Anda di halaman 1dari 14

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi Syariah

Konsep Uang Dalam Islam

Magang D

Kelompok 4:

Hoerunnisa Awaliyah 21461104

Nazmi Syarif Adi 21461110

Wulandari 21461103

STIE SYARIAH PURWAKARTA

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Uang merupakan faktor yang sangat penting karena peredarannya tidak dapat
diperkirakan begitu saja, melainkan dalam istilah uang.
Jauh sebelum bangsa barat menggunakan uang dalam setiap transaksinya, dunia Islam telah
mengenal alat pertukaran dan pengukur nilai
tersebut, bahkan Al Quran secara eksplisit menyatakan alat pengukur nilai
tersebut berupa emas dan perak dalam berbagai ayat.
Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang sudah merupakan suatu
kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu penentu
stabilitas dan kemajuan perekonomian di suatu negara.
Inilah yang membuat mereka tertarik untuk berusaha membungakan uang padahal ini
merupakan salah satu kejahatan.
Bagaimanapun uang memainkan peran yang lebih efesien dibandingkan barter, uang juga dapat
memfasilitasi aliran barang dari satu pasar ke pasar lainnya, uang juga dapat menjadi media bagi
seseorang untuk mendapatkan suatu barang atau jasa yang ia butuhkan.
Bahkan uang yang mula-mula hanya digunakan sebagai alat tukar, sekarang ini sudah berubah
menjadi multi fungsi.
Secara mikro, perekonomian yang menggunakan uang akan memudahkan para pemilik sumber
daya ekonomi dalam menerima pendapatan yang berupa uang, yang kemudian dapat mereka
tukarkan dengan barang dan jasa yang mereka pilih sendiri.
Secara makro, mereka yang terlibat di dalam kegiatan produksi barang dan jasa dapat melakukan
pertukaran barang dan jasa tersebut dengan mudah dan berjalan lancar dengan menggunakan
uang sebagai perantara, di mana sektor rumah tangga yang menerima pendapatannya berupa
uang akan membelanjakan uang tersebut untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh
sektor usaha dan produksi.
Artinya, uangmerupakan stock concept yang dapat diakumulasi sedemikan rupa sebagai modal
dan kekayaan pribadi.
Aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu tidak terlepas dari penggunaan kekayaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, dimana arti penting kekayaan memerlukan keberadaan dan
wujudnya, minimal mampu memuaskan kebutuhuan dasar semua anggota masyarakat.
Uang bukan suatu komoditas yang bisa dijualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot
maupun bukan.
Diterimanya peranan uang ini secara meluas dengan maksud menghapuskan
ketidakadilan dan kezhaliman dalam ekonomi tukar menukar. Karena
ketidakadilan dalam ekonomi tukar menukar (barter) digolongkan sebagai Riba Fadl, meskipun
peranan uang sebagai alat tukar dapat dibenarkan.

B.Pernytaan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep uang menurut islam?


2. Bagaimana konsep penggunaan uang menurut ekonomi islam?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana konsep uang menurut sistem ekonomi Islam


b. Untuk mengetahui Bagaimana konsep penggunaan uang menurut Ekonomi Islam.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat secara teoritis: Untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan
penulis terutama pengetahuan mengenai konsep uang menurut ekonomi Islam.

b. Manfaat secara praktis: Sebagai sumbangsih pemikiran bagi semua pihak untuk mengetahui
dan memahami konsep uang menurut ekonomi Islam.

D. Sistematika Penelitian

Sistematika Penelitian merupakan tahap-tahap atau aturan yang digunakan sebagai acuan dalam
membuat penelitian.

E. Penelitian Revelan

Tujuan dari uraian dalam penelitian relevan ini adalah untuk menunjukkan originalitas penelitian dan
untuk membedakan dengan hasil penelitian lain serta untuk mengetahui tidak adanya kerancuan obyek
penelitian dan segala masalahnya yang sudah diteliti orang lain.

F. Metode Penelitian
1. Jenis Dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian Pustaka (Library reseach), sebagaimana
pendapat Mardalis: “Penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian yang mengumpulkan data dan
informasi dengan berbagai macam material yang terdapat dalam ruang perpustakaan seperti buku-buku,
koran, majalah, dokumen, catatan, dan kisah-kisah sejarah.

2. Sumber Data

Peneliti dalam memperoleh data tidak secara langsung pada masyarakat tetapi melalui dokumen-
dokumen, majalah, dan buku-buku yang ada relevansi dengan permasalahan yang dibahas dalam
penelitian dengan menggunakan data skunder, yaitu bahan yang memeberikan penjelasan yang
bersangkutan dengan Konsep Uang perspektif ekonomi Islam, refrensi yang digunakan oleh penulis
diantaranya Buku Ekonomi Makro Islami karangan Adiwarman Azwar Karim, dan beberapa refrensi lain
yang berkaitan dengan uang.

3.Teknik Pengumpulan Data

Agar suatu penelitian memperoleh hasil yang maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan, maka

diperlukan data. Dan untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan


dokumentasi.Dokumentasi berasal dari kata dokumen, berarti “barang-barang tertulis. Berdasarkan
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dokumentasi adalah penyelidikan yang dilakukan
terhadap barang-barang tertulis yang berkaitan dengan penelitian. Sumber data ini di kelompokan
menjadi tiga yaitu :

1. Bahan primer, bahan primer adalah bahan-bahan yang di dapat dari al qur’an dan hadis
2. Bahan Skunder, yaitu memberikan penjelasan mengenai bahan primer
3. Bahan Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan
primer dan skunder antara lain : kamus dan ensiklopedia

4.Teknis Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisa data secara kualitatif, karena data
yang diperoleh merupakan data kualitatif, yaitu berupa keterangan-keterangan dalam bentuk uraian-
uraian dan bukan berbentuk angka-angka. Dengan menggunakan ketetapan dan ketentuan dalam
berusaha ataupun dalam kegiatan ekonomi, tapi dalam hal ini peneliti lebih mengkhususkan dalam
bidang konsep uang saja.
BAB II

LANDASAN TEORI

1 Ekonomi Islam
Thomas Kuhn mengemukakan ada dua paradigma sistem ekonomi Islam, yakni: Pertama,
Prinsip (Al-Mabda`),yaituaqidah Islamiyah yang menjadi landasan pemikian bagi segala
pemikiran Islam, seperti ekonomi islam. Kedua, dasar (al-asas), yaitu sejumlah kaidah umur
dan mendasar dalam syariah Islam yang lahir dari akidah Islam.
Karena dalam Islam bukan hanya membahas tentang bagaimana berinteraksi dengan Rabb
semesta alam, tapi juga membahas tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia,
terlebih dalam hal ekonomi, Islam pun membahasnya. Secara umum Ilmu ekonomi didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan
dan sarana langka yang memiliki kegunaan-kegunaan altenatif.
Jadi, seorang yang tunduk dan patuh kepada kepala negara, bisa dikatakan “aslama li-rais ad
daulah” inilah makna generik atau makna bahasa dari Islam. Sudut pandang Ekonomi Syariah
berdasarkan ekonomi keseimbangan adalah suatu pandangan Islam terhadap hak individu dan
masyrakat diletakkan dalam neraca kesimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat, jiwa dan
raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan kekuasaan.

Sistem Ekonomi syariah memiliki beberapa tujuan :

1. Kesejahteraan Ekonomi dalam kerangka norma moral islam.

2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid berdasarkan keadilan dan persaudaraan yang
universal.

3. mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata.

4. Menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial.

Pada hakikatnya ekonomi Islam adalah metamorfosa nilai-nilai Islam dalam ekonomi dan
dimaksudkan untuk menepis anggapan bahwa Islam adalah agama yang hanya mengatur persoalan
ubudiyyah atau komunikasi vertikal antara manusia dengan Allah saja. Menurut Yusuf Qardhawi
ekonomi Islam memiliki karakteristik tersendiri, yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan
yang lainnya, ekonomi berakhlak dan ekonomi pertengahan, yang dimaksud sebagai ekonomi
pertengahan ialah bahwa ekonomi Islam mendayung antara dua karang, kapitalisme dan sosialisme.
Konsep ini menjelaskan bahwa sistem ekonomi hendaknya dibangun berawal dari suatu
keyakinan (iman) dan berakhir dnegan kekayaan (property), yang akhirnya tidak muncul kesenjangan
ekonomi atau perilaku ekonomi yang bertentangan dengan prinsip syariat. Dasar utama dari sistem
ekonomi syariah terletak pada aspek kerangka dasarnya yang berlandaskan syariat, tetapi juga pada
aspek tujuannya, yaitu mewujudkan suatu tatanan ekonomi masyarakat yang sejahtera berdasarkan
keadilan, pemerataan dan keseimbangan.

Sistem ekonomi Islam mengutamakan aspek hukum dan etika, yakni adanya keharusan
menerapkan prinsip-pinsip hukum dan etika bisnis Islam, prinsip-prinsip itu antara lain prinsip ibadah (at-
tauhid) persamaan (almusawat), kebebasan (al-hurriyat), keadilan (al-`adl), tolong-menolong (atta`awun),
dan toleransi (at-tasamuh). Ekonomi syariah memiliki nilai-nilai yang berfokus pada amar ma’ruf nahi
mungkar. Hal ini dapat dilihat dari 4 sudut pandang sebagi berikut:

A. Ekononi Illahiyah ( ke-Tuhan-an)

Ekonomi mengandung arti manusia d ciptakan oleh Allah untuk memenuhi perintah-Nya dan mencari
kebutuhan hidup nya

B. Ekonomi Akhlak

Yang di maksud ekonomi akhlak adalah antara ekonomi dan akhlak harus berkaitan dengan sektor
produksi, distribusi, dan konsumsi.

C. Ekonomi kemanusian

Ekonomi kemanusian mengandung arti Allah memberikan predikat “khalifah” hanya kepada manusia.

D. Ekonomi Keseimbangan

Ekonomi Keseimbangan adalah pandangan Islam terhadap hak invidu dan masyarakat diletakkan
dalam merasa keseimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati,
perumpamaan dan kenyataan, iman dan kekuaasaan.

Pengertian lain tentang ekonomi Islam adalah kumpulan norma hukum yang bersumber dari Al-
Qur’an dan hadis yang mengatur urusan perekonomi umat manusia.

B. Pengertian Uang Dalam Islam


Secara umum, uang dalam Islam adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur nilai barang dan
jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian. Ulama kontemporer mendefinisikan uang
merupakan sesuatu yang
diterima oleh seluruh manusia yang bersifat umum, uang seperti timbangan
yang dipakai untuk menukar, segala bentuk barang akan ditukarkan dengan
uang sebagai media pertukarannya. Dari definisi dan teori tentang uang, secara umum uang
dalam Islam adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur nilai barang dan jasa untuk
memperlancar transaksi perekonomian.
Uang dalam bahasa Arab disebut maal, berati condong atau
menyondongkan ke arah yang menarik. Uang mempunyai daya tarik, yang terbuat dari logam,
misalnya temabag, emas dan perak. Ekonomi Islam mendefiniskan uang sebagai fasilitator atau
mediasi pertukaran (medium of exchange), bukan komoditas yang dapat dipertukarkan dan
disimpan sebagai aset dan kekayaan individu.
Imam Malik mendefiniskan uang sebagai suatu komoditas yang
diterima sebagai alat tukar. Menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun, uang adalah apa yang
digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai harga, media transaksi pertukaran, dam media
simpanan. Sedangkan Dr. Muhammad Zaki Syafi’ mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu
yang diterima khalayak untuk menunaikan kewajiban-kewajiban.
Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat
pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran hutang atau sebagai
alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Menurut Kasmir, mendefinisikan uang secara
luas sebagai sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu
wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utangn atau sebagai alat untuk melakukan
pembelian barang dan jasa.
Uang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi hukum dan sisi fungsi. Secara
hukum uang adalah sesutu yang di rumuskan oleh undang-undang sebagai
uang. Secara hukum uang adalah sesutu yang di rumuskan oleh undang-undang sebagai uang.
C. Fungsi Uang Dalam Islam
Uang bukanlah nama dari suatu aset tertentu, karena aset yang berfungsi sebagai uang
cenderung berubah seiring berjalannya waktu di suatu Negara antar Negara-negara. Dari sini,
pengertian uang secara teoritis dikaitkan dengan fungsi uang itu sendiri. Dalam Islam, apapun
yang berfungsi sebagai uang, maka fungsinya hanyalah sebagai medium of exchange. Dalam
sistem keuangan syariah ada dua konsep penting uang berdasarkan fungsinya, yaitu:
1) Uang adalah sesuatu yang mengalir (money as flow concept), dimana uang harus terus
berputar secara terus-menerus sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang lebih
besar, semakin cepat uang beredar maka semakin banyak pendapatan yang akan
didapat.
2) Oleh karenanya, seseorang tidak dibenarkan menumpuk-numpuk uang atau dibiarkan
tidak produktif karena dapat menghambat jumlah uang yang beredar, danharus selalu
diputar untuk usaha.

Dengan demikian, secara umum dalam ekonomi Islam uang memiliki empat fungsi utama, yaitu:

I. Fungsi uang sebagai alat tukar menukar ini merupakan fungsi eksklusif uang, yaitu fungsi yang
tidak dapat dilakukan oleh barang-barang lain.
II. Satuan hitung (Unit of Account), yaitu uang berfungsi sebagai satuan hitung yang menunjukan
nilai dari barang dan jasa yang diperjualbelikan.
III. Alat penyimpanan kekayaan (Store of Value), yaitu menyimpan sejumlah
kekayaan senilai uang yang disimpan. Uang yang disimpan dapat berupa uang tunai atau uang
yang disimpan di bank dalam bentuk rekening.
IV. Standar atau pengukur Nilai (Standard/Measure of Value), yaitu uang
dapat mempermudah menentukan standar pencicilan utang piutang baik
secara tunai maupun angsuran.

Menurut pendapat Imam Malik & Hanafi: fulus/uang kertas fungsi dan nialinya sama dg atsman
(emas dan perak) sehingga wajib di zakati dan tidak boleh digunakan transaksi yang mengandung riba
nasiah. Menurut Imam Syafi’i dan Hambali yang wajib dizakati hanya emas dan perak.

D. Jenis-jenis Uang Dalam Islam

Ada beberapa jenis uang baik terbuat dari logam maupun kertas. Menurut A. Karim, jenis
uang berdasarkan kepentingannya, terdiri atas sebagai berikut:

a. Bedasarkan Bahan yang Digunakan untuk membuat Uang


1) Uang logam, yaitu uang yang dibuat dari logam, emas, perak, tembaga, atau
nikel dengan bentuk, kadar berat, dan ciri-ciri tertentu untuk menghindari
pemalsuan.
2) Uang kertas, yaitu uang yang dibuat dengan kertas khusus agar sulit
Dipalsukan
b. Bedasarkan lembaga yang mengeluarkannya
1) Uang kartal (kepercayaan), yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara
berdasarkan undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah
2) Uang giral (simpanan di Bank), yaitu dan yang disimpan pada rekening koran di
bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk melakukan
pembayaran dengan perantara cek, bylet giro, atau perintah bayar.
c. Bedasarkan Nilainy
1) Uang bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik) sama
dengan nilai nominalnya.
2) Uang tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik)
lebih rendah daripada nilai nominalnya.
d. Berdasarkan Penerbitnya
1) Uang kartal dapat berfungsi sebagai alat pemabayaran yang sah.
Jenis uang ini diterbitkan dan diedarkan oleh bank sentral
Indonesia
2) Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri:
a) Dikeluarkan oleh pemerintah
b) Dijamin dengan UU
c) Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
d) Ditandatangani oleh menteri keuangan. Akan tetapi, sejak
berlakunya UU No. 13/1968, uang negara dihentikan peranannya
dan diganti dengan uang Bank.
3) Uang bank adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral
berupa uang logam dengan kertas. Ciri-ciri uang Bank:
a) Dikeluarkan oleh bank sentral
b) Dijamin dengan emas atau valuta asing disimpan di bank serta
bertuliskan nama bank sentral negara bersangkutan
c) Ditandatangani oleh gubenur bank sentral
4) Uang giral merupakan rekening giro pada bank yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran dengan perantara cek atau
giro. Jenis uang ini diterbitkan oleh bank umum atau bank
komersial.
Bahwasanya pada suatu negara yang mana lebih banyak beredar uang giral
maka itu semakin menunjukan perekonomian negara tersebut adalah lebih
dinamis dan angka transaksi yang terlibat di sana juga semakin tinggi.
5) Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan
sebgai pembagi. Ekonomi Islam membagi uang dalam
beberapa jenis, diantara jenisjenis tersebut yaitu:
a. Commodity money merupakan alat tukar yang memiliki nilai komoditas apabila
tidak digunakan sebagai uang. Uang komditas ini terbagi kepada:
1) Full-bodied money, mencetak uang pada komoditas yang bernilai penuh
2) Representative money, yaitu uang yang dicetak tidak terbuat dari logam
mulia tetapi merupakan representasi dari logam mulia tersebut.
b. Uang yang dijamin (fiduciary money), yaitu uang yang sudah tidak lagi dikaitkan
dengan logam mulia seperti emas dan perak. oleh karenanya jenis uang ini
sangat rentan mengkibatkan inflasi
1) Token money, merupakan alat tukar yang terbuat dari tembaga (fulus)
dan nilainya tidak dikaitkan dengan emas dan perak
2) Fiat money, merupakan alat tukar yang terbuat dari kertas dan tidak
didukung oleh komoditas apa pun
c. Uang bank (deposit money) dalam bentuk cek atau giro. Para ekonomi Islam tidak
pernah menganggap uang bank sebagai sesuatu yang dapat dikatakan uang.
Allah ta`ala menciptakan dua logam mulia, emas dan perak, sebagai ukuran
nilai bagi semua akumulasi modal. Semua barang lain merupakan subyek bagi
pergolakan pasar, kecuali emas dan perak.
E. Ciri-ciri Uang dalam Islam

Uang merupakan segala sesuatu yang dapat diterima dan disepakati oleh masyarakat
umum, adapun ciri-ciri uang adalah sebagai berikut:

1. Diterima umum
2. Memiliki nilai tertentu dan stabil nilainya
3. Tidak mudah rusak
4. Tidak mudah di tiru atau digandakan oleh berbagai pihak
5. Mudah dibawa
6. Dapat dibagi ke dalam satuan ukur yang lebih kecil
7. Mudah di simpan tanpa mengurangi nilainya
8. Bendanya mempunyai mutu yang sama

F. Kedudukan Uang Dalam Ekonomi Islam

Modal merupakan faktor penting dalam kegiatan produksi, tanpa adanya modal produsen
tidak bisa menghasilkan suatu barang dan jasa. Modal dalam fiqih disebut ra’sul mal yang berarti
uang dan barang. Modal merupakan kekayaan yang menghasilkan kekayaan lain. Ayat yang
berhubungan dengan modal terdapat pada QS. Al-Imron ayat 14. Yang Artinya
(“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apaapa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-bintang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga). QS. Al-Imron ayat 14 “)
Mencintai harta kekayaan dan usaha pengumpukannya kadang kala dengan tujuan
membanggakan diri dan berlaku sombong serta angkuh terhadap orang-orang yang lemah dan
fakir miskin adalah hal dan kelakukan yang tercela. Harta disini merupakan modal bagi kita untuk
mencari keuntungan,namun tidak boleh berlebihan yang menyebabkan lalai terhadap perintah-
Nya. Karena uang bukan merupakan komoditas, maka
uang tidak identik dengan modal dan tidak boleh dianggap sebagai modal. Uang harus terus
mengalir,bergulir dan berputar dalam masyarakat untuk digunakan dalam kegiatan ekonomi.
Pengertian uang sebagai modal pada gilirannya akan memunculkan ide
bunga sebagai harga dari penggunaan uang tersebut. Hal ini tentu saja tidak dapat diterima oleh
Islam, karena uang tidak identik dengan modal, sehingga uang tidak boleh diperjual belikan
layaknya barang-barang komoditas ekonomi lainnya. Modal tidak identik dengan uang, karena
modal tidak hanya berupa uang namun bisa berupa barang atau assets yang dapat dijadikan
sebagai modal.
Uang dalam ekonomi Islam adalah sesuatu yang bersifat flow concept bukan stock concept.
Artinya uang itu harus mengalir, beredar di kalangan masyarakat dalam kehidupan ekonomi.
Ekonomi Islam secara jelas telah
membedakan antara money dan capital. Dalam Islam, uang adalah public
goods/milik masyarakat. Implikasinya, proses pertukaran dalam perekonomian terhambat. Sifat-
sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik terhadap kelangsungan perekonomian.
Uang tidak memiliki harga, tetapi merefleksikan harga semua ba-rang, atau dalam istilah
ekonomi klasik dikatakan bahwa uang tidak memeberi kegunaan langsung (direct utility
function), hanya bila uang itu digunakan untuk memberi barang, maka akan memberi kegunaan.
Imam al-Ghazali telah memperingatkan bahwa “Memperdagangkan uang ibarat
memenjarakan fungsi uang, jika banyak uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal sedikit uang
yang dapat berfungsi sebagai uang”. Islam Memandang uang bukanlah suatu komoditas yang
dapat diperjualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot maupun tidak. Islam juga
berpandangan bahwa uang adalah barang khalayak masyarakat luas (public good). Jika uang
sebagai flow concept sementara modal adalah stock concept.

Uang dalam pespektif ekonomi islam adalah alat untuk masyarakat banyak. Sebagai alat
umum, maka masyarakat dapat menggunakannya tanpa ada hambatan dari orang lain. Jumlah uang
tunai yang diperlukan dalam ekonomi islam merupakan fungsi dari tingkat pendapatan untuk tingkat
pendapatan tertentu uang yang idle (menganggur) akan dikenakan zakat.

Ekonomi Islam tidak mengenal konsep Time value of money . Konsep nilai uang yang dimiliki
saat ini lebih berharga dibandingkan nilai uang masa yang akan datang. Nilai uang akan cenderung
menurun karena dampak inflasi,maka perlu adanya kebijakan kebijakan pajak dan pengeluaran
pemerintah.

Kritik atas Time Value of money adalah setiap investasi selalu mempunyai kemungkinan untuk
mendapat positive, negative, atau no return. Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia
bagi siapa saja yang melaksanakan. Sedangkan, Economic Value of Time faktor yang menentukan waktu
adalah sebagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu.

Berikut adalah beberapa pandangan para pakar ekonomi islam mengenai uang:

a. Ibnu Taymiah
Konsep uang menurut ibnu Taymiah. Pembahasan tentang uang adalah hal yang
paling bermakna karena ia beredar dalam perekonomian. Uang ibarat tubuh dalam
manusia , jika tekanannya terlalu tinggi atau terlalu rendahakan membahayakan
tubuh. Begitu juga dengan uang, jika terlalu banyak akan menyebabkan inflasi, jika
terlalu sedikit akan deflasi
b. Al-Maqrizi
Konsep uang menurut Al-Maqrizi, berbeda dengan ibnu taymiah. Al-Maqrizi
menyatakan bahwa uang harus terbuat dari emas dan perak, selain dari itu tidak
layak di sebut dengan mata uang. Menurut Al-Marqizi , baik pada masa sebelum
maupun setelah kedatangan islam , mata uang di gunakan oleh umat manusia untuk
menentukan berbagai harga barang dan biaya tenaga kerja,
c. Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun memberikan konstribusi dalam teori uang, menurutnya,uang bukan
bentuk kekayaan yang nyat, namun hanya sebuah instrumen memperoleh kekayaan.
Konsep uang menurut Ibnu Khaldun, uang tidak perlu mengandung emas dan perak,
tetapi emas dan perak menjadi standar nilai uang. Ibnu Khaldun digunakannya uang
standar emas atau perak, beliau juga menyarankan konstannya harga emas dan
perak.
d. Al-Ghazali
Al-Ghazali menyatakan bahwa Allah SWT menjadikan uang dinar dan dirham sebagai
hakim di antara harta benda lainya. Menurutnya dalam kitab Ihya ulummiddin
”memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang, jika banyak uang yang
di perdagangkan, niscaya akan sedikit uang yang dapat berfungsi sebagai uang”.
Menurut imam Ghazali dalam kitab Ihya nya “keduanya tidak memiliki apa apa
tetapi keduanya berarti segala galanya.

Dalam ekonomi islam sendiri, fungsi uang yang hanya d akui hanya sebagai
alat tukar ( medium of exchange ) dan kesatuan hitung (unit of account ).
Seperti yang sudah di jelaskan di atas bahwa uang hanya d akui sebagai
intermediary from, hanya d akui sebagai medium of change dan unit of account
tidak lebih dari ini.
Dengan adanya keberadaan uang, hakiakat ekonomi dalam perspektif islam
dapat berlangsung dengan lebih baik yaitu terpelihara dan meningkatnya
perputraran harta di antara manusia ( pelaku ekonomi ).

G. Tujuan Uang Dalam Ekonomi Islam

Uang identic dengan kekayaan, kekayaan tidak bisa di pisahkan dengan


harta,setiap manusia termotivasi untuk mencari harta selain demi menjaga
eksistensinya juga demi menambah kenikmatan materi dan religi.
Menurut Ibnu Taymiah uang dalam islam adalah alat tukar dan alat
pengukur nilai. Hal yang serupa juga di kemukakan oleh muridnya, Ibnu qayyim
bahwa uang dan keeping uang tidak di maksudkan untuk bend aitu sendiri, tetapi d
maksudkan untuk memperoleh barang-barang (sebagai alat tukar). Menurut beliau
uang juga berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan barang-barang lain dan
tujuan tertentu.
Al Ghazali juga menyadari bahwa uang tidak di temukan dengan begitu
saja,penggunaan dalam system ekonomi melalui proses yang cukup Panjang. Teori
evolisi uang dalam pandangan Al Ghazali dapat di kemukakan sebagai
berikut”kebutuhan yang paling penting adalah makanan,tempat tinggal,dan tempat
vital lainnya, seperti pasar dan lahan pertanian sebagai sumber kehidupan”.
Landasan pemikiran imam Al Ghazali mengenai konsep uang berawal dari
pemahaman terhadap al-qu’an dan hadits.
Imam Ghazali menegaskan bahwa larangan menimbun uang sebagaimna di
sebutkan dalam surah Al taubah ayat 34 tidak hanya karena mereka tidak
membayarkan zakat (seperti pemahaman ahli tafsir umumnya). Penimbunan dan
pemenjaraan fungsi uang di larang karena uang dalam islam adalah public good yang
berfungsi sebagai darah dalam perekonomian. Jadi larangan disini di tujukan kepada
alat tukar(medium of exchange) yang berupa uang . Oleh karena itu, menimnbun
emas dan perak sebagai barang hukum nya harambaik yang sudah di cetak maupun
belum.
Syariah islam di dalam masalah muamalah termasuk penggunaan uang tidak
kurang dlam memberikan prinsip-prinsip dan etika yang seharusnya bisa di jadikan
acuan dan referensi. Al qur’an dan hadits sebagai sumber acuan ekonomi islam telah
mengatrur bahwa:

a. Kekayaan (uang) merupakan nikmat dan Amanah dari Allah dan tidak dapat di
miliki secara mutlak.
b. Di dalam harta (uang) seseorang terdapat bagian bagi agama dan sosial.
c. Dilarang dan memperoleh menggunakan harta sesame secara batil selain dari
prinsip -prinsip di atas. Beberapa pandangan islam tentang cara
memberdayakan harta yang termasuk di dalam nya uang :

1) Menentukan Prioritas Pemenfaatan Harta ( Uang)


AL Ghazali dalam dalam hal pemenuhan kebutuhan termasuk di dalam nya
penggunaan uang membaginya dalam tiga skala prioritas, yaitu tingkatatan
darurat (kebutuhan primer), tingkatan hajjat (kebutuhan skunder), dan tingkatan
tahsinat/tazniyat (kebutuhan tersier )
2) Menghidari tabdzir dan israf dalam mengguanakan harta. Tabdzir dapat
menyebabkan cash menyusut secara pesat.
3) Hidup sederhana (moderat)
4) Pengeluaran harta (uang) untuk agama dan sosial.
5) Pemamfaatan harta untuk masa depan .

Sehingga untuk memperoleh uang selalu d batasi dengan nilai moral dan
manfaat nya. Bukan menggunakan uang untuk di hambur-hamburkan atau di
gunakan untuk hal yang tidak bermafaat,melainkan untuk kesejahteraan yang
merata , islam memiliki uang tidak hanya melihat dari aspek ekonomi jumlah
ataw banyak nya uang saja tetapi bagaimana uang tersebut bisa memiliki
potensi kemanusian nya, misalnya melalui zakat,infaq,dan di larang praktek riba
( bunga).

BAB III
KONSEP UANG PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

A. Public Goods
Public ( pablik) dalam kamus bahasa inggris berarti umum/rakya, sedangkang goods
(gudz) memiliki arti barang,publice goods berarti barang umum ataw barang yang
kepemilikannya adalah milik rakyat. Yang di maksud public goods adalah uang yang di
anggap milik masyarakat umum menurut konsep ekonomi islam. Public goods merupakan
uang yang di anggap milik masyarakat.
Ciri dari public goods adalah barang atau sesuatu tersebut dapat di gunakan oleh
masyarakat umum tanpa menghalangi orang lain atau pihak tertentu untuk
menggunakannya . Begitu pula dengan uang. Sebagai Publice goods,uang di manfaatkan
lebih banyak oleh masyarakat yang lebih kaya, hal ini bukan karena simpanan mereka di
bank tetapi karena asset mereka.
Dalam konsep ekonomim islam uang adalah milik masyarakat ( money is public
goods). Jika seseorang sengaja menumpuk uang nya tidak di belanjakan,sama artinya dengan
menghalangi proses atau kelancaran jual beli. Implikasinya proses pertukaran dalam
perekonomian terhambat. Dampak dari menimbun uang dan harta adalah membuat
seseorang yang menimbun tersebut memikliki sifat malas.
Menimbun uang juga dapat menimbulkan sikap rakus dan tamak yang mana sifat-
sifat yang tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik terhadap kelangsungan
perekonomian. Oleh karenanya islam melarang menimbun harta . Orang boleh saja memiliki
atau menyimpan uang yang sebanyak ia hendaki.
Islam memandang bahwa capital is private goods, sedangkang money is public
goods,uang yang Ketika mengalir adalah public goods. Konsep public goods ini di kenal
dalam teori ekonomi 1980-an. Konsep ini sudah lama di kenal, yaitu Rosululloh mengatakan
bahwa : “manusia mempunyai

Anda mungkin juga menyukai