Anda di halaman 1dari 14

ARISAN ONLINE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Pada Mata Kuliah Masailul Fiqhiyah

Dosen: Dimyati, M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI S.I PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Di Susun Oleh :

1. Fitria Nur Latifa (192210216)


2. Bani Munshorif (191210039)
3. Khabib Choiriah (191210209)

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU


METRO LAMPUNG
1444 H/ 2022 M

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah untuk berpikir sehingga dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Masailul Fiqhiyah.
Dalam penulisan ini kami tulis dalam bentuk sederhana, sekali mengingat
keterbatasan yang ada pada diri penulis sehingga semua yang ditulis masih sangat
jauh dari sempurna.
Atas jasanya semoga Allah SWT memberikan imbalan dan tertulisnya
Makalah ini dapat bermanfaat dan kami minta ma’af sebelumnya kepada Dosen,
apabila ini masih belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas kritik dan
saran-saran nya yang sifatnya membangun tentunya.

Metro, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2

A. Pengertian Arisan ........................................................................... 2

B. Hukum Arisan ................................................................................ 3

C. Rukun Dan Syarat Arisan .............................................................. 5

D. Jenis Arisan .................................................................................... 6

E. Manfaat Arisan............................................................................... 6

F. Arisan Online.................................................................................. 8

BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Dengan melihat begitu kompaknya hubungan dalam masyarakat, manusia


dituntut untuk saling membantu dalam hal kebaikan yaitu dengan cara
bermuamalah. “Muamalah adalah merupakan bagian dari hukum Islam yang
mengatur hubungan antara dua pihak atau lebih dalam suatu transaksi”.1 Namun
jika melihat suatu kenyataan di masyarakat pada saat sekarang ini sudah banyak
Praktik ekonomi yang mengaku berazazkan Islam atau untuk tolong-menolong
tapi kenyataannya memberatkan bagi masyarakat. Salah satu bentuk transaksi
yang marak di masyarakat saat ini ialah arisan.
“Arisan merupakan kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang
bernilai sama oleh beberapa orang dan diundi di antara mereka untuk menentukan
siapa yang memperolehnya. Undian dilaksanakan di sebuah pertemuan secara
berkala sampai semua anggota memperolehnya.”2 Sedangkan dalam kutipan
Kartika Sunu Wati, “arisan merupakan salah satu kegiatan pengumpulan dana
yang ditarik dengan cara diundi atau bergiliran, dimana pada dasarnya kegiatan
arisan adalah kegiatan investasi dana”.3

1
Nurfaizal, “Prinsip-Prinsip Muamalah Dan Inplementasinya Dalam Hukum Perbankan
Indonesia”, dalam Jurnal Hukum Islam, Vol. XIII No. 1 Nopember 2013, hlm. 194
2
Muhammad Zakaria Umar, “Pembangunan Rumah Tinggal dengan Sistim Arisan di
Desa Pangan Jaya”, dalam EMARA Indonesian Journal of Architecture Vol 3 Nomor 1 – August
2017, hlm. 3
3
Kartika Sunu Wati, “Modal Dalam Praktik Sosial Arisan Sosialita (Studi Fenomenologi
Terhadap Dua Kelompok Arisan Sosialita di Malang dan Jakarta)”, dalam Jurnal Idea Societa Vol.
2 No 5 Oktober, 2015, hlm. 2

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Arisan
Arisan merupakan kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang
bernilai sama oleh beberapa orang dan diundi di antara mereka untuk
menentukan siapa yang memperolehnya. Undian dilaksanakan di sebuah
pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.4 Sedangkan
dalam kutipan Kartika Sunu Wati, arisan merupakan salah satu kegiatan
pengumpulan dana yang ditarik dengan cara diundi atau bergiliran, dimana
pada dasarnya kegiatan arisan adalah kegiatan investasi dana.5
Dalam budaya Indonesia, anggota arisan yang menang yakni
mendapatkan giliran menerima uang arisan yang telah terkumpul memiliki
kewajiban untuk membuat pertemuan yang dihadiri anggota arisan. Arisan
adalah kegiatan di luar ekonomi formal. Bisa dikatakan bahwa arisan adalah
sistem penyimpanan uang sekaligus kegiatan sosial karena ada unsur
pertemuan yang bersifat memaksa karena anggota diharuskan membayar
sebelum arisan diundi atau diserahkan hasil pengumpulan uangnya.6
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, Inti dari arisan adalah
menyimpan sekaligus meminjam sejumlah uang dari peserta lainnya dengan
maksud agar pada suatu saat dapat mengumpulkan uang dalam jumlah besar
untuk keperluan yang besar pula. Disamping itu, terkadang maksud untuk
bertemu secara bergiliran dan tetap.

4
Muhammad Zakaria Umar, “Pembangunan Rumah Tinggal dengan Sistim Arisan di
Desa Pangan Jaya”, dalam EMARA Indonesian Journal of Architecture Vol 3 Nomor 1 – August
2017, hlm. 3
5
Kartika Sunu Wati, “Modal Dalam Praktik Sosial Arisan Sosialita (Studi Fenomenologi
Terhadap Dua Kelompok Arisan Sosialita di Malang dan Jakarta)”, dalam Jurnal Idea Societa Vol.
2 No 5 Oktober, 2015, hlm. 2
6
Mokhamad Rohma Rozikin, Hukum Arisan dalam Islam, (Malang: UB Pres, 2018),
hlm. 1

2
B. Hukum Arisan
Arisan secara umum termasuk muamalat yang belum pernah disinggung
di dalam Al-quran dan as Sunnah secara langsung, maka hukumnya
dikembalikan kepada hukum asal muamalah, yaitu dibolehkan.
Setiap muamalat yang menghimpun beberapa akad, hukumnya halal
selama akad-akad yang membangunnya adalah boleh. Mayoritas ulama
Hanafiyah, sebagian pendapat ulama Malikiyah, ulama Syafi’iyah, dan
Hanbali berpendapat bahwa hukum multi akad sah dan diperbolehkan menurut
syariat Islam. Bagi yang membolehkan beralasan bahwa hukum asal dari akad
adalah boleh dan sah, tidak diharamkan dan dibatalkan selama tidak ada dalil
hukum yang mengharamkan atau membatalkannya.7
Jual beli dengan sistem arisan barang adalah akad jual beli biasa, bukan
akad utang piutang atau kombinasi antara akad jual beli dengan utang piutang.
Oleh karena itu, hukumnya mubah dan tidak bisa diharamkan karena tidak ada
dalil yang bisa dipakai untuk mengharamkan transaksi tersebut.8
Para ulama tersebut berdalil dengan al-quran dan Sunnah sebagai
berikut :
Pertama: Firman Allah swt :
ٓ ٰ ‫ت ََو‬h‫ق لَ ُكم َّما فِي ٱَأۡل ۡرض َج ِميعٗ ا ثُ َّم ٱ ۡس‬
َّ ‫ى ِإلَى ٱ‬
‫ ۡب َع‬h‫ َّو ٰىه َُّن َس‬h‫ َمٓا ِء فَ َس‬h‫لس‬ َ َ‫هُ َو ٱلَّ ِذي خَ ل‬
ِ
ٖ ۚ ‫َس ٰ َم ٰ َو‬
‫يم‬ٞ ِ‫ت َوهُ َو بِ ُك ِّل َش ۡي ٍء َعل‬
Artinya: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah:
29)9
Seusai menyebutkan dalil-dalil berupa penciptaan umat manusia dan
apa yang mereka saksikan dari diri mereka sendiri, Allah juga menyebutkan
dalil lain yang mereka saksikan berupa penciptaan langit dan bumi, maka Ia
berfirman, Dia-lah Allah yang menciptakan segala yang ada dibumi untuk

7
Raja Sakti Putra Harhap, “Hukum Multi Akad dalam Transaksi Syariah”, dalam Jurnal
Al-Qasd, Vol 1 No, 1 Agustus 2016, hlm. 40
8
Mokhamad Rohma Rozikin, Hukum Arisan dalam Islam, hlm. 90
9
Al-Quran [2]: 29

3
kamu, kemudian Dia berkendak menuju langit, lalu Dia jadikan tujuh langit.”
Artinya, menuju langit.
Kedua: Firman Allah swt:

‫بَ َغ َعلَ ۡي ُكمۡ نِ َع َمهُۥ‬h ‫ض َوَأ ۡس‬


ِ ‫ا فِي ٱَأۡل ۡر‬hh‫ت َو َم‬ َّ ‫ َّخ َر لَ ُكم َّما فِي ٱ‬h ‫َألَمۡ تَ َر ۡو ْا َأ َّن ٱهَّلل َ َس‬
ِ ‫ ٰ َم ٰ َو‬h ‫لس‬
ۗ
‫ير‬ٖ ِ‫ب ُّمن‬ ٖ َ‫اس َمن يُ ٰ َج ِد ُل فِي ٱهَّلل ِ بِغ َۡي ِر ِع ۡل ٖم َواَل هُ ٗدى َواَل ِك ٰت‬
ِ َّ‫اطن َٗة َو ِمنَ ٱلن‬ ِ َ‫ٰظَ ِه َر ٗة َوب‬
Artinya: tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di
antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa
ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi
penerangan. (QS. Luqman: 20)10
Allah Swt. mengingatkan kepada makhluk-Nya akan semua nikmat
yang telah Dia limpahkan kepada mereka, bahwa Dia telah menundukkan bagi
mereka semua bintang yang di langit sebagai penerangan buat mereka di
malam hari dan di siang harinya. Dia telah menciptakan pula bagi mereka
awan, hujan, salju serta embun yang ada di langit, dan Dia jadikan langit bagi
mereka sebagai atap yang terpelihara. Dan Allah telah menciptakan bagi
mereka bumi ini sebagai tempat tinggal yang disertai sungai-sungainya,
pepohonannya, tanam-tanamannya, dan buah-buahannya. Dia telah
melimpahkan pula kepada mereka nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan yang
batin, yaitu dengan mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab-Nya
kepada mereka untuk menyingkirkan semua keraguan dan penyakit.
Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa Allah swt memberikan semua
yang ada di muka bumi ini untuk kepentingan manusia. Oleh karenanya,
“segala sesuatu yang berhubungan dengan muamalat pada asalnya hukumnya
adalah mubah kecuali ada dalil yang menyebutkan tentang keharamannya.
Dalam masalah arisan tidak kita dapatkan dalil baik dari al-quran yang
melarangnya, berarti hukumnya mubah atau boleh”.11

10
Al-Qur’an [31]: 20
11
Ahmad Zain, “Hukum Arisan dalam Islam”, dalam
http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/166/hukum-arisan-dalam-islam/, diakses pada 5
November 2022

4
Lain halnya menurut Abu Al-Ghifari, adapun hukum arisan yang biasa
dilakukan ibu-ibu hukumnya haram. Dasar diharamkan arisan ini karena
transaksi pemindahan uang atau barang dari anggota arisan tidak jelas apakah
jual beli, tabungan atau simpan pinjam.12 Menurut Qaidah Ushul Fiqh, asal
dari kepemilikan harta itu haram kecuali ada dalil yang membolehkannya.
Yang membolehkan kepemilikan harta menurut Islam yaitu jual beli, hibah,
upah dan simpan pinjam. Sementara dalam arisan itu pemindahan itu tidak
jelas.13

C. Rukun dan Syarat Arisan


Arisan merupakan kegiatan muamalah dengan menggunakan akad
qard, oleh sebab itu syarat dan rukun arisan dalam hal ini mengacu pada rukun
dan syarat qard yaitu sebagai berikut:
Adapan rukun akad qard antara lain:
1) Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang membutuhkan dana,
dan muqridh (pemberi pinjaman), pihak yang memiliki dana.
2) Objek akad, yaitu qardh (dana)
3) Tujuan, yaitu ‘iwad atau countervalue berupa pinjaman tanpa imbalan
(pinjam Rp.X,- dikembalikan Rp.X,-); dan
4) Shighah, yaitu ijab dan qabul. 14
Sedangkan syarat dari akad qard atau qardhul hasan yang harus
dipenuhi dalam transaksi yaitu:
1) Kerelaan kedua belah pihak; dan
2) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal15
D. Jenis-Jenis Arisan
Perkembangan arisan dari masa ke masa banyak mengalami perubahan.
Sesuai dengan berkembangnya zaman banyak jenis arisan yang dipraktekkan
dalam masyarakat diantaranya adalah arisan uang dan arisan barang.

12
Abu Al-Ghifari, Fiqih Remaja Kontemporer, (Bandung: Media Kalbu, 2005), hlm. 419
13
Abu Al-Ghifari, Fiqih Remaja Kontemporer,. hlm. 419
14
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Edisi 1, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2007)., hlm. 48
15
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah., hlm. 48

5
Arisan dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) jenis kearifan lokal inti
(core local wisdoms) yaitu;
1. Kearifan lokal untuk meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan
Kearifan lokal kerja keras, disiplin, pendidikan, kesehatan,
pelestarian dan kreativitas budaya, gotong royong, pengelolaan gender,
dan pengelolaan lingkungan alam dapat diklasifikasikan pada kearifan
lokal yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar berhasil
mencapai kesejahteraannya.
2. Kearifan lokal untuk kedamaian dan kebaikan
Sedangkan kearifan lokal komitmen, pikiran positif,
kesopansantunan, kejujuran, kesetiakawanan sosial, kerukunan serta
penyelesaian konflik, dan rasa syukur dapat diklasifikasikan kedalam
kearifan lokal yang bertujuan untuk membangun kedamaian dengan
kepribadian masyarakat yang baik.16
Berdasarkan keterangan tersebut diatas, arisan diklasifikasikan menjadi
2 yaitu kearifan lokal untuk meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan
dan kearifan lokal untuk kedamaian dan kebaikan.

E. Manfaat Arisan
Adapun manfaat dari arisan adalah “untuk bersosialisasi dan
berkomunikasi, kita bisa saling mengenal bahkan meningkatkan keakraban
atau mempererat tali persaudaraan, serta saling bertukar informasi. Selain
tentunya saling membantu dalam segi ekonomi sebagai wujud dari budaya
mapalus yaitu adanya rasa kebersamaan”.17
Ada 5 manfaat lagi yang didapat bila Anda mengikuti arisan sebagai
berikut ini:
1. Bersosialisasi

16
Joanne P.M. Tangkudung & J.J Senduk, “Mapalus Arisan Sebagai Salah Satu Model
Kearifan Lokal Masyarakat Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara”, dalam Jurnal
LPPM Bidang EkoSosBudKum, Volume 3 Nomor 2 Tahun 2016 Edisi Oktober, hlm. 108
17
Joanne P.M. Tangkudung & J.J Senduk, “Mapalus Arisan Sebagai Salah Satu Model
Kearifan Lokal Masyarakat Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara”,. hlm. 108

6
Melalui arisan tentunya kita bisa lebih saling mengenal dan akrab antar
anggota arisan
2. Sebagai ajang promosi
Sebagian orang ada yang memanfaatkan arisan sebagai ajang promosi.
Melakukan promosi pada saat arisan merupakan cara yang paling efektif
karena tidak dipungut biaya dan sudah tahu latar belakang konsumen yang
disasar.
3. Sebagai tempat latihan menabung
Ada manfaat ekonomi yang bisa didapat dari mengikuti arisan yaitu
tempat berlatih untuk menabung. Bila Anda termasuk orang yang sulit
menabung, maka kegiatan ini bisa dijadikan sebagai ajang latihan untuk
mendisiplinkan diri.
4. Sebagai wadah untuk bertukar informasi
Meskipun saat ini teknologi sudah canggih, namun tetap saja orang masih
mencari berbagai informasi kepada orang lain. Misalnya mengenai
informasi pendidikan, kesehatan, keluarga, anak, dan lain sebagainya.
Dengan mengikuti arisan, informasi tersebut tentunya akan mudah dicapai
karena sebagian orang yang ada dalam arisan tersebut memiliki latar
belakang yang sama yaitu sebagai orangtua dan memiliki anak.
5. Melepas stres hidup.18
Berdasarkan keterangan tersebut diatas, manfaat arisan antara lain yaitu
bersosialisasi, sebagai ajang promosi, sebagai tempat latihan menabung,
sebagai wadah untuk bertukar informasi dan melepas stres hidup.
F. Arisan Online
Pokok pandangan para ulama’ menyikapi fenomena arisan online. Para
ulama’ sepakat bahwa arisan baik yang dilakukan secara offline maupun
online pada dasarnya diperbolehan dalam Islam. Sebagiamana kaidah fiqh

18
Joanne P.M. Tangkudung & J.J Senduk, “Mapalus Arisan Sebagai Salah Satu Model
Kearifan Lokal Masyarakat Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara”,. hlm. 110

7
menyatakan bahwa: Hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.19
Praktik arisan diperbolehkan jika prinsip yang dijalankan adalah tolong
menolong (ta’awun). Allah S.W.T. memerintahkan manusia tolong menolong
dalam kebaikan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah [5]:
2. Prinsip ta’awun merupakan landasan etika dalam muamalah. Prinsip
ta’awun selaras fitrah manusia untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. 20
Sikap
tolong menolong karakter umat Islam sejak masa Rasulullah S.A.W. Ajaran
Islam tidak membiarkan umatnya kesusahan tanpa ada bantuan dari muslim
lain. Tolong menolong dapat dilakukan dalam berbagai aktifitas, asalkan
berupa kebaikan, walaupun yang meminta tolong musuh kita. Sebab, dengan
saling tolong menolong akan memudahkan pekerjaan, mempercepat
terealisasinya kebaikan, memperkuat persatuan dan kesatuan.21
Mayoritas ulama’ berpendapat bahwa setiap tambahan dilarang karena
arisan termasuk akad qardh. Sedangkan sebagian kecil memperbolehkan
tambahan dengan catatan. Hal ini didasarkan pada perbedaan pemahaman
terhadap nash AlQur’an, hadits, dan kaidah-kaidah fiqh.
Secara konseptual, akad qardh dilakukan dengan ketentuan debitur akan
mengganti harta pemberian kreditur dengan jumlah senilai. Akad qardh
dimaksudkan sebagai bantuan kepada debitur. Qardh termasuk salah satu akad
tabarru’, yaitu akad yang mengutamakan tujuan sosial dan tidak berorientasi
bisnis. Jumhur ulama’ berpendapat bahwa akad qardh yang terdapat tambahan
haram hukumnya karena terdapat unsur riba.22
Dan setiap tambahan baik berupa selisih setoran, biaya admin, dan
denda dilarang karena terdapat unsur riba. Beliau mendasarkan pandangannya

19
A. Djazuli. Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-Masalah yang Praktis. Jakarta: Kencana. (2006). hlm. 130
20
Jirhanuddin Jirhanuddin, Ahmad Dakhoir, and Sulistyaningsih Sulistyaningsih.
Manajemen Dana Iuran Rukun Kematian di Puntun Kota Palangka Raya. JURNAL ALQARDH,
1(2). (2016). hlm. 139
21
A. Djazuli. Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-Masalah yang Praktis, hlm. 133
22
Abdul Ghofur Anshori.. Hukum perjanjian Islam di Indonesia: Konsep, Regulasi, dan
Implementasi. UGM PRESS. (2018) hlm. 183.

8
pada kaidah: “Setiap hutang yang disana ada manfaat dari salah satu pihak
terutama dari pihak si penghutang maka itu dikatakan riba”.23 Adapun dasar
pertimbangannya yaitu setiap transaksi tidak boleh mengandung madharat di
dalamnya. Sebagai kaidah fiqh menyatakan: Bahwa segala sesuatu itu tidak
boleh mengandung madlarat dan tidak menimbulkan madlarat.
Biaya untuk admin termasuk akad ijarah ad-dzimah. yaitu akad atau
transaksi yang objeknya adalah jasa/manfaat dari tenaga seseorang. 24 Hukum
asal upah mengupah adalah boleh, asalkan dilakukan sesuai dengan ketentuan
syara’. Dasar hukum dibolehkannya akad Ijarah Ad-Dzimah adalah sebagai
fiman Allah S.W.T. dalam Q.S. At-Thalaq [65]: 6. Begitu pula dengan denda
yang diberlakukan dalam arisan ini. Denda adalah cara untuk menertibkan
pembayaran iuran antar peserta.
Hukum asal keharaman membuat tambahan dalam akad qardh tidak
dapat berubah meskipun terdapat rasa sukarela dari para anggota. Sikap
sukarela dari para anggota arisan tidak merubah ketentuan hukum. Prinsip
sukarela mendapat perhatian dalam fiqh muamalah. Seseorang tidak boleh
melakukan transaksi dengan terpaksa sebagaimana firman Allah S.W.T. dalam
Q.S. An-Nisa [4]: 29.25

23
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), p. 281.
24
H. Abd Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, and Sapiudin Shidiq.. Fiqh Muamalat.
Jakarta: Kencana Prenada. (2010), hlm. 277.
25
Aris Baidowi.. Etika Bisnis Perspektif Islam. JURNAL HUKUM ISLAM. (2016)hlm.
246.

9
BAB III
KESIMPULAN

Praktik arisan online tersebut termasuk perjanjian utang piutang.


Perjanjian dalam arisan ini adalah sah meskipun tidak dilaksanakan secara tertulis,
karena Pasal 1320 KUH Perdata tidak mensyaratkan sahnya perjanjian harus
secara tertulis. Penerapan denda keterlambatan pembayaran iuran adalah
penerapan dari Pasal 1243 KUH Perdata tentang penggantian biaya, kerugian dan
bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan. Para ulama’ sepakat bahwa
arisan baik yang dilakukan secara offline maupun online pada dasarnya
diperbolehan dalam Islam. Sebagiamana kaidah fiqh menyatakan bahwa: Hukum
asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

A. Djazuli. Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam


Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis. Jakarta: Kencana. (2006).
hlm. 130
Abdul Ghofur Anshori.. Hukum perjanjian Islam di Indonesia: Konsep, Regulasi,
dan Implementasi. UGM PRESS. (2018) hlm. 183.
Abu Al-Ghifari, Fiqih Remaja Kontemporer, (Bandung: Media Kalbu, 2005),
hlm. 419
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), p. 281.
Ahmad Zain, “Hukum Arisan dalam Islam”, dalam
http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/166/hukum-arisan-dalam-
islam/, diakses pada 5 November 2022
Aris Baidowi.. Etika Bisnis Perspektif Islam. JURNAL HUKUM ISLAM.
(2016)hlm. 246.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Edisi 1, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2007)., hlm. 48
H. Abd Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, and Sapiudin Shidiq.. Fiqh
Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada. (2010), hlm. 277.
Jirhanuddin Jirhanuddin, Ahmad Dakhoir, and Sulistyaningsih Sulistyaningsih.
Manajemen Dana Iuran Rukun Kematian di Puntun Kota Palangka Raya.
JURNAL ALQARDH, 1(2). (2016). hlm. 139
Joanne P.M. Tangkudung & J.J Senduk, “Mapalus Arisan Sebagai Salah Satu
Model Kearifan Lokal Masyarakat Kecamatan Kauditan Kabupaten
Minahasa Utara”, dalam Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, Volume 3
Nomor 2 Tahun 2016 Edisi Oktober, hlm. 108
Kartika Sunu Wati, “Modal Dalam Praktik Sosial Arisan Sosialita (Studi
Fenomenologi Terhadap Dua Kelompok Arisan Sosialita di Malang dan
Jakarta)”, dalam Jurnal Idea Societa Vol. 2 No 5 Oktober, 2015, hlm. 2
Mokhamad Rohma Rozikin, Hukum Arisan dalam Islam, (Malang: UB Pres,
2018), hlm. 1
Muhammad Zakaria Umar, “Pembangunan Rumah Tinggal dengan Sistim Arisan
di Desa Pangan Jaya”, dalam EMARA Indonesian Journal of Architecture
Vol 3 Nomor 1 – August 2017, hlm. 3
Raja Sakti Putra Harhap, “Hukum Multi Akad dalam Transaksi Syariah”, dalam
Jurnal Al-Qasd, Vol 1 No, 1 Agustus 2016, hlm. 40

11

Anda mungkin juga menyukai