Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI................................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
3. Tujuan Kepenulisan.........................................................................................................................1
4. Metode Kepenulisan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Definisi As-Sharf................................................................................................................................2
B. Hukum dan Dalil legalitas as-sharf.....................................................................................................2
C. Rukun dan Syarat akad as-sharf..........................................................................................................3
D. Jenis jenis transaksi valuta asing dalam perbankan.............................................................................4
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas.................................................................................5
F. Para Pelaku Pasar Valas......................................................................................................................6
G. Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange)....................................................7
H. Fatwa Dewan syariah Nasional tentang jual beli mata uang (As-Sharf)..............................................8
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................ii

i
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing berhajat pada satu dengan yang
lainnya supaya mereka saling menolong satu dengan yang lainnya dalam segala urusan.
Kebutuhan masyarakat terhadap ekonomi syariah seakan sudah tak terbendung lagi, hal ini
ditandai dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi syariah dari setiap instrumennya.
Adapun instrumen yang sedang menjadi trend global adalah perbankan syariah dan pasar
uang islam yang mana diantara pembahasannya terdapat pasar valuta asing (foreign money
market).

Pertukaran mata uang (money exchange) dan perdagangan valuta asing (foreign money
exchange) telah menjadi suatu yang sangat umum dan hampir dilakukan dan diterima
sebagai suatu transaksi yang dipraktekkan oleh seluruh dunia. Tidak ada sistem ekonomi
suatu Negara yang mengalami kemajuan tanpa berhubungan dengan pertukaran mata uang
dan perdagangan valuta asing. Dengan demikian, Islam sebagai agama universal dan
fleksibel dengan perkembangan zaman, sudah selayaknya pertukaran dan perdagangan valuta
asing diterima sebagai suatu kebutuhan di bidang ekonomi Islam.

2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi akad as-sharf, hukum, rukun dan syaratnya?
b. Apa Jenis transaksi valuta asing, faktor yang mempengaruhi Kurs valas?
c. Bagaimana akad sharf dalam perbankan syariah?

3. Tujuan Kepenulisan
a. Mengetahui akad as-sharf , hukum, rukun dan syaratnya.
b. Mengetahui jenis transaksi valuta asing dan faktor yang mempengaruhi kurs valas.
c. Mengetahui akad sharf dalam perbankan syariah.

4. Metode Kepenulisan
Dalam makalah ini penyusun menggunakan dengan metode studi pustaka, yaitu dengan
mengumpulkan beberapa referensi yang berkaitan, baik yang diambil dari buku maupun
internet sebagai sumber penulisan makalah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi As-Sharf

Secara bahasa as-sharf bermakna : Tambahan. Sedangkan menurut istilah adalah: jual beli
uang dengan uang yang sejenis maupun tidak sejenis (jual beli emas dengan emas, atau perak
dengan perak, atau emas dengan perak baik berupa perhiasan atau uang)1

Menurut Heri Sudarsono, As-Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta
lainnya. Transaksi jual beli mata uang asing (valuta asing) dapat dilakukan baik dengan
sesama mata uang yang sejenis, misalnya rupiah dengan rupiah maupun yang tidak sejenis,
misalnya rupiah dengan dolar atau sebaliknya.2

Menurut Tim Pengembangan Institut Bankir Indonesia, Sharf adalah jasa yang diberikan
oleh bank kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi valuta asing menurut prinsip-
prinsip Sharf yang dibenarkan secara syari'ah.3

B. Hukum dan Dalil legalitas as-sharf.

As-sharf hukumnya boleh sebagaimana dalam Allah Swt. Berfirman : “Dan Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah 2:275).

Dan dalam hadist bahwasanya Rasulullah Saw. Bersabda: “(Juallah) emas dengan emas,
perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir,kurma dengan kurma, dan
garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis sertasecara tunai. Jika jenisnya
berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.” (HR Muslim).4

Hadits ini juga menerangkan enam macam jenis yang tidak boleh dijual kecuali dengan sama
timbangannya dan tunai:

1
Dr. Wahbah Zuhaily, mausu’ah fiqh Al-islamy wa Al-qodhoya mu’ashirah, Dar Al-fikr, damaskus, jilid 4 2010, hal. 404.

2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet Edisi 3, Ekonisia, Yogyakarta, 2008, hal. 87.

3
Tim Pengembangan Perbankan Syari'ah Institut Bankir Indonesia, Bank Syari'ah: Konsep, Produk dan Implementasi
Operasional, Djambatan, Jakarta, 2001, hlm. 237.

4
Wizaratul Awqaf wa Syu’un Al-Islamiyah, Almausu’a Al-fiqhiyah Al-kuwaitiyah, Vol. 26, Hal. 349.

2
1. Emas dengan emas
2. Perak dengan perak
3. Gandum dengan gandum
4. Sya’ir dengan sya’ir
5. Kurma dengan kurma
6. Garam dengan garam

Maka apabila berlainan, misalnya emas dibeli dengan beras itu hukumannya boleh dengan
syarat harus kontan.

Sebagai contoh dalam dunia moderen apabila emas dan perak sebagai mata uang tidak boleh
ditukarkan dengan sejenisnya (Rupiah to rupiah atau Dollar to Dollar) kecuali sama
jumlahnya.

Bila berbeda jenisnya, Rupiah to Pounds Egypt, dapat ditukarkan (exchange)sesuai dengan
market rate dengan catatan harus naqdan atau spot(tunai).5

C. Rukun dan Syarat akad as-sharf

a. Rukun akad as-sharf

Rukun akad as-sharf dalam fikih islam sama dengan rukun jual beli, karena as-sharf adalah
bagian dari jual beli. Dalam mazhab Hanafi rukun as-sharf ada satu yaitu Shigah ( ijab dan
qabul), sedangkan dalam mazhab jumhur rukun as-sharf ada tiga, yaitu Shigah (ijab dan
qabul) , ‘Aqidani ( penjual dan pembeli yang melakukan akad), Ma’qud ‘alaih/mahallu
al-‘aqd (objek akad).6

b. Syarat akad As-sharf

Adapun syarat –syarat yang telah ditentukan dalam akad as-sharf adalah :

1. Taqabudh (serah terima ketika akad berlangsung)

Para ulama fuqaha’ telah bersepakat untuk syarat taqabudh ketika transaksi sebelum
berpisah. Menurut Ibnu Mundzir bahwa apabila berpisah sebelum serah terima maka akad
as-sharf menjadi rusak.

Nilai tukar yang dijual-belikan harus telah dikuasai(taqabudh) baik oleh pembeli maupun
penjual, sebelum keduanya berpisah. Penguasaan itu dapat berbentuk penguasaan secara
5
DR. Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, Gema Insani, Jakarta, Cet 19, 2012, Hal. 197.
6
https://azharilaw.blogspot.com.eg/2014/12/akad-sharf-dalam-tinjauan-fikih-dan.html

3
material maupun hukum. Penguasaan secara material, misalnya pembeli langsung menerima
dolar AS yang dibeli dan penjual langsung menerima uang rupiah. Adapaun penguasaan
hukum, misalnya pembayaran dengan menggunakan cek.7

2. Akad as-sharf tanpa khiyar

Jumhur ulama fuqaha berpendapat : ( Hanafi, Maliki dan Syafi’I ) bahwa akad tidak menjadi
sah dengan khiyar syarat. Khiyar syarat adalah hak pilih bagi pembeli untuk dapat
melanjutkan jual-beli mata uang tersebut setelah selesai berlangsungnya jual-beli yang
terdahulu atau tidak melanjutkan jual beli itu, yang mana syarat itu itu sudah diperjanjikan
ketika berlangsungnya transaksi terdahulu tersebut. Khiyar ini menyebabkan kepemilikan
belum tetap sementara ketentuan taqabudh adalah syarat sahnya akad sharf.

Dan adapun Khiyar ru’yah dan a’ib tidak menghalangi sahnya transaksi karena tidak
menghalangi kepemilikan dan taqabudh.

3. Akad secara tunai tanpa syarat penundaan.

Ulama bersepakat bahwa tidak diperbolehkan dalam akad as-sharf melakukan penundaan.
Karena akan merusak syarat sah taqabudh dalam akad as-sharf.

4. Tamatsul (Sepadan atau sebanding)

Ini adalah syarat khusus ketika dua barang yang ditukar adalah barang yang sejenis. Seperti
emas ditukar dengan emas, perak dengan perak maka harus sepadan dalam timbangannya.8

D. Jenis jenis transaksi valuta asing dalam perbankan


Ada beberapa jenis-jenis transaksi valuta asing yang terjadi di pasar valas yaitu spot, forward,
swap and option.
1. Transaksi Spot9
Transaksi spot yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada
saat itu (over the counter) atau penyelesaian paling lambat 2 hari setelah masa transaksi.
Penyerahan dana dalam transaksi spot pada dasarnya dapat dilakukan dengan beberapa cara
sebagai berikut ini :
a) Cash, yaitu penyerahan dana yang dilakukan pada saat itu juga.
b) Tom (kependekan dari tomorrow), penyerahan dana pada hari kerja berikutnya atau hari
setelah transaksi.
7
Heri Sudarsono, op. cit. Hal. 88
8
Ibid.,Hal:355
9
Muhammad Sulhan, Transaksi Valuta Asing (AL-SHARF) Dalam Perspektif Islam, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang, hal 25.

4
c) Spot, penyerahan dana dilakukan dua hari kerja setelah transaksi.

2. Transaksi Forward

Transaksi forward atau bisa juga disebut transaksi berjangka adalah transaksi valas yang nilai
kurs nya ditetapkan pada saat kontrak, tetapi pembayaran dan penyerahan dilakukan pada
saat jatuh tempo antara 2x24 jam sampai dengan satu tahun. Transaksi forward biasanya
digunakan untuk tujuan hedging dan spekulasi.
3. Transaksi Swap10
Transaksi swap dalam pasar antarbank adalah pembelian dan penjualan secara bersamaan
sejumlah tertentu mata uang dengan tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Jenis
transaksi swap yang umum adalah “spot terhadap forward”. Dealer membeli suatu mata
uang dengan transaksi spot dan secara simultan menjual kembali jumlah yang sama kepada
bank lain dengan kontrak forward. Transaksi swap antara bank dengan Bank Indonesia:
a) Swap likuiditas yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif Bank Indonesia untuk dana yang
berasal dari pinjaman luar negeri. Posisi (outstanding) swap likuiditas ini untuk setiap
bank maksimum 20% dari modal bank.
b) Swap investasi yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif bank berdasarkan swap bank
dengan nasabahnya yang dananya berasal dari pinjaman luar negeri (offshore loam) untuk
keperluan investasi di Indonesia.

4. Transaksi Option11

Transaksi option yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau menjual
yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau
tanggal akhir tertentu.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas12


Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi, dan
spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang defisit dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga berpengaruh dan menimbulkan
perbedaan kurs dan valas atau forex rate di masing-masing tempat. Ada beberapa faktor atau
kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas di masing-masing tempat tersebut, antara
lain:
1. Supply dan demand foreign currency

10
Dr. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Rajawali Pers, Edisi Revisi 2014, hal 189-190.
11
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002.
12
Ibid

5
Valas sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan penawaran pada bursa valas atau
forex market. Seperti penawaran atau supply valas impor modal atau capital import dan
transfer valas lainnya dari luar negeri ke dalam negeri.
2. Posisi balance of payment (BOP)

Balance of payment atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan,
keuangan, dan moneter antara penduduk suatu Negara atau penduduk luar negeri untuk suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun. Seperti catatan transaksi ekonomi internasional yang
terdiri atas ekspor dan impor barang jasa dan modal pada saat periode tertentu.
3. Tingkat inflasi

Tingkat inflasi dapat mempengaruhi kurs valas. Misalnya inflasi di USA meningkat cukup
tinggi , yaitu mencapai 5% sedangkan inflasi di Jepang hanya 1% dan barang-barang yang
dijual di Jepang dan USA relatif sama dan dapat saling mengstupstitusi. Dalam keadaan yang
demikian tentu harga barang yang di USA akan lebih mahal sehingga impor USA dari jepang
akan meningkat.
4. Tingkat bunga

Hampir sama dengan pengaruh inflasi, maka perkembangan atau perubahan tingkat bunga
pun dapat berpengaruh terhadap kurs valas.
5. Tingkat income

Adalah pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu Negara. Seandainya tingkat pendapat di


masyarakat di Indonesia terlalu tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia
relative kecil, tentu impor barang akan meningkat.
6. Pengawasan pemerintah

Adalah faktor pengawasan pemerintah yang biasanya dijalankan dalam berbagai bentuk
kebijaksanaan moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu mempunyai
pengaruhterhadap kurs valas, seperti pengetatan uang beredar dan pengawasan lalu lintas
devisa.
7. Ekspektasi dan spekulasi/ isu/rumor

Ekspektasi dan spekulasi yang timbul di masyarakat akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran valas yang akhirnya akan mempengaruhi kurs valas.

F. Para Pelaku Pasar Valas13


13
http://marketivaid.com/apa-itu-valas-pasar-dan-pelaku-valas.htm, diakses pada tanggal 10 Juni 2016 pukul 18.25 CLT.

6
1. Bank Sentral

Bank sentral menggunakan pasar valas untuk memperoleh cadangan devisa dan mempengaruhi
harga dimana mata uangnya diperdagangkan. Bank sentral melakukan langkah-langkah yang
dimaksudkan untuk mendukung atau mendongkrak nilai mata uang sendiri.

2. Bank Komersial

Bank memerlukan valas manakala mereka menyediakan produk atau jasa yang berkaitan dengan
valas.

3. Perusahaan dan Individu

Kebutuhan terhadap valas bagi perusahaan utamanya untuk kegiatan ekspor-impor yang
melakukan jual beli dengan valas. Sedangkan individu membutuhkan valas salah satunya untuk
melakukan perjalanan/travelling ke luar negeri. Kurs yang dipakai adalah kurs spot yang ada
pada bank atau money changer.

4. Arbitrase dan Speculator

Motif speculator dan arbitrase hanya untuk memperoleh keuntungan


dari perubahan harga secara simultan untuk kepentingan mereka sendiri tanpa suatu kebutuhan
untuk melayani klien atau memastikan kontinuitas pasar. Arbirase
pada prinsipnya merupakan suatu bentuk spekulasi dimana mereka membeli suatu valas di pusat
keuangan kemudian menjualnya kembali di pusat keuangan lain untuk memperoleh keuntungan.
Spekulasi dan arbitrase dalam jumlah besar pada umumnya dilakukan oleh para trader. Bank-
bank dapat bertindak sebagai dealer,speculator dan arbitrase.14

5. Broker

Pada perdagangan valas retail seorang trader membutuhkan broker sebagai penghubung trader
dengan trader lainnya atau pasar uang. Broker akan meneruskan order/transaksi yang dilakukan
oleh trader, menerima pemasukan dana untuk trading, dan melakukan penarikan dana atas
keuntunngan yang didapat trader.

G. Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange)

Perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan nasional dan
internasional tidak dapat menghindarkan diri dari keterlibatannya pada pasar valuta asing. Maka
perbankan syariah harus menyusun pedoman kerja operasianl bagi dirinya sendiri agar
mempunyai akses yang luas ke pasar valuta asing tanpa harus terlibat pada mekanisme
perdagangan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

14
http://www.academia.edu/7663025/
KONSEP_DAN_TRANSAKSI_FOREX_PERMASALAHAN_DAN_SOLUSINYA_MELALUI_AKAD_SYARIAH diakses
pada tanggal 18 juni 2016 pukul 18.00 CLT.

7
Aktifitas perdagangan valuta asing dalam perbankan syariah harus terbebas dari unsur riba,
maisir(gambling), dan gharar. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus memperhatikan
beberapa ketentuan dan batasan umum diantaranya:

a. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing pihak harus
menerima /menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan.

b. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersial, yaitu transaksi
perdagangan barang dan jasa antarbangsa, bukan dalam rangka spekulasi.

c. Harus dihindari jual-beli bersyarat. Misalnya A setuju membeli barang dari B hari ini dengan
syarat B harus membelinya kembali pada tanggal tertentu di masa mendatang.

d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu menyediakan
valuta asing yang dipertukarkan.

e. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain tidak dibenarkan
jual beli tanpa hak kepemilikan.15

Selain memperhatikan beberapa batasan diatas, terdapat juga beberapa tingkah laku perdagangan
yang dewasa ini biasa dilakukan dipasar valuta asing konvensional dan harus dihindari, yaitu
diantara lain:

a. Perdagangan tanpa penyerahan (future non delivery trading atau margin trading)

b. Jual beli valas bukan transaksi komersial (arbitrage) baik spot maupun forward.

c. Melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli (oversold).

d. melakukan transaksi swap16

H. Fatwa Dewan syariah Nasional tentang jual beli mata uang (As-Sharf)

Pasar valuta asing (valas) atau sering disebut Foreign Exchange Market merupakan pasar dimana
trasanksi valuta asing dilakukan baik antara Negara maupun dalam negeri. Dalam perdagangan
forex konvensional terdapat beberapa praktik yang menyimpang dari ketetapan syariah
sebagaimana ketentuannya yang telah tertuang dalam hadist Rasulullah Saw. Dan menjadi dasar
Fatwa DSN-MUI nomor 28 tahun 2002 tentang Jual beli mata uang (As-Sharf) :

FATWA

DEWAN SYARI’AH NASIONAL


15
DR. Muhammad Syafi’I Antonio, op. cit, hal. 197.
16
Ibid.,hal 197.

8
NOMOR 28/DSN-MUI/III/2002

TENTANG

JUAL BELI MATA UANG (AL-SHARF)

‫ِبْس ِم ٱِهَّلل ٱلَّرْح َٰم ِن ٱلَّر ِح يِم‬

Dewan Syari’ah Nasional setelah

Menimbang : a. bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi berbagai keperluan, seringkali

diperlukan transaksi jual-beli mata uang (al-sharf), baik antar mata uang sejenis

maupun antar mata uang berlainan jenis;

b. bahwa dalam 'urf tijari (tradisi perdagangan) transak-si jual-beli mata uang dikenal

beberapa bentuk transaksi yang status hukumnya dalam pandang ajaran Islam

berbeda antara satu bentuk dengan bentuk lain;

c. bahwa agar kegiatan transaksi tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN

memandang perlu menetapkan fatwa tentang al-sharf untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : 1. Firman Allah, QS. al-Baqarah [2]: 275:

… ‫… َو َأَح َّل ُهللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر َبا‬


"… Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba …."

2. Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dari Abu Sa'id al-Khudri:

‫ه‬oo‫بيهقي وابن ماج‬oo‫ (رواه ال‬،‫ ِإِّنَم ا اْلَبْي ُع َع ْن َت َر اٍض‬: ‫َأَّن َر ُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو آِلِه َو َس َّلَم َقاَل‬

)‫وصححه ابن حبان‬


Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh
dilakukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah pihak)" (HR. al-Baihaqi
dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).

3. Hadits Nabi riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i, dan Ibn Majah, dengan teks

9
Muslim dari 'Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w. bersabda:

‫الَّذ َهُب ِبالَّذ َهِب َو اْلِفَّض ُة ِباْلِفَّض ِة َو اْلُبُّر ِباْلُبِّر َو الَّش ِع يُر ِبالَّش ِع يِر َو الَّتْم ُر ِب الَّتْم ِر َو اْلِم ْلُح ِب اْلِم ْلِح ِم ْثًال‬

. ‫ َفِإَذ ا اْخ َتَلَفْت َهِذِه ْاَألْص َناُف َفِبْيُعْو ا َكْيَف ِش ْئُتْم ِإَذ ا َك اَن َيًدا ِبَيٍد‬، ‫ َيًدا ِبَيٍد‬، ‫ َس َو اًء ِبَس َو اٍء‬، ‫ِبِم ْثٍل‬
"(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan
gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan
garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika
jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai."

4. Hadits Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad,

dari Umar bin Khatthab, Nabi s.a.w. bersabda:

... ‫الَّذ َهُب ِباْلَو ِرِق ِرًبا ِإَّال َهاَء َو َهاَء‬


"(Jual beli) emas dengan perak adalah riba kecuali (dilakukan) secara
tunai."

5. Hadits Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

‫ َو َال َتِبْيُعوا اْل َو ِر َق ِب اْلَو ِرِق‬،‫َال َتِبْيُعوا الَّذ َهَب ِبالَّذ َهِب ِإَّال ِم ْثًال ِبِم ْثٍل َو َال ُتِش ُّفْو ا َبْع َضَها َع َلى َبْع ٍض‬

. ‫ َو َال َتِبْيُعوا ِم ْنَها َغاِئًبا ِبَناِج ٍز‬،‫ِإَّال ِم ْثًال ِبِم ْثٍل َو َال ُتِش ُّفوا َبْع َضَها َع َلى َبْع ٍض‬
"Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama (nilainya) dan
janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; janganlah
menjual perak dengan perak kecuali sama (nilainya) dan janganlah
menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; dan janganlah menjual
emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai."

6. Hadits Nabi riwayat Muslim dari Bara' bin 'Azib dan Zaid bin Arqam:

.‫َنَهى َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ْن َبْيِع اْلَو ِرِق ِبالَّذ َهِب َد ْيًنا‬
"Rasulullah saw melarang menjual perak dengan emas secara piutang
(tidak tunai)."

7. Hadits Nabi riwayat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:

10
‫الُّص ْلُح َج اِئٌز َبْيَن اْلُم ْس ِلِم يَن ِإَّال ُص ْلًحا َح َّر َم َح َالًال َأْو َأَح َّل َح َر اًم ا َو اْلُم ْس ِلُم وَن َع َلى ُش ُروِط ِهْم ِإَّال‬

.‫َشْر ًطا َح َّر َم َح َالًال َأْو َأَح َّل َح َر اًم ا‬


"Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan
kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram."

8. Ijma'.

Ulama sepakat (ijma') bahwa akad al-sharf disyari'at-kan dengan syarat-syarat

tertentu.

Memperhatika : 1. Surat dari pimpinan Unit Usaha Syariah Bank BNI Nomor: UUS/2/878.
n
2. Pendapat peserta Rapat Pleno DSN pada hari Kamis, tanggal 14 Muharram 1423 H/

28 Maret 2002 M.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :FATWA TENTANG JUAL BELI MATA UANG

Pertama :Ketentuan Umum.


Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)

b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)

c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan

secara tunai (at-taqabudh).

d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku

pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.

Kedua :Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing.

a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk

penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat

dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai,

11
sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa

dihindari (‫ )ِمَّم ا َال ُبّد منه‬dan merupakan transaksi internasional.

b. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya

ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2

x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang

diguna-kan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya

dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu

sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward

agreementuntuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).

c. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot

yang dikombinasi-kan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan

harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

d. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak

untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga

dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung

unsur maisir (spekulasi).

Ketiga :Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan keten-tuan jika di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal: 14 Muharram1423 H
28 Maret 2002 M

BAB III

KESIMPULAN

12
Dari Pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Islam sebagai agama yang
universal maka tidak luput dalam perkembangan instrumen keuangan terutama dalam akad As-
sharf seperti dalam perdagangan valuta asing. Dengan tetap menjaga unsur syariah dalam setiap
transaksi demi menghindari praktik riba, maysir(gambling), dan gharar maka diperbolehkan
dengan beberapa syarat yaitu : apabila mata uang yang di pertukarkan harus sama baik kuantitas
maupun kuantitasnya, sedangkan apabila pertukaran dengan mata uang yang tidak sejenis, maka
pertukaran tersebut harus berdasarkan kurs yang berlaku saat itu terhadap mata uang yang
ditukar dan pertukaran tersebut hanya diperbolehkan secara spot (Tunai).

Akad as-sharf dalam perekonomian Islam sangat memegang peranan penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat islam yang modern. Yang mana kegiatan ekonomi tidak hanya dilakukan
di dalam negeri tetapi juga diluar negeri. Maka dengan adanya pengaturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh ulama dan pemerintah maka akan memberikan manfaat kepada masyarakat agar
terhindar dari transaksi yang non syariah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Antonio , DR. Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari teori ke praktek, Gema Insani,
Jakarta, Cet 19, 2012.

Kasmir, Dr., Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Rajawali Pers, Edisi Revisi 2014.

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet Edisi 3, Ekonisia,
Yogyakarta, 2008.

Sulhan , Muhammad, Transaksi Valuta Asing (AL-SHARF) Dalam Perspektif Islam,


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Tim Pengembangan Perbankan Syari'ah Institut Bankir Indonesia, Bank Syari'ah:
Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, Djambatan, Jakarta, 2001.

Wizaratul Awqaf wa Syu’un Al-Islamiyah, Almausu’a Al-fiqhiyah Al-kuwaitiyah, Vol. 26.

Zuhaily, Dr. Wahbah, mausu’ah fiqh Al-islamy wa Al-qodhoya mu’ashirah, Dar Al-fikr,
Damaskus, jilid 4 2010.

http://www.academia.edu/7663025/
KONSEP_DAN_TRANSAKSI_FOREX_PERMASALAHAN_DAN_SOLUSINYA_M
ELALUI_AKAD_SYARIAH

https://azharilaw.blogspot.com.eg/2014/12/akad-sharf-dalam-tinjauan-fikih-dan.html

http://www.dsnmui.or.id/index.php?
mact=News,cntnt01,detail,0&cntnt01articleid=29&cntnt01origid=59&cntnt01detailtempl
ate=Fatwa&cntnt01returnid=61

http://marketivaid.com/apa-itu-valas-pasar-dan-pelaku-valas.htm

ii
iii

Anda mungkin juga menyukai