko dari pemasok atas
ketersediaan bahan baku, konstitensi kualitas, fluktuasi harga, serta ketepatan waktu
dalam pemenuhan pesanan (lead time) dari Perseroan. Apabila terjadi hambatan pada
perolehan bahan baku baik dalam hal kuantitas, kualitas, serta harga, maka akan
berpengaruh pada proses produksi Perseroan, sehingga akan berimbas pada kinerja
operasional dan pendapatan Perseroan.
Guna memitigasi risiko tersebut, Perseroan akan senantiasa mengevaluasi dan
mencari pemasok utama, serta alternatif pemasok lain, yang dapat menyediakan
bahan baku dengan harga, kualitas, dan lead time yang kopetitif.

c) Risiko hambatan atau gangguan produksi


Perseoan memiliki proses produksi terintegrasi dan berkelanjutan dimana satu
proses harus selesai terlebih dahulu sebelum proses selanjutnya bisa dilaksanakan.
Dalam hal terjadi gangguan, permasalahan teknis, atau kerusakan mesin atau
gangguan listrik, maka akan menghambat proses produksi, sehingga akan
berpengaruh pada kinerja operasional Perseroan dan ketepatan pengiriman kepada
konsumen.
Guna mitigasi risiko tersebut, Perseroan akan senantiasa melakukan pemeliharaan
dan perawatan mesin, menerapkan dan menjalankan standar operasional dan
produksi, sehingga meminimalisir dan mengantisipasi permasalahan teknis yang tidak
dapat diprediksi.
d) Risiko atas Perubahan Teknologi
Dalam proses pengelolaan bahan baku dan produksi kain yang sebagian besar
menggunakan tenaga mesin, maka sangat penting bagi perseroan untuk terus

6
mengikuti perkembangan teknologi terbaru. Dengan mesin yang memiliki spesifikasi
dan teknologi lama, maka terdapat risiko bahwa kualitas dan kuantitas produksi kain,
tidak akan sebaik dan se-efisien mesin dengan teknologi terbaru, sehingga hal
tersebut dapat berpengaruh pada kurang kompeten-nya Perseroan dalam menghadapi
persaingan usaha.
Guna memitigasi risiko tersebut Perseroan akan berusaha memutakhirkan
teknologi dari mesin-mesin produksinya, dengan melakukan upgrade mesin lama atau
melakukan pembelian mesin baru, sehingga berdampak pada membaiknya kualitas,
kuantitas, dan efisiensi produksi Perseroan.
e) Risiko social dan ketenagakerjaan
Industri tekstil merupakan industry padat karya, dimana Perseroan
memperkerjakan ratusan buruh dalam membantu pengoperasian mesin dan proses
produksi. Selain itu dengan beroperasinya pabrik secara terus menerus, serta adanya
limbah, maka terdapat kemungkinan adanya gangguan social kepada masyarakat
sekitar. Hal tersebut berisiko menimbulkan gejolak sosial dan masalah
ketenagakerjaan, apabila terdapat silang pendapatan antara manajemen dengan
masyarakat sekitar mengenai dampak dari pencemaran udara, suara, atau air, serta
adanya tuntutan pekerja melalui aksi pemogokan kerja dan unjuk rasa.
Ketidakmampuan Perseroan menjaga kondusifitas iklim social dan ketenagakerjaan
dapat mempengaruhi kelancaran produksi dan memperngaruhi pendapatan perseroan.
Guna memitigasi risiko tersebut, Perseroan akan senantiasa berkomunikasi
intensif dan persuasive dengan serikat pekerja, stakeholder, dan masyarakat sekitar,
serta memastikan bahwa pengoperasian pabrik perseroan telah memenuhi ketentuan
dan ijin yang diberlakukan oleh pemerintah atas gangguan yang berpotensi terjadi.

3. Risiko Umum
a) Risiko Nilai tukar mata uang asing
Beberapa transaksi Perseroan dilakukan dalam mata uang asing, terutama dalam
Dollar Amerika Serikat (USD), seperti penjualan ekspor dan beberapa pembelian
bahan baku. Dalam hal ini Perseroan mengalami risiko Fluktuasi yang terjadi pada

7
nilai tukar mata uang asing, terutama USD, dapat mempengaruhi pendapatan usaha
maupun kinerja keuangan Perseroan.
Guna memitigasi risiko tersebut, Perseroan akan senantiasa memantau eksposur
mata uang asing dan akan mempertimbangkan untuk melakukan kebijakan lindungan
nilai manakala timbul risiko mata uang yang signifikan.
b) Risiko fluktuasi harga minyak mentah
Bahan baku utama perseroan yaitu polyester, berasal dari bijih plastic yang
merupakan produk turunan hasil pengolahan minyak bumi. Apabila terjadi fluktuasi
atas harga minyak mentah, maka hal tersebut juga dapat mengakibatkan fluktuasi
pada harga polyester yang pada akhirnya akan berdampak pada biaya produksi
Perseroan.
Guna memitigasi risiko tersebut, Perseroan akan berusaha melakukan pembelian
dan negosiasi kontrak jangka panjang dengan pemasok untuk mendapatkan harga dan
pasokan yang lebih stabil.

c) Risiko perubahan kondisi ekonomi domestic dan global, social politik yang
mempengaruhi permintaan produk perseroan
Perlambatan ekonomi global saat ini tengah berlangsung, dimana terjadi
pelemahan output/ hasil produksi serta menurunnya permintaan barang konsumsi,
pada Negara-negara maju dan berkembang. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi
permintaan atas produk tekstil Perseroan. Bagi pelanggan perseroan yang merupakan
pelanggan korporat (business ti business) pelemahan daya beli akan berpengaruh pada
output produksi yang ditargetkan sehingga memangkas permintaan atas tekstil dari
Perseroan.
Selain itu untuk pelanggaran instansi dan pemerintahan, pelemahan ekonomi dan
ketidakstabilan politik akan menurunkan anggaran pengadaan seragam instansinya,
sehingga mengurangi permintaannya atas produk Perseroan. Apabila kondisi
ekonomi, social, dan politik terus bergejolak, akan memberikan sentiment negatif
bagi para pelaku bisnis dan investor, sehingga dapat berdampak pada kelangsungan
kegiatan usaha Perseroan.
d) Risiko Kebijakan Pemerintah

8
Pemerintahan melalui kebijakan dan peraturan yang mengatur industry tekstil dan
produksi tekstil (TPT), terus berupaya meningkatan kondusifitas iklim usaha dan
investasi baik pada pelaku di industri hulu maupun hilir. Kebijakan tersebut utamanya
untuk melindungi dan meningkatkan daya saing industry tekstil nasional untuk terus
bertumbuh dan dapat menghadapi gencarnya serangan produk impor. Apabila
Pemerintah tidak dapat menghasilkan kebijakan dan peraturan yang mendukung
pertumbuhan industri TPT, maka hal tersebut akan berdampak pada kelangsungan
kegiatan usaha perseroan.
Guna memitigasi risiko tersebut, Perseroan akan senantiasa tunduk pada
kebijakan pemerintah yang berlaku, serta secara langsung maupun tidak langsung
(melalui asosiasi) akan memberikan masukan secara berkala kepada pemerintah agar
iklim usaha dan investasi di industry tekstil akan tetap kondusif.

e) Risiko atau Ketentuan Negara Lain


Mengingat sebagian dari hasil produksi Perseroan dipasarkan ke luar negeri. Maka
Perseroan akan memiliki ketergantungan pada risiko kebijakan import dari negara
lain. Dalam hal dilakukannya pembatasan kuota atau pelanggaran impor produk
tekstil, maka hal tersebut akan berdampak pada kelangsungan kegiatan usaha
perseroan dan kinerja keuangan perseroan.
Guna memitigasi risiko tersebut, perseroan akan senantiasa melakukan disverifikasi
dan penambahan target pasar pada negara-negara tujuan ekspor, serta akan berusaha
melakukan perluasan pasar pada penjualan domestic.

4. Risiko Investasi
a) Risiko Tidak Likuidnya Perdagangan Saham Perseroan di Bursa
Mengingat jumlah saham yang ditawarkan pada penawaran umum ini tidak terlalu
besar maka terdapat kemungkinan perdagangan saham perseroan di Bursa Efek
Indonesia akan menjadi kurang aktif dan tidak likuid.
b) Harga Saham Dapat Sangat Berfluktuasi
Harga Saham Perseroan setelah penawaran umum perdana saham dapat mengalami
fluktuasi. Hal ini bergantung pada beberapa factor, termasuk:

9
 Perbedaan antara hasil actual keuangan dan operasional perseroan dengan
hasil yang diharapkan oleh investor dan analis;
 Perubahan rekomendasi analis persepsi terhadap perseroan atau Indonesia;
 Prngumuman aliansi strategi atau perusahaan patungan oleh perseroan;
 Penambahan atau pemberhentian personil kunci;
 Keterlibatan perseroan dalam litigasi;
 Perubahan dalam perekonomian, social, politik maupun kondisi pasar di
Indonesia;
 Fluktuasi harga pasar saham-saham secara keseluruhan di Bursa Efek
Indonesia.
c) Perseroan Mungkin Tidak Dapat Membagikan Dividen
Kemampuan Perseroan untuk mengumumkan pembagian dividen bergantung pada
kinerja keuangan dan operasional Perseroan serta keberhasilan implementasi strategi
untuk tumbuh di masa depan yang mencakup faktor-faktor kompetisi, peraturan,
teknis, lingkungan, kondisi perekonomian secara umum, permintaan atas jasa, dan
faktor-faktor tertentu lainnya yang terdapat pada industri atau proyek tertentu yang
dikerjakan oleh perseroan, dimana sebagian besar berada di luar kendali perseroan.
Perseroan tidak dapat menjamin dapat membagi dividen, atau bahwa Direksi dari
perseroan akan merekomendasi, atau pemegang saham akan menyetujui pembayaran
dividen.

10
BAB III
Klasifikasi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Manfaat

3.1 Klasifikasi risiko


A. Risiko Perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Risiko Strategis, yang meliputi antara lain ; Risiko persaingan bisnis, Risiko
kerugian anak perusahaan, Risiko kegagalan marketing, Risiko perubahan
kebijakan/regulasi pemerintah, Risiko kegagalan proses penelitian dan pengembangan
produk, Risiko kesalahan kebijakan investasi.
2) Risiko Keuangan, meliputi antara lain ; Risiko transaksi mata uang asing,
Risiko piutang tidak tertagih, Risiko harga bahan baku dan bahan pembantu, Risiko
perubahan suku bunga, Risiko regulasi pemerintah yang menyangkut keuangan.
3) Risiko Operasional, meliputi antara lain ; Risiko kegagalan/kesalahan proses
produksi, Risiko Penyediaan Energi, Risiko Permesinan, Risiko Informasi Teknologi,
Risiko pemogokan kerja dan SDM, Risiko kesehatan keselamatan dan kecelakaan kerja,
Risiko perubahan situasi politik dan keamanan. Risiko keterbatasan supply bahan
baku/bahan pembantu.
4) Risiko Hukum dan Kepatuhan, meliputi antara lain Risiko Perpajakan, Risiko
tata kelola perusahaan, Risiko Pengendalian Lingkungan, serta Risiko Perijinan.
B. Tujuan Manajemen
Risiko Seperti tercantum dalam Pedoman Trisula Management System,
manajemen risiko yang dikelola dengan baik dan benar akan mampu ;
1) Meningkatkan kemungkinan mencapai tujuan.
2) Mendorong manajemen yang proaktif.
3) Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan.
4) Menjadi dasar pengambilan keputusan.
5) Mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif.
6) Mengurangi kerugian.
7) Meningkatkan pembelajaran organisasi.
8) Meningkatkan ketahanan organisasi.
C. Ruang lingkup Manajemen Risiko Manajemen Risiko sekurang-kurangnya mencakup;

11
1) Mengidentifikasi potensi risiko Internal pada setiap fungsi/departemen dan
potensi risiko eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan.
2) Mengemmbangkan strategi penanganan dan pengelolaan risiko.
3) Mengimplementasikan program-program untuk mengelola risiko dan
meminimalisasi kerugian.
4) Mengevaluasi keberhasilan manajemen risiko. d. Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat Manajemen Risiko adalah memperkecil dampak kerugian dan
ketidakpastian dalam usaha.

3.2 Kebijakan Umum


Beberapa seperti tercantum dalam Pedoman Trisula Management System,
Perusahaan dalam menerapkan Manajemen Risiko, menetapkan kebijakan sebagai
berikut :
A. Penerapan Management Risiko bertujuan untuk ;
1) Mendukung proses produksi untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi serta
memenuhi persyaratan pelanggan.
2) Mendorong efisiensi di segala bidang.
3) Menjamin tercapainya target Perusahaan.
B. Dalam menerapkan manajemen risiko, Perusahaan berkomitmen untuk ;
1) Mengidentifikasi semua kemungkinan risiko baik dalam bidang strategis, operasional,
keuangan, reporting dan compliance.
2) Melaksanakan manajemen risiko secara efektif dengan melibatkan semua karyawan.
3) Meninjau secara berkala efektifitas pelaksanaan manajemen risiko.
4) Mengevaluasi dan mengembangkan manajemen risiko secara terus menerus.
C. Mempertahankan keselarasan antara strategi, proses bisnis, SDM, Keuangan, Teknologi
dan Lingkungan , dengan tujuan Perusahaan.
D. Menetapkan sistem dan prosedur standar manajemen risiko.

3.3 Unsur-unsur terkait


Penerapan manajemen risiko pada dasarnya melibatkan unsurunsur Perusahaan
dengan tanggung jawab sebagai berikut :

12
A. Direksi dan seluruh karyawan bertanggung jawab menggunakan pendekatan manajemen
risiko dalam melakukan kegiatannya sesuai dengan batas kewenangan dan uraian tugas
(job description) masing-masing.
B. Organ yang bertanggung jawab dalam manajemen Risiko adalah ;
1) Komisaris dan komite terkait antara lain Komite Audit.
2) Direksi.
3) Fungsi Manajemen Risiko.
4) Audit Internal.
C. Komisaris dan Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan tingkat risiko yang
dipandang wajar.
D. Komisaris bertanggung jawab untuk :
1) Memonitor risiko-risiko penting yang dihadapi Perusahaan dan memberi saran
mengenai perumusan kebijakan di bidang manajemen risiko.
2) Melakukan pengawasan penerapan manajemen risiko dan memberikan arahan kepada
direksi.
3) Memastikan bahwa penyusunan RJPP dan RKAP telah mempertimbangkan aspek
manajemen risiko.
4) Melakukan kajian berkala atas efekifitas sistem manajemen risiko dan melaporkannya
kepada Pemegang saham.
E. Direksi bertanggung jawab untuk ;
1) Menetapkan prinsip serta kebijakan manajemen risiko.
2) Menjalankan proses manajemen risiko di fungsi-fungsi terkait (risk owners).
3) Melaporkan kepada komisaris tentang risiko-risiko yang dihadapi dan ditangani.
4) Menyempurnakan sistem manajemen risiko.
F. Fungsi Manajemen Risiko seperti termuat dalam Pedoman Trisula Management System
bertanggung jawab untuk :
1) Merumuskan sistem manajemen risiko meliputi prinsip dan kerangka kerja manajemen
risiko.
2) Merumuskan kebijakan pokok yang berhubungan dengan manajemen risiko.
3) Mengidentifikasi dan menangani risiko-risiko serta membuat pemetaan risiko.

13
4) Mengimplementasikan dan mengupayakan penerapan manajemen risiko yang efektif
dalam batas-batas tanggung jawab dan kewenangannya.
5) Memantau dan mengevaluasi perkembangan risiko dan melaporkannya kepada
Direksi.
G. Audit Internal bertanggung jawab untuk :
1) Memastikan bahwa kebijakan dan sistem manajemen risiko telah diterapkan dan
dievaluasi secara berkala.
2) Mengevaluasi dan memberikan masukan atas kecukupan dan efektifitas pengendalian
Internal dalam rangka mitigasi risiko.
3) Mengevaluasi dan memberi masukan mengenai kesesuaian strategi dengan kebijakan
manajemen risiko.

3.4 Proses Manajemen Risiko


Proses Manajemen Risiko sekurang-kurangnya meliputi :
a) Identifikasi risiko.
b) Pengukuran dan analisis risiko.
c) Pemilihan metode pengelolaan risiko.
d) Implementasi metode pengelolaan risiko.
e) Evaluasi terhadap implementasi metode pengelolaan risiko.
f) Pelaporan manajemen risiko.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Risiko sendiri adalah sebuah ancaman bagi perusahaan karena memberikan


ketidakpastian akan suatu kejadian yang bisa memberikan dampak negatif kepada
perusahaan mulai dari satu bagian tertentu hingga dapat mempengaruhi perusahaan
secara keseluruhan. Lalai dalam mengantisipasi risiko dapat membuat perusahaan
mengalami kerugian mulai dari kerugian material hingga mampu membuat perusahaan
gulung tikar. Untuk itu diperlukan adanya suatu bagian dalam manajemen perusahaan
yang dapat menjalankan fungsi manajemen risiko. Bagian ini yang kemudian akan
mengidentifikasi setiap risiko dan melakukan pengambilan keputusan terkait risiko risiko
tersebut
Efektivitas sistem manajemen risiko Perseroan dievaluasi oleh Unit Internal Audit
dengan melakukan penilaian secara berkala atas kinerja dan efektivitas implementasi
manajemen risiko di Perseroan dan Entitas Anak untuk memastikan bahwa Perseroan
selalu mengetahui risiko-risiko usaha yang berpotensi terjadi. Penilaian risiko disesuaikan
dengan tingkat risiko dan tingkat pengendaliannya untuk kemudian dijadikan sebagai
acuan tindak lanjut perbaikan pengendalian internal dan manajemen risiko.

15

Anda mungkin juga menyukai