DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Ermawati , M.E
2022/2O23
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan segala bentuk kenikmatannya kepada kita semua
sehingga penulisan makalah tentang MACAM-MACAM AKAD ini dapat saya
selesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Tak lupa pula saya
mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan kita Nabi Muhammad saw,
sebagai rahmatan lil’alamin.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik agar saya dapat memperbaiki kekurangan dalam makalah
ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan saya harap semoga makalah
tentang AKAD ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan bagi yang
membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB II.................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................2
BAB III..............................................................................................................13
PENUTUP.........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dari akad Sharf, akad Wadi’ah, akad Al Wakalah, akad Al
Kafalah dan Qardhul Hasan, akad Al Hiwalah, dan akad Al Rahn.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 275 yang berbunyi: Artinya:
“ Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS.
Al Baqarah:275)
2
4. “Rasulullah melarang menjual emas dan perak secara piutang (tidak
tunai)” (HR.Muslim)
Menurut ajaran islam uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan bukan
merupakan komoditas, tanpa didayagunakan maka uang tidak akan dapat
menghasilkan pendapatan atau pemasukan dengan dirinya sendiri. Ada empat
jenis transaksi pertukaran valuta asing, yaitu :
1. Pelaku baik penjual maupun pembeli harus cakap dan sudah baligh
2. Ijab Kabul / serah terima merupakan pernyataan dan ekspresi yang saling
rela antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
3
a. Nilai tukar atau kurs harus diketahui oleh kedua belah pihak.
c. Apabila mata uang atau valuta asing tersebut dalam jenis yang sama
maka harus sama nilainya meskipun dalam bentuk yang berbeda.
4
memberikan bonus dan tidak boleh diperjanjikan sebelumnya kepada pemilik
barang.
Dalam Al-Quran
As Sunnah
”Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi amanat kepada mu dan
jangan kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (HR Abu Dawud dan Al
Tirmidzi)
a. Pelaku baik pemilik maupun penyimpan barang harus cakap dan baligh serta
mampu menjaga barang wadiah.
c. Ijab Kabul atau serah terima merupakan pernyataan kerelaan antara kedua
belah pihak.
5
(agen) diperboleh menerima komisi. Wakalah dengan komisi disebut dengan
wakalah bil ujrah. Namun agen juga diperbolehkan tidak menerima komisi.
As Sunnah diriwayatkan dari Busr bin ibn Sa’diy al Maliki berkata: Umar
mempekerjakan saya untuk mengambil sedekah (zakat). Setelah selesai dan
sesudah saya menyerahkan zakat kepadanya, memerintahkan agar saya diberi
imbalan (fee). Saya berkata: saya bekerja hanya karena Allah. Umar menjawab:
”Ambillah apa yang kamu beri; saya pernah bekerja (seperti kamu) pada masa
Rasul, lalu beliau memberiku imbalan; sayapun berkata seperti apa yang kamu
katakan. Kemudian rasul bersabda kepada saya: Apabila kamu diberi sesuatu
tanpa kamu minta; makanlah (terimalah) dan bersedekahlah. (HR Bukhori
Muslim)
1. Pelaku
1) Harus cakap
6
2. Objek yang dikuasakan
3. Ijab Kabul / serah terima Ijab Kabul / serah terima merupakan pernyataan dan
ekspresi yang saling rela antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
Orang yang diwakilkan tidak memiliki status kepemilikan atas suatu yang
diwakilkan.
Dalam Al Qur’an
As Sunnah
1) Diketahui identitasnya.
3) Berakal sehat.
2. Objek penjaminan
8
4) Harus jelas nilai jumlah dan spesifikasinya,
3. Ijab Kabul atau serah terima merupakan pernyataan dan ekspresi yang
saling rela antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
1. Pelaku baik pemberi dan penerimaan pinjaman harus cakap dan baligh
2. Objek akad
9
c. Apabila memag peminjam mengalami kesulitan maka waktu peminjaman
dapat dapat diperpanjang. Namun apabila peminjam lalai maka dapat
dikena denda.
3. Ijab Kabul / serah terima merupakan pernyataan dan ekspresi yang saling rela
antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
Ada beberapa akad hiwalah antara lain apabila dilihat dari segi objek akad
hiwalah dapat dibedakan menjadi :
1. Hiwalah al haqq
2. Hiwalah al dain
1. Hiwalah al muqayyadah
2. Hiwalah al muthlaqah
Sumber hukum
“menunda pembayaran bagi yang mampu adalah kezaliman dan jika salah satu
diantara kamu dialihkan (dihiwalahkan) kepada orang kaya yang mampu maka
turutlah (menerima pengalihan tersebut).” (HR. Bukhari Muslim)
10
b. Berhak penuh melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya dan
rela dengan pengalihan utang piutang tersebut.
c. Diketahui identitasnya.
2. Objek akad
a. Bisa dilaksanakan oleh pihak yang mengambil alih utang atau piutang.
3. Ijab Kabul / serah terima merupakan pernyataan dan ekspresi yang saling
rela antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
11
3. Apabila terjadi eksekusi jaminan maka barang dapat di jual atas seijin oleh
pemilik barang.
Sumber Hukum
“jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalahntidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang oleh yang berpiutang.”(QS. 2:283)
1. Pelaku akad yang terdiri dari pihak yang menggadaikan dan pihak yang
menerima gadai. Keduanya harus cakap dan baligh.
2. Objek akad berupa barang yang digadaikan dan utang. Sarat barang gadai
adalah barang dapat dijual dan nilainya seimbang, harus bernilai dan dapat
dimanfaatkan, harus jelas dan dapat ditentukan secara spesifik, tidak
terkait dengan orang lain. Sedangkan utang dengan syarat yaitu peminjam
wajib mengembalikannya pada pemberi utang , utang dapat dilunasi
dengan barang gadai, serta utang harus jelas.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat banyak akad di luar yang dikenal luas dalam Islam seperti: salam,
istishna’, musyarakah, mudharabah, murabahah, ijarah tetapi ada juga akad lain
yang juga sesuai dengan syariah dan ketentuan syariah. Akad tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sharf adalah akad jual beli mata uang asing, akad ini sesuai syariah
sepanjang dilakukan langsung dan tunai.
2. Wadiah adalah akad untuk menitip barang, akad ini sesuai syariah
sepanjang akad ini disepakati baik objek titipan, maupun komisi atas
penitipan tersebut.
7. Rahn adalah akad tentang gadai. Akad ini sesuai syariah sepanjang
memenuhi ketentuan syariah.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://sitiismatul46.blogspot.co.id/2016/06/makalah-akad-akad-lainnya-
akuntansi.html
https://kommoes.wordpress.com/2014/02/28/makalah-pengertian-dan-jenis-akad-
akad-lainnya-bydwi-cahya-nuranda/