Anda di halaman 1dari 14

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Mata Kuliah Akuntansi Publik

DISUSUN OLEH:

Kelompok 4 Kelas B
Sukmawaty Cahyani Wulandari (220902502031)
Rinaldy Sabilfina Syarifuddin (220902501012)
Yoshua Steven Paembonan (220902502024)
Suci Fitriani (220902501039)
Nurhalisah (220902500013)
Jufrendi (220902501031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENGANGGARAN
SEKTOR PUBLIK.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Azwar Anwar, S. E., M. Si., Ak., CA.,
dan Ibu Kartika Septiary Pratiwi Musa, S. E., Ak., M. Ak. Selaku Dosen pengampuh Mata Kuliah
Akuntansi Publik. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penyusun berkaitan
dengan topik yang diberikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Makassar, 24 September 2023


Tertanda,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
2.1. Pengertian Anggaran Sektor Publik ..................................................................................... 2
2.2. Fungsi Anggaran Sektor Publik............................................................................................ 3
2.3. Jenis – Jenis Anggaran Sektor Publik .................................................................................. 4
2.4. Prinsip Anggaran Sektor Publik ........................................................................................... 5
2.5. Siklus Anggaran Sektor Publik ............................................................................................ 6
2.6. Pendekatan Penyusunan Anggaran Sektor Publik ................................................................ 7
BAB III ......................................................................................................................................... 10
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anggaran merupakan salah satu instrumen yang berperan penting dalam organisasi sektor
publik. Anggaran sektor publik sendiri harus bersifat partisipatif yang melibatkan masyarakat
dalam perencanaan anggaran agar aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasi dalam
anggaran. Anggaran sektor publik merupakan blue print organisasi tentang rencana program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan serta masa depan yang akan diwujudkan. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan anggaran sektor publik yang
meliputi definisi anggaran sektor publik, fungsi anggaran sektor publik, jenis anggaran, prinsip
anggaran sektor publik, siklus anggaran, dan pendekatan penyusunan anggaran.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah di makalah ini, yakni:
1. Apa itu anggaran sektor publik?
2. Jelaskan fungsi anggaran sektor publik?
3. Apa saja jenis anggaran sektor publik?
4. Jelaskan prinsip anggaran sektor publik?
5. Bagaimana proses siklus anggaran sektor publik?
6. Apa saja pendekatan penyusunan anggaran?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang anggaran sektor publik.
2. Untuk mengetahui tentang fungsi anggaran sektor publik.
3. Untuk mengetahui tentang jenis – jenis anggaran sektor publik.
4. Untuk mengetahui tentang prinsip anggaran sektor publik.
5. Untuk mendeskripsikan proses dari siklus anggaran sektor publik.
6. Untuk mengetahui bentuk – bentuk pendekatan penyusunan sektor publik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Anggaran Sektor Publik


Anggaran merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian manajemen yang berperan
penting dalam organisasi sektor publik. Tidak seperti di sektor bisnis yang menjadikan anggaran
sebagai dokumen rahasia perusahaan sehingga tertutup untuk pihak luar, di sektor publik anggaran
merupakan dokumen publik yang bisa diakses oleh publik untuk diketahui, diberitahukan, dikritisi
dan diperdebatkan.
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan definisi dari anggaran yaitu sebagai berikut:
Menurut Freeman (2003) Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi
sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilkinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan
yang tidak terbatas.
Menurut Nordiawan (2006; 48) Anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja
yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial.
Dalam pengertian lain dapat dikatakan bahwa anggaran sebagai sebuah rencana finansial
yang menyatakan: (Nordiawan, 2006; 48)
1. Rencana-rencana organisasi untuk melayani masyarakat atau aktivitas lain yang dapat
mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan.
2. Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam merealisasikan rencana tersebut.
3. Perkiraan sumber-sumber mana saja yang akan menghasilkan pemasukan serta seberapa
besar pemasukan tersebut. Sedangkan anggaran publik merupakan suatu dokumen yang
menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai
pendapatan, belanja,dan aktivitas. (Mardiasmo, 2002).
Sehingga, anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
1. Berapa biaya-biaya atas rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja), dan
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut
(pendapatan).

Dari uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa anggaran sektor publik adalah perencanaan
finansial tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkanakan terjadi di masa
mendatang dengan melihat data yang diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran.

Setelah mengetahui definisi dari anggaran sektor publik, selanjutnya akan dijelaskan
tentang fungsi dari anggaran itu sendiri. Anggaran memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai hasil akhir proses penyusunan rencana kerja (alat perencanaan).
2. Sebagai cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.

2
3. Sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme
kerja antara atasan dan bawahan (sebagai alat koordinasi dan komunikasi).
4. Sebagai alat pengendalian unit kerja (alat pengendalian).
5. Sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi
organisasi (alat motivasi).
6. Sebagai instrumen politik (alat politik).
7. Sebagai instrumen kebijakan publik (sebagai alat untuk menciptakan ruang publik).
8. Sebagai alat kebijakan fiskal.
9. Sebagai alat penilaian kinerja.

Selain itu juga, anggaran sektor publik memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai
berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan non-keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

2.2. Fungsi Anggaran Sektor Publik


1. Anggaran sebagai Alat Perencanaan
Anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan orgsnisasi. Anggaran
dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemeintah, beberapa
biaya yang dibutuhkan dan beberapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.

2. Anggaran sebagai Alat Pengendalian


Memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar
pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa
anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan pengeluaran. Anggaran
sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.
Selain itu anggaran digunakan untuk memberi informasi dan meyainkan legislatif bahwa
pemerintah bekerja secara efektif dan efisien tanpa adanya korupsi.

3. Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal


Digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melalui anggaran publik dapat diketahui arah kebijkan fiskal pemerintah, sehingga dapat
dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong,
memfasilitasi, dan mengkoordinasi kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.

4. Anggaran sebagai Alat Politik

3
Memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor publik merupakan
dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas
penggunaan dana publik untuk keentingan tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah
teknis akan tetapi lebih merupakan alat politik. Oleh Karena itu pembuatan anggaran publik
membutuhkan kemampuan berpolitik. Manajer publik harus sadar sepenuhnya bahwa
kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang telah disetujui dapat menjatuhkan
kepemimpinan atau paling tidak menurunkan kredibilitas pemerintah.

5. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi


Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran
publik merupakan koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik disusun
untuk mendeteksi terjadinya inkonsistensi unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.

6. Anggaraan sebagai Alat Penilaian Kinerja


Wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang
(legislatif). Kinerj apara eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan beberapa yang
berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan
alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

7. Anggaran sebagai Alat Komunikasi


Alat untuk memotifasi manajer da staffnya agar bekerja secara ekonomis, efisien
dan efektif dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Target
anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga
jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.

8. Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik


Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai orgnisasi kemasyarakatan harus terlibat
dalam peanggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba
mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok lain dari
masyarakat yang kurang teroganisasi akan mempercayakan aspirasinya melalui proses
politik yang ada. Jika tidak ada suara mereka, maka mereka akan mengambil tindakan
dngan jalan lain seperti dengan tindakan massa, melakukan boikot, vandalisme dan
sebagainya.

2.3. Jenis – Jenis Anggaran Sektor Publik


Jenis-jenis anggaran bisa dilihat berdasarkan jenis aktivitasnya, berdasarkan status hukum,
berdasarkan pemerintahan, anggaran tetap dan anggaran fleksibel, dan berdasarkan penyusunnya
(Nordiawan, 2006; 50). Berikut penjelasannya:
1. Berdasarkan jenis aktivitasnya:

4
a. Anggaran operasional (operation/recurrent budget), yaitu anggaran yang
digunakan untuk menjalankan operasi/kebutuhan harian dalam menjalankan
pemerintahan dalam kurun waktu satu tahun.
b. Anggaran modal (capital/investment budget), yaitu anggaran yang menunjukkan
rencana jangka panjang dan pembelanjaan aktiva tetap.

2. Berdasarkan status hukum:


a. Anggaran tentatif, adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan dari
lembaga legislatif karena kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal yang tidak
direncanakan sebelumnya.
b. Anggaran enacted, adalah anggaran yang direncanakan kemudian dibahas dan
disetujui oleh lembaga legislatif.

3. Berdasarkan pemerintahan:
a. Anggaran/dana umum, yaitu dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintahan yang bersifat umum dan sehari-hari.
b. Anggaran/dana khusus, yaitu dana yang dicadangkan/dialokasikan khusus untuk
tujuan tertentu.

4. Anggaran tetap dan anggaran fleksibel:


a. Anggaran tetap, yaitu anggaran dimana apropriasi belanja sudah ditentukan
jumlahnya di awal tahun anggaran.
b. Anggaran fleksibel, yaitu harga barang/jasa per unit telah ditetapkan namun jumlah
anggaran secara keseluruhan akan berfluktuasi bergantung pada banyaknya
kegiatan yang dilakukan.

5. Berdasarkan penyusunnya:
a. Anggaran eksekutif adalah anggaran yang disusun oleh lembaga eksekutif
(pemerintah).
b. Anggaran legislatif adalah anggaran yang disusun oleh lembaga legislatif tanpa
melibatkan pihak eksekutif.

2.4. Prinsip Anggaran Sektor Publik


Berikut ini beberapa prinsip anggaran sektor publik.
1. Otorisasi oleh legislatif anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih
dulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya adalah menyalahi
prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum (general fund).

5
4. Non-dicretionary Apropriation, jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
5. Periodik anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun
multi-tahunan.
6. Akurat estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran serta
dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
7. Jelas anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak
membingungkan.
8. Diketahui publik anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

2.5. Siklus Anggaran Sektor Publik


Proses penyusunan anggaran atau siklus anggaran pada dasarnya meliputi beberapa tahap.
1. Tahap Persiapan.
Tahap ini dilakukan dengan cara menentukan beberapa anggaran yang diperlukan
untuk pengeluaran yang tentunya disesuaikan dengan penaksiran pendapatan yang
diperoleh secara akurat. Berikut ini beberapa penjelasan tentang tahap persiapan:
a. Bagian anggaran menyiapkan format anggaran yang akan dipakai,
b. Berdasarkan format anggaran tersebut, masing-masing unit di pemerintahan
mengajukan anggaran di unit masing-masing,
c. Bagian anggaran akan melakukan konsolidasi terhadap anggaran masing-masing
bagian/unit kerja.
d. Anggaran konsilidasi ini kemudian direview dan diadakan dengar pendapat,
e. Persetujuan terhadap anggaran tersebut oleh kepala pemerintahan.

2. Tahap Persetujuan
Tahap persetujuan ini adalah persetujuan dari lembaga legislatif. Berikut beberapa
penjelasannya:
a. Anggaran yang telah disetujui oleh kepala pemerintahan diajukan ke lembaga
legislatif.
b. Lembaga legislatif (terutama komite anggaran) akan mengadakan pembahasan
guna memperoleh pertimbangan-pertimbangan untuk menyetujui atau menolak
anggaran tersebut. Selain itu akan diadakan juga dengar pendapat (public hearing).
c. Lembaga legislatif menyetujui atau menolak anggaran tersebut.

3. Tahap Administrasi
Tahapan ini merupakan tahapan setelah anggaran yang diajukan oleh eksekutif
telah disetujui oleh legislatif. Pelaksanaan anggaran dimulai dari pengumpulan pendapatan
yang ditargetkan maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan. Selain itu,

6
dilakukan juga proses administrasi anggaran berupa meliputi pencatatan, pendapatan dan
belanja yang terjadi.

4. Tahap Pelaporan
Pada akhir periode atau pada waktu-waktu tertentu yang ditetapkan dilakukan
pelaporan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses akuntansi yang berlangsung
selama proses pelaksanaan.

5. Tahap Pemeriksaan
Laporan yang diberikan atas pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa (diaudit)
oleh sebuah lembaga pemeriksa independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi masukan
atau umpan balik (feed back) untuk proses penyusunan pada periode berikutnya.

2.6. Pendekatan Penyusunan Anggaran Sektor Publik


Di dalam pendekatan penyusunan anggaran, ada beberapa bentuk diantaranya yaitu:
1. Pendekatan Tradisional (Line Item Budgeting)
Dalam pendekatan tradisional terdapat dua ciri utama. Pertama, penyusunan
anggaran didasarkan pada dan dari mana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa
dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran). Kedua, penggunaan konsep
inkrementalisme, yaitu jumlah anggran tahun tertentu dihitung berdasarkan jumlah tahun
sebelumnya dengan tingkat kenaikan tertentu.
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk melakukan kontrol keuangan, dan sangat
berorientasi pada input organisasi, penetapannya melalui pendekatan incremental
(kenaikan bertahap)
Pendekatan tradisional memilki beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Menitik beratkan perhatian pada segi pelaksanaan dan pengawasan.
b. Penekanan hanya pada segi administrasi.

Adapun beberapa kelebihan dan kelemahan dari pendekatan ini adalah:


KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Sederhana, mudah dipersiapkan serta 1. Tidak menyediakan dasar informasi
dimengerti oleh orang yang yang memadai bagi pembuat
berkepentingan. keputusan.
2. Cocok dengan akuntansi pertanggung 2. Terlalu berorientasi pengendalian dan
jawaban (responbility accounting). kurang memerhatikan proses.
3. Hampir semua pengeluaran memiliki 3. Memberikan perhatian lebih pada
sifat yang tidak terhindarkan. jangka pendek dibandingkan jangka
4. Mudah dibandingkan dengan data panjang.
tahun sebelumnya. 4. Mendorong pengeluaran dari pada
penghematan.

2. Pendekatan Kinerja (Inremental Budgeting)

7
Merupakan sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi
selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun
yang akan datang.
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat
dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya
tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pelayanan publik. Pendekatan ini menggeser penekanan penganggaran dari
sebelumnya yang sangat menekankan pos belanja kepada kinerja terukur dari aktivitas dan
program kerja.
Karakteristik dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
a. Akun-akun dalam anggaran diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan aktivitas dan
juga berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.
b. Aktivitas diukur guna mendapatkan efisiensi maksimum dan untuk mendapatkan
standar biaya.
c. Anggaran untuk periode yang akan datang didasarkan atas biaya per unit standar
dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan harus dilakukan pada
periode tersebut.

Pendekatan kinerja memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:


KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Anggaran disusun berdasarkan 1. Hanya sedikit staf anggaran atau
aktivitas, dengan pemerintah yang akuntansi yang memiliki kemampuan
didukung oleh estimasi biaya dan memadai untuk mengidentifikasi unit
pencapaian yang diukur secara pengukuran dan melaksanakan analisis
kuantitatif. biaya.
2. Penenkanannya pada kebutuhan untuk 2. Kadang kala, aktivitasnya langsung
mengukur output dan juga input. diukur biayanya secara detail lainnya
3. Menyediakan kepala eksekutif tanpa adanya pertimbangan memadai
pengendalian yang lebih terhadap yang diberikan kepada perlu atau
bawahannya. tidaknya aktivitas itu.

3. Pendekatan PBBS (Planning, Programming, Budgeting System)


Merupakan suatu proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang
terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan
didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin
timbul.
Ada beberapa karakteristik pendekatan PBBS yaitu:
a. Berfokus pada identifikasi perencanaan strategis organisasi dan menghubungkan
semua aktivitas dengan perencanaan strategis tersebut.
b. Implikasi di tahun-tahun mendatang telah diidentifikasi secara eksplisit.
c. Semua biaya yang timbul telah dipertimbangkan.
d. Analisis sistematis dari alternatif dilakukan (misalnya berupa analisis biaya
manfaat, analisis sistem dan riset operasi).

8
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)
Merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada
apa yang telah dilakukan di masa yang lalu. Pendekatan pembuatan anggaran ini adalah
bahwa setiap aktivitas atau program yang telah diadakan di tahun-tahun sebelumnya tidak
secara otomatis dapat dilanjutkan.

Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan zero based budgeting:


KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Dapat membuat adanya review secara 1. Memerlukan banyak sumber daya
tahunan dari semua program, seperti dokumen-dokumen, menyita
aktivitas, dan pengeluaran. waktu dari staf dan juga merepotkan.
2. Memfokuskan perhatian pada biaya 2. Sulit mendapatkan data yang
dan manfaat dari jasa yang diberikan. diperlukan untuk menghitung biaya
3. Meningkatkan kualitas keputusan dari aktivitas alternatif untuk mencapai
yang dibuat oleh eksekutif atau tujuan organisasi.
legislatif di pemerintahan. 3. Ada faktor-faktor lain.
4. Mendorong pencarian cara baru untuk
menyediakan jasa dan mencapai
tujuan organisasi.

5. Penganggaran yang Berorientasi pada Kinerja (Performance Budgeting)


Merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan
berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi. Performance
budgeting mengalokasikan sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata
dan memakai output measurment sebagai indikator kinerja organisasi.
Performance budgeting mengandung tiga unsur pokok, yaitu:
a. Pengeluaran pemerintah diklasifikasikan menurut program dan kegiatan.
b. Performance measurment (pengukuran hasil kerja).
c. Program reporting (pelaporan program).

9. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)


Merupakan suatu kerangka strategi kebijakan pemerintah tentang anggaran belanja
untuk departemen dan lembaga pemerintah non departemen. Tujuan dari BTMF adalah:
a. Keseimbangan makro ekonomi dengan mengembangkan konsistensi dan kerangka
kerja sumber daya secara realistis.
b. Alokasi penggunaan sumber daya untuk prioritas strategi antar sektor dan dalam
sektor.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa anggaran merupakan instrumen
penting dalam melaksanakan rencana-rencana suatu organisasi untuk melayani masyarakat dan
juga anggaran menjadi suatu tolak ukur dalam melihat kondisi keuangan baik biaya (pengeluaran)
ataupun pendapatan (penerimaan).

3.2. Saran
Adapun saran dari pembahasan ini adalah semoga penyusunan dari anggaran menjadi lebih
baik lagi sehingga anggaran yang dialokasikan ke sektor-sektor tertentu dapat teralokasi dengan
baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nordiawan, Deddi. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.


Mahmudi. (2011). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Press.

11

Anda mungkin juga menyukai