Anda di halaman 1dari 18

EKONOMI MAKRO

ISLAM

Ibnu Muttaqin
FEBI IAIN KUDUS
Pertemuan 4

Konsep Uang dalam Perspektif


Islam

Batch 1
Pertemuan 4
Konsep Uang Dalam Perspektif Islam:
 Pengertian dan Sejarah Uang,
 Kriteria dan Fungsi Uang
Sejarah Uang

Prabarter Barter Uang

• Manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka memperoleh makanan dari


berburu atau memakan berbagai buah-buahan. Karena jenis kebutuhannya masih
sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain.
• Barulah pada periode barter, terjadi interaksi antara satu orang dengan yang lain,
mengingat bahwa kebutuhan mereka sudah mulai meningkat dan masing-masing
individu mulai tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, untuk itulah mereka
menyelenggarakan tukar menukar dengan cara barter.
• Namun semakin kompleks kebutuhan manusia, semakin sulit menciptakan double
coinceidence of wants. Maka di ciptakanlah uang sebagai alat tukar menukar yang
dapat diterima oleh semua pihak.
Pengertian Uang

Dalam ekonomi islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu-nuqud.
Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu al-naqdu berarti yang baik dari dirham,
menggenggam dirham, membedakan dirham, dan al-naqd juga berarti tunai. Kata nuqud
tidak terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadis karena bangsa Arab umumnya tidak
menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata dinar untuk
menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat
tukar dari perak. Mereka juga menggunakan wariq untuk menunjukkan dirham perak, kata
‘ain untuk menunjukkan dinar emas. Sementara itu, kata fulus (uang tembaga) adalah alat
tukar tambahan yang di gunakan untuk membeli barang-barang yang murah.

• Menurut Abu Ubaid, dinar dan dirham adalah nilai harga sesuatu.
• Ibn al-Qayyim berpendapat, dinar dan dirham adalah nilai harga barang komoditas.
• Menurut ahli kontemporer, uang didefinisikan sebagai alat perantara untuk mengadakan
tukar-menukar atau perdagangan dan sebagai standar nilai.
A. Konsep Uang dalam Islam

Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep


uang dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam,
konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah
uang, uang bukan capital. Sebaliknya, konsep uang yang
dikemukakan dalam ekonomi konvensional tidak jelas.
Sering kali istilah uang dalam perspektif ekonomi
konvensional diartikan secara bolak-balik
(interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan uang
sebagai capital.
A. Konsep Uang dalam Islam
(Lanjutan...)
Perbedaan lain adalah bahwa dalam ekonomi Islam, uang adalah
sesuatu yang bersifat flow concept dan capital adalah sesuatu yang
bersifat stock concept, sedangkan dalam ekonomi konvensional
terdapat beberapa pengertian. Frederic s. Mishkin, mengemukakan
konsep Irving fisher yang menyatakan bahwa:
MV=PT
Keterangan:
M = Jumlah uang
V = Tingkat perputaran uang
P = Tingkat harga barang
T = Jumlah barang yang diperdangkan
A. Konsep Uang dalam Islam
(Lanjutan...)
• Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa semakin cepat
perputaran uang (V), maka semakin besar income yang diperoleh.
Persamaan ini juga berarti juga bahwa uang adalah flow concept.
Fisher juga mengatakan bahwa sama sekali tidak ada korelasi
antara kebutuhan memegang uang (demand for holding money)
dengan tingkat suku bunga. Konsep fisher ini hampir sama dengan
konsep yang ada dalam ekonomi Islam, bahwa uang adalah flow
concept, bukan stock concept.
• Dalam Islam, capital is private goods, sedangkan money is public
goods. Uang yang ketika mengalir adalah public goods (flow
concept), lalu mengendap ke dalam kepemilikan seseorang (stock
concept), uang tersebut menjadi milik pribadi (private good).
A. Konsep Uang dalam Islam
(Lanjutan...)
Untuk lebih jelasnya, konsep private dan public goods masing-masing
dapat diilustrasikan dengan mobil dan jalan tol. Mobil adalah private good
(capital) dan jalan tol adalah public good (money). Apabila mobil tersebut
menggunakan jalan tol, baru kita dapat menikmati jalan tol. Namun, apabila
mobil tersebut tidak menggunakan jalan tol, maka kita tidak akan menikmati
jalan tol tersebut. Dengan kata lain, jika uang diinvestasikan dalam proses
produksi, maka kita baru akan mendapatkan lebih banyak uang. Sedangkan
dalam konsep konvensional uang dan capital dapat menjadi private goods,
maka bagi mereka jika mobil diparkir di gerasi ataupun digunakan di jalan
tol, mereka tetap akan menikmati manfaat dari jalan tol tersebut. Apakah
uang diinvestasikan pada proses produksi atau tidak, mereka tetap harus
mendapat lebih banyak uang. Di sinilah letak keanehan teori bunga (interest
theory) yang dikemukakan oleh para ekonom konvensional.
Kriteria Uang
Berikut merupakan beberapa kriteria agar sesuatu dapat diakui
sebagai uang (Kasmir, 2008)
1. Ada Jaminan
2. Diterima Umum
3. Nilai yang Stabil
4. Mudah Disimpan
5. Mudah Dibawa
6. Tidak Mudah Rusak
7. Mudah Dibagi
8. Penawaran harus Elastis
B. Ekonomi Makro dengan Uang

Menurut Al-ghazali dan ibn Khaldun, definisi uang adalah


apa yang digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai
harga, media transaksi pertukaran, dan media simpanan.
1. Uang Sebagai Ukuran Harga
Abu Ubaid (w. 224 H) menyatakan bahwa dirham dan
dinar adalah nilai harga sesuatu, sedangkan segala
sesuatu tidak bisa menjadi nilai harga keduanya.
B. Ekonomi Makro dengan Uang
(Lanjutan...)
1. Uang Sebagai Ukuran Harga (Lanjutan...)
Imam Ghazali (w. 505 H) menegaskan bahwa Allah menciptakan dinar
dan dirham sebagai hakim penengah diantara seluruh harta agar seluruh
harta bisa diukur dengan keduanya. Dikatakan, unta ini menyamai 100
dinar, sekian ukuran minyak za’faran ini menyamai 100. Keduanya kira-
kira sama dengan satu ukuran, maka keduanya bernilai sama.
Ibn Rusyd (w. 595 H) menyatakan bahwa, ketika seseorang susah
menemukan nilai persamaan antara barang-barang yang berbeda,
jadikan dinar dan dirham untuk mengukurnya. Apabila seseorang
menjual kuda dengan beberapa baju, nilai harga kuda itu terhadap
beberaba kuda adalah nilai harga baju itu terhadap beberapa baju. Maka
jika kuda itu bernilai 50, tentunya baju-baju itu juga harus bernilai 50.
B. Ekonomi Makro dengan Uang
(Lanjutan...)
2. Uang Sebagai Media Transaksi
Uang menjadi media transaksi yang sah yang harus diterima
oleh siapa pun bila ia ditetapkan oleh negara. Inilah
perbedaan uang dengan media transaksi lain seperti cek.
Berlaku juga cek sebagai alat pembayaran karena penjual dan
pembeli sepakat menerima cek sebagai alat bayar. Begitu pula
dengan kartu debet, kartu kredit dan alat bayar lainnya. Pihak
yang dibayar dapat saja menolak penggunaan cek atau kartu
kredit sebagai alat bayar sedangkan uang berlaku sebagai alat
pembayaran karena Negara mensahkannya.
B. Ekonomi Makro dengan Uang
(Lanjutan...)
3. Uang Media Penyimpanan Nilai
Al-Ghazali berkata : “kemudian disebabkan jual beli, muncul kebutuhan
terhadap dua mata uang. Seseorang yang ingin membeli makanan
dengan baju, dari mana dia mengetahui ukuran makanan dari nilai baju
tersebut. Berapa? Jual beli terjadi pada jenis barang yang berbeda-beda
seperti dijual baju dengan makanan dan hewan dengan baju. Barang-
barang ini tidak sama, maka diperlukan “hakim yang adil” sebagai
penengah antara kedua orang yang ingin bertransaksi dan berbuat adil
satu dengan yang lain. Keadilan itu dituntut dari jenis harta. Kemudian
diperlukan jenis harta yang bertahan lama karena kebutuhan yang terus-
menerus. Jenis harta yang paling bertahan lama adalah barang tambang.
Maka dibuatlah uang dari emas, perak, dan logam.
B. Ekonomi Makro dengan Uang
(Lanjutan...)
3. Uang Media Penyimpanan Nilai (Lanjutan...)
Ibnu khaldun juga mengisyaratkan uang sebagai alat simpanan. Ia menyatakan,
kemudian Allah Ta’ala menciptakan dari dua barang tambang, emas dan perak
sebagai nilai untuk setiap harta. Dua jenis ini merupakan simpanan dan
perolehan orang-orang di dunia kebanyakannya.

Dari ketiga fungsi tersebut jelaslah bahwa yang terpenting adalah stabilitas
uang, bukan bentuk uang itu sendiri, uang dinar yang terbuat dari emas dan
diterbitkan oleh raja Dinarius dari Kerajaan Romawi memenuhi criteria uang
yang nilainya stabil. Begitu pula uang dirham yang terbuat dari perak dan
diterbitkan oleh Ratu dari Kerajaan Sasanid Persia juga memenuhi criteria uang
stabil. Sehingga, meskipun dinar dan dirham diterbitkan oleh bukan Negara
islam, keduanya dipergunakan di zaman Rasulullah Saw.
C. Perubahan Fungsi Uang
Fungsi uang sebagai medium of exchange dapat digunakan
dan diterima sebagai alat pembayaran. Sebelum ditemukannya koin,
komoditi seperti hewan ternak berfungsi sebagai uang, begitu juga
dengan logam seperti emas dan perak yang digunakan pada masa
lampau. Koin Eropa yang dikenal modern saat itu sebenarnya berasal
dari Bizantium dan Negara Muslim yang diperkirakan ditemukan pada
abad ke-17. Pada masa islam, Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-
705 M), seoran Khalifah dari Dinasti Umayyah, mengganti koin emas
(dinar) Bizantium dan perak (dirham) Persia yang mempunyai berat
yang berbeda dengan koin Islam yang bernilai sama dengan unit of
account.
D. Uang Dalam Fungsi Utilitas

Bagaimana konsep Islam tentang utilitas? Seperti yang


sudah diuraikan bahwa uang diakui hanya sebagai intermediary
form, hanya diakui sebagai medium of exchange dan unit of
account tidak lebih dari ini. Artinya fungsi uang hanya sekedar
sebagai medium dari barang yang satu berubah menjadi barang
yang lain, tidak perlu adanya double coincidence needs. jadi
dalam konsep Islam, uang tidak masuk dalam fungsi utility kita,
karena sebenarnya manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang
itu sendiri, tetapi dari fungsi uang.
Syukran Jazilan

Anda mungkin juga menyukai