Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Uang

Uang dalam ekonomi Islam secara etimologi berasal dari kata an-naqdu

dan jamaknya adalah an-nuqûd. Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu an-

naqdu berarti yang baik dari dirham, menggenggam dirham, membedakan

dirham, dan an-naqdu juga berarti tunai. Kata nuqûd dalam tidak terdapat

dalam Al-Qur‟an dan Hadis karena bangsa Arab umumnya tidak

menggunakan nuqûd untuk menunjukan harga. Mereka menggunakan kata

dînâr dan untuk menunjukan mata uang yang terbuat dari emas dan kata

dirham untuk menunjukan alat tukar yang terbuat dari perak. Mereka juga

menggunakan kata warîq untuk menunjukan dirham perak, kata ain untuk

menunjukan dinar emas. Sementara fulûs (uang tembaga) adalah alat tukar

tambahan yang digunakan untuk membeli barang-barang murah.

definisi uang adalah sebagai alat yang mempunyai nilai tukar suatu barang yang akan di dapatkan oleh
seseorang untuk memenuhi kebutuhannyadan mempunyai legalitas perundang-undangan yang
diberlakukan oleh suatu instansi pemerintahan.

Beberapa ekonomi modern menjelaskan pemikiran imam Al-Gazhali dengan konsep flow concept, dalam
konsep ini uang dipahami sebagai sesuatu yang harus mengalir. Bukan difahami sebagai stock
concept yang dapat ditahan oleh seseorang.Hal ini yang menjadi pembeda antara uang dalam perspektif
ekonomi islam dengan perspektif ekonomi konvensional. Para pemikir ekonomi konvensional
memposisikan uang sebagai stock concept. Pandangan ini bertolak belakang dengan prinsip uang yang
diacu dalam ekonomi islam.

Pertama
dalam Al-Quran dan As Sunnah banyak menyebutkan harta dan kekayaan dengan istilah emas dan perak
(dinar dan dirham). Keyakinan ini semakin mendorong penggunaan atas keduanya meski tidak ada
keharusan.

Kedua

adalah dalam upaya menegakkan rukun Islam yaitu membayar zakat dan menegakkan hukum Islam
yaitu hukuman bagi pencuri yang ukuran standarnya adalah dinar dan dirham.

Ketiga

bahwa uang emas bersifat universal dan dapat diterima oleh setiap manusia karena bahannya adalah
emas dan relatif lebih sulit untuk dipalsukan.

Keempat

uang emas dapat digunakan sebagai alat simpanan yang nilainya relatif stabil.

Syarat-syarat Uang adalah :

1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu

2. Mudah di bawa-bawa

3. Mudah di simpan tanpa mengurangi nilainya

4. Tahan lama

5. Bendanya mempunyai mutu yang sama

6. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)

7. Dicetak dan disahkan penggunaanya oleh pemegang otoritas moneter

(pemerintah).
Otoritas penerbitan uang

2. Penerbitan uang merupakan masalah yang dilindungi oleh kaidah-kaidah umum syariat Islam.
Penerbitan dan penentuan jumlahnya merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kemaslahatan umat.
Karena itu, bermain-main dalam penerbitan uang akan mendatangkan kerusakan ekonomi rakyat dan
Negara, misalnya hilangnya kepercayaan terhadap mata uang, terjadinya pemalsuan uang,
pembengkakan jumlah uang yang beredar, turunnya nilai uang (inflasi), dan kemudaratan lainnya. Di
kalangan ekonom Muslim berpendapat bahwa penerbitan uang merupakan otoritas Negara dan tidak
diperbolehkan bagi individu untuk melakukan hal tersebut karena berdampak sangat buruk. Dalam hal
ini imam Ahmad mengatakan, tidak boleh mencetak uang melainkan di percetakan Negara atas izin
pemerintah. Karena jika masyarakat luas dibolehkan mencetak uang, akan terjadi bahaya besar. Untuk
menjaga stabilitas nilai tukar uang, Ibn Tamiyah menegaskan, pemerintah sebagai pemegang otoritas
dalam masalah ini harus mencetak uang sesuai dnegan nilai transaksi dari penduduk. Jumlah uang yang
beredar harus sesuai dengan nilai transaksi. Ini berarti Ibn Taimiyah melihat hubungan yang erat antara
jumlah uang yang beredar dengan total nilai transaksi dan tingkat harga.

3. Fungsi Utama Uang

Di dalam islam uang memiliki fungsi sebagai alat tukar atau instrument dalam traksaksi ekonomi. Uang
juga sebagai alat yang terus bergerak atau mengalir dalam ekonomi. Hal ini dikenal dengan istilan flow
concept dalam ilmu ekonomi secara umum.

Islam sendiri dalam ekonomi syariah, menganggap bahwa uang fungsinya hanya sebagai medium of
echange yang tidka bisa diperjualbelikan. Uang juga bukan sebagai alat konsumsi, namun ia berorientasi
dalam memenuhi kebutuhan manusia, juga tidak berorientasi pada dirinya sendiri.

Imam Al Algahzali memberikan pendapatnya mengenai uang. Ia mengarakan bahwa uang (dalam emas
dan dirham) bukanlah hal substansi. Zat yang ada dalam emas atau perak tak ada manfaat atau tujuan-
tujuannya. Yang membuat mereka sangat bernilai adalah karena pemaknaan dan pengartian dalam
kehidupan manusia oleh manusia.

Dalam prinsip ekonomi islam pada dasarnya tdk menolak penggunaan uang kertas sebagai alat tukar
namun yang ditolak yaitu uang dimanfaatkan sebagai komoditi yg diperjual belikan oleh dirinya sendiri.
Uang dalam Al Quran

“Orang-orang yang menimbun emas dan perak, baik dalam bentuk mata uang maupun dalam bentuk
kekayaan biasa dan mereka tidak mau mengeluarkan zakatnya akan diancam dengan adzab yang
pedih”. (QS At-Taubah : 34)

Penambah : juan, jess, mayang

Anda mungkin juga menyukai