LEASING SYARIAH
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah bank dan lembaga keuangan syariah
Di buat oleh;
Dosen pengampu
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “leasing syariah” adapun makalah ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai referensi, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk ini kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah tentang leasing syariah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Leasing Syariah .................................................................................2
B. Landasan Hukum Leasing Syariah ......................................................................3
C. Rukun dan Syarat..................................................................................................4
D. Macam-macam Ijarah...........................................................................................5
E. Mekanisme Ijarah.................................................................................................5
F. Perbedaan Leasing syariah dan Konvensional.....................................................6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia bisnis pun menjadi semakin marak. Dengan
berkembangnya dunia bisnis ini, kebutuhan dana menjadi hal yang tak dapat dielakkan lagi baik
oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang tergabung dalam suatu badan
hukum di dalam mengembangkan usahanya maupun di dalam meningkatkan mutu produknya,
sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan maupun tingkat kebutuhan bagi
kalangan lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, saat ini semakin banyak orang yang mendirikan
suatu lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang penyediaan dana ataupun barang yang akan
dipergunakan oleh pihak lain di dalam mengembangkan usahanya. Lembaga pembiayaan tersebut
merupakan lembaga keuangan nonbank. Yang membedakan lembaga pembiayaan dengan bank
adalah bank mengambil dana secara lansung dari masyarakat sedangkan lembaga pembiayaan
tidak mengambil dana secara langsung dari masyarakat.
Salah satu lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah sewa guna usaha atau
biasa disebut juga dengan Leasing. Saat ini, leasing merupakan salah satu cara perusahaan
memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan. Semuanya
telah diatur oleh perusahaan leasing yang disediakan oleh berbagai perusahaan. Leasing juga
merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang saat ini sudah disadari oleh para
usahawan yang ada. Pada kesempatan kali ini, kami akan mencoba membahas tentang
pembiayaan dalam perbankan syariah, yaitu Leasing atau disebut juga Ijarah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian leasing syariah?
2. Apa landasan hukum leasing syariah ?
3. Apa rukun dan syarat leasing syariah ?
4. Apa saja macam-macam ijaroh ?
5. Bagaimana mekanisme ijarah ?
6. Apa perbedaan leasing syariah dengan konvensional ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
“.....dan jika Kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.
Sewa guna usaha syari’ah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi maupun tanpa hak opsi yang
akan digunakan oleh penyewa selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara angsuran dimana menggunakan prinsip ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik.
Sewa guna usaha syari’ah diatur di dalam;
Peraturan Ketua Badan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Per-
03/BL/2007 tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip
Syari’ah.
Peraturan Ketua Badan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Per-
04/BL/2007 tentang Akad-akad Yang Digunakan Dalam Kegiatan Perusahaan
Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syari’ah.
Surat Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor B-
323/DSN-MUI/XI/2007 tanggal 29 November 2007 tentang Pernyataan DSN-
MUI atas Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
َ ك نَحْ نُ قَ َس ْمنَا بَ ْينَهُ ْم َّم ِع ْي َشتَهُ ْم فِي ْال َحيَ َو ِة ال ُّد ْنيَا َو َرفَ ْعنَا بَ ْع
ضهُم َ ِّأَهُ ْم يَ ْق ِس ُموْ نَ َرحْ َمتَ َرب
َت َربِّكَ َخ ْي ٌر ِّم َّما يَجْ َمعُوْ ن ُ ضهُ ْم بَ ْعضًا س ُْخ ِريًّا َو َرحْ َم ُ ت لِّيَتَّ ِخ َذ بَ ْع
ٍ ْض َد َر َج
ٍ ق بَع َ ْفَو
“Apabila mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan
antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah
meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian meraka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (Qs. Az-Zukhruf: 32)
4
ُت ا ْستَ ْئ ِجرْ هُ إِ َّن َخي َْر َم ِن ا ْستَ ْئ َجرْ تَ ْالقَ ِويُّ اأْل َ ِمين
ِ َت إِحْ َدهُ َما يَأ َ ب
ْ َقَا ل
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai
orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang
kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”
(Qs. Al-Qashash:26)
Adapun dasar hukum leasing dalam hadits adalah, Hadist Rasulullah SAW yang
artinya:
“Berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjakan, sebelum kering
keringat mereka” (HR.Abu Ya’la, Ibnu Majah, at-Tabrani dan at-Tirmidzi)
Sedangkan, landasan hukum di Indonesia menurut:
1. Fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-
Tamlik (sewa-beli).[2]
2. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) senin,10
Desember 2007 menerbitkan 2 peraturan tentang leasing syariah yaitu:
a. Peraturan Ketua Bapepam-LK No Per-03/BL/2007 tentang kegiatan
perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
b. Peraturan Ketua Bapepam-LK No Per-04/BL/2007 tentang akad-akad yang
digunakan dalam kegiatan perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
D. Macam-macam Ijarah
Dalam hukum Islam, akad ijarah dibagi kepada dua jenis, yaitu:
1. Ijarah Sewa Jasa
Ijarah sewa jasa merupakan sebuah kegiatan mempekerjakan seseorang dengan
memberikan imbalan atas jasanya.
Upah yang diberikan oleh musta'jir (orang yang mempekerjakan) kepada ajir
(pekerja) disebut dengan ujrah.
2. Ijarah Sewa Barang dan ijarah munthahiya bit tamlik.
a) Ijarah sewa barang merupakan sebuah kegiatan pemindahan hak guna terhadap
suatu barang dengan adanya imbalan atas pemanfaatan barang tersebut.
Ijarah ini tidak terlalu berbeda dengan leasing (sewa) yang ada dalam bisnis
konvensional, di mana pihak yang menyewa (lesse) disebut dengan musta'jir
sedangkan pihak yang menyewakan (lessor) disebut dengan mu'jir/muajir, serta
harga sewa disebut dengan ujrah.
b) ijarah munthahiya bit tamlik (IMBT)
Memberikan fasilitas kepada nasabah yang membutuhkan manfaat atas barang
(sewa) dengan pembayaran tangguh, dengan opsi memiliki dikemudian hari
IMBT adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa
untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya dengan opsi
perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa.
Setelah ditandatangani akad ijarah maka hal selanjutnya yaitu pihak bank menyerahkan
objek ijarah tersebut kepada pihak nasabah.
Apabila jangka waktu ijarah telah berakhir, maka pihak nasabah harus
mengembalikan objek ijarah tersebut kepada pihak bank.Setelah objek ijarah tersebut
dikembalikan oleh nasabah kepada pihak bank, maka terdapat dua kemungkinan yang
akan terjadi yaitu:
1) Jika objek ijarah tersebut merupakan barang yang disewa oleh bank dari pemasok,
maka bank akan mengembalikan objek ijarah tersebut kepada pihak pemasok.
2) Jika objek ijarah tersebut merupakan barang yang dibeli oleh bank dari pihak
pemasok. maka bank akan menyimpan objek ijarah tersebut sebagai persediaan untuk
transaksi kedepannya.
8
FIF yaitu, Produk NMC dan UMC yang dapat dibiayai dengan pembiayaan syariah hanya
untuk Reguler saja. Manfaat dan keunggulan dari kegiatan atau industri sewa guna
usaha/leasing antara lain: Leasing/sewa guna usaha dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber dana bagi pengusaha yang membutuhkan barang modal, selama jangka waktu
tertentu dengan membayar sewa, dan lain sebagainya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Maka dari
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan penulisan
makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai referensi dalam mempelajari
Lembaga Keuangan Syariah khususnya leasing syariah.