Anda di halaman 1dari 19

REFLEKSIVITAS SHALAT DAN HAHSLM PADA UANG DAN

PERANANNYA DALAM PEREKONOMIAN YANG DINAMIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ekonomi Moneter Syariah”

Dosen Pengampu: DR. Asyari Hasan

Oleh

Nuri Ahli Taqwa


11180860000013

PROGRAM SARJANA STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021
REFLEKSIVITAS SHALAT DAN HAHSLM PADA UANG DAN
PERANANNYA DALAM PEREKONOMIAN YANG DINAMIS

Nuri Ahli Taqwa


Nuriahli99@gmail.com
Ekonomi Syariah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstract

Keywords : Reflectors, Shalat, Hahslm, ethical ISSI, covid-19,

Abstrak

Uang sebagai instrumen yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Uang telah
menjadi motif manusia untuk hidup dan bertahan hidup. Seiring peran uang yang
sangat kuat inilah menjadikan eksistensi dan esensi uang itu sendiri jauh dari kata
uang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Uang dapat
direfleksivitaskan dengan teori Shalat dan Hahslm dan kemudian bagaimana
pengaruhnya terhadap perekonomian yang dinamis sebagai dampak dari Covid-
19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deksriptif yang diambil dari
data-data sekunder, teori-teori Shalat dan Hahslm yang sudah ada sebelumnya,
serta penelitian-penelitian terdahulu. Hasilnya ialah bahwa semua penciptaan alam
dari yang mikro maupun yang makro akan kembali kepada yang menciptakan
yakni Tuhan (Allah SWT). Refleksivitas sebagai suatu gambaran objek
didepannya yang menjadi suatu gambaran jika menentukan pilihan, dijadikan
sebagi cerminan atau asal penetuan penilaian. Shalat sebagai faktor dalam
penilaian yang menjadi bagian dari ibadah. Metode Hahslm digunakan untuk
menggambarkan Shalat sebagai faktor penentu nilai.

Kata kunci: Refleksivitas, Shalat, Hahslm, Uang, Ekonomi

1. Pendahuluan

Dalam antropologi, refleksifitas merupakan suatu cara agar tingkat narsistik


dalam pikiran peneliti direduksi. Sebagian etnograf menyederhanakan arti refleksi
dalam kajian antropologi sebagai permasalahan etika penelitian. Namun,
sesungguhnya refleksifitas tersebut, merupakan hati dalam teks etnografi. Dalam
antropologi refleksivitas juga dipandang sebagai self-reflection atau bagaimana
penulis menuliskan sesuatu dalam teksnya.

Shalat sebagai ibadah yang penting dibanding ibadah-ibadah yang lain.


Ibadah shalat merupakan ibadah yang penting, antara lain karena tegak tidaknya
Islam seseorang itu terletak pada pelaksanaan ibadah shalatnya, baik buruknya
amal perbuatan seseorang itu terletak pada baik buruknya shalat, dengan
mendirikan shalat akan selalu mendapatkan rahmat Allah SWT, serta shalat
merupakan pembuka (kunci) pintu surga.

Begitu Pentingnya shalat itu pada dasarnya adalah untuk manusia itu sendiri.
sehingga Allah mewajibkan setiap manusia yang diciptakan-Nya untuk beribadah
(shalat) kepada-Nya. Firman Allah:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” (Adh-Dzariyat: 56)

Ilmu Ekonomi sebagai suatu studi yang mempelajari tentang bagaimana cara
memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari prilaku ekonomi, motif ekonomi, tindakan
ekonomi, serta sistem dengan segala aturan yang mengaturnya baik itu ekonomi
mikro dan makro.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinamis diartikan sebagai keadaan
penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan
diri dengan keadaan dan sebagainya.

Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai alat tukar yang
dapat diterima secara umum, dapat berupa benda atau apapun yang dapat diterima
oleh masyarakat dalam kegiatan pertukaran barang dan jasa.( www.merriam.com
Diakses tanggal 01 April 2021 pukul 08.20)
Kemudian dalam ilmu ekonomi modern uang diartikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran dalam transaksi
barang dan jasa serta hal-hal berharga lainnya. (media kompas cyber. “Uang:
pengertian, sejarah, fungsi dan jenisnya halaman all”. KOMPAS.com. Diakses
tanggal 01 April 2021 pukul 08.20)

Uang, Mata Uang, dan dan Keuangan dalam Perspektif Islam

Dalam sejarah Islam, uang merupakan sesuatu yang diadopsi dari peradaban
romawi dan persia. Hal ini dimungkinkan karena penggunaan dan konsep uang
tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dinar adalah mata uang emas yang
diambil dari Romawi dan dirham adalah mata uang perak warisan Persia. Dalam
al-Qur‟an dan Hadits dua logam mulia ini, emas dan perak telak disebutkan baik
dalam fungsinya 21 sebagai mata uang atau sebagai harta dan lambang kekayaan
yang disimpan (Nurul Huda, dkk: 2008: 90).

Uang dalam Islam awalnya dicerminkan dalam dirham sebagai alat tukar
dan alat nilai, kemudian berkembang menjadi uang emas dan perak dengan nama
dinar (Negara Arab). Uang dan fungsinya sebagai alat tukar dan alat nilai
dikemukakan juga oleh Ibn Khaldun dan al-Ghazali. (Mursyidi, Uang, Kapitalisme
dan Islam, (online), tersedia: ((http://jurnalekis.blogspot.com, 2011))

Mata Uang
Selanjutnya mata uang yang direkomendasikan dalam Ekonomi Islam
adalah dinar (emas), dan dirham (perak). Dinar emas adalah koin emas berkadar
22 karat (91,70%) dengan berat 4,25 gram. Sedangkan Dirham perak adalah koin
perak murni (99.95%) dengan berat 2.975 gram. Standar Dinar dan Dirham ini
telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW, pada tahun 1 Hijriyah, dan kemudian
ditegakkan oleh Khalifah Umar ibn Khattab pada tahun 18 Hijriyah. Pada saat itu
untuk pertama kalinya Khalifah Umar Ibn Khattab mencetak koin Dirham.
Sedangkan orang yang pertama kali mencetak Dinar emas Islam adalah Khalifah
Malik ibn Marwan pada tahun 70 Hijriah, dengan tetap mengacu kepada
ketentuan dari Rasulullah Saw. maupun Umar ibn Khattab ra., yaitu dalam rasio
berat 7/10 (7 Dinar berbanding 10 Dirham).

Pada Negara-negara Islam banyak mempopulerkan penggunaan mata uang


dinar-dirham, hal ini dilandasi oleh beberapa landasan berikut: Pertama, dalam
Alquran dan al-Sunnah banyak menyebutkan harta dan kekayaan dengan istilah
emas dan perak (dinar dan dirham). Kedua, adalah dalam upaya menegakkan
rukun Islam yaitu membayar zakat dan menegakkan hukum Islam yaitu hukuman
bagi pencuri yang ukuran standarnya adalah dinar dan dirham. Ketiga, bahwa
uang emas bersifat universal dan dapat diterima oleh setiap manusia karena
bahannya adalah emas dan relatif lebih sulit untuk dipalsukan. Keempat, uang
emas dapat digunakan sebagai alat simpanan yang nilainya relatif stabil.

Konsep Keuangan Dalam Islam

Mekanisme keuangan Islami yang dijalankan oleh lembaga keuangan tidak


terlepas dari prinsip-prinsip dasar yang terdapat dalam fiqh muammalah tentunya
bersumber dari al-Quran dan Hadist. Secara garis besar dalam prinsip Fiqh
Muamalah ada dua jenis akad, yaitu akad Tabarru’ dan Tijari. Kemudian kedua
akad ini dibagi menjadi beberapa bagian lainnya yaitu:

1. Konsep Jual Beli

2. Konsep Syirkah
3. Konsep Mudharabah/Qiradh (Bagi Hasil)

4. Konsep Ariyah/Pinjaman

Dasar Keuangan dalam Islam

Dalam pandangan Islam, Allah telah menciptakan alam semesta untuk


kepentingan seluruh umat manusia.1 Allah telah membuat sumber daya alam ini
bagi manusia dengan bertanggung jawab menggunakannya, membentuknya, dan
merubahnya menurut kebutuhannya.2 Segala usaha yang dilakukan oleh manusia
pada prinsipnya adalah untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya di dunia. Namun
dalam hal pengelolaan ekonomi dan keuangan perlu adanya dasar-dasar yang
sesuai dengan norma masyarakat dan agama

Uang Komoditi, Kertas, dan Elektronik

Uang Komoditi

Menurut Syafi‟i Antonio (2001: 185) pada dasarnya Islam memandang uang
hanyalah sebagai alat tukar bukan komoditas atau barang dagangan, oleh karena
itu, motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi
(money demand for transaction), bukan spekulasi atau trading.

Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai
barang dagangan (komoditas). Oleh karena itu motif permintaan akan uang adalah
untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan
untuk spekulasi. Islam juga sangat menganjurkan penggunaan uang dalam
pertukaran karena Rasulullah telah menyadari kelemahan dari salah satu bentuk
pertukaran di zaman dahulu yaitu barter (bai' al-muqayadah), di mana barang
saling dipertukarkan (Zainul Arifin, 2003: 16).

Uang Kertas

1
Lihat QS. al-Baqarah (2): 29.
2
7Lihat QS. al-Jatsiyah (45): 13; QS. Luqman (31): 20; QS. Hud (11): 7; QS. al-Mulk (67): 2.
Seperti penjelasan sebelumnya sebenarnya pandangan Islam terhadap uang
kertas itu sendiri ialah bahwasanya Islam tidak melarang penggunaan uang kertas
akan tetapi Islam lebih mengarahkan pada penggunaan uang dinar-dirham,
dikeranakan nilainya yang stabil dan tidak berflktuktuatif seperti uang kertas.
Uang kertas saat ini telah menjadi alat pembayaran yang memiliki harga dan
berperan layaknya emas dan perak dalam penggunaannya. Dan uang kertas telah
menjadi standar ukuran nilai barang-barang saat ini.

Uang Elektronik dalam Islam

Menurut pasal 1 ayat (3) Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014


tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang
Uang Elektronik, bahwa yang dimaksud dengan uang elektronik (electronic
money) adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada
penerbit;

b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip;

c. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan


merupakan penerbit uang elektronik tersebut; dan

d. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan


simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai
perbankan.

Jenis-Jenis Transaksi Pada Uang Elektronik Jenis-jenis transaksi dengan


menggunakan uang elektronik secara umum meliputi: Penerbitan (issuance) dan
pengisian ulang ( top-up atau loading), transaksi pembayaran, transfer, tarik tunai,
dan pengembalian.

Dalam pembahasan fiqh muamalah uang elektronik dapat dibangun oleh


beberapa akad, diantaranya yaitu akad al-sharf atau jual beli mata uang baik yang
sejenis ataupun berlainan jenis dan akad pelengkapnya yaitu jasa/fee (al-ijarah)
dan perwakilan (al-wakalah). Hai ini dapat terlihat berdasarkan mekanisme kerja
kartu BSM e-Money itu sendiri.

Menurut ketentuan umum fatwa DSN-MUI No. 28/DSN-MUI/III/2002 tentang


Jual Beli Mata Uang (al-Sharf) bahwa transaksi jual beli mata uang pada
prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Tidak untuk spekulasi
(untung-untungan); 2) Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga
(simpanan); 3) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis, maka
nilainya harus sama dan secara tunai (at-taqabudh); 4) Apabila berlainan jenis
maka harus dilakukan dengan berlainan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan dan secara tunai.

Konsep Uang Yang Adil

Dalam konsep ekonomi Islam uang adalah milik masyarakat (money is public
goods). Barang siapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak produktif berarti
mengurangi jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan tidak jalannya
perekonomian. Jika seseorang sengaja menumpuk uangnya tidak dibelanjakan,
sama artinya dengan menghalangi proses atau kelancaran jual beli. Implikasinya
proses pertukaran dalam perekonomian terhambat. Di samping itu penumpukan
uang/harta juga dapat mendorong manusia cenderung pada sifat-sifat tidak baik
seperti tamak, rakus dan malas beramal (zakat, infak dan sadaqah). Sifat-sifat
tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik terhadap kelangsungan
perekonomian. Oleh karenanya Islam melarang penumpukan / penimbunan harta,
memonopoli kekayaan.

Menurut Adiwarman A. Karim (2002: 21), konsep uang dalam Islam berbeda
dengan konsep konvensional, perbedaan itu ia tunjukkan sebagai berikut:

No Konsep Islam Konsep Konvensional


1 Uang tidak identik dengan modal Uang sering diidentikkan dengan modal
2 Uang adalah public good Uang (modal) private goods
3 Modal adalah private good Uang (modal) adalah flow concepts bagi Fisher
4 Uang adalah flow Concepts Uang adalah Stocks Concepts (Cambridges
School)
5 Modal adalah Stocks Concepts

Konsep uang dalam pandangan Islam tidak dikenal money demand for
speculation, karena spekulasi tidak diperbolehkan. Kebalikan dari sistem
konvensional yang memberikan bunga atas harta, Islam malah menjadikan harta
sebagai obyek zakat. Uang adalah milik masyarakat sehingga menimbun uang di
bawah bantal (dibiarkan tidak produktif) dilarang, karena hal itu berarti
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Berdasarkan pemaparan diatas jelaslah bahwa dalam pandangan Islam, uang


adalah flow concept, sehingga harus selalu berputar dalam perekonomian.
Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi
tingkat pendapatan masyarakat dan semakin baik perekonomian. Bagi mereka
yang tidak dapat memproduktifkan hartanya, Islam menganjurkan untuk
melakukan investasi dengan prinsip musyarakah atau mudharabah, yaitu bisnis
dengan bagi hasil

Hegemoni Mata Uang dan Uang

Perekonomian Amerika Serikat yang kita kenal sebagai Negara adidaya,


Negara super power ternyata tak lebih dan tak kurang atas peran mata uang
Negara tersebut di kancah dunia. Bagaimana tidak dolar sebagai mata uang acuan
dan mata uang yang selalu digunakan dalam berbagai transaksi global membuat
dolar permintaan dolar begitu besar.

Namun, tak dapat dipungkiri berbagai prediksi yang sempat mencuit dunia
kalau amerika akan runtuh pada waktunya dan saat ini sedang terjadi. Iklim
kejatuhan pasar saat ini masih menghantui AS, sebagai Negara yang paling awal
merasakan dampak dari kegagalan pasar sub prime mortgage AS saat ini
berhadapan dengan berbagai masalah yang sangat kritis dan mengancam
keberlangsungan hegemoninya atas dunia. (dilansir dari detikNews pukul 16.18
Wita, Tanggal 01 April 2021)
Hegemoni mata uang dolar AS ini mau tak mau harus terganti dengan
peranan mata uang digital atau cryptocurrency. Sehingga saat ini Negara lawan
AS yakni China mulai merancang berbagai strategi untuk menguasai
perekonomian dunia. Salah satunya dengan cara Bank Sentral China mulai
menerbitkan Fiat digital.

Berbagai fenomena perselisihan diatas menunjukkan bahwasanya mata uang


kertas bukanlah solusi yang baik untuk dunia. Konflik yang bermunculan, ketidak
adilan, keserakahan, kemiskinan yang ada menunjukkan bahwa ada sistem yang
salah yang dianut saat ini. Sehingga disinilah Islam muncul sebagai agama
rahmatanlil’alamin. Berlandaskan pada pedoman yang langsung turun dari Allah
SWT. Dengan konsep falah dengan tetap berpegang pada Maqashid Syariah.

Disisi lain kebanyakan para ilmuwan dan cendikiawan seringkali


memisahkan antara agama dan pengetahuan. Akan tetapi dalam penelitian ini akan
menunjukkan bagaimana agama dan pengetahuan dapat di integrasikan,
sebagaimana mengacu kepada teori Shalat dan Hahslm yang menjelaskan bahwa
semua ilmu pengetahuan berasal dari Allah SWT yakni Ibadah sebagai sumber
ilmu pengetahuan.
Mengacu kepada tujuan dari penulisan ini yakni bagaimana teori Shalat
dan Hahslm dapat direfleksivitaskan pada uang.
Filosofi yang dianut dalam Metodologi Ekonomi Islam Hahslm ini yaitu
ontologinya Islam, epistemologinya menyeluruh, dan aksiologinya berupa
berdampingan ganda . Dari filosofi ekonomi mengqiyaskan antara kurva supply
demand dengan pohon yang merupakan universal pemenuhan. Ada sumber Quran
yang memaknai filosofi ekonomi bahwa setiap pendekatan teori pasti di dalamnya
Allah berada. Untuk penelitian ini, asal mula rumus Hahslm secara spesifisik dari
Quran Surat Al-Hijr [15]: 87 dan ijtihad pada kurva PQR dengan qiyas pada
pohon. Dengan rumus persamaan: H = ah (s, l, m) dimana slm = akar batang daun
atau PQR. (Aziz, 2018)
Teori konvensional selalu mengacu pada implementasi atau eksperimen
dengan pendekatan induktif (detail ke umum), begitu pula sebaliknya dengan
bentuk universal yaitu dari konsep umum ke detail (pendekatan deduktif). Maka
Integrasi Ilmu akan menjadi jembatan persimpangan antara kutub implementasi
dan kutub universalitas, sehingga akan ada teori yang berkelanjutan, logis, dan
fitrah yang sesuai.
Keilmuan Islam harus memiliki pemikiran yang mendasar, sebagai teori
yang akan diusung di lapangan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan saat
ini. Diperlukan sinkronisasi antara teori yang bersumber dari Alquran dengan
praktik yang terjadi dalam simulasi dan teknologi modern, sehingga perlu adanya
koridor dari gambaran besar dasar ilmu pengetahuan Islam itu sendiri. (Aziz,
2018)

2. Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, yakni suatu
penelitian yang menggambarkan kondisi apa adanya tanpa menambahkan atau
memanipulasi pada variabel yang diteliti. Penelitian ini bersifat apa adanya dan
menekankan pada hasil yang didapatkan. Tekhnik analisis data yang digunakan
adalah naratif dengan melakukan studi kepustakaan yakni menggunakan data-data
sekunder seperti jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku, dan beberapa data web (jika
diperlukan).

Filsafat Berpikir Kaffah


Filsafat ekonomi Islam terintegrasi dengan hal yang independen namun
tetap berkaitan, diantaranya Tuhan, agama, Manusia. Dalam filsafat ini prinsip
ekonomi Islam menunjukkan paradigma yang relevan dengan nilai-nilai agama,
logika, etika, dan estetika berlandaskan pada prinsip Islam. Dan hal inilah yang
disebut dengan Ekonomi Kaffah.
Kemunculan konsep Ekonomi Kaffah ini menunjukkan awal dari
keseluruhan sistem kehidupan. Ontologi konsep Kaffah adalah Islam, yang
menunjukkan keterkaitan sistem kehidupan yang terdapat pada manusia,
lingkungan, dan alam semesta. Jadi, semua ciptaan Tuhan akan kembali pada kata
Islam. (Aziz, 2012)
Kata Islam memiliki akar kata dari tiga huruf, yaitu: Sin (‫ )س‬, Lam (‫ )ل‬,
Mim(‫ )م‬. Dan hal ini terdapat dalam Qur’an Surah al-Imran[3]: ayat 19, berikut
bunyinya:

‫إِ َّن ٱل ِّدينَ ِعن َد ٱهَّلل ِ ٱإْل ِ ْس ٰلَ ُم‬


Referensi: https://tafsirweb.com/1151-quran-surat-ali-imran-ayat-19.html

Metodologi Sin Lam Mim


Pemikiran Kaffah berdasarkan tiga kerangka berfikir filsafat yaitu:
Pertama, Ontologi menjadikan Islam sebagai pemikiran dasar. Kedua,
Epistemologi menunjukkan Kaffah sebagai nilai ilmu. Ketiga, Aksiologi
menunjukkan keseimbangan antara yang baim dan yang buruk.
Metode Sinlammin menjadi solusi untuk mengatasi kebuntuan berpikir.
Sinlammim penting untuk menjadi counter balance dalam mengatasi persoalan
dasar ilmu pengetahuan. Paradigma baru ini sejalan dengan perkembangan
peradaban terakhir manusia yang sudah perlu mencari jalan tengah dari
permasalahan dalam perekonomian yang ada dengan adanya teori jalan baru yang
berkaitan dengan spiritual. (Aziz, 2012)
Dalam perkembangannya manusia kemudian menginginkan sesuatu
kehidupan yang lebih baik, suatu peradaban yang lebih baik. Lebih-lebih lagi
dalam kehidupan ekonomi, bagaimana manusia mampu memenuhi kebutuhannya
yakni kebutuhan secara material namun tidak melupakan kebutuhan spiritualnya.

Berpikir Sistem
Berpikir sistem sebagai sebuah metode pendekatan yang saling
berhubungan satu sama lain, bukan merupakan metode yang independen atau
berdiri sendiri. Karena untuk mencapai sebuah sistem yang utuh dibutuhkan rantai
penghubung antar elemen yang tak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi.
Menurut Aziz (2012), berpikir sistem memiliki paradigma baru seperti solusi
komprehensif artinya berpikir secara menyeluruh dan tidak bertindak sendiri-
sendiri.
Berpikir sistem ini merupakan jawaban atas teori-teori konvensional yang
sudah mulai berkembang sejak revolusi industri di Inggris pada tahun 1800. Yang
mana teori-teori tersebut meniadakan variabel Tuhan dalam sistem perekonomian.
Seperti halnya teori Malthus dan pengembangan atas teori Smith yang kita kenal
dengan konsep ke-sekuleran-nya. Teori ini banyak dianut diberbagai dunia
sebagai penganut teori faham kapitalisme/liberalisme. Teori konvensional ini
dianut sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi.
Akan tetapi lain halnya sekarang pada era ini, ternyata setelah melihat
keadaan lebih jauh teori konvensional ini tidak menjadi solusi untuk masa depan
dunia, lebih-lebih lagi era pandemi Covid-19 yang mengancam perekonomian
dunia diatas keterbatasan SDA yang semakin hari semakin berkurang.
Menurut Aziz, (Aziz, 2012) Metode System Dynamics menjadi konsep
baru untuk menyempurnakan teori yang sudah ada. Dan metode Sinlammim
merupakan paradigma baru untuk memiliki teori baru yang didasarkan pada al-
Quran dan Hadis. Dalam bentuk piramida yang terbagi menjadi 3 bagian, terdapat
3 tingkatan pendekatan berpikir untuk menggambarkan asimilasi konsep Islam ke
dalam sistem berpikir. Di piramida atas menunjukkan teori Berpikir Sistem, di
tengah piramida merupakan metode Dinamika Sistem, dan di bawahnya terdapat
Powersim sebagai alat.
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam Islam Uang dan peranannya sudah diatur dalam al-Quran
diantaranya terdapat dalam QS Yusuf [12]: 20 dan QS al-Kahfi [18]:19
QS Yusuf [12]:20
20. “Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa
dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. ” (Sumber
al-Quran digital)
QS al-Kahfi[18]:19
19. “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling
bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka:
Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita
berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan
kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah
salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang
perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku
lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada
seorangpun”. (Sumber al-Quran digital)
Jika kita merujuk pada Hahslm, bahwa dalam surah al-Hijr [15]: 87
diposisikan sebagai sumber, sehingga posisi Hahslm adalah sebagai sumber
dari Qur’an. dalam pemosisiannya pun menggunakan berbagai proses analisis.
Dan jika merujuk dari segi makna dalam QS. Al-Hijr[15]: 87, sebagai
sumber dari Quran maka dalam QS Yusuf [12]: 20 dan QS al-Kahfi [18]:19
pula menjelaskan bahwa setiap amal atau perbuatan yang kita lakukan itu
semua akan kembali kepada yang menciptakan dalam hal ini pencipta sebagai
reflektor. Sebagaimana yang dijelaskan dalam dalam QS.adz-Zariyat[51]:56
yang memiliki makna yang sama dengan QS. Al-Hijr[15]:87, yakni tentang
segala penciptaan alam semesta bersumber dari ibadah yang mana ibadah
sebagai bentuk refleksi dari pencipta.
Berikut ini analisis matematis dari peneliti terhadap refleksivitas Hahslm
pada uang dan peranannya dalam Islam.
 QS Yusuf [12]:20
12x20=240 , apabila difaktorkan akan menjadi 2x4x6x5
- 2 menunjukkan bahwasanya Allah menciptakan siang dalan malam
- 4 menunjukkan jumlah kitab yang diturunkan Allah SWT
- 6 menunjukkan rukun iman
- 5 menunjukkan rukun Islam
Saat kita refleksikan dengan 4 maka akan menjadi:
4x240=960>>>9+6+0, sehingga kita akan mendapatkan
4=9+6>>>>4=9+2=3, maka
H=mhs (variable yang terdapat dalam Hahslm)

 QS al-Kahfi [18]:19
18x19=342, maka kita akan mendapatkan 2x3x3x19>>>>2+(3+3+9),
sehingga:
- 2 menunjukkan bahwasanya Allah menciptakan siang dan malam
- 25 adalah jumlah Nabi dan rasul yang wajib kita ketahui.
Saat kita refleksikan dengan 4>>>4x342=1368
Maka kita dapatkan 1+3+6+8=18
Sehingga 4=18>>>>4=2x9
Jadi H=hm (variable yang terdapat dalam Hahslm)

Maksud Analisis diatas menjelaskan bahwa setiap ilmu pengetahuan


bersumber dari Hahslm, dibuktikan bahwa setiap variabel yang terkandung pada
setiap ayat al-Qur’an akan mengandung variabel Hahslm. Hal ini membenarkan
teori Hahslm yang mengatakan bahwa Hahslm sebagai sumber dari Qur’an (ilmu
pengetahuan).
Oleh karena itu keberadaan uang bukan hanya semata untuk memenuhi
kebutuhan duniawi saja. Akan tetapi uang sebagai salah satu bentuk kecil dari
penciptaan Allah. Maka uang tak boleh difungsikan untuk hal-hal yang membawa
kemudharatan
Shalat sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Tuhan dalam agama Islam.
Dalam definisinya sendiri secara terminologi shalat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang berarti suatu gerakan yang diawali dengan Takbiratul Ihram dan
diakhiri dengan salam. Gerakan-gerakan dalam shalat ini merefleksikan bahwa
dalam setiap gerakan itu terkandung makna dan manfaat tersendiri.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh HK Fahmi Basya, seorang
cendekiawan Indonesia yang berupaya untuk menyikapi dan memperluas tentang
fitur doa yang diungkapkan dalam rumus dalam bukunya matematika Islam.
Dengan Shalat Dunia=Rotasi Dunia, dia membuat formula. Rakaat dalam Shalat
adalah rotasi 360⁰, totalitas putaran 360⁰ diperoleh dari perhitungan berikut:
(Aziz, 2020)
1. Dalam posisi berdiri didapatkan sudut 0֯⁰ karena pada saat itu orang berada
pada posisi vertikal.
2. Pada posisi rukuk orang berada pada posisi 90⁰ dari sumbu vertikal
3. Posisi i’tidal orang kembali pada posisi 0⁰ seperti posisi awal
4. Pada saat sujud orang berada pada posisi 135⁰ dari sumbu vertikal
5. Saat duduk, posisi kembali ke sudut 0⁰
6. Gerakan sudut kedua menghasilkan sudut 135⁰
Maka apabila diakumulasikan total jumlah sudut yang didapatkan adalah
90 ⁰+135⁰+135⁰=360⁰. Sudut 360⁰= sudut lingkaran penuh dalam matematika.
Sehingga dalam satu gerakan dalam shalat dalam satu rakaat sama dengan satu
putaran rotasi bumi. Maka dari itu analisis diatas menunjukkan bahwa gerakan
shalat memiliki keterikatan dengan segala penciptaan, lebih-lebih lagi dari segi
kesehatan, gerakan shalat dapat memperlancar aliran darah saat takbiratul Ihram,
menjaga kesempurnaan dan fungsi tulang punggung saat rukuk, relaksasi
pencernaan yang baik pada posisi I’tidal, memperlancar aliran oksigen ke otak
pada sujud. Hingga dapat kita simpulkan bahwa perbanyaklah shalat.
Semenjak terjadinya kasus Covid-19 pertama kali terjadi pada tanggal 2
Maret 2020, data pada 31 Maret 2020 menunjukkan 1528 kasus terkonfirmasi dan
136 kasus kematian terkonfirmasi. Dan di Indonesia menunjukkan angka tertinggi
di Asia Tenggara yaitu sebesar 8.9%. Dampak pandemi Covid-19 diseluruh dunia
menyebabkan kesulitan ekonomi dalam waktu yang dekat, membuat pemerintah
memperkenalkan upaya-upaya preventif dan refresif serta persuasif yang lebih
agresif.
Dampaknya terhadap perekonomian Indonesia adalah adanya penurunan
pertumbuhan ekonomi yakni kontraksi sebesar -5.32% sebagai akibat resesi
ekonomi terdampak Covid-19. Hal ini merupakan mimpi buruk bagi pemerintah
sendiri dalam awal pemerintahan Presiden Joko Widodo menargetkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7%.
Penurunan di berbagai sektor perekonomian, misal perbankan terutama
Perbankan Konvensional saat ini mengalami shock, karena banyak nasabah yang
mengalami gagal bayar. Sehingga mau tidak mau hal ini menyumbang angka
kontraksi ekonomi Indonesia.
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto
(PDB) atas dasar harga berlaku triwuan II-2020 mencapai Rp3. 687,7 triliun dan
atas harga konstan tahun 2010 mencapai Rp2.589,6 triliun.
Pengaruhnya terhadap perekonomian membuat pemerintah semakin
agresif berupaya untuk menstabilkan kembali perekonomian. Namun tak lepas
dari itu pemerintah juga berupaya untuk bagaimana ketersediaan vaksin harus ada
dan menjadi kebutuhan dasar bagi masayarkat ditengah pandemi ini yang masih
belum terkendali.

4. Kesimpulan
Pada dasarnya, ibadah merupakan tujuan dari penciptaan alam semesta
beserta isinya. Sehingga tak dapat dipungkiri Tuhan (Allah SWT) adalah tempat
kembalinya sebagai sang pencipta yang merefleksikan segala ciptaan-Nya pada
diri-Nya. Berbagai pertanda (ayat-ayat) yang Tuhan berikan kepada makhluk-Nya
untuk terus beribadah kepada-Nya. Mulai dari hal-hal yang memang ada aturan
tentang Aqidah didalamnya, Akhlaq, dan lebih-lebih lagi masalah Syari’at
memuat di dalamnya Muamalah yaitu bagaimana mengatur hubungan sesama
manusia dan Tuhan.
Seperti halnya pada penelitian ini tentang konsep uang dalam Islam yang
mengedepankan nilai moral. Kita ketahui bahwa substansi dari Ekonomi yang
berasal dari Tuhan adalah ‘moral’, berbeda dengan ekonomi yang diciptakan oleh
manusia yang hanya mengedepankan return. Dalam hal inipun Allah masih
mengingatkan kita akan diri-Nya. Maka dari itu, uangpun diciptakan bukan
semata-semata untuk memuaskan keinginan pribadi melainkan sebagai sebuat alat
untuk mempermudah kita untuk lebih dekat dengan Tuhan. Dan dapat peneliti
simpulkan bahwa semua akan kembali kepada sang pencipta yaitu Allah SWT.
Daftar Pustaka
Aziz, Roikhan M. 2012. Paradigma Baru dalam Sinlammim Kaffah dalam
Ekonomi Islam. Sinifikan Vol.1 No.2. h. 139-148
Aziz, Roikhan M. 2015. Rumus Tuhan Hahslm dalam Berpikir
Menyeluruh Sebagai Metodologi Ekonomi Islam. Proceeding ICEF’15 Mataram.
Hal. 1125-1137.
Aziz, Roikhan M. 2018. Metodologi Ekonomi Islam Hahslm. International
Conference on Sosial Economic Culture.
Aziz, Roikhan M. 2020. Ilmu Gerakan Penjualan pada Era Covid-19 dan
Ekonomi Turbulensi. Jurnal As-Salam, Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2020. 124-142.
CNBC
KOMPAS.com
World Health Organization (www.who.com)
www.Ojk.co.id
www.who.int>news>qa-for-public
www.merriam.com

Anda mungkin juga menyukai