Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Dibuat Oleh Kelompok 4:

Sri Yana Yanti (3418012)


Azizah (3418014)
Makfira Istivani (3418016)

Dosen Pengampu:
Nini Sumarni, S.E., M.Si

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah Akuntansi Sektor Publik dengan topik “ Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik ”
dengan lancar. Kemudian shalawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada nabi besar
umat Islam sedunia Nabi Muhammad SAW sebagai manusia panutan dan suri tauladan
sampai akhir zaman.

Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dari sumber jurnal,
dan terima kasih kepada orang tua serta teman-teman yang telah memberikan motivasi
dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan lancar.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi si pembaca. Kami
menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
dalam tahap pembelajaran. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah selanjutnya yang lebih sempurna. Demikian
penulisan makalah ini, atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr.Wb.

Bukittinggi, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Anggaran Sektor Publik ..............................................................3
B. Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik......................................................................3
C. Pengertian Anggaran Tradisional.........................................................................5
D. Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM.........................................................6
E. Perubahan Pendekatan Anggaran ........................................................................7
F. Anggaran Kinerja dan Zero Based Budgeting......................................................8
G. Planning, Programming, and Budgeting System..................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................11
B. Saran ...................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan
penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran.
Anggaran (budget) adalah rencana operasi keuangan, yang mencakup anggaran
oengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk
membiayainya dalam periode waktu tertentu.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sector publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama
yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut anggaran tradisional atau
anggaran konvensional.

B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana perkembangan Anggaran Sektor Publik ?
b) Apa jenis-jenis anggaran sektor publik ?
c) Apa pengertian Anggaran Tradisional ?
d) Bagaimana Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public
Management (NPM) ?
e) Bagaimana perubahan pendekatan anggaran ?
f) Apa pengertian Anggaran Kinerja dan Pendekatan Zero Based Budgeting ?
g) Bagaimana Manajemen Anggaran Publik dengan pendekatan Planning,
Programming, dan Budgeting System (PBSS)?

C. Tujuan dan Manfaat


a) Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan Anggaran Sektor Publik
b) Untuk mengetahui Apa jenis-jenis anggaran sektor publik
c) Untuk mengetahui Apa pengertian Anggaran Tradisional
d) Untuk mengetahui Bagaimana Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan New
Public Management (NPM)

1
e) Untuk mengetahui Bagaimana perubahan pendekatan anggaran
f) Untuk mengetahui Apa pengertian Anggaran Kinerja dan Pendekatan Zero Based
Budgeting
g) Untuk mengetahui Bagaimana Manajemen Anggaran Publik dengan pendekatan
Planning, Programming, dan Budgeting System (PBSS)

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Anggaran Sektor Publik
Sistem anggaran sektor public dalam perkembangannya telah menjadi instrument
kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal
tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai
alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat
berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan
pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah banyak
mengalami perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan
berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan
perkembangan tuntutan yang ada di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis
pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Kedua
pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional da anggaran konvensional, dan
pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.1

B. Jenis - Jenis Anggaran Sektor Publik


Jenis anggaran sektor publik berkembang dan berubah sesuai dengan kondisi
perkembangan pemerintaan sebuah negara. Adapun jenis – jenis anggaran sektor publik
secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Anggaran Operasional (Operational/Recurrent Budget)


Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari – hari dalam
menjalankan pemerintahan. Misalnya adalah belanja rutin adalah (recurrent
expenditure) yaitu pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran
dan tidak menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah. Secara umum pengeluaran
yang masuk kategori anggaran dan operasional antara lain Belanja Administrasi
Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan.

1
Muhammad Yusra.”Akuntansi Sektor Publik”.Modul Akuntansi Sektor Publik.2016.Hal.18

3
4

2. Anggaran Modal (Capital/Investment Budget)


Anggaran modal menunjukkan rencana jangka Panjang dan pembelanjaan atas aktiva
tetap seperti Gedung, peralatan, kendaraa, perabot dan sebagainya. Pada dasarnya
pemerintah tidak mempunyai uang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah
milik publik.

3. Anggaran Pengesahan (Tentative Enacted Budgets)


Anggaran ini dibagi dalam anggaran tentative (tentative) dan anggaran enacted
anggaran tentative adalah anggaran yang tidak memerlukan penegesahan dari
Lembaga legislative karena kemunculannya yang dipicu oleh hal – hal yang tidak
direncanakan sebelumnya. Sebaliknya, anggaran enacted adalah anggaran yang
direncanakan kemudian di bahas oleh Lembaga legislative.

4. Anggaran Dana Alokasi Umum (Dau)


Dana alokasi umu adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap daerah
otonom (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana
pembangunan.DAU merupakan salah satu komponen belanja APBN dan menjadi
salah satu komponen pendapatan pada APBD. Tujuan DAU adalah sebagai
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai berbagai kebutuhan
Daerah Otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.2

5. Anggaran Dana Alokasi Khusus


Dana alokasi khusus (DAK) adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan
kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu.

6. Anggaran Tetap Vs Anggaran Fleksibel


Pada anggaran tetap, persetujuan belanja sudah ditetapkan jumlahnya diawal taun
anggaran. Jumlah tersebut tidak boleh dilampaui meskipun ada peningkatan jumlah
kegiatan yang dilakukan. Pada anggaaran fleksibel, harga barang/jasa per unit telah
ditetapkan. Meskipun demikian, jumla anggaran keseluruhan akan berfluktuasi
bergantung pada banyaknya kegiatan yang dilakukan.
2
Arfan Ikhsan.”Akuntansi Sektor Publik”.Hal.61
5

7. Anggaran Eksekutif Vs Anggaran Legislatif


Berdasarkan penyusunannya anggaran dapat dibagi menjadi anggaran eksekutif yaitu
anggaran yang disusun oleh Lembaga eksekutif, dalam hal ini pemerintah, serta
anggaran legislatif yaitu anggaran yang disusun oleh Lembaga legislatif tanpa
melibatkan pihak eksekutif. Selain itu, ada juga disebut anggaran Bersama yaitu
anggaran yang disusum secara Bersama – sama antara lembaga eksekutif dan
legislatif. Sementara itu, sebuah anggaran yang disusun oleh suatu komite khusus
disebut anggaran komite.

C. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara-
negara berkembang. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan tradisional ini yaitu
struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item dan cara penyusunan anggaran
yang didasarkan atas pendekatan incrementalisme.
Pertama, adalah cara penyusunan berdasarkan pos-pos belanja atau line-item.
Anggaran dengan pendekatan tradisional menampilkan anggaran dalam perspektif sifat
dasar dari sebuah pengeluaran. Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk
menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur
anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk
digunakan periode sekarang. Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-
item dilandasi alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk
mengontrol pengeluaran 3
Kedua, penggunaan konsep incrementalisme, yaitu hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan
menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya
penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam. Pendekatan ini
akan menyebabkan terjadinya kesalahan yang terus menerus hingga akhirnya akan sulit
ditelusuri awal terjadinya kesalahan.

3
Dewi Rina Komarawati.”Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Sebagai Salah Satu Sarana Mewujudkan Good
Governance pada Pemerintahan Kabupaten Lahat”.Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.8 No.16 Desember
2010.Hal 55
6

D. Anggaran Publik Dengan Pendekatan New Public Management (NPM)


Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sector public
yang cukup drastic dari system manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis,dan
hierarkis menjadi model menejemen sector public yang feksibel dan lebih
mengakomodasi pasar perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana
perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat paradigma baru yang muncul dalam mananjemen
sector public tersebut adalah pendekatan New Public Management.
berfokus pada manajemen sector public yang berorientasi pada kinerja, bukan
berorientasi kebijakan penggunaan paradigma tersebut menimbulkan beberapa
konsekuensi bagi pemerintah diantaranya adalah tuntutan untuk melakukan efesiensi,
pemangkasan biaya cost sutting, dan kompetisi tender anggaran dengan pendekatan
adalah anggaran yang berorientasi pada kinerja, yang terdiri atas planning programming
and budgeting system, Zero Based Budgeting dan performance budgeting.4
Salah satu model pemerintahan di era New Publik Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yag tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep reinventing government perspektif baru
pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:
1. Pemerintahan katalis
Fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
public.Pemerintahan harus menyediakan beragam pelayanan public, tetapi tidak
harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya. Sebaiknya pemerintah
memfokuskan diri pada pemberian arahan
2. Pemerintahan milik masyarakat
Memberdayakan masyarakat daripada melayani.Pemerintah sebaiknya
memberikan wewenang kepada masyarakat sehigga mereka mampu menjadi
masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri.
3. Pemerintah yang kompetitif

4
Mardiasmo, Akuntansi sektor Publik, Yogyakarta, 2007
7

Menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan public


Kompetisi adalah satu – satunya cara untuk menghemat biaya sekaliggus
meningkatkan kualitas pelayanan.
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi
5. Pemerintah yang berorientasi hasil
Membiayai hasil bukan masukan.
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan
Memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi
7. Pemerintahan wirausaha
Mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakannya.
8. Pemerintah antisifatif
Berusaha mencegah daripada mengobati
9. Pemerintahan desentralisasi
Dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja
10. Pemerintahan berorientasi pada pasar mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar dan bukan mekanisme administrative prosedur dan pemaksaan.

E. Perubahan Pendekatan Anggaran


Reformasi sector public yang salah satunya ditandai dengan munculnya era new
public management telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang
lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sector public.
Pendekatan baru dalam sistem anggaran public tersebut cenderung memiliki
karakteristik umum sebagai berikut:
1. Komprehensif
2. Terintegrasi dan lintas departemen
3. Proses pengambilan keputusan yang rasional
4. Berjangka panjang
5. Spesifikasi tujuan danperangkinan prioritas
6. Analisis total cost dan benefit
7. Berorientasi input, outputdan outcome, bukan sekedar input
8

8. Adanya pengawasan kinerja (modul akuntansi sektor publik).5

F. Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja dan Pendekatan Zero Based Budgeting


1. Anggaran Berbasis Kinerja
Anggaran kinerja adalah suatu sistem yang mencakup kegiatan penyusunan
program dan tolak ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran
program (Mardiasmo,2002). Anggaran kinerja mendekatkan pada pendayagunaan
dana yang tersedia untuk mencapai hasil yang maksimal.
Anggaran berbasis kinerja bersifat desentralisasi dan develoved management,
berorientasi pada input, output, outcome (value for money), utuh dan komprehensif
dengan perencanaan jangka panjang, berdasarkan sasaran dan target kinerja, lintas
departemen.6

2. Pendekatan Zero Based Budgeting


Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang
ada pada sisitem anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan
konsep Zero Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item
karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-base). Penyusunan anggaran yang
bersifat incremental mendasarkan besarnya anggaran tahun ini untuk menetapkan
anggaran tahun depan, yaitu dengan menyesuaikan dengan tingkat inflasi atau jumlah
penduduk. ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran
tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini.
Beberapa keunggulan ZBB yaitu:
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi
sumber daya secara lebih efisien.
2. ZBB berfokus pada value for money.
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan
ketidakefektivan biaya.

5
Yulia Mujiaty & Lavita, Akuntansi Sektor Publik, Modul Akuntansi Sektor Publik, (Universitas Bina Sarana
Informatika: 2019), Hal.12-13
6
Dewi Rina Komarawati, “ Penetapan Anggaran Berbasis Kinerja Sebagai Salah Satu Sarana Mewujudkan Good
Governance Pada Pemerintah Kabupaten Lahat”, Jurnal Akuntansi Vol. 8 No.16, 2010, Hal.56
9

4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer.


5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses
penyusunan anggaran.
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan
mendorong organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola
perilaku biaya serta tingkat pengeluaran.

Sedangkan kelemahan ZBB adalah:


1. Prosesnya memakan waktu lama (time consuming), terlalu teoritis dan
tidak praktis, membutuhkan biaya yang besar, serta menghilangkan kertas
kerja yang menumpuk kertas pembuatan paket keputusan.
2. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek.
3. Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju.
4. Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah pada proses meranking dan
mereview paket keptusuan. Mereview ribuan paket keputusan merupakan
pekerjaan yang melelahkan dan membosankan, sehingga dapat
mempengaruhi keptusan.
5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang
memiliki keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi. ZBB berasumsi
bahwa semua staf memiliki kemampuan untuk mengkalkulasi paket
keputusan. Selain itu dalam perankingan muncul pertimbangan subyektif
atau mungkin terdapat tekanan politik sehingga tidak obyektif lagi.
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket
keputusan harus masuk dalam anggaran.
7. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi.7

G. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)


Planning Programming Budgeting System adalah suatu proses perencanaan,
pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan
yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan di dalamnya terkandung identifikasi tujuan
7
Arifin lubis dkk, “Kajian Perbedaan Kinerja Atas Penerpan Anggaran Zero Based Budget Dengan Berbasis
Kinerja Pada SKPD Pemko Medan”, Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol.6 No.1, 2014, Hal.53
10

organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian,


pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap semua kegiatan sangat diperlukan selain
dipertimbangkan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan
datang. Pada hakikatnya, berbagai jenis anggaran yang muncul belakangan berkarakter
lebih rasional dibandingkan dengan ‘line-item budgeting’. Oleh karena itu, PPBS dikenal
sebagai ‘program budgeting’.
Dalam praktiknya, PPBS murni dinilai mengandung kelemahan-kelemehan seperti
yang dikemukakan di atas (Jones dan Pendlebury, 1998) (Shafritz dan Russell, 1997),
kedua jenis anggaran tersebut ditinggalkan oleh banyak pihak dan saat ini yang
berkembang secara pesat adalah ‘performance budgeting’.
Beberapa keunggulan dan kelemahan Planning Programming Budgeting System
sebagai berikut:
Keunggulan Kelemahan
1. Menggambarkan tujuan organisasi 1. Merupakan proses multikompleks
yang lebih nyata dan membantu dan memerlukan banyak
pimpinan dalam membuat keputusan perhitungan dan analisis.
yang menyangkut usaha pencapaian 2. Memerlukan pengelola yang ahli
tujuan. dan memiliki kualitas yang tinggi.
2. Menghindarkan adanya pertentangan 3. Terlalu kompleks, baik secara
dan overlaping program serta teknis maupun praktis.8
mewujudakan sinkronisasi dan
integrasi antar aparat organisasi
dalam proses pencatatan.
3. Alokasi sumber daya yang lebih
efisien dan efektif berdasarkan
analisis manfaat dan biaya untuk
mencapai tujuan.

8
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2005), Hal. 171-172
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan
moneter sekaligus dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta
pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan
sistematis.
Terdapat dua pendekatan dalam penyusuna anggaran sektor publik, yaitu
pendekatan tradisional dengan pendekatan New Public Management. Pendekatan
NPM dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Terdapat
beberapa jenis-jenis anggaran sektor publik yaitu anggaran operasional, anggaran
modal, anggaran pengesahan, anggaran dana alokasi, anggaran dana alokasi khusus,
anggaran tetap vs anggaran fleksibel, anggaran eksekutif vs anggaran legislatif, zero
based budgeting, planning programming and budgeting system.

B. SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan, penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

11
Daftar Pustaka

Bantian, Indra. 2005. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga
Komarawati, Dewi Rina. 2010. Penetapan Anggaran Berbasis Kinerja Sebagai Salah Satu
Sarana Mewujudkan Good Governance Pada Pemerintah Kabupaten Lahat. Jurnal
Akuntansi Vol. 8 No.16 . Hal.56
Lubis, Arifin dkk. 2015. “Kajian Perbedaan Kinerja Atas Penerpan Anggaran Zero Based
Budget Dengan Berbasis Kinerja Pada SKPD Pemko Medan”. Jurnal Keuangan dan
Bisnis Vol.6 No.1 . Hal.53
Lavita & Mujiaty Yulia. 2019. Akuntansi Sektor Publik. Modul Akuntansi Sektor Publik.
Universitas Bina Sarana Informatika

12

Anda mungkin juga menyukai