FIQIH MUAMALAH
DISUSUN OLEH :
NANDA TASLIYAH IRMAN 220104007
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya kita dapat
menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah singkat ini adalah Aqad Jual Beli Istishna dan Sharf. Pada kesempatan
kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu dosen mata kuliah FIQIH MUAMALAH
yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu, kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah singkat ini menjadi
lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................
C. TUJUAN....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. KESIMPULAN .................................................................................................
B. SARAN .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual
(pembuat/shani’).
Menurut istilah fiqh, Al-Sharf adalah jual beli antara barang sejenis atau antara barang tidak
sejenis secara tunai. Seperti memperjual belikan emas dengan emas atau emas dengan perak baik
berupa perhiasan maupun mata uang
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu jual beli Istishna dan Sharf?
2. Apa Landasan Hukum jual beli Istishna dan Sharf?
3. Apa saja Rukun dan Syarat jual beli Istishna dan Sharf?
4. Apa Ketentuannya jual beli Istishna dan Sharf?
5. Bagaimana pandangan syariah mengenai Al-Sharf?
C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat kami rumuskan Tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu jual beli Istishna dan Sharf
2. Mengetahui Landasan Hukum jual beli Istishna dan Sharf
3. Mengetahui Rukun dan Syarat jual beli Istishna dan Sharf
4. Mengetahui Ketentuan jual beli Istishna dan Sharf
5. Mengetahui Al-sharf dalam pandangan syariah.
BAB 11
PEMBAHASAN
Adapun menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, istishna’ adalah jual beli barang atau jasa
dalam bentuk pemesanan dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pihak
pemesan dan pihak penjual.
Istishna’ ( )استصناعadalah bentuk ism mashdar dari kata dasar istashna’a-yastashni’u (– اتصنع
)يستصنع. Artinya meminta orang lain untuk membuatkan sesuatu untuknya. Dikatakan : istashna’a
fulan baitan, meminta seseorang untuk membuatkan rumah untuknya.
Sedangkan menurut sebagian kalangan ulama dari mazhab Hanafi, istishna’ adalah sebuah akad
untuk sesuatu yang tertanggung dengan syarat mengerjakaannya. Sehingga bila seseorang berkata
kepada orang lain yang punya keahlian dalam membuat sesuatu, “buatkan untuk aku sesuatu dengan
harga sekian dirham”, dan orang itu menerimanya, maka akad istishna’ telah terjadi dalam pandangan
mazhab ini. Namun kalangan Al-Malikiyah dan Asy-Syafi’iyah mengaitkan akad istishna’ ini dengan
akad salam. Sehingga definisinya juga terkait, yaitu ()الشيء المسلم للغير من الصناعات, yaitu suatu barang
yang diserahkan kepada orang lain dengan cara membuatnya.
Jadi secara sederhana, istishna’ boleh disebut sebagai akad yang terjalin antara pemesan sebagai
pihak 1 dengan seorang produsen suatu barang atau yang serupa sebagai pihak ke-2, agar pihak ke-2
membuatkan suatu barang sesuai yang diinginkan oleh pihak 1 dengan harga yang disepakati antara
keduanya.
2. Jual Beli Sharf
Al-sharf secara etimologi artinya Al-Ziyadah (penambahan), Al-‘Adl (seimbang), penghindaran,
pemalingan penukaran, atau transaksi jual beli. Kadang-kadang Al-Sharf dipahami berasal dari kata
Sharafa yang artinya membayar dengan penambahan. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta
dengan valuta lainnya. Atau sharf (money changing) adalah menjual nilai sesuatu dengan nilai sesuatu
yang lain, meliputi emas dengan emas, perak dengan perak, dan emas dengan perak. Dalam kamus
istilah fiqh disebutkan bahwa Ba’i Sharf adalah menjual mata uang dengan mata uang (emas dengan
emas).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Sharf ialah pertukaran antara uang
satu dengan uang lain yang sejenis atau mata uang satu dengan mata uang lain. Mengapa kita perlu
bahas Sharf? Karena persoalan perdagangan valuta asing telah menjadi sangat populer, umum dan
hampir dilakukan serta diterima sebagai suatu transaksi yang dipraktikkan di seluruh dunia. Tidak ada
sistem ekonomi suatu negara mengalami kemajuan tanpa berhubungan dengan perdagangan valuta
asing. Oleh sebab itu selayaknya perdagangan valuta asing diterima dan diadopsi sebagai suatu
kebutuan di bidang ekonomi dan bermanfaat serta sulit sekali dipisahkan dari dunia modern. Maka
ekonomi Islam memberi solusi dengan adanya permasalahan ini.
B. LANDASAN HUKUM JUAL BELI ISTISHNA DAN SHARF
ُ َّل هّللاpا َوَأ َحppَ ُل ال ِّربp ُع ِم ْثpا ْالبَ ْيppوا ِإنَّ َم
ْ ُالppََأنَّهُ ْم قpِك ب َ ِالَّ ِذينَ يَْأ ُكلُونَ ال ِّربَا الَ يَقُو ُمونَ ِإالَّ َك َما يَقُو ُم الَّ ِذي يَتَخَ بَّطُهُ ال َّش ْيطَانُ ِمنَ ْال َمسِّ َذل
َأ ُأ
ْ َا َد فَ وْ لَـِئكpَ ُرهُ ِإلَى ِ َو َم ْن عpلَفَ َوَأ ْمpا َسpهُ َمpَانتَهَ َى فَلpَْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ بَا فَ َمن َجاءهُ َموْ ِعظَةٌ ِّمن َّربِّ ِه ف
هّللا
اppَار هُ ْم فِيه ِ َّ َحابُ النpص
َخَ الِ ُدون
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang
yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
Kemudian dalam hadits rasulullah juga disebutkan bahwa
ئتم (رواهppف شppذهب كيppة بالpp و بيعوا الذهب بالفضة والفض, اال سواء بسواء, والفضة بالفضة,ال تبيعوا الذهب بالذهب اال سواء بسواء
)بخاري
Artinya : janganlah engkau menjual emas dengan emas, kecuali seimbang dan jangan pula menjual
perak dengan perak kecuali seimbang. Juallah emas dengan perak atau perak dengan emas sesuka
kalian.
Nabi juga bersabda, yang artinya “Nabi melarang menjual perak dengan perak, emas dengan
emas, kecuali seimbang. Dan nabi memerintahkan untuk menjula emas dengan perak sesuka kami,
dan menjual perak dengan emas sesuka kami.
C. RUKUN DAN SYARAT JUAL BELI ISTISHNA DAN SHARF
Pada prinsip syariah-nya, praktek jual beli valuta asing dapat dianalogikan dan dikategorikan
dengan pertukaran antara emas dan perak atau dikenal dalam terminologi fiqih dengan istilah (Al-
Sharf) yang Disepakati para ulama tentang kebahasaan nya. Sebenernya Praktek al-Sharf
diperbolehkan jika dilakukan atas dasar kerelaan antara kedua belah pihak dan secara tunai, serta tidak
boleh adanya penambahan antara suatu barang yang sejenis (emas dengan emas atau perak dengan
perak), karena kelebihan antara dua barang yang sejenis tersebut merupakan Riba al-fadl yang jelas
jelas dilarang oleh islam
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli atau transaksi ada 2 akad jual
beli yaitu, Istishna adalah perjanjian terhadap barang jualan yang berada dalam kepemilikan penjual
dengan syarat dibuatkan oleh penjual, atau meminta dibuatkan secara khusus sementara bahan bakunya
dari pihak penjual, Al Sharf adalah perjanjian jual beli satu valuta dengan valuta lainnya.
B. SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan
perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang
bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/23/makalah-masa-khalifah-abu-bakar-dan-umar-
bin-khattab/