Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKAD TIJARAH

Disusun oleh :
1. Dina Novitasari (09)
2. Fitri Nur Aisyah (18)
3. Jocelin Rizqullah H (21)
4. Rosa Nur Fauziah (28)
5. Trias Ardita Meilani (30)

PERBANKAN SYARIAH
SMK NEGERI 2 KOTA MOJOKERTO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang akad tijarah. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
penilaian mata pelajaran produktif Ekonomi Islam bagi para siswa-siswi dari Jurusan Perbankan
Syariah SMKN 2 Mojokerto.

Makalah ini merupakan salah satu bahan pertimbangan untuk penilaian dalam mata
pelajaran produktif Ekonomi Islam. Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai media belajar dan
juga dijadikan sebagai acuan pemahaman para siswa-siswi tentang materi yang diberikan. Dan
kami harap makalah ini akan memberi banyak manfaat bagi kami para siswa-siswi maupun bagi
pembaca.

Dikesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, yang
telah memberi dukungan moral dan juga bimbingannya pada kami. Kami mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Ibu Melati Puspita Sari S.Pd, selaku guru mata pelajaran produktif Ekonomi Islam

2. Ibu Widy Triani, selaku guru pembimbing mata pelajaran produktif Ekonomi Islam

3. Orang tua dan teman-teman kami yang ikut mendukung proses pengerjaan makalah ini sampai
selesai.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal, namun kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Mojokerto, 15 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

LATAR BELAKANG................................................................................................................4

RUMUSAN MASALAH............................................................................................................5

TUJUAN.....................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................7

Pengertian Akad Tijarah...........................................................................................................7

Hukum Pelaksanaan Akad Tijarah..........................................................................................7

Jenis Akad Tijarah.....................................................................................................................8

Perbedaan Akad Tijarah dengan Akad Lain........................................................................10

Contoh Akad Tijarah...............................................................................................................12

BAB III PENUTUP......................................................................................................................15

KESIMPULAN.........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akad tijarah adalah akad atau perjanjian yang dilakukan saat hendak melaksanakan
transaksi ekonomi yang bersifat profit oriented.

Kegiatan transaksi dapat dilakukan antar individu ataupun individu dengan kelompok,
juga kelompok dengan kelompok tentunya. Tujuan dari akad tijarah untuk mencari dan
mendapatkan keuntungan dimana rukun dan syarat telah terpenuhi.

Menurut Imam an-Nawawi, ahli fikih Mazhab Syafii mengartikan tijarah sebagai
"pemindahan hak terhadap benda dengan melakukan tukar-menukar murni, yakni tukar-
menukar barang". Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini harus bermanfaat dan
diperbolehkan oleh syariat Islam. Hukum tijarah pada prinsipnya adalah mubah
(dibolehkan)

Jenis akad tijarah ada dua, yaitu Natural Certainty Contract (NCC) dan Natural
Uncertainty Contract (NUC). Kemudian jenis transaksi yang termasuk dalam NCC,
meliputi ba'i (jual-beli), murabahah, salam, istishna, ijarah, Ijarah munthaiya bit tamlik
(IMBT), dan sharf. Sementara jenis transaksi pada NUC, meliputi mudharabah,
musyarakah, musaqoh, dan muzaroah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akad tijarah?

2. Bagaimana hukum pelaksanaan akad tijarah?

3. Akad Tijarah dibagi menjadi berapa?

4. Akad apa saya yang termasuk dalam akad tijarah NCC dan akad tijarah NUC?

5. Apa yang membedakan akad tijarah dengan akad lainnya?

6. Apa saja contoh akad tijarah?

C. TUJUAN
1. Memahami pengertian akad tijarah secara bahasa dan istilah.
4
2. Memahami hukum pelaksanaan akad tijarah.

3. Mengetahui jenis-jenis akad tijarah.

4. Mengetahui jenis transaksi dalam akad tijarah NCC dan NUC.

5. Memahami perbedaan antara akad tijarah dengan akad lainnya.

6. Memahami contoh transaksi dalam akad tijarah.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akad Tijarah
Tijarah dalam kajian hukum Islam adalah suatu kegiatan mempertukarkan suatu
barang berharga dengan mata uang melalui cara-cara yang telah ditentukan. Kata ini
berasal dari bahasa Arab, yaitu tajara, tajran, tijaratan yang bermakna berdagang atau
berniaga. Turunan katanya, at-tijaratun dan mutjar berarti perdagangan atau perniagaan,
attijariyyu dan mutjariyyu berarti mengenai perdagangan atau perniagaan.

Akad tijarah adalah akad atau perjanjian yang dilakukan saat hendak
melaksanakan transaksi ekonomi yang bersifat profit oriented. Kegiatan transaksi dapat
dilakukan antar individu ataupun individu dengan kelompok, juga kelompok dengan
kelompok tentunya. Tujuan dari akad tijarah untuk mencari dan mendapatkan keuntungan
dimana rukun dan syarat telah terpenuhi.

B. Hukum Pelaksanaan Akad Tijarah


Menurut Imam an-Nawawi, ahli fikih Mazhab Syafii mengartikan tijarah sebagai
"pemindahan hak terhadap benda dengan melakukan tukar-menukar murni, yakni tukar-
menukar barang". Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini harus bermanfaat dan
diperbolehkan oleh syariat Islam.

Hukum tijarah pada prinsipnya adalah mubah (dibolehkan), hal ini berdasarkan:

a. Al-Qur'an

1) Surah Al-Baqarah ayat 275


ۗ ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَْأ ُكلُوْ نَ الر ِّٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ اِاَّل َكما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَ َخبَّطُهُ ال َّشي ْٰطنُ ِمنَ ْالم‬
ۘ E‫سِّ ٰذلِكَ بِاَنَّهُ ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل ال ِّر ٰب‬
‫وا‬ َ َ
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬ ۗ ‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّر ٰب‬
‫ك‬َ ‫ا َد فاول ِٕى‬Eَ‫ ر ُٗه اِلى ِ ۗ َو َم ْن ع‬E‫لفَ َوا ْم‬E‫ا َس‬EE‫هٗ َم‬E‫انتَ ٰهى فل‬E‫ة ِّم ْن َّرب ِّٖه ف‬E‫ ۤا َء ٗه َموْ ِعظ‬E‫وا فَ َم ْن َج‬
َ َ ٓ َ ۗ َ َ َ ْ َ ٌ َ
َ‫ار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن‬
ِ َّ‫اَصْ ٰحبُ الن‬
Artinya : "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena
mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya,
lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah ayat 275)

Selain Al-Baqarah ayat 275 hukum tijarah juga termasuk dalam surah Al-Baqarah
ayat 282 yang menjelaskan mengenai perlunya saksi dalam jual beli.

6
2) Surah An-Nisa ayat 29

‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬
ٍ ‫اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َجا َرةً ع َْن تَ َر‬
Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu." (An-Nisa ayat 29)

b. Hadist Nabi Muhammad saw

Rasulullah SAW suatu ketika pernah ditanya oleh seseorang tentang usaha
yang terbaik. Dia menjawab, yaitu "Seseorang yang bekerja dengan tangannya
sendiri dan berdagang secara baik" (HR. Al-Bazzar dan disahihkan oleh Al-
Hakim dari Rifaah bin Rafi). Ayat Alquran dan sunnah Rasulullah SAW telah
menjelaskan bahwa hukum tijarah diperbolehkan.

Adapun rukun tijarah terdiri dari sighat, aqid, dan mauqud. Sighat
merupakan transaksi atau dikenal dengan ijab dan kabul. Aqid adalah pelaku atau
orang yang melakukan tijarah. Adapun Mauqud merupakan barang yang
diperdagangkan.

C. Jenis Akad Tijarah


Akad tijarah terdiri dari 2 bagian. Pertama adalah natural certainty contract
(NCC). Kedua yaitu natural uncertainty contract (NUC).

1.) Natural Certainty Contract (NCC)

Akad tijarah jenis natural certainty contract (NCC) bersifat pasti. Aspek
kepastiannya ada di imbal hasil yang didapatkan. Namun, menurut sumber lain, akad
tijarah NCC juga bisa diartikan sebagai akad transaksi yang waktu, pihak, dan bentuk
aset semisal aset nyata ataupun aset keuangan yang ditransaksikan bersifat pasti

Jenis transaksi dalam akad ini ada 7, sebagai berikut:

a. Ba'i (Jual Beli)

Ba’i adalah jenis akad tijarah yang berbentuk pertukaran antara barang
dengan uang. Transaksi ba’i atau jual beli ini tidak mengharuskan pedagang
untuk memberitahukan keuntungan yang diperoleh dari jual beli tersebut,
sesuai dengan QS. Al Baqoroh: 275 yang menyatakan bahwa Allah
menghalalkan jual beli.

7
b. Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang dengan harga sebesar harga pokok
barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Transaksi yang
termasuk murabahah yakni apabila pembeli dan penjual sama-sama
menegetahui nominal keuntungan, barang, dan cara pembayaran dari transaksi
tersebut.

c. Salam

Jual beli dengan sistem pesanan, yang artinya pengiriman barang tidak
secara langsung pada waktu pemesanan tetapi ditunda pada waktu tertentu
yang telah disetujui kedua belah pihak. Akad tijarah salam banyak ditemui
saat bertransaksi di marketplace.

d. Istishna

Akad tijarah istisna terjadi apabila pembeli melakukan pemesanan


terlebih dulu untuk dapat menerima barang yang dibelinya. Tentu disertai
dengan syarat dan kriteria tertentu yang harus disepakati oleh penjual dan
pembeli.

e. Ijarah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan
(ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. Transaksi ijarah terjadi saat
seseorang memanfaatkan kegunaan suatu barang atau jasa dalam waktu yang
terbatas. Pengguna jasa hanya membayar manfaatnya barang tersebut,
sehingga kepemilikan barang tidak berpindah. Contoh ijarah adalah sewa-
menyewa dalam bisnis rental mobil.

f. Ijarah Munthaiya bit Tamlik

Jenis transaksi ini adalah pengembangan dari transaksi ijarah. Jika dalam
ijarah barang tidak dimiliki, tetapi di transaksi ijarah munthaiya bit tamlik,
seseorang dapat memiliki barang yang telah disewanya. Tentu syarat dan
ketentuan yang lebih lanjut tetap ada. Semisal ada perjanjian mengikat antara
penyewa dan pemilik barang dan pemindahan hak milik barang tersebut.

g. Sharf

Sharf adalah transaksi akad tijarah yang terjadi apabila kegiatan jual beli
tersebut menggunakan mata uang yang berbeda. Hal ini sama saja dengan
8
transaksi valas (valuta asing). Akan tetapi, transaksi sharf hanya boleh
dilakukan secara tunai.

2.) Natural Uncertainty Contract (NUC)

Akad tijarah jenis NUC terjadi bila transaksi jual beli barang atau jasa yang
dilakukan tidak pasti. Baik dalam aspek pihak yang bertransaksi, objek transaksi,
maupun keuntungan yang didapatkan. Pihak yang terlibat sama-sama menanggung
risiko dan sama-sama mendapatkan keuntungan.

Jenis transaksi akad tijarah NUC ada 4, yaitu:

a. Mudharabah

Pada transaksi mudorobah, hanya ada 1 pihak yang menanamkan


modalnya secara 100%. Pihak lain yang bekerja sama, mengkontribusikan
keahliannya. Jika terjadi kerugian, pemilik modallah yang akan menanggung.

b. Musyarakah

Berbeda dengan mudharabah, pada akad tijarah musyarakah modal tidak


mutlak dimiliki oleh 1 orang. Karena seluruh pihak yang bekerja sama
memberikan modal masing-masing, keuntungan dan kerugian hasil kerja sama
juga ditanggung bersama.

c. Musaqoh

Akad tijarah musaqoh khusus terjadi di industri pertanian. Pemilik lahan


meminta pihak lain untuk mengurus tanaman yang ada di lahannya.

d. Muzaroah

Sedikit berbeda dengan musaqoh, muzaroah ialah akad tijarah di mana


pemilik lahan bekerja sama dengan pihak lain untuk menggarap lahan
miliknya. Setelah menanam dan merawat tanaman yang benihnya diberikan
oleh pemilik lahan, pihak lain yang menggarap akan menerima bagian tertentu
saat tiba masa tanaman tersebut panen.

D. Perbedaan Akad Tijarah dengan Akad Lain


Dari yang kita ketahui terdapat perbedaan dalam akad Tijarah, Tabbaru, Shahih,
Ghair Shahih, Munjiz, Mudhof Ilal Mustaqbal dan Mu'alla. Berikut adalah beberapa
perbedaan akad-akad tersebut:

a. Akad tabbaru dan akad tijarah


9
Akad tabarru adalah akad atau perjanjian transaksi yang tidak berfokus
pada keuntungan. Karena tujuan dari transaksi akad tabarru ini adalah
mendapatkan pahala dan ridha dari Allah. Contoh dari akad tabarru' adalah
qard, rahn, hiwalah, wakalah, kafalah, wadi'ah, hibah, waqaf, shadaqah,
hadiah dan lain- lain. Sementara akad tijarah adalah akad atau perjanjian
transaksi yang fokusnya adalah keuntungan komersial.

b. Akad shahih dan akad tijarah

Akad shahih termasuk jenis akad yang berdasarkan sifatnya. Akad shahih
adalah akad yang semua rukun dan syaratnya terpenuhi sehingga
menimbulkan dampak hukum. Sementara akad tijarah adalah akad yang
berdasarkan pada tujuannya. Tujuan transaksi akad tijarah yaitu mencari
keuntungan yang bersifat komersial.

c. Akad ghair shahih dan akad tijarah

Sama seperti akad shahih, akad ghair shahih termasuk jenis akad yang
berdasarkan sifatnya. Akad ghair shahih, yaitu akad yang tidak terpenuhi
rukun atau syaratnya sehingga tidak menimbulkan dampak hukum atau tidak
sah. Tijarah adalah akad untuk mencari dan mendapatkan keuntungan dimana
rukun dan syarat telah dipenuhi semuanya.

d. Akad munjiz dan tijarah

Munjiz, yaitu akad yang sighatnya untuk cukup membuatnya terjadi dan
dampak hukumnya ada seketika (seperti jual beli). Munjiz termasuk jenis akad
berdasarkan hubungan dampak hukum dengan sighatnya. Berbeda dengan
tijarah, yaitu jenis akad berdasarkan tujuan dilakukannya akad tersebut.

e. Mudhof Ilal Mustaqbal & tijarah

Mudhof ilal mustaqbal juga termasuk dalam jenis akad berdasarkan


hubungan dampak hukum dengan sighatnya. Mudhof ilal mustaqbal
menunjukkan akad, namun dampak hukumnya terjadi pada waktu akan datang
yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak. Contohnya (saya sewakan
rumah saya kepada Anda seharga 20 Dinar perbulan mulai minggu depan).
Berbeda dengan tijarah yang melakukan akad langsung dengan pihak
bersangkutan saat akan melakukan suatu pembiayaan.

f. Mua'allaq & tijarah

10
Mua'allaq adalah Akad yang pelaksanaannya tergantung syarat. Akad
mua'allaq, yaitu akad dengan shighat yang menunjukkan bahwa efektivitasnya
dikaitkan pada suatu perbuatan hukum tertentu di masa yang akan datang.
Termasuk jenis akad berdasarkan hubungan dampak hukum dengan sighatnya.
Sedangkan akad tijarah, transaksi yang digunakan untuk mencari keuntungan
bisnis (For Profit Transaction).

E. Contoh Akad Tijarah


Contoh akad tijarah adalah suatu akad dalam kegiatan investasi, jual beli, sewa-
menyewa dan lainnya. Pelaksanaan kegiatan tersebut tentunya telah sesuai hukum
pelaksanaan terkait tijarah. Berikut beberapa penjelasan contoh kegiatan yang
berhubungan dengan akad yang termasuk dalam akad tijarah.

a) Investasi Syariah

Investasi berbasis syariah merupakan penanaman modal masyarakat dengan tujuan


untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip dan hukum Islam. Syariat
Islam inilah yang menjadi pembeda investasi jenis ini dengan investasi lainnya.
Prinsip hukum syariah dan operasional investasi berbasis syariah dinaungi oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) lewat fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).

Terkait investasi syariah, sekurang-kurangnya terdapat 29 fatwa DSN MUI yang


berhubungan dengan investasi syariah. Meskipun fatwa sifatnya tidak mengikat,
tetapi pada prakteknya fatwa DSN-MUI adalah salah satu rujukan dalam
mengembangkan pasar modal syariah Indonesia. Tiga contoh fatwa DSN-MUI yang
menjadi dasar pengembangan investasi syariah adalah:

1. Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan


Investasi Untuk Reksa dana Syariah.

2. Fatwa DSN-MUI Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan


Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.

3. Fatwa DSN-MUI Nomor 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip


Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler
Bursa Efek

Secara khusus, investor yang akan memulai investasi syariah diawali dengan
melakukan akad investasi berupa akad kerja sama atau musyarakah, sewa-
menyewa atau ijarah, dan akad bagi hasil atau mudharabah. Investasi syariah
saat ini juga telah menyebar luas ke berbagai macam lembaga keuangan di
bidang perbankan maupun non-perbankan.

11
b) Jual Beli

Secara terminologi, jual beli menurut ulama Hanafi adalah tukar-menukar maal
(barang atau harta) dengan maal yang dilakukan dengan cara tertentu. Atau, tukar-
menukar barang yang bernilai dengan semacamnya dengan cara yang sah dan
khusus, yakni ijab kabul.

Menurut Imam nawawi dalam al-majmu' mengatakan “Jual beli adalah pertukaran
harta dengan harta untuk kepemilikan”. Menukar barang dengan barang atau barang
dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik atas dasar saling merelakan.
Dalam pola jual beli umumnya terdapat 3 akad yang lazim digunakan oleh Industri
Jasa Keuangan yaitu Murabahah, Salam dan Istishna.

Dan dasar hukum dalam jual beli yaitu ada 3, diantaranya al-qur'an , as, sunnah, dan
ijma'.

c) Sewa-menyewa

Secara umum, sewa menyewa dapat diartikan sebagai pemakaian sesuatu dengan
membayar uang sewa dan menyewa berarti memakai dengan membayar uang sewa.
Contohnya, sewa menyewa mobil, rumah, dan lain-lain. Dalam islam istilah sewa
menyewa disebut ijarah. Menurut fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000,
ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa
dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Hukum ijarah adalah mubah atau
diperbolehkan.

Dalam istilah hukum Islam, orang yang menyewakan disebut mua'jjir, sedangkan
orang yang menyewa disebut musta'jir dan sesuatu yang di akad kan untuk diambil
manfaatnya disebut ajran atau ujrah (fee). Menurut Hanafiah, rukun Ijarah hanya
satu, yaitu ijab dan qabul, yakni pernyataan dari orang yang upah dan mengupah.
Sedangkan menurut jumhur ulama, rukun ijarah itu ada empat, yaitu:

 Sighat, yaitu ijab kabul antara mu`jir (orang yang menyewakan atau
memberikan upah) dan musta`jir (orang yang menyewa sesuatu atau
menerima upah).

 Aqid (pelaku akad) yaitu mu`jir dan musta`jir.

12
 Ma’qud ‘alaih (semua barang yang bisa dimanfaatkan dan wujudnya tetap
ada atau sesuatu yang dikerjakan).

 Ujrah (upah).

Menurut fiqh terdapat dua jenis ijarah yaitu sebagai berikut.

1) Ijarah atas manfaat barang (sewa-menyewa) atau al-ma'qud alaih berupa manfaat.
Contohnya, penyewaan rumah untuk ditempati atau perabot untuk dipakai.

2) Ijarah atas pekerjaan (upah-mengupah) atau al-ma'qud alaih berupa pekerjaan/skill.


Contohnya, membangunkan gedung atau menjahitkan pakaian.

Selain jenis-jenis ijarah yang sudah disebutkan di atas, dikenal juga beberapa jenis
ijarah dalam perbankan syariah, seperti Ijarah Mutlaqah atau leasing yaitu akad sewa
menyewa yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Al-ijarah al-
muntahia bit-tamlik (IMBT) yaitu perpaduan antara jual beli dan sewa menyewa
atau lebih tepatnya disebut akad sewa yang setelahnya diakhiri dengan dapat
memiliki barang oleh si penyewa.

13
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akad tijarah adalah akad atau perjanjian
transaksi yang berfokus pada keuntungan komersial. Hukum tijarah pada prinsipnya adalah
mubah (dibolehkan), hal ini berdasarkan surah Al-Baqarah ayat 275, An-Nisa ayat 29, dan Al-
Baqarah ayat 282. Ayat pertama membicarakan tentang praktik jual beli dan pengharaman riba,
karena tijarah termasuk jual beli, maka hukumnya sama dengan jual beli. Ayat kedua
menjelaskan tentang keharaman memakan harta manusia secara batil, kecuali melalui
perdagangan yang dilaksanakan suka sama suka. Adapun ayat ketiga berbicara mengenai
perlunya saksi dalam jual beli. Jenis akad tijarah ada dua, yaitu Natural Certainty Contract
(NCC) dan Natural Uncertainty Contract (NUC). Kemudian jenis transaksi yang termasuk dalam
NCC, meliputi ba'i (jual-beli), murabahah, salam, istishna, ijarah, Ijarah munthaiya bit tamlik
(IMBT), dan sharf. Sementara jenis transaksi pada NUC, meliputi mudharabah, musyarakah,
musaqoh, dan muzaroah.

14
DAFTAR PUSTAKA

An Nur, IAI. 2021. "Jenis-jenis Akad Lengkap", https://an-nur.ac.id/jenis-jenis-akad/,


diakses pada 12 Oktober 2022 pukul 12.30.

Norhadi. 2018. "Macam-macam Akad", https://pa-sampit.go.id/macam-macam-akad/,


diakses pada 12 Oktober 2022 pukul 13.25.

Hidayatullah, Rully. 2018. "Tijarah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas",


https://id.wikipedia.org/wiki/Tijarah#:~:text=Tijarah%20dalam%20kajian,oleh%20syariat
%20Islam., diakses pada 13 Oktober 2022 pukul 12.25.

Chikita Dinda, S.A.B. 2021. "Daftar Lengkap Akad Transaksi Perbankan Syariah",
https://www.finansialku.com/daftar-lengkap-akad-transaksi-syariah/, diakses pada 14 Oktober
2022 pukul 02.22.

Rumah, Editorial Tim. 2019. "Pengertian dan Panduan Ijarah dalam Hukum Islam",
https://www.rumah.com/panduan-properti/pengertian-dan-tata-cara-ijarah-dalam-properti-18163,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2022 pukul 03.06.

15

Anda mungkin juga menyukai