Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKAD AS-SHARF

Mata Kuliah : Muamalah Kontemporer


Dosen Pengampu : Desi Amalia, M.A.Hk

Oleh :
Muhammad Zacky Kurniawan (2021506501012)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU(UMPRI)
LAMPUNG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

1. Latar Belakang......................................................................................................................4

2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

3. Tujuan Kepenulisan..............................................................................................................4

4. Metode Kepenulisan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6

A. Definisi As-Sharf.....................................................................................................................6

B. Hukum dan Dalil legalitas as-sharf.........................................................................................7

C. Rukun dan Syarat akad as-sharf...............................................................................................8

D. Jenis jenis transaksi valuta asing dalam perbankan................................................................9

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas...................................................................12

F. Para Pelaku Pasar Valas.........................................................................................................12

G. Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange).....................................13

H. Fatwa Dewan syariah Nasional tentang jual beli mata uang (As-Sharf)...............................14

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [Muamalah Kontemporer] ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Desi Amalia,
M.A.Hk pada mata kuliah Muamalah Kontemporer. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desi Amalia, M.A.Hk, Dosen mata kuliah Lembaga
Keuangan Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 29 November 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing berhajat pada satu dengan yang
lainnya supaya mereka saling menolong satu dengan yang lainnya dalam segala urusan.
Kebutuhan masyarakat terhadap ekonomi syariah seakan sudah tak terbendung lagi, hal
ini ditandai dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi syariah dari setiap
instrumennya. Adapun instrumen yang sedang menjadi trend global adalah perbankan
syariah dan pasar uang islam yang mana diantara pembahasannya terdapat pasar valuta
asing (foreign money market).

Pertukaran mata uang (money exchange) dan perdagangan valuta asing (foreign money
exchange) telah menjadi suatu yang sangat umum dan hampir dilakukan dan diterima
sebagai suatu transaksi yang dipraktekkan oleh seluruh dunia. Tidak ada sistem ekonomi
suatu Negara yang mengalami kemajuan tanpa berhubungan dengan pertukaran mata
uang dan perdagangan valuta asing. Dengan demikian, Islam sebagai agama universal dan
fleksibel dengan perkembangan zaman, sudah selayaknya pertukaran dan perdagangan
valuta asing diterima sebagai suatu kebutuhan di bidang ekonomi Islam.

2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi akad as-sharf, hukum, rukun dan syaratnya?
b. Apa Jenis transaksi valuta asing, faktor yang mempengaruhi Kurs valas?
c. Bagaimana akad sharf dalam perbankan syariah?
3. Tujuan Kepenulisan
a. Mengetahui akad as-sharf , hukum, rukun dan syaratnya.
b. Mengetahui jenis transaksi valuta asing dan faktor yang mempengaruhi kurs valas.
c. Mengetahui akad sharf dalam perbankan syariah.

4. Metode Kepenulisan
Dalam makalah ini penyusun menggunakan dengan metode studi pustaka, yaitu dengan
mengumpulkan beberapa referensi yang berkaitan, baik yang diambil dari buku maupun
internet sebagai sumber penulisan makalah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi As-Sharf

Secara bahasa as-sharf bermakna : Tambahan. Sedangkan menurut istilah adalah: jual beli
uang dengan uang yang sejenis maupun tidak sejenis (jual beli emas dengan emas, atau
perak dengan perak, atau emas dengan perak baik berupa perhiasan atau uang)1

Menurut Heri Sudarsono, As-Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta
lainnya. Transaksi jual beli mata uang asing (valuta asing) dapat dilakukan baik dengan
sesama mata uang yang sejenis, misalnya rupiah dengan rupiah maupun yang tidak sejenis,
misalnya rupiah dengan dolar atau sebaliknya.2

Menurut Tim Pengembangan Institut Bankir Indonesia, Sharf adalah jasa yang diberikan
oleh bank kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi valuta asing menurut prinsip-
prinsip Sharf yang dibenarkan secara syari'ah.3

B. Hukum dan Dalil legalitas as-sharf.


As-sharf hukumnya boleh sebagaimana dalam Allah Swt. Berfirman : “Dan Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah 2:275).

Dan dalam hadist bahwasanya Rasulullah Saw. Bersabda: “(Juallah) emas dengan emas,
perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir,kurma dengan kurma, dan
garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis sertasecara tunai. Jika jenisnya
berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.” (HR Muslim).4

1
Dr. Wahbah Zuhaily, mausu’ah fiqh Al-islamy wa Al-qodhoya mu’ashirah, Dar Al-fikr, damaskus, jilid 4 2010, hal. 404.

2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet Edisi 3, Ekonisia, Yogyakarta, 2008, hal. 87.

3
Tim Pengembangan Perbankan Syari'ah Institut Bankir Indonesia, Bank Syari'ah: Konsep, Produk dan Implementasi
Operasional, Djambatan, Jakarta, 2001, hlm. 237.

4
Wizaratul Awqaf wa Syu’un Al-Islamiyah, Almausu’a Al-fiqhiyah Al-kuwaitiyah, Vol. 26, Hal. 349.
Hadits ini juga menerangkan enam macam jenis yang tidak boleh dijual kecuali dengan sama
timbangannya dan tunai:

1. Emas dengan emas

2. Perak dengan perak

3. Gandum dengan gandum

4. Sya’ir dengan sya’ir

5. Kurma dengan kurma

6. Garam dengan garam

Maka apabila berlainan, misalnya emas dibeli dengan beras itu hukumannya boleh dengan
syarat harus kontan.

Sebagai contoh dalam dunia moderen apabila emas dan perak sebagai mata uang tidak boleh
ditukarkan dengan sejenisnya (Rupiah to rupiah atau Dollar to Dollar) kecuali sama
jumlahnya.

Bila berbeda jenisnya, Rupiah to Pounds Egypt, dapat ditukarkan (exchange)sesuai dengan
market rate dengan catatan harus naqdan atau spot(tunai).5

C. Rukun dan Syarat akad as-sharf

a. Rukun Akad As-sharf


Rukun akad as-sharf dalam fikih islam sama dengan rukun jual beli, karena as-sharf adalah
bagian dari jual beli. Dalam mazhab Hanafi rukun as-sharf ada satu yaitu Shigah ( ijab dan
qabul), sedangkan dalam mazhab jumhur rukun as-sharf ada tiga, yaitu Shigah (ijab dan
qabul) , ‘Aqidani ( penjual dan pembeli yang melakukan akad), Ma’qud ‘alaih/mahallu
al-‘aqd (objek akad).6

5
DR. Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, Gema Insani, Jakarta, Cet 19, 2012, Hal. 197.
6
https://azharilaw.blogspot.com.eg/2014/12/akad-sharf-dalam-tinjauan-fikih-dan.html
b. Syarat akad As-sharf
Adapun syarat –syarat yang telah ditentukan dalam akad as-sharf adalah :

1. Taqabudh (serah terima ketika akad berlangsung)

Para ulama fuqaha’ telah bersepakat untuk syarat taqabudh ketika transaksi sebelum
berpisah. Menurut Ibnu Mundzir bahwa apabila berpisah sebelum serah terima maka akad
as-sharf menjadi rusak.

Nilai tukar yang dijual-belikan harus telah dikuasai(taqabudh) baik oleh pembeli maupun
penjual, sebelum keduanya berpisah. Penguasaan itu dapat berbentuk penguasaan secara
material maupun hukum. Penguasaan secara material, misalnya pembeli langsung menerima
dolar AS yang dibeli dan penjual langsung menerima uang rupiah. Adapaun penguasaan
hukum, misalnya pembayaran dengan menggunakan cek.7

2. Akad as-sharf tanpa khiyar

Jumhur ulama fuqaha berpendapat : ( Hanafi, Maliki dan Syafi’I ) bahwa akad tidak menjadi
sah dengan khiyar syarat. Khiyar syarat adalah hak pilih bagi pembeli untuk dapat
melanjutkan jual-beli mata uang tersebut setelah selesai berlangsungnya jual-beli yang
terdahulu atau tidak melanjutkan jual beli itu, yang mana syarat itu itu sudah diperjanjikan
ketika berlangsungnya transaksi terdahulu tersebut. Khiyar ini menyebabkan kepemilikan
belum tetap sementara ketentuan taqabudh adalah syarat sahnya akad sharf.

Dan adapun Khiyar ru’yah dan a’ib tidak menghalangi sahnya transaksi karena tidak
menghalangi kepemilikan dan taqabudh.

3. Akad secara tunai tanpa syarat penundaan.

Ulama bersepakat bahwa tidak diperbolehkan dalam akad as-sharf melakukan penundaan.
Karena akan merusak syarat sah taqabudh dalam akad as-sharf.

4. Tamatsul (Sepadan atau sebanding)

7
Heri Sudarsono, op. cit. Hal. 88
Ini adalah syarat khusus ketika dua barang yang ditukar adalah barang yang sejenis. Seperti
emas ditukar dengan emas, perak dengan perak maka harus sepadan dalam timbangannya.8

D. Jenis jenis transaksi valuta asing dalam perbankan


Ada beberapa jenis-jenis transaksi valuta asing yang terjadi di pasar valas yaitu spot, forward,
swap and option.

1. Transaksi Spot9

Transaksi spot yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada saat
itu (over the counter) atau penyelesaian paling lambat 2 hari setelah masa transaksi. Penyerahan
dana dalam transaksi spot pada dasarnya dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut
ini :

a) Cash, yaitu penyerahan dana yang dilakukan pada saat itu juga.

b) Tom (kependekan dari tomorrow), penyerahan dana pada hari kerja berikutnya atau hari
setelah transaksi.

c) Spot, penyerahan dana dilakukan dua hari kerja setelah transaksi.

2. Transaksi Forward

Transaksi forward atau bisa juga disebut transaksi berjangka adalah transaksi valas yang nilai kurs
nya ditetapkan pada saat kontrak, tetapi pembayaran dan penyerahan dilakukan pada saat jatuh
tempo antara 2x24 jam sampai dengan satu tahun. Transaksi forward biasanya digunakan
untuk tujuan hedging dan spekulasi.

3. Transaksi Swap10

Transaksi swap dalam pasar antarbank adalah pembelian dan penjualan secara bersamaan
sejumlah tertentu mata uang dengan tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Jenis
transaksi swap yang umum adalah “spot terhadap forward”. Dealer membeli suatu mata

8
Ibid.,Hal:355
9
Muhammad Sulhan, Transaksi Valuta Asing (AL-SHARF) Dalam Perspektif Islam, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang, hal 25.
10
Dr. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Rajawali Pers, Edisi Revisi 2014, hal 189-190.
uang dengan transaksi spot dan secara simultan menjual kembali jumlah yang sama kepada
bank lain dengan kontrak forward. Transaksi swap antara bank dengan Bank Indonesia:

a) Swap likuiditas yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif Bank Indonesia untuk dana yang
berasal dari pinjaman luar negeri. Posisi (outstanding) swap likuiditas ini untuk setiap
bank maksimum 20% dari modal bank.
b) Swap investasi yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif bank berdasarkan swap bank
dengan nasabahnya yang dananya berasal dari pinjaman luar negeri (offshore loam) untuk
keperluan investasi di Indonesia.

4. Transaksi Option11

Transaksi option yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau menjual
yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau
tanggal akhir tertentu.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas12

Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi, dan
spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang defisit dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga berpengaruh dan menimbulkan
perbedaan kurs dan valas atau forex rate di masing-masing tempat. Ada beberapa faktor atau
kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas di masing-masing tempat tersebut, antara
lain:

1. Supply dan demand foreign currency

Valas sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan penawaran pada bursa valas atau
forex market. Seperti penawaran atau supply valas impor modal atau capital import dan
transfer valas lainnya dari luar negeri ke dalam negeri.

2. Posisi balance of payment (BOP)

11
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002.
12
Ibid
Balance of payment atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan,
keuangan, dan moneter antara penduduk suatu Negara atau penduduk luar negeri untuk suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun. Seperti catatan transaksi ekonomi internasional yang
terdiri atas ekspor dan impor barang jasa dan modal pada saat periode tertentu.

3. Tingkat inflasi

Tingkat inflasi dapat mempengaruhi kurs valas. Misalnya inflasi di USA meningkat cukup
tinggi , yaitu mencapai 5% sedangkan inflasi di Jepang hanya 1% dan barang-barang yang
dijual di Jepang dan USA relatif sama dan dapat saling mengstupstitusi. Dalam keadaan yang
demikian tentu harga barang yang di USA akan lebih mahal sehingga impor USA dari jepang
akan meningkat.

4. Tingkat bunga

Hampir sama dengan pengaruh inflasi, maka perkembangan atau perubahan tingkat bunga
pun dapat berpengaruh terhadap kurs valas.

5. Tingkat income

Adalah pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu Negara. Seandainya tingkat pendapat di


masyarakat di Indonesia terlalu tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia
relative kecil, tentu impor barang akan meningkat.

6. Pengawasan pemerintah

Adalah faktor pengawasan pemerintah yang biasanya dijalankan dalam berbagai bentuk
kebijaksanaan moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu mempunyai
pengaruhterhadap kurs valas, seperti pengetatan uang beredar dan pengawasan lalu lintas
devisa.

7. Ekspektasi dan spekulasi/ isu/rumor

Ekspektasi dan spekulasi yang timbul di masyarakat akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran valas yang akhirnya akan mempengaruhi kurs valas.
F. Para Pelaku Pasar Valas13

1. Bank Sentral
Bank sentral menggunakan pasar valas untuk memperoleh cadangan devisa dan
mempengaruhi harga dimana mata uangnya diperdagangkan. Bank sentral melakukan
langkah-langkah yang dimaksudkan untuk mendukung atau mendongkrak nilai mata uang
sendiri.

2. Bank Komersial
Bank memerlukan valas manakala mereka menyediakan produk atau jasa yang berkaitan
dengan valas.

3. Perusahaan dan Individu


Kebutuhan terhadap valas bagi perusahaan utamanya untuk kegiatan ekspor-impor yang
melakukan jual beli dengan valas. Sedangkan individu membutuhkan valas salah satunya
untuk melakukan perjalanan/travelling ke luar negeri. Kurs yang dipakai adalah kurs spot
yang ada pada bank atau money changer.

4. Arbitrase dan Speculator


Motif speculator dan arbitrase hanya untuk memperoleh keuntungan
dari perubahan harga secara simultan untuk kepentingan mereka sendiri tanpa suatu
kebutuhan untuk melayani klien atau memastikan kontinuitas pasar. Arbirase
pada prinsipnya merupakan suatu bentuk spekulasi dimana mereka membeli suatu valas di
pusat keuangan kemudian menjualnya kembali di pusat keuangan lain untuk memperoleh
keuntungan. Spekulasi dan arbitrase dalam jumlah besar pada umumnya dilakukan oleh para
trader. Bank-bank dapat bertindak sebagai dealer,speculator dan arbitrase.14

13
http://marketivaid.com/apa-itu-valas-pasar-dan-pelaku-valas.htm, diakses pada tanggal 10 Juni 2016 pukul 18.25 CLT.

14
http://www.academia.edu/7663025/
KONSEP_DAN_TRANSAKSI_FOREX_PERMASALAHAN_DAN_SOLUSINYA_MELALUI_AKAD_SYARIAH diakses
pada tanggal 18 juni 2016 pukul 18.00 CLT.
5. Broker
Pada perdagangan valas retail seorang trader membutuhkan broker sebagai penghubung
trader dengan trader lainnya atau pasar uang. Broker akan meneruskan order/transaksi yang
dilakukan oleh trader, menerima pemasukan dana untuk trading, dan melakukan penarikan
dana atas keuntunngan yang didapat trader.

G. Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange)


Perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan nasional dan
internasional tidak dapat menghindarkan diri dari keterlibatannya pada pasar valuta asing.
Maka perbankan syariah harus menyusun pedoman kerja operasianl bagi dirinya sendiri agar
mempunyai akses yang luas ke pasar valuta asing tanpa harus terlibat pada mekanisme
perdagangan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Aktifitas perdagangan valuta asing dalam perbankan syariah harus terbebas dari unsur riba,
maisir(gambling), dan gharar. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus memperhatikan
beberapa ketentuan dan batasan umum diantaranya:
a. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing pihak
harus menerima /menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan.
b. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersial, yaitu transaksi
perdagangan barang dan jasa antarbangsa, bukan dalam rangka spekulasi.
c. Harus dihindari jual-beli bersyarat. Misalnya A setuju membeli barang dari B hari ini
dengan syarat B harus membelinya kembali pada tanggal tertentu di masa mendatang.
d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu
menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.
e. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain tidak
dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan.15

Selain memperhatikan beberapa batasan diatas, terdapat juga beberapa tingkah laku
perdagangan yang dewasa ini biasa dilakukan dipasar valuta asing konvensional dan harus
dihindari, yaitu diantara lain:

15
DR. Muhammad Syafi’I Antonio, op. cit, hal. 197.
a. Perdagangan tanpa penyerahan (future non delivery trading atau margin trading)
b. Jual beli valas bukan transaksi komersial (arbitrage) baik spot maupun forward.
c. Melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli (oversold).
d. melakukan transaksi swap16

H. Fatwa Dewan syariah Nasional tentang jual beli mata uang (As-Sharf)
Ketentuan dari Majelis Ulama Indonesia, sehubungan dengan perdagangan valuta asing.
Ketentuan umum tentang seputar kegiatan transaksi jual-beli valuta asing berdasarkan fatwa
Dewan Syariah Nasional Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Sharf pada prinsipnya
boleh dengan ketentuan sebagai berikut (Hajar, 2011):
a. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan).
b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan).
c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan
secara tunai (at-taqabudh).
d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada
saat transaksi dilakukan dan secara tunai.

16
Ibid.,hal 197.
BAB III

KESIMPULAN

Dari Pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Islam sebagai agama yang
universal maka tidak luput dalam perkembangan instrumen keuangan terutama dalam akad As-
sharf seperti dalam perdagangan valuta asing. Dengan tetap menjaga unsur syariah dalam setiap
transaksi demi menghindari praktik riba, maysir(gambling), dan gharar maka diperbolehkan
dengan beberapa syarat yaitu : apabila mata uang yang di pertukarkan harus sama baik kuantitas
maupun kuantitasnya, sedangkan apabila pertukaran dengan mata uang yang tidak sejenis, maka
pertukaran tersebut harus berdasarkan kurs yang berlaku saat itu terhadap mata uang yang ditukar
dan pertukaran tersebut hanya diperbolehkan secara spot (Tunai).

Akad as-sharf dalam perekonomian Islam sangat memegang peranan penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat islam yang modern. Yang mana kegiatan ekonomi tidak hanya dilakukan
di dalam negeri tetapi juga diluar negeri. Maka dengan adanya pengaturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh ulama dan pemerintah maka akan memberikan manfaat kepada masyarakat agar
terhindar dari transaksi yang non syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Antonio , DR. Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari teori ke praktek, Gema Insani,
Jakarta, Cet 19, 2012.
Kasmir, Dr., Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Rajawali Pers, Edisi Revisi 2014.
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet Edisi 3, Ekonisia,
Yogyakarta, 2008.

Sulhan , Muhammad, Transaksi Valuta Asing (AL-SHARF) Dalam Perspektif Islam,


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Tim Pengembangan Perbankan Syari'ah Institut Bankir Indonesia, Bank Syari'ah:


Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, Djambatan, Jakarta, 2001.

Wizaratul Awqaf wa Syu’un Al-Islamiyah, Almausu’a Al-fiqhiyah Al-kuwaitiyah, Vol. 26.


Zuhaily, Dr. Wahbah, mausu’ah fiqh Al-islamy wa Al-qodhoya mu’ashirah, Dar Al-fikr,
Damaskus, jilid 4 2010.
http://www.academia.edu/7663025/
konsep_dan_transaksi_forex_permasalahan_dan_solusinya_melalui_akad_syariah
https://azharilaw.blogspot.com.eg/2014/12/akad-sharf-dalam-tinjauan-fikih-dan.html
http://www.dsnmui.or.id/index.php?
mact=News,cntnt01,detail,0&cntnt01articleid=29&cntnt01origid=59&cntnt01detailtempl
ate=Fatwa&cntnt01returnid=61
http://marketivaid.com/apa-itu-valas-pasar-dan-pelaku-valas.htm

Anda mungkin juga menyukai