Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

BANK DAN KEUANGAN ISLAM

Disusun Oleh:

Gentar Dwi Raharjo 219112007

UNIVERSITAS PARAMADINA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

2019
PENGERTIAN & PRINSIP DASAR KEUANGAN ISLAM

ABSTRACT

Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia, tidak hanya aspek spiritual tetapi juga aspek
mua’malah yang meliputi ekonomi, masyarakat, politik, hukum dan sebagainya. Salah satu aspek
terpenting dari hubungan manusia adalah ekonomi. Dalam konsep ekonomi syariah memposisikan
individu manusia sebagai obyek kajian ekonomi. Namun demikian, konsep ekonomi syariah tidak hanya
menkaji individu sebagai mahluk social, sebagaimana yang menjadi kajian ekonomi barat. Konsep
ekonomi syarian menempatkan individu sebagai mahluk yang memiliki potensi religious. Dengan
demikian, maka dalam pemenuhan kebutuhan atau aktifitas lainnya, ekonomi syariah menempatkan
nilai nilai Islam sebagai dasar pijakkannya. Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya
dipandang sebagai pemberian atau titipan Allah kepada manusia. Ajaran Islam tentang ekonomi
memiliki prinsip – prinsip yang berasal dari Alquran dan Hadis.

Islam regulates all aspects of human life, not only the spiritual but also the mu’amalah aspects which
include economy, society, law and so on. One of the most important aspects of human relationships is
the economy. In the concept of Islamic economy positioned the individual as an object of economic
studies. Nevertheless, the concept sharia economy not only examines the individual as a social being,
as the study of the Western economy. The concept of sharia economy place the individual as a creature
with a religious potential. Thus, in the fulfillment of its needs, or other economic activities, sharia
economy place Islamic values as the basis of its footing. Islamic teachings about economics have
principle derived from the Qur’an and Hadith.

PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang sempurna, sebagai agama yang sempurna islam telah mengatur segala
aspek kehidupan manusia. Segala sesuatunya harus dilakukan dengan rapi, benar, tertib dan teratur.
Hal apapun tidak boleh dilakukan secara asal asalan, ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam.
Islam memiliki tatanan nilai yang jauh berbeda dengan yang lainnya. Untuk itu Islam merupakan agama
yang multi komplit, multi faktual dan multi dimensi dalam memenuhi kehidupan makhluk hidup.1 Satu
diantara semua dimensi kehidupan yang telah diatur oleh Islam adalah muamalah/iqtishadiyah
(ekonomi syariah). Muamalah menurut Ahmad Azhar Basyir diartikan sebagai pergaulan hidup tempat
setiap orang melakukan perbuatan dalam hubungannya dengan orang lain yang menimbulkan hak dan
kewajiban.2 Allah telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil.” (QS: An-Nisaa | Ayat: 29)3
Menurut Muhammad Baqir al-Shadr yang menjadi karakteristik kekhasan ekonomi Islam atau ekonomi
syariah adalah terletak pada penentuan tatalaku prosedur dan generalisasinya.4 Dari konsepsi ekonomi
yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi Islam pada uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa

1
Mahmud Abu Saud, GBEI: Garis-Garis Besar Ekonomi Islam, alih bahasa Achmad Rais, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1996), hlm. 15.
2
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam) (Yogyakarta: UII Press,
2000), hlm. 11-12
3
Alquran,4;29.
4
Amiruddin K, Konseptualisasi Ekonomi dan Keuangan Syariah, Jurnal Ekonomi, Keuangan dan
Perbankan Syariah, HAL 2.
ekonomi Islam memiliki keunggulan sangat dahsyat dalam tata kehidupan ekonomi umat, sehingga
ekonomi Islam sangat humanis. Oleh karena itu konsep ekonomi Islam tidak terlepas dari nilai-nilai
Islam yang tidak hanya berkaitan dengan proses ekonomi tapi juga berkaitan dengan tujuan dari
kegiatan ekonomi. Islam menempatkan bahwa tujuan ekonomi tidak hanya kesejahteraan duniawi saja,
akan tetapi juga untuk kepentingan yang lebih utama yaitu kesejahteraan ukhrawi.
Sistem keuangan pada dasarnya mengacu dipengaruhi pada system keuangan yang dianut suatu
negara. Sistem keuangan merupakan tatanan perekonomian dalam suatu Negara yang berperan dan
melakukan aktivitas dalam berbagai jasa keuangan yang diselenggakan oleh lembaga keuangan.
Sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang menjembatani antara pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana melalui produk dan jasa keuangan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Seluruh transaksi yang terjadi dalam kegiatan keuangan
syariah harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip yang
didasarkan kepada ajaran Al-Qur’an dan sunnah
Seiring perjalanan waktu sejak Islam hadir di era Rasulullah SAW, materi ekonomi syariah ini cenderung
diabaikan oleh umat Islam, padahal ajaran muamalah termasuk bagian yang penting dari ajaran Islam.
5
Akibatnya terjadilah kajian Islam yang parsial, sehingga umat Islam tertinggal dalam ekonomi.6 Baru
pada tahun 1975 sejak berdirinya Islamic Development Bank, ekonomi Islam di dunia mulai berkembang
lagi.7
Sebelumnya, ekonomi Islam pernah sama sekali tidak popular hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan
apakah ekonomi islam adalah system yang benar benar baru? Namun hal ini dapat terpatahkan karena
berbagai dengan berbagai sejarah di bawah ini:
1. Islam merupakan agama samawy yang dijamin kemutakhirannya, hal ini tertiang dalam firman
Allah yang berarti: “…Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (QS: An-
Maaidah | Ayat: 3)8
2. Sejarah mencatat bahwa umat islam pernah mencapai masa kejayaan yang tidak dapat
disangkal siapapun. Dalam masa itu, sangat banyak kontribusi sarjana muslim yang sangat
diakui berbagai kalangan hingga saat ini seperti matematika, astronomi, kimia, fisika.
3. Sejarah mencatat banyak tokoh ekonom muslim yang hidup dan Berjaya pada masanya, seperti
Tusi, Al-Farabi, Abu Yusuf, Ibn Taimiyah, Al-Maqrizi, Syah Waliyullah, Ibn Khaldun dan lain lain
9

PEMBAHASAN
Belakangan ini aktivitas ekonomi dan keuangan syariah telah memasuki tahapan perkembangan secra
signifikan, sehingga kajian terhadap konsep dan teori keuangan syariah mencuat pula. Para pemikir
dan praktisi serta pemerhati Ekonomi Islam memberikan pengertian Ekonomi Islam dan dari pengertian
ini kita dapat melihat bagaimana bentuk Ekonomi Islam itu sendiri. Sedangkan ekonomi sendiri adalah
pengetahuan peristiwa dan perasaan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perseorangan
(pribadi), kelompok (keluarga suku bangsa, organisasi) dalam memenuhi kebutuhan tidak terbatas.

5
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas, hlm. 11-12
6
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 5-6.
7
Mahmud Abu Saud, GBEI: Garis-Garis, hlm. 14
8
Alquran, 5,3.
9
M. Abdul Mannan, 1986, Islamic Economics, _eory and Practice. Cambride: Hodder and Stoughton,
_e Islamic Academy; M. Umar Chapra, 2001, What is Islamic DiEconomics, Jeddah: IRTI – IDB, hal.
44.
Dalam pemikiran Taqiyyudin an-Nabhani kata “ekonomi” bukanlah makna Bahasa yang berarti hemat
dan juga bukan berarti kekayaan.10
Sedangkan secara terminologis, para pakar berbeda pendapat dalam mendefinisikan ekonomi
Islam:11
1. M. Umer Chapra: Ekonomi Islam adalah “suatu cabang ilmu pengetahuan yang membantu
mewujudkan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka
sesuai dengan maqasid al-syari‘ah atau tujuan ditetapkannya syariah, tanpa mengekang
kebebasan individu secara berlebihan, menimbulkan ketidakseimbangan makro ekonomi dan
ekologi, atau melemahkan keluarga dan solidaritas sosial dan jalinan moral dari masyarakat
2. S.M. Hasanuzzaman: ilmu Ekonomi Islam adalah “pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan
aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dan pencarian, serta pengeluaran sumber-
sumber daya guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka
melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat”.
3. M. Najetullah Siddiqi, ilmu ekonomi Islam adalah “respons para pemikir muslim terhadap
tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Alquran
dan sunnah maupun akal dan pengalaman”
4. Sayyed Nawab Haider Naqvi, menilai ilmu ekonomi Islam merupakan “representasi dari prilaku
muslim dalam suatu masyarakat muslim”.

Ekonomi syariah atau ekonomi islam pada hakikatnya adalah suatu upaya pengalokasian sumber-
sumber daya yang ada sesuai dengan petunjuk Allah, dalam rangka memperoleh ridha-Nya.12 Dari
pengertian di atas dapat pula dibahas mengenai prinsip prinsip dari Ekonomi Islam.Prinsip dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak, dan sebagainya.13 Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar dalam aktifitas
ekonomi Islam/muamalah termasuk keuangan syariah yang disari dari beberapa pandangan pakar
ekonomi Islam seperti M. Umer Chapra, Muhammad Ayub, Ibrahim Warde, Syed Nawab Haider Naqvi8
dan lainnya. Berikut adalah prinsip dasar muamalah keuangan syariah (maliyah) yang dimaksud:

1. Prinsip Tauhid/Keimanan/Kesatuan (The Principle of Tawheed)


Tauhid berasal dari kata “wahhada” - “yuwahhidu” - “tauhidan”, yang berarti mengesakan Allah SWT.
Fuad Iframi Al-Bustani mengungkapkan bahwa tauhid adalah keyakinan bahwa Allah itu bersifat “Esa”.14
Kata Tauhid pun memiliki arti tidak dapat dipisahkan karena sifatnya yang telah menyatu.
Dalam ajaran Islam, Tauhid tentu menempati posisi yang fundamental. Tauhid bukan hanya sekedar
jalan hidup namun sebagai landasan dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Murray, dalam tulisannya
menyatakan bahwa: “Tawhid is the Islamic way of life, the fundamental of all Islamic civilization, which
is process, means and end together”.15 Hans Visser, mengungkapkan, “Tawheed is the oneness of God.
It has also been interpreted as the unity of God and his creation, implying ‘equality’ of all men.”16

10
Diah Indah Cahyani dan Sumadi, Jurnal ALTERNATIF EKONOMI ISLAM UNTUK INDONESIA
YANG LEBIH SEJAHTERA, HAL 2.
11
Amiruddin K, Konseptualisasi Ekonomi dan Keuangan Syariah, Jurnal Ekonomi, Keuangan dan
Perbankan Syariah, HAL 3
12
Testru Hendra, Jurnal PEMBANGUNAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENGEMBANGAN
KOPERASI SYARI’AH, HAL 4.
13
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), HAL. 896.
14
Fuad Iqrami Al-Bustani, Munjid Ath-Thullab (Beirut: Dar Al-Masyriqi, 1986), HAL. 905.
15
Mohd. Murray Hunter, Towards an Islamic Business Model: A Tawhid Approach, International Journal
of Business and Technopreneurship, Volume 2, No. 1, February 2012, 125
16
Cheltenham, UK: MPG Books Group, 2009, HAL. 26
Tauhid atau keimanan kepada Allah merupakan prinsip yang mendominasi dalam ekonomi islam.
Tauhid menyadarkan setiap manusia bahwa sosoknya merupakan mahluk illahiyah. Sosok mahluk
yang memiliki Tuhan, dimana dalam setiap tindak tanduk nya harus mencerminkan nilai pengawasan
dari Tuhan nya.
Prinsip ini menegaskan pula kepada kita bahwa segala tindakan yang menghasilkan uang yang didapat
dari hasil penciptaan Nya pada dasarnya pula hal tersebu milik Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam
kebanyakan ayat Al-Qur’an, di antaranya dalam surah Al-Baqarah (2): 284, Ali Imran (3): 109 dan 129,
dan al-Nisa’ (4): 126, 131-132, dan 170.17
Dalam prinsip ini pula menekankan bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT. bukan sia-
sia akan tetapi memiliki tujuan, di mana tujuan tersebut memberikan signifikansi dan makna pada
eksistensi jagat raya, termasuk manusia sebagai penghuninya.18
Dalam kaitannya dengan keuangan Islam, maka prinsip tauhid ini menuntut dan menuntun pelaku bisnis
dan keuangan syariah dalam beraktivitas ekonomi selalu mengaitkan dengan kebenaran yang
bersumber dari Allah SWT. Dengan prinsip ini tercipta keyakinan yang kuat pada tuntunan Tuhan Yang
Maha Esa.

2. Keadilan

Allah adalah pencipta segala sesuatu. Salah satu sifatNya adalah adil, Dia tidak pernah membeda
bedakan antara ciptaan satu dengan lainnya. Segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dapat
dipergunakan oleh manusia untuk maksud mensejahterakan kehidupan manusia.
Didalam Alquran dijelaskan bahwa Allah memerintahkan umatnya untuk dapat berbuat adil, adapun
dalil tersebut tertuang di surat AL Maidan ayat 5 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Dalam islam adil dapat didefinisikan sebagai “tidak menzalimi dan tidak dizalimi”. Implikasi dari nilai
ekonomi ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal
itu merugikan orang lain atau merusak alam. Tanpa keadilan manusia akan terkelompok-kelompok
dalam berbagai golongan. Golongan yang satu akan menzalimi golongan yang lain, sehingga terjadi
eksploitasi manusia atas manusia.19
Keadilan dalam islam memiliki implikasi :
a. Keadilan social
b. Keadilan ekonomi

3.Kerjasama

Para ahli ekonomi islam mencoba mengembangkan system keuangan tanpa riba. Mereka berpendapat
bahwa dengan system ini akan meningkatkan kemaslahatan masyarakat banyak, salah satu usaha
yang diusulkan yaitu mengganti system bunga dengan system bagi hasil dimana ia dapat lakukan
dengan kerjasama.
System bunga seringkali kita jumpai pada pendanaan yang dikeluarkan oleh bank konvensional, Oleh
sebab itu Islam memandang system pembiayaan sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi
keinginan masyarakat, karena dapat melindungi masyarakat dari segala bentuk penindasan, kerugian

17
Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2012), HAL. 204.
18
Lely Shofa Imama, Ekonomi Islam Rasional dan Relevan, La Riba Jurnal Ekonomi Islam Vol II, No.2, Desember 2008, HAL
312
19
Rahmat Ilyas, KONSEP DASAR DALAM SISTEM KEUANGAN SYARIAH, Jurnal Ilmu Syariah dan Perbankan Islam Vol.2, No.1
(2017), HAL 3
dan sebagainya. Secara umum kerjasama dan bagi hasil yang dilaksanakan adalah dalam bentuk
musyārakah/kerjasama dan mudārabah/bagi hasil.
Di salah satu jurnal dijelaskan bahwa dengan system kerjasama, rekan kerja tidak dibolehkan
melakukan kerjasama jika salah satu rekan kerjasama mengambil untung secara mutlak sedangkan
kerugian ditanggung oleh rekan lain. Prinsip ini sejalan dengan qaedah fiqih: “Tiada untung tanpa
resiko”. 20

4.Hak perorangan

“Islamic human rights schemes propounded by Muslims with conservative agendas are at least
congruent with certain principles found in traditional interpretations of Islamic requirements”.21

Dalam ekonomi islam menjunjung tinggi hak perorangan atas kepemilikan suatu barang, dan hal ini
bertolak belakang dengan konsep ekonomi lainnya yaitu kapitalis dan sosialis. Dalam sosialis, sistem
memaksa individu didalamnya ada pada level yang sama dalam ekonomi, dan bersama-sama
menanggung serta memajukan ekonomi. Pemerintah atau negaralah yang bertugas memastikan bahwa
semua rakyat mendapat bagian yang sama. Sistem ini menempatkan pekerja atau buruh sebagai pusat
perhatian perekonomian.
Islam mengatur gerak dan langkah manusia baik pribadi maupun kolektif dengan adil dan seimbang.
Adil dan seimbang pada sebab dan akibat, adil dan seimbang pada manusia dan alam raya, adil dan
seimbang pada segalanya.

Kesimpulan

Dan kembalinya system keuangan islam secara khusus di Indonesia membawa paradigma baru bagi
masyarakat Indonesia walaupun perkembangannya dapat dikatakan terlambat dibandingkan dengan
Malaysia. Dengan system keuangan Islam yang ada saat ini dapat dijadikan alternative bagi masyarakat
yang ingin mengutamakan kemaslahatan. dengan system yang ada tidak akan ada lagi pihak yang
merasa dirugikan, dan hal ini dapat terwujud jika kita berkomitmen menjalankan system yang ada pada
keuangan islam dengan benar.

Secara umum prinsip dasar muamalah diartikan sebagai landasan pokok yang menjadikan kerangka
pedoman dasar bagi setiap muslim yang menyakininya dalam perilaku bermuamalah. Pedoman ini
berlandaskan Al-Qur’an dan hadis sebagai kerangka bangun ekonomi Islam yang memiliki nilai etik
(ethics value) dan nilai norma (norm value). Adapun secara spesifik, prinsip dasar muamalah keuangan
syariah (Maliyah) bisa juga diartikan asas yang dijadikan pokok dasar berpikir terkait pondasi muamalah
keuangan syariah.

Jadi, kita kembali harus betul-betul memahami secara utuh tentang Islam sebagai sebuah sistem atau
konsep. Memandang apa yang ada dalam Islam hendaknya dari perspektif Islam juga. Dan memandang
secara integral apa yang ada di dalamnya, tidak terpisah-pisah atau setengah-setengah. Karena ia
adalah sistem yang saling terkait dan bergantung satu sama lain. Sehingga menggunakan sistem ini
haruslah lengkap dan menyeluruh, semua alat yang ada diberdayakan dan dimanfaatkan. Jika tidak
maka layaknya kita menggunakan satu alat yang cacat yang akan memberikan hasil yang tidak
maksimal, atau bahkan mungkin akan memberikan kerugian bagi si pemakai.

20
Testru Hendra, PEMBANGUNAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENGEMBANGAN EKONOMI SYARIAH, Jurnal Kajian Ekonomi
Islam-Volume 1, No 1, Januari – Juni 2016.
21
Ann Elizabeth Mayer, Universal Versus Islamic Human Rights: A Clash of Cultures or a Clash with a Construct?, Michigan
Journal of International Law, Volume 15, Issue 2, 1994, 325

Anda mungkin juga menyukai