Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP UANG DALAM ISLAM


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Lembaga Keuangan Syariah

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Dwi Syahrani (2204040052)


2. Dini NurPratiwi (2204040053)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang maha esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas silabus mata kuliah
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH dan yang memberi kami tugas yaitu
Bapak Dosen IKHSAN PURNAMA,SE.Sy., M.E.Sy . Kami telah melakukakan
beberapa observasi pada beberapa sumber rujukan dan kami mendapatkan hasil
yang cukup.

Terima kasih kepada para orang tua kami yang telah mendidik kami dari kecil
hingga sekarang, dan terima kasih pula untuk para dosen yang telah mendidik
kami juga sehingga mengganggap kami sebagai anak sendiri dan untuk semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami berharap makalah ini akan bermanfaat bagi teman-teman dan kami
menerima kritik dan saran apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Palopo. 12 Mei 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI
Sampul ..................................................................................................................................
Kata Pengantar ....................................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................


A. Latar Belakang ...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan Masalah ..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................


A. Pengertian dan Sejarah Uang ..........................................................................................
B. Kriteria dan Fungsi Uang ................................................................................................
C. Jenis uang .......................................................................................................................
D. Konsep Uang Dalam Islam .............................................................................................
E. Time Value of Money dan Economic Value of Time ........................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................


A. Kesimpulan ....................................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Posisi
uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan dengan
variabel lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi
dalam satu sistem ekonomi. Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan
peran penting dalam perjalanan kehidupan modern. Uang berhasil memudahkan
dan mempersingkat waktu transaksi pertukaran barang dengan uang.
Ketika jumlah manusia semakin bertambah, maka peradabannya pun
semakain maju sehingga kegiatan dan transaksi antar sesama manusia semakin
beragam. Maka dari itu, diperlukan alat tukar yang dapat diterima semua pihak
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Alat tukar ini lah yang disebut dengan
uang.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan sejarah uang?
2. Apa saja kriteria dan fungsi uang?
3. Apa saja jenis uang?
4. Bagaimana konsep uang dalam islam?
5. Apa itu Time Value of money dan Economic Value of time?
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan sejarah uang.
2. Mengetahui kriteria dan fungsi uang.
3. Mengetahui jenis uang.
4. Mengetahui konsep uang dalam islam.
5. Mengetahui Time Value of money dan Economic Value of time.1

1 Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Uang


1. Pengertian Uang
Dalam ekonomi Islam, secara etimologi uang berasal dari kata al- naqdu-nuqud.
Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu al-naqdu berarti yang baik dari dirham,
menggenggam dirham, membedakan dirham, dan al-naqd juga berarti tunai. Kata
nuqud tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis karena bangsa Arab umumnya
tidak menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata
dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham
untuk menunjukkan alat tukar yang terbuat dari perak. Mereka juga menggunakan
wariq untuk menunjukkan dirham perak, kata ‘ain untuk menunjukkan dinar emas.
Smentara itu, kata fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang
digunakan untuk membeli barang-barang murah.
Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang dicetak, tetapi
mencakup seluruh jenisnya dinar, dirham dan fulus. Untuk menunjukkan dirham
dan dinar mereka menggunakan istilah naqdain. Namun, mereka berbeda
pendapat apakah fulus termasuk dalam istilah naqdain atau tidak. Menurut
pendapat yang mu’tamad dari golongan Syafi’iah, fulus tidak termasuk naqd,
sedangkan mazhab Hanafi berpendapat bahwa aqd mencakup fulus.
Defenisi nuqd menurut Abu Ubaid (wafat 224 H), dirham dan dinar adalah nilai
harga sesuatu. Ini berarti dinar dan dirham adalah standar ukuran yang dibayarkan
dalam transaksi barang dan jasa. Al-Ghazali (wafat 595 H) menyatakan, Allah
menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah di antara seluruh harta
sehingga seluruh harta bisa diukur dengan keduanya. Ibn al-Qayyim (wafat 751
H) berpendapat, dinar dan dirham adalah nilai harga barang komoditas. Ini
mengisyaratkan bahwa uang adalah standar unit ukuran untuk nilai harga
komoditas.
Menurut para ahli ekonomi kontemporer, uang didefenisikan dengan benda-benda
yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-
menukar atau perdagangan dan sebagai standar nilai. Jadi, uang adalah sarana
dalam transaksi yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan produksi dan jasa. 2

2 Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: Rajawali Pers


2. Sejarah Uang
Masyarakat Mekkah pada masa jahiliyah telah melakukan perdagangan dengan
mempergunakan uang dari Roma dan Persia. Menurut al-Balazuri seperti yang
dikutip Muhammad Usman Syabir, uang yang digunakan ketika itu adalah dinar
Hercules, Bizantium, dan dirham dinasti Sasanid Irak dan sebagian mata uang
bangsa Himyar dan Yaman. Ini berarti Bangsa Arab pada masa itu belum
memiliki mata uang tersendiri. Ketika diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad
tidak mengubah mata uang tersebut karena kesibukannya memperkuat sendi-
sendi agama Islam di jazirah Arab. Pada awal pemerintahannya, Umar Ibn Khatab
juga tidak melakukan perubahan mata uang ini karena kesibukannya melakukan
ekspansi wilayah kekuasaan Islam. Barulah tahun ke-18 H mulai dicetak dirham
Islam yang masih mengikuti model cetakan Sasanid berukiran Kisra dengan
tambahan beberapa kalimat tauhid dalam bentuk tulisan Kufi, seperti kalimat
Alhamdulillah pada sebagian dirham, dan kalimat Muhammad Rasulullah pada
dirham yang lain, juga kalimat Umar, kalimat Bismillah, Bismillahirabbi, pada
dirham yang lainnya. Malah pada masa ini juga sempat terpikir oleh Umar untuk
mencetak uang dari kulit unta. Namun, diurungkannya karena takut akan terjadi
kelangkaan unta. Percetakan uang dirham yang bertuliskan kalimat Allahu Akbar,
Bismillah, Barakah, Bismilahirabbi, Allah, Muhammad dalam bentuk tulisan
Albahlawiyah Pada Masa Abdul Malik ibn Marwan (65-86 H), Khalifah ke tiga
dinasti Umaiyyah, dinar dan dirham Islami mulai dicetak dengan model tersendiri
yang tidak lagi ada lambang-lambang Bizantium dan Persia pada tahun 76 H.
Namun di akhir dinasti ini tepatnya pada masa pemerintahan mulai dicampuri oleh
para Mawali (pembantu dan orang-orang Turki, mulai terjadi penurunan nilai
bahan baku uang dan malah dicampur dengan tembaga dalam proses percetakan
mata uang yang dilakukan penguasa dalam rangka meraup keuntungan dari
percetakan uang tersebut. Akibatnya, terjadi inflasi harga-harga melambung
tinggi. Namun, masyarakat masih menggunakan dirham-dirham tersebut dalam
interaksi perdagangan. Keadaan ini terus berlanjut sampai dinasti Fatimiyah, kurs
dinar terhadap dirham adalah 34 dirham. Padahal selama ini kurs dan dirham
adalah 1:10.3

3 Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.


Percetakan uang tembaga (fulus) mulai dilakukan pada masa Mamalik tepatnya
masa khalifah al-Zhahir Barquq. Di masa ini mata uang fulus menjadi mata uang
utama, sedangkan percetakan dirham dihentikan, karena ketika itu terjadi
penjualan perak ke Eropa dan impor tembaga dari Eropa semakin meningkat.
Kemudian, terjadi peningkatan produksi pelana kuda dan bejana dari perak.
Akibat kebijakan ini, inflasi terus terjadi . Al-Maqrizi menyikapi keadaan ini
dengan menulis kitab Syuzur al-Nuqud Fi Zikr al-Nuquq. Ia menyatakan,
penyebab terjadinya inflasi adalah pengukuhan sistem mata uang tembaga.
Ibn Taimiyah (1263-1328) juga mengungkapkan hal sama sebagai bentuk
tanggapan dari kondisi turunnya nilai mata uang yang terjadi di Mesir pada masa
dinasti Mamluk. Ia menganjurkan pemerintah agar tidak mempelopori bisnis mata
uang dengan membeli tembaga. Kemudian mencetaknya menjadi mata uang koin.
Pemerintah harus mencetak mata uang dengan nilai yang sebenarnya tanpa
mencari keuntungan dari percetakan tersebut. Pemerintah harus melaksanakan
kebijakan moneter, yakni mencetak mata uang sesuai dengan nilai transaksi di
tengah masyarakat, tanpa ada unsur kezaliman di dalamnya. Ini menunjukkan Ibn
Taimiyah sangat memperhatikan nilai instrinsik mata uang sesuai dengan nilai
logamnya. Lebih lanjut Ibn Taimiyah menjelaskan , jika dua mata uang koin
memiliki nilai nominal yang sama tetapi dibuat dari logam yang tidak sama
nilainya, mata uang lainnya dalam peredaran. Mata uang yang berasal dari logam
yang lebih baik akan ditimbun, dilebur atau diekspor karena dianggap lebih
menguntungkan. Teori Ibn Taimiyah (1263-1328) inilah yang kemudian dikenal
dengan hukum Gresham bad money drives out good money” yang dilahirkan oleh
Sir Thomas Gresham (1519-1579).
Di masa daulat Usmaniyah, tahun 1534 mata uang resmi yang berlaku adalah
emas dan perak dengan perbandingan 1:15 kemudian, pas tahun 1839 pemerintah
Usmaniyah menerbitkan mata uang yang berbentuk kertas banknote dengan nama
yang sama. Namun nilainya terus merosot sehingga rakyat tidak mempercayainya.
Pada perang Dunia I tahun 1914, Turki seperti negara-negara lainnya
memberlakukan uang kertas sebagai uang yang sah dan membatalkan berlakunya
emas dan perak sebagai mata uang. Sejak ini mulailah diberlakukan uang kertas
sebagai satu-satunya mata uang di seluruh dunia. 4

4
Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.
B. KRITERIA DAN FUNGSI UANG
1. Kriteria Uang
Untuk dapat terima sebagai alat tukar, uang harus memenuhi persayaratan tertentu
yakni:
a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
b. Tahan lama.
c. Bendanya mempunyai mutu yang sama.
d. Mudah dibawa-bawa.
e. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya.
f. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan).
g. Dicetak dan di sahkan penggunaannya oleh pemegang otoritas moneter
(pemerintah).
h. Tidak mudah dipalsukan
2. Fungsi uang
a. Alat tukar (Medium of Exchange)
Dalam Islam, uang hanya berfungsi sebagai alat tukar. Jadi uang adalah
sesuatu yang terus mengalir dalam perekonomian, atau lebih dikenal
sebagai flow concept. Ini berbeda dengan sistem perekonomian kapitalis,
di mana uang dipandang tidak saja sebagai alat tukar yang sah (legal
tender) melainkan juga dipandang sebagai komoditas. Sedangkan dalam
islam uang menjadi media untuk merubah barang dari bentuk yang satu ke
bentuk yang lain, sehingga uang tidak bisa dijadikan komoditi.
b. Satuan Hitung ( Unit Of Account)
Yang dimaksud dengan satuan hitung adalah uang sebagai alat yang
digunakan untuk menunjukkan nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan
dipasar dan besarnya kekayaan yang bisa dihitung berdasarkan penentuan
harga dari barang tersebut.5

5Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.


c. Penimbun Kekayaan
Fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan akan bisa mempengaruhi
jumlah uang kas yang ada pada masyarakat. Ketika teori konvensional
memasukkan satu dari fungsi uang adalah sebagai store of value di mana
termasuk juga adanya motif money demand for speculation.4 Hal ini tidak
diperbolehkan dalam Islam. Islam memperbolehkan uang untuk transaksi
dan untuk berjaga-jaga, namun menolak uang untuk spekulasi. Hal ini
menurut Al-ghazali sama saja dengan memenjarakan fungsi uang
d. Standar Pencicilan Utang
Uang juga berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran
berjangka atau pencicilan utang.6

6 Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.


C. JENIS-JENIS UANG
1. Uang Kartal
Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam
melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Menurut Undang-Undang Bank Sentral
No.13 tahun 1968 pasala 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk
mengeluarkan uang logam dan kertas. Uang kartal menurut bahan pembuatannya
ada dua:
a. Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas dan perak karena memenuhi syarat-
syarat uang yang efisien, dan mudah dikenali dan diterima orang. Di samping
itu emas dan perak tidak mudah musnah. Pada zaman sekarang, uang logam
tidak dinilai dari berat emasnya, namun dinilai dari nominalnya.
b. Uang Kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap
tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU
No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang dimaksud dengan uang kertas
adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan
lainnya (yang menyerupai kertas). Uang kertas mempunyai nilai karena
nominalnya.

2. Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan
adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Di Indonesia yang
berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia.
Menurut UU No.7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah
tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai
alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, dan giro. Uang giral bukan
merupakan alat pembayaran yang sah.

3. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat
pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan
serta rekening valuta asing milik swasta domestik. 7

7 Naf’an. 2014. Ekonomi Makro; Tinjauan Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
D. KONSEP UANG DALAM ISLAM
Dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah suatu yang bersifat flow concept dan
capital adalah suatu yang bersifat stock concept. Dalam Islam, capital is private
goods, sedangkan money is public goods. Perbedaan lain adalah bahwa dalam
ekonomi islam, uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan capital adalah
sesuatu yang bersifat stock concept, sedangkan dalam ekonomi konvensional terdapat
beberapa pengertian. Frederick S. Mishkin, misalnya, mengemukakan konsep Irving
Fisher yang menyatakan bahwa:
MV=PT
Keterangan:
M = jumlah uang
V = Tingkat perputaran uang
P= Tingkat harga barang
T= Jumlah barang yang di perdagangkan.
Dari pemasaran di atas dapat di ketahui bahwa semakin cepat perputaran uang (V ),
maka semakin besar income yang di peroleh. Persamaan ini juga berarti bahwa uang
adalah Flow Concept. Fisher juga mengatakan bahwa sama sekali tidak ada korelasi
antara kebutuhan memegang uang (demand for holding money) dengan tingkat suku
bunga. Konsep Fisher yang ada dalam ekonomi islam, bahwa uang adalah flow
concept, bukan stock concept.
Pendapat lain yang di ungkapkan oleh miskhin adalah konsep Marshallpigio dari
Cambridge, yaitu:
M=kPT
Keterangan:
M= jumlah uang
k= 1/v
p= Tingkat harga banyak
T= jumlah barang yang diperdagangkan. 8

8Naf’an. 2014. Ekonomi Makro; Tinjauan Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Walaupun secara matematis dapat dipindahkan atau kekiri atau kekanan, secara
filosofis kedua koncep ini berbeda. Dengan kepada persamaan Marshal-Pigou di atas
menyatakan bahwa demand folding money adalah suatu proporsi (k) dari jumlah
pendapatan (PT). semakin besar demand for holding money (M), untuk tingkat
pendapatan tertentu (PT). ini berarti konsep dari marshal-pigou mengatakan bahwa
uang adalah stock concept. Oleh sebab itu, kelompok Cambridge mengatakan uang
adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan (store of wealth).
Dalam islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang
ketika mengalir adalah public goods (flow concept), lalu mengendap kedalam
kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi (private
goods).9

9 Naf’an. 2014. Ekonomi Makro; Tinjauan Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
E. Time Value Of Money and Economic Value Of Time
Dalam Islam, fungsi uang tidak termasuk dalam fungsi utility, karena sebenarnya
manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu sendiri, tetapi dari fungsi uang. Islam
juga tidak mengenal konsep time value of money.

Rumus time value of money; FV=PV (1+i)n, Rumus pertumbuhan populasi;


Pt=(Po1+g)t, jadi future value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun
ke-t, present value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-0,
sedangkat tingkat suku bunga dianalogikan dengan tingkat pertumbuhan populasi. Ini
merupakan kekeliruan fatal, sebab uang bukan makhluk hidup yang dapat
berkembang biak dengan sendirinya.

Akan tetapi, economic value of time yang dikenal dalam Islam. Maknanya adalah
bahwa time akan mempunyai economic value jika waktu tersebut ditambah dengan
faktor produksi yang lain, sehingga menjadi capital dan dapat memperoleh return.
Jadi faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan
waktu itu. Semakin efektif (doing the right things) dan efisien (doing the things right),
maka akan semakin tinggi nilai waktunya.10

10 Nasution, Mustafa Edwin. 2006. Pengenalan Ekslusif; Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep Uang dalam Islam memiliki Sejarah yang mana Islam telah
menggunakkan Emas dan Perak yang dimanfaatkan sebagai alat
tukar yang sah pada saat itu, uang memiliki beberapa kriteria
sebelum menjadi alat pembayaran yang sah, jenis-jenis uang
memiliki beragam macam dari uang kartal, giral, dan kuasi. Uang
dalam islam adalah kepemilikan umum, sehingga mengalami
perputaran menjadi milik pribadi. Islam hanya mengakui Economi
Value of Time, dan ada beragam pendapat dari para mazhab terkait
Permintaan dan Penawaran Uang.

B. Saran

Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap dapat


menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dan keinginan
untuk menulis juga. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik
dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini. 11

11 Rozalinda. Ekonomi Islam (Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Bank dan Lembaga


Keuangan.
Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta:
Rajawali Pers.
Naf’an. 2014. Ekonomi Makro; Tinjauan Ekonomi Syariah.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nasution, Mustafa Edwin. 2006. Pengenalan Ekslusif; Ekonomi
Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rozalinda. Ekonomi Islam (Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas
Ekonomi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai