Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KONSEP UANG
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah Non Bank
Dosen Pengampu : M Abdur Rosyid Albana, M. H.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Titik Nurjanah (2102036042)
M Ricki Farchani (210203604 )
Putri Pradika Asih (22 )

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2024
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kemudahan, kesehatan, dan
keselamatan bagi kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Dan tak lupa Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi kita Nabi
Muhammad Saw, semoga kita memdapatkan syafaatnya diakhir nanti. Kami sangat berterima
kasih kepada Bapak M Abdur Rosyid Albana, M. H. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Lembaga Keuangan Syariah Non Bank. Kami dari kelompok 1 mendapatkan materi yang
akan membahas mengenai “KONSEP UANG”. Dengan adanya makalah ini diharapkan
teman-teman kelas HES D bisa paham mengenai konsep uang yang benar. Masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, diharapkan saran dan kritik yang sangat terbukan
agar kita bisa saling belajar satu sama lain.

Semarang, 25 Februari 2024

Penyusun
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uang merupakan darahnya perekonomian yang digunakan untuk sarana
penunjang dalam memenuhi sebuah kebutuhan. Oleh sebab itu masyarakat
modern mekanisme dalam kegiatan perekonomian berdasarkan seperti jual beli,
sewa- menyewa, ekspor impor dan lain-lain memerlukan uang untuk alat pelancar
guna terlaksananya tujuan. Semua orang pasti memerlukan uang baik kalangan
atas maupun bawah.
Awal mulanya masyarakat sebelum terciptanya uang, masyarakat dalam
melakukan kegiatan ekonomi menggunakan sistem tukar menukar atau biasa
disebut barter. Proses kegiatan tukar menukar tersebut tidak hanya barang akan
tetapi jasa-jasa juga sangat perlu, tergantung kebutuhan manusianya itu sendiri.
Sebelum bangsa barat menggunakan uang dalam bertansaksi, dalam dunia
Islam telah mengenal alat pertukar dan pengukur nilai tersebut. Bahkan di dalam
Al-Qur’an juga sudah dijelaskan secara ekplisit menyatakan alat pengukur nilai
adalah emas dan perak. Serta para Fuqaha menafsirkan emas dan perak tersebut
sebagai dinar dan dirham.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Uang ?
2. Fungi Uang ?
3. Jenis Uang dan Kegunaan Uang ?
C. Tujuan
1. Memahami Definisi Uang.
2. Memahami Fungsi Uang.
3. Memahami Jenis dan Kegunaan Uang.
II. PEMBAHASAN
A. Definisi Uang
Menurut KBBI, Uang merupakan alat tukar atau standar pengukur nilai
(kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa
kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar
tertentu.
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai alat tukar yang
dapat diterima secara umum dan uang juga merupakan benda terpenting bagi
kehidupan karena tanpa uang hidup terasa susah. Objek tukar dapat berupa benda
atau jasa yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses
pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan
sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran
bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa, kekayaan berharga lainnya, serta
untuk pembayaran utang. Kesimpulannya, uang adalah suatu benda yang diterima
umum oleh masyarakat sebagai pengukur nilai, penukar, dan melakukan
pembayaran atas pembelian barang dan jasa. Pada waktu yang bersamaan
bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.(Wikipedia : 2024)
Robertson dalam bukunya Money, mendefinisikan uang sebagai segala
sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang (money is
something which is widely accepted in payments for goods).
R.S. Sayer dalam bukunya Modern Banking, mengartikan uang sebagai segala
sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar utang (money is widely accepted
for the settlement of debts).
A.C. Pigou dalam bukunya The Veil of Money mengatakan, uang adalah
segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar (money are those
things that are widely used as a media for exchange).
Dalam ekonomi Islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu-
nuqud. Pengertiannya ada beberapa makna, yiatu al-naqdu yang berarti yang baik
dari dirham, menggenggam dirham, dan al-naqdu juga berarti tunai. Kata nuqud
tidak terdapat dalam al-Qur‟an dan hadist karena bangsa arab umumnya tidak
menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata dinar
untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk
menunjukkan alat tukar yang terbuat dari perak. Mereka juga menggunakan wariq
untuk menunjukkan dirham perak, kata ‘ain untuk menunjukkan dinar emas.
Sementara itu kata fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang
digunakan untuk membeli barang-barang murah (Rozalinda, 2014: 279).
Defenisi nuqud menurut Abu Ubaid (wafat 224 H), dirham dan dinar adalah
nilai harga seseuatu sedangkan segala sesuatu tidak bisa menjadi harga bagi
keduanya, ini berarti dinar dan dirham adalah standar ukuran yang
dibayarkandalam transaksi barang dan jasa. Al-Ghazali (wafat 505 H)
menyatakan, Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah
diantara seluruh harta sehingga seluruh harta bisa bisa diukur dengan keduanya.
Ibn al-Qayyim (wafat 751H) berpendapat, dinar dan dirham adalah nilai harga
barang komoditas. Ini mengisyaratkan bahwa uang adalah standar unit ukuran
untuk nilai harga komoditas (Ahmad Hasan, 2005: 5-8).
Uang adalah standar kegunaan yang terdapat pada barang dan tenaga. Uang
didefenisikan sebagai sesuatu yang dipergunakan untuk mengukur tiap barang dan
tenaga. Misalkan harga adalah standra untuk barang, sedangkan upah adalah
standar untuk manusia, yang masing-masing merupakan perkiraan masyarakat
terhadap nilai barang dan tenaga orang. Perkiraan nilai-nilai barang dan jasa ini
dinegeri manapun dinyatakan dengan satuan-satuan, maka satuan- satuan inilah
yang menjadi standar yang dipergunakan untuk mengukur kegunaan barang dan
tenaga yang kemudian menjadi alat tukar (medium of exchange) dan disebut
dengan satuan uang (Taqiyuddin An-Nabhani,2000: 297).
Dalam ekonomi barterpun, uang dibutuhkan sebagai ukuran nilai suatu barang.
Misalnya, onta senilai 100 dinar dan kain senilai sekian dinar. Dengan demikian
adanya uang sebagai ukuran nilai barang, uang akan berfungsi pula sebagai
ukuran nilai barang, uang akan berfungsi sebagai media penukaran. Menurut al-
Ghazali uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna, tetapi dapat
merefleksikan semua warna (Adiwarman Aswar Karim, 2001: 53).
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun dalam “Muqaddimah”nya, sebagaimana
dikutip adiwarman karim, menjelaskan bahwa kekayaan suatu Negara tidak
ditentukan oleh banyaknya uang di Negara tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat
produksi Negara tersebut dan neraca pembayaran yang positif. Apabila suatu
Negara mencetak uang sebanyak- banyaknya, tetapi bukan merupakan refleksi
pesatnya pertumbuhan sector produksi, maka uang yang melimpah tersebut tidak
ada nilainya. Sektor produksi merupakan motor penggerak pembangunan suatu
Negara karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja,
dan menimbulkan permintaan (pasar) terhadap produksi lainnya (Adiwarman
Aswar Karim, 2001: 55).

B. Fungsi Uang

Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran


barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara
barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan
fungsi turunan. Fungsi asli uang ada tiga macam, yaitu pertama sebagai alat tukar,
yang kedua sebagai satuan hitung, dan yang ketiga sebagai penyimpan nilai.
Sedangkan fungsi turunan uang yaitu, pertama Uang sebagai alat pembayaran
yang sah, kedua Uang sebagai alat pembayaran utang, ketiga Uang sebagai alat
penimbun kekayaan, keempat Uang sebagai alat pemindah kekayaan, dan kelima
Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.
Fungsi uang itu sebenarnya telah termaktub dalam definisi tersebut. Contoh
definisi uang menurut A.C. Pigou adalah segala sesuatu yang umum diterima
sebagai alat penukar. Fungsi uang tidaklah sama dari masa ke masa, antara sistem
perekonomian yang satu dengan sistem perekonomian yang lainnya. Contoh,
masyarakat primitif menggunakan commodity money (seperti kerang dan gigi
ikan paus) sebagai alat penukar. Dengan memiliki banyak kerang, gigi ikan paus,
mereka beranggapan khasiat atau tenaga gaib yang melekat pada benda itu akan
berpindah kepada pemiliknya, sehingga benda itu secara turun temurun diterima
oleh masyarakat tersebut. Dengan demikian fungsi uang pada masyarakat yang
hidup pada masa itu adalah sebagai alat penambah kekuatan atau alat untuk
mengusir roh halus yang akan mencelakakan dirinya. Tapi sebenarnya fungsi uang
dalam masyarakat modern adalah sebagai alat:
1. penukar (medium of exchange);
2. pengukur nilai (standart of value);
3. penimbun/penghimpun kekayaan (storage of value).
Jika dipahami bahwasanya uang memiliki 4 fungsi yaitu sebagai alat penukar,
uang sebagai alat pengukur, uang sebagai alat penimbun kekayaan, dan yang
terakhir uang sebagai komoditi bisnis.
Dalam Islam, uang dipandang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditi.
Peranan uang ini dimaksudkan untuk melenyapkan ketidakadilan, ketidakjujuran,
dan pengisapan dalam ekonomi tukar-menukar (barter). Karena dalam system
barter ada unsure ketidakadilan yang digolongkan sebagai riba al Fadhl, yang
dilarang dalam islam. Uang dapat memainkan peranan penting sebagai suatu unit
akun dan sebagai suatu kumpulan nilai dalam ekonomi islam. Uang dapat
digunakan sebagai ukuran opportunity cost (yaitu pendapatan yang hilang).
Disamping itu, uang juga memainkan peranan social dan religious yang khusus,
karena ia merupakan ukuran terbaik untuk menyalurkan daya beli dalam bentuk
pembayaran transfer kepada simiskin. Arti religious peranan uang terletak pada
kenyataan bahwa ia memungkinkan menghitung nisab dan menilai suku zakat
dengan tepat. Sebagai fungsi sosial uang menahan atau mencegah eksploitasi
terbuka yang terkandung dalam keadaan tawar-menawar (Abdul Manan, 1995:
162-163).
C. Jenis dan Kegunaan Uang

III. KESIMPULAN

IV. DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Ilyas, “ Konsep Uang dalam Perpektif Ekonomi Islam”, BISNIS,Vol. 4, No.
1, Juni 2016.
Nawazirul Lubis, M.M. “Pengertian, Fungsi, Jenis dan Nilai Uang”, UT : Modul 1.

Anda mungkin juga menyukai